• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Konservasi Lukisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekilas Konservasi Lukisan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

www .primastoria.net

Puji Yosep Subagiyo

disusun oleh

Sekilas Konservasi Lukisan

Primastoria Studio

Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510 Agustus 2016

(2)

Sumber : https://primastoria.files.wordpress.com/2016/01/konservasi-lukisan.pdf

https://primastoria.files.wordpress.com/2015/12/identifikasi-kanvas-lukisan.pdf http://www.huevaluechroma.com/

https://www.royaltalens.com/en-gb/ http://www.winsornewton.com/row/

Kata Pengantar

Pekerjaan konservasi dapat dilakukan apabila tenaga konservasi telah mengenal bahan pembentuk benda yang akan ditangani; dan jenis kerusakan yang sedang dihadapi. Hampir semua bahan - khususnya benda organik - sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti kelembaban, suhu udara, dan radiasi cahaya. Kerusakan dapat juga terjadi karena kesalahan penggunaan bahan atau cara penanganannya. Dalam kasus semacam ini, konservator harus dapat memilah atau menggolongkan benda koleksi menurut jenis bahan pembentuknya, serta meng- identifikasikan berbagai jenis bahan, berikut sifat-sifatnya (fisik dan kimiawi).

Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik,

dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan

metode atau teknik yang benar. Sehingga seorang konservator harus memiliki pengetahuan

cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Nantinya, mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran).

Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (penghambatan dari kemungkinan proses kerusakan). Konservasi benda koleksi museum menurut American

Association of Museums (AAM 1984:11) dirujuk kedalam 4 tingkatan.

Pertama adalah perlakuan secara menyeluruh untuk memelihara koleksi dari kemungkinan suatu

kondisi yang tidak berubah; misalnya dengan kontrol lingkungan dan penyimpanan benda yang memadai, didalam fasilitas penyimpanan atau displai;

Kedua adalah pengawetan benda, yang memiliki sasaran primer suatu pengawetan dan

penghambatan suatu proses kerusakan pada benda;

Ketiga adalah konservasi restorasi secara aktual, perlakuan yang diambil untuk mengembalikan

artifak rusak atau 'deteriorated artifact' mendekati bentuk, desain, warna dan fungsi aslinya. Tetapi proses ini mungkin merubah tampilan luar benda; dan

Keempat adalah riset ilmiah secara mendalam dan pengamatan benda secara teknis.

Dengan “Sekilas Konservasi Lukisan” ini (melalui infografis, gambar atau ilustrasi berwarna, tabel, dll.), kita akan mendapatkan pengetahuan terapan dan teknis konservasi koleksi di museum atau galeri secara utuh, sistematis dan terarah. Khususnya dalam rangka penyusunan instrumen pengumpulan dan pengolahan data, analisis data serta identifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya, khususnya 3 (tiga) hal berikut ini.

Bekasi, Agustus 2016 Puji Yosep Subagiyo

1. Landasan Hukum dan Teori;

2. Pengenalan Lukisan (Seniman, Karya Lukis, Identifikasi - Klasifikasi Bahan, Sifat - Interaksi

Bahan, dll.);

(3)

Landasan

Hukum

(4)

1. UU CAGAR BUDAYA (UU No. 11 Tahun 2010)

2. PP No. 66 Tahun 2015 tentang MUSEUM

3. Prestasi Kerja => Sasaran Kerja PNS [SKP]

(PP No. 46 Thn. 2011 dan Perka BKN No. 1 Thn. 2013).

4. Standar Kompetensi Manajerial (SKM PNS)

(Perka BKN No. 7 Tahun 2013)

5. Standar Kompetensi Teknis (SKT PNS)

(Perka BKN No. 8 Tahun 2013)

6. Uraian Jabatan Di Lingkungan Kemdikbud (Permendikbud No. 8 Tahun 2015)

1. NOMOR KODE JABATAN : E.068

2. NAMA JABATAN : Analis Pemeliharaan dan Pemugaran Cagar Budaya dan Koleksi Museum

3. UNIT KERJA ATASAN :

3.1. Eselon IV : Seksi Pemeliharaan dan Pemugaran 3.2. Eselon III : Subdirektorat Pelindungan

3.3. Eselon II : Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman

3.4. Eselon I : Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1. NOMOR KODE JABATAN : E.223

2. NAMA JABATAN : Pengkaji Pelestari Cagar Budaya

3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi

3.2. Eselon III : Balai Pelestarian Cagar Budaya 4. RUMUSAN TUGAS :

Menganalisis dan mengkaji serta menyusun saran pemecahan masalah dalam kegiatan pelestarian cagar budaya sebagai bahan informasi dan penyusunan kebijakan.

1. NOMOR KODE JABATAN : E.122

2. NAMA JABATAN : Juru Pelestari Cagar Budaya

3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : Seksi

3.2. Eselon III : Balai Pelestarian Cagar Budaya 4. RUMUSAN TUGAS :

Mengumpulkan data kerusakan, merawat dan memelihara benda cagar budaya sesuai dengan prosedur dalam rangka pelestarian cagar budaya.

1. NOMOR KODE JABATAN : E.125

2. NAMA JABATAN : Konservator

3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : ... 3.2. Eselon III : ... 3.3. Eselon II : ... 4. RUMUSAN TUGAS :

Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan, dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ....

1. NOMOR KODE JABATAN : E.126 2. NAMA JABATAN : Kurator 3. UNIT KERJA ATASAN : 3.1. Eselon IV : ... 3.2. Eselon III : ... 3.3. Eselon II : ...

4. RUMUSAN TUGAS :

Menyusun konsep kajian dan menganalisis data, serta saran pemecahan masalah/konsep petunjuk pelaksanaan identifikasi, klasifikasi, pencarian, pengumpulan dan katalogisasi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) sebagai bahan informasi dan penyusunan kebijakan pimpinan.

1. NOMOR KODE JABATAN : E.152 2. NAMA JABATAN : Penata Koleksi 3. UNIT KERJA ATASAN :

3.1. Eselon IV : Seksi Registrasi

3.2. Eselon III : Bidang Registrasi dan Dokumentasi 3.3. Eselon II : Museum Nasional

4. RUMUSAN TUGAS :

Melaksanakan penataan koleksi secara berkelanjutan dan peninjauan kembali rencana penataan di seluruh ruang penyimpanan untuk kepentingan pemanfaatan dan pengendalian koleksi.

1. NOMOR KODE JABATAN : E. 153 2. NAMA JABATAN : Penata Pameran 3. UNIT KERJA ATASAN :

3.1. Eselon IV : Seksi ... 3.2. Eselon III : Bidang ... 3.3. Eselon II : ... 4. RUMUSAN TUGAS :

Menata benda koleksi sesuai dengan kondisi sarana pameran dan desain layout tata pamer untuk kerapihan dan kelancaran pameran.

