• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

MKCU

Manajemen

Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

PANCASILA

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

(2)

Pengertian Filsafat

Secara etimologi, kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, yaitu : philosophia,

philo / philos / philein yang artinya cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang

berarti kebijakan / wisdom / kearifan / himah / hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran.

• Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal, untuk mencari hakikat sesuatu. Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu ada pengertian lain yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Demikian pula dikenal ada filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

• Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini berarti filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia di manapun mereka berada.

(3)

• Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila, baik sebagai filsafat maupun sebagai pandangan hidup.

• Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu dalam mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki).

• Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filosof), merupakan suatu ajaran atau system nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan Negara. Filsafat demikian telah berkembang dan terbentuk sebagai suatu nilai yang melembaga sebagai suatu paham seperti kapitalisme, komunisme, sosialisme, nazisme, fasisme, theokratisme, dan sebagainya yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan Negara modern.

(4)

• Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang mendasar. Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral, frakmentaris) tak dapat disebut system filsafat melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat.

Aliran-aliran utama yang ada sejak dahulu sampai sekarang, meliputi sebagai berikut :

a. Aliran Materialisme

• Aliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk makhluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab akibat yang bersifat obyektif.

(5)

b.Aliran Idealisme/Spiritualisme

Aliran idealism atau spiritualisme mengajarkan

bahwa idea tau spirit manusia yang

menentukan hidup dan pengertian manusia.

Subyek manusia sadar atas realitas dirinya dan

kesemestaan, karena ada akal budi dan

kesadaran rohani. Manusia yang tak sadar

atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya

apalagi realitas semata. Jadi hakikat diri dan

kenyataan ialah akal budi (ide dan spirit).

(6)

c. Aliran Realisme

Aliran realism menggambarkan bahwa kedua aliran di atas,

materialisme dan edealisme yang bertentangan itu, tidak

sesuai

dengan

kenyataan.

Sesungguhnya

realitas

kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi)

semata-mata.

Kehidupan seperti tampak pada

tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, mereka hidup berkembang

biak, kemudian tua, akhirnya mati. Pastilah realitas demikian

lebih daripada materi. Karenanya, realitas itu adalah paduan

benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi

(spiritual, jiwa, dan rohaniah).

Khususnya pada manusia,

tampak dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi. Jadi realism

merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah materi dengan

non-materi.

(7)

Filsafat Pancasila

• Apabila kita berbicara tentang filsafat, ada dua hal yan gpatutu diperhatikan, filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan. Keduanya akan berguna bagi ideologi Pancasila. Filsafat sebagai metode menunjukkan cara berpikir dan cara mengadakan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi Pancasila. Sedangkan Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

• Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normative yang berlaku bagi Negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Namun filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya. Manusia adalah makhluk yang khas, yaitu dilengkapi rasio dan kehendak bebas, maka etika atau filsafat moral merupakan bagian yang penting.

(8)

• Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

• Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang dituangkan dalam suatu system.

• Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia, serta merupakan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen) dan Arab (Islam). Filsafat Pancasila menurut Soeharto telah mengalami Indonesianisasi. Semua sila dalam Pancasila adalah asli diangkat dari budaya Indonesia dan selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci ke dalam butir-butir Pancasila.

(9)

Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau

ideology yang mengatur hubungan manusia dengan

Tuhan, antar manusia, manusia dengan masyarakat

atau

bangsanya,

dan

manusia

denganalam

lingkungannya.

Alasan yang principal mengenai

Pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsinya

tersebut diatas adalah sebagai berikut :

a. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada di luar diri

manusia menjadi pencipta serta mengatur penguasa

alam semesta

(10)

b. Keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian dan

untuk menciptakannya perlu mengendalikan diri

c. Dalam mengatur hubungan, peranandan kedudukan bangsa

sangat penting, Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan

nilai sentral

d. Kekeluargaan,

gotong

royong,

kebersamaan,

serta

musyawarah untuk mufakat dijadikan sendi kehidupan

bersama

(11)

Isi pemikiran filsafat Pancasila sebagai suatu pemikiran

filsafat tentang Negara, bahwa Pancasila memberikan

jawaban yang mendasar dan menyeluruh atas

masalah-masalah asasi filosofis tentang Negara yang terpusat pada

lima masalah keadilan.

a. Masalah pertama, Apa Negara itu? Masalah ini dijawab

dengan prinsip kebangsaan Indonesia

b. Masalah

kedua,

Bagaimana

hubungan

antar

bangsa/antar Negara? Masalah ini dijawab dengan prinsip

perikemanusiaan

(12)

c. Masalah ketiga,

Siapakah sumber dan pemegang

kekuasaan Negara? Masalah ini dijawab dengan

prinsip demokrasi

d. Masalah keempat, Apa tujuan Negara? Masalah ini

dijawab dengan prinsip Negara kesejahteraan

e. Masalah kelima, Bagaimana hubungan antar agama

dan Negara? Masalah ini dijawab dengan prinsip

Ketuhanan Yang Maha Esa

(13)

Hakikat Sila-sila Pancasila

Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang

mendalam tentang Pancasila. Untuk mendapatkan pengertian

yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila Pancasila

tersebut.

Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat

ditemukan dalam sila-silanya berikut ini:

Sila Pertama,

Ketuhanan Yang Maha Esa, pada dasarnya

memuat pengakuan akan eksistensi Tuhan sebagai sumber dan

pencipta. Pengakuan iin sekaligus memperlihatkan hubungan

antara yang diciptakan terhadap yang mencipta.

(14)

Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, sesungguhnya

merupakan penjabaran lebih lanjut dari sila pertama, Sila ini memperlihatkan secara mendasar dari Negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen untuk melindunginya. Manusia, mempunyai kedudukan yang khusus di antara ciptaan-ciptaan lainnya, mempunyai hak dan kewajiban untuk mengembangkan kesempatan untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dengan demikian, manusia dengan akal dan budinya mempunyai kewajiban untuk mengembangkan dirinya menjadi person yang bernilai.

Sila Ketiga, Persatuan Insonesia, secara khusus meminta perhatian

setiap warga Negara akan hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya pada Negara, khususnya dalam menjaga eksistensi Negara dan bangsa.

(15)

Sila Keempat, demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan dan perwakilan, memprlihatkan pengakuan segara serta perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim “musyawarah dan mufakat”. Dalam iklim keterbukaan untuk saling mendegarkan, mempertimbangkan satu sama lain dan juga sikap belajar serta saling menerima dan memberi. Hal ini berarti bahwa setiap orang diakui dan dilindungi haknya untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.

Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, secara

istimewa menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Setiap warga Negara harus bisa menikmati keadilan secara nyata, tetapi iklim keadilan yang merata hanya bisa dicapai apabila struktur social masyarakat sendiri adil. Keadilan social, terutama menurut informasi struktur-struktur social, yaitu struktur ekonomi, politik, budaya dan ideology kea rah yang lebih akomodatif terhadap kepentingan masyarakat.

(16)

• Susunan secara hirarkies mengandung pengertian bahwa sila-sila Pancasila memiliki tingkatan berjenjang, yaitu sila yang ada di atas menjadi landasan sila yang ada di bawahnya. Sila pertama melandasi sila kedua, sila kedua melandasi sila ketiga, sila ketiga melandasi sila keempat, dan sila keempat melandasi sila kelima. Pengertian matematika pyramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hirarkies sila-sila Pancasila menurut urut-urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kualitas). Dengan demikian diperoleh pengertian bahwa menurut urut-urutannya, setiap sila merupakan pengkhususan dari sila-sila yang ada dimukanya.

• Dalam susunan hirarkies dan pyramidal, sial Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.

(17)

• Dari setiap sila-sila, kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat dan intinya, maka selanjutnya kita cari hakikat pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya dnegan Tuhan, masyarakat dan alam semesta.

• Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara, seperti yagn diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentingan kegiatan praktis operasional, hal ini diatur dalam Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata urutan Perundang-undangan yaitu sebgai berikut:

(18)

1. UUD 1945

2. Ketetapan MPR 3. UU

4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) 5. Peraturan Pemerintah

6. Keputusan Presiden 7. Peraturan Daerah

• Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945, dan merupakan urutan terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.

• Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan yang utuh.

(19)

Jiwa pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tercermin

dalam

pokok-pokok

yang

terkandung

dalam

Pembukaan UUD 1945.

Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, UUD

menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung

dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal-pasalnya.

Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD

1945

menjelmakan

pokok-pokok

pikiran

yang

terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai

perwujudan diri jiwa Pancasila.

(20)

Berhubung dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila

Pancasila

harus

bersumber

dan

berdasarkan

Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.

Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat

Indonesia dan belum tertampung dalam pembukaan

UUD 1945, perlu diselidiki untuk memperkuat dan

memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung

dalam Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945

dengan ketentuan sebagai berikut :

(21)

1. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat dita terima, asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau pemilihan presiden secara langsung.

2. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-nilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat dihakimi massa atau penjarahan.

3. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima sebagai nilai-nilai Pancasila.

(22)

Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan

terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan

keseimbangan antara hak dan kewajiban antara hubungan

tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Hubungan Vertikal

Hubungan vertical adalah hubungan manusia dengan Tuhan

Yang Maha Kuasa, sebagai penjelmaan dari nilai-nilai

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam hubungan ini manusia

memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah

Tuhan dan menghentikan segala larangan-Nya. Sedangkan hak

yang diterima oleh manusia dari Tuhan Yang Maha Kuasa,

adalah rahmat tidak terhingga yang diberikan oleh Tuhan Yang

Maha Kuasa dan pembalasan amal baik di akhirat nanti.

(23)

2. Hubungan Horizontal

Hubungan horizontal adalah hubungan manusia

dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai

warga masyarakat, warga bangsa dan warga Negara.

Hubungan tersebut melahirkan hak dan kewajiban

yang seimbang, seperti pajak yang dibayar kepada

Negara sebagai suatu kewajiban warga Negara,

sedangkan hak yang diterima warga Negara adalah

pembangunan

infrastruktur

sebagai

kewajiban

(24)

3. Hubungan Alamiah

Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam

sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam

dengan segala kekayaannya.

Seluruh alam dengan segala

isinya adalah untuk kebutuhan manusia, namun manusia

berkewajiban melestarikan alam dan kekayaannya, karena

alam mengalami penyusutan yang nilai-nilainya makin lama

semakin

berkurang,

sedangkan

manusia

yang

membutuhkannya makin lama makin bertambah.

Dengan

demikian

hubungan

manusia

dengan

alam

memiliki

keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagaimana

hubungan manusia dengan masyarakat dan Tuhan Yang Maha

Kuasa.

(25)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “ Pengetahuan dan Sikap ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi di Klinik Cahaya Kecamatan

Adalah orang yang bertanggung-jawab untuk memperoleh dana, mengelola rekening kas, berhubungan dengan bank Dan institusi keuangan lainnya, serta menjamin bahwa perusahaan dapat

Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi syarat evaluasi administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan :

Energi yang dibatasi diperoleh dari area di bawah kurva beban lama yang terbentuk, bagian-bagian dari area tersebut ditentukan oleh nilai generator yang beroperasi

Sentral Supplier Keperluan Laundry Siap Jual juga Bahan Setengah Jadi seperti Produk: Bibit Parfum Parfum Laundry Alkohol/Metanol maupun Yang Dicampur Air ﴾Water Base

Arsen dalam bentuk metal tidak beracun, tetapi yang beracun adalah dalam bentuk garam.. Arsen mengiritasi jaringan, menekan sistem saraf dan menghalangi respirasi

5 Tatang Herman, Jurnal Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama.. 6 Eni Kartika,

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketertarikan dan jumlah wirausaha muda khususnya di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa