• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Kp k3 Pertamina Revisi 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Kp k3 Pertamina Revisi 2"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN &

KESEHATAN KERJA (K3)

DI JOB PERTAMINA – TALISMAN JAMBI MERANG

DISUSUN OLEH:

SARAH BONITA

21080111130051

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

(2)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

(3)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di lingkungan kerja di Indonesia belum diperhatikan dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan. Sebagai faktor penyebabnya antara lain sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang

(4)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka sebuah institusi perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mempunyai tugas dan kewajiban yang semakin berat, dimana disamping bertugas untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas optimal, juga mampu menghasilkan sumber daya manusia yang giat, gigih dan inovatif dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.

Berdasarkan gambaran di atas, maka dengan ini kami mengajukan permohonan untuk pelaksanaan kerja praktek di JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG berupa kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kerja praktek pada lingkungan JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG. Hal ini merupakan salah satu bentuk implementasi interaksi dunia pendidikan dan dunia industri, sehingga kerjasama antar keduanya akan terwujud.

1.2 Dasar Kegiatan Kerja Praktek

Dasar dari kegiatan kerja praktek ini adalah : 1. Tri Dharma Perguruan Tinggi

2. Kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

1.3 Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah :

(5)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

1. Mengembangkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan kemampuan profesi melalui penerapan ilmu, latihan, dan pengamatan secara langsung di JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG.

2. Terjadi link and match antara dunia pendidikan dan industri, khususnya di JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG.

1.4 Kegunaan Kegiatan Kerja Praktek

Kegunaan kegiatan kerja praktek adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir atau tugas akhir (TA) di program studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai aplikasi penerapan program K3 di JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG. 3. Merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan

kemapuan dan keahlian yang dipelajari.

4. Hasil pengamatan dan evaluasi kerja praktek dapat dijadikan kontrol dan masukan bagi industri yang bersangkutan.

(6)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Manajemen K3 merupakan bagian integral dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumber daya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan. Penerapan sistem manajemen K3 merupakan salah satu cara menjamin konsistensi dan efektifitas perusahaan dalam pengendalian sumber bahaya dan meminimalkan resiko, mengurangi dan mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta memaksimalkan efisiensi perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan untuk memacu peningkatan daya saing barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan terlebih untuk mengantisipasi pemberlakuan sertifikasi K3 ataupun standar K3 secara internasional. (Santoso, 2004)

Sistem Manajemen K3 diarahkan untuk mengendalikan kecelakaan kerja dan ini jelas melengkapi konsep dalam standar manajemen modern yang juga didukung oleh Sistem Manajemen Lingkungan, sehingga dapat memenuhi obsesi

Zero delay, Zero defect, Zero emission dan Zero accident. (Green Company,

2002).

2.2 Unsur Utama Sistem Manajemen K3

Agar dapat dilaksanakan secara efektif, sistem manajemen K3 harus mencakup beberapa unsur utama sebagai berikut: (Green Company, 2002)

2.2.1 Komitmen dan Perencanaan

1. Komitmen: komitmen harus dimulai pada tingkat top management. Dengan demikian maka top management harus menetapkan kebijakan organisasi mengenai LK3 dan menjamin bahwa sistem manajemen LK3 diberlakukan.

(7)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Komitmen dan kebijakan LK3 sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Misi, visi, core value dan keyakinan organisasi b. Penyempurnaan berkelanjutan

c. Pencegahan pencemaran

d. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja

e. Koordinasi dengan kebijakan organisasi lain (misalnya mutu) f. Kondisi setempat atau regional tertentu

g. Kepatuhan terhadap peraturan LK3 atau persyaratan lain yang relevan untuk diacu oleh organisasi

2. Organisasi: bagi perusahaan yang menerapkan teknologi maju, permasalahan lingkungan, Keselamatan & Kesehatan Kerja (LK3) merupakan hal yang harus segera ditangani. Menangani LK3 dengan baik berarti bahwa pelaksanaan LK3 dikelola oleh manajemen dimana fungsi kontrol merupakan faktor yang penting sehingga permasalahan tanggung-jawab akan mengikuti fungsi kontrol.