1. NOMOR KODE JABATAN : E.061

2. NAMA JABATAN : Analis Pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi SDM Kebudayaan.

3. UNIT KERJA ATASAN :

3.1 Eselon IV : Subbidang Evaluasi

3.2 Eselon III : Bidang Peningkatan Kompetensi 3.3 Eselon II : Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manusia Kebudayaan

3.4 Eselon I : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

4. RUMUSAN TUGAS :

Menganalisis data dan menyusun saran pemecahan masalah, konsep pedoman, konsep petunjuk pelaksanaan, konsep kebijakan pelaksanaan program peningkatan kompetensi SDM Kebudayaan sebagai bahan informasi dan penyusunan kebijakan pimpinan.

Uraian Jabatan di Lingkungan Kemdikbud

(Permendikbud No. 8 Tahun 2015)

Konservator

Asist

en Ko

nservat

or

Analis/ Pengkaji/ Penelaah Konservasi

(5)

Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ...

A. Ikhtisar Jabatan Konservator

Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Konservator

[No. KJ : E.125]

Identifikasi Kompetensi (Manajerial, Teknis & Tambahan)

PENJELASAN

Per = Perencanaan; BK = Berpikir Konseptual; BA = Berpikir Analitis; BpK = Berorientasi pada Kualitas; PI = Pencarian Informasi; KtO = Komitmen terhadap Organisasi.

Penjelasan Kode Identifikasi Kompetensi [Key Performance Indicators (KPI)]

1. Menyiapkan bahan rencana kerja seksi sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan sebagai panduan pelaksanaan tugas;

3. Menganalisis data hasil kegiatan observasi, perawatan dan pengawetan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui permasalahan;

4. Mengidentifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya; 5. Menyiapkan bahan dalam pembuatan konsep penanganan masalah kondisi koleksi

benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja;

6. Menyiapkan bahan dalam pembuatan materi/ naskah pengkajian perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penetapan perawatan dan pengawetan koleksi;

7. Melakukan uji laboratorium tentang jenis dan proses kerusakan/ pelapukan koleksi

benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui karakteristik benda bernilai budaya berskala nasional;

8. Melakukan pembersihan, perbaikan dan restorasi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk merawat koleksi agar tetap lestari;

9. Melakukan rekonstruksi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penelusuran bentuk;

10. Melakukan konsolidasi, penguatan, pelapisan, dan bentuk pengawetan lainnya koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;

11. Melakukan fumigasi pada koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melindungi koleksi organik dari faktor penyebab kerusakan berupa hama;

12. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lingkungan mikro koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;

13. Menyiapkan bahan materi pemberian bantuan teknis dan layanan konsultasi di bidang observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari pelayanan;

14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

B. Uraian Tugas Konservator

[KtO] [PI] [BpK] [BpK] [BpK] [BpK] [PI] [PI] [BA] [BA] [BK] [Per] [BpK] [BpK] [BpK] IDENTIFIKASI KOMPETENSI

KPI

(6)

[01]

Detail Proses

Observasi, Perawatan & Pengawetan

Skema Proses

Observasi,

Perawatan &

Pengawetan

Observasi

Kerusakan

Lingkung

an Mikro

dan Lainny

a

1. Rapuh 2. Kotor 3. Lemak 4. Kelupas 5. Gores 6. Retak 7. Patah 1. Lapuk 2. Pudar 3. Korosi 4. Oksidasi 5. Bau 6. Noda 7. Kristal garam 1. Jamur (Fungi) 2. Serangga (Insect) 3. Ganggang (Algae) 4. Lumut (Moss) 5. Lumut-kerak (Lichens) [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %]

Fisik

Kimiawi

Biotis

Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan

A. Intensitas Cahaya (Lux)

B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) -- F. Kandungan Air (%) ---G. Keasaman (pH)

---H. ORP (mili Volts)

---= ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) I. Catatan: ...

Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan

ORP = Oxidation -

Reduction Potential (Potensial Redoks), diukur dalam mili Volts). Semakin nilai negatifnya kuat - semakin baik kondisi tersebut menekan oksidasi.

Perawatan dan Pengawetan

Benda

Cat

Media

Pigura

1. Kayu. 2. Kulit. 3. Bambu. 4.

Rotan. Selulose Protein

1. Kulit

2. Bulu 3.

4. SuteraLain

Organik

Anorganik

Campuran

Lukisan

* C. Air * C. min yak.

Keramik

Patung

Bentuk (Konstruksi) Bahan (Komposisi) Tulang Kerang Pigmen/ Cat Manik-manik Batu Kaca Keramik Plester Emas Perak Timah Perunggu 1. 2. 3.

4. Logam Non Logam 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan

(Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)

Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)

2A 2B 2C 4 1 2A 2B 2C

Analisis

3B

Uji Lab

3A

Persiapan

2

Perawatan dan Pengawetan

Analisis

Observasi

Benda

Lingkungan Mikro

dan Lainnya

2C 2A

Kerusakan

4 1 3B

Uji Lab

3A

Persiapan

2 2B

(7)

[02]

LEMBAR KONDISI KOLEKSI

No. No. Inv. Nama Benda Keterangan Ukuran Kondisi

I. BAHAN : A. Non Logam 1. Batu 2. Kaca 3. Keramik 4. Plester 5. Semen 6. Lain B. Logam 1. Emas 2. Perak 3. Timah 4. Tembaga 5. Besi 6. Lain C. Selulose 1. Kayu 2. Kulit 3. Bambu 4. Rotan 5. Anyaman 6. 7. Lain D. Protein 1. Kulit 2. Bulu 3. 4. Lain E. Lain-lain 1. Tulang 2. Kerang 3. Pigmen/ Cat 4. Manik-manik 5. Resin 6. Lain O RGANIK ANO RGANIK

II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : A. Fisik 1. Rapuh 2. Kotor 3. Lemak 4. Kelupas 5. Gores 6. Retak 7. Patah 8. Hilang 9. Basah 10. Kering 11. Lain B. Kimiawi 1. Lapuk 2. Pudar 3. Korosi 4. Oksidasi garam 8. Lain 5. Bau 6. Noda 7. Kristal C. 1. Jamur (Fungi) 2. Serangga (Insect) 3. Ganggang (Algae) 4. Lumut (Moss) 5. Lumut-kerak (Lichens) 6. Lain [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] No. Foto: D. Catatan: ... III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :

A. Intensitas Cahaya (Lux)

B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ---G. Keasaman (pH)

---H. ORP (mili Volts)

---I. Catatan: ... ... = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...)

IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :

V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :

... VI. TEKNIK PENGAMATAN

A. Mata biasa (tanpa-alat)

B. Kaca Pembesar

C. Mikroskop. ... X

D. ...

E. ...

F. ...

VII. TANGGAL PENGAMATAN Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... ... ... F. Catatan Prioritas Tindakan :

Lokasi Benda : A. Segera B. Sedang C. Rendah

Biotis

Tekstil Tekstil

Baik Cukup Rusak

...

