• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA POLRES TANJUNGPINANG TAHUN ANGGARAN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA POLRES TANJUNGPINANG TAHUN ANGGARAN 2019"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA POLRES TANJUNGPINANG TAHUN ANGGARAN 2019

I. Latar Belakang

1. Kondisi Umum

Tahun 2019 merupakan tahun kelima dari Tahapan Rencana Strategis Polri 2015-2019 dan sebagai kelanjutan dari Rencana Kerja Polres Tanjungpinang T.A. 2018 sehingga perlu dilakukan penyusunan Rencana Kerja Polres Tanjungpinang T.A. 2019. Rencana Kerja Polres Tanjungpinang T.A. 2019 ini merupakan penjabaran dari revisi kedua Rencana Strategis Polres Tanjungpinang 2015-2019 dan Rencana Kerja Polri Tahun 2019 dengan pentahapan kebijakan meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung kecukupan kesejahteraan Personel Polres Tanjungpinang guna menghadapi berbagai tantangan tugas. Penyusunan Rencana Kerja Polres Tanjungpinang Tahun 2019 memperhatikan arah dan kebijakan Polri melalui program optimalisasi aksi menuju Polri yang semakin professional modern dan terpercaya dengan visi terwujudnya Polri yang makin professional, modern dan terpercaya guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Polres Tanjungpinang merupakan bagian dari institusi Polri yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian di wilayah Kota Tanjungpinang. Dalam penyusunan Rencana Kerja Tahun anggaran 2019 akan memperhatikan arah dan kebijakan Polri yang sudah diselaraskan dengan kebijakan Nasional dan Daerah khususnya dibidang keamanan serta melaksanakan program optimalisasi aksi menuju Polri yang semakin professional, modern dan terpercaya yang disinergikan dengan visi dan misi Polres Tanjungpinang.

Pelaksanaan tugas Polres Tanjungpinang telah mencapai tingkat keberhasilan yang cukup membanggakan dengan ditandai kondusifnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, keberhasilan dalam pengungkapan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik serta adanya peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh segenap personel Polres Tanjungpinang dan jajaran yang didukung oleh pihak-pihak terkait baik unsur Pemerintah, legislatif, dan seluruh komponen masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas Polres Tanjungpinang. Keberhasilan ini harus dipertahankan dan ditingkatkan guna memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat serta Pemerintah terhadap pelayanan Polres Tanjungpinang yang lebih baik.

(2)

Keberhasilan yang sudah diraih Polres Tanjungpinang diharapkan dapat membuat Polres Tanjungpinang semakin waspada dan meningkatkan antisipasi terhadap berbagai tantangan dimasa mendatang. Tantangan tersebut berupa adanya tuntutan dan harapan masyarakat maupun pemerintahan Daerah kepada Polda Kepri untuk dapat senantiasa terus menerus secara berkelanjutan meningkatkan kinerja dalam memelihara situasi Kamtibmas agar tetap kondusif, terlaksananya penegakan hukum yang professional serta meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat dibidang Kepolisian.

Tahun 2019 sebagaimana tertuang dalam Renstra Polres tanjungpinang 2015-2019 dengan titik sentral pada upaya peningkatan profesionalisme personel Polres Tanjungpinang serta membangun sinergi dengan seluruh instansi terkait dan komponen masyarakat yang ada di Kota Tanjungpinang dalam upaya mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif serta meningkatnya penilaian positif dari masyarakat terkait dengan pelayanan Kepolisian. Strategi pencapaian sasaran akan mengacu pada hal-hal yang telah dicapai pada Tahun sebelumnya baik dibidang operasional, pembinaan kekuatan maupun pembangunan kekuatan. Keberhasilan Polres Tanjungpinang dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, penegakan hukum serta memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat guna mewujudkan keamanan daerah sebagai prasyarat terlaksananya pembangunan Kota Tanjungpinang

Tugas Polres Tanjungpinang kedepan masih dihadapkan pada banyaknya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja Polri yang sampai saat ini belum seluruhnya dapat di penuhi. Masyarakat menuntut dan mengharapkan agar Polri mampu mewujudkan : (1) Polri yang memiliki postur yang professional, mandiri, bersih dan bebas dari KKN dalam memberikan pelayanan Kepolisian; (2) mengelar kekuatan Polri dalam rangka mengantisipasi ambang ganggua di tengah-tengah masyarakat sehingga keberadaannya dapat memberikan memberikan rasa aman, tenteram dan nyaman; (3) menegakkan hokum secara professional, proporsional, tegas, jujur, adil dan tuntas terhadap gangguan nyata serta mewujudkan transparansi dalam proses penyidikan tindak pidana; (4) meningkatnya fungsi intelijen yang mampu mendeteksi, mengantisipasi dan mencegah setiappotensi gangguan Kamtibmas.

Lingkungan strategis baik global, regional, nasional dan lokal sangat mempengaruhi berkembangnya tantangan dan harapan yang dihadapi Polres Tanjungpinang.Lingkungan strategis tersebut semakin dinamis dan kompleks, dimana dunia seolah-olah telah menjadi tanpa batas dan semakin mudah terhubung seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan transportasi yang sangat cepat. Sehingga hal ini dapat mendorong terjadinya pergeseran nilai-nilai dan budaya daerah yang positif berubah menjadi perilaku-perilaku negatif seperti: eksklusifisme, materealism, konsumerisme, hedonisme dan radikalisme.

(3)

Perubahan isu-isu pada lingkungan strategis global seperti: demokratisasi, paham radikalisme dan intoleransi, perlindungan hukum dan HAM, lingkungan hidup, pemanasan global, krisis energi, krisis keuangan global serta mobilitas arus informasi, barang, jasa dan manusia dari suatu negara ke negara lain sangat mempengaruhi kondisi keamanan dan ketertiban. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya kejahatan lintas negara seperti korupsi, terorisme, pencucian uang, cyber crime, penyelundupan manusia,narkotika, penyelundupan senjata dan penyelundupan barang. Dalam perkembangan lingkungan strategis regional masih terdapat isu terkait dengan perbatasan baik didarat maupun laut, pencemaran lingkungan (kabut asap), pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pengiriman TKI maupun penerimaan TKA, dan perkembangan paham radikalisme serta terorisme. Dalam perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat sesuai dengan perkiraan Intelijen tahun 2019 merupakan bahan masukan yang harus diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Kerja Polres Tanjungpinang Tahun Anggaran 2019.

Selanjutnya kondisi internal dan eksternal Polres Tanjungpinang yang dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan lingkungan strategis tersebut akan dianalisa dengan pendekatan SWOT yang digambarkan sebagai berikut :

a. Perkembangan Aspek kehidupan

Perkembangan kehidupan Kota Tanjungpinang dipengaruhi oleh berbagai aspek yaitu Trigatra (Geografis, Demografi dan sumber daya alam) dan aspek Astagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya, Agama dan Keamanan)sebagai berikut :

1) Kondisi Geografis, Demografi dan sumber daya alam

Letak Geografis Kota Tanjungpinang yang bertetangga dengan negara Singapura, Malaysia dan Thailand mengakibatkan pesatnya arus keluar masuk pendatang yang berasal dari dalam dan luar negeri, disamping itu kondisi tersebut juga mengandung kerawanan terhadap kejahatan lintas negara serta beberapa kejahatan lainnya.

(4)

a) Wilayah Hukum PolresTanjungpinang/Kota Tanjungpinang terletak pada posisi :

• 0°,51° Lintang Utara s/d 0°,59°Lintang Utara. • 104°,23° Bujur Timur s/d 104°,34° Bujur Timur. b) Dengan Batas Wilayah antara lain :

• Sebelah Utara dengan kecamatan Bintan Utara (Kabupaten Bintan) dan Kota Batam;

• Sebelah Selatan dengan Kecamatan Bintan Timur (Kabupaten Bintan);

• Sebelah Timur dengan Kecamatan Bintan Timur (Kabupaten Bintan) dan;

• Sebelah Barat dengan Kecamatan Galang (Kota Batam);

c) Luas Wilayah Kota Tanjungpinang 239,50 Km² dengan luas wilayah daratan 131,54 Km², luas wilayah lautan/Perairan107,96 Km²;

(5)

d) Curah hujan di wilayah Kota Tanjungpinang 2000 mm/th dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 82-86 %, musim hujan terjadi pada bulan Oktober s/d April dan musim kemarau antara bulan April s/d Oktober, namun akibat pengaruh pemanasan global, sehingga mengalami pergeseran waktu yang tidak menentu;

e) Kota Tanjungpinang pada mulanya merupakan Pusat Pemerintahan Kecamatan yang bernama Kecamatan Bintan Selatan dengan wilayah meliputi Kecamatan Galang yang sekarang menjadi wilayah Kota Batam. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24-325 tanggal 24 Agustus 2001 status Kota Administratif Kota Tanjungpinang berubah menjadi Kota Otonom Tanjungpinang. Dengan perubahan status tersebut Kota Tanjungpinang yang semula hanya terdiri dari 2 wilayah Kecamatan dengan 10 kelurahan / Desa dimekarkan menjadi 4 wilayah kecamatan dengan 18 Kelurahan/Desa sebagai berikut :

• Kecamatan Tanjungpinang Kota memiliki luas wilayah sekitar 52,5 Km² (5.250 Ha) terdiri dari 4 wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Tanjungpinang Kota dengan luas wilayah1,5 Km² (150 Ha) meliputi 5 RW dan 11 RT, kelurahan Penyengat dengan luas wilayah 4Km² (400 Ha) meliputi 5 RW dan 11 RT, kelurahan Kampung Bugis dengan luas wilayah 24Km² (2.400 Ha) meliputi 5 RW dan 13 RT, kelurahan Senggarang dengan luas wilayah 23Km² (2.300 Ha) meliputi 6 RW dan 15 RT; • Kecamatan Tanjungpinang Barat memiliki luas wilayah

sekitar 34,5 Km² (3.450 Ha) terdiri dari 4 wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Tanjungpinang Barat dengan luas wilayah 10,5 Km² (1.050 Ha) meliputi 16 RW dan 64 RT, Kelurahan Kemboja dengan luas wilayah 8,5Km² (850 Ha) meliputi 13 RW dan 42 RT, Kelurahan Kampung Baru dengan luas wilayah 7,0Km² (700 Ha) meliputi 4 RW dan 24 RT, Kelurahan Bukit Cermin dengan luas wilayah 8,5Km² (850 Ha) meliputi 8 RW dan 53 RT;

• Kecamatan Tanjungpinang Timur memiliki luas wilayah sekitar 83,5 Km² (8.350 Ha) terdiri dari 5 wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Bulang dengan

(6)

luas wilayah 11,5 Km² (1.150 Ha) meliputi 10 RW dan 35 RT, Kelurahan Melayu Kota Piring dengan luas wilayah 11Km² (1.100 Ha) meliputi 8 RW dan 31 RT, Kelurahan Air Raja dengan luas wilayah 18,7Km² (1.870 Ha) meliputi 6 RW dan 17 RT, Kelurahan Batu Sembilan dengan luas wilayah 27Km² (2.700 Ha) meliputi 11 RW/39 dan 2 Lingkungan,Kelurahan Pinang Kencana dengan luas wilayah 15,3Km² (1.530 Ha) meliputi 7 RW/32 dan 2 Lingkungan;

• Kecamatan Bukit Bestari memiliki luas wilayah sekitar 69,0 Km² (6.900 Ha) terdiri dari 5 wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Tanjungpinang Timur dengan luas wilayah 8 Km² (800 Ha) meliputi 6 RW dan 27 RT, Kelurahan Tanjungpinang Tanjung Unggat dengan luas wilayah 7 Km² (700 Ha) meliputi 5 RW dan 47 RT, Kelurahan Tanjung Ayun Sakti dengan luas wilayah 7,2Km² (720 Ha) meliputi 10 RW dan 42 RT, Kelurahan Sungai Jang dengan luas wilayah 4Km² (400 Ha) meliputi 11 RW/39 dan 2 Lingkungan,Kelurahan Pinang Kencana dengan luas wilayah 15,3Km² (1.530 Ha) meliputi 10 RW/44 RT;

2) Demografi

Jumlah Penduduk Kota Tanjungpinang berdasarkan Data Laporan Kependudukan di Kecamatan-Kecamatan periode bulan Oktober 2017 sebanyak 262.991 jiwa dengan perincian sebagai berikut :

NO KECAMATAN/KELURAHAN PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TANJUNGPINANG BARAT 30.923 30.177 61.100 1 TANJUNGPINANG BARAT 10.722 10.347 21.069 2 KEMBOJA 8.499 8.224 16.673 3 KAMPUNG BARU 6.536 6.258 12.794 4 BUKIT CERMIN 5.216 5.348 10.564 TANJUNGPINANG TIMUR 55.068 62.689 107.757 1 MELAYU KOTA PIRING 10.653 10.178 20.831 2 KAMPUNG BULANG 5.268 5.271 10.539

3 AIR RAJA 7.651 7.303 14.954

4 BATU IX 15.048 14.266 29.314

5 PINANG KENCANA 16.448 15.671 32.119

(7)

NO KECAMATAN/KELURAHAN PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TANJUNGPINANG KOTA 12.804 11.936 24.740 1 TANJUNGPINANG KOTA 3.672 3.697 7.369 2 KAMPUNG BUGIS 5.363 4.706 10.069 3 SENGGARANG 2.391 2.154 4.545 4 PENYENGAT 1.378 1.379 2.757 BUKIT BESTARI 34.933 34.461 69.394 1 TANJUNGPINANG TIMUR 6.135 5.997 12.132 2 DOMPAK 1.970 1.815 3.785

3 TANJUNG AYUN SAKTI 7.196 7.169 14.356

4 SEI JANG 10.960 10.901 21.861

5 TANJUNG UNGGAT 8.672 8.579 17.251 JUMLAH 133.728 129.263 262.991

3) Sumber Daya Alam a) Potensi Hutan.

Di wilayah Kota Tanjungpinang tidak terdapat adanya hutan yang diusahakan untuk pemasaran kedalam maupun keluar daerah atau luar negeri. Sedangkan keberadaan hutan di Wilayah ini hanya berupa hutan Lindung sebagaimana termaktup dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 670/KPTS. Um/II/1978.

b) Potensi Pertanian dan Perkebunan.

(1) Sektor pertanian ini merupakan sektor yang sangat minim kontrusinya untuk menunjung perekonomian Kota Tanjungpinang. Hal tersebut disebabkan oleh factor diantaranya adalah ketersediaan lahan dan kesuburan tanah yang kurang cocok untuk bercocok tanam. Data statistic tentang luas panen dan produksi dari komoditas pertanian tanaman pangan yang banyak diusahakan di wilayah Kota Tanjungpinang terdapat 5 jenis tanaman palawija (Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Talas dan Kacang Tanah) Dari kelima jenis tersebut hanya Ubi Kayu yang bisa diandalkan produksinya. Untuk jenis sayuran yang dibudidaya- kan berupa Sawi, Bayam, Kangkung dan Mentimun. Produksi buah-buahan yang sangat menonjol di wilayah ini berupa Pepaya, Pisang, Rambutan, Mangga dan Nenas;

(8)

(2) Kondisi alam Kota Tanjungpinang kurang sesuai sebagai lahan usaha pertanian karena pada umumnya adalah tanah Podsolik merah kuning yang memiliki sifat-sifat masam, tekstur tanah pasir berlempung yang sulit dalam penyediaan air. Namun demikian masih memungkinkan sebagai lahan pertanian untuk penanaman beberapa komoditi pertanian tertentu utamanya untuk sayuran dataran rendah (sawi, bayam, kangkung, dan selada, kacang-kacangan, cabe, ketimun, tomat, terong dengan cara memperbaiki struktur dan sifat kimia tanah dengan pemakaian pupuk yang sangat dianjurkan (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau dalam upaya peningkatan hasil produksi.

c) Potensi Kekayaan Laut

Wilayah Kota Tanjungpinang yang hanya 239,5 Km2 merupakan daerah yang tidak begitu luas wilayah lautnya. Namun demikian terdapat beberapa potensi wilayah dibidang perikanan yang hingga saat ini masih tetap dikembangkan terutama budidaya perairan yang meliputi budidaya tambak atau air payau berupa budidaya ikan kerapu dan udang yang berlokasi di Kelurahan Dompak Seberang dan Kelurahan Kampung Bugis. Ikan – ikan yang dihasilkan tersebut disamping untuk kebutuhan sendiri juga untuk diekspor ke luar negeri ( Singapura ); 4) Idiologi

a) Masyarakat Kota Tanjungpinang pada umumnya masih berpegang pada Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bangsa Indonesia, belum ada indikasi kelompok/aliran yang mengarah pada pembentukan ideologi lain selain Pancasila;

b) Bergesernya nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang merupakan pedoman pokok Pancasila dalam berkehidupan juga mulai terlihat dengan adanya perkumpulan/kelompok kesukuan yang lebih bersifat pada kepentingan ekonomi kelompoknya dengan mengedepankan kegiatan - kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dan terkesan berkompetisi untuk menguasai beberapa titik/lokasi usaha tertentu dengan tujuan melakukan dominasi dalam hal “pengamanan” sehingga sering berimplikasi pada terjadinya konflik horisontal yang dampaknya dapat meluas karena mendompleng nama suku tertentu yang seakan - akan berlatar belakang SARA.

(9)

5) Politik

a) Secara umum situasi politik di Kota Tanjungpinang cukup kondusif. Hal ini terlihat dari berbagai agenda politik di pemerintahan khususnya eksekutif dan legislatif berjalan dengan lancar. namun terdapat beberapa kebijakan Pemerintah setempat yang bertentangan dengan legislatif dan masih dapat diatasi dengan pendekatan/cara-cara yang baik dan produktif;

b) Pada Tahun 2019 akan dilaksanakan Pemilihan umum Presiden dan wakil Presiden;

c) munculnya kelompok-kelompok mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta Organisasi Masyarakat (Ormas) baik yang terdaftar maupun yang belum terdaftar di instansi terkait, yang cenderung melakukan penekanan dan melakukan pemaksaan kehendak terhadap tujuan yang mana pada hakikatnya LSM bersifat control sosial dan informative.

