VOL 1 NO.1 2017
ISSN 2580-1503
PENERBIT LPPM STMIK BALIKPAPAN
JL. AMD Manunggal No. 09 Balikpapan - Kalimantan Timur
Telp : 0542 766766; Fax 0542 766766
Email : lppm@stmikbpn.ac.id
http://jurnal.stmikbpn.ac.id
METIK JURNAL
i
Jurnal Metik STMIK Balikpapan
Susunan Penggurus
PELINDUNG : KetuaSTMIK Balikpapan
Dr. Edi Rahmad, M.Pd
PENANGGUNG JAWAB : Wisnu Hera P. S.Tp., M.Eng
Ketua Penyunting : Gunawan., S.T., M.T
Wakil Ketua Penyunting : Mundzir, S.Kom., M.T
Penyunting Pelaksana : Sumardi, S.Kom., M.Kom
Djumhadi, S.T., M.Kom
Nurfallah Setiawan, S.Kom., M.T Jamal, S.Kom., M.Kom
Penyunting Ahli : Subur Anugrah, ST., M.Eng
ViskaArmalina, S.T., M.Eng Novi Indrrayani, S.Kom., M.MT
Layout Dan Desain : Riovan Styx Roring. S.T.,M.Kom
Tri sudinugraha, S.Kom.
Pelaksana Tata Usaha : Vidy, SS.,MSi
Pramudya Prima Insan. S.Kom
ii
Kata Penggantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Jurnal Informatika Metik Terbit sesuai dengan waktunya. Jurnal ini membahas Teknologi dan Informasi berisia artikel-artikel ilmiah yang meliputi bidang-bidang :Sistem Informasi, Informatika, Multimedia, jaringan serta penelitian-penelitian lain yang terkait dengan bidang-bidang tersebut.Terbit dua kali dalamvsetahunvbulan juni dan Desember
Dalam penyusunan Jurnal ini, banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Menyadari bahwa Jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Saran dan rritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Jurnal selanjutnya.
Akhir kata semoga Jurnal Metik ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Balikpapan, Juni 2017
iii
DAFTAR ISI
SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCSP DAN MCSP DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Gunawan, Saiful Rahman ... 1 MODEL SISTEM MONITORING MESIN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) STUDI KASUS PADA PT. BANK CENTRAL ASIA.TBK (BCA) BALIKPAPAN Djumhadi ... 7 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE
REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah, Mundzir
... 16 PERANCANGAN APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA PT. RACHMAT CAHAYA ABADI Riovan Styx Roring, Rizal Baday ... 24 ANALISIS PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX Wisnu Hera Pamungkas, Viska Armalina ... 32 APLIKASI LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH BERBASIS SMS PADA SMK AIRLANGGA BALIKPAPAN Vidy, Yustian Servanda ... 42 PERANCANGAN SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN APLIKASI
ANDROID BERBASIS ARDUINO UNO Sumardi ... 49 RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN INDEKS PRESTASI DOSEN STMIK
BALIKPAPAN Mundzir ... 68 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DI STMIK
BALIKPAPAN M. Nurfalah Setiawan ... 74 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU
DENGAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY (Studi Kasus Pada Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kutai Barat) Supriyanto ... 78
PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA M. Budho Setyonugroho, Adhistya Erna Permanasari, Sri Suning Kusumawardani ... 91
MITOS DAN REALITAS PERANGKAT LUNAK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG
Suhartati, Darmin Karim, Akhmad Toriq ... 97 STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA FRAMEWORK, ANALISIS PEST DAN SWOT Suhartati, Yeyen Dwi Atma ... 107
iv
OPTIMASI QUERY SEDERHANA GUNA KECEPATAN QUERY PADA DATABASE
1
Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB
Gunawan1), Saiful rahman2 1)
Teknik Informatika STMIK Balikpapan, 2)Teknik informatika Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan
Email : gunawan@stmibpn.ac.id.com1), amantkj@gmail.com Abstrak
Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar/hasil terbaik dari entity-entity sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara real. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai entity dalam sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan
Kata kunci:simulasi, antrian , model
SCSP,Model MCSP, . 1. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang menunggu untuk mendapatkan sesuatu baik itu pelayanan, tiket bioskop, maupun barang belanjaan. Hal ini disebut juga antrian. Misalnya, menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari dokter, menunggu untuk mendapatkan tiket bioskop, menunggu untuk pengisian bahan bakar, menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari bank, dan lain-lain. Antrian tidak hanya dialami oleh manusia, tetapi antrian juga bisa terjadi pada barang seperti menunggu untuk dikemas, atau menunggu untuk berbagai tahapan produksi
lainnya. Teori antrian pertama kali
dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli matematika bangsa Demark pada tahun 1913 dalam bukunya “Solution of Some Problem in The Theory of Probability of Significancein Automatic Telephone Exchange”. Penggunaan istilah Sistem Antrian (Queueing Sistem) dijumpai pertama kali pada tahun 1951 di dalam journal Royal Statistical Society,
sedangkan masalah antrian itu sendiri
sebenarnya sudah dijumpai sejak dulu. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap barisan antrian dan pelayanan antara lain adalah distribusi kedatangan, distribusi pelayanan, fasilitas pelayanan, disiplin pelayanan, ukuran dalam antrian, dan jumlah server. Dalam tingkat kedatangan dan pelayanan terdapat
faktor ketidakpastian. Adanya faktor
ketidakpastiaan yang berupa variabel random ini menyebabkan kita sulit menyelesaikan modelnya.
2. Pembahasan
Diagram alir kerangka konsep penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut
Konsep Sistem Antrian pada simulasi ini terdiri atas Pola Kedatangan, Model Antrian, Waktu Layanan dan Output Sistem Antrian. Pada Pola Kedatangan dan Pola Layanan Sistem Antrian
Menggunakan Random Eksponensial.
Selanjutnya pada bagian Model Antrian, digunakan 2 Model Antrian yaitu Single Channel Single Phase dan Multiple Channel Single Phase. Dan Output Simulasi Sistem Antrian nantinya menghasilkan Model Antrian Optimal dari kedua model yang telah diuji
2 RANDOM EKSPONENSIAL POLA KEBERANGKATAN POLA KEDATANGAN SISTEM ANTRIAN DESAIN MODEL ANTRIAN OPTIMAL SCSP & MCSP MASING-MASING MODEL SAMA MODEL ANTRIAN
Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan
PANJANG ANTRIAN POLA LAYANAN OUTPUT SISTEM ANTRIAN RANDOM EKSPONENSIAL MODEL ANTRIAN OPTIMAL
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian (Desain)
Diagram alir metodologi penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut:
FORMULASI PROBLEM SOLUSI PROBLEM MENGGUNAKAN 2 MODEL ANTRIAN END MEMBANGUN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN 2 MODEL ANTRIAN MENGUJI MODEL ANTRIAN MENENTUKAN MODEL ANTRIAN OPTIMAL START RISET AWAL Analisa
Perancangan Implementasi Pengujian
Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Penelitian (Desain)
A. Single Channel Single Phase
Model Single Channel Single Phase, yang artinya hanya memiliki 1 server dalam 1 jalur antrian. Server yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 4, jadi untuk jumlah jalur antriannya juga berjumlah 4. Pelanggan yang datang pada masing-masing jalur antrian sudah ditentukan berdasarkan pengurutan.
Bentuk fisik dari Single Channel Single Phase dapat dilihat dalam Gambar 5.1
1 5 9 Queue Arrival Server 2 6 10 3 7 11 4 8 12 Departure
Gambar 5.1 Single Channel Single Phase (Desain)
Multiple Channel Single Phase.
Multiple Channel Single Phase berbeda dari Single Channel Single Phase, Pelanggan pada sistem antrian Multiple Channel Single Phase dapat memilih server yang sedang idle jika server yang harusnya melayani pelanggan tersebut sedang busy (sibuk). Jika semua server dalam kondisi busy, maka akan dipilih server dengan panjang antrian yang terpendek. Bila dua atau lebih server memiliki panjang antrian terpendek yang sama, maka akan dipilih server dengan nomor antrian yang lebih kecil.
3 1 2 3 Arrival Queue Server
Optimalisasi Sistem Antrian Berdasarkan
Parameter Sistem Antrian. ini sistem
antrian akan disimulasikan dengan
menggunakan parameter, yang nantinya
dengan parameter tersebut sistem antrian akan diuji untuk mendapatkan model antrian yang optimal. Arrival dan Serve diberikan skenario untuk pengujian model antrian. Adapun skenario yang digunakan untuk Arrival dan Serve ditunjukan pada Tabel 6.1.