Hancur Aktif

7.

Perunggu

A. Pembersihan

1. kotoran/ debu dengan:

2.

karat, noda, dll. dengan cara: 3.

4.

B. Penguatan/ konsolidasi

1. Perlakuan benda rapuh dengan:

2. Penguatan benda rapuh dengan:

3.

C. Restorasi

1. Pengembalian bentuk/ warna

(pendempulan, araldite, tusir warna, dll)

2. Perbaikan fungsi / mekanis benda

(reparasi mekanis, penggantian bahan, dll) 3. Lain

D. Pengawetan

1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan

proses korosi, dll.) 2.

3. 4.

5. Lain

E. Treatmen Tambahan dan Catatan

... ...

Mematikan jamur, insek dengan: Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.:

larutan 1% Hivar XL, atau ...

Coating/ laminasi dengan: Lain

lemak/ minyak dengan:

Lain

a. kwas b. vacuum c. pelarut air d. pelarut kimia e. mekanis f. lain ...

a. mekanis b. kimia c. elektrolisis d. lain ... a. air + deterjen b. etanol + deterjen c. pelarut kimia d. lain...

...

b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.) a. penguatan konstruksi (mounting,

pendobelan kain, dll.)

c. lain .... ...

...

a. fumigasi b. pendinginan (freezing) c. lain ... a. lilin mikrokristalin

b. Paraloid B72 (... % w/v in ...) c. lain ... a. uap air b. minyak

d. lain ...c. meratakan ... ... ... ... ... ... ... E.

ORP = Oxidation-Reduction Potential, diukur dalam miliVolts.

(8)

[03]

PENJELASAN TEKNIS

V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :

...

VI. TEKNIK PENGAMATAN

A. Mata biasa (tanpa-alat)

B. Kaca Pembesar

C. Mikroskop. ... X

D. ...

E. ...

F. ...

VII. TANGGAL PENGAMATAN

Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... ANALISIS

Identifikasi dan Klasifikasi Bahan dan Mengenal Sifat - Interaksi Bahan

Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan

Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan Identitas dan Lokasi Benda

Ruang A

Temperatur (°C) Min. Ave. Max.

26 28 29

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.

44 50 59

Ruang B.

Temperatur (°C) Min. Ave. Max.

27 28 28,5

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.

60 66 75

Data Iklim Makro

Beresiko ~ Bahaya 1 Ideal ~ Cukup 3 Cukup ~ Beresiko 2 Keterangan : BANTUAN TEKNIS

Identifikasi Serat, Pigmen, Jenis Oksidasi, Efek Bahan Lemari Simpan dan Pamer, Lampu Dalam Vitrin, dll. Teknis Penguatan Kain Rapuh, Penetralan Keasaman,

perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC),

EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.);

kapasitas buffering (MH), rekondisi silicagel, dll.

menelaah hubungan iklim mikro-makro, tekanan barometrik, dll. Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)

Rekomendasi

LEMBAR KONDISI LUKISAN

Ruang C.

Temperatur (°C) Min. Ave. Max.

22 24 26,5

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.

60 66 99

Ruang D.

Temperatur (°C) Min. Ave. Max.

28,5 29 29,5

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.

72 74 76

Ruang E.

Temperatur (°C) Min. Ave. Max.

26 27 28

Kelembaban (%) Min. Ave. Max.

76 78 99

Catatan: Pemeriksaan atau uji laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel atau on the spot dari objek yang akan diamati (diobservasi) untuk “mengetahui (jenis) kerusakan dan cara penanganannya (perawatan dan pengawetan)”. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik (perangkat optik/ mikroskop), secara radiologis (penerapan sinar-X) atau kimiawi (analisa kimia mikro), dll. Penggunaan mikroskop hanya sebatas mengenali jenis serat (kapas, sutera, dst.) disebut sebagai “identifikasi”, tetapi jika ditindaklanjuti dengan mengenali derajat keasaman (pH dan atau ORP) dan uji-coba menetralkan keasaman disebut sebagai “uji lab”.

UJI LABORATORIUM

III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : A. Intensitas Cahaya (Lux)

B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH)

H. ORP (mili Volts)

---= ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) I. Polusi Udara --- = ... (...)

Catatan :ORP = Potensial Redoks.

10 April 2016

Puji Yosep Subagiyo

X

Lampu Ultra Violet

Kotor Lemak Deposit Rapuh Patah Retak Distorsi Gelombang Gores Sobek Kelupas Lubang Basah Jamur Serangga Busuk Karat Kristal Oksidasi Pudar Lapuk Bau Noda FISIK: BIOTIS: LAIN: KIMIAWI: No Foto : Lain-lain Lain-lain Lain-lain Baik Cukup Rusak KONDISI SPANRAM: Baik Cukup Rusak KONDISI PIGURA: C. B. A. D. E. F. G.

II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 1. 2. 3. ... ... X X X X X X X X X parah sobekan di 3 tempat kendor BAHAN PEMBENTUK BENDA C.minyak Cat air Tinta Akrilik Pastel Krayon Kanvas Kertas Kayu Kaca Logam C.minyak Aquarel Pastel Guase Tempera Litografi Batik Lain-lain Lain-lain Lain-lain JENIS CAT JENIS MEDIA (SUBSTRAT) TEKNIK I. A. B. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Catatan : X X X Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive). i s i d n o K Nama Seniman Judul Karya . v n I . o N

No. Ukuran dan Tahun

Lokasi: Prioritas Tindakan : A. Segera B. Sedang C. Rendah

98 x 145,5 cm, 1956 Pahlawan Teuku Umar Hendra Gunawan

X

002

Penguatan dan Konsolidasi

penguatan cat dengan ... penguatan kanvas/ substrat ... perbaikan kanvas/ substrat. perbaikan/ konsolidasi cat, dll. Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)

air white-spirit turpentin air sabun (amonia)

2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol Penyempurnaan (finishing treatment)

isolating (varnish) inpainting (+mixing varnish) dressing/ retouching (varnish) (re)varnishing

Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)

Perlakuan lain. CATATAN:

REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :

Pembersihan lemak, varnis, dsb. dengan pelarut: IV. ... 5. 6. 7. 8. A. B. C. D. E. F. G. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. toluene acetone X X X X X X MEK X X X

sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas

(9)

III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA : A. In te nsi tas Cah ay a (Lux) B. Radiasi UV ( μ W/Lmn) -C. Suhu Uda ra ( 0C) ---D. Suhu Pe rmu kaan ( 0C) --E. Kelembaban Uda ra (%) F. Kandun gan A ir (%) --G. Ke asaman (pH) ---H. ORP ( mili Volts ) ---= ... (...) ---= ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) I. Polusi Uda ra ---= ... (...) Ca ta ta n :

ORP = Potensial Redoks.