6) Ekonomi

a) Nilai tukar Rupiah yang fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipengaruhi oleh perekonomian global dan sentiment akan kekhawatiran naiknya eskalasi politik baik nasional dan internasional. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap situasi ekonomi di Kota Tanjungpinang;

b) Letak Geografis wilayah Kota Tanjungpinang yaitu berdekatan dengan Negara Singapura dan Negara Malaysia memberikan nilai positif namun juga memberikan dampak yang negative pada perkembangan perekonomian setempat, dimanasegi positifnya pasokan barang dari kedua negera tetangga tersebut sangat membantu kebutuhan masyarakat Tanjungpinang terutama bahan pokok, harganya pun lebih rendah bila dibandingkan dengan mendatangkan dari Pulau Jawa. Namun dampak negatifnya adalah banyaknya praktek penyelundupan yang masih marak terjadi di Tanjugpinang mengingat banyaknya pelabuhan tikus dan kurangnya sarana dan prasarana untuk pengawasannya;

(10)

c) Banyaknya komoditi impor dari Singapura dan Malaysia yang diperjualbelikan di Tanjungpinang khususnya bidang retail baik itu tas, dompet, sepatu dan sandal berdampak pada diberlakukannya standarisasi dollar Singapura dalam setiap jual beli. Hal ini cukup berpengaruh dalam kondisi melemahnya kurs rupiah saat ini karena krisis ekonomi dunia;

d) Dampak adanya kenaikan harga barang impor dan krisis energi listrik di wilayah Tanjungpinang juga sangat mempengaruhi perkembangan investasi dan dunia usaha di daerah karena akan meningkatkan biaya operasional termasuk upah buruh, hal ini berpengaruh terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi;

7) Sosial Budaya :

a) Masih didapatinya sebagian kelompok muslim tertentu yang mempunyai pemahaman berbeda terhadap berbagai keyakinan keagamaan menimbulkan disharmonisasi, sehingga memicu kerawanan munculnya konflik internal. Selain itu sengketa rumah ibadah baik itu dalam pembangunannya maupun yang tidak sesuai penggunaannya (bukan peruntukan) juga dapat menimbulkan konflik antar umat beragama yang berujung pada konflik SARA;

b) Masalah perselisihan antara Buruh dengan Perusahaan di Kota Batam, Bintan dan Karimun sering terjadi antara lain masalah PHK, outsourching, masalah UMK/UMP yang dianggap rendah dan hak-hak karyawan yang belum dipenuhi oleh pihak Management Perusahaan sehingga sering terjadi Unjuk Rasa ke pemerintah Pemprov Kepri dan DPRD Kepri yang berada di Kota Tanjungpinang; c) Masalah sengketa tanah dengan adanya tumpang tindih

perizinan lahan yang diduga karena unsur kurangnya pengawasan instansi terkait masih terjadi diwilayah Kota Tanjungpinang, hal ini diwarnai dengan aksi perotes dan unjuk rasa yang dilakukan masyarakat yang didukung oleh berbagai pihak seperti mahasiswa dan LSM serta Ormas; d) Krisis listrik diwilayah kota Tanjungpinang yang disebabkan

seringnya pemadaman listrik yang disebabkan mesin rusak (Over Haul) tidak sesuai dengan kapasitas daya yang didistribusikan ke masyarakat oleh pihak PLN.

(11)

8) Keamanan

a) Kejahatan yang bersifat konvensional dan menonjol masih akan terjadi pada tahun 2019 diantaranya adalah Curas yang dilakukan dengan modus pengancaman dengan senpi / sajam, penganiayaan, jambret serta Curat yang dilakukan dengan modus pecah kaca mobil, memotong / merusak gembok pintu / pagar, congkel jendela/ pintu, merusak atap serta meningkatnya peredaran senjata api gelap serta Narkoba;

b) Potensi kerawanan penyebaran paham terorisme (ISIS) dan radikalisme melaui sarana media massa maupun elektronik yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya kekerasan di masyarakat Kota Tanjungpinang;

c) Tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat Kota Tanjungpinang sangat signifikan mempengaruhi situasi keamanan. Pemahaman hukum yang masih rendah sebagian masyarakat cenderung meninggalkan norma dan kaidah hukum yang ada dalam menyelesaikan masalah ditempuh melalui tindakan melanggar hukum, anarkisme dan main hakim sendiri;

d) Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa tanggung jawab keamanan merupakan tugas aparat keamanan sehingga hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam membangun sistem keamanan di lingkungan masyarakat;

e) Kurangnya peran pranata sosial dalam membangun keamanan disertai anggapan bahwa masalah keamanan segalanya bisa diatur dan ditentukan adat setempat, sehingga penerapan hukum positif menjadi kurang maksimal;

f) Rendahnya sanksi hukum terhadap pelaku kejahatan/ pelanggaran, tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku; g) Belum optimalnya penegakan hukum yang berkeadilan

sehingga mempengaruhi kepercayaan sebagian masyarakat terhadap sistem penegakan hukum;

h) Permasalahan yang berlatar belakang politik, ekonomi dan sosial budaya yang terjadi ditengah-tengah masyarakat berpotensi terhadap terjadinya gangguan keamanan

b. Analisa SWOT . . .

(12)

b. Analisa SWOT

Untuk menyusun kebijakan dan strategi yang tepat untuk dilaksanakan oleh Polres Tanjungpinang dan jajaran perlu dilakukan identifikasi dan analisa terhadap faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas baik dari internal berupa aspek kekuatan dan kelemahan maupun eksternal yang mmerupakan aspek peluang dan tantangan melalui melalui metode SWOT

1) Kekuatan

a) Polres Tanjungpinang yang bertanggungjawab terhadap keamanan di wilayah Kota Tanjungpinang dengan penggelaran kekuatan sampai tingkat Kelurahan sebagai berikut :

(1) Polres Tanjungpinang Type B-1; (2) Polsek Type Urban : 2 unit (3) Polsek Type Rural : 3 unit (4) Polsek Type Pra Rural : 1 unit

b) Personil;

Berdasarkan data personel Polres Tanjungpinang Bulan Juli Tahun 2018 yaitu sebanyak 554 orang terdiri dari anggota Polri 516 orang dan PNS Polres Tanjungpinang 38 orang dengan rincian sebagai berikut :

(1) Anggota Polri :

(a) Pamen = 7 orang; (b) Pama = 86 orang; (c) Ba/Ta = 423 orang; (2) PNS Polres Tanjungpinang :

(a) Golongan III = 16 orang; (b) Golongan II/I = 22 orang;

c) sarana dan prasarana Polri semakin meningkat, khususnya peralatan operasional mulai dari Polda Kepri sampai dengan tingkat Polsek dan mendukung kegiatan operasional Polri, guna kelancaran pelayanan Polri kepada masyarakat;

(13)

d) postur kekuatan Polres Tanjungpinang sebagai kesatuan operasional dasar dan Polsek sebagai ujung tombak operasional dengan penyebaran kekuatan personil Polda sedangkan Polres Besar dan Polsek kuat sangat mendukung penyebaran pelayanan masyarakat, memudahkan komunikasi Polri dan masyarakat dalam rangka memberikan/menerima informasi penting yang diperlukan Polres Tanjungpinang untuk deteksi secara dini

e) Pelaksanaan tugas operasional dibidang pencegahan dan penegakan hukum yang berjalan semakin baik dan dirasakan oleh masyarakat Kota Tanjungpinang;

f) Anggaran operasional Kepolisian telah terdistribusi sampai tingkat Polres (Satker) dan diterima pada awal tahun anggaran berjalan, sehingga para pimpinan satuan (Kasatker) mampu mengelola kegiatan dan anggaran untuk program yang lebih prioritas dan berkualitas dalam pencapaian kinerja Satker.

2) Kelemahan (Weaknesses)

a) Polsek Kawasan Bandara RHF belum ada Mako dan masih berstatus Prarural, sehingga belum optimal dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat;

b) Kemampuan dan keterampilan personel Polres Tanjungpinang di lapangan masih rendah terutama dalam penguasaan peraturan perundang-undangan dan teknologi informasi dalam menghadapi kejahatan yang semakin canggih;

c) Kwantitas personel Polres Tanjungpinang saat ini 516 personel yang seharusnya sebanyak 860 personel masih sangat kurang bila dihadapkan dengan tantangan tugas pelayananan masyarakat yang ada di Kota Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau;

d) Minimnya personel Polres Tanjungpinang dalam

penguasaan bahasa asing khususnya Inggris dan Mandarin dihadapkan pada kejahatan transnasional yang terus meningkat mengingat wilayah Polres Tanjungpinang bertetangga dengan beberapa negara;

e) Peralatan khusus yang jumlahnya terbatas sehingga belum dapat mendukung penugasan khusus pada satuan operasional;

(14)

f) Sarana komunikasi Polres Tanjungpinang yang ada pada saat ini masih sangat terbatas, sehingga menghambat penyampaian/penerimaan informasi baik internal Polri maupun eksternal;

g) Dukungan anggaran belum dapat sepenuhnya mendukung seluruh kegiatan baik operasional maupun pembinaan;

h) Alokasi anggaran ideal Polri yang tidak tercapai berdampak pada pelaksanaan fungsi dan tugas pokok Polri. Sehingga alokasi anggaran berdasarkan skala prioritas tertentu, misalnya untuk belanja pegawai guna tetap berjalannya roda organisasi. Sementara belanja modal dan barang guna kegiatan operasional kepolisian, tidak sepenuhnya terpenuhi sehingga pelayanan dan penegakan hukum tidak optimal. 3) Peluang (Opportunities)

a) Reformasi di tubuh Polri diharapkan dapat merubah kultur kearah yang lebih baik, yang pada akhirnya akan menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polres Tanjungpinang;

b) Keikutsertaan masyarakat dan kelompok masyarakat Kota Tanjungpinang dalam menyelenggarakan perpolisian masyarakat termasuk kesediaan membantu memberikan informasi, merupakan salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap tugas-tugas Kepolisian;

c) Sistem desentralisasi/otonomi daerah sebagai upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang sejalan dan saling menunjang dengan organisasi Polres

Tanjungpinang yang ada pada semua tingkatan

Pemerintahan;

d) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap Polres Tanjungpinang agar lebih mendekatkan pelayanan masyarakat dapat mendorong Polres Tanjungpinang untuk lebih profesional, modern dan terpercaya;

e) Kerjasama Polres Tanjungpinang dengan berbagai instansi / lembaga terkait baik pemerintah/non pemerintah.

4) Ancaman (Threats)

a) Kecendrungan meningkatnya empat jenis kejahatan (Konvensional, transnasional, terhadap kekayaan negara dan kejahatan berimplikasi kontijensi) baik secara kualitas maupun kwantitas membawa konsekwensi bagi pelaksana tugas Polres Tanjungpinang;

b) perkembangan . . . .

(15)

b) perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi selain berdampak positif sebagai hasil pembangunan, juga berdampak negatif yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dalam melakukan kejahatan;

c) gangguan keamanan dapat terjadi disetiap tempat dan setiap waktu, baik secara konvensional maupun peningkatan kejahatan yang menggunakan teknologi canggih, serta terjadinya ganguan keamanan berimplikasi kontijensi di beberapa daerah yang disebabkan oleh berbagai tuntutan sesuai dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat khususnya di Kota Tanjungpinang;

d) Tingkat kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum yang masih rendah sehingga pelanggaran hukum dianggap hal biasa dan cenderung dalam menangani masalah keamanan bertindak main hakim sendiri;

e) Sistem hukum dan peradilan yang tumpang tindih, sebagai upaya dalam pembaharuan hukum dan perundang-undangan mengakibatkan kerancuan dalam operasionalisasi penegakan hukum dilapangan, terutama menyangkut masalah kewenangan institusi yang berkompeten untuk menangani satu masalah;

f) Posisi Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi mempunyai konsekuensi berbagai masalah yang terjadi didaerah akan dibawa ke Tanjungpinang untuk mendapatkan penyelesaian yang dinilai adil;

g) Dalam implementasi kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum yang dilakukan oleh Buruh / Mahasiswa / Ormas/LSM/kelompok masyarakat lainnya, terdapat kecenderungan pelaksanaan unjuk rasa yang tidak terkendali/ kebablasan/melanggar hukum, bahkan disertai dengan tindakan anarkis, seperti mengganggu keamanan dan ketertiban umum, merusakfasilitas umum/milik negara, menghina Presiden/pejabat tertentu/lambang negara tertentu, melakukan fitnah,merusak rumah/kendaraan/barang milik orang lain dan menyerang petugas/aparat keamanan; h) Wilayah hukum Polres Tanjungpinang memiliki pelabuhan

laut baik pelabuhan domestik, internasional maupun pelabuhan illegal (tikus) yang merupakan wilayah transit bagi mobilitas orang dan barang, hal tersebut menjadi peluang bagi masuknya barang-barang ilegal serta pelarian dan persembunyian para pelaku kejahatan Narkoba, teroris dan dari daerah/Negara lain.

(16)

i) Masih banyak terjadi tumpang tindih dokumen kepemilikan tanah diwilayah Tanjungpinang bila diselesaikan secara hukum akan memakan waktu yang cukup lama dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga pihak-pihak yang terlibat untuk menguasai secara fisik, tidak segan-segan menyewa dan menggunakan jasa preman.Hal demikian sangat rawan terjadi bentrok antar preman dengan membawa etnik kedaerahan asal mereka.

2. Identifikasi masalah

Pelaksanaan tugas Polres Tanjungpinang akan semakin berat dan komplek. Tuntuntan dan harapan masyarakat terhadap profesionalisme kinerja Polres Tanjungpinang dan pelayanan di bidang Kepolisian oleh Polres Tanjungpinang semakin tinggi mengharuskan Polres Tanjungpinang menyusun berbagai upaya dan aksi konkrit yang efektif dalam mewujudkan keamanan. Secara umum permasalahan dibidang keamanan yang akan dihadapi Polres Tanjungpinang Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

a) Kualitas pelayanan publik Polres Tanjungpinang perlu ditingkatkan melalui sistem pelaporan dan pelayanan publik yang berbasis teknologi yang modern dan meniadakan pungutan liar kepada masyarakat;

b) Perlunya optimalisasi pengelolaan keamanan dan ketertiban masyarakat diwilayah hukum Polres Tanjungpinang untuk menciptakan rasa aman baik melalui kegiatan pembinaan maupun operasional; c) Penegakan hukum terhadap kejahatan konvensional, transnasional,

kekayaan negara dan berimplikasi kontijensi, antara lain : Narkoba, terorisme, korupsi, Siber dan tindak pidana lainnya yang menjadi perhatian publik untuk ditangani Polres Tanjungpinang secara proporsional dan efektif;

d) Perlunya peningkatan sarana prasarana perairan;

e) Profesionalisme Polres Tanjungpinang dan manajemen internal Polres Tanjungpinang sumber daya manusia Polres Tanjungpinang melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi;

f) Pengawasan perlu ditingkatkan untuk terlaksananya tugas Pokok, fungsi dan peran Polres Tanjungpinang dengan baik serta terwujudnya pelayanan Polres Tanjungpinang yang transparan bebas dari kolusi, Korupsi dan Nepotisme dengan mengefektifkan kegiatan Wasrik dan kerjasama dengan pengawasan eksternal

(17)

II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prioritas 3. Visi dan Misi

a. Visi dan Misi Polda Kepulauan Riau 1) Visi Polda Kepri

Terwujudnya Polda Kepri yang profesional, modern dan Terpercaya;

1) Misi Polda Kepulauan Riau

a) mewujudkan postur Polda Kepri yang ideal, efektif dan efisien;

b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia Polda Kepri melalui pendidikan dan latihan;

c) meningkatkan kemampuan pencegahan kejahatan melalui deteksi dini, pemolisian proaktif dan sinergi polisional;

d) meningkatkan stabilitas Kamtibmas dengan didukung oleh seluruh komponen masyarakat;

e) mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan dan menjamin kepastian hukum dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

f) meningkatkan pengawasan dalam rangka mewujudkan Polda Kepri yang profesional dan akuntabel;

g) Mengelola keamanan wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan di wilayah Kepulauan Riau untuk mencegah terjadinya kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan lintas batas.

b. Visi dan Misi Polres Tanjungpinang 1) Visi Polres Tanjungpinang

Terwujudnya Polres Tanjungpinang yang Profesional, Modern dan Terpercaya

2) Misi Polres Tanjungpinang

a) Mewujudkan postur Polres Tanjungpinang yang ideal, efektif dan efisien;

b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Polres Tanjungpinang melalui pendidikan dan latihan;

c) Meningkatkan kemampuan pencegahan kejahatan melalui deteksi dini, pemolisian proaktif dan sinergi polisional;

(18)

d) Meningkatkan stabilitas Kamtibmas dengan didukung oleh seluruh komponen masyarakat;

e) Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan dan menjamin kepastian hukum dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

f) Meningkatkan pengawasan dalam rangka mewujudkan Polres Tanjungpinang yang profesional dan akuntabel;

g) Mengelola keamanan perairan di wilayah Kota

Tanjungpinang untuk mencegah terjadinya kejahatan.

4. Tujuan

a. Tujuan Polda Kepulauan Riau

1) terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Polda Kepri;

2) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN di wilayah Polda Kepri;

3) terwujudnya perlindungan, pengayoman dan pelayanan prima Kepolisian di wilayah Polda Kepri.

b. Tujuan Polres Tanjungpinang

1) terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Polres Tanjungpinang;

2) terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN di wilayah Polres Tanjungpinang;

3) terwujudnya perlindungan, pengayoman dan pelayanan prima Kepolisian di wilayah Polres Tanjungpinang.

5. Sasaran Prioritas

a. Sasaran Prioritas Polda Kepulauan Riau Tahun 2019

Berdasarkan tahapan capaian Renstra Polda Kepri Tahun 2019 dengan capaian: ”Terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima di wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan dan sinergi polisonal yang produktif dengan didukung kecukupan kesejahteraan personel Polda Kepri guna menghadapi berbagai tantangan tugas”, maka sasaran prioritas Polda Kepri tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1) Pertama “Meningkatnya pelayanan Polda Kepri berbasis

Teknologi Informasi”;

(19)

2) Kedua “Terwujudnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif diwilayah hokum Polda Kepri dan terselenggarannya pengamanan Pemilu 2019 secara aman, tertib, lancer dan demokratis ”;

3) Ketiga “Pemetaan aktifitas siber, penegakan hokum kejahatan

Siber dan produksi konten kreatif dalam rangka merawat ke-bhinekaan di media sosial”;

4) Keempat “Peningkatan Profesionalisme Polda Kepri dalam

menegakkan hokum kejahatan Narkoba, Korupsi dan kejahatan lainnya yang meresahkan masyarakat ”;

5) Kelima “Peningkatan Fasilitas Aparatur Polda Kepri dan

pelayanan Kepolisian di lokasi prioritas pada pulau-pulau terluar berpenghuni yang ada diwilayah hokum Polda Kepri ”;

6) Keenam ” Penguatan Sistem Pengawasan dan Sistem

Manajemen Kinerja yang efektif untuk mendorong penguatan Reformasi Birokrasi”;

7) Ketujuh “Penggelaran personel dan Sarpras Polda Kepri

diwilayah perairan, kepulauan dan perbatasan”;

8) Kedelapan “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas, Kompetensi,

kesejahteraan Aparatur Polda Kepri dan Manajemen internal Polda Kepri yang mantap”.