Arrival Skenario (Mhu)
Ramai 0,1
Normal 0,5
Sepi 1
Serve Skenario (Mhu)
Cepat 0,1
Normal 0,5
Lambat 1
Hasil Simulasi Model Antrian SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB. Untuk menentukan model antrian yang optimal antara model SCSP dan model MCSP, maka diperlukan percobaan melalui simulasi dengan menggunakan tool MATLAB. Masing-masing model antrian memiliki jumlah skenario yaitu 9, dan tiap skenario memiliki mhu masing-masing sesuai dalam Tabel 6.1 dan 6.2. Berikut ini adalah hasil simulasi model antrian SCSP
dan MCSP dengan mhu arrival yaitu 0,5 dan mhu serve yaitu 1 dengan menggunakan tool MATLAB
Gambar 6.1 Simulasi SCSP dengan MATLAB Berdasarkan simulasi yang ditunjukkan dalam Gambar 6.1, diperoleh hasil sebagai berikut :
• Jumlah pelanggan yang datang = 32. • Jumlah pelanggan yang dilayani = 30. • Jumlah pelanggan yang tidak dilayani =
2.
• Rata-rata waktu tunggu = 44. • Rata-rata waktu layanan = 30. • Utilitas = 0.80.
Untuk grafik plot Arrival, Queue, Server 1, Server 2, Server 3 dan Server 4 untuk model antrian SCSP ditunjukkan dalam Gambar 6.2.
4 Gambar 6.2 Gafik Simulasi SCSP dengan MATLAB
Hasil Simulasi MCSP Variabel Random
Jika diketahui mhu arrival = 0.5, dan mhu serve = 1, maka hasil simulasi untuk model antrian MCSP ditunjukkan dalam Gambar 6.3.
Gambar 6.3 Simulasi MCSP dengan MATLAB Berdasarkan simulasi yang ditunjukkan dalam Gambar 6.3, diperoleh hasil sebagai berikut :
• Jumlah pelanggan yang datang = 31. • Jumlah pelanggan yang dilayani = 27. • Jumlah pelanggan yang tidak dilayani =
4.
• Rata-rata waktu tunggu = 0.
• Rata-rata waktu layanan = 20. • Utilitas = 0.52.
Untuk grafik plot Arrival, Queue, Server 1, Server 2, Server 3 dan Server 4 untuk
Untuk menemukan model antrian yang optimal diperlukan sebanyak 50 kali percobaan untuk masing-masing model. Masing-masing hasil simulasi dari setiap skenario dihitung rata-rata untuk menemukan utilitas tiap skenario. Berikut adalah hasil percobaan simulasi model SCSP dengan skenario yang sudah ditentukan.
Tabel 6.3 Hasil Simulasi SCSP dengan mhu arr = 1 dan mhu serve = 0,1
Berdasarkan Tabel 6.4, model antrian SCSP dengan skenario Mhu Arrival 1 dan Mhu Serve 0.1, dapat diketahui faktor pemanfaatan
5 (utilitas) berdasarkan rata-rata dari 50 kali percobaan simulasi yaitu adalah 0.045.
Tabel 6.4 Hasil Simulasi MCSP dengan mhu arr = 1 dan mhu serve = 0.1
Dari Tabel 6.5, model antrian MCSP dengan skenario Mhu Arr 1 dan Mhu Serve 0.1, dapat
diketahui faktor pemanfaatan (utilitas)
berdasarkan rata-rata dari 50 kali percobaan simulasi yaitu adalah 0.040.
Berdasarkan hasil simulasi SCSP dan MCSP yang sudah dilakukan, maka hasil utilitas tiap skenario model antrian adalah sebagai berikut.
SLS Serve 0,1 0,5 1 Arr 0,1 0,347 0,695 0,765 0,5 0,082 0,231 0,253 1 0,045 0,113 0,166
Berdasarkan hasil simulasi SCSP maka diperoleh hasil utilitas terendah yaitu model antrian SCSP dengan skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1. Dengan hasil utilitas tersebut maka skenario ini yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil utilitas model antrian MCSP dengan skenario yang sama.
MLS Serve
0,1 0,5 1
Arr 0,1 0,267 0,508 0,605
0,5 0,077 0,157 0,172
1 0,040 0,109 0,112
Berdasarkan hasil simulasi MCSP maka diperoleh hasil utilitas terendah yaitu model antrian MCSP dengan skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1. Dengan hasil utilitas terendah dari model antrian MCSP yang sudah diketahui maka hasil utilitas tersebut dibandingkan dengan hasil utilitas terendah dari model antrian SCSP, sehingga didapatkan hasil utilitas yang paling rendah diantara kedua model antrian tersebut, bahwa sistem antrian
optimal adalah sistem antrian MCSP.
Dikarenakan nilai utilitas sistem antrian MCSP lebih kecil dari sistem antrian SCSP.
3. Kesimpulan
1. Simulasi Sistem Antrian dengan
menggunakan 2 Model Antrian dapat
diimplementasikan dengan menggunakan
MATLAB.
2. Dari simulasi yang telah dilakukan
sebanyak 450 kali untuk model antrian MCSP, diperoleh utilitas sistem terkecil adalah pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 sebesar 0.022, Sedangkan untuk model antrian SCSP dilakukan percobaan sebanyak 450 kali pula dan diperoleh utilitas sistem terkecil adalah pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 sebesar 0.026.
3. Dari simulasi yang telah dilakukan
sebanyak 900 kali percobaan maka didapatkan model antrian yang paling optimal yaitu model antrian MCSP (Multiple Channel Single Phase) pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 yang mempunyai hasil utilitas sebesar 0.022.
Daftar Pustaka
[1] Prihati, Yani. 2012 Simulasi Dan
Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di
Loket Pembayaran Rekening XYZ
Semarang. Fakultas Ilmu Komputer
Universiatas AKI
. [2] Nilsen B. Frode. 1998. Queuing sistems:
6 Department of Informatics. University of Oslo. .
[3] Mulyono, S. 1991. Operations
Research. FEUI.Jakarta .
[4] Kakiay, Thomas, 2004, Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[5] Sugiharto, Aris. 2006. Pemrograman GUI dengan MATLAB. CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta.
Gunawan ,memperoleh gelar Sarjana
Teknik Mesin (ST) Universitas
Muhammadiyah Malang , lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT) Program Pasca Sarjana Magister Teknik
Elektronika dan sistem Informasi
Universitas Brawijya Malang ta, lulus tahun 2011.Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan,
Saiful Rahman (S.Kom), memperoleh gelar sarjana Komputer STMIK Balikpapan tahun 2016,
7
Model Sistem Monitoring Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia.Tbk (BCA)
Balikpapan Djumhadi 1) 1
Jurusan Teknik Informatika STMIK Balikpapan
Jl. AMD Manunggal No.09 BDS Balikpapan Kalimantan Timur Telp. 0542-766766, Faks. 0542-766766
Emai : djumhadi@stmikbpn.ac.id
ABSTRAK
Mesin Anjungan Tunai Mandiri / Automatic
Teller Machine (ATM) BCA, Debit BCA, Tunai
BCA, Internet Banking, Mobile Banking, merupakan pengembangan berbagai electronic
delivery channels yang ada pada PT, Bank
Central Asia, selain untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan sekaligus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam bertransaksi di BCA
Salah satu bentuk electronic delivery channels yang dikembangkan oleh BCA adalah jaringan ATM BCA. Pada penelitian ini dirancang suatu model prototipe sistem monitoring yang dapat menginformasikan status dari mesin ATM (
Uptime / Downtime) dasarnya dikembangkan dari
sistem berjalan yang telah digunakan berbasis
komputerisasi. Sistem di rancang secara
sederhana sehingga memudahkan pemakai untuk memahami proses kerjanya (user friendly), mulai dari menjalankan aplikasi hingga memperoleh informasi saldo dan status dari mesin ATM. Sistem selalu terupdate selama aplikasi berjalan dalam satuan waktu tertentu.
