• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Tinjauan Perancangan

Agus Sachari menyatakan bahwa pada awalnya desain merupakan kata baru berupa peng-Indonesiaan dari kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata “rancang/rancangan/merancang” yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur menggunakan istilah rancang bangun, sebagai pengganti istilah desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa istilah “desain” tetap secara konsisten dan formal dipergunakan.

Akar-akar istilah desain pada hakikatnya telah ada sejak zaman purba dengan pengertian yang amat beragam. Istilah “Arch”, “Techne”, “Kunst”, “Kagunan ”, “Kabinangkitan ”, “Anggitan”, dan sebagainya merupakan bukti-bukti bahwa terdapat istilah-istilah yang berkaitan dengan kegiatan desain, hanya penggunaanya belum menyeluruh dan dinilai belum bermuatan aspek-aspek modernitas seperti yang dikenal sekarang. Di awal perkembangannya, istilah “desain” desain tersebut masih berbaur dengan “seni” dan “kriya”. Namun ketika seni modern mulai memantapkan diri dalam wacana ekspresi murni, justru “desain” memantapkan diri pada aspek fungsi dan industri. Di Indonesia, hingga tahun 1970, masih terdapat “kebauran” antara istilah “desain”, “seni terapan” dan “kerajinan”.

Secara etimologis kata “desain” diduga berasal dari kata designo (bahasa Italia) yang artinya gambar. Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris di abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerap semakna dengan kata craft (keterampilan adiluhung), kemudian atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh gerakan anti industri di Inggris pada abad ke-19, kata “desain” diberi bobot sebagai seni berketerampilan tinggi (art and craft).

(2)

Desain pada hakikatnya merupakan upaya manusia memberdayakan diri melalui benda ciptaannya untuk menjalani kehidupan yang lebih aman dan sejahtera.

2.1.1.1. Prinsip Dasar Desain

Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur -unsur dasar desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan mengaplikasikan kreativitas. Frank Jefkins mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala, dan penekanan.

- Kesatuan (unity)

Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsur -unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak memiliki keseimbangan dan keharmonisan yang utuh.

- Keberagaman (variety)

Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan pengkontrasan yang sesuai. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf, pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.

- Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.

(3)

- Ritme/irama (rhythm)

Aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan atau aksen. Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.

- Keserasian (harmony)

Suptandar mengartikan keserasian sebagai usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk dipandang. Keserasian adalah keteraturan diantara bagian-bagian suatu karya.

- Proporsi (proportion)

Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu objek atau komposisi. Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang. Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan masalah proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik, penentuan ukuran dan bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur atau disusun sebaik mungkin.

- Skala (scale)

Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek, jika dibandingkan terhadap objek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Skala berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur -unsur yang telah dimunculkan (faktor keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau objek dalam suatu desain.

- Penekanan (emphasis)

Frank Jeffkin menyebutkan bahwa “Dalam penekanan, all emphasis is no emphasis, bila se mua ditonjolkan, maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan. Adanya penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.

(4)

2.1.1.2. Unsur Desain

Menurut Sanyoto dalam bukunya Dasar -Dasar Tata Rupa dan Desain, unsur desain dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya. - Titik, adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik

yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.

- Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, vertikal, horisontal, diagonal dan lengkung. Garis lurus mengekspresikan kekuatan, stabilitas, aspirasi, ketenangan. Garis lurus biasanya dipakai untuk penonjolan dan bingkai dalam sejumlah variasi (judul, kutipan, header) atau memisahkan bagian dari bagian yang lainnya. Garis vertikal menunjukkan kekuatan yang bergerak ke atas yaitu pada saat mata kita tergerak untuk melihat dari bawah ke atas. Garis membantu memberikan kesan ketinggalan yang nyata. Garis horizontal berkesan tenang serta membuat mata seolah-olah digerakkan dari arah kiri ke kanan. Gunanya untuk memberi kesan dan mempertegas pentingnya gambar. Garis diagonal berkesan aman, gerakan, semangat, gelora serta perlawanan. Oleh karena itu garis jenis ini biasanya digunakan untuk memberi tekanan atau empatis. Garis lengkung mampu menimbulkan kesan pada perasaan, yaitu kuat, lemah, sensitif dan ekspresif. Turunannya dapat berbentuk garis setengah lingkaran, garis lingkaran penuh, dan spiral. Garis spiral kesannya mengalir, enerjik, penuh aktivitas yang pada abad ke-18 dianggap sebagai garis yang indah.

- Bidang, adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. - Gempal, adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan

kedalaman (“Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain”, para 6).

2.1.2. Tinjauan Fotografi 2.1.2.1. Fotografi

Istilah fotografi berasal dari dua kata “foto” dan “grafi” yang dalam bahasa Yunani foto berarti cahaya dan grafi berarti menulis atau melukis, sehingga

(5)

fotografi dapat diartikan sebagai melukis dengan cahaya. Dalam fotografi, kehadiran cahaya adalah mutlak perlu, karena mulai dari pemotretan hingga pencetakan film menjadi foto keduanya membutuhkan cahaya.

Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke -5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian pada tahun 1000 Al Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab, menulis bahwa citra dapat dibentuk dari caha ya yang melewati sebuah lubang kecil, fotografi terus berkembang.

Tahun 1839 adalah tahun awal fotografi. William Henry Fox Talbot, seorang ilmuan Inggris, memaparkan hasil penemuannya (tepatnya tahun 1834) berupa proses fotografi modern kepada Institut Kerajaan Inggris. Ia menemukan sistem negatif-positif (bahan dasar: perak nitrat, di atas kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang kita istilahkan contact print (print yang dibuat tanpa pembesaran/pengec ilan) dan dapat diperbanyak (R. Amien Nugroho, p. 321).

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari. Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi. Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.

Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen. Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blitz) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala -mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik. Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga

(6)

menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja. Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.

Kemajuan teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula -mula menyalin foto kedalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran. Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.

Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi. Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

Hingga kini perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll film. Itulah perkembangan dunia fotografi hingga masuk era digital.