V. USULAN UJI BAHAN ( LAB) D AN TAM BAHAN : ... ... VI. TEKNIK PENGAM AT AN A. M at a biasa ( tanpa-al at) B. Ka ca Pe mbe sar C. Mik ros kop. ... X D. ... E. ... F. ... VII. TANGGAL PENGAM AT AN Tanda tangan O bse rva to r, Konse rva to r, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)

...10 April 2016 Puji Yosep Subagiyo

X

Lampu Ultra Violet

LEMB

AR KONDI

SI LUKISAN

Penguatan dan Konsolidasi

penguatan cat dengan ... penguatan kanvas/ substrat ... perbaikan kanvas/ substrat. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.

Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)

air white-spirit turpentin air sabun (amonia)

2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol

Penyempurnaan (finishing treatment)

isolating (varnish) inpainting (+mixing varnish) dressing/ retouching (varnish) (re)varnishing

Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)

Perlakuan lain. CATATAN: REKOMENDASI PER AW AT AN DAN PENG AWE TAN :

Pembersihan lemak, varnis, dsb. dengan pelarut:

IV . ... ... 5. 6. 7. 8. A. B. C. D. E. F. G. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. toluene acetone X X X X X

bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas

X

MEK

X X X

sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem

Kotor Lemak Deposit Rapuh Patah Retak Distorsi

Gelombang Gores Sobek Kelupas Lubang Basah

Jamur Serangga

Busuk

Karat Kristal Oksidasi Pudar Lapuk Bau Noda

FISIK: BIOTIS: LAIN: KIMIAWI: No Foto : Lain-lain Lain-lain Lain-lain

Baik Cukup Rusak

KONDISI SPANRAM:

Baik Cukup Rusak

KONDISI PIGURA: C. B. A. D. E. F. G. II. KONDISI SA AT PENGAM AT AN : Baik Cuk up Rusak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 1. 2. 3. ... ... X X X X X X X X X parah sobekan di 3 tempat kendor BA HA N PEMBEN TU K BEN D

A C.minyak Cat air Tinta Akrilik Pastel Krayon Lain-lain Kanvas Kertas Kayu Kaca Logam Lain-lain C.minyak Aquarel Pastel Guase Tempera Litografi Batik Lain-lain

JENIS

CA

T

JENIS MEDIA (SUBST

RA T) TEKNIK I. A. B. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Catatan : X X X

Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).

isi dn o K Nama Seniman Judul Karya .v nI . o N No. Uku ra n dan Tahun Lo kasi : Priori tas Tinda kan : A. Se ge ra C. Re ndah B. Sedang 98 x 145,5 cm , 1 956

Pahlawan Teuku Umar

Hendra Gunawan X 002 0 200 400 800 900 Past el Ca t min yak Ca t air Ba tik Ak rilik Jumlah

Teknik dan Jumlah Per Jenis Lukisan

133 74 1.153 254 36 115 (86%) 7 (5%) 11 (8%) 66 (89%) 2 (3%) 6 (8%) 227 (89%) 4 (2%) 23 (9%) 48 (4%) 2 (6%) 2 (6%) 32 (89%) 211 (18%) S ed an g R us ak B ai k 894 (78%)

Penjelasan Teknis

:

Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data

Observasi

OUTPUT OBSERVASI

Instrumen (Alat) Observasi

Instrumen (Alat)

Uji Lab

Portable XRF Spectrometer Alat Identifik

asi Unsur/ Elemen L

og

am

Digital Microscope Alat P

er ek am G amba r M ik ro

Output Analisis Data Bahan & Kerusakan

Ruang A Temp er atur (°C ) M in. Av e. Max. 26 28 29 Kelembaba n (%) M in. Av e. Max. 44 50 59 Ber esiko ~ Bahay a 1 Ideal ~ Cuk up 3 Cuk up ~ Ber esiko 2 Ket er angan :

Instrumen Pengumpul dan Pengolah Data (KONVENSIONAL)

Instrumen Pengumpul dan Pengolah Data (DIGITAL)

Komputer + Database Konservasi 900

Perba

nding

an Jumlah

Kerusak

an L

uk

isa

n

terhada

p T

ek

nik L

uk

isa

n.

(10)

Penguatan dan Konsolidasi

penguatan cat dengan ... penguatan kanvas/ substrat ... perbaikan kanvas/ substrat. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.

LEMBAR KONDISI LUKISAN

i s i d n o K Nama Seniman Judul Karya . v n I . o N

No. Ukuran dan Tahun

BAHAN PEMBENTUK BENDA

Lokasi: Prioritas Tindakan : A. Segera B. Sedang C. Rendah

C.minyak Cat air Tinta Akrilik Pastel Krayon Other... Kanvas Kertas Kayu Kaca Logam Other... C.minyak Aquarel Pastel Guase Tempera Litografi Batik Lain-lain Lain-lain Lain-lain JENIS CAT JENIS MEDIA (SUBSTRAT) TEKNIK Kotor Lemak Deposit Rapuh Patah Retak Distorsi Gelombang Gores Sobek Kelupas Lubang Basah Kering Jamur

Serangga BusukOther... Karat Kristal Oksidasi Pudar Lapuk Bau Noda Other... FISIK: BIOTIS: LAIN: KIMIAWI: No Foto : Lain-lain Lain-lain Lain-lain Baik Cukup Rusak Other... KONDISI SPANRAM: Baik Cukup Rusak KONDISI PIGURA:

Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.) air

white-spirit turpentin air sabun (amonia)

2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol Penyempurnaan (finishing treatment)

isolating (varnish)

inpainting (+mixing varnish) dressing/ retouching (varnish) (re)varnishing

Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.) Perlakuan lain.

CATATAN:

REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :

Pembersihan lemak, varnis, dsb. dengan pelarut:

I.

IV.

... V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :

... VI. TEKNIK PENGAMATAN

A. Mata biasa (tanpa-alat)

B. Kaca Pembesar

C. Mikroskop. ... X

D. ...

E. ...

F. ...

VII. TANGGAL PENGAMATAN Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... A. B. C. C. B. A. D. E. F. G. 5. 6. 7. 8.

II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. A. B. C. D. E. F. G. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. ...

III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :

A. Intensitas Cahaya (Lux)

B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH)

---H. ORP (mili Volts)

---= ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) I. Polusi Udara --- = ... (...)

Catatan : ORP = Potensial Redoks.

toluene acetone Catatan : ... 98 x 145,5 cm, 1956 X X X X X X X X X X X X X bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas X MEK

Pahlawan Teuku Umar Hendra Gunawan

Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).