Penerapan sistem monitoring ini tidak akan
menggantikan sistem konvensional secara
keseluruhan, karena hanya beberapa proses saja yang akan digantikan antara lain sistem pencarian/ inquiry, pengecekan dan pencatatan. Kegiatan tersebut selama ini masih dilakukan secara konvensional sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk pembuatan laporan, juga tingkat ketelitian yang rendah. Dengan sistem baru ini diharapkan dapat meminimalisasi
kelemahan-kelemahan tersebut diatas. Selain itu dengan mengetahui status downtime, uptime dan jumlah saldo dari mesin ATM akan memberikan layanan yang lebih baik pada nasabah sehingga kualitas, efis\iensi dan efektivitas layanan akan tercapai.
Kata Kunci : Automatic Teller Machine (ATM),
User Friendly, Uptime Downtime 1. PENDAHULUAN
PT Bank Central Asia, Tbk. (BCA) Cabang Balikpapan adalah sebuah perusahaan cabang yang bergerak di bidang jasa keuangan atau lebih dikenal dengan sebutan Bank. Salah satu fokus strategi bisnis BCA adalah sebagai Payment
Settlement Agency utama di Indonesia. Hal ini
didasari oleh keunggulan bersaing BCA dari sisi jaringan, delivery channel, keunggulan teknologi, kualitas layanan dan basis nasabah yang besar. Untuk mendukung dan mewujudkan usaha tersebut, BCA berupaya meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan dengan mengembangkan berbagai alternatif electronic delivery channels, seperti : Anjungan Tunai Mandiri / Automatic
Teller Machine (ATM) BCA, Debit BCA, Tunai
BCA, Internet Banking, BCA By Phone serta
Mobile Banking. Pengembangkan berbagai
electronic delivery channels tersebut, selain
meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan
sekaligus memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi nasabah. Nasabah akan merasa bertransaksi di BCA sebagai suatu kebutuhan dan memilih BCA sebagai bank utama dan menarik
8 nasabah lainnya untuk bergabung dengan BCA dan bertransaksi melalui BCA.
Salah satu bentuk electronic delivery
channels yang dikembangkan oleh BCA adalah
jaringan ATM BCA. Sampai akhir tahun 2013 jaringan ATM BCA secara nasional berjumlah
sebanyak 12.026 unit (sumber : situs
www.klikbca.com) yang tersebar di seluruh Indonesia dan diantaranya terdapat lebih kurang sebanyak 28 unit ATM BCA yang berlokasi di bawah koordinasi BCA Cabang Balikpapan. Sejak di perkenalkan pada tahun 1995 di kota Balikpapan, ATM BCA mendapat sambutan yang luas dari masyarakat. Sambutan tersebut dapat di lihat dengan adanya peningkatan transaksi finansial maupun non finansial melalui ATM BCA yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang signifikan.
Seiring meningkatnya transaksi di ATM BCA, kinerja mesin ATM dalam melayani nasabah harus dapat bekerja se-optimal mungkin dengan menekan Downtime se-minimal/sekecil mungkin. Downtime adalah waktu dimana ATM tidak beroperasi/tidak dapat digunakan untuk
bertransaksi oleh nasabah. Kriteria dari
Downtime ATM BCA antara lain uang habis, gangguan komunikasi, gangguan pada perangkat
keras/hardwareATM, dan lain-lain seperti
penggantian uang, perawatan berkala, gangguan
hardware yang tidak dapat tertangani segera.
Informasi terjadi downtime pada mesin ATM diperoleh dengan cara memonitor/mengecek sisa uang maupun status perangkat keras mesin ATM pada aplikasi Base24 yang online langsung dengan mainframe (komputer utama) BCA Kantor Pusat di Jakarta secara berkala setiap jam. Kendala yang dihadapi oleh BCA Cabang Balikpapan dalam mengoptimalkan kinerja mesin
ATM adalah terjadinya keterlambatan
memperoleh informasi mengenai terjadinya
downtime pada setiap mesin setiap waktu.
Keterlambatan memperoleh informasi downtime
tersebut disebabkan proses
pengecekan/monitoring dilakukan setiap jam dengan melakukan inquiry saldo dan inquiry status semua mesin ATM satu persatu secara
manual. Keterlambatan tersebut juga disebabkan faktor ketepatan waktu pengecekan oleh petugas pelaksana (faktor manusia). Jika terjadi uang habis atau ada gangguan komunikasi pada perangkat keras mesin ATM maka gangguan tersebut hanya diketahui pada saat pengecekan di jam berikutnya, dan jika terjadi keterlambatan waktu proses pengecekan maka terjadi juga keterlambatan memperoleh informasi downtime ATM.
Berdasar data yang pernah ada dapat di sajikan tabel data Frekuensi dan Durasi
Downtime ATM BCA PT. Bank Central Asia,
Tbk. Cabang Balikpapan di bulan Januari – Desember 2006
Tabel 1.1
Frekuensi dan Durasi Downtime ATM BCA PT. Bank Central Asia, Tbk.
Bulan Frekwensi Durasi (menit) Januari 878 10.860 Februari 957 12.805 Maret 896 13.110 April 789 16.325 Mei 986 13.437 Juni 898 9.715 Juli 840 10.036 Agustus 752 14.871 September 616 13.552 Oktober 593 17.392 November 646 7.986 Desember 781 16.179
Pada tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi frekuensi dan durasi downtime ATM di setiap bulan yang cukup tinggi. Pencatatan frekuensi downtime berdasarkan jumlah kali terjadi downtime, dan durasi
downtime dicatat berdasarkan jumlah menit
selama downtime terjadi. Pada bulan Oktober 2006, frekuensi downtime tercatat paling rendah selama setahun, tetapi
durasi yang tercatat adalah yang paling tinggi selama setahun.
9 Dari uraian tersebut perlu tindak lanjut mengenai monitoring ATM agar dapat membantu memberikan solusi mengenai permasalahan yang terjadi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller
Machine (ATM) merupakan salah satu produk
perbankan yang berbentuk seperangkat alat elektronik yang di sediakan untuk melayani transaksi perbankan (BCA, 2005:A-1/1) yang sangat memasyarakat saat ini. Salah satu dari
electronic delivery channel ini sudah menjadi
ujung tombak/andalan perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan khususnya di bidang perbankan. Perangkat elektronik tersebut dapat melayani berbagai transaksi perbankan dari nasabah bank seperti pengambilan uang tunai,
pengecekan saldo rekening tabungan/giro,
transfer dana dan pembayaran tagihan tanpa perlu dilayani oleh petugas bank. Kelangsungan operasi ATM dalam melayani transaksi nasabah
harus terpelihara dengan sebaik-baiknya.
Keberadaan, kelancaran dan keberagaman transaksi ATM dapat memberikan image yang baik khususnya masyarakat yang menjadi nasabah perbankan.
ATM BCA terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan layanan yang diberikan (BCA, 2005:A-1/2) :
1. ATM (Anjungan Tunai Mandiri), yaitu ATM yang melayani transaksi penarikan tunai dan transaksi non tunai. Merek
Mesin yang digunakan yaitu
IBM/Diebold, NCR, Siemens/Wincor
Nixdorf
2. ANT (ATM Non Tunai), yaitu ATM yang melayani transaksi Non Tunai. Merek mesin yang digunakan yaitu Wincor tipe Certo dan IBM Eazy Kiosk.
3. AST (ATM Setoran Tunai), yaitu ATM yang melayani transaksi setoran tunai. Merek mesin yang digunakan yaitu IBM Omron tipe 1718.
Dari standar waktu pengoperasian dapat dilihat pada tabel 2.1 terdapat sejumlah 27 unit ATM BCA yang berada di bawah koordinasi Cabang Balikpapan yang beroperasi 24 jam setiap hari. ATM-ATM tersebut memerlukan monitoring yang intensif.
Monitoring ATM BCA dibedakan dalam 2 (dua) jenis (BCA, 2005:C-2/1) yaitu :
1. Monitoring uang di ATM BCA
2. Monitoring perangkat keras ATM BCA Standar waktu pengoperasian ATM BCA di tentukan sebagai berikut (BCA, 2005, C-2/12) :
Tabel 2.1
Standar Waktu Pengoperasian ATM BCA
Lokasi ATM BCA Waktu pengoperasian
Senin - Jumat Sabtu
Di dalam lobi bank 08:00 - 17:00 Buka Tutup Di dalam Mal 09:00 - 22:00 Buka Buka Di luar Mal
Di luar gedung Kantor Cabang Utama (KCU)
Di area umum
Di Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang mempunyai ruangan tersendiri
Di lokasi yang memungkinkan untuk beroperasi 24 jam
24 jam Buka Buka
Monitoring ATM merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang menyediakan pelayanan dengan mesin ATM seperti BCA, oleh karena itu monitoring ATM harus dilakukan secermat mungkin. Pihak manajemen harus dapat menentukan dan memperhitungkan kapan uang suatu ATM harus diisi ulang. Pengisian tersebut haruslah dilakukan atas dasar kebutuhan dalam memenuhi permintaan nasabah dan juga harus sesuai dan cukup ekonomis bila dilihat dari segi penggunaan dana yang tersedia. Monitoring ATM juga dilakukan untuk mengetahui problem yang terjadi pada suatu ATM sehingga dapat ditangani dengan segera.
Dengan demikian monitoring ATM BCA dapat di artikan bertujuan untuk memantau persediaan uang dalam ATM dan perangkat keras ATM sehingga diketahui saat yang tepat untuk melakukan pengisian maupun pembongkaran
10 uang ATM serta mendeteksi apabila terjadi masalah teknis pada ATM.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Monitoring ATM BCA adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat memberikan dukungan pengawasan dalam pengoperasian ATM BCA.
3. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
3.1. Analisis Sistem yang Berjalan
Dalam pengelolaan mesin-mesin ATM yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk Cabang Balikpapan menggunakan Aplikasi Base24. Informasi yang ditampilkan dalam Aplikasi Base24 merupakan informasi yang dikirim oleh mesin ATM ke mainframe BCA.
Dalam monitoring mesin-mesin ATM
sehari-hari, proses yang dilakukan adalah :
1. Proses inquiry saldo ATM dan status mesin ATM. Proses ini dilakukan dengan menginput nomor WSID mesin ATM ke Aplikasi Base24 secara satu per satu sesuai mesin ATM yang akan dimonitor.
2. Proses inquiry status detail problem mesin ATM. Proses ini juga dilakukan secara manual dengan menginput nomor WSID mesin ATM yang mengalami problem.
Kelemahan dari sistem yang lama adalah semua informasi baru disajikan setelah user melakukan proses-proses di atas. Dengan demikian, akan terjadi keterlambatan informasi saldo uang dan status mesin yang dapat berdampak pada pelayanan kepada nasabah yang akan bertransaksi di mesin ATM. Informasi yang ditampilkan juga terdapat informasi-informasi yang tidak dibutuhkan pada saat proses monitoring seperti merk mesin ATM dan tipe mesin ATM. Selain itu informasi-informasi mesin ATM pada saat di luar jam kerja tidak
dapat diperoleh karena sistem berjalan
memerlukan interaksi dari user.
3.2 Analisis Sistem yang dikembangkan
Dari analisis yang dilakukan pada sistem berjalan di unit kerja BCA maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi monitoring ATM yang selama ini diterapkan belum mampu mendukung kebutuhan informasi bagi pihak manajemen, baik dari segi efisiensi dan
efektivitas dalam kegiatan operasionalnya.
Kelemahan pada sistem berjalan ini tertuju pada keakuratan informasi yang dibutuhkan, kecepatan dalam memproses data dan penyajian informasi. Pada
sistem yang diusulkan, akan dirancang sebuah prototipe sistem informasi monitoring ATM. Sistem yang diusulkan ini pada dasarnya dikembangkan dari sistem berjalan yang selama ini digunakan yang sudah berbasis komputer. Desain sistem yang diusulkan di rancang secara sederhana sehingga mempermudah pemakai dalam mengoperasikannya (user friendly). Mulai dari menjalankan aplikasi hingga menampilkan informasi saldo dan status mesin ATM hanya melalui beberapa klik pada menu yang telah ditentukan dan informasi saldo dan status ATM di tampilkan di layar monitor secara otomatis dan selalu di update terus menerus selama aplikasi di jalankan. Penggunaan komputer sebagai media pemrosesan data diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan
sehingga dapat membantu mengatasi
permasalahan yang terjadi selama ini.
Penerapan sistem berbasis komputer ini tidak akan menggantikan sistem konvensional secara keseluruhan. Sebagian besar proses yang akan digantikan sistem komputer antara lain pencarian / inquiry, pengecekan dan pencatatan. Semua kegiatan tersebut yang selama ini dilakukan secara konvensional memerlukan waktu yang cukup lama dan ketelitian yang
tinggi, sehingga dengan penggunaan
komputerisasi dapat meminimalisasi kelemahan tersebut. Sementara beberapa proses seperti cek saldo dan status ATM akan tetap dilakukan
11 secara konvensional karena lebih efisien dan efektif.
3.3 Pemoedelan Sistem Secara Struktural
Dari diagram konteks diatas dapat kita lihat juga desain aliran data yang terjadi dalam sistem, baik data yang masuk atau keluar dari proses menuju atau dari tabel yang saling berelasi
Gambar. 3.2 – Diagram Overview Sistem
3.4 Desain Antrarmuka Sistem
Untuk memudahkan operator dalam
menggunakan sistem. Dalam sistem
menngunakan tiga (3) menu utama yaitu Monitoring, Setup dan Inquiry sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar. 3.3 – Menu Utama Sistem
Pada gambar dibawah ini dijelaskan salah satu perancangan masukan untuk data monitoring suatu ATM.
Gambar. 3.4 – Formulir Input Data Monitoring
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Program aplikasi ini dijalankan secara interaktif yang terintegrasi dengan sistem operasi Windows. Dimana setiap formulir mempunyai fungsi dan tugas masing-masing, yaitu : Form Monitoring Saldo ATM dapat diakses melalui Menu Monitoring. Form ini digunakan untuk menampilkan status mesin, status komunikasi, saldo ATM dan detail hardware mesin ATM yang mengalami problem. Pada saat Form Saldo ATM ditampilkan, secara otomatis sistem akan menjalankan proses pengecekan saldo dan status mesin ATM. Proses ini akan dilakukan secara berulang-ulang untuk mengupdate saldo dan
12 status mesin ATM. Saldo uang mesin ATM ditampilkan dalam satuan ribuan, misalnya saldo uang mesin ATM Rp. 92.000.000,- maka akan ditampilkan 92.000. Hal ini bertujuan agar informasi saldo lebih mudah dibaca oleh user dan saldouang mesin ATM selalu dalam kelipatan 10 ribu. Sedangkan status mesin ATM yang ditampilkan di FormMonitoring Saldo ATM adalah status mesin ATM dalam kondisi mesin sedang beroperasi / Open atau tidakberoperasi / Closed. Sedangkan status komunikasi data mesin ATM yang ditampilkan adalah status komunikasi data dalam kondisi Up atau Down. Status mesin ATM tersebut ditampilkan dalam bentuk icon lingkaran, apabila
status mesin ATM Up maka icon lingkaran ditampilkan dalam warna hijau dan apabila status mesin ATM Down maka icon lingkaran ditampilkan dalam warna merah. Hal yang sama juga digunakan untuk menampilkan status komunikasi mesin ATM. Detail hardware mesin ATM ditampilkan dalam bentuk tombol “+” yang diletakkan disamping saldo uang ATM. Apabila terdapat hardware mesin ATM yang mengalami kerusakan maka tombol akan ditampilkan dalam warna merah. Untuk menampilkan form yang berisi detail kerusakan hardware dapat dilakukan dengan memilih tombol .
Gambar 4.1 – Form Monitoring ATM yang menampilkan saldo uang, status mesin dan
status komunikasi mesin ATM
Pada gambar 4.2 Menjelaskan sistem monitoring yang menampilkan status dari mesin ATM, pada gamabr terlihat notifikasi berwarna merah yang menandakan terjadi masalah pada mesin ATM
Gambar 4.2 – Form Monitoring ATM yang menampilkan icon problem mesin dan
komunikasi mesin ATM
Form Downtime ATM dapat diakses melalui menu Inquiry. Form Downtime ATM
13
digunakan untuk menampilkan data-data
kerusakan hardware dan problem komunikasi data pada setiap mesin ATM secara terperinci. Pada Form Downtime ATM dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
- Daftar WSID mesin ATM
- Periode downtime yang akan
ditampilkan - Data mesin ATM
- Daftar downtime mesin ATM yang terjadi
Untuk menampilkan salah satu downtime mesin ATM dapat dilakukan dengan cara memilih daftar WSID dan menginput periode downtime pada Field Bulan. Sistem secara otomatis akan mencari record-record downtime untuk WSID mesin ATM yang diminta. Kemudian data downtime ditampilkan pada tabel downtime yang memuat tanggal dan jam downtime mulai terjadi, tanggal dan jam downtime berakhir dan keterangan downtime. Apabila terjadi problem pada mesin ATM dan problem belum diselesaikan maka sistem hanya akan menampilkan tanggal dan jam downtime mulai terjadi dan keterangan downtime sedangkan tanggal dan jam downtime berakhir akan ditampilkan kosong. Format pengisian Field Bulan adalah MMYY, dimana MM diisi dengan bulan dalam bentuk angka sedangkan YY diisi dengan tahun dalam 2 digit. Contoh bulan Juni 2007 diisi dengan 0607.
