• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Irresistible Miss Peppiwell. Scandalous House of Calydon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Irresistible Miss Peppiwell. Scandalous House of Calydon"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

The Irresistible

Miss Peppiwell

Scandalous House of Calydon

(3)

The Irresistible

Miss Peppiwell

Scandalous House of Calydon

STACY REID

Penerbit Pt elex Media KoMPutindo

(4)

The Irresistible Miss Peppiwell by Stacy Reid

Published in 2014 by Entangled Publishing, LLC. All rights reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form.

Copyright © 2014 by Stacy Reid All rights reserved.

The Irresistible Miss Peppiwell Alih bahasa: Anggun Prameswari Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718030009

ISBN: 978-602-04-5220-3

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

(5)

Untuk cintaku, Dusean Nelson.

(6)

Bab Satu

London, Oktober 1882

T

he Honorable Lord Anthony Thornton belum per nah melihat rambut merah membara keemas­ an seperti itu. Rambut yang berkilau penuh warna ditimpa cahaya lilin dari lampu gantung kristal di tengah aula dansa nan megah, berpadu dengan rona jingga cemerlang sinar matahari terbenam. Rambut itu milik seorang gadis menawan yang menyendiri di tengah para lelaki pesolek yang lalu­lalang, saling berlomba menarik perhatiannya. Sungguh kecantikan yang dingin dan tenang. Gadis itu tampak luar biasa, dengan pembawaan elegan, tulang pipi indah, mata yang sedikit sipit, dan bibir paling eksotis yang pernah Anthony lihat.

Pandangan Anthony menyusuri jenjang leher ang­ gun gadis itu, turun hingga lekuk samar dadanya, terpaku pada pinggang yang ramping, dan mengikuti liuk pinggul yang terpahat memikat. Saat mencoba mendekatinya, ia baru menyadari mengapa gadis itu

(7)

The Irresistible Miss Peppiwell

2 Stacy Reid

berdiri menjauh dari gadis­gadis lainnya. Bukanlah karena kecantikannya yang mengejutkan. Di sana jelas­jelas ada banyak gadis lain yang lebih memesona, ter tawa, berlenggak­lenggok memenuhi keriuhan aula dansa, tergoda oleh hiruk­pikuk kalangan atas yang mampu meluluhlantakkan mereka bak monster yang sedang tidur.

Bukan. Itu karena matanya. Sepasang mata terse­ but menatap kosong, hampa tanpa kegembiraan. Bibir­ nya melengkungkan senyum yang teramat dingin saat menerima segelas minuman punch dari salah satu pria yang mengaguminya. Mereka sepertinya ingin se kali menghiburnya, walau gadis itu tetap tak peduli.

Karena tertahan oleh tuan rumah, Anthony ber­ henti tanpa mengalihkan pandangan dari wanita itu.

“Sepertinya sang Gadis Es menundukkan satu orang lagi,” Jason Fullerton, Earl of Calvert, ber­ gumam.

Anthony akhirnya menoleh dan menatap mata temannya. Keusilan tergambar di ujung bibir Calvert, membuat kumisnya berkedut.

“Gadis Es?” tanya Anthony.

“Bahkan lebih dingin dari laut Arktika. Cukup untuk membekukan kejantanan pria mana pun hanya dengan memikirkannya. Para perayu itu hanya buang waktu. Dia tidak akan menunjukkan ketertarikan pada siapa pun, dan yang membuatku bingung, dia

(8)

The Irresistible Miss Peppiwell Stacy Reid 3 tak memiliki apa pun untuk menggoda lelaki, kecuali hartanya.”

Anthony merasa Jason keliru, sembari mengamati gadis yang sedang menyelipkan ikal rambut yang men­ juntai di keningnya itu. Lengan yang terulur mem­ buat gaunnya meregang, menunjukkan dadanya. Sen­ sualitas femininnya yang teduh menggoda Anthony. Ia tidak menganggap itu kesengajaan, bagaimana sang Gadis Es menjulurkan lehernya saat meraih helaian rambut lain yang jatuh dan menyelipkannya ke bela­ kang telinga.

Rambutnya ditata dengan gelungan tertentu, di mana helaian ikal rambutnya menjuntai bebas, me­ nyapu bahunya. Potongan gaun pestanya sungguh indah menggoda. Gaun sutra biru tua itu membalut tubuhnya dengan penuh pesona, mema merkan lekak­lekuknya. Gaunnya terbuka di bagian bahu dan menarik mata Anthony ke arah belahan dada. Pandangan Anthony terpaku pada lekuk payu daranya. Gadis itu tidaklah montok sama sekali. Siluetnya hampir tak kentara, namun elegan. Anthony akhirnya mengambil kesimpulan, yang paling me mesona dari sang Gadis Es ini adalah rambutnya. Ia berusaha tidak terlalu memperhatikan lembut bibir gadis itu yang menggoda. Dia memiliki bibir yang benar­benar menggiurkan.

“Perkenalkan kami,” pinta Anthony tenang.

(9)

The Irresistible Miss Peppiwell

4 Stacy Reid

“Memangnya kau ini terkena sihir?” sergah Calvert. “Aku yakin kau kemari demi Lady Galveston.

Gosipnya, kau sedang mencari kekasih baru.”

Anthony tidak menghiraukan tawa menghina yang terpancar dari mata biru pucat Calvert. Mengenai hal itu, sang earl memang benar. Anthony menghadiri pesta itu karena sedang mencari selingan yang dapat memuaskan dirinya. Ia berharap bisa melupakan urus an menyelamatkan dunia, setidaknya malam ini saja—tapi bukan dengan mencari kekasih baru.

“Lihat indah lekuk tubuh Lady Galveston,” goda Calvert. “Dia, Kawanku, adalah sosok yang tepat untuk dijadikan sasaranmu.”

Anthony mengabaikan bisikan licik sang earl dan bergerak ke arah si cantik nan dingin itu. Ia tak me­ medulikan mereka yang berusaha mengalihkan per­ hatiannya, terus saja menyeruak keramaian aula pesta tanpa jeda. Saat Anthony semakin mendekat, ia men­ dapati mata gadis itu berwarna cokelat keemas an, bagaikan ambar cair dengan kilatan emas yang dingin. Persis seperti warna wiski Irlandia yang dingin. Mata itu menatap Anthony sejenak, lalu berpaling untuk menghalaunya.

Anthony menjadi penasaran.

Ia tahu bagaimana para gadis belia dan wanita ber­ pengalaman bereaksi terhadap wajahnya. Mereka yang sudah menikah menunjukkan sikap beling satan pe nuh

(10)

The Irresistible Miss Peppiwell Stacy Reid 5 gairah. Sedangkan gadis­gadis perawan bertingkah seperti si bodoh yang linglung. Ia membenci hal itu, dan sebisa mungkin membuat penampilannya sema­ kin garang. Ia sebenarnya cukup senang dengan bekas luka di atas alis kiri yang didapatkannya dari bertinju.

“Kuperingatkan kau, dia akan membuat nyalimu ciut hanya dengan satu lirikan,” ledek Calvert, men­ jajari langkahnya.

Anthony tidak menyadari tawa terkekeh sang earl yang kasar saat mereka berhenti di hadapan ga­ dis tersebut. Sang Gadis Es melirik, ekspresinya sulit dibaca. Dia memiliki bintik wajah, menyebar di hidung dan sedikit di bagian pipi.

“Miss Peppiwell, mari kuperkenalkan kepada Lord Anthony Thornton.”

Dia memberi hormat, setengah membungkuk. “My Lord.” Gumamannya terdengar datar, tak ter ta­ rik.

Setelah perkenalan singkat, Calvert beranjak de­ ngan senyum tersungging tipis.

Cukup dengan satu tatapan angkuh dari Anthony, para perayu yang mengerubungi gadis itu mem bu­ barkan diri, kembali berbaur dalam keramai an. Meli­ hat alis gadis itu yang agak terangkat, Anthony tahu dia memperhatikannya.

“Bolehkah setelah ini aku berdansa denganmu, Miss Peppiwell?”

(11)

Tentang Penulis

A

ku adalah seorang pembaca novel fanatik yang sangat cinta menulis. Aku khususnya sangat me­ nyukai novel percintaan dan senang menulis tentang orang­orang yang jatuh cinta. Banyak dunia yang kuciptakan sebenarnya telah kujalani sendiri dan aku berbicara dengan tokoh­tokoh yang kubuat dengan aktif (dengan suara lantang). Pedoman yang kupegang adalah “jangan pernah melepas impian.” Ketika tidak menulis, aku menghabiskan banyak sekali waktuku menonton Rick Grimes dari serial TV Walking

Dead dan animasi Jepang, juga memainkan video game dengan cintaku—Dusean Nelson. Kele mahan

terbesarku adalah es krim.

Aku selalu senang menerima kesan dan pesan dari para pembaca, dan akan senang sekali jika dapat berhubungan dengan kalian melalui Situs Web | Facebook | Twitter.

Bergabunglah denganku di The Riot jika kalian ingin mengintip buku­buku terbaru, cuplikan buku, pem bicaraan mengenai cowok­cowok keren, jagoan wa­ nita yang hebat, dan hal­hal tentang novel percintaan.

Selamat membaca!

Referensi

Dokumen terkait

JAKARTA - Bisnis apartemen sewa di Depok, Jabar diperkirakan bakal melesat, antara lain karena kehadiran Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) yang ditargetkan beroperasi

Di atas telah dipaparkan bahwa hingga saat inipun terjadi pergulatan pemikiran tentang arah pendidikan prasekolah (kini PAUD), apakah akan digunakan untuk menyiapkan anak siap

Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Terhadap Repurchase Intention Tamu Di Saffron Restoran ... 114 Tabel 4.13 Output Pengaruh Service Guarantee Terhadap

Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah melaksanakan

Dalam penetapan biaya pendidikan yang dibebankan ke mahasiswa, Politeknik Indonusa Surakarta belum dapat menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga mahasiswa

Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan alur yang berurutan dari aktivitas use case atau proses bisnis. Diagram ini sangat berguna untuk menjelaskan aksi yang

Koperasi untuk segera melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan penguasaan (performance), peningkatan keahlian (Skill) dan peningkatan sikap (attitude) pengurus

PROSIDING disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL kerjasama Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMY dengan Perhepi Komda DIY yang dilaksanakan pada