3. Peraturan dan Ketentuan Lainnya: salah satu hal yang dituntut untuk mewujudkan semangat good corporate governance adalah dengan pemenuhan terhadap peraturan (peraturan perundangan/regulasi dan standar-standar) yang terkait. Dalam memenuhi hukum, peraturan dan standar lainnya, perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Membuat daftar dampak LK3 dan lokasi yang terkena dampak dari kegiatan operasional yang ada

b. Memeriksa dan membuat daftar instansi yang terkait dengan kegiatan operasional yang ada, dan yang berkaitan dengan bidang LK3, untuk kepastian akses terhadap peraturan

c. Memeriksa literatur untuk peraturan terkait dan interpretasinya d. Hubungan dengan badan atau instansi terkait

e. Memeriksa daftar isi dan pembukaan setiap peraturan baru dilanjutkn kebagian yang relevan

(8)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

f. Menganalisa mendalam ke bagian peraturan yang terkait

4. Identifikasi Aspek dan Dampak: hubungan antara aspek dan dampak LK3 merupakan hubungan sebab akibat. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam identifikasi aspek dan dampak LK3 adalah :

a. Adanya prosedur untuk melakukan identifikasi dan evaluasi dampak LK3

b. Identifikasi aspek dilakukan pada seluruh kegiatan, produk dan jasa organisasi

c. Identifikasi juga dilakukan bila terjadi tambahan atau perubahan kegiatan, produk atau jasa organisasi

d. Adanya penggolongan untuk melihat besar kecilnya dampak yang diakibatkan

2.2.2 Penerapan dan Pelaksanaan Operasi (Implementasi)

Mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, training, komunikasi, dokumentasi, kontrol, tanggap darurat dan sebagainya.

2.2.3 Pengecekan dan Tindakan Koreksi (Evaluasi)

Mencakup pemantauan, pengukuran dan audit. Bila dijumpai ada penyimpangan maka diharuskan untuk membuat lapotan langkah koreksi, sehingga problem ini tidak terulang lagi.

2.2.4 Kajian Manajemen

Kajian tentang kesesuaian dan efektivitas sistem untuk mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi diluar organisasi. Biasanya kajian manajemen ini dilakukan dalam waktu satu tahun sekali.

2.3 Perangkat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja : 1. Program dan administrasi; manajemen pada tingkat pengambil keputusan

sebaiknya merumuskan tujuan, sasaran dan program LK3 yang dapat dirumuskan dengan menggunakan management tools yang dipilih sesuai kebutuhan tiap perusahaan.

(9)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

2. Cleaner Production; sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi produksi serta memecahkan masalah lingkungan yang dihadapi, sehingga dipandang strategis bila pola reaktif dalam pengendalian dampak lingkungan diubah menjadi pola proaktif yang dalam pelaksanaannya mempunyai urutan prioritas:

a. Prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) b. Pengendalian pencemaran (pollution control)

c. Remediasi (remediation)

3. Pengelolaan Dokumen; perusahaan perlu membuat dan memelihara informasi, dalam media cetak atau elektronik untuk :

a. menerangkan unsur-unsur inti sistem manajemen dan interaksinya b. memberikan petunjuk dokumentasi yang terkait

Dokumentasi sistem manajemen LK3 mencakup: a. Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan LK3 b. Pedoman LK3

c. Prosedur terdokumentasi yang diminta oleh kriteria “Green

Company”

d. Dokumen yang diperlukan oleh perusahaan untuk memastikan pengendalian operasional LK3

e. Catatan yang diminta oleh kriteria “Green Company”

4. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia; merupakan hal pokok yang tidak bisa dikesampingkan, karena sebagian besar pendukung kegiatan dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertititk tolak dari bagaimana sumber daya manusia yang ada melaksanakan setiap komitmen yang ada. Hal ini meliputi pengetahuan, keahlian, pelatihan, motivasi, dll.

(10)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Gambar 2.1 Bagan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber: Green Company, 2002

5. Faktor Perilaku Manusia; Dalam program perencanaan untuk “accident

prevention” sangat penting untuk diketahui dan dipelajari perilaku kerja,

dikarenakan hubungan antara manusia dan pekerjaan dapat mengakibatkan kecelakaan. Program tersebut tidak hanya untuk dipelajari dan diketahui, tetapi harus dapat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari.

6. Komunikasi; Merupakan salah satu elemen penting dalam “kriteria penerapan K3”. Kriteria tersebut meminta perusahaan untuk mempunyai prosedur komunikasi baik internal maupun eksternal.

7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat; Organisasi atau perusahaan perlu membuat rencana dalam menghadapi kecelakaan dan kondisi bahaya/darurat yang tak terduga sebelumnya dan secara berkala menguji rencana tersebut untuk mengusahakan agar respon yang cukup terjadi pada saat hal-hal yang tak terduga benar-benar terjadi.

8. Pengembangan Produk Ramah Lingkungan; Dalam bidang K3, kalau dahulu lebih menekankan kepada mengurangi bahaya yamg terkait dengan proses, saat ini sudah mulai berpikir bagaimana mengembangkan produk yang aman.

Spesifikasi Penetapan Standar Kompetisi Assesment Development Program: - Training - Assignment - Others Rotasi/Mutasi Evaluasi Placement

Rekruitmen Seleksi Orientasi

Termination Reward &

Punishment Monitoring

(11)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

9. Pengelolaan Supplier; Pengadaan apakah pembelian untuk bahan baku, komponen atau jasa bagi suatu perusahaan merupakan bagian dasar dari sistem manajemen sehingga perlu dikelola dengan baik.

(Green Company, 2002)

2.4 Proses Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Proses manajemen keselamatan dan kesehatan kerja seperti proses manajemen pada umumnya adalah penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Fungsi Perencanaan, meliputi :

a. Perkiraan/peramalan (forecasting) b. Penetapan tujuan dan sasaran

c. Menganalisa data, fakta dan informasi d. Merumuskan masalah

e. Menyusun program Fungsi Pelaksanaan, meliputi :

a. Pengorganisasian b. Penempatan staf c. Pendanaan

d. Implementasi program Fungsi Pengawasan, meliputi :

a. Pemantauan

b. Evaluasi hasil kegiatan c. Pengendalian

(12)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Gambar 2.3 Integrasi SMK3 dalam Manajemen Organisasi

Sumber: Materi Kuliah SMK3 Univ.Brawijaya

Pada hakekatnya proses manajemen adalah proses yang berkelanjutan, di mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan dilanjutkan dengan pengawasan. Dari siklus seperti tampak di atas, kelihatan suatu proses manajemen merupakan siklus yang berkelanjutan. Apabila menemui permasalahan, maka manager yang bersangkutan akan menganalisis untuk mencari penyebab timbulnya permasalahan dan mencari cara pemecahan yang tepat. Kemudian membuat keputusan untuk pemecahan permasalahan untuk dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan pemantauan dan evaluasi hasil yang dicapai. Hasil evaluasi mengenai apa yang telah dicapai ini dibandingkan dengan perencanaan. Kalau ada penyimpangan, maka dilakukan perbaikan seperlunya.

2.5 Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) dikutip dalam buku Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (Santoso, 2004 hlm.7) adalah suatu kejadian tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan terjadi tidak disangka-sangka dalam sekejab mata,

(13)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

dan setiap kejadian menurut Bennett NBS (1995) (dalam buku Manajemen K3 oleh Ir. Gempur Santoso, 2004 hlm.7) terdapat empat faktor bergerak dalam kesatuan berantai, yakni; lingkungan, bahaya, peralatan, dan manusia.

2.6 Sebab-sebab Kecelakaan Kerja

Gambar 2.2 Teori Sebab Kecelakaan Sumber: Green Company, 2002

Dilihat dari diagram diatas, maka kecelakaan (insiden) tidak akan terjadi tanpa didahului oleh adanya Sebab Langsung dan Sebab Dasar. Hal ini juga diibaratkan sebuah rangkaian domino, dimana untuk mencegah domino terakhir (paling kanan) jatuh, maka kita harus menstabilkan 3 domino yang pertama, yang meliputi (Green Company, 2002) :

a. Management Problem (Lack of Control) b. Sebab Dasar

c. Sebab Langsung

Komponen yang meliputi Sebab Langsung (Green Company, 2002) : 1. Unsafe Action (Tindakan Tidak Aman)

Tindakan berbahaya (unsafe action) adalah tindakan orang yang menyimpang dari prosedur atau cara yang wajar atau benar menurut persetujuan bersama, sehingga tindakan tersebut merupakan tindakan yang mengandung bahaya. Tindakan berbahaya ini disebabkan antara lain karena:

(14)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

o Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana

o Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)

o Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh

o Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik 2. Unsafe Condition (kondisi Tidak Aman)

Keadaan berbahaya adalah kondisi apa saja, apakah fisik, mekanis, kimiawi, atau biologis yang berbahaya. Kondisi bahaya merupakan kondisi yang tidak aman dari:

o Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain

o Lingkungan kerja

o Proses kerja

o Sifat pekerjaan

o Cara kerja

Komponen yang meliputi Sebab Dasar (Green Company, 2002) : 1. Personal Factor (Faktor Pribadi)

Hal-hal yang termasuk ke dalam Personal Factor : 2. Kemampuan Fisik/Fisiologis yang terbatas 3. Ketidakmampuan Mental/Psikologis 4. Stres Fisik atau Fisiologis

5. Stres Mental atau Psikologis

6. Kurang pengetahuan (lack of Knowledge) 7. Kurang ketrampilan (lack of skill)

8. Motivasi yang tidak tepat (Improper motivation) f. Job Factor (Faktor Pekerja)

Hal-hal yang termasuk ke dalam Job Factor :

1. Tidak memadai Kepemimpinan dan Supervisi

2. Tidak memadainya Rekayasa (Inadequate Engineering)

3. Tidak memadainya proses pembelian (Inadequate Purchasing) 4. Tidak memadainya proses pemeliharaan dan perawatan

(15)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

5. Tidak memadainya Peralatan dan Perkakas (Inadequate Tools &

Equipment)

6. Tidak memadainya Standar Kerja 7. Keausan (wear and tear)

8. Penyalahgunaan/Salah Pakai (Abuse/Mis-use)

Menurut statistik 25% dari kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman. Ada 3 faktor utama yang memainkan peranan penting pada kecelakaan, faktor tersebut antara lain (Pramusubagio, 1997) :

a. Keadaan Lingkungan Kerja b. Keadaan mesin dan alat-alat kerja c. Keadaan kerja sendiri

Keadaan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang baik, dapat mempertinggi efisiensi kerja, factor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan terdiri dari :

1. House Keeping

a. Lay out (tempat kerja)

- Cara menempatkan mesin tidak tepat - Ruangan terlalu sempit

b. Jalan lalu lintas dipakai untuk menempatkan bahan baku

c. Cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya d. Pemeliharaan lemari, rak tempat buku, sisa-sisa bahan tidak sempurna e. Lantai kotor dan licin sehingga orang dapat tergelincir

f. Barang-barang yang berantakan di pekarangan

2. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat banyak debu atau kelembaban yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak atau tidak sehat dalam bekerja.

3. Penerangan yang tidak sempurna misalnya : a. Ruangan gelap

b. Terdapat kesilauan

(16)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Keadaan Mesin dan Alat-alat Kerja 1. Kesalahan terletak pada mesin

a. Letaknya salah

b. Tidak dilengkapi alat-alat pelindung c. Alat-alat pelindung tidak dipakai

2. Alat kerja yang telah rusak, terlalu tua dan alat-alat pelindung perseorangan yang telah rusak.

Keadaan Kerja Sendiri (Human Factor)

Kesalahan-kesalahan akibat human factor sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh :

2. Sikap yang tidak wajar - Terlalu berani - Kurang sabar - Kelalaian - Melamun

- Tidak menghiraukan instruksi

- Tidak memakai alat pelindung diri perorangan - Tidak mau kerja sama

3. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu antara lain : - Kesalahan dalam pelatihan awal

- Tidak mendapatkan pelajaran mengenai pekerjaannya - Belum cukup dalam pelatihan

- Terlalu baru dalam menghadapi pekerjaan - Salah mengerti instruksi

- Tidak melaksanakan Standar Operating Procedure (SOP) 4. Kurang sehat fisik mental

- Terdapat cacat pada badan

- Penyakit ayan dan reaksi yang lambat 2.7 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

(17)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Beberapa tindakan atau usaha yang dapat digunakan untuk meniadakan faktor utama yang dapat menyebabkan kecelakaan, antara lain (Pramusubagio, 1997) :

