• Tidak ada hasil yang ditemukan

METIK JURNAL ISSN VOL 1 NO PENERBIT LPPM STMIK BALIKPAPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METIK JURNAL ISSN VOL 1 NO PENERBIT LPPM STMIK BALIKPAPAN"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

VOL 1 NO.1 2017

ISSN 2580-1503

PENERBIT LPPM STMIK BALIKPAPAN

JL. AMD Manunggal No. 09 Balikpapan - Kalimantan Timur

Telp : 0542 766766; Fax 0542 766766

Email : lppm@stmikbpn.ac.id

http://jurnal.stmikbpn.ac.id

METIK JURNAL

(2)

i

Jurnal Metik STMIK Balikpapan

Susunan Penggurus

PELINDUNG : KetuaSTMIK Balikpapan

Dr. Edi Rahmad, M.Pd

PENANGGUNG JAWAB : Wisnu Hera P. S.Tp., M.Eng

Ketua Penyunting : Gunawan., S.T., M.T

Wakil Ketua Penyunting : Mundzir, S.Kom., M.T

Penyunting Pelaksana : Sumardi, S.Kom., M.Kom

Djumhadi, S.T., M.Kom

Nurfallah Setiawan, S.Kom., M.T Jamal, S.Kom., M.Kom

Penyunting Ahli : Subur Anugrah, ST., M.Eng

ViskaArmalina, S.T., M.Eng Novi Indrrayani, S.Kom., M.MT

Layout Dan Desain : Riovan Styx Roring. S.T.,M.Kom

Tri sudinugraha, S.Kom.

Pelaksana Tata Usaha : Vidy, SS.,MSi

Pramudya Prima Insan. S.Kom

(3)

ii

Kata Penggantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Jurnal Informatika Metik Terbit sesuai dengan waktunya. Jurnal ini membahas Teknologi dan Informasi berisia artikel-artikel ilmiah yang meliputi bidang-bidang :Sistem Informasi, Informatika, Multimedia, jaringan serta penelitian-penelitian lain yang terkait dengan bidang-bidang tersebut.Terbit dua kali dalamvsetahunvbulan juni dan Desember

Dalam penyusunan Jurnal ini, banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Menyadari bahwa Jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Saran dan rritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Jurnal selanjutnya.

Akhir kata semoga Jurnal Metik ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Balikpapan, Juni 2017

(4)

iii

DAFTAR ISI

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCSP DAN MCSP DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Gunawan, Saiful Rahman ... 1 MODEL SISTEM MONITORING MESIN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) STUDI KASUS PADA PT. BANK CENTRAL ASIA.TBK (BCA) BALIKPAPAN Djumhadi ... 7 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE

REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah, Mundzir

... 16 PERANCANGAN APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA PT. RACHMAT CAHAYA ABADI Riovan Styx Roring, Rizal Baday ... 24 ANALISIS PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX Wisnu Hera Pamungkas, Viska Armalina ... 32 APLIKASI LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH BERBASIS SMS PADA SMK AIRLANGGA BALIKPAPAN Vidy, Yustian Servanda ... 42 PERANCANGAN SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN APLIKASI

ANDROID BERBASIS ARDUINO UNO Sumardi ... 49 RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN INDEKS PRESTASI DOSEN STMIK

BALIKPAPAN Mundzir ... 68 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DI STMIK

BALIKPAPAN M. Nurfalah Setiawan ... 74 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU

DENGAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY (Studi Kasus Pada Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kutai Barat) Supriyanto ... 78

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA M. Budho Setyonugroho, Adhistya Erna Permanasari, Sri Suning Kusumawardani ... 91

MITOS DAN REALITAS PERANGKAT LUNAK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG

Suhartati, Darmin Karim, Akhmad Toriq ... 97 STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA FRAMEWORK, ANALISIS PEST DAN SWOT Suhartati, Yeyen Dwi Atma ... 107

(5)

iv

OPTIMASI QUERY SEDERHANA GUNA KECEPATAN QUERY PADA DATABASE

(6)

1

Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB

Gunawan1), Saiful rahman2 1)

Teknik Informatika STMIK Balikpapan, 2)Teknik informatika Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan

Email : gunawan@stmibpn.ac.id.com1), amantkj@gmail.com Abstrak

Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar/hasil terbaik dari entity-entity sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara real. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai entity dalam sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan

Kata kunci:simulasi, antrian , model

SCSP,Model MCSP, . 1. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang menunggu untuk mendapatkan sesuatu baik itu pelayanan, tiket bioskop, maupun barang belanjaan. Hal ini disebut juga antrian. Misalnya, menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari dokter, menunggu untuk mendapatkan tiket bioskop, menunggu untuk pengisian bahan bakar, menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari bank, dan lain-lain. Antrian tidak hanya dialami oleh manusia, tetapi antrian juga bisa terjadi pada barang seperti menunggu untuk dikemas, atau menunggu untuk berbagai tahapan produksi

lainnya. Teori antrian pertama kali

dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli matematika bangsa Demark pada tahun 1913 dalam bukunya “Solution of Some Problem in The Theory of Probability of Significancein Automatic Telephone Exchange”. Penggunaan istilah Sistem Antrian (Queueing Sistem) dijumpai pertama kali pada tahun 1951 di dalam journal Royal Statistical Society,

sedangkan masalah antrian itu sendiri

sebenarnya sudah dijumpai sejak dulu. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap barisan antrian dan pelayanan antara lain adalah distribusi kedatangan, distribusi pelayanan, fasilitas pelayanan, disiplin pelayanan, ukuran dalam antrian, dan jumlah server. Dalam tingkat kedatangan dan pelayanan terdapat

faktor ketidakpastian. Adanya faktor

ketidakpastiaan yang berupa variabel random ini menyebabkan kita sulit menyelesaikan modelnya.

2. Pembahasan

Diagram alir kerangka konsep penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut

Konsep Sistem Antrian pada simulasi ini terdiri atas Pola Kedatangan, Model Antrian, Waktu Layanan dan Output Sistem Antrian. Pada Pola Kedatangan dan Pola Layanan Sistem Antrian

Menggunakan Random Eksponensial.

Selanjutnya pada bagian Model Antrian, digunakan 2 Model Antrian yaitu Single Channel Single Phase dan Multiple Channel Single Phase. Dan Output Simulasi Sistem Antrian nantinya menghasilkan Model Antrian Optimal dari kedua model yang telah diuji

(7)

2 RANDOM EKSPONENSIAL POLA KEBERANGKATAN POLA KEDATANGAN SISTEM ANTRIAN DESAIN MODEL ANTRIAN OPTIMAL SCSP & MCSP MASING-MASING MODEL SAMA MODEL ANTRIAN

Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan

PANJANG ANTRIAN POLA LAYANAN OUTPUT SISTEM ANTRIAN RANDOM EKSPONENSIAL MODEL ANTRIAN OPTIMAL

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian (Desain)

Diagram alir metodologi penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut:

FORMULASI PROBLEM SOLUSI PROBLEM MENGGUNAKAN 2 MODEL ANTRIAN END MEMBANGUN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN 2 MODEL ANTRIAN MENGUJI MODEL ANTRIAN MENENTUKAN MODEL ANTRIAN OPTIMAL START RISET AWAL Analisa

Perancangan Implementasi Pengujian

Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Penelitian (Desain)

A. Single Channel Single Phase

Model Single Channel Single Phase, yang artinya hanya memiliki 1 server dalam 1 jalur antrian. Server yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 4, jadi untuk jumlah jalur antriannya juga berjumlah 4. Pelanggan yang datang pada masing-masing jalur antrian sudah ditentukan berdasarkan pengurutan.

Bentuk fisik dari Single Channel Single Phase dapat dilihat dalam Gambar 5.1

1 5 9 Queue Arrival Server 2 6 10 3 7 11 4 8 12 Departure

Gambar 5.1 Single Channel Single Phase (Desain)

Multiple Channel Single Phase.

Multiple Channel Single Phase berbeda dari Single Channel Single Phase, Pelanggan pada sistem antrian Multiple Channel Single Phase dapat memilih server yang sedang idle jika server yang harusnya melayani pelanggan tersebut sedang busy (sibuk). Jika semua server dalam kondisi busy, maka akan dipilih server dengan panjang antrian yang terpendek. Bila dua atau lebih server memiliki panjang antrian terpendek yang sama, maka akan dipilih server dengan nomor antrian yang lebih kecil.

(8)

3 1 2 3 Arrival Queue Server

Optimalisasi Sistem Antrian Berdasarkan

Parameter Sistem Antrian. ini sistem

antrian akan disimulasikan dengan

menggunakan parameter, yang nantinya

dengan parameter tersebut sistem antrian akan diuji untuk mendapatkan model antrian yang optimal. Arrival dan Serve diberikan skenario untuk pengujian model antrian. Adapun skenario yang digunakan untuk Arrival dan Serve ditunjukan pada Tabel 6.1.