Fotografi masuk ke Indonesia sejak 150 tahun yang lalu dan mulai berkembang pesat sejak tahun 1930. Pada masa perang dunia II, fotografi di Indonesia berhenti berkembang, tetapi tahun 1960 fotografi mulai berkembang kembali terutama pada akhir dasawarsa ini di mana peralatan fotografi yang ada di pasaran sudah mulai canggih dan modern. Fotografi di Indonesia tidak hanya sebatas dokumentasi saja, tetapi sudah meningkat pada dunia komunikasi, bidang seni foto, jurnalistik, interior, foto produk dan periklanan (Budhi Santoso, p. 4).

(7)

2.1.2.2. Fotografi Panorama

Fotografi panorama adalah teknik fotografi dengan menggunakan peralatan atau software khusus yang menangkap gambar dengan bidang pandang memanjang. Kadang-kadang dikenal sebagai fotografi format lebar. Meskipun tidak ada pembagian resmi antara angle” dan fotografi panorama, “wide-angle” biasanya mengacu pada jenis lensa, tapi jenis lensa ini tidak selalu menghasilkan gambar panorama. Beberapa foto panorama memiliki aspek rasio 4:1 dan terkadang 10:1, yang meliputi bidang panjang hingga 360 derajat. Kedua aspek rasio dan cakupan lapangan merupakan faktor penting dalam menentukan sebuah gambar panorama sejati.

Term of Panorama sebenarnya term yang berusaha dijabarkan orang untuk menggantikan term dari “super wide format” fotografi. Term tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah aspect ratio dalam format “kelebaran” dalam sebuah fotografi. Jika wide angle biasanya untuk menggambarkan kelebaran sebuah lensa, dan ultra wide di refleksikan sebaga i angle ya ng bisa tertangkap oleh lensa, maka panorama biasanya sebuah angle melebihi ya ng bisa di tangkap oleh mata manusia.

Di beberapa literatur yang ada, mata manusia mempunyai batas entrance pupil antara 75-160 derajat. Dimana perkembangan kemudian term of widewise sebuah photo apakah panorama atau bukan adalah aspek rasio.

Fotografi panorama sendiri memiliki tokoh didalamnya. Arnaud Frich adalah seorang fotografer asal negara Perancis. Arnaud Frich sendiri disebut sebagai master dari fotografi panorama dan telah menulis buku yang berjudul “Panoramic Photography”.

Fotografi sendiri memiliki berbagai macam jenisnya, antara lain: - Panoramic Photography

- Aerial Photography - Chronophotography - Fine Art Photography - Forensic Photography - Heliography

(8)

- Macro Photography - Rembrandt Photography - Rephotography

- Street Photography - Vernacular Photography

Berikut beberapa teknik yang perlu dipahami dalam fotografi panorama. a. Angle of View

- Foto panorama yang diciptakan dengan stiching beberapa frame photo, fotografer menentukan seberapa wide angle of view yang akan diciptakan yang berkaitan erat dengan akan seberapa banyak akan masuk dalam frame.

- Ciptakan angle of view yang mampu attracting people to view more in detail. - Mengangkat sebuah POI (point of interest) dalam frame panorama, makin

banyak hal-hal yang menarik yang dapat diikutsertakan.

- Tergantung juga dengan software yang dipakai, menggabungkan photo dengan menjaga garis horizontal dan vertical menjadi garis lurus.

b. Focal Length

Pemilihan focal length untuk pengambilan foto panorama (yang akan di stitching ) juga penting, walau bukan hal ya ng utama. Hindari memakai wide lens, dimana dengan memakai wide lens, image akan didominasi area yang luas di langit dan di bumi yang mungkin out of our interest. Alasan lain dengan menggunakan wide le ns, akan membuat efek distorsi yang sangat signifikan. Pakai range 24-35mm akan cukup jika ingin membuat foto panorama cityscape atau landscape.

c. Overlapping dan How many Images?

Seberapa banyak bidang ya ng overlapping , dan berapa banyak frame yang akan di eksekusi untuk menghasilkan foto panorama yang baik, menjadi sebuah pertanyaan yang sudah dijawab di point no 1, seberapa wide panorama ingin di ciptakan, seberapa banyak objek ya ng akan terlibat.

Teori di dalam bukunya Arnaud Frich based on pilihan focal length , orientation format (horizontal atau vertical) dan angle biasanya dibutuhkan overlapping sekitar 20%, dengan kata lain satu image akan terpakai 60% (20% terpakai sbelah kiri dan 20% kanan).

(9)

d. White Balance/Color Temperature

White balance dan light metering adalah dua hal yang paling rumit dalam foto panorama dalam menciptakan stitching. Mengontrol dua hal tersebut supaya terjaga untuk setiap frame, apalagi jika frame ya ng mempunyai dynamic range yang lebar dan kondisi pencahayaan yang tidak merata.

Jika memungkinkan, hindari menggunakan Auto WB, terutama jika menjumpai frame yang rumit pencahayaannya. Karena akan terjadi color shift yang tinggi di setiap frame yang kita ambil.

Penting untuk mengkomposisikan area yang terpenting warnanya dalam satu frame, sehingga sensor kamera akan mengkoreksi color, sehingga tidak ada satu frame photo yang dominan dibanding frame yang lain.

e. Exposure

Hal ini paling rumit untuk menjaga dan mengontrol exposure di setiap frame sehingga tidak terjadi shifting yang begitu dominan di salah satu frame. Namun, ada cara supaya tone shifting akibat exposure yang berbeda bisa diminimalisir (terutama di scene ya ng susah pencahayaannya misal saat matahari terbenam, blue hour dan golden hour).

Metode untuk mendapatkan exposure yang tepat, bisa berbagai macam, salah satunya adalah cari titik utama dalam POI, cari bidang yang paling gelap dengan kompensasi dan spot metering kemudian tangkap detailnya, pastikan setiap detail dalam POI (point of interest) tersebut balance, gunakan histogram untuk mengecek lalu gunakan exposure tersebut sebaga i acuan untuk frame lainnya.

2.1.2.3. Peralatan Fotografi

a. Kamera

Kamera adalah perangkat atau media untuk menghasilkan karya fotografi. Di era digital ini kamera film sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke kamera digital. Kamera digital sendiri umumnya terbagi menjadi dua golongan yaitu kamera pocket (kamera saku) dua lensa (refleks lensa kembar) dan kamera DSLR (digital single-lens reflex atau reflek lensa tunggal).

(10)

- Kamera saku (pocket)

Sesuai namanya, kamera saku berukuran kecil dan mudah dimasukkan ke saku. Kedua lensanya punya fungsi berbeda. Salah satunya berfungsi sebagai lensa pengintai sementara yang lain sebagai pengekspons objek. Kamera ini harganya lebih murah jika dibandingkan dengan kamera DSLR. Selain harganya terjangkau, kamera saku sekarang juga memiliki keunggulan lain, yaitu dapat menjamin siapapun memotret objek dengan mudah tanpa kawatir melakukan kesalahan yang dapat mengurangi nilai foto. Kini, kamera saku tersedia dalam berbagai ukuran, kelas, dan fasilitas yang berbeda. Harganya pun cukup variatif. Pemotret bisa leluasa memilih jenis yang dikehendaki sesuai kebutuhan dan selera.

- Kamera DSLR (digital single-lens reflex)

Kamera SLR (single-lens reflex) atau kamera refleks lensa tunggal adalah kamera yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera dengan sama persis seperti apa yang ia lihat. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film. Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.

Kamera SLR, sesuai dengan namanya (single-lens reflex), menggunakan sistem bidikan lewat lensa (reflex type). Mata fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terlihat parallax, yaitu keaadan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak.

Perkembangan dari kamera SLR adalah kamera DSLR. Pada prinsipnya, kamera SLR dan DSLR memiliki cara kerja dan komponen yang sama. Yang membedakan adalah penggunaan film. Kamera SLR menggunakan film sebagai medium penangkap, sedangkan kamera DSLR tidak lagi

(11)

menggunakan film. Sebagai gantinya, kamera DSLR menggunakan CCD atau CMOS (sensor).

Adanya layar LCD (liquid crystal display) sangat membantu fotografer untuk melihat saat itu juga. Hal ini membuat fotografer semakin fleksibel, karena jika hasil bidikan yang terpampang di layar dirasa tidak sesuai dengan keinginan, maka dengan mudah dapat dihapus dan diganti sesuai dengan perspektif yang diinginkan. Selain itu LCD seperti pada Nikon D700 membantu fotografer untuk melakukan pemotretan tanpa harus memicingkan matanya. Selain itu untuk melihat hasil foto yang lebih jelas, kita tidak harus ribet lagi karena hasil pemotretan bisa langsung dilihat dan dipilih pada layar komputer. Selain itu file-file foto juga lebih mudah disimpan tanpa harus menggunakan tempat, yaitu cukup didala m harddisk dengan menggunakan format TIFF atau JPEG. Sekarang teknologi kamera digital juga sangat memungkinkan untuk menghasilkan foto dengan resolusi tinggi untuk mendukung hasil foto yang lebih baik.

b. Lensa

Lensa adalah alat berbentuk silinder dan ditempatkan di bagian depan badan kamera. Berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk kedalam kamera sehingga menhasilkan gambar yang sesuai dengan ukuran film atau sensor. Lensa dikelompokkan sesuai panjang (focal length), yaitu lensa normal, lensa sudut lebar, dan lensa tele.

Focal length mempengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan oleh film atau sensor. Dalam masyarakat umum lebih dikenal dengan istilah zoom atau pembesaran. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan diafragma yang dapat mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai dengan keinginan sang fotografer.

- Lensa Normal

Lensa jenis ini dinamakan lensa “normal” karena melalui lensa ini kita dapat melihat objek dengan perspektif dan sudut pandang natural, hampir sama dengan pandangan mata. Jarak panjang fokal lensa ini 40-58mm. Umumnya, panjang fokal 50mm mempunyai perspektif paling dekat dengan apa yang dilihat mata manusia.

(12)

Meskipun lensa merupakan mata kamera tetapi lensa normal agak jarang digunakan untuk keperluan pemotretan. Hal ini lebih disebabkan karena munculnya anggapan bahwa lensa normal tidak mampu memberikan efek fotografis seperti bila pemotret menggunakan lensa tele panjang atau lensa sudut lebar yang menghasilkan foto-foto yang ekstrem. Namun, pada beberapa kasus, lensa normal juga dapat dimaksimalkan penggunaannya khususnya oleh pemotret yang karena suatu keinginan harus menggunakan kekuatan diafragma besar. Lensa normal memang umumnya memilihi bukaan hingga f:1,4, juga bagi pemotret objek-objek yang cukup lebar.

- Lensa Sudut Lebar

Lensa sudut lebar (wide angle) adalah lensa yang memiliki sudut pandang lebih dari 46 derajat. Karena itu umumnya digunakan untuk memotret interior, panorama atau sekelompok manusia yang membutuhkan cakupan gambar besar. Dengan karakteristik tersebut maka lensa sudut lebar memiliki ruang tajam yang lebih besar, distorsi, dan penguatan kesan kedalam perspektif. Berdasarkan pada standar fotografi 35mm, maka panjang fokal lensa yang dapat digolongkan sebagai lensa sudut lebar adalah lensa dibawah 50mm. Dengan demikian lensa 35mm, 24mm, 20mm atau 16mm merupakan lensa-lensa sudut lebar. Lensa sudut lebar yang sudut pandangnya terlebar adalah lensa 12mm yaitu sekitar 122 derajat.

Namun demikian, umumnya hanya lensa sudut lebar kisaran 20mm hingga 35mm yang digunakan oleh pemotret karena lensa tersebut cukup luas cakupannya. Bagi yang senang dengan tampilan gambar yang lebih ekstrem dan menginginkan cakupan yang lebih luas lagi, dapat dilakukan dengan lensa sudut lebar 16mm atau 12mm.

Cakupan yang teramat lebar hampir menyerupai sudut pandang ikan atau fish eye tersebut, tidak akan didapat jika pemotret hanya mengandalkan lensa biasa yang melekat pada kamera digital.

- Lensa Tele

Lensa tele memiliki sudut pandang yang lebih sempit dari lensa normal dan memiliki panjang fokal yang lebih dari 50mm. Lensa tele memiliki konsekuensi ruang tajam yang sempit serta perspektif yang dangkal. Karena

(13)

itu dengan karakteristik seperti itu umumnya lensa tele digunakan untuk pemotretan manusia, olahraga, satwa dan juga pemotretan jarak dekat (untuk memperbesar gambar).

Ruang tajamnya yang sangat sempit sering dimanfaatkan pemotret untuk mengisolasi subjek pemotretan dengan latar belakangnya. Dalam hal ini untuk menciptakan foto-foto yang menonjolkan subjek utama dan mengaburkan latar belakangnya.

Lensa tele terpanjang yang pernah ada adalah lensa 2000mm dengan f:11. Karena panjangnya, tentu saja juga berat, maka dalam penggunaannya sangat dianjurkan untuk memakai bantuan penyangga kamera atau tripod untuk menghindarkannya dari hasil gambar yang goyang.

- Lensa Majemuk

Lensa majemuk (zoom lens) memiliki lebih dari satu panjang fokal. Lensa majemuk mempunyai cincin untuk mengatur panjang fokal. Jika cincin ini diputar, imaji dari subjek akan menjadi lebih besar atau lebih kecil. Lensa jenis ini tersedia dalam berbagai macam jenis jarak panjang fokal. Umumnya, lensa majemuk telefoto mempunyai jarak panjang fokal 80-200mm atau lebih. Selain itu, terdapat pula lensa majemuk bersudut lebar sampai tele dengan panjang fokal sekitar 35-85mm. Keuntungan menggunakan lensa ini adalah kebebasan memotret dengan berbagai panjang fokal tanpa harus mengganti lensa (Budhi Santoso, p. 27).

c. Filter

Dilihat dari fungsinya, ada dua jenis filter yang beredar di pasaran, yaitu filter lensa dan filter lampu. Kalangan fotografer sering kali memanfaatkan filter lensa dalam pemotretan.

Dilihat dari bentuknya, filter terbagi menjadi dua, yaitu filter cincin dan filter bujur sangkar. Filter cincin adalah filter yang berbentuk seperti cincin dan memiliki alur yang sesuai dengan lensa. Cara penggunaanya sederhana, cukup dengan memasangkannya di depan lensa. Filter bujur sangkar yang berbentuk lempengan kaca segi empat harus dipasangkan ke lensa dengan bantuan penghubung (adaptor).

(14)

Berikut beberapa filter yang dianggap penting dan sering kali dipakai pemotret:

- Filer UV

Merupakan filter pelindung lensa yang digunakan agar lensa tidak mudah kotor atau tergores. Filter UV (ultraviolet) berukuran tipis dan berwarna hijau kebiru-biruan bisa menahan cahaya ultraviolet yang berlebihan. Filter ini sangat tepat untuk menetralisasi cahaya di daerah pantai dan pegunungan. Karena memiliki faktor 0, filter ini tidak akan mempengaruhi ketajaman hasil foto.

- Filter Polarisasi (PL)

Filter ini dapat membirukan langit, mengoreks i refleksi yang tidak diinginkan, serta memekatkan warna. Filter ini juga dapat menaikkan kekontrasan cahaya hingga 50%. Karena punya faktor 4, pemotret harus memperbesar bukaan diafragma sekitar 2 stop atau menurunkan kecepatan rana sebanyak 2 stop ketika menggunakanya.

- Filter Neutral Density (ND)

Merupakan filter koreksi yang berfungsi menghambat atau mengedapkan cahaya yang masuk ke lensa. Filter ini manahan intensitas cahaya sebesar kekedapan yang dipilih.

- Filter Balance

Filter ini berfungsi menyeimbangkan atau menormalkan warna cahaya dalam suasana tertentu. Misalnya, filter FL (fluorosens) digunakan untuk menormalkan cahaya lampu neon atau TL yang berwana hijau kebiru-biruan. - Filter Kreatif

Merupakan filter yang paling beragam. Hampir semua efek yang sulit dihasilkan dengan pemotretan biasa bisa dicapai dengan bantuan filter ini. Filter kreatif yang paling banyak digemari adalah filter pelembut (soft) yang biasa disebut diffuser.

d. Tripod

Kaki tiga (tripod) merupakan salah satu perlengkapan yang perlu dibawa. Penyangga kamera ini sangat diperlukan ketika memotret suasana matahari terbit atau terbenam serta berbagai keadaan alam sekitarnya. Kondisi cahaya redup saat

(15)

itu menuntut kita untuk menggunakan kecepatan rana rendah, terutama mereka yang menggunakan lensa tele dengan bukaan diafragma terbatas.

e. Flash

Flash (blitz/lampu kilat) adalah alat bantu pencahayaan di dalam fotografi. Sangat membantu pada waktu pemotretan di tempat minim cahaya. Flash dapat menghasilkan cahaya dengan suhu setara matahari (daylight). Teknologi flash terbaru memungkinkan cahaya ditangkap dengan kecepatan lebih tinggi. Selain itu, exposure yang dihasilkan bisa diatur sesuai keinginan fotografer.

2.1.2.4. Teknik Fotografi

Untuk menghasilkan karya fotografi yang baik, tentunya diperlukan pangalaman dan keahlian di dalam bidang fotografi. Berikut akan dijabarkan beberapa teknik yang harus dikuasai untuk menghasilkan karya fotografi yang baik.

a. Komposisi

Komposisi (composition) berarti sebuah proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam fotografi komposisi merupakan sebuah proses yang sangat vital karena dari komposisi itulah sebuah foto bisa bercerita, dari komposisi pula sebuah foto terlihat indah dan enak dipandang untuk dinikmati. Berbeda dengan seni lukis yang memulai komposisi dari bidang kosong, kemudian menambahkan elemen-elemen yang dirasa perlu agar pesan lukisannya bisa sampai ketika dilihat orang lain. Komposisi dalam fotografi dimulai dari bidang yang penuh, kemudian satu-persatu elemen yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.

Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya, kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh diikuti dan boleh juga tidak diikuti. Untuk itu ada istilah following the rule dan breaking the rule. Tetapi bagaimanapun panduan-panduan dalam menentukan komposisi ini sudah melalui proses studi yang cukup panjang sehingga sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati ka rya visual ini.

(16)

- Simplicity

Tujuan komposisi ini adalah memberikan penonjolan pada objek utama foto (point of interest) agar langsung terlihat secara utuh tanpa gangguan elemen-elemen lain yang tidak diperlukan. Karena itu saat melihat sebuah ogjek yang hendak difoto, pastikan bahwa elemen-elemen yang masuk kedalam frame kamera adalah elemen-elemen yang benar-benar diperlukan. Hindari penumpukan objek (merger). Penumpukan objek akan sangat menggangu objek utama (POI) karena bisa merusak keindahannya dan mengurangi rasa nikmat dalam melihatnya.

- Balance

Dalam fotografi balance berarti mengisi frame dengan porsi yang kurang lebih seimbang, bisa oleh elemen objek, warna ataupun kontras. Sebuah foto dengan komposisi yang balance akan terasa saat kali pertama dilihat begitu juga sebaliknya.

- Framing

Dalam komposisi, framing adalah memberikan elemen-elemen tertentu diantara objek utama sehingga membuat kesan objek utama tersebut berada dalam sebuah bingkai/ frame. Frame tersebut bisa berbentuk apa saja, bisa dedaunan, bisa bidang gelap, bisa jendela rumah, kaca pecah, dan lain-lain yang tidak terbatas jumlahnya. Diperlukan pemikiran kreatif memang untuk mendapatkan komposisi framing yang menawan.

- Rule of Third

Panduan komposisi rule of third mungkin yang paling populer dan paling sering diterapkan. Pada prinsipnya panduan ini adalah menempatkan objek utama tidak pada tengah frame tetapi pada salah satu dari 1/3 bagian sisi pojok foto.

- Golden Mean

Golden mean juga dikenal dengan golden section adalah sebuah panduan komposisi yang didasarkan pada perhitungan matematika yang unik. Panduan komposisi ini pertama kali didokumentasikan oleh seniman Yunani Kuno dan sampai saat ini masih digunakan meskipun popularitasnya agak tertutupi oleh panduan komposisi rule of third. Prinsipnya panduan komposisi ini hampir

(17)

sama dengan rule of third namun titik interesnya lebih sempit sekitar 5% ke arah tengah.

Komposisi juga disusun berdasarkan jarak pemotretan yang dilakukan dengan variasi pengambilan gambar, antara lain:

- Long Shot (LS)

Komposisi yang dihasilkan adalah objek kecil, digunakan saat menggambarkan seluruh area dari sebuah aksi.

- Medium Shot (MS)

Objek yang difoto sudah terlihat lebih besar dibanding dengan long shot. Digunakan untuk menggambarkan seluruh fitur maupun sosok seseorang dari bawah lutut hingga kepala tetapi tidak keseluruhan setting.

- Close Up (CU)

Komposisi yang terlihat hanya objek yang dijadikan point of interest. Digunakan untuk menggambarkan sebagian fitur. Elemen subjek ditampakkan dari bahu sampai kepala.

- Extreme Close Up (ECU)

Digunakan untuk menggambarkan detail sebuah objek yang hanya ditonjolkan elemen tubuhnya, misalnya mata saja, telinga, dan lain-lain.

- High Angle (mata burung)

Pemotretan dengan menempatkan objek foto lebih rendah dari kamera sehingga yang terlihat pada viewfinder objek foto terkesan mengecil.

- Low Angle (mata kodok)

Kamera ditempatkan lebih rendah daripada objek sehingga objek terkesan lebih besar.

- Foreground

Pemotretan dengan menempatkan objek lain di depan objek utama dengan tujuan sebagai pembanding dan memperindah objek utama.

- Background

Kebalikan dari foreground dengan tujuan yang sama. - Horisoltal/vertikal

Pemotretan dengan posisi kamera mendatar (horisontal) maupun berdiri (vertikal) sehingga didapat hasil pemotretan yang berbeda.

(18)

b. Fokus

Fokus adalah kegiatan mengatur ketajaman objek foto yang menjadi point of interest. Pada manual focus, dilakukan dengan memutar ring focus pada lensa. Kamera yang memiliki kemampuan autofocus dapat memfokuskan sendiri objek yang dibidik.

c. Exposure

Exposure diukur oleh alat yang disebut lightmeter. Jika lightmeter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita bisa memperbesar bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya, jika lightmeter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma atau mempercepat shutter speed. Overexpose merupakan keadaan di mana jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak sehingga gambar yang dihasilkan akan terlalu terang. Underexpose merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu sedikit sehingga dihasilkan gambar yang gelap. Hal ini dapat dilihat pada histogram.

d. Lighting

Fotografi digital adalah mengenai menangkap cahaya di sensor gambar. Semakin baik cahayanya, semakin potensial mencapatkan foto yang luar biasa. Kualitas cahaya ini bisa berbeda -beda baik arah, ketajaman, dan warnanya sejak matahari terbit sampai terbenam sore hari. Berdasarkan arah penyinarannya, pencahayaannya dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

- Front lighting, di mana arah datangnya cahaya searah dengan posisi kamera - Top lighting, sumber cahaya terletak tepat di atas objek

- Side lighting, sumber cahaya dari arah samping

- Back lighting, sumber cahaya letaknya berlawanan dengan posisi kamera Sedangkan berdasarkan fungsinya, penyinaran dibagi menjadi tiga, yaitu: - Main light, yaitu cahaya utama yang diprioritaskan untuk membentuk kesan

objek

- Fill-in light, cahaya bantuan atau pengisi bidang objek pemotretan - Effect light, untuk menimbulkan efek tertentu pada foto

Berdasarkan sifat cahaya, penyinaran dibagi menjadi: - Hard light, menghasilkan bayangan yang pekat pada objek

(19)

- Semi soft light, bayangan yang dihasilkan tidak terlalu pekat namun juga tidak terlalu soft

- Soft light, menghasilkan bayangan yang soft

Teknik penyinaran ada dua yaitu low key dan high key. Foto low key cenderung serba gelap dan menggunakan warna -warna yang pekat. Foto high key cenderung akan overexposure, dan menghilangkan detil foto (Budhi Santoso, p. 30).