1. Memperbaiki keadaan lingkungan

a. Sudah harus dimulai ketika membuat rancangan (plant lay out)

- Ruangan kerja harus cukup luas sehingga karyawan dapat bergerak dengan leluasa

- Cara menempatkan mesin-mesin harus sedemikian rupa sehingga jarak dari mesin-mesin cukup lebar

b. Pemeliharaan rumah tangga

- Ruang selalu bersih, perhatian harus ditujukan pada lantai (jangan licin, berlubang)

- Lemari/rak harus selalu terpelihara

- Pekarangan harus bersih, tidak boleh ada barang-barang berserakan dimana-mana

- Menyediakan tempat untuk menyimpan barang-barang yang tidak dipakai

c. Ventilasi

Sirkulasi udara harus cukup baik, agar udara ruangan cukup segar dan nyaman.

d. Penerangan

Ruangan kerja harus cukup terang, pada alat-alat yang memerlukan penerangan khusus harus disediakan.

2. Mesin dan alat-alat a. Mesin

Letak mesin harus sedemikian rupa sehingga pekerja dapat mengerjakan sesuatu dengan leluasa dan dapat bergerak bebas.

- Alat-alat pengaman yang terdapat pada mesin sebaiknya jangan dibuka

(18)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

- Mentaati Standard Operating Procedure (SOP) dari tiap-tiap mesin

b. Alat-alat kerja

- Pemeriksaan kondisi alat-alat kerja sebelum pemakaian

- Alat-alat kerja dengan keadaan rusak atau membahayakan sebaiknya tidak digunakan

- Sesudah dipakai, diperiksa apakah ada kerusakan, kalau tidak bersihkan dan simpan pada tempatnya

3. Memperbaiki keadaan karyawan

a. Setiap tenaga kerja agar mengikuti pendidikan/latihan sebelum kerja yang meliputi :

1. Bagaiman mengerjakan sesuatu yang benar 2. Beri contoh cara mengerjakannya

3. Ber kesempatan untuk mengerjakan sendiri

4. Beri arahan atas kekeliruan dan awasi sehingga betul-betul tidak ada kesalahan

5. Alat-alat kerja dan keselamatan apa yang harus dipakai

6. Jelaskan tempat-tempat yang mungkin dapat timbul bahaya dan jelaskan cara-cara pencegahan dan penanggulangannya.

Sebagaimana tersebut di atas dapat diharapkan para tenaga kerja dapat mengetahui syarat-syarat yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan misalnya alat-alat kerja atau keselamatan, kebutuhan tenaga kerja dan tindakan-tindakan pencegahan atau penanggulangan.

b. Penempatan tenaga kerja

Dalam penempatan tenaga kerja agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Postur tubuh, apakah sesuai dengan pekerja yang dimaksudkan - Kesehatan jasmani dan rohani

- Reaksi kecepatan bertindak dan berpikir - Kalau mungkin pengalaman kerja sebelumnya

(19)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

c. Mempertinggi keadaan mental dan merubah sifat yang : - Dengan peningkatan safety minded

- Ceramah, latihan, film, poster-poster yang menarik - Mendidik disiplin

d. Pengawasan

Pengawasan adalah fungsi yang sangat penting dalam setiap kegiatan, karena sebagaimana kita katahui sifat-sifat manusia adalah pelupa, terburu-buru, kurang cermat dan lain-lain, sehingga fungsi pengawasan berguna dalam mengerjakan peraturan. Undang-undang dan penerapan peraturan-peraturan yang diwajibkan disamping sebagai pembinaan di dalam masalah teknis dan juga sebagai motivasi para tenaga kerja di dalam kegiatan kekuatan fisik secara umum kurang.

(20)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek Secara Operasional

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ditinjau secara operasional secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang ada, khususnya bagi sumber-sumber yang dapat mengakibatkan adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat menimpa pekerja.

2. Mengetahui gambaran umum upaya-upaya minimalisasi bahaya yang terdapat di JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG, sehingga dapat memberikan gambaran dan keseimbangan antara dunia pendidikan dan industri.

3. Mengetahui program-program K3 yang dilakukan oleh JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG untuk mencegah bahaya-bahaya yang bisa menyebabkan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja. 4. Mengetahui tingkat keefektifan program-program K3 yang terdapat di

JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi kerja praktek adalah Kantor Pusat JOB PERTAMINA-TALISMAN JAMBI MERANG berlokasi di PHE Tower Jalan Tb.Simatupang kav.89 lt.12 Jakarta Selatan. Wilayah kerja operasional Jambi Merang terletak di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan. Rencana waktu pelaksanaan kerja praktek adalah 30 hari kerja pada bulan Juli-September tahun 2014.

(21)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Kerja Praktek Tahapan kegiatan

KP

Maret-April Juli Agustus September Oktober

Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan Persetujuan proposal Pelaksanaan KP Penyusunan laporan

Sumber: Analisis Penulis, 2013

3.3 Tahap Pelaksanaan Kerja Praktek

Agar pelaksanaan kerja praktek bisa berjalan dengan baik, metodologi yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi pencarian tempat kerja praktek, studi literatur di perpusatakaan untuk membuat proposal yang akan diajukan ke tempat kerja praktek, dan proses pengurusan adminitrasi kerja praktek berupa surat permohonan kerja praktek dari kampus serta surat balasan persetujuan pelaksanaan kerja praktek dari JOB PERTAMINA-TALISMAN JAMBI MERANG.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini meliputi pengumpulan data baik data sekunder yang didapat melalui studi literatur dari pihak JOB PERTAMINA-TALISMAN JAMBI MERANG maupun dari perpustakaan Teknik Lingkungan serta pengumpulan data primer yang dilakukan dengan observasi secara langsung terhadap JOB PERTAMINA-TALISMAN JAMBI MERANG, serta wawancara dengan narasumber.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini dilakukan analisa dan pembahasan mengenai keadaan di tempat Kerja Praktek, disamping melakukan evaluasi terhadap hasil pengamatan lapangan mengenai sistem manajemen K3 di JOB PERTAMINA-TALISMAN

(22)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

JAMBI MERANG. Kemudian materi tersebut disusun dan dilakukan pembandingan antara hasil di lapangan dengan teori yang ada.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, diperlukan suatu data dan informasi yang mendukung serta mempunyai nilai kebenaraan yang tinggi. Oleh karena itu, data dan informasi yang ada harus akurat. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu :

3.4.1 Metode Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung (observasi) maupun dengan cara interview mengenai penerapan Sistem Manajemen K3 di JOB PERTAMINA-TALISMAN JAMBI MERANG. Kemudian data tersebut diolah dan dievaluasi secara deskriptif dan dianalisis untuk mendapatkan data-data sekunder.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data eksisting yang berupa dokumen, referensi, dan laporan rutin harian yang dikumpulkan bagian administrasi. Data yang diperoleh digunakan sebagai penunjang untuk melengkapi data primer yang telah didapatkan. Kemudian informasi tersebut dipergunakan untuk pedoman sebagai pengetahuan awal sebelum studi lapangan, selama pengamatan di lapangan dan pada saat pembahasan serta analisis dalam tahap penyusunan laporan.

(23)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek Sumber: Analisa Penulis, 2013

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Penyusunan Laporan Studi Literatur Mulai Selesai Kesimpulan dan Saran

EMS&QMS Ground office

Pelaksanaan Kerja Praktek di Pertamina – Talisman Jambi Merang

Proses Administrasi

Analisa Pembahasan

Pengenalan Perusahaan

Dokumen, pengamatan kinerja bidang, dan Interview tentang Pelaksanaan SML

Unit Pengolahan dan Utilities

Interview dan observasi lapangan tentang Pelaksanaan SML

(24)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

BAB IV

PENUTUP

Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini kami ajukan, semoga dapat memberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada JOB PERTAMINA – TALISMAN JAMBIMERANG. Selain itu semoga dari kegiatan kerja praktek ini akan memberikan manfaat dan dapat menyumbangkan pemikiran, wawasan tentang penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada umumnya, serta akan lebih terjalin kemitraan yang positif dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak.

Besar harapan kami untuk dapat melaksanakan kerja praktek di JOB PERTAMINA – TALISMAN JAMBIMERANG. Atas perhatian serta dukungannya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Semarang, Maret 2014 Praktikan

Sarah Bonita 21080111130051

(25)

Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA

Green Company. 2002. Pedoman Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan &

Kesehatan Kerja (LK3). PT Astra International Tbk. Jakarta.

Materi Kuliah SMK3 Univ.Brawijaya disusun oleh Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.

Pramusubagio. 1997. Kumpulan Catatan Lindungan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Santoso, Gempur. 2004. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

(26)

Nama Lengkap : Sarah Bonita

NIM : 21080111130051

Nama Panggilan : Sarbon Jenis Kelamin : Perempuan

TTL : Wonosobo, 29 Februari 1992

Alamat Rumah : Puri Nirwana 1 blok P no 12 a Cibinong Bogor Alamat Kos : Jln.Jatisari III No 8 Perumda Tembalang Semarang Nomor Handphone : 08978677353

Email : [email protected] User name FB : sarah.bonita.16

Twitter : @sarbonita

Hobi : membaca, nonton film Motto Hidup : man jadda wajadda

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Ciriung 2 (1998-2004) SMP : SMPN 1 Cibinong (2004-2007)

SMA : SMK Analis Kimia Bogor (2007-2011)

(27)

No Tahun Nama Organisasi Jabatan/Amanah

1. 2011-2012 BEM KM UNDIP Staf Kementrian

Sosial Politik

2. 2011-2012 Forum Studi Teknik UNDIP Staf Departemen

Edukasi

3. 2011-2012 Himpunan Mahasiswa T.Lingkungan

UNDIP

Staf Departemen Eksternal

4. 2013-2014 Himpunan Mahasiswa T.Lingkungan

UNDIP Kepala Departemen Eksternal 5. 2014-sekarang

Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI)

Staf Departemen Dagri

6.

2014-sekarang

Sobat Bumi Semarang (PFS) Bendahara

Pelatihan Non Formal Yang Pernah/Sedang Diikuti :

Institusi Jenis Pelatihan Periode

LBPP LIA BOGOR Intermediate Levels 2009

Kementrian Perindutrian (SMK ANALIS KIMIA BOGOR) Achievement Motivation Training 2011 BBPP Pascapanen Pertanian, Bogor

Praktik Kerja Lapangan 2010-2011

BEM FT UNDIP Super Camp 2011

HMTL UNDIP Pelatihan Autocad 2011

FST UNDIP FAST 2011

HMTL UNDIP Pengenalan PKM 2011

HMTL UNDIP LKMM PD FT UNDIP 2011

Kinetika Teknik Kimia UNDIP

Pelatihan Jurnalistik 2011

HMTL UNDIP Leadership Training 2012

Pemprov Jawa Tengah, Dinas Pemuda dan Olahraga

Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Provinsi Jawa Tengah

2012

Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

(28)

University Of Malaya Engineering Development Motivation Awareness Training 2013 Pertamina Foundation Scholarship

Gathering Sobat Bumi Angkatan 3

2013

Kepanitiaan yang Pernah/Sedang Diikuti :

Kegiatan Jabatan Tahun

Kegiatan Mandiri “TRUTH” TL UNDIP

Bendahara 2011

Suksesi FST Sie Acara 2011

Hari Bumi Pengisi Acara (teater) 2012

Engineering discuss FST 1 Sekretaris 2012

Engineering discuss FST 2 Sie Acara 2012

Engineering English Competition Sie Acara 2012 Semnas Tecnopreneur “nano teknologi” MC resmi 2012

Enviro CUP 2012 Sie Sponsorship 2012

TL EXPO 2012 Sie Publikasi 2012

Kongres IMTLI 2013 Staring commitee 2013

TL EXPO 2013 Staring commitee 2013

Desa Sobat Bumi Bendahara 2014

Pengalaman Kerja/Magang

Tahun Institusi/Perusahaan Posisi

2010-2011 Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Pascapanen Pertanian Asisten Laboratorium

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia  Sumber: Green Company, 2002
Gambar 2.3 Integrasi SMK3 dalam Manajemen Organisasi  Sumber: Materi Kuliah SMK3 Univ.Brawijaya
Gambar 2.2 Teori Sebab Kecelakaan  Sumber: Green Company, 2002
Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Kerja Praktek
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Pada dasarnya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Menurut Fridayanti: 2016 keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga