• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERBASIS KAWASAN: Perspektif Program P2DTK II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERBASIS KAWASAN: Perspektif Program P2DTK II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

BUKU II

Tim Editor:

Sasli Rais. SE, M.Si

Ir. Priyo Waspodo, M.Sc

Ludiro Prajoko, SE

Endah Nurdiana, S.Sos

Augy Mursalianto, ST, MT

PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERBASIS

KAWASAN: Perspektif Program P2DTK II

(2)

ii

Bappenas KPDT

PENGANTAR EDITOR

Pada akhirnya proses penyusunan Buku Kedua tentang Pengembangan

Produk Unggulan Daerah Berbasis Kawasan, Perspektif Program P2DTK II

dari Trilogi Buku Rancangan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK II) terselesaikan juga. Trilogi Buku Program P2DTK II itu terdiri dari Buku:

I. Rancang Bangun Program P2DTK II: Rancangan Konsep dan

Kebijakan;

II. Pengembangan Produk Unggulan Daerah Berbasis Kawasan: Perspektif Program P2DTK II;

III. Sinergi dan Integrasi, Pemikiran yang Mendasari Rancangan Skenario Program AIDA (Accelerating Investment in Disadvantaged

Area).

Penyusunan Buku Pertama ini melibatkan beberapa pihak yang bernaung dibawah tim persiapan Program P2DTK II, antara lain:

1. Dr. Suprayoga Hadi (Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, KPDT) 2. Ir. Arief Budhiono (Asdep Urusan Pengembangan Perdesaan, KPDT) 3. Purwadi Sukarelawanto, S.H (Kabid Penguatan Perdesaan, KPDT) 4. Maprih Unggul Purwanto, S.Kom (Kabid Kerjasama Perdesaan, KPDT) 5. Drs. Bambang Supriyatno, MM (Kasubid Analisis Potensi Perdesaan, KPDT) 6. Ardian Hidayat, ST (Staf Asdep Urusan Pengembangan Perdesaan, KPDT) 7. Endah Nurdiana (Tim Teknis Preparasi P2DTK II)

8. Priyo Waspodo (Tim Teknis Preparasi P2DTK II) 9. Ludiro Prajoko (Tim Teknis Preparasi P2DTK II) 10. Augy Mursalianto (Tim Teknis Preparasi P2DTK II) 11. Sasli Rais (Tim Teknis Preparasi P2DTK II)

Semoga Buku Kedua dari Trilogi Buku Rancangan Program P2DTK II ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkeinginan untuk mengetahui atau pun mempelajarinya. Kami juga menampung kritik dan saran penulisan buku ini dikarenakan memang secara substansi tulisan ini belum selesai disebabkan proses persiapan Program P2DTK II yang berhenti di tengah jalan….. Jakarta, November 2012

(3)

iii

Tim Editor

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Bupati dan Bappeda Kabupaten Lampung Utara, Belu, Kaur, Kepahiang, Banggai dan Tojo Una-Una yang telah berpartisipasi mendukung kegiatan The Identification & Preparation Mission, SPADA II Project dari bulan Mei, Agustus, dan September 2012;

2. Fabrizio Bresciani selaku Task Team Leader dan Team, SPADA II Project – World Bank;

3. Tim Sekretariat Project Management Unit (PMU) Program P2DTK, BAPPENAS;

4. Tim Sekretariat Project Management Unit (PIU) Program P2DTK, KPDT; 5. Tim Sekretariat Program Bedah Desa, KPDT;

(4)

iv

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbitnya Buku Kedua dari Trilogi Buku Rancangan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK II) yang berjudul Pengembangan Produk

Unggulan Daerah Berbasis Kawasan, Perspektif Program P2DTK II.

Buku Kedua ini yang berisi kumpulan hasil pemikiran dari tim persiapan P2DTK II, KPDT dan tim Bank Dunia yang telah melakukan diskusi, tukar fikiran sejak bulan Februari 2012 sampai dengan pertengahan September 2012, telah menghasilkan draft konsep dan metode pengembangan produk unggulan untuk daerah tertinggal, yang direncanakan untuk dapat diimplementasikan dalam Program P2DTK II.

Produk Unggulan Daerah merupakan salah satu strategi utama untuk peningkatan dan percepatan pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat dan mengurangi pengangguran di daerah tertinggal. Program Produk Unggulan Darah yang dicanangkan dalam Program P2DTK II merupakan kelanjutan dan penguatan program yang telah dikembangkan pada program sebelumnya di Kementerian PDT, yaitu program P2DTK I melalui komponen kegiatan Pengembangan Sektor Swasta (PSS). Dalam upaya pengembangan Program P2DTK II maka lebih lanjut akan disinergikan dengan program lain yang ada di internal Kementerian PDT melalui Produk Unggulan Kabupaten (Prukab); Aceh-AEDFF, Nias-LEDP dan didukung program Bedah Desa. Dalam P2DTK II juga akan dilakukan peningkatan dengan lebih berfokus pada pengembangan, pembangunan sarana - prasarana pendukung dan peningkatan kemampuan para pihak (pemerintah-swasta-masyarakat) yang relevan serta berkaitan langsung dengan pengembangan produk unggulan di daerah tertinggal.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Persiapan P2DTK II yang telah mencoba menuangkannya dalam bentuk tulisan ini sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat nantinya kepada pihak-pihak terkait. Di samping itu, kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Task Team Leader, SPADA II Project – World Bank dan tim yang selama ini telah banyak memberikan masukan untuk mewujudkan konsep SPADA II.

Jakarta, November 2012

Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas telah terbitnya Buku Kedua dari Trilogi Buku Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus Tahap II (P2DTK II) oleh tim persiapan P2DTK II.

Dalam konsep Program P2DTK II, telah dicanangkan bahwa Pengembangan Produk Unggulan menjadi salah satu prioritas program yang diharapkan dapat mengungkit peningkatan perekonomian masyarakat dan penanggulangan pengangguran di daerah tertinggal. Dalam buku kedua ini, dituangkan berbagai gagasan dan wacana pengembangan daya saing daerah tertinggal. Selain itu pengembangan produk unggulan juga dicoba untuk dirumuskan kembali, salah satunya adalah perumusan mengenai konsep produk unggulan, ruang lingkup, metode pemilihan dan pengembangannya, yang diharapkan dapat lebih realistis dan sesuai dengan situasi kondisi daerah tertinggal serta anggaran yang tersedia.

Buku tulisan ini merupakan kumpulan gagasan dan wacana yang belum terselesaikan, yang semestinya dapat dimatangkan dan disajikan dalam Program P2DTK II. Meskipun berbagai wacana dan konsep dalam buku ini masih memerlukan pematangan lebih lanjut, namun kami sangat menghargai upaya mendokumentasikan dan membukukan gagasan dan wacana mengenai pengembangan produk unggulan daerah tertinggal ini dan semoga semua gagasan dan wacana dalam buku ini dapat menjadi bahan pemikiran untuk disempurnakan lebih lanjut oleh siapapun yang berkepentingan dengan kelanjutan Program P2DTK.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Persiapan Program P2DTK II yang telah menyusun Buku ‘Pengembangan Produk

Unggulan Daerah Berbasis Kawasan, Perspektif Program P2DTK II, dan Tim

Bank Dunia yang selama ini sudah banyak memberikan masukan untuk mempersiapkan dokumen Program P2DTK II.

Jakarta, November 2012

Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perdesaan, Kedeputian Bidang Pengembangan Daerah Khusus, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul………..………..……….. i

Pengantar Editor………..………..………. ii

Ucapan Terima Kasih………..………..………. iii

Kata Sambutan Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus…..……….. iv

Kata Pengantar Asdep Urusan Pengembangan Perdesaan………..………. v

Daftar Isi………..………..………... vi

Daftar Singkatan………..………..……….. ix

Daftar Istilah………..………..……….. xi

Daftar Tabel………..………..……… xii

Daftar Bagan/Gambar………..………..…….. xii

I. Pengantar Wacana Produk Unggulan Kabupaten: Membangun Daya Saing Daerah, Perspektif Resource Based………. 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Pengertian dan Ruang Lingkup……… 3

1.3. Strategi Reformasi Birokrasi……….. 11

1.4. Perspektif Resource Based……… 15

1.5. Paradigma Learning Organization dan Reformasi Administrasi………. 22

1.6. Peformance in Region……… 23

1.7. Strategi Reformasi Administrasi Perspektif Resource Based……… 24

1.8. Penutup………... 26

II. Pengantar Wacana Produk Unggulan Kabupaten: Peningkatan Daya Saing Daerah Berbasis Kluster “Kawasan”……… 31

2.1 Pendahuluan………. 32

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengarui.……….. 32

2.3.1 Kapasitas Pemerintah Daerah………... 32

2.3.2 Dukungan Kultur dan Semangat Kompetisi………. 33

2.3.3 Partisipasi Aktif Stakeholder……… 34

2.3.4 Pentingnya Keamanan……… 36

(7)

vii

2.3.6 Nasionalisme……… 38

2.3 Penutup………...……… 40

III. Potensi Sumber Daya Alam di Daerah Tertinggal…...……….… 42

3.1 Sumber Daya Laut dan Pantai ……….………. 42

3.2 Kehutanan………...………. 42

3.3 Pertanian………. ……….. 43

3.4 Perkebunan………..………. 43

IV. Produk Unggulan Daerah………...…………...……….… 46

4.1. Produk Unggulan Kabupaten (Prukab)………..………. 46

4.2. Produk Unggulan Daerah (ProUD)………...………. 49

4.3. Lingkup ProUD………. …………...……….. 50

V. Seleksi Produk Unggulan………...…………...……….… 53

5.1. Indikator Unggulan dan Identifikasi Produk Unggulan...………. 53

5.2. Penilaian Produk Unggulan………..………...………. 54

VI. Metode Perencanaan Produk Unggulan…..…...…………...……….… 61

6.1. Ratai Nilai (Value Chain)………...………. 62

6.2. Analisis Value Chain………..………...………. 65

VII. Pengembangan Produk Unggulan………..…..…...…………...……….… 70

7.1. Penelitian dan Pengembangan Produk Unggulan..……...………. 70

7.2. Studi Kelayakan Produk Unggulan…..………...………. 71

7.3. Rencana Usaha (Business Plan)………. 72

VIII. Pengembangan Usaha Melalui Kemitraan Produktif....……….… 75

8.1. Program Pengembangan Usaha………....……...………. 75

8.2. Kemitraan Produktif………..…..………...………. 76

8.3. Bentuk Kemitraan Produktif ….………. 80

8.4. Proses Kemitraan Produktif………. 82

IX. Pengajuan Proposal Produk Unggulan Daerah………...……….… 85

9.1. Proposal untuk Riset dan Pengembangan Produk………. 85

9.2. Proposal untuk Pilot Project….…..…..………...………. 85

9.3. Proposal untuk Pengembangan Usaha.………. 86

(8)

viii

X. Menilai Kesiapan Daerah………...……….….… 88

10.1. Faktor Penentu Keberhasilan……….………. 88

10.2. Indikator Kesiapan………..…..………...………. 94

10.3. Kriteria Kesiapan……… 95

10.4. Kategori Kesiapan Daerah………. 96

XI. Program Pilot Project Produk Unggulan Daerah.……….….… 103 Referensi

(9)

ix

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional B2D : Balai Bedah Desa

BKPM : Badan Koordinasi Penanaman Modal SF : Success Factor

CSF : Critical Success Factor

CSR : Corporate Social Responsibility DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah FBD : Forum Bedah Desa

FGD : Focus Group Discussion HDI : Human Development Index IP : Indeks Prioritas

IPM : Indeks Pembangunan Manusia IR : Indeks Kerumitan

IU : Indeks Unggulan

KPDT : Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal KUKM : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MP3EI : Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

NES : Nucleus-Estate-Small-Holding OTOV : One Tambun One Village OVOP : One Village One Product

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto PNS : Pegawai Negeri Sipil

P2DTK II : Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus Tahap II

PDT : Pembangunan Daerah Tertinggal PEL : Pengembangan Ekonomi Lokal PIR : Perusahaan Inti Rakyat

PLN : Pinjaman Luar Negeri PMU : Project Management Unit PO : Project Organization PrO : Producer Organization ProUD : Produk Unggulan Daerah Prukab : Produk Unggulan Kabupaten PPK : Pejabat Pembuat Komitmen PSS : Pengembangan Sektor Swasta PTP : Petunjuk Teknis Pelaksanaan RB : Resource-Based

(10)

x RBS : Resource-Based Strategy

RBT : Resource-Based Teory

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional SCA : Structure, Conduct, & Analysis

SCP : Structure, Conduct, & Performance SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia Satker : Satuan Kerja

Seswapres : Sekretariat Wakil Presiden SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SPADA : Support for Poor and Disadvantaged Areas Stranas : Strategi Nasional

TPKD : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah UKM : Usaha Kecil Mikro

(11)

xi

PENGERTIAN ISTILAH

Daerah Tertinggal adalah adalah daerah kabupaten yang masyarakat serta

wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional yang didasarkan pada perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana/infrastruktur, kemampuan keuangan lokal, aksesibilitas, karakteristik daerah, kabupaten yang berada di daerah perbatasan antarnegara, gugusan pulau-pulau kecil, daerah rawan bencana, dan daerah rawan konflik.

Kawasan adalah suatu wilayah perdesaan tertentu (minimal terdiri dari 2-6

desa) yang berdampingan, memiliki produk unggulan dan kegiatan perekonomian yang hampir sama dan atau sama.

Kebijakan adalah arah dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses tehadap pengambilan keputusan, berdaya saing maupun indeks pembangunan manusia.

Pembangunan Daerah Tertinggal adalah percepatan, keberpihakan dan

pemberdayaan pembangunan yang dilakukan secara terencana, terkoordinasi, dan terpadu untuk mengubah suatu daerah tertinggal menjadi daerah maju.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan

yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Perencanaan Pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel Lingkup Produk yang Boleh dan Tidak Boleh Diajukan

sebagai Produk Unggulan Daerah, Program P2DTK II ……… 51 Tabel 5.1. Skoring untuk Nilai Keunggulan Produk Daerah, Program P2DTK II 56 Tabel 5.2. Skoring untuk Nilai Kerumitan Produk Daerah, Program P2DTK II... 58 Tabel 8.1. Kelemahan dan Kekuatan Tipikal pada Pihak-Pihak Kemitraan…….. 78 Tabel 8.2. Beberapa kemungkinan Model Kemitraan antara Produsen dengan

Pihak-Pihak Lain……… 79 Tabel 10.1. Indikator Praktis Faktor Keberhasilan Program P2DTK II………... 90

(13)

xiii

DAFTAR BAGAN/GAMBAR

Bagan 1.1. Matrik dari Strategi Pembaruan Optimum ………..…. 15 Gambar 3.1. Peta Situasi Produk yang Mungkin Tersedia di Daerah Tertinggal… 44 Gambar 6.1. Gambaran Value Chain yang Merupakan Rangkaian Supply Chain

dan Nilai Tambah yang Dihasilkan………. 62 Gambar 6.2. Model Generik Value Chain oleh Michael Potter……… 64 Gambar 6.3. Contoh Pemetaan Masalah dalam Mata Rantai Nilai dari suatu

Produk Unggulan……….. 65 Gambar 6.4 Empat Hal penting dalam Analisis Value Chain terhadap Produk

Unggulan………. 66 Gambar 6.5. Tahapan perbaikan perbaikan Rantai Nilai Produk Unggulan……….. 68 Gambar 8.1. Model Umum Kemitraan Produktif……… 80 Gambar 8.2. Proses Kemitraan Produktif……… 83 Gambar 9.1. Sistematik Pengusulan Proyek Produk Unggulan Daerah……… 87 Gambar 10.1. Model Pohon Keputusan Untuk Pemilahan Kategori Kesiapan

Daerah……….. 98 Gambar 10.2. Skema Konfirmasi Terhadap Hasil Kategorisas Kesiapan Daerah 99

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Ringkasan Konsep Program Produk Unggulan Kabupaten Lampiran 2: Ringkasan Desain Program Produk Unggulan Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Gaya belajar ini biasanya disebut juga sebagai gaya belajar penggerak. Hal ini disebabkan karena anak-anak dengan gaya belajar ini senantiasa menggunakan dan memanfaatkan

Sebagian besar masyarakat kampung adat Cireundeu menganut aliran kepercayaan Madrais atau yang dikenal dengan aliran Sunda Wiwitan, namun dalam penelitian ini,

Salah satu keunikan dari Kota Kalong yang pantas untuk dijadikan tempat liburan yaitu Rumah Adat Sao Mario yang terletak di Kelurahan Manorang Salo Kecamatan Marioriawa,

Sasaran Rencana Strategis Balai Besar KSDA Jawa Barat tahun 2010 -2014 adalah tercapainya penurunan konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi (CA, SM, TWA)

Dengan adanya asas monogamy serta tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, maka suatu tindakan yang akan mengakibatkan putusnya suatu perkawinan (dalam

Pada evaluasi pengering dengan menggunakan paduan radiasi surya dan biomass didapati bahwa pengering dapat dipakai secara kontiniue dimana pada siang hari supali panas dari

Dari uraian di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian yang difokuskan terhadap Tinjauan Fiqh Jinayah Terhadap Pidana Cabul Kepada Anak Di Bawah Umur

[r]