Gambar 4.3 – Form Downtime ATM yang menampilkan perincian problem downtime ATM
Laporan detail dari status mesin ATM dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini, dimana sistem melaporkan status mesin ATM di satu lokasi tengah mengalami masalah.
14 Gambar 4.5 Hasil tampilan informasi saldo dan
status mesin ATM
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka dengan menggunakan sistem monitoring ini
diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Keuntungan Sistem Informasi Monitoring ATM
a. Penggunaan Sistem Informasi Monitoring ATM ini lebih mudah karena aplikasi berbasis Windows danbtidak banyak memerlukan aktivitas / penginputan data oleh user.
b. Penyajian informasi saldo uang dan status mesin ATM lebih memenuhi kebutuhan
user karena hanya informasi yang
dibutuhkan oleh user ditampilkan di layar. c. Terdapat history problem-problem mesin
ATM yang terjadi sehingga dapat
digunakan sebagai bahan analisa untuk mengantisipasi tidak terjadi problem yang sama di masa yang akan datang.
2. Kelemahan Sistem Informasi Monitoring ATM a. Pesan untuk kerusakan mesin ATM yang sama akan terdapat perbedaan karena
terdapat lebih dari satu tipe mesin ATM yang digunakan oleh BCA. Solusi atas kelemahan ini adalah dengan mengupdate kembali Sistem Informasi Monitoring ATM namun hal ini baru dapat diketahui setelah kerusakan tersebut terjadi.
b. Sistem Informasi Monitoring ATM tidak dapat menginformasikan kepada user apabila saldo uang pada ATM Setoran Tunai akan penuh. Hal ini dikarenakan ATM Setoran Tunai menggunakan indikator jumlah lembar uang dan terdapat pecahan yang berbeda-beda dalam satu mesin ATM Setoran Tunai.
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan mengenai rancangan sistem yang dikembangkan ini yaitu :
a. Rancangan sistem yang dikembangkan ini dalam penerapannya harus disesuaikan kembali dengan perkembangan kebutuhan pemakai sistem.
b. Sistem yang diusulkan harus didukung dengan pelatihan terhadap karyawan yang menggunakannya agar dapat diterima dan
berjalan dengan baik serta dapat
memberikan dukungan dalam kegiatan operasional Bank.
c. Pemeliharaan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung jalannya sistem yang terkomputerisasi perlu diperhatikan serta selalu dilakukan pengembangan sistem sejalan dengan perkembangan perusahaan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Blaha, Michael and Wiliam Premerlani, Object Oriented Modelling and Design for
15 database Aplication,Prentice Hall, New
Jersey, 1998
BCA, Manual Operasional Unit Kerja ATM, Biro Sistem Prosedur, Jakarta, 2005
Kendall & Kendall, Analisis dan Perancangan Sistem, PT Indeks, Jakarta, 2006 Pressman, R, S, Software Engineering, A
Practitioner‟s Approach, Fourt Edition, Mc Graw-Hill Companies Inc,1997 Suhata, Visual Basic sebagai Pusat Kendali
Peralatan Elektronik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005
16
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT
PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah1), Mundzir, 2) 1)
Teknik Informatika, 2) Manajemen Informatika, STMIK Balikpapan Jl AMD Manunggal BDS Balikpapan 76114
Email : subur.anugerah@stmikbpn.ac.id1), mundzir@stmikbpn.ac.id2)
Abstrak
Sistem Informasi Akademik Mahasiswa Online (SIAMON) STMIK Balikpapan dibangun untuk memenuhi kebutuhan internal, juga sebagai sarana untuk pelaporan kegiatan administrasi akademik kepada Kopertis XI Kalimantan dan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Dalam perkembangannya muncul perubahan pelaporan Dikti melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau forlap. Pada pelaporan ini, data dikirim host-to-host melalui sistem feeder yang disediakan Dikti untuk perguruan tinggi.
Sementara itu, STMIK Balikpapan terus berkembang, yakni adanya gedung baru dan tuntutan kebutuhan layanan kepada mahasiswa, dosen, kurikulum baru, dan perguruan tinggi. Sistem pelaporan dan pengelolaan baru tersebut menyebabkan munculnya permasalahan baru pula. SIAMON dianggap kurang mengakomodasi kebutuhan pelaporan dan belum memberikan layanan yang diharapkan. Tantangannya, sistem yang baru ini dibutuhkan segera.
Penelitian ini berhasil menerapkan metode pengembangan sistem informasi yang cocok sesuai kondisi yang ada. Berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan, metode Reuse-Oriented Development dipilih untuk mempercepat penyelesaian rancang bangun sistem informasi dan mampu membantu mengatasi masalah.
Kata kunci: sistem informasi, sistem informasi
akademik, rekayasa perangkat lunak,
software development, reuse-oriented, perguruan tinggi
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang
semakin pesat akhir-akhir ini bukan hanya timbul akibat dari suatu perencanaan ataupun memenuhi kebutuhan saat itu saja, melainkan juga menyebabkan munculnya permasalahan dan penyelesaian baru, serta munculnya tuntutan kebutuhan baru, agar organisasi
ataupun perusahaan selalu terjaga
keberadaannya.
Hal ini dapat dilihat pada Sistem Informasi Akademik Mahasiswa Online (SIAMON), yang digunakan STMIK Balikpapan untuk membantu proses administrasi dan akademik
mahasiswa, dalam rangka mewujudkan
berjalannya proses administrasi yang baik. Jika tujuan ini tercapai, maka ini berarti dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut.
Sistem yang ada sebelumnya dibangun untuk memenuhi kebutuhan internal, sekaligus data yang dikelola digunakan untuk pelaporan
kegiatan administrasi akademik kepada
Kopertis XI Kalimantan dan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Namun dalam beberapa tahun terakhir, muncul perubahan pelaporan Dikti melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau forlap yang baru. Pada pelaporan ini, data dikirim host-to-host melalui sistem feeder yang disediakan oleh Dikti untuk perguruan tinggi. Masalah yang terjadi adalah format data maupun informasi yang berbeda.
17
Disisi lain, kampus mengalami berkembang pesat, yakni adanya gedung baru, serta tuntutan kebutuhan layanan kepada mahasiswa, dosen, ketersediaan kurikulum baru, dan kebutuhan perguruan tinggi. Perkembangan pelaporan dan
tuntutan baru tersebut menyebabkan
munculnya permasalahan baru, bahwa
SIAMON kurang mengakomodasi kebutuhan pelaporan, dan belum memberikan layanan yang diharapkan. Apalagi, sistem yang baru saat ini dibutuhkan sesegera mungkin.
Beberapa sumber menyebutkan, solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah
membeli perangkat lunak baru. Namun, dikhawatirkan ke depan muncul masalah baru dalam penggunaan perangkat lunak baru tersebut, seperti meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih, biaya pembelian dan layanan yang tinggi, serta keraguan apakah layanan sistem cukup cepat dan responsif jika muncul adanya gangguan teknis dan perubahan proses bisnis perguruan tinggi tersebut.
Untuk itulah, dalam penelitian ini mencoba menerapkan metode pengembangan sistem informasi yang dianggap cocok sesuai kondisi yang ada. Berdasarkan fakta dan pengamatan
di lapangan, metode Reuse-Oriented
Development dipilih untuk mempercepat
penyelesaian rancang bangun sistem informasi. Dengan demikian, baik proses maupun
hasilnya diharapkan mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut.
1.1 Rumusan Masalah
Bagaimana pengembangan sistem informasi akademik menggunakan metode reuse-oriented
development ini. Penggunaan metode ini
diharapkan dapat mempercepat penyelesaian pengembangan sistem informasi akademik,
mengurangi resiko pengembangan dan
kebutuhan biaya yang cukup tinggi.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menghasilkan sistem informasi akademik,
dengan menerapkan metode pengembangan berorientasi penggunaan ulang (reuse-oriented
development). Dengan metode tersebut diharapkan
1) mengurangi beban biaya pembelian atau biaya pengembangan perangkat lunak,
dengan memanfaatkan sumber daya
manusia yang dimiliki perguruan tinggi, 2) mengurangi lama waktu pengembangan
jika dibanding menggunakan metode
Waterfall, serta,
3) mengurangi resiko pengembangan maupun saat operasional.
1.3 Manfaat
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1) Dapat digunakan oleh perguruan tinggi selaku obyek studi dan perguruan tinggi
lainnya, dalam hal pengembangan
keilmuan di bidang rekayasa perangkat lunak, dan pengelolaan sistem informasi pada perguruan tinggi.
2) Dapat digunakan STMIK Balikpapan
sebagai sarana dan upaya untuk
mendukung pencapaian visi dan misi perguruan tinggi.
3) Sistem informasi akademik dari hasil penelitian ini dapat diimplementasikan STMIK Balikpapan untuk mendukung kegiatan proses administrasi akademik, dan pelaporan baik untuk PDPT Dikti, internal yayasan dan stakeholders lainnya.
1.4 Tinjauan Pustaka
Karouw (2014), dalam penelitiannya di Universitas Sam Ratulangi Sulawesi Utara, membandingkan keefektifan waktu pengisian KRS online yang telah ditetapkan oleh pihak fakultas dan rekayasa ulang proses bisnis pengisian KRS, agar waktu dalam pengisian
KRS online efisien. Karouw menulis
bagaimana membuat model aktivitas proses bisnis penerimaan mahasiswa baru dan melakukan rekayasa-ulang terhadap bisnis proses yang berlaku.
Model proses bisnis dibangun dengan menggunakan kakas Business Process Notation
18 Model (BPMN). Model proses bisnis registrasi
mahasiswa diharapkan dapat memberikan deskripsi yang lengkap dan mendetail terkait aktivitas registrasi sehingga dari model tersebut dapat dilakukan rekayasa-ulang proses bisnis.
Karouw memberikan landasan teori, bahwa sebelum melakukan rekayasa ulang sistem informasi diperlukan rekayasa-ulang
proses bisnis. Namun demikian, dalam
penelitian ini proses bisnis tidak disusun terpisah dalam suatu perencanaan, melainkan berdasarkan penelitian Anugerah (2010), yang menghasilkan Enterprise Architecture sistem informasi, serta berdasarkan dinamika proses bisnis kebutuhan saat ini, seperti karena perubahan kebijakan, kebutuhan masyarakat pengguna, maupun perkembangan teknologi.
1.5 Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian ini mengikuti metode Reuse-Oriented Development (ROD), yaitu
berbasis pengembangan berorientasi
pemakaian ulang yang digunakan untuk mengintegrasikan desain dan komponen sistem yang sudah ada. Langkah-langkah proses ROD adalah sebagai berikut.
1) Spesifikasi persyaratan (requirements
specification)
Pada tahapan ini, langkah pertama
mengidentifikasi semua spesifikasi
persyaratan. Ada tiga kelompok yang
diidentifikasi, pertama spesifikasi
persyaratan user, persyaratan sistem, dan persyaratan domain. Kelompok-kelompok ini detil merujuk hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anugerah (2010) dengan beberapa penyesuaian. Pada langkah ini disusun garis besar persyaratan sistem. 2) Analisis komponen (component analysis)
Tahap ini melakukan analisis kebutuhan
dari langkah pertama spesifikasi
persyaratan. Aktivitas yang dilakukan antara lain.
a. Membuat daftar komponen kebutuhan.
b. Menentukan komponen kebutuhan
berdasarkan kelompok spesifikasi
persyaratan.
c. Membuat matriks komponen kebutuhan
terhadap kelompok spesifikasi
persyaratan.
3) Modifikasi persyaratan (requirements
modification)
Pada tahap ini akan menemukan beberapa
spesifikasi persyaratan yang perlu
dilakukan penambahan, pengurangan,
perbaikan atau peningkatan komponen berdasarkan analisis komponen.
4) Perancangan sistem pemakaian ulang (system design with reuse)
Tahap ini melakukan perancangan sistem ulang, baik berdasarkan spesifikasi user, sistem, maupun dukungan perubahan dari domain jika diperlukan, seperti adanya perjanjian dengan bank dan perguruan tinggi untuk menangani pembayaran SPP mahasiswa dan gaji dosen.
5) Pengembangan dan integrasi (development
and integration)
Pada tahap ini dilakukan pengembangan, meliputi pengkodean program hingga integrasi, meliputi integrasi user seperti sumber daya, integrasi sistem seperti intergrasi teknologi dan aplikasi, serta integrasi domain seperti integrasi kebijakan bank (misal penggunaan kode pembayaran) yang akan menjadi bagian dari kebijakan perguruan tinggi.
6) Validasi sistem (system validation)
Tahap ini diperlukan untuk menjamin bahwa sistem berjalan sesuai dengan harapan, yaitu dengan menguji sistem
berjalan sesuai dengan spesifikasi
persyaratan dan tahapan-tahapan
sebelumnya.
2. Pembahasan
2.1 Spesikasi Persyaratan dan Analisis Komponen
19
Pada tahap ini ada tiga kelompok yang diidentifikasi, pertama spesifikasi persyaratan user, persyaratan sistem, dan persyaratan domain.
1) Spesifikasi Persyaratan pada Sistem yang Lama
Pada sistem sebelumnya, pengguna (user) terdiri atas tiga kelompok (grup), yakni grup administrator akademik, administrator keuangan, dosen penasehat akademik dan mahasiswa. Jika diidentifikasi dengan Use Case Diagram, maka modelnya dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Use Case Diagram SIAMON Lama
Dari Gambar 2.1 dapat diidentifikasi
spesifikasi persyaratan tiap user adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Persyaratan User No. Kelompok
User
Persyaratan Fungsional
1 Mahasiswa 1) Terdaftar sebagai
mahasiswa aktif,
non-aktif, dan cuti,
kecuali keluar. 2) Melakukan
pembayaran daftar
ulang dan mengisi KRS
3) Melakukan Perwalian
atau bimbingan
semester. 4) Terdaftar kuliah
2 Dosen 1) Terdaftar sebagai
dosen tetap
2) Memiliki jabatan
fungsional dan Surat
keputusan dosen
penasehat akademik, 3) Melakukan
bimbingan semester pada mahasiswa baik
dalam jaringan (daring) maupun langsung bertatap muka. 4) Menyetujui Kartu Rencana Studi mahasiswa 3 Bagian Keuangan
1) Memiliki tugas dan
wewenang dari
Yayasan
2) Memasukkan data
pembayaran (SPP
dan Daftar Ulang) 3) Melakukan
rekapitulasi dana
yang masuk dari
mahasiswa.
Tabel 2.2 Persyaratan Sistem
No. Kelompok User
Persyaratan Non
Fungsional
1 Mahasiswa 1) Sistem dapat diakses
melalui jaringan
Internet
2) Sistem dapat diakses
dari
bermacam-macam platform
2 Dosen 1) Sistem dapat diakses
melalui jaringan
Internet
2) Sistem dapat diakses
dari
bermacam-macam platform
3 Bagian
Keuangan
1) Sistem dapat diakses
melalui jaringan
Internet
2) Sistem dapat diakses
dari
20
Dari informasi yang diperoleh dapat
digambarkan diagram aktivitas dari
penggunaan sistem yang lama.
2) Spesifikasi Persyaratan pada Sistem yang Lama
Pada sistem yang baru, pengguna (user) terdiri atas lebih dari tiga kelompok (grup),
yakni kelompok operator, BAAK,
keuangan, dosen penasehat akademik dan mahasiswa, dan memungkinkan untuk dilakukan penambahan kelompok user. Jika diidentifikasi dengan Use Case Diagram, maka modelnya dapat digambarkan sebagai berikut.
.
Gambar 2.2 Use Case Diagram SIAMON Baru
3) Modifikasi Persyaratan
Berdasarkan analisis komponen, maka langkah
berikutnya adalah masuk pada tahapan
Modifikasi Persyaratan. Modifikasi persyaratan ini dilakukan menurut komponen yang didapat.
4) Perancangan Sistem Pemakaian Ulang
Hasil perancangan ulang berdasarkan
komponen yang didapat dan dipakai ulang. Komponen-komponen itu antara lain:
a) Perangkat lunak back-end seperti PHP dan MySQL.
b) Struktur basis data (database) bersama dengan isi data yang ada dan dilakukan penambahan dan penyesuaian.
c) Server host beserta IP Publik dan sertifikat SSL masih dapat dipergunakan di dalam jaringan Internet.
5) Pengembangan dan Integrasi
Hasil perancangan ulang berdasarkan
komponen yang didapat dan dipakai ulang. Hasilnya seperti digambarkan pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, Gambar 2.5 dan seterusnya bisa dilihat langsung secara dalam jaringan
(Online) Internet di
https://siamon.stmikbpn.ac.id
Gambar 2.3 Tangkapan Layar Muka
21
Gambar 2.5 Tangkapan Layar Pendaftaran
Gambar 2.6 Tangkapan Layar Lupa Password
Gambar 2.7 Tangkapan Layar Dashboard
Gambar 2.8 Tangkapan Layar Profil
Mahasiswa
Gambar 2.9 Tangkapan Layar Pilihan Waktu Kuliah
22
Gambar 2.10 Tangkapan Layar Herresgistrasi
6) Validasi Sistem
Pada tahap ini, validasi sistem
dilaksanakan pada awal semester ganjil dan genap tahun akademik 2015/2016, serta semester ganjil 2016/2017. Sistem berjalan lancar ketika pelaksanaan pendaftaran ulang, pengisian kartu rencana studi (KRS), dan perwalian atau bimbingan akademik oleh dosen penasehat akademik dengan mahasiswanya.
Dalam kegiatan tersebut, sistem juga
menunjukkan peningkatan berjalan baik
menyesuaikan prosedur-prosedur baru atas kebijakan perguruan tinggi, dan terbukti mampu membantu pelaksanaan pendaftaran ulang, pengisian KRS dan perwalian dengan mudah, cepat, dan lancar.
Hal ini menunjukkan bahwa
pengembangan berbasis komponen ulang ini
memungkinkan pengiriman (delivery)
perangkat lunak lebih cepat jika dibanding membuat dari awal kembali. Perguruan tinggi juga menerima biaya pemeliharaan dengan jangka yang lebih panjang dari sebelumnya.
3. Kesimpulan
Dari uraian dan tahapan-tahapan yang sudah dilakukan masih dibutuhkan percobaan dan serangkaian pengujian, baik secara langsung pada pengguna maupun secara tidak langsung, yakni sesuai dengan kebutuhan ke depan dengan laporan Forlap PDDIKTI. Dari beberapa informasi yang diperoleh dari grup operator forlap Kopertis XI Kalimantan, saat
ini ada penambahan beberapa kolom pada sistem PDDIKTI.
Oleh karena itu, masukan-masukan ini penting agar permintaan data dan penyesuaian kebutuhan data kepada mahasiswa tidak dilakukan berkali-kali. Jika hal ini terjadi,
maka akan mendorong ketidakefisienan
pelaksanaan adminitrasi akademik ke depan.
Daftar Pustaka
[1] Anonymous. 2014. Buku Panduan
Akademik Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer Balikpapan.
Balikpapan.
[2] Anugerah, Subur. 2010. Pembuatan Arsitektur Enterprise Menggunakan Enterprise Architecture Planning untuk Strategi Sistem Informasi pada STMIK Balikpapan. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: UGM.
[3] Dragstra, P. 2005. Enterprise Architecture. Tesis Tidak Terpublikasi. Department of
Mathematics and Computing Science.
Netherlands: Technische Universiteit
Eindhoven.
[4] Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
[5] Karouw, Stanley, dkk. 2014. Rekayasa Ulang Proses Bisnis Registrasi Pengisian KRS Online Portal Akademik Universitas Sam
Ratulangi. Konferensi Nasional Sistem
Informasi 2014. STMIK Dipanegara Makassar. [6] Kristanti, Tanti. 2008. Integrasi Enterprise untuk Fungsi Akademik dan Keuangan (Studi Kasus: Yayasan Pendidikan Ariyanti). Tesis
Tidak Terpublikasi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
[7] Schwalbe, Kathy. 2004. Information Technology Project Management . Canada: Thomson Course Technology.
[8] Sommerville, Ian. 2004. Software
Engineering: Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Erlangga.
[9] Surendro, Kridanto. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
23 Biodata Penulis
Subur Anugerah, memperoleh gelar Sarjana
Teknik (S.T), Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang, lulus tahun 1999. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng.) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan.
Mundzir, memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK Dipanegara Makassar, lulus tahun 1999. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika Universitas Hasanuddin Makassar, lulus tahun 2009. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan.
24
PERANCANGAN APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA PT. RACHMAT CAHAYA ABADI
Riovan Styx Roring1),Rizal Baday2)
Teknik Informatika STMIK Balikpapan
Email2): riovan@stmikbpn.ac.id, Email1): rizal.baday@gmail.com
Abstrak
Sistem penggajian merupakan
fungsi yang sangat penting untuk
memberikan kompensasi kepada para pegawai berupa gaji sebagai kontribusi
mereka kepada organisai/ instansi.
Penggajian merupakan salah satu proses dalam sebuah organisasi / instansi yang rentan terhadap masalah. Pengolahan data penggajian pada perusahaan ini
masih manual, sederhana, dan
membutuhkan waktu yang lama dalam pengolahan Datanya yaitu menggnakan Ms. Excel.
Berdasarkan dari data hasil
wawancara dengan petugas yang
menangani masalah penggajian karyawan ini, bahwa kemampuan SDM dalam menggunakan Ms. Excel sangat rendah. Akibatnya program ini tidak dapat
dimanfaatkan secara baik untuk
mengolah data gaji karyawan ini. Hal inilah yang menjadi kendala karena menimbulkan keterlambatan informasi dan kehilangan data. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan adanya sistem yang terkomputerisasi yang baru untuk meningkatkan efisiensi
kerja. Dalam pembuatan sistem
perhitungan gaji karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi ini dibutuhkan beberapa tahap, diantaranya yaitu desain perangkat lunak terdiri dari pembuatan data flow diagram ( DFD ), Entity Relationship Diagram (ERD ), Basis data, perancangan masukan, pembuatan program serta perancangan keluaran.
Metodologi yang dipakai untuk
merancang sistem terkomputerisasi
tersebut adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan, mendesain system baru,
membuat sistem / pemrograman, dan yang terakhir menguji sistem yang telah dibuat.
Aplikasi yang dihasilkan dalam pembuatan program ini adalah aplikasi informasi penggajian karyawan pada PT.
Rachmat Cahaya Abadi dengan
menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic 2010 dan SQL Server
sebagai Databasenya. Aplikasi ini
menghasilkan laporan laporan data gaji yang terdiri dari laporan data gaji seluruh, dan laporan data lembur.
Kata Kunci : Aplikasi Penggajian,
Visual Basic 2010 dan SQL Server
Pendahuluan
Dewasa ini, kebutuhan manusia
akan teknologi semakin meningkat
seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Keinginan dari manusia untuk melakukan sesuatu dengan serba mudah dan cepat. Untuk meningkatkan performa perusahaan maka dapat menggunakan teknolgi informasi khususnya komputer, perusahaan dapat mengelola informasi dengan cepat dan dapat lebih unggul dibanding dengan para pesaing lainnya.
Penggunaan komputer saat ini semakin luas dan bisa dijumpai hampir pada semua bidang kehidupan manusia. Dengan dipakainya komputer di berbagai bidang, tentunya menimbulkan berbagai masalah baik yang berhubungan dengan perangkat lunak (software) maupun
perangkat keras (hardware) yang
mendukung pemakaian komputer
25
Banyaknya data yang harus diolah merupakan masalah tersendiri. Data yang diolah secara manual akan terasa tidak efisien dan efektif dalam hal waktu dan biaya. Begitu juga informasi yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan yang akan diperoleh dari data tersebut akan terlambat, apalagi informasi yang diinginkan harus kompleks tentunya akan sulit dikerjakan secara manual.
Berdasarkan studi analisis yang telah dilakukan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi, ditemukan kendala yaitu
pada pengolahan data penggajian
karyawan masih dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel.
Berdasarkan dari hasil wawancara
dengan petugas yang menangani masalah
penggajian karyawan ini, bahwa
kemampuan SDM dalam menggunakan Ms. Excel sangat rendah. Akibatnya program ini tidak dapat dimanfaatkan secara baik untuk mengolah data gaji
karyawan ini. Kendala perhitungan
penggajian secara manual yaitu :
1. Kemungkinan tidak konsisten
data.
2. Terjadi kesalahan dalam
perhitungan.
3. Pemeliharan dokumen kertas
relatif lebih sulit dan
membutuhkan ruang atau tempat penyimpanan yang banyak dan besar.
4. Sulit mendapatkan informasi atau laporan yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat.
Dengan adanya sistem informasi
penggajian ini, diharapkan dapat
membantu mengatasi permasalahan dan mempercepat proses penggajian yang terjadi pada Kantor PT. Rachmat Cahaya Abadi.
Gambaran Umum
PT. Rachmat Cahaya Abadi merupakan perusahaan yng bergerak di bidang Developer Perumahan Sepinggan Pratama Balikpapan yang berdiri sejak tahun 1999. Didirikan Oleh Andi Baso.Alm. dan dijalankan oleh Andi Tune Mangkau yaitu anak dari Andi Baso. ia membeli beberapa kavling di salah satu perumahan elit di Balikpapan, Puluhan hektar tanah tandus di Jl Syarifuddin Yoes pun dibeli. Bapak Andi Baso terinspirasi dari kavling yang dibelinya. Dulu itu adalah rawa tapi sekarang bisa dibangun perumahan elit. Makanya meski tanah tandus tetap dibeli untuk kemudian dibangun perumahan. Hasilnya berdirilah Sepinggan Pratama.
26
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Rachma Cahaya Abadi Berikut adalah penjelasan tentang tugas
berdasarkan struktur organisasi di atas : 1. Direktur Utama
Orang yang berwenang
merumuskan dan menetapkan suatu
kebijaksanaan dan program umum
perusahaan, atau organisasi sesuai
dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan.
2. Legal Manager
a. Mengurusi urusan perubahan
anggaran dasar.
b. Persiapan merger, akuisisi bila ada kemungkinan seperti itu. c. Menjembatani perihal legalisasi
aksi perusahaan misal perjanjian dengan pihak ketiga. Meliputi legal drafting (pembuatan akta
perjanjian), legal opinion
(membuat pendapat hukum) dan legal review.
3. Project Manager
Orang yang berada di garda depan
dalam melakukan pertarungan dan
penyelesaian sebuah project baik dari sisi
pemberi pekerjaan ataupun para
pemenang project yang nantinya akan mengusahakan penyelesaian pekerjaan. 4. Site Manager
Fokus pada pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan, dengan
memperhatikan metode kontsruksi,
sistematika dan tahapan pelaksanaan. 5. Foreman
a. Mengontrol kualitas dari hasil pekerjaan mekaniknya.
b. Mengelola dan mengatur para
mekanik dalam berkerja di
lapangan.
6. Drafter / Juru Gambar
Seseorang yang bertugas untuk membantu arsitek dalam perencanaan kerja. Kegiatannya meliputi pembuatan gambar kerja yaitu gambar detail dari gambar/sketsa perencanaan yang telah dibuat arsitek. Gambar detail tersebut meliputi setiap detail rencana arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail
rencana mekanikal dan elektrikal.
Gambar detail tersebut nantinya gambar yang menjadi acuan dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan.
7. Driver
a. Mengantar/jemput pegawai ke
tempat-tempat tertentu untuk
27
b. Mengantar/mengambil
surat-surat/dokumen-dokumen penting perusahaan.
c. Menggantikan Driver Operasional lain yang berhalangan hadir. 8. Operator
Memastikan properti beroperasi dengan baik dan benar adalah jaminan kepuasan para customer yang berada di properti tersebut. dari fungsi-fungsi operasional yang menjadi tanggung jawab tim property management adalah menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan Keselamatan.
9. Purchasing
Melakukan proses pembelian
barang agar tersedianya barang sesuai dengan permintaan kebutuhan setiap departemen, agar operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode Kualitatif dengan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang
merupakan pendukung terhadap
perancangan Sistem Informasi
Penggajian di PT. Rachmat Cahaya Abadi.
Teknik Pengumpulan Data
Salah satu yang terpenting dalam penelitian adalah melalui
metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh dengan tujuan
agar mendapat hasil yang dapat
dipertanggung jawabkan. Adapun
langkah-langkah dalam teknik
pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Mengumpulkan teori-teori dari
berbagai sumber baik buku, makalah dan
literatur internet yang berhubungan
dengan penggajian sebagai bahan
pendukung. 2. Wawancara
Melakukan wawancara dengan bagian penggajian, pimpinan perusahaan yang berkaitan dengan penggajian untuk memperoleh data dan informasi yang menunjang dalam proses pembuatan program
Analisis dan Perancangan Sistem
1. Flowmap Diagram
Flowmap diagram digambar
dalam aliran kerja atau tahap pengerjaan dalam pembuatan gaji karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi, dimana proses penghitungan kehadiran dan lembur karyawan dilakukan oleh Bagian Absensi dan Lembur serta Dep. HRD diwakili oleh Bagian Penggajian, seperti terlihat pada gambar 2.
28
2. Context Diagram
Diagram Konteks (Context
Diagram) merupakan gambaran kasar
aliran informasi dan data yang akan dilakukan oleh sistem database yang akan dirancang. Diagram ini hanya menjelaskan secara umum gambaran
aliran konteks dari rancangan sistem yang akan dibuat.
Diagram Konteks yang
menggambarkan ”Sistem Informas i
Penggajian Berbasis Client-Server”
tampak seperti gambar 3.
Gambar 3. Context Diagram
1. Pertama kali Administrator
Sistem mempersiapkan data
utama atau data master yang menjadi dasar bagi transaksi data
selanjutnya seperti Data
Karyawan, data agama, marital status, pendidikan, departemen, jabatan dan data user/penggua aplikasi.
2. Kemudian dalam setiap bulannya bagian Absensi dan Lembur yang
ditunjuk HRD karyawan
menyerahkan data absensi, data lembur serta potongan gaji.
3. Setelah itu pada setiap periode penggajian, bagian Penggajian memasukkan data gaji beserta
komponennya sesuai dengan data yang diterima.
4. Hasil dari proses penggajian oleh kepala keuangan diperiksa dan
disetujui, dengan cara
memasukkan data periode
penggajian yaitu bulan dan tahun maka akan muncul daftar gaji yang diinginkan.
DFD Input Data
DFD Input Data ini
menggambarkan aliran data pada saat
proses isi data (input) dan
penyimpanannya. Proses ini dilakukan oleh administrator sistem seperti terlihat pada gambar 4.
29
Gambar 4. DFD Input Data Master
Implementasi Sistem
Penerapan program “Sistem
Informasi Penggajian” pad a PT. Rachmat Cahaya Abadi ini dijalankan sebagai uji coba hanya pada satu komputer saja (desktop), proses yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan pengembangan suatu sistem sebelum program dijalankan harus melewati beberapa langkah sebagai berikut :
1. Pengujian Program
Dengan metode “ trial and error” program diuji sampai pada kondisi benar-benar minim kesalahan atau berjalan dengan baik.
2. Dokumentasi Sistem
Diperlukan dokumentasi tentang tata cara pemakaian program dan hal-hal lain yang berhubungan agar memudahkan apabila program mau dikembangkan lebih lanjut. Setelah itu program masuk pada tahapan Implementasi, penulis mempersiapkan paket instalasi program yang sudah dikemas dengan baik untuk di install pada komputer yang digunakan.
Kebutuhan Hardware dan Software
Dalam penelitian sampai dengan tahap implementasi sebuah rancangan
program, Sistem Informasi Penggajian ini menggunakan sebuah perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Hardware
1. Processor Intel inside 2. Memory 2 GB. 3. Hardisk 250 GB.
4. Mouse, Keyboard, dan Monitor. 5. Printer canon PIXMA iP2770 b. Software
1. Windows 7 Profesional 2. Visual Studio 2010 3. Crystal Report for VS 4. Ms. SQL Server 2000
Cara Kerja Program
Pada menu utama terdapat
tampilan penghubung (interface)
program yang mangatur pilihan-pilihan yang akan dijalankan oleh pengguna program.
Tampilan menu utama dari
program “Sistem Informasi Penggajian” ini tampak seperti pada gambar 5.