9) Kesembilan “Peningkatan kerja sama dengan aparat penegak

hukum dan aparat Pemerintah Daerah’’.

b. Sasaran Prioritas Polres Tanjungpinang Tahun 2019

Berdasarkan tahapan capaian Renstra Polres Tanjungpinang Tahun 2019 dengan capaian: ”Terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima di wilayah perairan, dan sinergi polisonal yang produktif dengan didukung kecukupan sumber daya Polres Tanjungpinang yang berkualitas guna menghadapi berbagai tantangan tugas” maka sasaran prioritas Polres Tanjungpinang tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1) Pertama “Meningkatnya pelayanan Polres Tanjungpinang

berbasis Teknologi Informasi”;

2) Kedua “Terwujudnya situasi keamanan dan ketertiban

masyarakat yang kondusif diwilayah hukum Polres Tanjungpinang dan terselenggarannya pengamanan Pemilu 2019 secara aman, tertib, lancer dan demokratis ”;

(20)

3) Ketiga “Pemetaan aktifitas siber, penegakan hukum kejahatan

Siber dan produksi konten kreatif dalam rangka merawat ke-bhinekaan di media sosial”;

4) Keempat “Peningkatan Profesionalisme Polres Tanjungpinang

dalam menegakkan hukum kejahatan Narkoba, Korupsi dan kejahatan lainnya yang meresahkan masyarakat ”;

5) Kelima “Peningkatan Fasilitas Aparatur Polres Tanjungpinang dan

pelayanan Kepolisian di lokasi prioritas pada perairan ”;

6) Keenam ”Penguatan Sistem Pengawasan dan Sistem

Manajemen Kinerja yang efektif untuk mendorong penguatan Reformasi Birokrasi”;

7) Ketujuh “Penggelaran personel dan Sarpras Polres Tanjungpinang diwilayah perairan”;

8) Kedelapan “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas, Kompetensi, kesejahteraan Aparatur Polres Tanjungpinang dan Manajemen internal Polres Tanjungpinang yang mantap”.

9) Kesembilan “Peningkatan kerja sama dengan aparat penegak

hukum dan aparat Pemerintah Daerah’’.

III. Arah kebijakan Strategi Polda Kepri dan Arah Kebijakan Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2019

6. Arah kebijakan dan strategi Polda Kepri

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas Polda Kepri Tahun 2019 maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:

a. sasaran prioritas “Peningkatan kualitas pelayanan Polda kepri berbasis Teknologi Informasi”, dicapai melalui kebijakan dan strategi:

1) Arah kebijakan “Pelayanan masyarakat dengan system yang

berbasis Teknologi Informasi” dengan strategi:

a) evaluasi system pelayanan public Polda Kepri yang berbasis Teknologi Informasi;

b) peningkatan kualitas pelayanan dibidang lalu lintas (SIM, STNK, BPKB) dengan system pelayanan yang berbasis Teknologi Informasi;

c) peningkatan kualitas pelayanan dibidang Intelkam melalui SKCK dan Izin keramaian secara online;

(21)

d) peningkatan kualitas pelayanan dibidang penegakan hukum melalui SP2HP dan publik komplain online;

e) peningkatan kualitas pelayanan dibidang pengaduan masyarakat secara online;

f) peningkatan kualitas pelayanan dibidang Binmas dengan penerbitan KTA dan ijazah Satpam dan SIO (Surat ijin operasional) BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan); g) peningkatan Kualitas Ranmor (GPS/SPOT) dalam rangka

Harkamtibmas;

h) peningkatan pelayanan SPKT (aplikasi);

i) peningkatan pelayanan SIM dan SKCK antar pulau antar desa menggunakan kapal Satpolair di wil hukum Polda Kepri (wilayah perairan);

j) peningkatan kualitas dibidang kesehatan dalam pendaftaran Pasien Online.

2) Arah kebijakan “Perbaikan kualitas dan sikap petugas serta

meniadakan pungutan liar pada pelayanan publik dengan

strategi :

a) meningkatkan kompetensi petugas pelayanan publik dan pemberian reward and punishment secara konsisten guna meminimalkan praktek percaloan;

b) melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap pelayanan public Polda Kepri khusunya pada Satuan Penyelengara Administrasi SIM (Satpas) dan pelayanan SKCK serta pelayanan Kesehatan;

c) melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap pelayanan public Polda Kepri pada pelayanan SPKT;

d) Transparansi dalam Alur pelayanan SPKT, SIM dan SKCK (pembuatan banner, sosialisasi, dan Brosur);

e) Menempatkan CCTV di sentra pelayanan dengan pusat control di Itwasda, Bidpropam, SiePropam.

3) Arah kebijakan “Peningkatan layanan Ruang Pelayanan Khusus

Kepolisian (RPK) sesuai standar pelayanan minimal” dengan

strategi :

a) penyelidikan dan penyidikan terhadap korban yang berjenis kelamin perempuan dan anak oleh penyidik wanita(diharapkan utk tidak mengenakan biaya cek kesehatan kepada korban, biaya psikolog);

(22)

b) meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM sebagai awak UPPA;

c) terwujudnya ruangan dan sarana pelayanan yang ada di RPK disesuaikan dengan standar fungsinya;

d) mengintegrasikan sarana komunikasi dan pendataan secara online dengan mitra penyedia layanan rujukan dalam rangka penanganan perempuan dan anak (PA) baik sebagai korban maupun pelaku tindak pidana;

e) membuat media edukasi/sosialisasi secara interaktif mengenai PPA dengan pelibatan ahli/konsultan.

4) Arah kebijakan “Percepatan quick respons Kepolisian” dengan

strategi :

a) Peningkatan turjawali yang mengutamakan patroli dialogis; b) Peningkatan almatsus Patroli Polda Kepri yang berbasis

Teknologo Informasi;

c) menyusun/revisi SOP tentang Quick Respons Kepolisian di wilayah hukum Polda Kepri;

d) Peningkatan pelayanan pengaduan masyarakat melalui aplikasi Panic button;

e) Penyiapan ruang khusus operator Quick Respon.

b. Sasaran prioritas “Terwujudnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif di wilayah hukum Polda Kepri dan Terselenggaranya Pengamanan Pemilu 2019 secara aman, tertib, lancar dan demokratis” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan “Memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen

(deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) yang didukung aparatur, anggaran dan teknologi intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial” dengan strategi :

a) pelaksanaan kegiatan intelijen di wilayah hukum Polda Kepri melalui peningkatan kegiatan penyelidikan, penggalangan, pengamanan, pembentukan dan pembinaan jaringan serta kontra intelijen untuk mendukung tugas fungsi kepolisian lainnya dan Dinas/Instansi terkait;

b) peningkatan kemampuan unit opsnal intelijen baik kualitas maupun kuantitas yang didukung dengan teknologi intelijen mulai tingkat Polda sampai dengan Polsek;

(23)

c) peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan dan Latihan secara berkala dan berkesinambungan.

2) Arah kebijakan “Peningkatan Kemampuan Penanganan Flash

Point dengan Mengedepankan fungsi Bhabinkamtibmas dan fungsi Penggalangan Intelijen” dengan strategi :

a) peningkatan kemampuan deteksi dini personel intelijen dalam melakukan pemetaan potensi konflik di satuan wilayah yang bersinergis dengan Bhabinkamtibmas;

b) meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas dalam deteksi dini dan melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap seluruh potensi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga Kamtibmas;

c) Peningkatan tunjangan Bhabinkamtibmas yang disesuaikan dengan kondisi wilayah tugasnya untuk meningkatkan mutu pelayanan;

d) Peningkatan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kondisi wilayah tugas;

3) Arah kebijakan “Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui peran Bhabinkamtimas di desa/kelurahan” dengan strategi :

a) Meningkatkan kualitas pertemuan petugas

BhabinkamtibmasPolmas dengan komunitas yang ada di masyarakat;

b) memberikan penghargaan kepada tokoh

masyarakat/pejabat publik dan para Bhabinkamtibmas yang berprestasi;

c) memberdayakan Bhabinkamtibmas untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, membina dan memberdayakan Pamswakarsa;

d) mendorong pemanfaatan peralatan pengamanan seperti pemasangan CCTV di bangunan rumah, kantor dan dijalan untuk membantu pengamanan lingkungan;

e) menambah jumlah anggota Bhabinkamtibmas secara bertahap dalam rangka mewujudkan penggelaran satu Polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa/kelurahan;

(24)

f) Penambahan sarana prasarana berupa R2 jenis Trail, Speed Boat C3, alat komunikasi berupa HT dan Sound System Portable;

g) memberdayakan Bhabinkamtibmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak terlibat/mendukung organisasi radikal dan anti Pancasila;

h) Usulan penambahan biaya operasional para petugas Bhabinkamtibmas khususnya di wilayah kepulauan, perairan dan perbatasan/pulau terluar;

4) Arah kebijakan “Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang

Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) darat dan perairan/laut” dengan strategi : a) melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan

patroli lalu lintas untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas;

b) penanganan kecelakaan lalu lintas secara profesional dengan berbasis teknologi darat dan perairan/laut;

c) melaksanakan kajian black spot dan trouble spot kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan pada daerah rawan kecelakaan lalu lintas darat dan perairan/laut;

d) membangun RTMC dan TMC darat dan perairan/laut;

e) membangun budaya tertib lalu lintas melalui sosialisasi, edukasi, kemitraan dan penegakan hukum;

f) melaksanakan patroli dan Binmas perairan serta sosialisasi penggunaan jaket keselamatan (life jacket);

g) melaksanakan koordinasi dengan Dinas perhubungan, KPLP, BMKG, TNI AL dan Basarnasda Provinsi Kepri serta stakeholder lainnya untuk pencegahan dan penanganan kecelakaan di perairan/laut;

h) melaksanakan operasi DVI (Disaster Victim OfIdentification) dalam mengidentifikasi korban laka laut dan bencana alam yang terjadi di wilayah hukum Polda Kepri dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.

5) Arah kebijakan “Menggelar Polisi berseragam ditempat-tempat

rawan gangguan Kamtibmas” dengan strategi :

a) melaksankan pengaturan, penjagaan pengawalan dan patroli ditempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas;

b) menghadirkan anggota Polri disetiap kegiatan masyarakat; c) melaksanakan Quick Respons setiap permasalahan yang

ada di masyarakat;

(25)

d) meningkatkan pengamanan terhadap kawasan tertentu (industri, pertambangan, perhubungan dan instalasi) pengamanan pariwisata, pengamanan Lembaga Negara, perwakilan asing, pengamanan VIP serta pengamanan eventDaerah, Nasional maupun internasional;

e) mengoptimalkan kekuatan cadangan (stand by force) pada kesatuan Brimob Polda Kepri untuk setiap saat siap digerakkan ke daerah rawan dengan sarana dan prasarana yang cepat baik melalui udara, laut maupun darat;

f) memperkuat perlindungan anak dan wanita dengan pemberdayaan Polwan;

g) Pengamanan aksi unjuk rasa damai dan anarkhis;

6) Arah kebijakan “Pengamanan Pemilu Tahun 2019” dengan

strategi :

a) melaksanakan mapping potensi konflik, potensi ancaman gangguan Kamtibmas dan daerah rawanpada Pemilu 2019; b) melaksanakan koordinas dengan Penyelenggara dan

peserta Pemilu 2019 (KPUD, Bawaslu/Panwaslu dan peserta Pemilu);

c) melaksanakan operasi Kepolisian dengan sandi “Operasi Mantap Brata 2019 “dalam rangka pengamanan Pemilu Tahun 2019 di wilayah hukum Polda Kepri;

d) mempersiapkan asta siap Pemilu Tahun 2019;

e) penanganan Tindak Pidana PemiluTahun 2019 dilakukan bersama sama antara Bawaslu, Kejaksaan dan Polri dalam sentra GakkumduBawaslu dan Panwaslu;

f) mempersiapkan system informasi teknologi untuk mendukung pengamanan Pemilu Tahun 2019;

g) melaksanakan Anev pelaksanaan Pam Pemilu Tahun 2019; h) membentuk kompi gabungan (Kompi kerangka dalmas)

dalam rangka pengaman Pemilu Tahun 2019;

i) melaksanakan pelatihan Sispamkota (peragaan) dalam rangka menghadapi Pemilu Tahun 2019;

j) penyusunan rencana kebutuhan Anggaran Pam Pemilu disesuaikan dengan karakteristik wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan/pulau terluar.

c. Sasaran Prioritas “Pemetaan aktifitas Siber, penegakan hukum kejahatan Siber dan produksi konten kreatif dalam rangka merawat ke-bhinekaan di media sosial” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

(26)

1) Arah kebijakan “Pemetaan dan penegakan hukum terhadap

kejahatan Siber yang dilakukan oleh jaringan di Daerah Kepri, Nasional maupun internasional” dengan strategi :

a) Pelaksanaan kegiatan kontra terhadap kejahatan media dan telekomunikasi;

b) Pembentukan Satgas Patrol Cyber Polda Kepri yang bertugas melakukan patrol(pengawasan) terhadap semua konten yang ada di dunia maya;

c) Pelaksanaan patrol data center;

d) Pendataan terhadap serangan data center;

e) Pengembangan jaringan komunikasi dengan instansi terkait;

f) Profiling terhadap akun media sosial yang menebar ujaran kebencian (hoax) sara dan lain-lain;

2) Arah kebijakan “Peningkatan system keamanan Siber” dengan

strategi :

a) Membangun tekhnologi intelijen Polda Kepri di wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan sesuai dengan tantangan tugas dengan mendistribusikan dan mengoperasionalisasikan Alsus intelijen keamanan dalam system yang terintegrasi sampai tingkat Polsek;

b) Pencegahan terhadap hacker yang akan membobol situs resmi, denganmeningkatkan security dan maintenance melalui update PC software, hardware;

c) Pengembangan kapasitas penegak hukum dalam

penanganan kejahatan Siber;

d) Peningkatan kerjasama dengan vendor atau provider.

3) Arah kebijakan “Peningkatan produksi konten kreatif dan narasi

perdamaian’’ dengan strategi :

a) Pembuatan desain kreatif program Polda Kepri dalam bentuk visual, audio visual, naskah,pemberian pesan dan himbauan Kamtibmas, mengangkat kisah anggota Polda Kepri yang inspiratif dan edukasi yang bertujuan untuk membangun citra Polri;

b) Pengembangan dan pembuatan narasi perdamaian, melalui deklarasi dan kerjasama (MOU) serta tulisan tentang Polri; c) Peningkatan jumlah follower serta militansi followers

terhadap media social Polri.

(27)

4) Arah kebijakan “Peningkatan sinergitas kemitraan melalui kerjasama dengan stakeholder dalam upaya mengelola media sosial” dengan strategi :

a) Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran organisasi masyarakat/komunitas masyarakat agar berperan aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitarnya tentang pentingnya menjaga Pancasila demi keutuhan NKRI; b) Penyuluhan dan pembinaan langsung kepada generasi

muda mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila dengan mengikutsertakan tenaga pendidik, aktivitas peduli pendidikan dan akademisi untuk menyuarakan anti hoax;

c) Peningkatan kerjasama dalam rangka penanganan kejahatan Siber;

d. Sasaran prioritas “Peningkatan Profesionalisme Polda Kepri dalam penegakkan hukum kejahatan Narkoba, Korupsi dan kejahatan lainnya yang meresahkan masyarakat”, dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan “Peningkatan Profesionalisme dalam penanganan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik” dengan

strategi :

a) mengintensifkan pemberantasaan 4 jenis kejahatan dengan prioritas: tindak pidana korupsi, Narkoba, terorisme dan siber termasuk kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak dan kelompok marginal;

b) pemberantasaan terhadap kejahatan diwilayah perairan seperti Narkoba, illegal fishing, perdagangan orang, pertambangan liar dilaut, perompakan dilaut dan tindak pidana perairan lainnya;

c) membangun kemampuan pemeriksaan barang bukti (BB) dan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam suatu tindak pidana secara ilmiah/Criminal Scientific Investigation (SCI) pada Puslabfor/ Pusinafis dalam proses pengungkapan kasus;

d) peningkatan kemampuan SDM melalui diklat baik penyelidikan dan penyidikan;

2) Arah kebijakan “Proses Penyidikan yang bebas dari pungutan liar, rekayasa perkara yang berbelit-belit, pemerasan dan makelar kasus” dengan strategi :

(28)

a) menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam proses penyidikan;

b) peningkatan peran pengawasan melekat atasan penyidik dan wassidik guna mengontrol proses penyidikan agar berjalan dengan benar;

c) mengusulkan peningkatan anggaran lidik sidik yang cukup sesuai karakteristik wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan sampai tingkat Polsek;

d) peningkatan kemampuan SDM melalui diklat baik penyelidikan dan penyidikan.

3) Arah kebijakan “Peningkatan kemampuan penyidik” dengan

strategi :

a) mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan secara bertahap mewujudkan personil fungsi Reskrim yang handal;

b) mengembangkan kemampuan personil, fasilitas dan peralatan fungsi Kedokteran Kepolisian dan pemenuhan kebutuhan visum;

c) mendukung penyelidikan dan penyidikan tindak pidana melalui Dokpol sesuai Scientific Crime Investigation;

d) Melaksanakan kegiatan DVI dalam rangka identifikasi korban mati akibat bencana;

e) Pendataan kepada setiap penyidik harus pendidikan S-1 dan memiliki sertifikasi penyidikan;

4) Arah kebijakan “Penanganan kebakaran hutan dan lahan” denganstrategi :

a) Meningkatkan sinergitas/kerjasama dengan Pemda (Dinas kehutanan, Lingkungan Hidup, Pertanian) dan instansi terkait lainnya, dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan di wilayah hukum Polda Kepri;

b) Melakukan pemetaan terhadap hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan;

e.

Sasaran prioritas “Peningkatan Fasilitas Aparatur Polda Kepri dan pelayanan Kepolisian di lokasi prioritas pada pulau-pulau terluar berpenghuni, yang ada di wilayah hukum Polda Kepri”, dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

(29)

1)

Arah kebijakan “Meningkatkan fasilitas dan kesejahteraan

personel Polda Kepri di perbatasan/Pulau Terluar berpenghuni” dengan strategi :

a) Melakukan pendataan daerah-daerah di wilayah hukum Polda Kepri yang berhak mendapatkan tunjangan khusus perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni;

b) Mengusulkan tunjangan khusus perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni bagi personel Polda Kepri;

c) Mengusulkan pembangunan Polsek/Polsubsektor di wilayah perbatasan;

d) Peningkatan Sarpras patroli perbatasan;

e) Pemberian reward kepada personel Polda Kepri berprestasi yang betugas di wilayah perbatasan/pulau terluar berpenghuni;

2) Arah kebijakan “Terlaksananya layanan Kepolisian dan pemberdayaan masyarakat di pulau-pulau terluar berpenghuni dan lokasi prioritas” dengan strategi :

a) Penyusunan rencana kebutuhan anggaran, Sarpras dan personel yang ideal di lokasi Prioritas pada wilayah perbatasan dalam wilayah hukum Polda Kepri;

b) Melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di pulau-pulau terluar dan pengamanan pada lokasi prioritas (Lokpri);

c) Melaksanakan kegiatan preemtif, preventif dan represif di perairan perbatasan/Pulau Terluar berpenghuni;

d) pembinaan terhadap masyarakat di pulau-pulau terluar berpenghuni dan lokasi prioritas (Lokpri);

e) Peningkatan Turwali di perairan perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni;

f. SasaranPrioritas “Penguatan Sistem Pengawasan dan Sistem Manajemen Kinerja yang efektif untuk mendorong penguatan Reformasi Birokrasi”dicapai melalui arah kebijakan dan strategi : 1) Arah kebijakan “Pelaksanaan system Manajemen Kinerja”

dengan strategi :

a) mengembangkan sistem pengawasan berbasis online;

b) mengoptimalkan pelaksanaan wasrik pada bidang operasional, SDM, sarana prasarana dan anggaran keuangan;

(30)

c) meningkatkan maturitas (kematangan) SPIP di lingkungan Polda Kepri secara bertahap dan berkelanjutan;

d) meningkatkan kapabilitas APIP Polda Kepri secara bertahap dan berkelanjutan;

2) Arah kebijakan “penanganan public complain” dengan strategi : a) penyelesaian pengaduan masyarakat yang berasal dari

pengawas eksternal yang cepat;

b) Penerapan system penanganan pengaduan masyarakat secara online;

c) penyelesaian rekomendasi hasil audit BPK RI pada satker di lingkungan Polda Kepri yang cepat;

d) Peningkatan kompetensi personel, sistem/struktur penanganan public complain yang terintegrasi;

3) Arah kebijakan “Penguatan Saber Pungli” dengan strategi :

a) menegakkan disiplin, ketertiban dan perilaku anggota Polda Kepri melalui penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri; b) Terwujudnya pengawasan dan pengendalian yang efektif

dalam rangka menumbuhkan budaya tertib hukum dalam kehidupan personel Polda Kepri;

c) mengintensifkan pelaksanaan operasi tangkap tangan (OTT) pada tempat-tempat pelayanan Polda Kepri;

d) mengintensifkan tim Saber Pungli Polda kepri;

e) mengoptimalkan pengamanan internal ditempat pelayanan Polda Kepri;

f) Peningkatan sarana/prasarana pengawasan Saber Pungli;

4) Arah kebijakan “Pencegahan Korupsi di internal Polda Kepri”

dengan strategi :

a) peningkatan kepatuhan pembuatan LHKPN bagi pejabat di lingkungan Polda Kepri yang wajib melapor;

b) internalisasi pola hidup sederhana pada seluruh anggota Polda Kepri;

c) pengendalian kepemilikan barang mewah dan verifikasi kepemilikan usaha atau bisnis personel Polda Kepri;

d) mengoptimalkanwhistle blower system di lingkungan Polda Kepri;

(31)

e) Pencegahan gratifikasi di lingkungan Polda Kepri; f) Menggiatkan transaksi non tunai;

5) Arah kebijakan “Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri” dengan

strategi :

a) peningkatan nilai akuntabilitas kinerja Polda Kepri secara bertahap dan berkelanjutan;

b) pembangunan zona integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tingkat Polres dan satker jajaran Polda Kepri;

c) Mengusulkan Satker di lingkungan Polda Kepri ke Mabes Polri untuk dilakukan penilaian zona integritas menuju WBK;

d) Peningkatan pengukuran ITK (Indeks tata kelola) sampai kepada tingkat Polsek;

g. Sasaran prioritas “Penggelaran personel dan Sarpras Polda Kepri diwilayah perairan, kepulauan dan perbatasan” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan “Terwujudnya keamanan di wilayah perairan,

Kepulauan dan perbatasan dalam wilayah hukum Polda Kepri” dengan strategi :

a) melaksanakan patroli di wilayah perairan/pulau terluar berpenghuni (merangkai pulau menyatukan hati), Binmas perairan dan sambang nusa sampai pulau-pulau terluar berpenghuni;

b) meningkatkan pengamanan di wilayah perairan Polda Kepri;

c) meningkatkan patroli di wilayah perairan perbatasan Negara;

d) koordinasi dan kerjasama dengan Bakamla, Basarnas Daerah dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Prov Kepri dan Bea Cukai;

e) Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan Police Diraja Malaysia (PDRM) dan Police Coast Guard Singapore (PCG);

2) Arah Kebijakan “Meningkatkan Sarpras perairan, kepulauan dan

perbatasan” dengan Strategi :

(32)

a) pemenuhan peralatan khusus perairan, kepulauan dan perbatasan;

b) mengusulkan pembangunan Polsek dan Polsubsektor serta pos-pos pengamanan di pulau-pulau terluar berpenghuni secara bertahap;

c) Mengusulkan pembangunan Mako Subden/Kompi Pelopor Brimob untuk BackUp Satwil dalam rangka percepatan pergeseran pasukan di wilayah kepulauan.

d) Mengusulkan pembangunan Dermaga/pangkalan kapal pada setiap Polres/Polsek/Polsubsektor;

e) mengusulkan penambahan kapal tipe B dan tipe C secara bertahap sebagai upaya penguatan Polisi perairan Polda Kepri;

f) Pergelaran Alkom di Polres jajaran untuk mengcover jaringan komunikasi yang terintegritas antara Polda dan Polres dalam rangka mendukung pelaksanaan Pemilu Presiden/Wakil presiden dan legislatif Tahun 2019;

g) Penguatan sistim trangking untuk kelancaran trafic jaringan komunikasi radio.

3) Arah Kebijakan “Terpenuhinya Fasilitas, Peralatan dan Alat

Materiil Khusus (Almatsus) Polda Kepri” dengan Strategi :

a) Penyusunanstandardisasi perlengkapan Polda Kepri yang disesuaikan dengan kondisi geografi wilayah sebagai wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan yang diselaraskan dengan tantangan tugas;

b) mengusulkan kebutuhan anggaran untuk pemeliharaan dan perawatan guna memperpanjang usia pakai untuk materiil yang sudah ada;

c) mengusulkan pengadaan Almatsus yang modern dan berteknologi tinggi guna menjawab tantangan zaman dan menghadapi kejahatan yang menggunakan teknologi tinggi; d) menyelenggarakan pengadaan barang/jasa melalui Unit

Layanan Pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului dengan studi kelayakan;

4) Arah kebijakan “Terwujudnya pemenuhan Rumah Dinas

danpengadaan perumahan bagi personel Polda Kepri” dengan strategi :

a) mengusulkan pemenuhan kebutuhan rumah dinas anggota Polda Kepri;

(33)

b) Menyiapkan tanah/lahan yang akan digunakan untuk pembangunan rumah dinas, mess dan flat;

c) Mempermudah personel Polda Kepri untuk mendapatkan Perumahan bekerja sama dengan ASABRI dan pihak pengembang dan Developer;

h. Sasaran prioritas “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas, Kompetensi, kesejahteraan Aparatur Polda Kepri dan Manajemen internal Polda Kepri yang mantap” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan“Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Polda kepri” dengan strategi :

a) mengirim personel Polda Kepri untuk mengikuti Dikbangspes fungsi;

b) melaksanakan program latihan fungsi teknis Kepolisian; c) pelatihan peningkatan kemampuan Kepolisian perairan,

kepulauan dan perbatasan; d) pelatihan revolusi mental;

e) melaksanakan pembinaan kerohanian dan mental serta kesamaptaan jasmani personel Polda Kepri;

f) pelaksanaan pola rekruitmen Polri yang BETAH;

g) memberikan peluang utk melanjutkan Pendidikan di luar Polri (dikum perguruan tinggi);

h) melaksanakan Pendidikan pelatihan dan pengembangan SDM kesehatan untuk memenuhi akreditasi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri;

2) Arah kebijakan “Melaksanakan pembinaan karier berdasarkan

Meryt System dan rekam jejak” dengan strategi :

a) Melaksanakan rekam jejak setiap Personel Polda Kepri dan mengintegrasikan dengan Satker penanggung jawab komponen rekam jejak;

b) seleksi pendidikan pengembangan umum Polri yang transparan dan akuntabel;

c) menyelenggarakan uji kompetensi jabatan dengan menggunakan system Computer Assisted Test (CAT);

d) melaksanakan assesment jabatan dalam rangka

pembinaan karier Personel Polda Kepri secara transparan dan akuntabel;

(34)

e) Menempatkan personel sesuai dengan kompetensi;

f) Pelayanan konseling psikologis berkala/keliling bagi seluruh personel polda keprimengirim personel Polda Kepri untuk mengikuti Dikbangspes fungsi;

3) Arah kebijakan “Melaksanakan penerimaan anggota Polri”

dengan strategi :

a) Menyusun Renbut minimal personel Polda Kepri sesuai beban kerja dan karakteristik wilayah perairan, Kepulauan dan perbatasan untuk 1 Tahun ke depan;

b) Mengusulkan penambahan personel Polda Kepri ke Mabes Polri sesuai kebutuhan;

c) menyelenggarakan kampanye penerimaan anggota Polri melalui Taruna Akpol, SIPSS, Bintara, Tamtama dan PNS Polri secara massive sepanjang hari sepanjang Tahun untuk memperoleh calon personel Polri yang berkualitas; d) Melaksanakan pembinaan sejak dini putra daerah (anak

Pulau) untuk mampu bersaing dalam rekruitmen anggota Polri dengan tetap mengutamakan kualitas;

e) Menjaring calon yang memiliki kemampuan di bidang perairan;

f) Melaksanakan seleksi Diktuk anggota Polri dalam pentahapannya dengan menggunakan system oneday service and one day result;

4) Arah kebijakan “Mengoptimalkan manajemen kinerja dan

anggaran secara sinergi yang berbasis IT disetiap satuan kerja” dengan strategi :

a) mengintegrasikan system teknologi informasi di Satker jajaran Polda Kepri;

b) penambahan kapasitas Bandwidth untuk Satker- satker Polda dan jajaran;

c) meningkatkan penerapan system informasi manajemen melalui aplikasi Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time Bound (SMART);

d) melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kinerja;

e) meningkatkan pengawasan SDM;

f) meningkatkan penerapan reward and punishment di Satuan Kerja;

(35)

g) meningkatkan sarana dan prasarana (perangkat keras);

5) Arah kebijakan “Mengusulkan Kebutuhan Anggaran Polda Kepri

yang Proporsional Sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah perairan, Kepulauan dan Perbatasan” dengan strategi : a) menyusun anggaran Polda Kepri sesuai dengan kebutuhan

dan karakteristik wilayah perairan, kepualauan dan perbatasan;

b) mengusulkan kebutuhan anggaran Polda kepri ke Mabes Polri sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah perairan, kepualauan dan perbatasan.

c) Miningkatkan sarana transportasi Laut untuk menjangkau Pulau terpencil dan terluar;

d) Meningkatkan anggaran Pendidikan dibidang Nautika pelayaran;

6) Arah kebijakan “Pengembangan organisasi Polda Kepri” dengan

strategi :

a) mengusulkan peningkatan Tipologi Polres dan Polsek jajaran Polda Kepri;

b) mengusulkan pembentukan Polsubsektor jajaran Polda Kepri;

c) mengusulkan pembentukan Satpolair Polresta Barelang, Polres Tanjungpinang, Karimun dan Kepulauan Anambas;

7) Arah kebijakan “Meningkatkan pelayanan kesehatan personel

Polda Kepri” dengan strategi :

a) terwujudnya fasiltas dan penunjang medis yang memadai bagi rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri;

b) terwujudnya peningkatan status poliklinik dan Rumkit Bhayangkara Polda kepri;

c) meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan kesehatan bagi personel jajaran Polda Kepri di Poliklinik dan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri;

d) meningkatkan upaya pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di Rumah sakit dan poliklinik Polda Kepri;

e) menyelenggarakan kerja sama dengan rumah sakit yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik/lebih tinggi;

(36)

f) menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi personel Polda Kepri;

g) menghimpun dan mendata Pegawai Negeri pada Polda Kepri dan keluarga yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS/BPJS);

h) melakukan perawatan dan pengawasan terhadap personel Polri yang mengalami sakit menahun;

i) meningkatkan poliklinik di satwil jajaran polda kepri;

8) Arah kebijakan “Melaksanakan program wirausaha bagi

personel Polda Kepri” dengan strategi :

a) Membuat program Wirausaha bagi personel Polda Kepri yang akan memasuki pensiun;

b) Melaksanakan koordinasi dan bekerja sama dengan balai latihan kerja untuk program wirausaha;

c) Bekerjasama dengan BUMN/perusahaan swasta kepada personel yang pensiun.

9) Arah kebijakan “Dukungan asuransi keselamatan kerja bagi

personel Polda Kepri” dengan strategi :

a) Melaksanakan koordinasi dengan perwakilan ASABRI di Prov Kepri untuk meningkatkan pelayanan ASABRI bagi personel Polda Kepri;

b) Memfasilitasi personel Polda Kepri yang mengalami kecelakaan kerja (cacat maupun meninggal dunia) untuk mendapatkan santunan atau biaya dari ASABRI;

c) Peningkatan pelayanan untuk pengurusan personel ke ASABRI;

i. Sasaran prioritas “Peningkatan kerja sama dengan aparat penegak hukum dan aparat Pemerintah Daerah” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan“Mengoptimalkan sinergitas dengan aparat

penegak hukum baik di dalam maupun luar negeri” dengan

strategi :

a) meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Kepolisian Singapura dan Malaysia dalam penanganan kejahatan transnasional di wilayah perairan perbatasan;

(37)

b) meningkatkan sinergitas CJS dan instansi terkait lainnya (Kejaksaan, Pengadilan, Kumham, KPK, OJK, PPATK, BNN, Imigrasi, Bea cukai) dalam rangka penegakan hukum maupun menghilangkan birokrasi serta penafsiran yang berbeda antar Kementerian/Lembaga;

c) meningkatkan sinergitas dengan lintas sektoral dalam rangka menegakkan ketertiban masyarakat untuk menjaga Harkamtibmas (Penegakan Tipiring) terkait dengan Perda;

2) Arah kebijakan “meningkatkan kerjasama antar instansi terkait”

dengan strategi :

a) meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam bidang keamanan dan operasi Kepolisian;

b) Melakukan evaluasi terhadap MOU yang sudah ada;

c) mengoptimalkan Satgas penanggulangan bencana, konflik sosial dan terorisme;

3) Arah kebijakan “Menjalin Kerjasama dengan pihak Swasta dan

komponen Masayarakat dalam upaya menjaga dan memelihara Kamtibmas” dengan strategi :

a) menjalin kerjasama dengan pengelola Objek Vital dan obyek tertentu lainnya / pihak swasta;

b) menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok/elemen masyarakat dalam upaya keikut sertaan dalam menjaga dan memelihara Kamtibmas;

c) Menjalin kerjasama dengan civil society untuk merawat kebhinekaan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI;

4) Arah kebijakan “Membangun kemitraan melalui kerja sama

dengan stakeholders terkait maupun media massa (media elektronik, media cetak dan media online) serta mengintensifkan penggunaan media massa dan media sosial untuk membangun citra Polri yang positif” dengan strategi :

a) mewujudkan layanan informasi melalui media massa, media social dan penerangan satuan;

b) mewujudkan kerjasama dengan stakeholder pemerintahan melalui kegiatan BAKO Humas;

c) mewujudkan kerjasama dengan stakeholder terkait melalui kegiatan FGD terhadap isu-isu yang sedang terjadi;

d) melaksanakan viralisasi, profiling dan counter opini melalui media massa dan media sosial;

a) Melaksanakan . .

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengendalian personil Sat Sabhara Polres Tanjungpinang sehari-hari dalam pelaksanaan penanganan unjuk rasa dijabat oleh Kanit Dalmas atau perwira yang ditunjuk

% Pddk Dws dalam Pemilu BKM (Pemilihan Ulang BKM) LPJ Kegiatan TA 2007 berdasarkan data SIM Kinerja Sekretariat BKM Kinerja UPK BKM Status Kelayakan Pencairan.. 1

Tujuan dari penyusunan rencana strategis Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tanjungpinang tahun 2015 – 2019 ini adalah sebagai

Indikator yang terdapat pada dokumen Renstra Polres Karanganyar 2015-2019 untuk mencapai sasaran strategis terwujudnya situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif melalui

Bahan untuk indirect-ELISA antara lain : coating buffer (bufer karbonat, pH 9,6), PBS pH 7,4, PBS-Tween (PBS-T) yaitu PBS yang mengandung 0,05% Tween-20, washing buffer, blocking

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terdapat pada perbedaan tempat, primer yang digunakan, asal isolat dan faktor risiko

Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk atap terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang

a) Karakteristik masyarakat kota Enrekang yang di dominasi dari suku etnis Maiwa, Enrekang dan Duri tidak beda jauh dengan etnis Bugis secara umum yaitu mempunyai