Arrival Skenario (Mhu)

Ramai 0,1

Normal 0,5

Sepi 1

Serve Skenario (Mhu)

Cepat 0,1

Normal 0,5

Lambat 1

Hasil Simulasi Model Antrian SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB. Untuk menentukan model antrian yang optimal antara model SCSP dan model MCSP, maka diperlukan percobaan melalui simulasi dengan menggunakan tool MATLAB. Masing-masing model antrian memiliki jumlah skenario yaitu 9, dan tiap skenario memiliki mhu masing-masing sesuai dalam Tabel 6.1 dan 6.2. Berikut ini adalah hasil simulasi model antrian SCSP

dan MCSP dengan mhu arrival yaitu 0,5 dan mhu serve yaitu 1 dengan menggunakan tool MATLAB

Gambar 6.1 Simulasi SCSP dengan MATLAB Berdasarkan simulasi yang ditunjukkan dalam Gambar 6.1, diperoleh hasil sebagai berikut :

• Jumlah pelanggan yang datang = 32. • Jumlah pelanggan yang dilayani = 30. • Jumlah pelanggan yang tidak dilayani =

2.

• Rata-rata waktu tunggu = 44. • Rata-rata waktu layanan = 30. • Utilitas = 0.80.

Untuk grafik plot Arrival, Queue, Server 1, Server 2, Server 3 dan Server 4 untuk model antrian SCSP ditunjukkan dalam Gambar 6.2.

(9)

4 Gambar 6.2 Gafik Simulasi SCSP dengan MATLAB

Hasil Simulasi MCSP Variabel Random

Jika diketahui mhu arrival = 0.5, dan mhu serve = 1, maka hasil simulasi untuk model antrian MCSP ditunjukkan dalam Gambar 6.3.

Gambar 6.3 Simulasi MCSP dengan MATLAB Berdasarkan simulasi yang ditunjukkan dalam Gambar 6.3, diperoleh hasil sebagai berikut :

• Jumlah pelanggan yang datang = 31. • Jumlah pelanggan yang dilayani = 27. • Jumlah pelanggan yang tidak dilayani =

4.

• Rata-rata waktu tunggu = 0.

• Rata-rata waktu layanan = 20. • Utilitas = 0.52.

Untuk grafik plot Arrival, Queue, Server 1, Server 2, Server 3 dan Server 4 untuk

Untuk menemukan model antrian yang optimal diperlukan sebanyak 50 kali percobaan untuk masing-masing model. Masing-masing hasil simulasi dari setiap skenario dihitung rata-rata untuk menemukan utilitas tiap skenario. Berikut adalah hasil percobaan simulasi model SCSP dengan skenario yang sudah ditentukan.

Tabel 6.3 Hasil Simulasi SCSP dengan mhu arr = 1 dan mhu serve = 0,1

Berdasarkan Tabel 6.4, model antrian SCSP dengan skenario Mhu Arrival 1 dan Mhu Serve 0.1, dapat diketahui faktor pemanfaatan

(10)

5 (utilitas) berdasarkan rata-rata dari 50 kali percobaan simulasi yaitu adalah 0.045.

Tabel 6.4 Hasil Simulasi MCSP dengan mhu arr = 1 dan mhu serve = 0.1

Dari Tabel 6.5, model antrian MCSP dengan skenario Mhu Arr 1 dan Mhu Serve 0.1, dapat

diketahui faktor pemanfaatan (utilitas)

berdasarkan rata-rata dari 50 kali percobaan simulasi yaitu adalah 0.040.

Berdasarkan hasil simulasi SCSP dan MCSP yang sudah dilakukan, maka hasil utilitas tiap skenario model antrian adalah sebagai berikut.

SLS Serve 0,1 0,5 1 Arr 0,1 0,347 0,695 0,765 0,5 0,082 0,231 0,253 1 0,045 0,113 0,166

Berdasarkan hasil simulasi SCSP maka diperoleh hasil utilitas terendah yaitu model antrian SCSP dengan skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1. Dengan hasil utilitas tersebut maka skenario ini yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil utilitas model antrian MCSP dengan skenario yang sama.

MLS Serve

0,1 0,5 1

Arr 0,1 0,267 0,508 0,605

0,5 0,077 0,157 0,172

1 0,040 0,109 0,112

Berdasarkan hasil simulasi MCSP maka diperoleh hasil utilitas terendah yaitu model antrian MCSP dengan skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1. Dengan hasil utilitas terendah dari model antrian MCSP yang sudah diketahui maka hasil utilitas tersebut dibandingkan dengan hasil utilitas terendah dari model antrian SCSP, sehingga didapatkan hasil utilitas yang paling rendah diantara kedua model antrian tersebut, bahwa sistem antrian

optimal adalah sistem antrian MCSP.

Dikarenakan nilai utilitas sistem antrian MCSP lebih kecil dari sistem antrian SCSP.

3. Kesimpulan

1. Simulasi Sistem Antrian dengan

menggunakan 2 Model Antrian dapat

diimplementasikan dengan menggunakan

MATLAB.

2. Dari simulasi yang telah dilakukan

sebanyak 450 kali untuk model antrian MCSP, diperoleh utilitas sistem terkecil adalah pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 sebesar 0.022, Sedangkan untuk model antrian SCSP dilakukan percobaan sebanyak 450 kali pula dan diperoleh utilitas sistem terkecil adalah pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 sebesar 0.026.

3. Dari simulasi yang telah dilakukan

sebanyak 900 kali percobaan maka didapatkan model antrian yang paling optimal yaitu model antrian MCSP (Multiple Channel Single Phase) pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 yang mempunyai hasil utilitas sebesar 0.022.

Daftar Pustaka

[1] Prihati, Yani. 2012 Simulasi Dan

Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di

Loket Pembayaran Rekening XYZ

Semarang. Fakultas Ilmu Komputer

Universiatas AKI

. [2] Nilsen B. Frode. 1998. Queuing sistems:

(11)

6 Department of Informatics. University of Oslo. .

[3] Mulyono, S. 1991. Operations

Research. FEUI.Jakarta .

[4] Kakiay, Thomas, 2004, Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[5] Sugiharto, Aris. 2006. Pemrograman GUI dengan MATLAB. CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta.

Gunawan ,memperoleh gelar Sarjana

Teknik Mesin (ST) Universitas

Muhammadiyah Malang , lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT) Program Pasca Sarjana Magister Teknik

Elektronika dan sistem Informasi

Universitas Brawijya Malang ta, lulus tahun 2011.Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan,

Saiful Rahman (S.Kom), memperoleh gelar sarjana Komputer STMIK Balikpapan tahun 2016,

(12)

7

Model Sistem Monitoring Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia.Tbk (BCA)

Balikpapan Djumhadi 1) 1

Jurusan Teknik Informatika STMIK Balikpapan

Jl. AMD Manunggal No.09 BDS Balikpapan Kalimantan Timur Telp. 0542-766766, Faks. 0542-766766

Emai : djumhadi@stmikbpn.ac.id

ABSTRAK

Mesin Anjungan Tunai Mandiri / Automatic

Teller Machine (ATM) BCA, Debit BCA, Tunai

BCA, Internet Banking, Mobile Banking, merupakan pengembangan berbagai electronic

delivery channels yang ada pada PT, Bank

Central Asia, selain untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan sekaligus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam bertransaksi di BCA

Salah satu bentuk electronic delivery channels yang dikembangkan oleh BCA adalah jaringan ATM BCA. Pada penelitian ini dirancang suatu model prototipe sistem monitoring yang dapat menginformasikan status dari mesin ATM (

Uptime / Downtime) dasarnya dikembangkan dari

sistem berjalan yang telah digunakan berbasis

komputerisasi. Sistem di rancang secara

sederhana sehingga memudahkan pemakai untuk memahami proses kerjanya (user friendly), mulai dari menjalankan aplikasi hingga memperoleh informasi saldo dan status dari mesin ATM. Sistem selalu terupdate selama aplikasi berjalan dalam satuan waktu tertentu.

Penerapan sistem monitoring ini tidak akan

menggantikan sistem konvensional secara

keseluruhan, karena hanya beberapa proses saja yang akan digantikan antara lain sistem pencarian/ inquiry, pengecekan dan pencatatan. Kegiatan tersebut selama ini masih dilakukan secara konvensional sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk pembuatan laporan, juga tingkat ketelitian yang rendah. Dengan sistem baru ini diharapkan dapat meminimalisasi

kelemahan-kelemahan tersebut diatas. Selain itu dengan mengetahui status downtime, uptime dan jumlah saldo dari mesin ATM akan memberikan layanan yang lebih baik pada nasabah sehingga kualitas, efis\iensi dan efektivitas layanan akan tercapai.

