• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Kondisi kelistrikan di Nusa Tenggara Timur

Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting karena peranan listrik saat ini tidak dapat lagi dipisahkan dari berbagai ragam aktivitas umat manusia. Kehidupan tanpa listrik dapat saja membuat kehidupan kian buram, bukan saja karena dunia menjadi gelap, namun karena listrik telah menjadi bagian dalam hampir setiap tahapan aktivitas ekonomi dari hulu hingga hilir. Begitu pentingnya listrik hingga ketika listrik padam geliat kehidupan tampaknya lumpuh, khususnya di daerah perkotaan.

Ada 12 kabupaten yang memiliki ratio kelistrikan lebih kecil dari ratio provinsi, yang terendah kabupaten Sumba Barat Daya (30,86 persen). Disamping itu ada 9 kabupaten/kota yang memiliki ratio kelistrikan diatas ratio rata-rata provinsi, ratio tertinggi dicapai Kota Kupang (98,33 persen) diikuti kabupaten Ende, Lembata, Ngada dan Sikka.Pada tahun 2012 jumlah pelanggan listrikPLN telah mencapai 524 ribu pelanggan, berarti terjadi peningkatan jumlahpelanggan sebanyak148 ribu pelanggan atau mengalami kenaikan sebesar 39,36 persen.

(2)

Kondisi ini menunjukan peningkatan yang lebih berarti dibandingkan Tahun 2011 yang hanya mengalami peningkatan pelanggan sebanyak 102 ribu sambungan (37,01persen), Sumber : BPS , 2011. Berikut ini adalah gambaran secara umum sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Timur.

Gambar 4.1.Lokasi Lapangan Panas Mutubusa, Sumber Gambar : PPPB Kab Ende, 2006.

Propinsi Nusa Tenggara Timur sampai saat ini mempunyai pembangkit listrik dengan jumlah pembangkit sebanyak 1.640 unit dan kapasitas terpasang

(3)

Tabel 4.1

Jumlah pembangkit, Kapasitas terpasang, dan Daya mampu Propinsi NTT 2009-2012

Tahu n

Jumlah Pembangkit (Unit) Kapasitas Terpasang (MW) Daya Mampu (MW)

PLT A PLT P PLT D PLT S PLT A PLT P PLTD PLT S PLT A PLT P PLT D PLT S 2009 6 - 367 - 1,37 - 110,7 2 - 0,94 - 72,46 - 2010 3 1 247 2 1,08 3,75 52,69 0,08 0,92 1,80 26,44 0,06 2011 3 - 452 2 1,08 - 137,5 0 0,37 1,03 - 92,10 0,35 2012 3 1 549 4 1,08 3,00 146,7 4 0,37 1,03 2,50 99,52 0,26 Sumber : Statistik PLN, 2012

Saat ini kondisi kelistrikan di Nusa Tenggara Timur sedang mengalami defisit, ini diakibatkan jumlah pelanggan listrik tidak sebanding dengan kapasitas pembangkit yang ada. Sehingga ketika sejumlah pembangkit melakukan perawat rutin akan terjadi pemadaman rutin. Karena daya mampu pembangkit di Nusa Tenggara Timur akan mengalamin penurunan. Berikut ini adalah tabel 4.2 Neraca Daya Nusa Tenggara Timur.

(4)

Tabel 4.2

Neraca Daya di Nusa Tenggara Timur.

Tahun Kapasitas Terpasang (MW) Daya Mampu (MW) Beban Puncak (MW) 2009 112.58 73.40 85.06 2010 57.60 29.22 100.77 2011 138.95 93.48 114.74 2012 151.19 103.31 130.62 2013 156.21 120.52 147.22 Total Statistik PLN, 2009-2012

Grafik 4.1 Neraca Daya Nusa Tenggara Timur

Jumlah pelanggan per jenis pelanggan dan tingkat konsumsi energy listrik propinsi Nusa Tenggara Timur dari Tahun 2012 dan Tahun 2013 mengalami kemajuan, yang dimana pada tahun 2012 sebanyak 639.927 dan pada tahun 2013 sebanyak 677.218. Tabel 4.3 berikut ini Jumlah pelanggan per jenis pelanggan dan tingkat konsumsi energy listrik propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2000 sampai 2013, Sumber : Statistik PLN, 2000-2013 :

Tahun Kapasitas

Terpasang (MW) Daya Mampu (MW)

Beban Puncak (MW) Series4 2012 151.19 103.31 130.62 Series3 2011 138.95 93.48 114.74 Series2 2010 57.60 29.22 100.77 Series1 2009 112.58 73.40 85.06

Neraca Daya NTT

(5)

Tabel 4.3

Jumlah Pelanggan per jenis pelanggan Di NTT

Tahun

Rumah

Tangga Industri Bisnis Publik Jumlah pelanggan

2000 175.594 113 6.178 6.642 301.414 2001 178.614 117 7.021 6.829 309.464 2002 181.634 119 7.864 7.016 315.514 2003 188.372 127 8.610 7.444 331.426 2004 192.983 123 8.799 7.511 332.293 2005 199.39 124 9.212 7.841 340.443 2006 203.267 126 9.602 8.56 347.429 2007 203.645 129 14.169 9.016 355.83 2008 220.879 117 17.748 9.829 365.456 2009 224.869 118 18.481 10.088 371.438 2010 244.318 116 19.319 10.689 390.326 2011 343.144 118 20.438 12.326 493.908 2012 487.941 116 22.520 13.466 639.927 2013 522.221 114 26.663 14.334 677.218

Statistik PLN 200-2013 diolah kembali. Tabel 4.4

Tingkat Konsumsi Energi Listrik Per kelompok Pelanggan NTT Tahun RT Industri Bisnis Publik Total (GWh)

2000 119.61 10.36 31.04 20.73 181.74 2001 120.19 4.83 32.92 23.97 181.92 2002 131.27 5.02 35.27 25.71 197.27 2003 140.86 6.19 37.11 28.85 213.01 2004 151.66 3.56 39.21 33.89 228.31 2005 167.38 7.77 43.21 38.87 257.22 2006 177.79 8.70 45.85 43.07 275.40 2007 189.34 9.02 58.48 49.27 306.10 2008 197.86 6.38 82.82 51.51 338.57 2009 210.98 8.71 73.54 56.11 349.34 2010 222.44 9.22 79.30 60.34 371.30 2011 12.26 9.72 85.20 64.40 171.58 2012 12.77 10.23 91.10 68.86 182.96 2013 13.28 10.74 97.04 73.13 194.19 Statistik PLN 200-2013 diolah kembali

(6)

4.1.2 Kabupaten Ende

Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini ialah 2.046,6 km² dan populasi 275.791 jiwa. Ibukotanya ialah Kota Ende. Batas wilayah kabupaten Ende yaitu: Batas Wilayah Kabupaten Ende : Sebelah Utara Kabupaten Ende Berbatasan Dengan Laut Flores Di Nangaboa Dan Di Ngalu Ijukate Sebelah Selatan Kabupaten Ende Berbatasan Dengan Laut Sawu Juga Di Nangaboa Dan Di Ngalu Ijukate Sebelah Timur Kabupaten Ende Berbatasan Dengan Kabupaten Sikka Dari Pantai Utara Nangambawe, Hangamanuria Ke Arah Selatan Dan Di Ngalu Ijukate Sebelah Barat Kabupaten Ende Berbatasan Dengan Kabupaten Ngada Dari Pantai Utara Di Nanganiohiba Ke Arah Tengah Utara, Wuse Ke Arah Tengah Selatan, Sanggawangarowa Menyusur Kali Nangamboa Ke Arah Pantai Selatan Dan Di Nangamboa. Sedangkan untuk letak astronomis, kabupaten Ende terletak pada 8°26’24,71” LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122°1’33,3” BT.

Wilayah Kabupaten Ende Ini Termasuk Juga Dalam Deretan Jalur Gunung Berapi, Sebut Saja Gunung Berapi Iya Yang Memiliki Ketinggian 637 Mdpl, Dimana Letusan Terakhirnya Terjadi Pada Tahun 1969. Masih Ada Juga Gunung Berapi Mutubusa Yang Memiliki Ketinggian 1.690 Mdpl, Dimana Terakhir Kalinya Tercatat Memuntahkan Lahar Panas Pada Tahun 1938. Curah Hujan Di Kabupaten Ende Tercatat Lebih Signifikan Pada Bulan Nopember Hingga Bulan April. Dengan Curah Hujan Rata-Rata Pertahun 2.171 Mm. Perbedaan Amplitudo Suhu Harian Rata-Rata Juga Tidaklah Terlampau Signifikan, Berada Dalam Ambang 6,0° C. Dimana Suhu Terpanas Pada Siang Hari Adalah 33° C Dan Suhu Udara Malam Hari Memiliki Suhu Terendah Pada Titik 23° C.

(7)

Kelembaban Nisbi Kabupaten Ende Berada Dalam Kisaran Rata-Rata 85 %. Sumber Utama Pertanian Bagi Masyarakat Kabupaten Ende Adalah Dari Beberapa Mata Air Yang Relatif Bertahan Debit Airnya, Selain Dari Sumber Mata Air Tadahan Lainnya. Beberapa Lokasi Mata Air Ini Antara Lain : Mata Air Wolowona Yaitu Mencapai 200 Lt/Dtk Yang Terdapat Di Kecamatan Ndona Tepatnya Berada Di Desa Onelako, Mata Air Aekemele Dengan Debit 40 Lt/Dtk, Mata Air Moni Dengan Debit 35 Lt/Dtk, Mata Air Aeuri Dan Aewenanda Di Kecamatan Ende Selatan. Jenis Tanah Di Kabupaten Ende Adalah Tanah Mediteran, Latosol, Alluvial, Regosol, Grumosol, Dan Andosol.

Satu Mata Air Bersih lainnya, yang sangat sehat sebab bisa langsung diminum tanpa harus direbus adalah Mata Air "Ae Bhobho", terletak di desa Wolokota kecamatan Ndona.Mata Air ini berdebit mencapai 40Lt/Detik, dan memenuhi kebutuhan dua desa yakni Wolokota dan Reka. Mata Air ini sebenarnya sangat potensiil untuk dikelola sebagai air minum bersih, sebab tidak ada sat kapur sama sekali. Sayangnya, belum dipergunakan secara optimal sebagai salah satu usaha ekonomi.hal ini terutama karena masih sulitnya akses ke desa ini karena belum dihubungkan dengan jalan raya.

(8)

kebutuhan dua desa yakni Wolokota dan Reka. Mata Air ini sebenarnya sangat potensiil untuk dikelola sebagai air minum bersih, sebab tidak ada sat kapur sama sekali. Sayangnya, belum dipergunakan secara optimal sebagai salah satu usaha ekonomi.hal ini terutama karena masih sulitnya akses ke desa ini karena belum dihubungkan dengan jalan raya.

4.1.3 Pembagian Administratif Kabupaten Ende

Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan dan 214 Desa/Kelurahan, untuk Pembagian daerah administratif Kabupaten Ende bisa dilihat pada tabel 4.4berikut ini :

Tabel 4.5

Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Ende.

No Kecamatan No Kecamatan

1 Detukeli 12 Lio Timur

2 Detusoko 13 Mage Koba

3 Ende 14 Maukaro

4 Ende Selatan 15 Nangapanda

6 Ende Tengah 16 Ndona

7 Ende Timur 17 Ndona Timur

8 Ende Utara 18 Ndori

9 Kelimutu 19 Pulau Ende

10 kota Bara 20 Wolojita 11

Lepembusu

Kelisoke 21 Wolowaru

Sumber :BPS dalam angka 2012.

4.1.4 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ende

Sejauh ini jumlah penduduk Kabupaten Ende Tahun 2013 mencapai 271.203 jiwa. Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduknya mencapai 1,5% per Tahun( yang terdaftar saja). Tabel 4.2 berikut ini adalah jumlah penduduk Kab Ende 2009-2013.

(9)

Tabel 4..6

Jumlah Penduduk Kab Ende Tahun 2009sampai 2013. Tahun Jumlah Penduduk 2008 252293 2009 256.449 2010 260.605 2011 265.761 2012 267.262 2013 271.203 Sumber : Data : SP,2010

4.1.5 Perekonomian Kabupaten Ende

Dikatakan secara umum laju pertumbuhan umum ekonomi Kabupaten Ende mengalami peningkatan, baik disektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industry pengolahan listrik dan air bersih, bangunan konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan maupun jasa – jasa, sehingga mematok PDRB kita di tahun 2011 menjadi 5,28 persen tingkat pertumbuhannya.

PDRB perkapita mengalami peningkatan dari Rp. 6.560.288 di Tahun 2010 menjadi Rp.7.706.151 di tahun 2012. Begitupun pendapatan perkapita dari Rp 6.201.479 di tahun 2010 menjadi Rp. 7.292.945 di tahun 2012.Namun perlu dilihat bahwa pertumbuhan itu tidak diikuti dengan dampak perluasan kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat.Karena masih sebagian besar masyarakat Kabupaten Ende yang mencari kerja.

Dalam Laporan BPS tahun 2006 saja sekitar empat tahun yang lalu, angkatan kerja sudah mencapai 130.606 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 64.502 orang

(10)

dan Perempuan sebanyak 66.104 orang; dan pengangguran sudah mencapai 5.631 orang, ditambah beban yang harus dipikul yang tidak bekerja karena bukan angkatan kerja sudah sebanyak 75.443 orang.

4.1.6 Kondisi Kelistrikan Kabupaten Ende

Sejauh ini pasokan energi listrik seperti di Kabupaten Ende masih dipenuhi dengan pembangkit listrik tenaga diesel ( PLTD ). Data tahun 2006 banyaknya pelanggan menurut klasifikasi tarif di cabang ende sebesar 54.190 dengan total jumlah pelanggan di wilayah Nusa Tenggara Timur sebesar 226.951 pelanggan. PLN cabang Ende dalam produksinya sejauh ini juga menggunakan mesin diesel sewaan, sebab mesin diesel yang dimiliki merupakan mesin tua, dan banyak yang rusak. Namun, yang menjadi prioritas adalah pembangunan PLTP Mutubusa tetap akan dikonsentrasikan lebih dulu untuk pemenuhan kebutuhan lokal. Selebihnya baru dijual ke daerah lain. Selain itu Untuk Kabupaten Ende saja, dari 21 kecamatan dengan 226 desa/kelurahan, desayang belum teraliri listrik masih 105, baik yang di utara maupun selatan, Sumber : Andreas dua, 2012. Berikut ini adalah Neraca Daya Kab Ende 2009 – 2013.

Tabel 4.7

Neraca Daya (Kw) Kabupaten Ende 2009-2013.

Tahun Daya Terpasang (Kw) Daya Mampu (Kw) Beban Puncak (Kw) 2009 5490 3370 5770 2010 5490 3370 6300 2011 5490 3390 6930 2012 5490 3160 7800 2013 5490 2995 8010

(11)

Grafik 4.2 Neraca Daya Kabupaten Ende

Banyaknya pelanggan pemakai listrik di Kab.Ende tiap tahunya terus meningkat, yang dimana peningkatan jumlah pelanggan tersebut tiap tahunya paling banyak terdapat pada pelanggan Rumah Tanggga.Berikut ini adalah tabel Jumlah pelanggan listrik Kab.Ende per kelompok pelangganTahun 2008-2013.

Tabel 4.8

Pelanggan per kelompok pelanggan Kab.Ende Tahun 2008-2013.

Tahun

Rumah

Tangga Industri Bisnis Publik

Jumlah pelanggan 2008 15876.79 0 300.00 8458.21 24635 2009 15015.50 0 305.23 12155.27 27476 2010 15015.50 0 305.23 12155.27 27476 2011 18282.44 0 307.12 15422.21 34012 2012 21549.38 0 308.03 15986.60 37844 2013 23512.98 0 308.03 16550.99 40372 Sumber : PLN wilayah NTT, 2013. 1 2 3 4 5 Beban Puncak (Kw) 5770 6300 6930 7800 8010 Daya Mampu (Kw) 3370 3370 3390 3160 2995 Daya Terpasang (Kw) 5490 5490 5490 5490 5490 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 A xi s Ti tl e

(12)

4.1.7 Lokasi Lapangan Panas Bumi Mutubusa

Lapangan panas bumi Mutubusa-Sokoria berada kurang lebih 37 km ke arah timur laut dari kota Ende, termasuk dalam wilayah administrasi Desa Sokoria, Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Pemboran landaian suhu di lapangan panas bumi Mutubusa-Sokoria terdiri dari 2 sumur, yaitu SK-1 dan SK-2.Secara geografis, sumur SK-1 dan SK-2 berturut-turut terletak pada posisi 121° 45’ 58” BT - 08° 47’ 25” LS dan 121°45’59” BT - 08°47’10” LS. Satuan batuan pada sumur SK-1 dari atas ke bawah terdiri dari Tanah Penutup, Breksi Tufa, Andesit, Andesit Terubah, Breksi Andesit Terubah dan Andesit Basaltik Terubah, sedangkan pada sumur SK-2 terdiri dari Andesit Terubah, Breksi Andesit Terubah, Breksi Tufa Terubah dan Andesit Basaltik Terubah. Selang-seling yang terjadi antara Andesit Terubah, Breksi Andesit Terubah dan Andesit Basaltik Terubah mencirikan batuan berasal dari beberapa kali perioda letusan dalam pembentukan, Din. Pertambangan, 2006.

Gunung api Mutubusa di dalam kaldera tua Mutubusa Secara keseluruhan batuan telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas ubahan bervariasi dari lemah sampai sangat kuat (SM/TM = 10–85%). Ubahan hidrotermal yang terjadi umumnya dicirikan oleh proses argilitisasi, oksidasi dengan/tanpa piritisasi, silisifikasi, karbonatisasi, anhidritisasi dan kloritisasi. Tipe ubahan termasuk Argillic yang berfungsi sebagai batuan penudung pada lapangan panas bumi Mutubusa-Sokoria. Lingkungan pembentuk mineral ubahan menunjukkan kondisi fluida bersifat netral hingga asam yang mencirikan pembentuknya pada sistem air panas bertemperatur tinggi dan sistim uap ( > 140oC).

(13)

Gambar 4.2. Lokasi Lapangan Panas Mutubusa . PPPB Kab Ende, 2006.

4.1.8 Potensi Panas Bumi Sokoria

Penyelidikan pendahuluan telah dilakukan diantaranya oleh : Suwarna, dkk. 1989 melakukan pemetaan geologi regional bersistem lembar Ende; Chasin, M. (1974) melakukan inventarisasi kenampakan gejala Panas Bumi di Flores; dan PT PLN (Persero) melalui Proyek Induk Sarana Fisik dan Penunjang (1995) melakukan penyelidikan terpadu geologi, geokimia dan geofisika rinci di daerah panas bumi Sokoria. Sejarah vulkanisme daerah penyelidikan dimulai setelah pembentukan formasi batuan sedimen berumur Tersier (Formasi Kiro, Tanahau, Nangapada, Laka dan Formasi Waihekang).Pada Kuarter tua terbentuk gunungapi strato yang besar (Mutubusa) yang menghasilkan batuan bersusunan andesitikbasaltik, batuannya diwakili oleh endapan aliran lava tua Sokoria PLN, P.T., 1995.

Keadaan ini memicu proses volcanotectonic depression yang diikuti pembentukan formasi kaldera Sokoria (Mutubusa tua). Kaldera membentuk tapak kuda dengan radius ± 15 Km membuka ke arah selatan.Lantai kaldera Mutubusa tua sangat

(14)

lemah karena banyak rekahan, diantaranya terbentuk sesar Loworia yang berarah timurlaut-barat daya. Secara garis besar stratigrafi daerah panas bumi Sokoria menurut PLN, P.T. 1995 terdiri dari lava tua Sokoria, lava Keli Nabe, batuan vulkanik Mutubusa (lava, lahar, aliran dan jatuhan piroklastik), endapan piroklastik Keli Bara (aliran dan jatuhan piroklastik). Potensi atau daya bangkit dari PLTP Mutubusa, Sokoria ini sebesar 30 MW, dari daya ini yang secara otomatis bisa mengaliri listrik sebanyak 30% penduduk kabupaten Ende.

Gambar 4.3. Sumur Bor PLTP Sokoria. Sumber : fortus Pake, 2014

4.1.9 Penetapan WKP Sokoria

Melalui keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0539 K/30/MEM/2012 tentang perubahan atas keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1534 Kl30/MEM/2008 tentang penetapan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Daerah Sokoria, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

(15)

 WKP Panas Bumi Sokoria, Kabupaten Ende ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.1534.K/30/MEM/2008( luas WKP 42.570 ha, cadangan terduga 30 MWe).

 Diterbitkannya Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi (IUP) kepada PT. Sokoria Geothermal Indonesia.

 Proyek PLTP Sokoria termasuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II sesuai Permen ESDM No 01/2012 dengan estimasi kapasitas 3 x 5 MW.

 Telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0539 K/30/MEM/2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1534 K/3

 MEM/2008 Tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumidi Daerah Sokoria, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

4.2. Pengolahan Data

4.2.1 Proyeksi konsumsi Energi listrik NTT Per kelompok Pelanggan Tahun 2014 - 2025

Persamaan yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan Software SPSS 18 adalah :

Y’ = a +b *Tahun

Berikut ini adalah tabel 4.10 hasil proyeksi konsumsi energy listrik NTT per kelompok pelnggan Tahun 2014-2025.

(16)

Tabel 4.8

Proyeksi konsumsi Energi Listrik (GW) NTT per kelompok pelanggan dengan Metode Regresi Linear SederhanaTahun 2014-2025

Contoh perhitunganya (SPSS 18) :

RT = Persamaan yang dipakai untuk mengestimasi Konsumsi Rumah Tangga adalah : 340,79 = -36243.524+18.165*2014 ( dan seterusnya).

Industri = Persamaan yang dipakai untuk estimasi konsumsi Industri adalah : 4,79 = 361.270 +-0.177*2014 ( dan seterusnya).

Bisnis = Persamaan yang dipakai untuk estimasi konsumsi Bisnis adalah : 158,04=-21838.871+10.922*2014( dan seterusnya).

Publik = Persamaan yang dipakai untuk estimasi konsumsi Publik adalah : 73,30 = 7 467.114+3.744*2014 ( dan seterusnya) Tahun Estimasi Konsumsi RT= -36243.524+ 18.165*Tahun Estimasi Konsumsi Industri = 361.270 + -0.177*Tahun Estimasi Konsumsi Bisnis =-21838.871+ 10.922*Tahun Konsumsi Publik=-7467.114 +3.744*Tahun Total (GWh) 2014 340,79 4,79 158,04 73,30 576,92 2015 358,95 4,62 168,96 77,05 609,57 2016 377,12 4,44 179,88 80,79 642,23 2017 395,28 4,26 190,80 84,53 674,88 2018 413,45 4,08 201,73 88,28 707,53 2019 431,61 3,91 212,65 92,02 740,19 2020 449,78 3,73 223,57 95,77 772,84 2021 467,94 3,55 234,49 99,51 805,50 2022 486,11 3,38 245,41 103,25 838,15 2023 504,27 3,20 256,34 107,00 870,80 2024 522,44 3,02 267,26 110,74 903,46 2025 540,60 2,85 278,18 114,49 936,11 Rata-rata =756,515

(17)

4.2.1 Proyeksi pelanggan dan jumlah penduduk kab Ende Tahun 2014-2025

Berikut ini adalah Tabel 4.11 proyeksi pelanggan dan jumlah penduduk Kab.Ende Tahun 2014 sampai Tahun 2025 dengan metode regresi Linear Sederhana.Persamaan yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan Software SPSS 18 adalah :

Y’ = a +b *Tahun

Tabel 4.9

Proyeksi pelanggan per kelompok Ende 2014-2025 dengan metode regresi Linear Sederhana

Tahun

Rumah

Tangga Industri Bisnis Publik

Jumlah pelanggan Jumlah Penduduk 2008 15876.79 0 300.00 8458.21 24635 252293 2009 15015.50 0 305.23 12155.27 27476 256449 2010 15015.50 0 305.23 12155.27 27476 260605 2011 18282.44 0 307.12 15422.21 34012 265761 2012 21549.38 0 308.03 15986.60 37844 267262 2013 23512.98 0 308.03 16550.99 40372 271203 2014 24313.14 0 310.36 18976.67 43601 275476 2015 26057.42 0 311.80 20554.52 46924 279251 2016 27801.69 0 313.25 22132.37 50248 283027 2017 29545.96 0 314.69 23710.22 53572 286803 2018 31290.23 0 316.13 25288.07 56895 290578 2019 33034.50 0 317.57 26865.93 60219 294354 2020 34778.77 0 319.01 28443.78 63542 298129 2021 36523.05 0 320.45 30021.63 66866 301905 2022 38267.32 0 321.89 31599.48 70189 305680 2023 40011.59 0 323.33 33177.33 73513 309456 2024 41755.86 0 324.77 34755.19 76837 313232 2025 43500.135 0 326.214 36333.038 80160 317007 Rata-Rata 28.674.01 314.06 22921.49 5.1910 28.4915

(18)

Contoh perhitunganya ( SPSS 18) : RT = -3488650.665 + 1744.272 * 2014 = 24313.14 Bisnis = -2591.811 + 1.441 * 2014 = 310.36 Publik = -3158817.262 + 1577.852* 2014 = 18976.67 Jumnlah Pelanggan = 6650071.190 + 3323.571 * 2014 = 43601 Jumlah Penduduk = -7328524.190 + 3775.571 * 2014 = 275476

4.2.2 Peramalan dengan Metode DKL 3.02

Model DKL 3.02 ini digunakan PLN untuk menyusun prakiraan kebutuhan listrik. Dalam metode peramalan ini membagi 4 sektor pelanggan, yaitu :

1. Sektor Rumah Tangga 2. Sektor Komersil 3. Sektor Publik 4. Sektor Industri

Sebelum kita melakukan peramalan dengan metode DKL 3.02, kita sebelumnya harus melakukan peramalan jumlah penduk.Karena dengan mengetahui jumlah penduduk secara otomatis memudahkan kita dalam melakukan peramalan per sektor.Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam peramalan jumlah pelanggan Kab Ende tahun 2014-2025, yakni :

1. Jumlah Penduduk : Rumus yang digunakan untuk peramalan jumlah penduduk adalah:Pt = Pt-1 x (1+i) ^t

Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk tahun t

(19)

I = pertumbuhan penduduk T = Waktu

2. Jumlah Rumah Tangga : Rumus untuk menghitung jumlah RT adalah HT = PT/QT

Keterangan :

HT = jumlah RT pada tahun ke t

Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke t-1 Qt = Jumlah penghuni RT pada tahun ke t-1 3. Jumlah Pelanggan RT

Pel. RT = Ht x REt Keterangan :

Ht = Sektor bisnis

RET =Jumlah Pelanggan Sektor Bisnis PBt = PBt -1 x (1+CFBXgB)

CFB = Pertumbuhan PB/Pertumbuhan PRT 4. Jumnlah Pelanggan Sektor Bisnis

Jumlah pel SB

EBt = EBt -1 x (1+eBxgB)

eB = Pertumbuhan EB/Pertumbahn PDRB total 5. Jumlah Pelanggan Sektor Umum

Sektor Umum

Jumlah pelanggan umum = PP-1 (1+ CFU x gP) Keterangan :

(20)

PP-1 pel= Jumlah anggan umum sebelumnya gP = pertumbuhan PDRB umum

CFP = Faktor pelanggan ( Pertumbuhan pel. Umum/Pertumbuhan Pel. R T) 6. Jumlah Pelanggan Sektor Industri

Sektor Industri

PL-1 = Jumlah pelanggan industry sebelumnya gI = pertumbuhan PDRB Industri

CFI = Faktor pelanggan ( Pertumbuhan pel. Indudstri/Pertumbuhan Pel. R T) Jumlah pelanggan Industri = PI-1 (1+ CFI x gI)

Diketahui:

 Untuk Rata-Rata pertumbuhan Pel. RT 0,2%  Jumlah Pel. Umum = PP-1 (1+ CFP x gP)  Rata-Rata Pel Umum 0,5 %

 Jumlah Pelanggan Sektor Bisnis : PBt = PBt -1 x (1+CFB-gB)

CFB = Pertumbuhan PB/Pertumbuhan PRT untuk rata2 pertumbuhan Bisnis 0,01 %

4.2.3 Proyeksi Jumlah Pelanggan Per Kelompok pelanggan NTT Tahun 2014-2025. Berikut ini adalah Tabel 4.12 hasil proyeksi pelanggan per kelompok pelanggan NTT Tahun 2014-2025.

(21)

Tabel 4.10

Proyeksi jumlah pelanggan per kelompok pelanggan NTT 2014-2025 dengan metode DKL.3.02

Tahun

Rumah

Tangga Industri Bisnis Publik

Jumlah pelanggan 2014 242.918 122 30.506 16.717 290263 2015 255.064 129 36.607 18.221 310.021 2016 267.817 137 43.929 19.861 331.744 2017 281.208 145 52.715 21.648 355.716 2018 295.268 154 63.258 23.597 382.277 2019 310.031 163 75.909 25.721 411.824 2020 325.533 173 91.091 28.036 444.833 2021 336.813 183 109.309 30.559 476.864 2022 341.810 194 131.170 33.309 506.483 2023 358.900 206 175.404 36.307 570.817 2024 376.845 218 188.885 39.575 605.523 2025 395.687 231 226.662 43.136 665.716 Contoh perhitunganya : RT 1,5 Total RT = 346.876/231351 Ket = Elektrifikasi 1,05 1,05*231.351 = 242.918 Umum

Total umum = 15.338-1*(1+(Elestisitas*(PEL u/PEL u-1)/100 15.337 *(1+0.1*0.99*100/100)

15.337*1.09 16,717

(22)

Bisnis

total Bisnis = 25.423-1*(1+(elastisitas*(PEL b/PEL b-1)*(100)/(100) 25.422*(1+0.2*(1.0)*100

25.422*1.2

Industri

Total Industri = 117-1*(1+Elastisitas*PDRB/100 116 *(1+0.05*1.2*(100)/(100)

116*1.06 122

4.2.4 Peramalan pelanggan per kelompok pelanggan Ende Tahun 2014-2025

Berikut ini adalah tabel 4.14 hasil proyeksi pelanggan per kelompok pelanggan Ende metode DKL 3.02

Tabel 4.11

Proyeksi Jumlah pelanggan per kelompok pelanggan Kab Ende Tahun 2014-2025 dengan metode DKL 3.02

Tahun RT Industri Bisnis Publik 2014 25,864 3 313 17,377 2015 28,450 3 319 18,246 2016 31,295 3 325 19,158 2017 34,425 3 332 20,116 2018 37,867 4 338 21,122 2019 41,654 4 344 22,178 2020 45,820 4 350 23,287 2021 50,402 4 357 24,451 2022 55,442 5 364 25,674 2023 60,986 5 371 26,958 2024 67,084 5 378 28,305 2025 73,793 5 386 29,721

(23)

Contoh Perhitungan : Pel. RT = 257.215/231351 Ket = Elektrifikasi 1,1 1,1*23.513 = 25.864

Umum

Pel.umum = 16551-1*(1+(Rata-Rata*(PEL u/PEL u-1) 16.550 *(1+0.05*1.0)

16.550*1.05 17.377

Bisnis

total Bisnis = 308-1*(1+(elastisitas*(PEL b/PEL b-1)*(100)/(100) 307*(1+0.02*(1.0)

307*1.02 313.14

Industri saya asumsikan sebanyak 4 total Industri = 4-1*(1+Rata*PDRB 3 *(1+0.05*1.2*)

3*1.06 = 3.18

4.2.5 Proyeksi Neraca Daya NTT dan Ende 2014-2025 dengan penambahan daya PLTP Sokoria 30 MW

Berikut ini adalah Tabel 4. 14 dan 4.15 hasil Proyeksi Neraca Daya NTT dan Ende Tahun 2014-2025 dengan penambahan Daya PLTP Sokoria Sebesar 30 MW

(24)

Tabel 4.12

Proyeksi Neraca Daya NTT Tahun 2014-2025 dengan penambahan daya PLTP 30 MW

Tahun Kapasitas Terpasang (MW) Daya Mampu (MW) Beban Puncak (MW) Selisih 2009 112.58 73.40 85.06 -11.66 2010 57.60 29.22 100.77 -71.55 2011 138.95 93.48 116.74 -23.26 2012 151.19 103.31 123.62 -20.31 2014 162,14 115.25 130.50 -15.25 2015 167.25 127.19 137.38 -10.19 2016 197.25 157.19 149.32 7.87 2017 227.25 187.19 161.26 25.93 2018 257.25 217.19 173.20 43.99 2019 287.25 247.19 185.14 62.05 2020 317.25 277.19 197.08 80.11 2021 347.25 307.19 224.17 83.02 2022 377.25 337.19 251.26 85.93 2023 407.25 367.19 278.35 88.84 2024 437.25 397.19 263.20 133.99 2025 467.25 427.19 275.14 152.05

Kalau dilihat dari tabel 4.14 diatas, Perubahan Neraca Daya Propinsi Nusa Tenggara Timur Mengalami defisit Energi Listrik hanya sampai Tahun 2015, sedangkan untuk Tahun 2016 sampai 2025 Propinsi Nusa Tenggara Timur mampu memenuhi kebutuhan listriknya.

Tabel 4.13

Proyeksi Neraca Daya Kabupaten Ende 2014-2025 Metode Regresi Linear Sederhana

Tahun Daya Mampu (Kw) Beban Puncak (Kw) Selisih (Kw) 2008 3350 5140 -1790 2009 3370 5770 -2400 2010 3370 6300 -2930 2011 3390 6930 -3540 2012 3160 7800 -4640 2013 2995 8010 -5015 2014 3013.07 8556.99 -5544

(25)

2015 2929.98 9082.12 -6152 2016 2846.89 9607.24 -6760 2017 2763.80 10132.36 -7369 2018 2680.71 10657.49 -7977 2019 2597.62 11182.61 -8585 2020 2514.53 11707.74 -9193 2021 2431.44 12232.86 -9801 2022 2348.35 12757.98 -10410 2023 2265.26 13283.11 -11018 2024 2182.17 13808.23 -11626 2025 2099.08 14333.36 -12234

Contoh perhitungan proyeksi ( SPSS 18) :

Persamaan untuk Daya Mampu

3013.07 = 4103.087-0.025*J. pelanggan

3013.07 = 4103.087-0.025*43601( dan seterusnya..) Persamaan untuk Beban Puncak

8556.99 = 1668.064 + 0.158 * J. pelanggan

8556.99 = 1668.064 + 0.158 *43601 ( dan seterusnya...) Tabel 4.14

Neraca Daya Kabupaten Ende 2014-2025 dengan penambahan daya PLTP Sokoria 30 MW Tahun Daya Terpasang (Kw) Daya Mampu (Kw) Beban Puncak (Kw) selisih 2008 5490 3350 5140 -1790 2009 5490 3370 5770 -2400 2010 5490 3370 6300 -2930 2011 5490 3390 6930 -3540 2012 5490 3160 7800 -4640 2013 5490 2995 8010 -5015 2014 5490 3013.07 8556.99 -5544 2015 5490 2929.98 9082.12 -6152 2016 35490 27846.89 9607.24 18239.65

(26)

2017 35490 27763.8 10132.36 17631.44 2018 35490 27680.71 10657.49 17023.22 2019 35490 27597.62 11182.61 16415.01 2020 35490 27514.53 11707.74 15806.79 2021 35490 27431.44 12232.86 15198.58 2022 35490 27348.35 12757.98 14590.37 2023 35490 27265.26 13283.11 13982.15 2024 35490 27182.17 13808.23 13373.94 2025 35490 27099.08 14333.36 12765.72 Total 398820 300307.90 177292.09 Rata-Rata 22156.66667 16683.77 9849.56

Dari tabel 4.16 diatas, Kab.Ende hanya mengalami defisit energy listrik sampai Tahun 2015, sedangkan untuk Tahun 2016 sampai 2025 Kab. Ende mampu memenuhi kebutuhan energy listriknya sendiri ( surplus).

(27)

Tabel 4.15

Jumlah pembangkit, Kapasitas terpasang, dan Daya mampu Propinsi NTT 2009-2025

Tahun

Jumlah Pembangkit (Unit) Kapasitas Terpasang (MW) Daya Mampu (MW)

PLTA PLTP PLTD PLTS PLTA PLTP PLTD PLTS PLTA PLTP PLTD PLTS

2009 6 - 367 - 1,37 - 110,72 - 0,94 - 72,46 - 2010 3 1 247 2 1,08 3,75 52,69 0,08 0,92 1,80 26,44 0,06 2011 3 - 452 2 1,08 - 137,50 0,37 1,03 - 92,10 0,35 2012 3 1 549 4 1,08 3,00 146,74 0,37 1,03 2,50 99,52 0,26 2013 3 1 549 4 1,08 3,00 146,74 0,37 1,03 2,50 99,52 0,26 2014 3 2 549 4 1,08 43 146,74 0,37 1,03 37,50 99.52 0,26 2015 3 2 549 4 1,08 43 146,74 0,37 1,03 37,50 99.52 0,26 2016 5 3 549 4 5,08 73 146,74 0,37 4,50 62,50 99.52 0,26 2017 5 3 549 5 5,08 73 146,74 2,37 4,50 62,50 99.52 2,20 2018 5 3 549 5 5,08 73 146,74 2,37 4,50 62,50 99.52 2,20 2019 6 3 549 5 6,58 73 146,74 2,37 5,50 62,50 99.52 2,20 2020 6 3 549 5 6,58 73 146,74 2,37 5,50 62,50 99.52 2,20 2021 6 3 549 5 6,58 73 146,74 2,37 5,50 62,50 99.52 2,20 2022 7 3 549 6 9,08 73 146,74 4,87 8,00 62,50 99.52 4,10 2023 7 3 549 6 9,08 73 146,74 4,87 8,00 62,50 99.52 4,10 2024 7 3 549 6 9,08 73 146,74 4,87 8,00 62,50 99.52 4,10 2025 7 3 549 6 9,08 73 146,74 4,87 8,00 62,50 99.52 4,10

(28)

4.3 Rasio Elektrifikasi

Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga total dibagi dengan jumlah rumah tangga yang berlistrik. Ratio elektrifikasi ini menunjukan banyaknya rumah tangga yang sudah merasakan fasilitas listrik di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur Rasio. Rumus untuk mengetahui rasio elektrifikasi adalah sebagai berikut :

Rasio Elektrifitas =

x

100%

Berikut ini adalah tabel 4.16, Rasio Elektrifikasi Ende 2014-2025 Tabel 4.16 Rasio Elektrifikasi Ende 2008-2025

Tahun Rumah

Tangga Total RT RE% 2008 15876.79 19021 1.20 2009 15015.5 19124 1.27 2010 15015.5 19251 1.28 2011 18282.44 20879 1.14 2012 21549.38 22421 1.04 2013 23512.98 24012 1.02 2014 24313.14 25350 1.20 2015 26057.42 27120 2.01 2016 27801.69 29050 2.04 2017 29545.96 32572 3.05 2018 31290.23 33420 3.10 2019 33034.5 37125 4.12 2020 34778.77 38875 2.50 2021 36523.05 39602 2.70 2022 38267.32 41305 2.87 2023 40011.59 43058 3.10 2024 41755.86 43821 3.21 2025 43500.135 43570 3.25

Gambar

Gambar  4.1.Lokasi  Lapangan  Panas  Mutubusa,    Sumber   Gambar  :  PPPB Kab Ende, 2006
Grafik  4.1 Neraca Daya  Nusa Tenggara  Timur
Grafik  4.2 Neraca Daya  Kabupaten  Ende
Gambar  4.2. Lokasi  Lapangan  Panas  Mutubusa  . PPPB Kab Ende,  2006.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari zaman dahulu sampai sekarang ini, telah terjadi banyak perubahan dimana sapaan kekerabatan yang digunakan suku Biak turun temurun berangsur- angsur berubah

Menimbang, bahwa untuk memenuhi azas hukum yang terkandung dalam ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1

Gitman (2001) mendefenisikan return sebagai total laba atau rugi yang diperoleh dari suatu investasi selama periode tertentu yang dihitung dengan cara membagi distribusi asset

 Audit Program PPI sangat penting di dalam pelaksanaan PPI di rumah sakit, dengan audit terhadap semua aktifitas pelayanan dan fasilitas penunjang akan terjadi perubahan

Pembelajaran praktikum secara daring memerlukan perangkat tambahan yaitu software VB.NET yang digunakan untuk komunikasi komputer dengan alat peraga praktikum yaitu PLC

Namun yang terjadi di lapangan sebaliknya, ketika keadaan ekonomi sedang bergejolak yang menyebabkan harga saham turun cenderung mereka akan panik dan segera melakukan penjualan

Yang dimaksud dengan Tegangan Tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga

Booster station ditempatkan pada tempat-tempat dimana tekanan air dalam pipa sudah tidak mencukupi lagi (kriteria kurang dari tekanan air bersih). Penambahan tekanan air dalam pipa