• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang mempunyai kekayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang mempunyai kekayaan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang mempunyai kekayaan kebudayaan. Salah satu dari kebudayaan itu sendiri adalah trdisi, sebagai hasil perpaduan dan akulturasi berbagai unsur yang datang sejalan dengan perkembangan zaman selama ribuan tahun. Perpaduan unsur budaya tersebut menghasilkan ciri-ciri khas daerah yang kadang kala mempunyai kemiripan antara daerah satu dengan daerah lain. Suatu bentuk unsur budaya tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Manusia merupakan mahluk yang bersegi jasmaniah (raga) dan rohani jiwa (jiwa) segi rohaniah terdiri dari pikiran dan perasaan, apabila diserasikan, akan menghasilkan khendak yang kemudian menjadi sikap tindak. Sikap tindak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia. tindakan tersebut mereka wujudkan dalam suatu pola kebiasaan atau tradisi.

Tradisi merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun-temurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang telah membudaya akan menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang. Tradisi atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, kelompok masyarakat yang berada di desa jabon salah satunya adalah murtitomo waskito tunggal, dimana nama kelompok

(2)

2

atau komunitas tersebut diperoleh dari nama ilmu warisan para raja-raja yang pernah memimpin di daerah seperti raja Kediri dan derah - daerah lainnya. Ilmu tersebut memberi cara untuk langsung berkomunikasi dengan sang pengusa yaitu Allah SWT. biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Selain itu, tradisi juga dapat diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia, yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat itu.1

Tadisi merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilaksanakan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan. Tradisi (Bahasa Latin: traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul

1 http: tasikuntan. wordpress.com/2012/11/30/pengertian-tradisi diakses hari rabu tanggal 26 februari pukul 11:04 WIB

(3)

3

semacam penilaian bahwa cara-cara yang sudah ada merupakan cara yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan2.

Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya, meskipun terkadang tradisi dan budaya itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Memang ada beberapa tradisi dan budaya Jawa yang dapat diadaptasi dan terus dipegangi tanpa harus berlawanan dengan ajaran Islam, tetapi banyak juga budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Masyarakat Jawa yang memegangi ajaran Islam dengan kuat (kaffah) tentunya dapat memilih dan memilah mana budaya Jawa yang masih dapat dipertahankan tanpa harus berhadapan dengan ajaran Islam. Sementara masyarakat Jawa yang tidak memiliki pemahaman agama Islam yang cukup, lebih banyak menjaga warisan leluhur mereka itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, meskipun bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut. Fenomena seperti ini terus berjalan hingga sekarang3.

Adanya akulturasi Islam dan budaya Jawa dalam Penanggalan Aboge terlihat dari nama-nama bulan yang digunakan. Namun jika dilihat dari jumlah hari dalam satu bulan serta masih melekatnya istilah hari pasaran ini jelas merupakan budaya Jawa, istilah wage, kliwon, (legi) manis, paing dan pon adalah murni dari penanggalan Jawa. Pengaruh budaya Jawa yang masih kentara juga dapat dilihat

2 http:mulfiblog. wordpress.com/2009/10/20/pengertian-tradisi diakses hari senin tanggal 24 februari pukul 10:01 WIB

3 http:eprints.uny.ac.id/2609/1/5._Tradisi_dan_Budaya_Masyarakat_Jawa_dalam_Perspektif_Islam.pdf diakses hari rabu tanggal 12 maret pikul 05:02 WIB

(4)

4

ketika hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha jatuh pada hari Rebo (legi) Manis. Menurut mereka hari tersebut tidak boleh digunakan untuk berhari raya, karena hari itu bukanlah “hari baik” untuk berhari raya, sehingga hari raya yang jatuh pada hari tersebut akan diganti dengan hari berikutnya. Hal ini dikarenakan hari rebo (legi) manis adalah kantonge dina (Induk hari) sehingga tidak boleh dijadikan sebagai hari raya atau kegiatan bersenang-senang lainnya.

Dari macam-macam budaya atau tradisi dijawa salah satunya yang berada di jawa timur khususnya di desa jabon kabutaen Kediri adalah Tradisi Aboge Suro, Tradisi ini dimulai Pada awal tahun 1963 yang dipelopori oleh Bapak Jamin, dan diteruskan Bapak Cayos dari semua yang menerima warisan Tradisi Aboge Suro sesepuhnya adalah Mbah Sarmo dari gura, Mbah Sarmo adalah salah satu murid Romo Suwono dari solo romo suwono cucunya Pangeran Sumber Nyowo yang melaksanakan Tradisi Aboge Suro dari jaman belanda.

Tradisi Aboge Suro bertujuan untuk mengingatkan jati diri manusia seluruh dunia, menceritakan jati diri manusia dari awal proses terbentuknya manusia sampai lahir di dunia hingga meninggal. Agar selalu ingat mengucapkan terimakasih terhadap sang pencipta yaitu dengan melakukan upacara tradisi Aboge suro sampai saat ini atau setiap tahun desa jabon selalu melaksanakan Tradisi Aboge Suro dan selalu diturunkan secara turun-temurun khususnya komunitas murtitomo waskito tunggal.

(5)

5

Masyarakat Desa jabon deberi rejeki yang berlimpah ataupun pendapatan masyarakat desa jabon cukup tinggi, dan lingkungan yang aman dari maka itu desa jabon setiap tahun yang selalu melaksanakan upacara suroan untuk mengucapkan rasa syukur tehadap sang pencipta, dan meneruskan Tradisi Aboge Suro dari leluhur jaman dulu semenjak jaman belanda yang sekarang di pimpin oleh Mbah Mat Yasir.

Kepercayaan masyarakat terhadap adanya penguasa alam semesta mendorong mereka untuk melakukan satu hal yang dianggap baik. Salah satu bentuk rasa sukur terhadap penguasa alam semesta dalam bentuk Tradisi Aboge Suro. Menyadari atas kesempatan teramat mulia yang diberikan oleh Sang Pencipta, maka sudah selayaknya manusia selaku titah menjalankan kehidupan didunia yang waktunya terbatas ini, dengan berbuat yang terbaik, tidak hanya untuk dirinya sendiri dan keluarga terdekatnya, tetapi untuk sesama mahluk Tuhan dengan antara lain melestarikan jagad ini, istilah kejawennya adalah Memayu Hayuning Bawono. Tidak salah jagad harus dilestarikan, karena kalau jagad rusak, didunia ini tidak ada kehidupan.4

Aboge Suro ditekankan untuk selalu diturunkan kepada generasi muda agar tradisi ini tidak hilang dari desa jabon kabupaten kediri, dan generasi muda bukan hanya mendengarkan sejarah Aboge Suro tapi juga harus berpatisipasi ataupun mengikuti ritual tersebut. Hal ini agar kehidupan selanjutnya ataupun generasi muda akan setentram nenek moyangnya. Jadi Aboge Suro ini tidak boleh hilang begitu saja

4 http://jagadkejawen.com/id/upacara-ritual/perayaan1suro diakses hari senin tanggal 24 februari pukul 10:01 WIB

(6)

6

dikarenakan adanya kebudayaan-kebudayaan yang baru dari luar, diharapkan selalu diturunkan kepada generasi muda ke cucu sampai ke cicitnya. dan cara mewariskannya bukanlah hanya berbentuk cerita ataupun dongeng tapi mengikuti ritual Aboge suro yang di selenggarakan setiap tahun sekali, dengan begitu anak-anak atau generasi muda mengetahui bagaimana menjalankan ataupun melaksanakan upacara atau ritual Aboge Soro

Malam Aboge Suro (Suroan) merupakan adat atau tadisi yang sudah melekat dan bahkan sudah mendarah daging pada masyarakat tertentu (Karena tidak semua masyarakat mengetahui dan melaksanakan tradisi tersebut). Tradisi Malam Aboge Suro ini dilakukan secara turun-temurun dan terus menerus untuk dipertahankan serta dilaksanakan sampai sekarang. Tradisi tersebut biasanya berupa upacara Tradisional. Masyarakat yang masih melestarikan tradisi ini dan sering melaksanakan ritual hal ini biasanya dijumpai pada daerah pedesaan di pulau jawa.

Tradisi Malam Aboge Suro atau Suroan merupakan adat istiadat yang dilaksanakan setiap bulan Syuro atau Muharram dalam hitungan islam, tradisi tersebut sudah melekat dan sudah mendarah daging pada masyarakat tertentu. Karena tidak semua masyarakat mengetahui dan melaksanakan tradisi tersebut. Tradisi itu biasanya berupa upacara tradisional yang integral dari kebudayaan masyarakat.

Upacara tradisional juga dapat membangkitkan rasa aman bagi setiap warga masyarakat desa jabon, karena upacara tradisional bisa menjadikan rasa solidaritas masyarakat semakin kuat meskipun masyarakat desa jabon Kediri tidak semua

(7)

7

mengikuti ritual yang dilaksanakan oleh komunitas murtitomo waskito tunggal. Hal ini disebabkan didalam Upacara Tradisional tersebuat melibatkan anggota komunitas murtitomo waskito tunggal mencapai tujuan bersama. Pada umumnya upacara tradisional itu bersifat secara turun-menurun yang diwariskan oleh nenek moyang kepada anak cucunya dan anak cucunya tersebut melestarikannya sesuai dengan fungsi didalam kehidupannya

Menurut Penanggalan Aboge sebulan terdiri dari 30 hari dan 29 hari. sebagaimana penghitungan tahun dalam masyarakat Jawa Kuno, Aboge masih menggunakan dan menghitung tahun hanya delapan (8) tahun bertemu satu siklus dan diulangi lagi nama tahun dari awal yaitu : Alip, Eehe, Jim Awal, Jee, Dzal, Bee, Wawu, dan Jim akhir. Dalam perhitungan tahun Jawa Islam (Penanggalan Aboge) permulaan tahun dimulai dengan Tahun Alip yang memiliki dua belas bulan dengan rumus-rumus sebagai berikut :

No Singkatan Bulan Hari Pasaran

1 Ramjiji Muharam Rebo Wage

2 Parluji Sapar Jemuah Wage

3 Ludpatma Mulud Setu Pon

4 Ngukhirnemma Robingul Akhir Senen Pon

5 Diwaltupa Jumadil Awal Selasa Paing

6 Dikhirropat Jumadil Akhir Kemis Paing

(8)

8

Cara membaca tabel ini adalah Tahun Alip dimulai dari bulan Muharam disingkat “ram” yang jatuh pada hari rebo (ji=Siji yaitu hari nama pertama hari dalam penanggalan Jawa) dan pada pasaran wage (nama pasaran pertama dalam penanggalan Jawa), karena itu ram berarti muharam, ji berarti hari rabu dan ji selanjutnya berarti wage. Dari tabel ini dapat kita ketahui hari dan pasaran yang menjadi awal hari pada tiap-tiap bulan dalam tahun Alip. Misalnya untuk untuk bulan syawal sekaligus penetapan hari raya, maka pada tahun Alip akan jatuh pada hari Rebo (Rabu) Kliwon hal ini karena rumus pada bulan Syawwal adalah Waljiro yaitu Syawal Siji Loro, bulan sawal jatuh pada hari rabu yang menjadi hari pertama (siji=ji) dan kliwon adalah pasaran kedua (loro=ro).5

Melihat permasalahan tersebut diatas, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Trdisi Aboge Suro“, Alasan memilih Aboge Suro ini, karena masyarakat jawa banyak yang melaksanakan Tradisi Satu Suro, akan tetapi yang melakukan Tradisi Aboge Suro salah satunya ada didesa jabon kabupaten Kediri.

5 http://majelispenulis.blogspot.com/2012/05/islam-aboge-harmoni-islam-dan-tradisi.html diakses hari rabu tanggal 12 maret pukul 7:57 WIB

8 Wahmalu Ruwah Ahad Manis

9 Sanemro Puasa Senen Kliwon

10 Waljiro Sawal Rebo Kliwon

11 Dahroji Dzulqoidah Kemis Wage

(9)

9

1.2 Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Tradisi Aboge Suro pada Komunitas murtitomo waskito tunggal didesa Jabon kecamatan kediri.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendesripsikan Tradisi Aboge Suro yang dilakukan oleh Komunitas murtitomo waskito tunggal Desa Jabon kecamatan kediri.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat secara Teoritis

Adapun Manfaat Praktis yang dapat diperoleh dari adanya penulisan laporan penelitian ini antara lain

Sebagai bahan informasi tentang nilai-nilai kearifan lokal sehingga diharapkan bisa dijadikan referensi bagi mahasiswa UMM terutama Fakultas ISIP lebih khususnya Jurusan Sosiologi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

Bermanfaat untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori sosiologi khususnya interaksi simbolik yang telah diperoleh selama perkuliahan guna mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan Tradisi Aboge Suro bagi Masyarakat Desa Jabon kecamatan kediri.

(10)

10

1.4.2 Manfaat secara praktis

Adapun Manfaat Praktis yang dapat diperoleh dari adanya penulisan laporan penelitian ini antara lain

1. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan khususnya bagi komunitas murtitomo waskito tunggal yang berada didesa Jabon Kecamatan Kediri, dimana pada era globalisasi saat ini Aboge suro merupakan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masrakat Jawa khusunya Jawa Timur. Agar tidak luntur dan hilang seiring dengan kemajuan jaman.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian yang sejenis

1.5 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah suatu batasan yang umum dipakai, yang berguna sebagai upaya penyeragaman penulisan dalam membaca. Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan masing-masing variable yaitu antara lain :

1.5.1 Tradisi

Tradisi merupakan suatu adat kebiasaan yang turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan didalam masyarakat, penilaian atau tanggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar. Tradisi adalah traditium atau traditio yang berkabar penerusan mengenai isi atau sesuatu yang diserahkan dari sejarah masa lampau dalam

(11)

11

bidang adat bahasa, tata kemasyarakatan tertutup dimana hal-hal yang telah lazim dianggap benar dan paling baik atau sesuatu yang diteruskan. Tradisi memiliki makna yang sama dengan adat istiadat. Dalam hal ini, adat yang dimaksud adalah kebiasaan dalam masyarakat jawa mengenai nilai – nilai budaya, norma, aturan yang paling berkaitan dan lahirnya menjadi suatu sistem.6

Menurut koentjaraningrat bahwa adat/tradisi adalah ide dari kebudayaan. Secara lengkap wujud itu dapat kita sebut adat tata kelakuan, karena adat berfungsi sebgai pengatur kelakuan. Suatu contoh dari adat ialah: aturan sopan santun untuk memberi uang kepada seseorang yang mengadakan hajatan. 7 dalam ensiklopedi disebutkan bahwa adat adalah “kebiasaan” atau “tradisi” masyarakat yang telah dilakukan berulang kali secara turun- temurun. Kata “adat” di sini lazim dipakai tanpa membedakan mana yang mempunyai sanksi, seperti “hukum adat” dan man yang tidak mempunyai sanksi, seperti disebut adat saja8.

Badudu zain mengatakan bahwa tradisi merupakan adat kebiasaan yang dilakukan turun temurun dan masih terus menerus di lakukan masyarakat, disetiap tempat atau suku berbeda-beda.9

6 http://tasikuntan.wordpress.com/2012/11/30/pengertian-tradisi diakses hari rabu tanggal 12 maret pukul 7:57 WIB

7Koentjaraningrat, kebudayaan mentalitas dan pembangunan (Jakarta:PT gramedia Pustaka Utama, 2000) 8 Ensiklopedi islam. Jilid 1 (cet3: Jakarta:PT ichtiar baru van hoeve, 1999 )

9Anisatun mutiah, dkk, harmonisasi agama dan budaya di indonisia Vol 1(Jakarta:balai penelitian dan pengembangan agama Jakarta,2009)

(12)

12

1.5.2 ABOGE (Alif Rabu Wage) Suro

Pengertian Aboge sendiri menurut Penganut Islam Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing Hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge) untuk melaksanakan tradisi satu suro,10 seadangkan Satu Suro adalah Orang orang tradisional Jawa yang tinggal di Jawa maupun bagian lain Indonesia banyak yang merayakan 1 Suro yang dipandang sebagai hari sakral. Tradisi ini bertujan mengharapkan “ngalap berkah” mendapatkan berkah pada hari besar yang suci ini.

1.5.3 Komunitas Murtitomo Waskito Tungal

Istilah kata Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Wikipedia bahasa Indonesai menjelaskan Pengertian Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki

10http://rejekiangka.blogspot.com/2012/10/waninwon-patokan-almanak-orang-jawa.html diakses hari rabu

(13)

13

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Menurut Soenarno (2002), Definisi Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Sedangkan menurut Kertajaya Hermawan (2008), Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.11

Menurut Vanina Delobelle, definisi suatu komunitas adalah grup beberapa orang yang berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh empat faktor, yaitu :

a) Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing), para anggota saling menolong satu sama lain.

b) Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu.

c) Ritual dan kebiasaan, orang-orang datang secara teratur dan periodik.

d) Influencer, merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat.

11 http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/12/pengertian-komunitas.html. Diakses pada tanggal

(14)

14

Selain itu juga definisi komunitas menururt Sumijatun (2006), komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga12

Murtitomo waskito tunggal adalah salah satu komunitas yang berada di desa jabon kabupaten Kediri, komunitas ini yang melaksanakan tradisi Aboge suro didesa jabon kabupaten Kediri, alasan komunitas ini memberikan nama acara tradisi Aboge suro dikarenakan Aboge salah satu waktu yang berketepatan pelaksanaan tradisi suro di tahun 2013 berketepatan tahun Alif hari Rabo dan hitungan pasarannya adalah Wage. Jadi disingkat Aboge. murtitomo waskito tunggal mempunyai arti tersendiri dari arti murtitomo yang berarti murti kehidupan dan tomo seseorang yang menjadi cerminan yang berkeperibadian baik ditengah-tengah masyarakat. Seperti contohnya adalah nabi Muhammad yang patut ditiru tingkah lakunya yang baik jadi panutan pengikutnya. Waskito yang berarti adalah batasan untuk bertingkah laku sebelum menyesal dikemudian hari. Dan tunggal yang berarti menyatu dari semua yang dijelaskan dari arti murtitomo waskito menjadi menyatu dalam kehidupan manusia, agar selalu dijaga keselamatannya di dunia maupun di akhirat

12 http://trigonalworld.com/2013/11/pengertian-komunitas-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2013

(15)

15

1.6 Metode Penelitian

a) jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan atau menjelaskan fenomena sosial yang terjadi dilokasi penelitian. Taylor dan Bogdan (Suyanto dan Sutinah 2005: 166) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian kualitatif sebagi penelitian yang menghasilkan data deskriftif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang telah diteliti.

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma,). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian13. Menurut Tika (1997:6), “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.” Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan

13 . jurnal metode penelitian httpwww.pps.unud.ac.idthesispdf_thesisunud-141-1791400890-bab%20iii.pdf

(16)

16

menjelaskan kondisi daerah penelitian kemudian dianalisis berdasarkan data primer dan data sekunder.

Alasan menggunakan pendekatan dan jenis penelitian ini karena maksud dan tujuan pelaksanaannya untuk menjabarkan atau mendeskriftifkan pelaksananaan tradisi Aboge suro terhadap komunitas murtitomo waskito tunggal didesa jabon kabupaten Kediri. Dan nilai-nilai yang diambil dari tradisi Aboge suro didesa jabon.

b) Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di desa jabon kabupaten Kediri. Alasan memilih lokasi ini karena masyarakat khususnya komunitas murtitomo waskito tunggal yang sering melaksanakan upacara tradisi satu suro menamakan upacara tersebut dengan Aboge suro, yang dimana di seluruh indonisia yang memiliki tradisi tersebut ada di desa jabon kabupaten Kediri, meskipun di daerah jawa banyak melaksanakan upacara satu suro, Misalnya, khsusnya di desa onje, kecamtan mrebet, kabupaten purbalingga ada istilah islam Aboge, bukan merupakan tradisi. Aboge yang ada didesa onje merupkan salah satu pengikut islam aliran raden rasid sayid kuning atau alip-rabo-wage. Mereka hanya memaknai hari terseut adalah hari yag tidak baik untuk melakasanakn hari raya dan diganti pada hari lainnya, sedangkan di desa jabon Aboge digabungkan dengan tradisi satu suro, karena hari tersebut hari yang pas untuk melaksanakan tradisi satu suro .

(17)

17

Dari alasan diatas sangat jelas peneliti untuk memilih lokasi di desa jabon sangat tertarik dikarenakan upacara tradisi suro mempunyai nama upacara tradisi suro menjadi Aboge suro. Tradisi ini cukup langka meskipun di jawa timur khususnya masyarakat jawa banyak yang melaksanakan trdisi satu suro Yang hanya ada trdisi Aboge suro berada di desa jabon kabupaten Kediri.

c) Teknik Penentuan Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subjek dengan purposive

sampling. Menurut sugiyono purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbngan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga memudahkan untuk menjalajahi obyek situasi sosial yang ingin diteliti.

1. Ketua atau sesepuh yang menjadi pemimpin upacara trdisi Aboge suro 2. 4 orang anggota yang melaksanakan upacara tradisi satu suro jabon

kabupaten Kediri. Mencakup Anggota yang bertugas pada penutupan acara tradisi Aboge Suro, (meminjam kekuasaan tuhan atas kuasanya terhadap ciptaannya.)

d) Sumber data atau Informan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data atau informasi yang menjadi perhatian atau kunci informasi untuk memperoleh data yang diperlukan,maka sumber data yang digunakan untuk menyediakan informasi terdapat dua sumber antara lain :

(18)

18

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber atau objek yang diteliti, yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung dan observasi secara langsung dilokasi penelitian. Data-data diperoleh dari keterangan informan yang mengetahu informasi tentang objek yang akan diteliti, yakni sesepuh yang menjadi pemimpin disaat upacara tradisi suro.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari arsip-arsip, dokumen yang ada di Desa jabon kabupaten kediri dan internet tentang situs yang berhubungan dengan penelitian serta buku yang sekiranya menunjang

e) Teknik Pengumpulan Data

1) Observasi

Obsevasi atau yang disebut pengamatan adalah meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menngunakan seluruh alat indra14. Peneliti mengawali langkah observasi pertama-tama yaitu mengamti secara langsung lokasi penelitian secara umum, kemudian hal yang diamati adalah tentang desa yang damai dan tentram dan setiap warga yang bahagia kemudian setelah selesai melakukan observasi peneliti mulai berinteraksi dengan ketua atau sesepuh yang menjadi pemimpin ketika upacara tradisi suro yang berlangsung dan informanpun tidak

14 Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT.Rineka Cipta

(19)

19

merasa curiga saat peneliti melakukan observasi, peneliti melihat desa jabon yang tenang dan damai meskipun desa jabon menjadi rebutan antara kota madya dengan kabupaten, hal tersebut dikarenakan pendapatan desa jabon yang sangat tinggi sehingga pajak penghasilanpun cukup tinggi, kota madya yang ingin menguasai desa jabon tidak berhasil dikarenakan gubernur tidak mengijinkan desa jabon mengikuti kota madya akan tetapi perselisihan wali kota dengan gubernur tersebut berlangsung selama 10 tahun.

Dari permasalahan tersebut sudah jelas bahwa masyrakat desa jabon hanya pasrah dengan pemerintah tidak pernah menutut untuk ikut kota madya jadi desa jabon ikut kabupaten. Sebab itulah masyarakat desa jabon sering bahkan mewajibkan 1 tahun sekali khususnya pada 1 muharram tahun baru islam yang dilaksanakan ketika Alif Rabo Wage untuk selalu mengucapkan rasa syukur terhadap gusti Allah dengan melaksanakan tradisi Aboge suro dan selain itu juga untuk mengharapkan berkah, diberikan ketengan terhadap masyarakat desa jabon kabupaten Kediri. Untuk mendapatkan berta tersebut peneliti bnyak bertanya kepada ketua atau sesepuh yang menjadi pemimpin ketika upacra trdisi suro berlangsung, sebab informan sudah mengenal peneliti sebelumnya.

Peneliti sering mendatangi rumah ketua atau sesepuh yang mempin upacara tradisi Aboge suro, dan berketapan tradisi Aboge suro didesa jabon dilaksanakan peneliti menyempatkan untuk mengikuti trdisi Aboge suro, peneliti hanya bisa mengikuti upacara dan tidak bisa menirukan bahasa jawa di desa jabon kabupaten Kediri. Atau membaca mantra-mantra yang di laksanakan ketika upcara tradisi satu suro ada

(20)

20

nyanyian jawa dan menyanyikan indonisia raya. Bagi yang mengikuti trdisi suro juga tidak ada paksaan utuk mengikuti trdisi akan tetapi hnya untuk umat yang ingin tahu tentang tradisi suro.

2) Wawancara (Interiew)

Wawancara (interview) atau yang sering juga disebut dengan kusioner lisan,adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawawancara (interviewe)15. Wawancara dapat

dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh,oleh karena itu dalam melakukan wawncara,pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap16.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu pertama-pertama peneliti mendatangi rumah ketua atau pemimpin upacara tradisi satu suro bersama teman yang kenal dengan beliau. Langkah awal peneliti langsung bertanya kepada sesepuh

15.Suharsimi Arikunto.Edisi Revisi 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT.Rineka Cipta

(21)

21

yang telah dikenal sebagai pemimpin ketika upacara trdisi suro, peneliti cukup kesulitan dikarenakan tidak bisa berbahasa jawa kromo. Jadi setiap peneliti bertanya tentang satu suro dengan berulang-ulang. Beliupun cukup mengerti dengan alasan peneliti tidak bisa mengerti bahasa halus yaitu bahasa kromo. Dikarenakan peneliti berasal dari Madura. Ketika banyak bertanya beliau langsung mengajak peneliti untuk mengikuti upcra trdisi satu suro tepatnya pada hari rabo wage (Aboge)

Hingga akhirnya Peneliti mempunyai teman terutama berteman dengan orang yang termasuk anggota pelaksana upacara tradisi satu suro. Peneliti cukup mudah untuk berkomunikasi ataupun menanyakan tentang satu suro yang berada di desa jabon kabupaten kediri dikarenakan umurnya setara dengan peneliti. Peneliti dapat data lebih banyak tidak hanya ketua atau pemimpin upacara Aboge suro di desa jabon kabupaten Kediri.

3) Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat catatan harian dan sebagainya17.

Peneliti sering mendatangi rumah pemimpin komunitas murtitom waskito tunggal yang melaksanakn upacara Aboge suro, untuk mengetahui tradisi satu suro yang berada di desa jabon kabupaten Kediri. sehingga suatu ketika peneliti diajak dengan

17 Ibid Suharsimi Arikunto. hal 201

(22)

22

pemimpin upacara Aboge suro untuk peneliti ikut serta melaksanakan upacara tradisi satu suro. Hal tersebut pemimpin upacara bertujuan untuk peneliti mengetahui betul tentang satu suro tidak hanya mengetahui Aboge suro melalui lisan.

Pada tanggal 6 hari rabu pada tanggal jawanya Wage jam 9:00 malam peneliti mengikuti upacara trdisi Aboge suro, peneliti cukup kebingungan dikarenakan bahasa yang digunakan oleh anggota-anggota upacara Aboge suro menggunakan bahasa jawa halus atau bahasa kromo. Peneliti mengikuti upacara tersebut hingga selesai.

Peneliti melakukan dokumentasi yaitu dengan cara mengambil gambar yang berhubungan dengan Tradisi Aboge Suro, seperti halnya pada saat pelaksanaan trdisi Aboge suro .Saat mengambil gambar tentang pelaksanaan trdisi Aboge suro pun peneliti meminta ijin terdahulu secara langsung pada pelaku upacara tradisi pelaksanaan Aboge suro. Peneliti mengambil gambar dengan sekehendak peneliti dan para pelaku upacara tidak melarang ataupun tidak merasa terganggu disaat peneliti memfoto sesajen dan proses berjalannya upacara tradisi tersebut. Peneliti mengikuti langsung upcara trdisi Aboge suro dan memfoto kegiatan dari awal memulainya upacara tradisi aboge suro sampai selesai, memfoto sesajen-sesajen yang mempunyai makna tersendiri.

f) Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang di pakai dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berupa data kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur

(23)

23

klasifikasi. Data (dalam wujud kata-kata) mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya “proses” sebelum siap digunakan (melalui pencacatatan, pengetikan, penyuntingan, ahli-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis.

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai seuatu yang jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat seelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis 18.

Gambar 1. Model Analisa Interaktif Miles dan Huberman

18 Ulber Silalahi.2010.Metode Penelitian Sosial,Bandung : PT.Refika Aditama

Pengumpulan data

Sajian data Reduksi data

(24)

24

1. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian dari analisis yang di artikan sebagai proses pemelihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrasikan, dan tranformasi data kasar yang munculdari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamilan tindakan. Melalui data yang disajikan, kita akan melihat dan akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman-pemahaman yang di dapat dari penyajian-penyajian tersebut.

4. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari penelitian yang dilakukan karena itu merupakan suatu bentuk penyelesaian (Finishing) dari kegiatan penelitian dengan memberikan kesimpulan. Dalam proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisis berdasarkan landasan teori yang digunakan

(25)

25

sehingga mendapatkan keterangan dan makna dari data-data yang telah didapatkan dalam penelitian tersebut.

Pada tahap akhir maka akan didapatkan sebuah kesimpulan yang analogis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi bagi semuanya.

Penelitian ini berhubungan dalam mata kuliah Antropologi. Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

Definisi Antropologi menurut para ahli

1. William A. Havilan: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia

(26)

26

2. David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

3. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang

mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik

serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Komunitas Murtitomo Waskito Tunggal yang berada di desa jabon kabupaten Kediri hal yang dilakukan oleh komunitas murtitomo waskito tunggal, seperti kebudyaan turun temurun yang harus dilaksanakan agar tidak hilang dengan kemajuan jaman modern. Salah satu bentuk yang dihasilkan oleh komunitas murtitomo waskito tunggal adalah Bahasa yaitu ABOGE Suro. Komunitas.

Gambar

Gambar 1. Model Analisa Interaktif Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait

Karena pengaturan hukum administrasi Negara mencakup tataran yang begitu luas dalam kehidupan bernegara dan berbangsa (penyelenggaraan administrasi Negara, penyelenggaraan

- Dosen menjelaskan materi tentang NDFA - Dosen sesekali melemparkan pertanyaan ke mahasiswa terkait materi yang sedang dibahas - Dosen menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

Hasil estimasi regresi berganda menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk dipengaruhi secara nyata oleh premi sedangkan faktor umur, tingkat

Pemilihan Anggota Lembaga Himpun Pemekonan ditiap-tiap Pekon dapat dilaksanakan dengan cara pemilihan yang diikuti oleh semua warga yang telah memenuhi syarat dan atau dengan

Phillip Securities Indonesia u.p Divisi Corporate Finance (bagi Nasabah Kantor Pusat). Formulir Aplikasi Bookbuilding tersebut harus disertai dengan foto copy KTP atau SIM yang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar kurkumin dalam ekstrak etanol secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) -Densitometri dan aktivitas antioksidan ekstrak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap rule yang ada dalam sistem memiliki tingkat keyakinan yang berbeda-beda-beda,

Dari data data penelitian yang dilakukan tentang hubungan religiusitas dengan kebermaknaan hidup pada santri Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammdiyah Surakarta maka