X X X

10 April 2016

Puji Yosep Subagiyo

X X X X X X parah sobekan di 3 tempat

sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem kendor

Lampu Ultra Violet

(11)

Besaran TKL, Luas, EBP dan RBP

Grafik Hubungan TKL, Luas, EBP dan RBP Lukisan

00 1 00 2 00 3 00 4 00 5 00 6 00 7 00 8 01 0 01 1 01 2 01 3 01 4 01 5 01 6 01 7 01 8 01 9 02 0 02 1 02 7 02 8 03 2 03 3 03 6 04 5 TK L 30 30 20 20 20 10 30 30 20 20 20 10 10 10 30 30 20 30 30 20 20 10 20 30 30 20 Lu as 30 28 21 11 22 7 13 4 10 8 23 26 26 20 20 61 4 5 28 79 5 17 36 22 38 76 8 5 EB P 23 28 14 18 13 14 30 28 17 15 15 10 10 12 23 30 14 30 31 18 14 9 13 32 29 19 R B P 7 7 10 18 9 27 1 2 9 8 8 10 10 3 45 38 7 3 39 12 6 9 5 3 24 Nomor Lukisan 37? 0 20 40 60 80 10 0 12 0 14 0 TKL

(Tingkat Kerusakan Lukisan)

Luas

(Tinggi X Lebar Lukisan)

EBP

(Estimasi Biaya Perawatan)

Baik = 10 [EBP: Rp.90-140 / 1 cm 2]; Cukup = 20 [EBP: Rp.130-190 / 1 cm 2]; Rusak = 30 [EBP: Rp.230-320 / 1 cm 2]. Nilai x 500 cm 2 [Contoh: 30 x 500 = 15.000 cm 2]. Jumlah 26 Lukisan = 431.482 cm 2.

Nilai x 10 = biaya per 1 cm

2 [Contoh: 23 x 10 = Rp 230 / 1 cm 2]. Jumlah EBP = 5.090 rph/ L cm 2. Catatan : [95,8 jt] RBP

(Realisasi Biaya Perawatan)

Nilai x 10 = biaya per 1 cm

2 [Contoh: 7 x 10 = Rp 70 / 1 cm 2]. Jumlah EBP = 3. 551 rph/ L cm 2.[26 jt] [Rp. 2,3 - 3, 2jt /m 2]

(12)

Catatan:

1. Pembersihan ringan = pembersihan ringan dengan kwas/ penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, dietoxy-ethanol, diacetone alcohol,

MEK (methyl-ethyl-ketone), dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang

berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang; 5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing = vanish for retouching or protection; 9. Penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya; 10. Fumigasi dengan thymol, dll. Stiker Warna: Merah [Rusak]; Kuning [Cukup] dan Biru/ Hijau [Baik]. Estimasi Biaya [EB] = Biaya Bahan (Kimia) dan/ atau Alat + Honor

Profesi/ Narasumber [30 - 50%]. Baik = 10 [EBP: Rp.90-140 /1 cm2]; Cukup = 20 [EBP: Rp.130-190 /1 cm2]; Rusak = 30 [EBP: Rp.230-320 /1 cm2].

Pembersihan ringan Chemical cleaning Framing/ reframing Restretching Inpainting Repainting Retouching Varnishing Penguatan cat Fumigasi X X X X X X X MEK X Rekomendasi Konservasi : Lain-lain sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem

X

sobek

Liquin LocTite Gel Glue 4 gram

2

picture cleaner

white spirits turpentine toluene & acetone 2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol

Proses Konservasi Lukisan

Kotor debu

Kanvas kendor Varnis menguning Varnis cacat Cat rapuh/ kering Cat kelupas Jamur

Lain-lain Kondisi :

Hendra Gunawan [Pahlawan Teuku Umar, 98 x 145,5 cm, Oils on Canvas, 1956] X X X X parah sobekan di 3 tempat A. B. kan vas spanr am

1

Luk isan air white-spirit turpentin air sabun (amonia) 2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. toluene acetone X X pigur a X

(13)

Pengenalan

Lukisan

(Seniman, Karya Lukis, Identifikasi - Klasifikasi Bahan,

Sifat - Interaksi Bahan, Dll.)

(14)

Ambron, Emilio Covarrubias, Miguel Dooijeward, Willem (1892-1990) Friend, Donald Israel, Isaac Mooijen, P. A. J. Meier, Theo (1908-1982) Smit, Arie Sonnega, Auke C. Sten, John

Pelukis Asing

(di Bali, dari 1904 - 1967)

1904 > W. O. J. Nieuwenkamp 1938 > Willem & Maria Hofker

1927 > Walter Spies

1941 > Lee Man-fong (1913-1988)

1935 > Adrien Jean Le Mayeur de Merpres (1880 - 1958)

1928 > Rudolf Bonnet (1895-1978) 1922 > Rolland Strasser (1895-?) 1915 > Carel Lodewijk Dake Jr. (1886-1946) 1952 > Antonia Blanco (1912 - 1999) 1990 1980 1970 1960 1950 1940 1941 19421943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 19581959 1961 1962 19631964 19651966 1967 19681969 1971 19721973 1974 1975 1976 1977 19781979 1981 1982 1983 1984 19851986 1987 19881989 1900 1800 1904

PERKEMBANGAN SENIRUPA INDONESIA

Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Masa Raden Saleh (1814 - 1880)

Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:

Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto Djaya

Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:

Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah

W. Spies & Gde A. Sukowati PITA MAHA (1935)

Keimin Bunka Shidoso (1944)

Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan. Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945: Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito. Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945: Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein. Dr. Moerdowo Himpunan Budaya Surakarta (1945)

Pelukis Rakyat (1947)

Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso,Sudiardjo, Trubus,

Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro, Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi.

Seniman Indonesia Muda (SIM),1946

di Yogyakarta: Affandi, Hendra, Trubus, Dullah, Soedarso,

Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo,

Rusli, Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini.

SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambah Trisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto, Mardian, Wakijan, Srihadi S.

Gabungan Pelukis Indonesia (1948):

Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini,

Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.

Sularko Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)

Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:

di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.

Masa Terisolir dari Negara Luar:

Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat minyak harus bergantian dengan seniman lain

Masa Abdullah Sr. (1878 - 1914) Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)

1

2

3

4

Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)

G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil,

Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono

Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965

mempolitikkan kesenian

Pameran ASRI - ITB (>1950)

Alibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso,

Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto, Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya,

Harijadi, Sutanto, Adi Munardi.

REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)

Pelukis Asing

Amato, L. Dezentje, Ernest Giovanetti, G.

Imandt, Wilhelmus Jean Frederic Kinsen, Mori Kichigoro (1888-1959) Koenig, Arthur Johann

Li Shuji (1943 - ?) Makovsky, Konstantin E. (1839-1915) Renato, Cristiano Simonetti Snel, Han (1925 - 1998) Talwinski, Igor (1907-1983)

(Lukisan Ada Di Indonesia)

Alimin

Henk Ngantung (1921 - 1990) Ida Bagus Made Nadera I Gusti Putu Gede I Gusti Ketut Kobot Lim Wasim (1929 - 2004) Mahjuddin S. Nashar (1928 -1994) Sobrat, A. A. Gede Sumardi Thamdjidin, M. Wayan Sudana

7

6

Pelukis Koleksi Istana, dll.

5

Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, Abas

Lukisan Dinding Gua di Maros - Sulawesi berusia 40.000 tahun

(15)

Affandi lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada tahun 1907. Tanggal dan bulan kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Ayahnya yang bernama R. Koesoema adalah seorang mantri ukur pada pabrik gula di Ciledug. Affandi menempuh pendidikan terakhir AMS-B di Jakarta. Pada umur 26 tahun, tepatnya pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika.

Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih

tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerjasama saling membantu sesama pelukis.

Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai --yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur-- memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno.

Sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dikumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, Affandi aktif membuat poster-poster perjuangan untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terhadap kaum kolonialisme Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pelukis dan seniman lain yang tergabung dalam Seksi Kebudayaan Poetera, antara lain: S. Soedjojono, Dullah, Trubus, dan Chairil Anwar. Selanjutnya, Affandi memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan mendirikan perkumpulan "Seniman Masyarakat" 1945. Perkumpulan ini akhirnya menjadi "Seniman Indonesia Muda" setelah S. Soedjojono juga pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1947, Affandi mendirikan "Pelukis Rakyat" bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi, untuk memberikan kesempatan belajar kepada angkatan muda yang haus mendapatkan pendidikan dan praktek seni lukis. Lalu pada tahun 1948, Affandi pindah kembali ke Jakarta dan turut mendirikan perkumpulan "Gabungan Pelukis Indonesia".

Tidak lama setelah itu, yaitu pada tahun 1949, Affandi mendapat Grant dari pemerintah India dan tinggal selama 2 tahun di India. Di sana, Affandi melakukan aktivitas melukisnya dan juga mengadakan pameran di kota-kota besar hingga tahun 1951 di India. Selanjutnya, Affandi mengadakan pameran keliling di negara-negara Eropa, diantaranya London, Amsterdam, Brussel, Paris dan Roma. Affandi juga ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili Indonesia dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali berturut-turut, yaitu di Brasil (1952), di Venice (Italia - 1954), dan di Sao Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil memenangkan hadiah.

Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya. Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat. Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu. Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.

Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis. Dinamika itu

juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang

menghasilkan kekuatan ekspresi.

Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah. Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya. Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan simbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup. Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya. Kaki merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.

(16)

2. Kelompok Koleksi:

4. Nama Pembuat/ Seniman:

a. Bentuk/ Tema (Karya): c. Ukuran (Lukisan): d. Bahan:

e. Warna:

b. Aliran Seniman (Lukisan):

f. Teknik Pembuatan: g. Lain-lain: b. Asal (Benda/Pembuat/Seniman): c. Riwayat (Benda/Pembuat/Seniman): a. Tahun Pembuatan: d. Tahun Perolehan: Beli

Temuan Hadiah/ HibahTransaksi lain

e. Cara Perolehan: Periode Pembuatan: 9. Kondisi: 10. Keterangan: Mata biasa Kaca pembesar Mikroskop Lain-lain

11. Teknik Pengamatan: Tanggal Pengamatan:

Tanda tangan Kurator: Nama Kurator: 5. Tempat Penyimpanan: 1. Nomor Inv.: Nomor Reg.: (lama) (baru) X 7. Visualisasi Benda: Foto Digital Foto Cetak Slide Video 3. Nama/ Judul: 6. Deskripsi Benda: 8. Riwayat Benda:

Baik (kondisi fisik kuat, utuh, tanpa/ sedikit kerusakan).

Cukup (kondisi fisik cukup kuat/ sedikit utuh, sedikit/ tanpa kerusakan). Rusak (kondisi fisik tidak kuat/ rapuh, sedikit/ tidak utuh, banyak kerusakan). Lain-lain Lain-lain (Pigura): ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

LEMBAR INVENTARIS KOLEKSI

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Lukisan Keramik Patung Lain

Sub Kelompok Koleksi: ...

0020

Hutan Wataturi Irian

Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar Srihadi Soedarsono

1975

0020

Bagian atas noda ada goresan 92 x 142 cm

2 Januari 2007

Puji Yosep Subagiyo

X

Cat-minyak, kanvas.

X

X

Naturalisme

Cat-minyak dengan sapuan kuas. Hijau, biru, coklat, hitam, krem (putih).

(17)

Handheld XRF Spectrometer

Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam

Tabby 1/1, 16/22, Z Tabby 2/2, 24/24, Z Twill 2/2, 20/24, Z

NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KANVAS

{

{

{

CAT GESSO PRIMING KANVAS gesso grosso gesso sottile cat dasaran cat lukisan cat detail retakan VARNIS priming

{

{

{

Binder

CAT =

Pigmen

+ Binder

Pigmen

WARNA C

AT

Pigmen CAT

Cat Minyak, Cat Air,

Akrilik, Tinta, Guase, Dll.

Lead Carbonate Varnis Gesso Priming Varnis Spray

PENGENALAN BAHAN LUKISAN

KANVAS, CAT, VARNIS dan PIGMEN

(18)

[13]

MENGENAL WARNA CAT

H : 45

0

S : 95%

B : 100%

R : 255

G : 197

B : 12

C : 0%

M : 23%

Y : 98%

K : 0%

Lab Color RGB Color CMYK Color

113 A S2 Cadmium Yellow Light 346 A S1 Lemon Yellow 346 A S1 113 A S2 115 A S1 099 A S2 104 A S2 502 A S1 468 A S1 137 AA S2 138 AA S1 178 AA S2 116 A S2 109 A S1 098 A S1 095 A S1 119 A S1

Cadmium Yellow Light

Cadmium

Cadmium Red Hue Cadmium Red Dark Cadmium Red Deep Hue

Rose

Permanent

Permanent Alizarin Crimson

Cobalt Blue

Cerulean Blue Hue Cadmium Yellow Medium

Yellow Hue

Yellow Deep Hue

Cadmium Yellow Pale Hue

Cadmium

Lemon Yellow Cadmium Red Medium Cerulean Blue

Pigmen Cat Air Cat Akrilik Cat Minyak Cat Minyak Cat Minyak

Chroma Meter

(Konica-Minolta R-410) Alat Perekam Data Warna

Key to Coding

AA Extremely Permanent A Permanent S Series number Transparent Semi -Transparent Opaque Semi-Opaque http://w w w .huev aluechr oma.c om/

(19)

5.000 μm = 5 mm = 0,5 cm 1. Kanvas asli lukisan (kiri) Perb. 30X 2. Kanvas dobelan lukisan (kanan). Perb. 30X

7

6

4

5

Gambar 5 ini menunjukkan close-up pada semua sisi lukisan. Bagian ini menunjukkan paku berkarat dan perbedaan kanvas asli dan kanvas dobelan.

paku berkarat

1.000 μm

1

2

Ilustrasi Pengamatan Teknis Lukisan

Penanganan konservasi dan restorasi setelah proses pengamatan.

Pengamatan retakan dan konstruksi pendobelan kanvas tanpa perekat.

Varnis lama harus diangkat untuk mengetahui warna & tekstur cat asli

{

Kanvas 1Priming

{

Kanvas 2 kanvas 2 hanya sebagai pelindung kanvas 1.

cat/ priming yang terangkat harus diratakan

retakan cat terjadi akibat perbedaan elastisitas cat (cenderung statis) dan kanvas (cenderung lentur/ elastis), yang selanjutnya mengakibatkan kontraksi antara kedua bahan tersebut. Cat

3

Gambar 4 menunjukkan close-up, yang mana pada sisi bawah lukisan telah termakan bubuk.

DETAIL

illustrated by Primastoria 2016

Rismoyo

(20)

Bagus Cukup Rusak Lain-lain 8. Kondisi:

0020

C.minyak

Cat air TintaAkrilik PastelKrayon Lain-lain Kanvas

Kertas HardboardTripleks KayuKaca LogamLain-lain

C.minyak Aquarel Pastel Tempera Litografi Batik Kolase Lain-lain A. KETERANGAN POKOK

LEMBAR PENGAMATAN LUKISAN

B. SAMPLING

1. Nomor Inv.:

D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)

2. Judul : 3. Seniman: 4. Tahun: 5. Bahan: 6. Teknik: 7. Ukuran: Tema: Aliran Seniman:

Hutan Wataturi Irian

1. Jenis Tenunan : Tabby 2/2

2. Kerapatan Tenunan: Agak longgar, regular

3. Jumlah Benang: 28/24 4. Arah Pilinan: Z 5. Kuat Pilinan: 6. Jenis Serat: 7. Keterangan Kanvas: per 1 cm2 Srihadi Soedarsono 1975 Cat Media C. FOTO No. Sample: 008

Tempat Sample

No. Foto: 0020 E. KETERANGAN TAMBAHAN

1. Catatan Pengamatan Visual: 2. Catatan Pengamatan Teknis:

Bagian atas noda ada goresan Periode/ Angkatan:

92 x 142 cm

DETAIL MEDIA

FOTO DEPAN

Detail Obyek / Lukisan Belakang

[Hasil Identifikasi XRF: SiO2 (5%); S (4%); K2O (7%);

CaO (4%); Fe2O3 (1%): ZnO (44%); SrO (1%); BaO

(30%); PbO (3%)] Regular

a. Kanvas lukisan ini kemungkinan telah dipriming CaSO4.1/2H2O (Kalsium Sulfat, dikenal sebagai Gesso Sottile), Barium Sulphate, dan diberi dasaran cat warna putih dengan nama Zinc White (Pigment White 4). b. Silicon Dioxide (SiO2), Strontium White, dan Flake White (Pigment White 1) juga teridentifikasi, walaupun persentasenya kecil. Flake

White dikenal juga sebagai White Lead [basic lead carbonate, 2PbCO3. Pb(OH)2]. Perlu diketahui pula bahwa beberapa logam,

seperti Timbal, Mangan, dan Kobal dalam bentuk garam logam difungsikan sebagai bahan pengering pada cat dan varnis (Mayer: 244-245). Pigmen jenis ini pula yang banyak dianggap sebagai penyebab keretakan lapisan cat.

c. Sebagai rujukan, perlu dipahami pula beberapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengisi cat (inert filler for paints), seperti Whiting, Gypsum, China Clay dan Silica. Whiting adalah bahan campuran terdiri dari Calcium Carbonate (98%) dengan

Magnesium Carbonate (0,1%), Silica (1%), Alumina (0,4%) dan Iron Oxide (Nil). Gypsum atau Hydrated Calcium Sulphate yang

biasanya adalah bahan campuran antara Calcium Oxide (32 ~ 60%), Sulphur Trioxide (46 ~ 50%) dan Air (20 ~ 90%). China Clay atau Kaolin kualitas baik adalah dalam bentuk Hydrated Silicate of Alumina (Al2O3.2SiO2.2H2O). Silica atau Kuarsa biasa terbentuk dari Silicon antara 46 ~ 47% dan Oxygen antara 53 ~ 33% (Remington & Francis, op. cit.: 63-71; Mayer, op. cit.: 142-144). Disini Barium terdeteksi 16% dan Belerang (S) terdeteksi 13%. Secara teori, komposisi Barium Sulfat adalah Barium

Oxide (BaO) antara 65 sampai 70% dan Sulphur Trioxide (SO3) antara 34 sampai 30%. Barites kualitas baik hanya terdapat 99% Barium Sulphate dan sisanya campuran bahan seperti Silica, Iron Oxide dan Alumina (Remington & Francis, op. cit.: 58-62).

2 Januari 2007 Tgl. Pengamatan: Tanda tangan Konservator Konservator: Penjelasan :

Puji Yosep Subagiyo [substrat]

Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar Naturalisme

(21)

Unsur-unsur Terdeteksi dengan XRF (%/w) No. Sampel Mg Al Si P S Cl K Ca Ti Fe Ni Cu Zn Sr Ba Pb -2 3 4 -6 9 4 2 10 1 6 9 3 12 23 7 8 25 2 0,2 -0,4 1 1 1 2 -8 13 5 4 7 10 6 6 6 6 -17 2 1 7 1 3 5 9 5 4 50 14 4 7 20 10 14 19 56 15 -2 3 52 24 7 2 2 1 3 8 4 10 9 2 -0,3 -3 -8 37 44 36 10 36 1 2 1 -2 1 1 -1 -16 32 29 3 21 -4 -14 -1 Basuki A. 07 Hendra G. 17 Srihadi S. 20 Sudibyo 26 Sudjojono 31 Sudjojono 35 Sunarto 42 Sunarto 43 Sunarto 45

China Clay = Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]; English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]; Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2];

Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]; Gypsum = Kalsium Sulfat Hidrat [CaSO4.1/2H2O]; Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]; Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]; Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04].

Catatan:

Senyawa Mayor/Minor, Unsur Ikutan dan Kegunaannya No. Sampel Basuki A. 07 Hendra G. 17 Srihadi S. 20 Sudibyo 26 Sudjojono 31 Sudjojono 35 Sunarto 42 Sunarto 43 Sunarto 45 Kaolin? Kaolin?

Flake White, E. Kaolin Kaolin? Flake White Kaolin? E. Kaolin? Kaolin? E. Kaolin?