2.1.3. Tinjauan Wisata Pantai Kabupaten Malang 2.1.3.1. Cagar Alam Pulau Sempu

Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu ditetapkan berdasarkan SK. GB No. 46 Stbl. 1928 No. 69 tahun 1928 dengan luas 877 Ha. Penetapan kawasan tersebut sebagai Cagar Alam karena keadaan alamnya yang khas, juga diperuntukan bagi kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan. Letak kawasan Cagar Alam Pulau Sempu di perairan Samudera Indonesia yang secara administratif pemerintahan termasuk ke dalam desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing wetan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Malang.

a. Cara Mencapai Lokasi

Untuk mencapai lokasi Cagar Alam Pulau Sempu dapat ditempuh perjalanan baik dari Ibukota Propinsi (Surabaya) maupun dari Ibukota Kabupaten (Malang) dengan menempuh rute perjalanan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Tabel Jarak Tempuh Lokasi

Dari Ke Kendaraan Jarak Tempuh

Surabaya Malang Turen Sendang B iru Malang Turen Sendang Bru

Lokasi Cagar Alam

Mobil/Bis Mobil Mobil Perahu 90 Km 45 Km 45 Km 0,8 Km Sumber: ”Sejarah Pulau Sempu”, para 7

(20)

b. Potensi Kawasan 1. Type Ekosistem

Cagar Alam Pulau Sempu memiliki 4 (empat) tipe ekosistem dimana masing-masing memiliki ciri yang berbeda satu sama lain, tetapi secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

- Ekosistem Hutan Mangrove

Stuktur hutan mangrove ini sangat sederhana karena terdiri dari satu lapisan tajuk pohon dengan jenis-jenis yang relatif sedikit. Jenis-jenis tumbuhan yang umum di jumpai adalah Bakau (Rhizobhara sp ), dan Api-api (Avicenia sp). Sedangkan jenis-jenis satwa yang umum di jumpai pada daerah perairan hutan mangrove adalah ikan Glodok, Kepiting dan Udang.

- Ekosistem Hutan Pantai

Areal hutan pantai Cagar Alam Pulau Sempu di bagian Utara, Barat dan Selatan Terutama pada pantai dengan pesisir yang landai. Jenis-jenis tumbuhan terdiri dari ketapang (Terminalia catapa), Baringtonia asitica, Waru laut (Hibicus tidiacus) dan pandan (Pandanum tectorius). Adapun jenis -jenis satwa liar yang sering di jumpai pada kawasan pantai ini antara lain: burung Elang Laut (Helicetus leucogaster), burung Dara Laut (Sterna albiforn), Biawak (Varanus sp), Umang Laut dan lain-lain.

- Ekosistem Danau

Daratan Cagar Alam Pulau Sempu memiliki dua buah danau yaitu Danau Telaga Lele dengan areal seluas ± 2 Ha, yang merupakan danau air tawar. Danau Segoro anakan dengan area l seluas ± 4 Ha yang merupakan danau asin. Danau Air Tawar Telaga Lele terletak dibagian timur kawasan Cagar Alam, sedangkan Segoro Anakan berada dibagian Barat Daya. Masing-masing memiliki peranan yang penting sebagai sumber air bagi kehidupan satwa liar, terutama pada musim kemarau.

- Ekosistem Hutan Tropis Dataran Rendah

Tipe ekosistem ini menempati areal yang terluas dan tersebar hampir di seluruh kawasan, sehingga menjadi ciri utama dari kawasan Cagar Alam Pulau Sempu. Struktur hutan tropis ini di tandai dengan adanya tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari tiga atau empat lapis tajuk pohon dengan

(21)

komposisi yang beragam. Beberapa jenis pohon yang dominan yaitu Bendo (Artocarpus elasticus), Triwulan (Mishocarpatus sundaica ), Wedang (Pterocarpus javanicus) dan Bu chanania arborescens.

2. Flora

Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu memiliki ± 223 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 144 marga dan 60 suku. Dari 60 suku tersebut, telah diketahui lima suku yang memiliki jumlah individu, jenis dan marga yang relatif cukup banyak. Kelima suku tersebut adalah :

- Moraceae - Euphorbiaeceae - Anacardiaceae - Annonaceae - Sterculiaceae 3. Panorama

Panorama alam yang indah dapat di jumpai di kawasan Cagar Alam bagian Utara yang berupa "Pantai Pasir Putih" dimana hamparan yang berwarna putih dengan air laut yang jernih, memberikan kesan tersendiri bagi setiap orang yang datang untuk menikmatinya.

4. Fauna

Satwa liar yang hidup di dalam kawasan Cagar Alam Pulau Sempu sekitar ± 51 jenis yang terdiri dari 36 jenis Aves, 12 jenis mamalia dan 3 jenis reptil. Yang paling sering di jumpai diantaranya Babi hutan (Sus scopa), Kera hitam (Presbytis cristata), Belibis (Dendrosyqna sp) dan burung Rangkong (Buceros undulatus).

c. Keunikan/Kekhasan

Pada kawasan ini terdapat "Goa Air Tawar" yang terletak ± 25 me ter dari pantai pada ketinggian 25 meter di atas permukaan air laut. Panjang (kedalaman) goa sekitar 20 meter dan bagian dalam lebarnya 3 - 5 meter serta berlantai kering. Goa ini bagi masyarakat setempat yang masih percaya akan kegaiban Alas Sempuh, merupakan tempat untuk bertapa (”Sejarah Pulau Sempu”, para 10).

(22)

Gambar 2.2. Pulau Sempu

Sumber: “Pantai-pantai yang ada di Malang” (2008, p. 1)

2.1.3.2. Pantai Balekambang

Pantai Balekambang terletak di Kecamatan Bantur 65 km, sebelah selatan kota Malang. Pantai Balekambang cukup indah dan menawan. Pantai landai ini dipenuhi dengan karang laut, yang membentang sepanjang 2 km dengan lebar 200 meter ke arah laut. Selain itu, di lepas pantai tampak tiga buah pulau berjajar ke arah barat, Pulau Ismoyo, pulau Anoman dan Pulau Wisanggeni. Tepat di atas Pulau Ismoyo berdiri megah sebuah Pura, yang bernama Pura Luhur Amertha Jati. Untuk mencapai Pura tersebut, dapat melalui sebuah jembatan setapak dengan lebar 1,5 meter. Pada bulan Suro, Pantai Balekambang cukup rama i di datangi wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Gambar 2.3. Pura Luhur Amertha Jati

(23)

2.1.3.3. Pantai Jonggring

Pantai Jonggreng saloko terletak sekitar 11 km dari desa donomuly o yaitu desa Gondangtowo ujung selatan. Jalan menuju pantai yang juga tergolong sulit dan berbatuan serta di kelilinggi pepohonan di ruas jalan, sehingga pantai Jonggreng Saloko saat ini jarang pengunjungnya. Sebenarnya pantai Jonggreng Saloko sangatlah indah dan menarik sebagai tempat rekreasi, yang mana terdapat beberapa lokasi, salah satunya adalah adanya BROOS, yaitu terjadinya gelombang air yang menhamtam bebatuan dan bisa menimbulkan bunyi BROOS dan air laut bisa memancar dari batu diatas ketinggian 10 meter dari permukaan laut.

Gambar 2.4. BROSS

Sumber: “Pantai-pantai yang ada di Malang” (2008, para. 2)

2.1.3.4. Pantai Ngliyep

Sebelah selatan dari Kota Malang terdapat beberapa pantai, salah satunya adalah pantai Ngliyep. Jaraknya sekitar 62 km dari Kota Malang, yang lebih tepatnya terletak di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomuyo. Pantai Ngliyep merupakan pantai dengan hamparan pasir putih yang berkilauan dan terlihat sangat menawan.

(24)

Gambar 2.5. Pantai Ngliyep

Sumber: “Pantai-pantai yang ada di Malang” (2008, para. 3)

2.1.3.5. Sendang biru

Pantai Sendangbiru terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan menyajikan pantai ini sebagai obyek wisatanya yang terletak 69 km, sebelah selatan dari kota Malang, melewati Turen, dan Sumbermanjing Wetan. Pantai Sendangbiru juga dikenal sebagai tempat pendaratan ikan serta tempat pelelangan ikan Kabupaten Malang, Pantai ini berhadapan dengan Pulau Sempu. Pada hari-hari Syawalan (kira-kira tanggal 7 atau 8 Syawal) banyak yang naik perahu ke pulau Sempu untuk mengambil air dari sebuah mata air tawar dengan kepercayaan yang seperti “air Widodaren ” di Wendit, yaitu untuk kesehatan dan kesembuhan.

(25)

Gambar 2.6. Sendang Biru

Sumber: “Pantai-pantai yang ada di Malang” (2008, para. 4)

2.1.3.6. Pantai Modangan

Pantai Modangan yang terletak di 65 km barat daya kota Malang dan tepatnya berada di dusun Kalitekuk, desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Yang juga cukup unik, berbeda dari kebanyakan pantai lainnya yang umumnya memiliki struktur batuan berupa batuan kapur, batu-batuan yang ada di lokasi ini adalah jenis batu-batuan andesit berlapis yang menurut beberapa orang adalah bentukan dari lelehan lahar dari gunung berapi yang telah membeku.

Gambar 2.7. Pantai Mondangan

(26)

2.2. Data Primer 2.2.1. Wawancara

Data yang diperoleh dari wawancara yaitu mengenai kegiatan-kegiatan dan acara apa saja yang biasanya berlangsung di Pulau Sempu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

- Pulau Sempu biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur, pada hari biasa cukup sepi.

- Biasanya banyak orang datang juga untuk membeli ikan, memancing atau berkemah.

- Kadang-kadang ada beberapa orang asing yang juga berkunjung di Pulau Sempu.

- Mayoritas mata pencaharian masyarakat lokal adalah sebagai nelayan dan pedagang ikan.

- Rata-rata pengunjung adalah laki-laki dan berstatus sebagai mahasiswa. - Pengunjung yang datang biasanya mengetahui Pulau Sempu dari teman. - Banyak masyarakat setuju bahwa kegiatan wisata Pulau Sempu akan

mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sekitar.

2.2.2. Observasi

Dalam data observasi diperoleh bagaimana lokasi atau keadaan alam Pulau Sempu di Malang. Melalui observasi dapat diperkirakan apa saja yang terjadi di lapangan, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi, dan peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal pada waktu pemotretan. Kesan pada waktu melakukan observasi yaitu lokasi alam yang bagus untuk spot penga mbilan gambar jumlahnya cukup banyak tetapi tempatnya berjauhan walaupun dalam satu wilayah. Selain itu sebagai objek wisata, kondisi Pulau Sempu ini tergolong sepi, dan kebanyakan yang berkunjung hanya wisatawan lokal saja. Turis asing jarang sekali berkunjung untuk berwisata di daerah ini.

(27)

2.2.3. Dokumentasi

(28)

Gambar 2.8. Data Primer Foto Dokumentasi

2.3. Data Sekunder 2.3.1. Kajian Literatur

Kepustakaan diperoleh melalui literatur, artikel surat kabar, buku-buku, dan media internet. Dari studi kepustakaan ini diperoleh data-data mengenai berbagai informasi mengenai Pulau Sempu, antara lain:

- Pulau Sempu merupakan sebuah cagar alam yang berada dibawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam provinsi Jawa Timur. Secara geografis, Pulau Sempu terletak diantara 112° 40’ 45" - 112° 42’ 45" BT dan 8° 27’ 24" - 8° 24’ 54" LS. Memiliki luas sekitar 877 Ha, berbatasan dengan Selat Sempu (Sendang Biru) dan Samudera Hindia di sisi selatan, timur dan barat.

- Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu ditetapkan berdasarkan SK. GB No. 46 Stbl. 1928 No. 69 tahun 1928 dengan luas 877 Ha. Penetapan kawasan tersebut sebagai Cagar Alam karena keadaan alamnya yang khas, juga diperuntukan bagi kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan. Letak kawasan Cagar Alam Pulau Sempu di perairan Samudera Indonesia yang secara administratif pemerintahan termasuk ke dalam desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing wetan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Malang.

- Dengan meningkatnya jumlah pengunjung kawasan, jaminan kelestarian kawasan perlu untuk dipertanyakan. Dalam Undang-undang No 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam, disebutkan bahwa kawasan Cagar Alam dapat dimanfaatkan untuk keperluan:

a) Penelitian dan pengembangan; b) Ilmu pengetahuan;

c) Pendidikan; dan

(29)

Pada kenyataannya, ditemukan fakta menarik yang terjadi, bahwa cukup banyak pengunjung yang diperkenankan memasuki kawasan cagar alam. Daya dukung lingkungan kawasan kawasan cagar alam yang memiliki ekosistem rapuh ini terancam di masa yang akan datang. Konsep pengelolaan yang setengah-setengah menjadi bumerang yang menjadi ancaman dalam kelestarian keanekaragaman hayati yang ada .

2.3.2. Internet

- Pulau Sempu adalah salah satu pulau yang memiliki ekosistem hutan mangrove, danau dan hutan tropis dataran rendah. Di dalam pulau tersebut terdapat 223 jenis tumbuhan dan 144 lebih jenis burung, mamalia dan hewan langka lainnya. Kabarnya pulau ini juga masih terdapat macam tutul dan 20 spesies macan kumbang. Curah hujan rata-rata 2.132 mm/tahun, musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga April. Diseberang pulau Sempu terdapat pantai eksotis dinamakan Sendang Biru. Diberi nama demikian karena dulunya ada sumber air berwarna biru. Pantai ini terletak di 69 kilometer ke arah Selatan dari kota Malang, tepatnya di desa Sitiarjo kecamatan Sumber Manjing Etan, Kabupaten Malang. Pantai Sendang Biru lebih dikenal sebagai tempat pendaratan dan pelelangan ikan. (“Mengintip Pulau Sempu nan Eksotis”, Malang, 29 Juni 2010)

- Segara Anakan begitu melekat bagi orang yang pernah mengunjungi pulau ini. Kita akan disuguhi sebuah pesona alam yang tidak kalah jika dibandingkan dengan Pulau Phi-Phi dalam film The Beach yang berada di Thailand. Meskipun tak berpenghuni, Pulau Sempu merupakan cagar alam yang berada dibawah naungan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Timur. Karena itulah pada dasarnya pulau ini bukanlah tempat wisata melainkan tempat penelitian yang benar-benar dijaga kebersihan dan kealamiannya. Meskipun begitu pulau ini tidak pernah sepi dari pengunjung setiap musim liburan dan akhir minggu.

(30)

-

Gambar 2.9. Peta Pulau Sempu

Sumber: “Pantai-pantai yang ada di Malang” (2008, para. 9)

2.3.3. Referensi Visual

Berikut bebera pa referensi visual fotografi panorama hasil fotografer Patrick Smith.

(31)

Gambar 2.10. Referensi Visual Fotografi Panorama Sumber: patricksmithphotography (2009)

(32)

2.4. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode komparatif deskriptif kualitatif. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa maupun membuat prediksi, tetapi hanya menggunakan data-data berupa kalimat lisan maupun tulisan, fenomena, peristiwa-peristiwa, pengetahuan dan juga objek studi. “Metode penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik minat peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya”. “Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena sosial dengan memfokuskan pada alasan tindakan sosial yang mengacu pada etika, frame (pola pikir), rasionalitas dan tema/nilai budaya”.

Dari data-data yang diperoleh baik melalui observasi, wawancara, dan literatur dapat disimpulkan bahwa kekayaan alam Pulau Sempu pada umumnya kurang dirawat de ngan baik oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam provinsi Jawa Timur, dan juga terlihat bahwa peran serta masyarakat (pengunjung) untuk turut melestarikan cagar alam masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada sampah-sampah yang ada di Pulau Sempu dan juga sikap Balai Konservasi yang terlalu longgar dalam menjaga kelestarian alam Pulau Sempu.

2.5. Kesimpulan Analisis Data

Melalui analisis data yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tingkat kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap kelestarian cagar alam Pulau Sempu masih kurang. Sehubungan dengan kurang dikenalnya daerah wisata Pulau Sempu dan kurangnya kepedulian pemerintah dan masyarakat akan kelestarian Pulau Sempu, maka diperlukan media fotografi yang turut mendukung upaya pelestarian Pulau Sempu sekaligus sebagai fotografi panorama pengenalan daerah wisata Pulau Sempu kepada masyarakat luas.

Gambar

Tabel 2.1. Tabel Jarak  Tempuh Lokasi
Gambar 2.2.   Pulau Sempu
Gambar 2.4.   BROSS
Gambar 2.5.   Pantai Ngliyep
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penju Penjualan alan prod produk uk koper koperasi asi secara tunai tidak dicatat di buku harian ini dan karena penjualan secara kredit tidak akan secara tunai tidak dicatat di

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial..

 Kiranya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas bahan tambah yang digunakan sebagai campuran batako, penggunaan abu sekam padi sebagai bahan

2) pendesak berbentuk piston, pada bagian yang bersentuhan dengan dinding bagian dalam harus dilapisi oleh bahan yang elastis yang tahan terhadap suhu dan jenis cairan sesuai

Sekalipun mereka boleh memilih apa yang disukai, tapi tidak semua yang kita suka boleh dimakan, misalnya: chiki, permen, kacang goreng. Karena makanan ini tidak

Dismutase (SOD), TNF-alfa, dan IL-1 beta pada Sputum dan Serum Iin Noor Chozin, dr, SpP DPP 18 Hubungan Antara Kadar Vitamin D Dengan Ekspresi Cytokin Sel Th 17 Pada.. Pasien

masih hidup selama 830 tahun. Sepanjang hidupnya, Mahalalel menjadi bapak dari beberapa anak laki-laki * 5:3 anak laki-lakinya Dalam bahasa Ibrani sudah jelas dari kisah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Urusan Ketahanan Pangan dan Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 disusun sebagai salah satu bentuk