Kata Kunci : Automatic Teller Machine (ATM),

User Friendly, Uptime Downtime 1. PENDAHULUAN

PT Bank Central Asia, Tbk. (BCA) Cabang Balikpapan adalah sebuah perusahaan cabang yang bergerak di bidang jasa keuangan atau lebih dikenal dengan sebutan Bank. Salah satu fokus strategi bisnis BCA adalah sebagai Payment

Settlement Agency utama di Indonesia. Hal ini

didasari oleh keunggulan bersaing BCA dari sisi jaringan, delivery channel, keunggulan teknologi, kualitas layanan dan basis nasabah yang besar. Untuk mendukung dan mewujudkan usaha tersebut, BCA berupaya meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan dengan mengembangkan berbagai alternatif electronic delivery channels, seperti : Anjungan Tunai Mandiri / Automatic

Teller Machine (ATM) BCA, Debit BCA, Tunai

BCA, Internet Banking, BCA By Phone serta

Mobile Banking. Pengembangkan berbagai

electronic delivery channels tersebut, selain

meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan

sekaligus memberikan kemudahan dan

kenyamanan bagi nasabah. Nasabah akan merasa bertransaksi di BCA sebagai suatu kebutuhan dan memilih BCA sebagai bank utama dan menarik

(13)

8 nasabah lainnya untuk bergabung dengan BCA dan bertransaksi melalui BCA.

Salah satu bentuk electronic delivery

channels yang dikembangkan oleh BCA adalah

jaringan ATM BCA. Sampai akhir tahun 2013 jaringan ATM BCA secara nasional berjumlah

sebanyak 12.026 unit (sumber : situs

www.klikbca.com) yang tersebar di seluruh Indonesia dan diantaranya terdapat lebih kurang sebanyak 28 unit ATM BCA yang berlokasi di bawah koordinasi BCA Cabang Balikpapan. Sejak di perkenalkan pada tahun 1995 di kota Balikpapan, ATM BCA mendapat sambutan yang luas dari masyarakat. Sambutan tersebut dapat di lihat dengan adanya peningkatan transaksi finansial maupun non finansial melalui ATM BCA yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang signifikan.

Seiring meningkatnya transaksi di ATM BCA, kinerja mesin ATM dalam melayani nasabah harus dapat bekerja se-optimal mungkin dengan menekan Downtime se-minimal/sekecil mungkin. Downtime adalah waktu dimana ATM tidak beroperasi/tidak dapat digunakan untuk

bertransaksi oleh nasabah. Kriteria dari

Downtime ATM BCA antara lain uang habis, gangguan komunikasi, gangguan pada perangkat

keras/hardwareATM, dan lain-lain seperti

penggantian uang, perawatan berkala, gangguan

hardware yang tidak dapat tertangani segera.

Informasi terjadi downtime pada mesin ATM diperoleh dengan cara memonitor/mengecek sisa uang maupun status perangkat keras mesin ATM pada aplikasi Base24 yang online langsung dengan mainframe (komputer utama) BCA Kantor Pusat di Jakarta secara berkala setiap jam. Kendala yang dihadapi oleh BCA Cabang Balikpapan dalam mengoptimalkan kinerja mesin

ATM adalah terjadinya keterlambatan

memperoleh informasi mengenai terjadinya

downtime pada setiap mesin setiap waktu.

Keterlambatan memperoleh informasi downtime

tersebut disebabkan proses

pengecekan/monitoring dilakukan setiap jam dengan melakukan inquiry saldo dan inquiry status semua mesin ATM satu persatu secara

manual. Keterlambatan tersebut juga disebabkan faktor ketepatan waktu pengecekan oleh petugas pelaksana (faktor manusia). Jika terjadi uang habis atau ada gangguan komunikasi pada perangkat keras mesin ATM maka gangguan tersebut hanya diketahui pada saat pengecekan di jam berikutnya, dan jika terjadi keterlambatan waktu proses pengecekan maka terjadi juga keterlambatan memperoleh informasi downtime ATM.

Berdasar data yang pernah ada dapat di sajikan tabel data Frekuensi dan Durasi

Downtime ATM BCA PT. Bank Central Asia,

Tbk. Cabang Balikpapan di bulan Januari – Desember 2006

Tabel 1.1

Frekuensi dan Durasi Downtime ATM BCA PT. Bank Central Asia, Tbk.

Bulan Frekwensi Durasi (menit) Januari 878 10.860 Februari 957 12.805 Maret 896 13.110 April 789 16.325 Mei 986 13.437 Juni 898 9.715 Juli 840 10.036 Agustus 752 14.871 September 616 13.552 Oktober 593 17.392 November 646 7.986 Desember 781 16.179

Pada tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi frekuensi dan durasi downtime ATM di setiap bulan yang cukup tinggi. Pencatatan frekuensi downtime berdasarkan jumlah kali terjadi downtime, dan durasi

downtime dicatat berdasarkan jumlah menit

selama downtime terjadi. Pada bulan Oktober 2006, frekuensi downtime tercatat paling rendah selama setahun, tetapi

durasi yang tercatat adalah yang paling tinggi selama setahun.

(14)

9 Dari uraian tersebut perlu tindak lanjut mengenai monitoring ATM agar dapat membantu memberikan solusi mengenai permasalahan yang terjadi.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller

Machine (ATM) merupakan salah satu produk

perbankan yang berbentuk seperangkat alat elektronik yang di sediakan untuk melayani transaksi perbankan (BCA, 2005:A-1/1) yang sangat memasyarakat saat ini. Salah satu dari

electronic delivery channel ini sudah menjadi

ujung tombak/andalan perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan khususnya di bidang perbankan. Perangkat elektronik tersebut dapat melayani berbagai transaksi perbankan dari nasabah bank seperti pengambilan uang tunai,

pengecekan saldo rekening tabungan/giro,

transfer dana dan pembayaran tagihan tanpa perlu dilayani oleh petugas bank. Kelangsungan operasi ATM dalam melayani transaksi nasabah

harus terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Keberadaan, kelancaran dan keberagaman transaksi ATM dapat memberikan image yang baik khususnya masyarakat yang menjadi nasabah perbankan.

ATM BCA terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan layanan yang diberikan (BCA, 2005:A-1/2) :

1. ATM (Anjungan Tunai Mandiri), yaitu ATM yang melayani transaksi penarikan tunai dan transaksi non tunai. Merek

Mesin yang digunakan yaitu

IBM/Diebold, NCR, Siemens/Wincor

Nixdorf

2. ANT (ATM Non Tunai), yaitu ATM yang melayani transaksi Non Tunai. Merek mesin yang digunakan yaitu Wincor tipe Certo dan IBM Eazy Kiosk.

3. AST (ATM Setoran Tunai), yaitu ATM yang melayani transaksi setoran tunai. Merek mesin yang digunakan yaitu IBM Omron tipe 1718.

Dari standar waktu pengoperasian dapat dilihat pada tabel 2.1 terdapat sejumlah 27 unit ATM BCA yang berada di bawah koordinasi Cabang Balikpapan yang beroperasi 24 jam setiap hari. ATM-ATM tersebut memerlukan monitoring yang intensif.

Monitoring ATM BCA dibedakan dalam 2 (dua) jenis (BCA, 2005:C-2/1) yaitu :

1. Monitoring uang di ATM BCA

2. Monitoring perangkat keras ATM BCA Standar waktu pengoperasian ATM BCA di tentukan sebagai berikut (BCA, 2005, C-2/12) :

Tabel 2.1

Standar Waktu Pengoperasian ATM BCA

Lokasi ATM BCA Waktu pengoperasian

Senin - Jumat Sabtu

Di dalam lobi bank 08:00 - 17:00 Buka Tutup Di dalam Mal 09:00 - 22:00 Buka Buka Di luar Mal

Di luar gedung Kantor Cabang Utama (KCU)

Di area umum

Di Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang mempunyai ruangan tersendiri

Di lokasi yang memungkinkan untuk beroperasi 24 jam

24 jam Buka Buka

Monitoring ATM merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang menyediakan pelayanan dengan mesin ATM seperti BCA, oleh karena itu monitoring ATM harus dilakukan secermat mungkin. Pihak manajemen harus dapat menentukan dan memperhitungkan kapan uang suatu ATM harus diisi ulang. Pengisian tersebut haruslah dilakukan atas dasar kebutuhan dalam memenuhi permintaan nasabah dan juga harus sesuai dan cukup ekonomis bila dilihat dari segi penggunaan dana yang tersedia. Monitoring ATM juga dilakukan untuk mengetahui problem yang terjadi pada suatu ATM sehingga dapat ditangani dengan segera.

Dengan demikian monitoring ATM BCA dapat di artikan bertujuan untuk memantau persediaan uang dalam ATM dan perangkat keras ATM sehingga diketahui saat yang tepat untuk melakukan pengisian maupun pembongkaran

(15)

10 uang ATM serta mendeteksi apabila terjadi masalah teknis pada ATM.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Monitoring ATM BCA adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat memberikan dukungan pengawasan dalam pengoperasian ATM BCA.

3. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

3.1. Analisis Sistem yang Berjalan

Dalam pengelolaan mesin-mesin ATM yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk Cabang Balikpapan menggunakan Aplikasi Base24. Informasi yang ditampilkan dalam Aplikasi Base24 merupakan informasi yang dikirim oleh mesin ATM ke mainframe BCA.

Dalam monitoring mesin-mesin ATM

sehari-hari, proses yang dilakukan adalah :

1. Proses inquiry saldo ATM dan status mesin ATM. Proses ini dilakukan dengan menginput nomor WSID mesin ATM ke Aplikasi Base24 secara satu per satu sesuai mesin ATM yang akan dimonitor.

2. Proses inquiry status detail problem mesin ATM. Proses ini juga dilakukan secara manual dengan menginput nomor WSID mesin ATM yang mengalami problem.

Kelemahan dari sistem yang lama adalah semua informasi baru disajikan setelah user melakukan proses-proses di atas. Dengan demikian, akan terjadi keterlambatan informasi saldo uang dan status mesin yang dapat berdampak pada pelayanan kepada nasabah yang akan bertransaksi di mesin ATM. Informasi yang ditampilkan juga terdapat informasi-informasi yang tidak dibutuhkan pada saat proses monitoring seperti merk mesin ATM dan tipe mesin ATM. Selain itu informasi-informasi mesin ATM pada saat di luar jam kerja tidak

dapat diperoleh karena sistem berjalan

memerlukan interaksi dari user.

3.2 Analisis Sistem yang dikembangkan

Dari analisis yang dilakukan pada sistem berjalan di unit kerja BCA maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi monitoring ATM yang selama ini diterapkan belum mampu mendukung kebutuhan informasi bagi pihak manajemen, baik dari segi efisiensi dan

efektivitas dalam kegiatan operasionalnya.

Kelemahan pada sistem berjalan ini tertuju pada keakuratan informasi yang dibutuhkan, kecepatan dalam memproses data dan penyajian informasi. Pada

sistem yang diusulkan, akan dirancang sebuah prototipe sistem informasi monitoring ATM. Sistem yang diusulkan ini pada dasarnya dikembangkan dari sistem berjalan yang selama ini digunakan yang sudah berbasis komputer. Desain sistem yang diusulkan di rancang secara sederhana sehingga mempermudah pemakai dalam mengoperasikannya (user friendly). Mulai dari menjalankan aplikasi hingga menampilkan informasi saldo dan status mesin ATM hanya melalui beberapa klik pada menu yang telah ditentukan dan informasi saldo dan status ATM di tampilkan di layar monitor secara otomatis dan selalu di update terus menerus selama aplikasi di jalankan. Penggunaan komputer sebagai media pemrosesan data diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan

sehingga dapat membantu mengatasi

permasalahan yang terjadi selama ini.

Penerapan sistem berbasis komputer ini tidak akan menggantikan sistem konvensional secara keseluruhan. Sebagian besar proses yang akan digantikan sistem komputer antara lain pencarian / inquiry, pengecekan dan pencatatan. Semua kegiatan tersebut yang selama ini dilakukan secara konvensional memerlukan waktu yang cukup lama dan ketelitian yang

tinggi, sehingga dengan penggunaan

komputerisasi dapat meminimalisasi kelemahan tersebut. Sementara beberapa proses seperti cek saldo dan status ATM akan tetap dilakukan

(16)

11 secara konvensional karena lebih efisien dan efektif.

3.3 Pemoedelan Sistem Secara Struktural

Dari diagram konteks diatas dapat kita lihat juga desain aliran data yang terjadi dalam sistem, baik data yang masuk atau keluar dari proses menuju atau dari tabel yang saling berelasi

Gambar. 3.2 – Diagram Overview Sistem

3.4 Desain Antrarmuka Sistem

Untuk memudahkan operator dalam

menggunakan sistem. Dalam sistem

menngunakan tiga (3) menu utama yaitu Monitoring, Setup dan Inquiry sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar. 3.3 – Menu Utama Sistem

Pada gambar dibawah ini dijelaskan salah satu perancangan masukan untuk data monitoring suatu ATM.

Gambar. 3.4 – Formulir Input Data Monitoring

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program aplikasi ini dijalankan secara interaktif yang terintegrasi dengan sistem operasi Windows. Dimana setiap formulir mempunyai fungsi dan tugas masing-masing, yaitu : Form Monitoring Saldo ATM dapat diakses melalui Menu Monitoring. Form ini digunakan untuk menampilkan status mesin, status komunikasi, saldo ATM dan detail hardware mesin ATM yang mengalami problem. Pada saat Form Saldo ATM ditampilkan, secara otomatis sistem akan menjalankan proses pengecekan saldo dan status mesin ATM. Proses ini akan dilakukan secara berulang-ulang untuk mengupdate saldo dan

(17)

12 status mesin ATM. Saldo uang mesin ATM ditampilkan dalam satuan ribuan, misalnya saldo uang mesin ATM Rp. 92.000.000,- maka akan ditampilkan 92.000. Hal ini bertujuan agar informasi saldo lebih mudah dibaca oleh user dan saldouang mesin ATM selalu dalam kelipatan 10 ribu. Sedangkan status mesin ATM yang ditampilkan di FormMonitoring Saldo ATM adalah status mesin ATM dalam kondisi mesin sedang beroperasi / Open atau tidakberoperasi / Closed. Sedangkan status komunikasi data mesin ATM yang ditampilkan adalah status komunikasi data dalam kondisi Up atau Down. Status mesin ATM tersebut ditampilkan dalam bentuk icon lingkaran, apabila

status mesin ATM Up maka icon lingkaran ditampilkan dalam warna hijau dan apabila status mesin ATM Down maka icon lingkaran ditampilkan dalam warna merah. Hal yang sama juga digunakan untuk menampilkan status komunikasi mesin ATM. Detail hardware mesin ATM ditampilkan dalam bentuk tombol “+” yang diletakkan disamping saldo uang ATM. Apabila terdapat hardware mesin ATM yang mengalami kerusakan maka tombol akan ditampilkan dalam warna merah. Untuk menampilkan form yang berisi detail kerusakan hardware dapat dilakukan dengan memilih tombol .

Gambar 4.1 – Form Monitoring ATM yang menampilkan saldo uang, status mesin dan

status komunikasi mesin ATM

Pada gambar 4.2 Menjelaskan sistem monitoring yang menampilkan status dari mesin ATM, pada gamabr terlihat notifikasi berwarna merah yang menandakan terjadi masalah pada mesin ATM

Gambar 4.2 – Form Monitoring ATM yang menampilkan icon problem mesin dan

komunikasi mesin ATM

Form Downtime ATM dapat diakses melalui menu Inquiry. Form Downtime ATM

(18)

13

digunakan untuk menampilkan data-data

kerusakan hardware dan problem komunikasi data pada setiap mesin ATM secara terperinci. Pada Form Downtime ATM dibagi menjadi beberapa bagian yaitu

- Daftar WSID mesin ATM

- Periode downtime yang akan

ditampilkan - Data mesin ATM

- Daftar downtime mesin ATM yang terjadi

Untuk menampilkan salah satu downtime mesin ATM dapat dilakukan dengan cara memilih daftar WSID dan menginput periode downtime pada Field Bulan. Sistem secara otomatis akan mencari record-record downtime untuk WSID mesin ATM yang diminta. Kemudian data downtime ditampilkan pada tabel downtime yang memuat tanggal dan jam downtime mulai terjadi, tanggal dan jam downtime berakhir dan keterangan downtime. Apabila terjadi problem pada mesin ATM dan problem belum diselesaikan maka sistem hanya akan menampilkan tanggal dan jam downtime mulai terjadi dan keterangan downtime sedangkan tanggal dan jam downtime berakhir akan ditampilkan kosong. Format pengisian Field Bulan adalah MMYY, dimana MM diisi dengan bulan dalam bentuk angka sedangkan YY diisi dengan tahun dalam 2 digit. Contoh bulan Juni 2007 diisi dengan 0607.

Gambar 4.3 – Form Downtime ATM yang menampilkan perincian problem downtime ATM

Laporan detail dari status mesin ATM dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini, dimana sistem melaporkan status mesin ATM di satu lokasi tengah mengalami masalah.

(19)

14 Gambar 4.5 Hasil tampilan informasi saldo dan

status mesin ATM

5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka dengan menggunakan sistem monitoring ini

diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Keuntungan Sistem Informasi Monitoring ATM

a. Penggunaan Sistem Informasi Monitoring ATM ini lebih mudah karena aplikasi berbasis Windows danbtidak banyak memerlukan aktivitas / penginputan data oleh user.

b. Penyajian informasi saldo uang dan status mesin ATM lebih memenuhi kebutuhan

user karena hanya informasi yang

dibutuhkan oleh user ditampilkan di layar. c. Terdapat history problem-problem mesin

ATM yang terjadi sehingga dapat

digunakan sebagai bahan analisa untuk mengantisipasi tidak terjadi problem yang sama di masa yang akan datang.

2. Kelemahan Sistem Informasi Monitoring ATM a. Pesan untuk kerusakan mesin ATM yang sama akan terdapat perbedaan karena

terdapat lebih dari satu tipe mesin ATM yang digunakan oleh BCA. Solusi atas kelemahan ini adalah dengan mengupdate kembali Sistem Informasi Monitoring ATM namun hal ini baru dapat diketahui setelah kerusakan tersebut terjadi.

b. Sistem Informasi Monitoring ATM tidak dapat menginformasikan kepada user apabila saldo uang pada ATM Setoran Tunai akan penuh. Hal ini dikarenakan ATM Setoran Tunai menggunakan indikator jumlah lembar uang dan terdapat pecahan yang berbeda-beda dalam satu mesin ATM Setoran Tunai.

5.2.Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan mengenai rancangan sistem yang dikembangkan ini yaitu :

a. Rancangan sistem yang dikembangkan ini dalam penerapannya harus disesuaikan kembali dengan perkembangan kebutuhan pemakai sistem.

b. Sistem yang diusulkan harus didukung dengan pelatihan terhadap karyawan yang menggunakannya agar dapat diterima dan

berjalan dengan baik serta dapat

memberikan dukungan dalam kegiatan operasional Bank.

c. Pemeliharaan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung jalannya sistem yang terkomputerisasi perlu diperhatikan serta selalu dilakukan pengembangan sistem sejalan dengan perkembangan perusahaan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Blaha, Michael and Wiliam Premerlani, Object Oriented Modelling and Design for

(20)

15 database Aplication,Prentice Hall, New

Jersey, 1998

BCA, Manual Operasional Unit Kerja ATM, Biro Sistem Prosedur, Jakarta, 2005

Kendall & Kendall, Analisis dan Perancangan Sistem, PT Indeks, Jakarta, 2006 Pressman, R, S, Software Engineering, A

Practitioner‟s Approach, Fourt Edition, Mc Graw-Hill Companies Inc,1997 Suhata, Visual Basic sebagai Pusat Kendali

Peralatan Elektronik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005

(21)

16

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT

PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah1), Mundzir, 2) 1)

Teknik Informatika, 2) Manajemen Informatika, STMIK Balikpapan Jl AMD Manunggal BDS Balikpapan 76114

Email : subur.anugerah@stmikbpn.ac.id1), mundzir@stmikbpn.ac.id2)

Abstrak

Sistem Informasi Akademik Mahasiswa Online (SIAMON) STMIK Balikpapan dibangun untuk memenuhi kebutuhan internal, juga sebagai sarana untuk pelaporan kegiatan administrasi akademik kepada Kopertis XI Kalimantan dan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Dalam perkembangannya muncul perubahan pelaporan Dikti melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau forlap. Pada pelaporan ini, data dikirim host-to-host melalui sistem feeder yang disediakan Dikti untuk perguruan tinggi.

Sementara itu, STMIK Balikpapan terus berkembang, yakni adanya gedung baru dan tuntutan kebutuhan layanan kepada mahasiswa, dosen, kurikulum baru, dan perguruan tinggi. Sistem pelaporan dan pengelolaan baru tersebut menyebabkan munculnya permasalahan baru pula. SIAMON dianggap kurang mengakomodasi kebutuhan pelaporan dan belum memberikan layanan yang diharapkan. Tantangannya, sistem yang baru ini dibutuhkan segera.

Penelitian ini berhasil menerapkan metode pengembangan sistem informasi yang cocok sesuai kondisi yang ada. Berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan, metode Reuse-Oriented Development dipilih untuk mempercepat penyelesaian rancang bangun sistem informasi dan mampu membantu mengatasi masalah.

Kata kunci: sistem informasi, sistem informasi

akademik, rekayasa perangkat lunak,

software development, reuse-oriented, perguruan tinggi

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang

semakin pesat akhir-akhir ini bukan hanya timbul akibat dari suatu perencanaan ataupun memenuhi kebutuhan saat itu saja, melainkan juga menyebabkan munculnya permasalahan dan penyelesaian baru, serta munculnya tuntutan kebutuhan baru, agar organisasi

ataupun perusahaan selalu terjaga

keberadaannya.

Hal ini dapat dilihat pada Sistem Informasi Akademik Mahasiswa Online (SIAMON), yang digunakan STMIK Balikpapan untuk membantu proses administrasi dan akademik

mahasiswa, dalam rangka mewujudkan

berjalannya proses administrasi yang baik. Jika tujuan ini tercapai, maka ini berarti dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut.

Sistem yang ada sebelumnya dibangun untuk memenuhi kebutuhan internal, sekaligus data yang dikelola digunakan untuk pelaporan

kegiatan administrasi akademik kepada

Kopertis XI Kalimantan dan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Namun dalam beberapa tahun terakhir, muncul perubahan pelaporan Dikti melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau forlap yang baru. Pada pelaporan ini, data dikirim host-to-host melalui sistem feeder yang disediakan oleh Dikti untuk perguruan tinggi. Masalah yang terjadi adalah format data maupun informasi yang berbeda.

(22)

17

Disisi lain, kampus mengalami berkembang pesat, yakni adanya gedung baru, serta tuntutan kebutuhan layanan kepada mahasiswa, dosen, ketersediaan kurikulum baru, dan kebutuhan perguruan tinggi. Perkembangan pelaporan dan

tuntutan baru tersebut menyebabkan

munculnya permasalahan baru, bahwa

SIAMON kurang mengakomodasi kebutuhan pelaporan, dan belum memberikan layanan yang diharapkan. Apalagi, sistem yang baru saat ini dibutuhkan sesegera mungkin.

Beberapa sumber menyebutkan, solusi untuk

mengatasi permasalahan tersebut adalah

membeli perangkat lunak baru. Namun, dikhawatirkan ke depan muncul masalah baru dalam penggunaan perangkat lunak baru tersebut, seperti meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih, biaya pembelian dan layanan yang tinggi, serta keraguan apakah layanan sistem cukup cepat dan responsif jika muncul adanya gangguan teknis dan perubahan proses bisnis perguruan tinggi tersebut.

Untuk itulah, dalam penelitian ini mencoba menerapkan metode pengembangan sistem informasi yang dianggap cocok sesuai kondisi yang ada. Berdasarkan fakta dan pengamatan

di lapangan, metode Reuse-Oriented

Development dipilih untuk mempercepat

penyelesaian rancang bangun sistem informasi. Dengan demikian, baik proses maupun

hasilnya diharapkan mampu mengatasi

permasalahan-permasalahan tersebut.

1.1 Rumusan Masalah

Bagaimana pengembangan sistem informasi akademik menggunakan metode reuse-oriented

development ini. Penggunaan metode ini

diharapkan dapat mempercepat penyelesaian pengembangan sistem informasi akademik,

mengurangi resiko pengembangan dan

kebutuhan biaya yang cukup tinggi.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk

menghasilkan sistem informasi akademik,

dengan menerapkan metode pengembangan berorientasi penggunaan ulang (reuse-oriented

development). Dengan metode tersebut diharapkan

1) mengurangi beban biaya pembelian atau biaya pengembangan perangkat lunak,

dengan memanfaatkan sumber daya

manusia yang dimiliki perguruan tinggi, 2) mengurangi lama waktu pengembangan

jika dibanding menggunakan metode

Waterfall, serta,

3) mengurangi resiko pengembangan maupun saat operasional.

1.3 Manfaat

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut.

1) Dapat digunakan oleh perguruan tinggi selaku obyek studi dan perguruan tinggi

lainnya, dalam hal pengembangan

keilmuan di bidang rekayasa perangkat lunak, dan pengelolaan sistem informasi pada perguruan tinggi.

2) Dapat digunakan STMIK Balikpapan

sebagai sarana dan upaya untuk

mendukung pencapaian visi dan misi perguruan tinggi.

3) Sistem informasi akademik dari hasil penelitian ini dapat diimplementasikan STMIK Balikpapan untuk mendukung kegiatan proses administrasi akademik, dan pelaporan baik untuk PDPT Dikti, internal yayasan dan stakeholders lainnya.

1.4 Tinjauan Pustaka

Karouw (2014), dalam penelitiannya di Universitas Sam Ratulangi Sulawesi Utara, membandingkan keefektifan waktu pengisian KRS online yang telah ditetapkan oleh pihak fakultas dan rekayasa ulang proses bisnis pengisian KRS, agar waktu dalam pengisian

KRS online efisien. Karouw menulis

bagaimana membuat model aktivitas proses bisnis penerimaan mahasiswa baru dan melakukan rekayasa-ulang terhadap bisnis proses yang berlaku.

Model proses bisnis dibangun dengan menggunakan kakas Business Process Notation

(23)

18 Model (BPMN). Model proses bisnis registrasi

mahasiswa diharapkan dapat memberikan deskripsi yang lengkap dan mendetail terkait aktivitas registrasi sehingga dari model tersebut dapat dilakukan rekayasa-ulang proses bisnis.

Karouw memberikan landasan teori, bahwa sebelum melakukan rekayasa ulang sistem informasi diperlukan rekayasa-ulang

proses bisnis. Namun demikian, dalam

penelitian ini proses bisnis tidak disusun terpisah dalam suatu perencanaan, melainkan berdasarkan penelitian Anugerah (2010), yang menghasilkan Enterprise Architecture sistem informasi, serta berdasarkan dinamika proses bisnis kebutuhan saat ini, seperti karena perubahan kebijakan, kebutuhan masyarakat pengguna, maupun perkembangan teknologi.

1.5 Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian ini mengikuti metode Reuse-Oriented Development (ROD), yaitu

berbasis pengembangan berorientasi

pemakaian ulang yang digunakan untuk mengintegrasikan desain dan komponen sistem yang sudah ada. Langkah-langkah proses ROD adalah sebagai berikut.

1) Spesifikasi persyaratan (requirements

specification)

Pada tahapan ini, langkah pertama

mengidentifikasi semua spesifikasi

persyaratan. Ada tiga kelompok yang

diidentifikasi, pertama spesifikasi

persyaratan user, persyaratan sistem, dan persyaratan domain. Kelompok-kelompok ini detil merujuk hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anugerah (2010) dengan beberapa penyesuaian. Pada langkah ini disusun garis besar persyaratan sistem. 2) Analisis komponen (component analysis)

Tahap ini melakukan analisis kebutuhan

dari langkah pertama spesifikasi

persyaratan. Aktivitas yang dilakukan antara lain.

a. Membuat daftar komponen kebutuhan.

b. Menentukan komponen kebutuhan

berdasarkan kelompok spesifikasi

persyaratan.

c. Membuat matriks komponen kebutuhan

terhadap kelompok spesifikasi

persyaratan.

3) Modifikasi persyaratan (requirements

modification)

Pada tahap ini akan menemukan beberapa

spesifikasi persyaratan yang perlu

dilakukan penambahan, pengurangan,

perbaikan atau peningkatan komponen berdasarkan analisis komponen.

4) Perancangan sistem pemakaian ulang (system design with reuse)

Tahap ini melakukan perancangan sistem ulang, baik berdasarkan spesifikasi user, sistem, maupun dukungan perubahan dari domain jika diperlukan, seperti adanya perjanjian dengan bank dan perguruan tinggi untuk menangani pembayaran SPP mahasiswa dan gaji dosen.

5) Pengembangan dan integrasi (development

and integration)

Pada tahap ini dilakukan pengembangan, meliputi pengkodean program hingga integrasi, meliputi integrasi user seperti sumber daya, integrasi sistem seperti intergrasi teknologi dan aplikasi, serta integrasi domain seperti integrasi kebijakan bank (misal penggunaan kode pembayaran) yang akan menjadi bagian dari kebijakan perguruan tinggi.

6) Validasi sistem (system validation)

Tahap ini diperlukan untuk menjamin bahwa sistem berjalan sesuai dengan harapan, yaitu dengan menguji sistem

berjalan sesuai dengan spesifikasi

persyaratan dan tahapan-tahapan

sebelumnya.

2. Pembahasan

2.1 Spesikasi Persyaratan dan Analisis Komponen

(24)

19

Pada tahap ini ada tiga kelompok yang diidentifikasi, pertama spesifikasi persyaratan user, persyaratan sistem, dan persyaratan domain.

1) Spesifikasi Persyaratan pada Sistem yang Lama

Pada sistem sebelumnya, pengguna (user) terdiri atas tiga kelompok (grup), yakni grup administrator akademik, administrator keuangan, dosen penasehat akademik dan mahasiswa. Jika diidentifikasi dengan Use Case Diagram, maka modelnya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Use Case Diagram SIAMON Lama

Dari Gambar 2.1 dapat diidentifikasi

spesifikasi persyaratan tiap user adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Persyaratan User No. Kelompok

User

Persyaratan Fungsional

1 Mahasiswa 1) Terdaftar sebagai

mahasiswa aktif,

non-aktif, dan cuti,

kecuali keluar. 2) Melakukan

pembayaran daftar

ulang dan mengisi KRS

3) Melakukan Perwalian

atau bimbingan

semester. 4) Terdaftar kuliah

2 Dosen 1) Terdaftar sebagai

dosen tetap

2) Memiliki jabatan

fungsional dan Surat

keputusan dosen

penasehat akademik, 3) Melakukan

bimbingan semester pada mahasiswa baik

dalam jaringan (daring) maupun langsung bertatap muka. 4) Menyetujui Kartu Rencana Studi mahasiswa 3 Bagian Keuangan

1) Memiliki tugas dan

wewenang dari

Yayasan

2) Memasukkan data

pembayaran (SPP

dan Daftar Ulang) 3) Melakukan

rekapitulasi dana

yang masuk dari

mahasiswa.

Tabel 2.2 Persyaratan Sistem

No. Kelompok User

Persyaratan Non

Fungsional

1 Mahasiswa 1) Sistem dapat diakses

melalui jaringan

Internet

2) Sistem dapat diakses

dari

bermacam-macam platform

2 Dosen 1) Sistem dapat diakses

melalui jaringan

Internet

2) Sistem dapat diakses

dari

bermacam-macam platform

3 Bagian

Keuangan

1) Sistem dapat diakses

melalui jaringan

Internet

2) Sistem dapat diakses

dari

(25)

20

Dari informasi yang diperoleh dapat

digambarkan diagram aktivitas dari

penggunaan sistem yang lama.

2) Spesifikasi Persyaratan pada Sistem yang Lama

Pada sistem yang baru, pengguna (user) terdiri atas lebih dari tiga kelompok (grup),

yakni kelompok operator, BAAK,

keuangan, dosen penasehat akademik dan mahasiswa, dan memungkinkan untuk dilakukan penambahan kelompok user. Jika diidentifikasi dengan Use Case Diagram, maka modelnya dapat digambarkan sebagai berikut.

.

Gambar 2.2 Use Case Diagram SIAMON Baru

3) Modifikasi Persyaratan

Berdasarkan analisis komponen, maka langkah

berikutnya adalah masuk pada tahapan

Modifikasi Persyaratan. Modifikasi persyaratan ini dilakukan menurut komponen yang didapat.

4) Perancangan Sistem Pemakaian Ulang

Hasil perancangan ulang berdasarkan

komponen yang didapat dan dipakai ulang. Komponen-komponen itu antara lain:

a) Perangkat lunak back-end seperti PHP dan MySQL.

b) Struktur basis data (database) bersama dengan isi data yang ada dan dilakukan penambahan dan penyesuaian.

c) Server host beserta IP Publik dan sertifikat SSL masih dapat dipergunakan di dalam jaringan Internet.

5) Pengembangan dan Integrasi

Hasil perancangan ulang berdasarkan

komponen yang didapat dan dipakai ulang. Hasilnya seperti digambarkan pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, Gambar 2.5 dan seterusnya bisa dilihat langsung secara dalam jaringan

(Online) Internet di

https://siamon.stmikbpn.ac.id

Gambar 2.3 Tangkapan Layar Muka

(26)

21

Gambar 2.5 Tangkapan Layar Pendaftaran

Gambar 2.6 Tangkapan Layar Lupa Password

Gambar 2.7 Tangkapan Layar Dashboard

Gambar 2.8 Tangkapan Layar Profil

Mahasiswa

Gambar 2.9 Tangkapan Layar Pilihan Waktu Kuliah

(27)

22

Gambar 2.10 Tangkapan Layar Herresgistrasi

6) Validasi Sistem

Pada tahap ini, validasi sistem

dilaksanakan pada awal semester ganjil dan genap tahun akademik 2015/2016, serta semester ganjil 2016/2017. Sistem berjalan lancar ketika pelaksanaan pendaftaran ulang, pengisian kartu rencana studi (KRS), dan perwalian atau bimbingan akademik oleh dosen penasehat akademik dengan mahasiswanya.

Dalam kegiatan tersebut, sistem juga

menunjukkan peningkatan berjalan baik

menyesuaikan prosedur-prosedur baru atas kebijakan perguruan tinggi, dan terbukti mampu membantu pelaksanaan pendaftaran ulang, pengisian KRS dan perwalian dengan mudah, cepat, dan lancar.

Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan berbasis komponen ulang ini

memungkinkan pengiriman (delivery)

perangkat lunak lebih cepat jika dibanding membuat dari awal kembali. Perguruan tinggi juga menerima biaya pemeliharaan dengan jangka yang lebih panjang dari sebelumnya.

3. Kesimpulan

Dari uraian dan tahapan-tahapan yang sudah dilakukan masih dibutuhkan percobaan dan serangkaian pengujian, baik secara langsung pada pengguna maupun secara tidak langsung, yakni sesuai dengan kebutuhan ke depan dengan laporan Forlap PDDIKTI. Dari beberapa informasi yang diperoleh dari grup operator forlap Kopertis XI Kalimantan, saat

ini ada penambahan beberapa kolom pada sistem PDDIKTI.

Oleh karena itu, masukan-masukan ini penting agar permintaan data dan penyesuaian kebutuhan data kepada mahasiswa tidak dilakukan berkali-kali. Jika hal ini terjadi,

maka akan mendorong ketidakefisienan

pelaksanaan adminitrasi akademik ke depan.

Daftar Pustaka

[1] Anonymous. 2014. Buku Panduan

Akademik Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer Balikpapan.

Balikpapan.

[2] Anugerah, Subur. 2010. Pembuatan Arsitektur Enterprise Menggunakan Enterprise Architecture Planning untuk Strategi Sistem Informasi pada STMIK Balikpapan. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: UGM.

[3] Dragstra, P. 2005. Enterprise Architecture. Tesis Tidak Terpublikasi. Department of

Mathematics and Computing Science.

Netherlands: Technische Universiteit

Eindhoven.

[4] Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

[5] Karouw, Stanley, dkk. 2014. Rekayasa Ulang Proses Bisnis Registrasi Pengisian KRS Online Portal Akademik Universitas Sam

Ratulangi. Konferensi Nasional Sistem

Informasi 2014. STMIK Dipanegara Makassar. [6] Kristanti, Tanti. 2008. Integrasi Enterprise untuk Fungsi Akademik dan Keuangan (Studi Kasus: Yayasan Pendidikan Ariyanti). Tesis

Tidak Terpublikasi. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

[7] Schwalbe, Kathy. 2004. Information Technology Project Management . Canada: Thomson Course Technology.

[8] Sommerville, Ian. 2004. Software

Engineering: Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Erlangga.

[9] Surendro, Kridanto. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Informatika.

(28)

23 Biodata Penulis

Subur Anugerah, memperoleh gelar Sarjana

Teknik (S.T), Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang, lulus tahun 1999. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng.) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan.

Mundzir, memperoleh gelar Sarjana Komputer

(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK Dipanegara Makassar, lulus tahun 1999. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika Universitas Hasanuddin Makassar, lulus tahun 2009. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan.

(29)

24

PERANCANGAN APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA PT. RACHMAT CAHAYA ABADI

Riovan Styx Roring1),Rizal Baday2)

Teknik Informatika STMIK Balikpapan

Email2): riovan@stmikbpn.ac.id, Email1): rizal.baday@gmail.com

Abstrak

Sistem penggajian merupakan

fungsi yang sangat penting untuk

memberikan kompensasi kepada para pegawai berupa gaji sebagai kontribusi

mereka kepada organisai/ instansi.

Penggajian merupakan salah satu proses dalam sebuah organisasi / instansi yang rentan terhadap masalah. Pengolahan data penggajian pada perusahaan ini

masih manual, sederhana, dan

membutuhkan waktu yang lama dalam pengolahan Datanya yaitu menggnakan Ms. Excel.

Berdasarkan dari data hasil

wawancara dengan petugas yang

menangani masalah penggajian karyawan ini, bahwa kemampuan SDM dalam menggunakan Ms. Excel sangat rendah. Akibatnya program ini tidak dapat

dimanfaatkan secara baik untuk

mengolah data gaji karyawan ini. Hal inilah yang menjadi kendala karena menimbulkan keterlambatan informasi dan kehilangan data. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan adanya sistem yang terkomputerisasi yang baru untuk meningkatkan efisiensi

kerja. Dalam pembuatan sistem

perhitungan gaji karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi ini dibutuhkan beberapa tahap, diantaranya yaitu desain perangkat lunak terdiri dari pembuatan data flow diagram ( DFD ), Entity Relationship Diagram (ERD ), Basis data, perancangan masukan, pembuatan program serta perancangan keluaran.

Metodologi yang dipakai untuk

merancang sistem terkomputerisasi

tersebut adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan, mendesain system baru,

membuat sistem / pemrograman, dan yang terakhir menguji sistem yang telah dibuat.

Aplikasi yang dihasilkan dalam pembuatan program ini adalah aplikasi informasi penggajian karyawan pada PT.

Rachmat Cahaya Abadi dengan

menggunakan bahasa pemrograman

Visual Basic 2010 dan SQL Server

sebagai Databasenya. Aplikasi ini

menghasilkan laporan laporan data gaji yang terdiri dari laporan data gaji seluruh, dan laporan data lembur.

Kata Kunci : Aplikasi Penggajian,

Visual Basic 2010 dan SQL Server

Pendahuluan

Dewasa ini, kebutuhan manusia

akan teknologi semakin meningkat

seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Keinginan dari manusia untuk melakukan sesuatu dengan serba mudah dan cepat. Untuk meningkatkan performa perusahaan maka dapat menggunakan teknolgi informasi khususnya komputer, perusahaan dapat mengelola informasi dengan cepat dan dapat lebih unggul dibanding dengan para pesaing lainnya.

Penggunaan komputer saat ini semakin luas dan bisa dijumpai hampir pada semua bidang kehidupan manusia. Dengan dipakainya komputer di berbagai bidang, tentunya menimbulkan berbagai masalah baik yang berhubungan dengan perangkat lunak (software) maupun

perangkat keras (hardware) yang

mendukung pemakaian komputer

(30)

25

Banyaknya data yang harus diolah merupakan masalah tersendiri. Data yang diolah secara manual akan terasa tidak efisien dan efektif dalam hal waktu dan biaya. Begitu juga informasi yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan yang akan diperoleh dari data tersebut akan terlambat, apalagi informasi yang diinginkan harus kompleks tentunya akan sulit dikerjakan secara manual.

Berdasarkan studi analisis yang telah dilakukan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi, ditemukan kendala yaitu

pada pengolahan data penggajian

karyawan masih dilakukan dengan

menggunakan Microsoft Excel.

Berdasarkan dari hasil wawancara

dengan petugas yang menangani masalah

penggajian karyawan ini, bahwa

kemampuan SDM dalam menggunakan Ms. Excel sangat rendah. Akibatnya program ini tidak dapat dimanfaatkan secara baik untuk mengolah data gaji

karyawan ini. Kendala perhitungan

penggajian secara manual yaitu :

1. Kemungkinan tidak konsisten

data.

2. Terjadi kesalahan dalam

perhitungan.

3. Pemeliharan dokumen kertas

relatif lebih sulit dan

membutuhkan ruang atau tempat penyimpanan yang banyak dan besar.

4. Sulit mendapatkan informasi atau laporan yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat.

Dengan adanya sistem informasi

penggajian ini, diharapkan dapat

membantu mengatasi permasalahan dan mempercepat proses penggajian yang terjadi pada Kantor PT. Rachmat Cahaya Abadi.

Gambaran Umum

PT. Rachmat Cahaya Abadi merupakan perusahaan yng bergerak di bidang Developer Perumahan Sepinggan Pratama Balikpapan yang berdiri sejak tahun 1999. Didirikan Oleh Andi Baso.Alm. dan dijalankan oleh Andi Tune Mangkau yaitu anak dari Andi Baso. ia membeli beberapa kavling di salah satu perumahan elit di Balikpapan, Puluhan hektar tanah tandus di Jl Syarifuddin Yoes pun dibeli. Bapak Andi Baso terinspirasi dari kavling yang dibelinya. Dulu itu adalah rawa tapi sekarang bisa dibangun perumahan elit. Makanya meski tanah tandus tetap dibeli untuk kemudian dibangun perumahan. Hasilnya berdirilah Sepinggan Pratama.

(31)

26

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Rachma Cahaya Abadi Berikut adalah penjelasan tentang tugas

berdasarkan struktur organisasi di atas : 1. Direktur Utama

Orang yang berwenang

merumuskan dan menetapkan suatu

kebijaksanaan dan program umum

perusahaan, atau organisasi sesuai

dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan.

2. Legal Manager

a. Mengurusi urusan perubahan

anggaran dasar.

b. Persiapan merger, akuisisi bila ada kemungkinan seperti itu. c. Menjembatani perihal legalisasi

aksi perusahaan misal perjanjian dengan pihak ketiga. Meliputi legal drafting (pembuatan akta

perjanjian), legal opinion

(membuat pendapat hukum) dan legal review.

3. Project Manager

Orang yang berada di garda depan

dalam melakukan pertarungan dan

penyelesaian sebuah project baik dari sisi

pemberi pekerjaan ataupun para

pemenang project yang nantinya akan mengusahakan penyelesaian pekerjaan. 4. Site Manager

Fokus pada pengelolaan

pelaksanaan pekerjaan, dengan

memperhatikan metode kontsruksi,

sistematika dan tahapan pelaksanaan. 5. Foreman

a. Mengontrol kualitas dari hasil pekerjaan mekaniknya.

b. Mengelola dan mengatur para

mekanik dalam berkerja di

lapangan.

6. Drafter / Juru Gambar

Seseorang yang bertugas untuk membantu arsitek dalam perencanaan kerja. Kegiatannya meliputi pembuatan gambar kerja yaitu gambar detail dari gambar/sketsa perencanaan yang telah dibuat arsitek. Gambar detail tersebut meliputi setiap detail rencana arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail

rencana mekanikal dan elektrikal.

Gambar detail tersebut nantinya gambar yang menjadi acuan dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan.

7. Driver

a. Mengantar/jemput pegawai ke

tempat-tempat tertentu untuk

(32)

27

b. Mengantar/mengambil

surat-surat/dokumen-dokumen penting perusahaan.

c. Menggantikan Driver Operasional lain yang berhalangan hadir. 8. Operator

Memastikan properti beroperasi dengan baik dan benar adalah jaminan kepuasan para customer yang berada di properti tersebut. dari fungsi-fungsi operasional yang menjadi tanggung jawab tim property management adalah menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan Keselamatan.

9. Purchasing

Melakukan proses pembelian

barang agar tersedianya barang sesuai dengan permintaan kebutuhan setiap departemen, agar operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode Kualitatif dengan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang

merupakan pendukung terhadap

perancangan Sistem Informasi

Penggajian di PT. Rachmat Cahaya Abadi.

Teknik Pengumpulan Data

Salah satu yang terpenting dalam penelitian adalah melalui

metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh dengan tujuan

agar mendapat hasil yang dapat

dipertanggung jawabkan. Adapun

langkah-langkah dalam teknik

pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Mengumpulkan teori-teori dari

berbagai sumber baik buku, makalah dan

literatur internet yang berhubungan

dengan penggajian sebagai bahan

pendukung. 2. Wawancara

Melakukan wawancara dengan bagian penggajian, pimpinan perusahaan yang berkaitan dengan penggajian untuk memperoleh data dan informasi yang menunjang dalam proses pembuatan program

Analisis dan Perancangan Sistem

1. Flowmap Diagram

Flowmap diagram digambar

dalam aliran kerja atau tahap pengerjaan dalam pembuatan gaji karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi, dimana proses penghitungan kehadiran dan lembur karyawan dilakukan oleh Bagian Absensi dan Lembur serta Dep. HRD diwakili oleh Bagian Penggajian, seperti terlihat pada gambar 2.

(33)

28

2. Context Diagram

Diagram Konteks (Context

Diagram) merupakan gambaran kasar

aliran informasi dan data yang akan dilakukan oleh sistem database yang akan dirancang. Diagram ini hanya menjelaskan secara umum gambaran

aliran konteks dari rancangan sistem yang akan dibuat.

Diagram Konteks yang

menggambarkan ”Sistem Informas i

Penggajian Berbasis Client-Server”

tampak seperti gambar 3.

Gambar 3. Context Diagram

1. Pertama kali Administrator

Sistem mempersiapkan data

utama atau data master yang menjadi dasar bagi transaksi data

selanjutnya seperti Data

Karyawan, data agama, marital status, pendidikan, departemen, jabatan dan data user/penggua aplikasi.

2. Kemudian dalam setiap bulannya bagian Absensi dan Lembur yang

ditunjuk HRD karyawan

menyerahkan data absensi, data lembur serta potongan gaji.

3. Setelah itu pada setiap periode penggajian, bagian Penggajian memasukkan data gaji beserta

komponennya sesuai dengan data yang diterima.

4. Hasil dari proses penggajian oleh kepala keuangan diperiksa dan

disetujui, dengan cara

memasukkan data periode

penggajian yaitu bulan dan tahun maka akan muncul daftar gaji yang diinginkan.

DFD Input Data

DFD Input Data ini

menggambarkan aliran data pada saat

proses isi data (input) dan

penyimpanannya. Proses ini dilakukan oleh administrator sistem seperti terlihat pada gambar 4.

(34)

29

Gambar 4. DFD Input Data Master

Implementasi Sistem

Penerapan program “Sistem

Informasi Penggajian” pad a PT. Rachmat Cahaya Abadi ini dijalankan sebagai uji coba hanya pada satu komputer saja (desktop), proses yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan pengembangan suatu sistem sebelum program dijalankan harus melewati beberapa langkah sebagai berikut :

1. Pengujian Program

Dengan metode “ trial and error” program diuji sampai pada kondisi benar-benar minim kesalahan atau berjalan dengan baik.

2. Dokumentasi Sistem

Diperlukan dokumentasi tentang tata cara pemakaian program dan hal-hal lain yang berhubungan agar memudahkan apabila program mau dikembangkan lebih lanjut. Setelah itu program masuk pada tahapan Implementasi, penulis mempersiapkan paket instalasi program yang sudah dikemas dengan baik untuk di install pada komputer yang digunakan.

Kebutuhan Hardware dan Software

Dalam penelitian sampai dengan tahap implementasi sebuah rancangan

program, Sistem Informasi Penggajian ini menggunakan sebuah perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

a. Hardware

1. Processor Intel inside 2. Memory 2 GB. 3. Hardisk 250 GB.

4. Mouse, Keyboard, dan Monitor. 5. Printer canon PIXMA iP2770 b. Software

1. Windows 7 Profesional 2. Visual Studio 2010 3. Crystal Report for VS 4. Ms. SQL Server 2000

Cara Kerja Program

Pada menu utama terdapat

tampilan penghubung (interface)

program yang mangatur pilihan-pilihan yang akan dijalankan oleh pengguna program.

Tampilan menu utama dari

program “Sistem Informasi Penggajian” ini tampak seperti pada gambar 5.

Gambar

Gambar 6.1 Simulasi SCSP dengan MATLAB  Berdasarkan  simulasi  yang  ditunjukkan  dalam  Gambar 6.1, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel  6.4  Hasil  Simulasi  MCSP  dengan  mhu  arr = 1 dan mhu serve = 0.1
Gambar 4.1 – Form Monitoring ATM yang  menampilkan saldo uang, status mesin dan
Gambar 4.3 – Form Downtime ATM yang  menampilkan perincian problem downtime ATM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu linguistik juga mempunyai beberapa bidang kajian yang menyangkut struktur-struktur dasar tertentu, salah satunya yaitu bidang kajian makna (semantik / 意味論 imiron) yang

Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia akan mengadakan Ujian Ulang PDQ di Semester Pendek 2019/2020 (Bulan Agustus 2021) untuk mengakomodasi mahasiswa angkatan

Oleh karena itu hubungan kerjasama dapat berjalan hingga saat ini dan menyebabkan kemudahan dalam pengembangan kerjasama.Selama tiga periode, kerjasama sister city

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk menganalisis lebih lanjut pengaruh remunerasi terhadap kepuasan kerja karyawan serta

Sistem Peringatan Kondisi Denyut Jantung Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535 dengan Komunikasi Bluetooth ( Realized Heart Beat Warning System

Karena itu diperlukan pengembangan pengajaran yang dapat membangun keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar melalui alternatif metode pembelajaran, yakni metode

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penelitian, seperti jurnal yang didapat dari internet, buku-buku dan

Simulasi distribusi air dengan Epanet 2.0 digunakan untuk mengetahui dan membandingkan hasil dari sistem distribusi air bersih yang sudah direncanakan dengan perhitungan