+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (+ Barytes) + Kalsium Sulfat,+++ Leaded Zinc White (++ Barytes) + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (++ Barytes)

++ Kalsium Sulfat, - Titanium White, + Leaded Zinc Oxide (+ Barytes) + Kalsium Sulfat, - Titanium White, ++ Zinc White (++ Barytes) ++ Kalsium Sulfat, +++ Titanium White, - Zinc White

++ Kalsium Sulfat, ++ Titanium White, - Zinc White +++ Kalsium Sulfat, + Titanium White, - Zinc White

Fe (2), K (2), P (0,2) Fe (2), K (1), Cu (3), Sr (2) Fe (1), K (7), Sr (1), Pb (4) Fe (3), K (1), Sr (1), P (0,4) Fe (8), K (3), P (1) Fe (4), K (5), Sr (1), P (1) Fe (10), K (9), P (1) Fe (9), K (5), P (2), Ni (0,3) Fe (2), K (4), Mg (2), Pb (1)

Priming Gesso (Grosso/ Sottile), Cat Dasaran, Campuran Unsur Ikutan

1. Mayer 1991:142-144

2. Remington & Francis 1954:53-61 3. Remington & Francis 1954:67-71 4. Remington & Francis 1954:36-39 5. Mayer 1991:308-310,488-489 6. Mayer 1991:290-291 7. Mayer 1991:114

REFERENSI (Library Research) :

8. Mayer 1991:116 9. Mayer 1991:115 10. Mayer 1991:50 11. Mayer 1991:52,116,452 12. Mayer 1991:38-39 13. Mayer 1991:44,60,67,82,229 14. Mayer 1991:148-9

{

{

{

CAT GESSO PRIMING KANVAS gesso grosso gesso sottile cat dasaran cat lukisan cat detail retakan VAR NIS priming

Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]

Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]

English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]

Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2] Timbal (Pb)

Kalsium Sulfat [CaSO4.1/2H2O] Kalsium (Ca)

Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl] Mg (Magnesium, Magnesium Carbonate)

Ni (Nickel, Nickel Titanium Yellow)

Si (Silikon, Silikon Dioksida [SiO2])

Sr (Strontium, Strontium White)

Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04]

Zn (Zinc, Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]) Cu (Copper), Prussian Blue?

P (Phosphorus), “cat luminous” 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 2 3 7 8 9 2 10 12 11 13 14 5 4 6 1

Hasil Interpretasi Data Spektroskopi Fluoresensi Sinar-X

Tabel 2.

Skema Interpretasi Data Unsur

Gambar 1.

Hasil Analisa Spektroskopi Fluoresensi Sinar-X

Tabel 1.

(22)

Pengenalan

Alat

(Bahan - Alat, Petunjuk Penggunaan Alat Ukur

dan Instrumen Analisis)

(23)

white spirits turpentine toluene & acetone 2-ethoxy ethanol 2-aceton alcohol

picture cleaner Gel Glue

“LocTite”

Bahan dan Alat Standar Konservasi Lukisan

3. Bahan Kimia

1. Peralatan Tukang

2. Peralatan Lukis

Easel Palu Obeng 2 Obeng 1 Obeng 3 Meteran

Staple Gun Tarikan Kanvas Solder Lukisan

Pinset, Tweezer, dll.

Berbagai model dan ukuran kwas

Kwas tusir warna

Pisau palet

Papan palet

1 Set Cat Minyak Tempat cuci kwas

PRIMING Varnis

Varnis Terpentin Tang

(24)

Moisture Meter

Alat Pengukur Kadar Air

Gambar 03.: Meja Lesehan

Mikroskop Digital

Fume Hood Portabel

Te

mpat Pe

rkakas

Rak Bahan & Alat untuk pembuatan replika/ model lemari simpan/ displai, replika benda, mounting, dll.

Kebutuhan Minimal Sarana Penunjang Observasi & Konservasi

Handheld XRF Spectrometer

Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam

Chroma Meter

(Konica-Minolta R-410) Alat Perekam Data Warna

Gambar 04.:

Gambar 07.:

(Alat pengukur intensitas cahaya)

Gambar 10a.:

Ultra Violet Monitor (4 in 1)

(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)

Gambar 08a.:

Climate DataloggerGambar 09a.:

Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari,

minggu atau bulan.

pH Meter

Alat Pengukur Keasaman

Gambar 02.:

Perabot, Alat dan Ruang Kerja

Gambar 01.

Lux Meter

a

(25)

Bak Penampungan Air Distilasi Control Panel Tempat Keluarnya uap air Tempat masuknya air Bak Penampungan (Uap) Air

Weather StationGambar 11.:

(Alat Penyerap Uap Air)

Keterangan “Control Panel” (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tombol Operasi (Power) Tombol pengoperasian (RH 60 ~ 65%) Pengoperasian non-stop Tombol “Humidity” Tombol “Defrost” Lampu indikator Humidity Lampu indikator Defrost Control Panel

Dehumidifier

Kelembaban tidak dapat diturunkan dibawah 40%. Efektif untuk 40 ~ 50%. CATATAN:

Efektif untuk luas ruangan = 10 ~ 16 meter kubik. Suhu ruangan berkisar antara 1 ~ 35 derajat celcius.

Gambar 12a.:

(Alat Pelembab Udara)

Humidifier

Gambar 13a.:

(Alat Portabel u/ Pelembab Benda)

Moisturizer

Gambar 13b.:

Alat Kontrol Udara Kelembaban

Ruangan dan Koleksi di Museum

Alat pengontrol kelembaban ruangan yang bekerja secara otomatis

DehumidifierGambar 12b.:

BLUEAIR-Air-Purifier

alat pembersih udara Gambar 14.

TOBI Steamer

Alat pemantau kelembaban, suhu, tekanan udara dan arah angin dengan sistem nir-kabel

Gambar

Gambar 5 ini menunjukkan close-up  pada semua sisi lukisan. Bagian ini  menunjukkan paku berkarat dan  perbedaan kanvas asli dan kanvas  dobelan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Pengaruh Iklan dan Atribut Produk

,dalam manual mutu ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sehingga

Masuk peringkat 5 besar rayon Semarang sehingga lolos ke babak selanjutnya.. Oki Fitria Hasani (MTs Muhammadiyah 07 Kejobong)

Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria dalam darah seringkali tidak subkutan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan Wanita Usia Subur Kurang dari 20 tahun Tentang Risiko Kanker Serviks di Desa Bojongmalaka Kecamatan

Kata Kunci : Nilai Ekonomi, Sumberdaya Alam, Total Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara

Di Indonesia kentang digunakan sebagai bahan untuk sayur dan lauk pauk, tetapi sering juga dibuat macam-macam kue/penganan Kentang pada umunya dibuat

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang