• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYEBAB ANAK TINGGAL DI PANTI ASUHAN AT-TAQWA MUHAMMADIYAH KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYEBAB ANAK TINGGAL DI PANTI ASUHAN AT-TAQWA MUHAMMADIYAH KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENYEBAB ANAK TINGGAL DI PANTI ASUHAN AT-TAQWA MUHAMMADIYAH KECAMATAN RAMBATAN

KABUPATEN TANAH DATAR

Ade Agustya1, Dian Kurnia Anggreta2, Mira Yanti2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Adeagustya57@gmail.com

ABSTRACT

Ideally families should try to prepare children by introducing patterns of behavior, attitudes, beliefs, ideals and values shared by the community and learning the roles they are expected to perform. But the fact that parents are unable to meet the needs and education of children so parents think to leave their children in orphanage At-Taqwa Muhammadiyah. The purpose of this study is to describe the profile of children who live in the orphanage and to describe the cause of the child living in the orphanage At-Taqwa Muhammadiyah. The theory used in this research is Alfen Schutz's Phenomenology theory. This research uses qualitative approach with descriptive type. The technique used in informant selection is purposive sampling. Informants in this study were 16 people, namely: 1 person orphanage nanny, 9 parents or family of children reside in District Rambatan, 6 foster children who come from in District Rambatan. Data collection using observation methods, in-depth interviews, and document studies. The collected data were analyzed by interactive data analysis model according to Miles and Huberman. Based on the results of the research, the cause of the children living in the orphanage At-Taqwa Muhammadiyah Subdistrict Rambatan, Tanah Datar regency seen from the family profile of children who live in the orphanage are: 1) parents work, 2) parents income, 3) parents education 4) number of dependents, 5) relationship with extended family. In addition, the cause of children living in orphanage care At-Taqwa Muhammadiyah that is: 1) less able to finance children's education because the dependents of children in school is not just children who live in the orphanage but there are other brothers of the school, 2) parents divorced (treated and lived together the grandmother because the parents had a new family), 3) the wishes of the children themselves in the orphanage to live independently, 4) stay away from parents due to busy work parents and poor social environment makes parents fear that their children affected.

Keywords: Family, Children, Orphanage. PENDAHULUAN

Keluarga terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang suami-istri

untuk hidup bersama, setia sekala, seiring dan setujuan dalam membina mahligai rumah tangga untuk,

(2)

2 mencapai keluarga sakinah dalam lindungan dan ridha Allah Swt. Di dalam keluarga ada ayah dan ibu serta anak-anak yang menjadi tanggung jawab orang tua. Setiap orang tua yang memiliki anak selalu ingin memelihara, membesarkan dan mendidiknya (Djamrah, 2014: 44-45). Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dalam keluarga. Segala sesuatu sekecil apa pun yang telah dikerjakan dan diperbuat oleh siapa pun termasuk orang tua, akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan di hadirat Allah.

Keluarga dipandang sebagai institusi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosio psikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self-actualization). Perawatan orang

tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi anggota masyarakat yang sehat (Yusuf, 2009: 37).

Sementara dalam kehidupan nyata, menunjukkan bahwa tidak semua anak bernasib baik dan dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan ideal (Suyanto: 2010: 232). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak terdapat hak anak pada pasal 8 berisikan: ”Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial”. Selain itu terdapat pula pada pasal 13 berisikan: (1)Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan, ketidakadilan,

(3)

3 perlakuan salah lainnya. (2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.

Panti asuhan menurut Departeman Sosial RI 2004 adalah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua atau wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembang kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.

Diketahui bahwa panti asuhan adalah salah satu bentuk badan sosial yang menyelenggarakan usaha-usaha kesejahteraan bagi anak. Badan kesejahteraan sosial dilihat dari penyelenggaraannya terdiri atas badan

sosial pemerintah yaitu badan-badan sosial yang didirikan oleh pemerintah dan diselenggarakan oleh pemerintah. Badan sosial non pemerintah (swasta) yaitu badan-badan sosial yang didirikan dan diselenggarakan, serta dibiayai oleh masyarakat atau swasta (Notowidagdo, 2016: 77). Panti asuhan merupakan bentuk badan kesejahteraan sosial baik di bawah pengawasan pemerintah maupun non pemerintah yang memberikan bantuan kepada anak-anak seperti anak-anak yatim (ayah yang sudah meninggal), yatim piatu (ayah dan ibu meninggal), piatu (ibu yang sudah meninggal), dan anak pungut yang diberikan pelayanan, perawatan, pendidikan dan latihan (Notowidagdo, 2016: 95). Panti asuhan bertujuan untuk membina dan mendidik, memelihara anak-anak agar mendapat kehidupan yang layak baik dari segi ekonomi, sosial dan pendidikan.

Melalui panti asuhan anak didik dengan berbagai disiplin ilmu

pengetahuan yang dapat

mengembangkan diri anak asuh baik dari segi jasmani dan rohani seperti ilmu pengetahuan, kreativitas, dan akhlakul kharimah. Panti asuhan dapat

(4)

4 membentuk pribadi anak menjadi anak yang mandiri dan membentuk sikap diri yang sempurna, panti asuhan memiliki sesuatu yang dapat membuat anak sehingga memperoleh konsep diri yang sempurna sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ajaran agama.

Panti asuhan di Kabupaten Tanah Datar berjumlah 13 tersebar di berbagai Kecamatan khusus menerima laki-laki , perempuan, laki-laki dan perempuan saja tergantung pihak panti asuhan. Panti-panti asuhan tersebut adalah satu sarana pelayanan sosial yang menyantuni anak yatim, yatim piatu, anak dari keluarga kurang mampu dan anak yang sengaja diterlantarkan oleh keluarga atau orang tuanya.

Di panti tersebut anak-anak asuh dibimbing, dibina dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan anak-anak asuh. Salah satunya Panti Asuhan At Taqwa Muhammadiyah menerima anak laki-laki dan perempuan untuk dididik, dibimbing, diasuh sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 dijelaskan “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Selain itu anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan At Taqwa

Muhammadiyah dapat sekolah langsung di Mts.Muhammadiyah dan mendapatkan beberapa pasang seragam sekolah gratis.

Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah jumlah anak asuh sebanyak 31 orang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Data Anak Asuh di Panti At-Taqwa Muhammadiyah

No Keterangan Jumlah anak

1 Yatim 4

2 Piatu -

3 Yatim dan Piatu -

4 Masih memiliki kedua orang tua

27

Jumlah 31

Sumber: Wawancara dengan Ibu pengasuh P.A At-Taqwa (2017)

Berdasarkan tabel di atas, bahwa di

Panti Asuhan At-Taqwa

Muhammadiyah ada anak yatim dan anak - anak asuh yang masih memiliki kedua orang tua. Dari jumlah anak asuh tersebut di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah, terdiri dari laki-laki sebanyak 12 (dua belas) orang dan anak perempuan sebanyak 19 (sembilan) orang.

Anak-anak asuh di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah Padang Luar yang masih memilki kedua orang tua berasal dari daerah yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel berikut :

(5)

5 Tabel 1.2 Data Anak Asuh di Panti

At-Taqwa Muhammadiyah Berdasarkan Daerah Asal N o Daerah Asal anak asuh Yati m Kedua orang tua masih hidup Juml ah 1 Tanah Datar 4 21 25 2 Payakum buh - 3 3 3 Indragiri Hulu - 1 1 4 Pesisir Selatan - 2 2 Jumlah 27 31

Sumber : Data Primer (2017)

Dari data yang ditemukan ada 27 anak dari jumlah keseluruhan anak asuh 31 (tiga puluh satu) orang yang tinggal di panti asuhan masih memiliki orangtua, namun mereka tinggal di panti asuhan. Panti Asuhan AT-Taqwa Muhammadiyah terletak di Kabupaten Tanah Datar, sehingga anak asuh dari Kabupaten Tanah Datar berasal dari berbagai Kecamatan seperti Kecamatan Rambatan, Pariangan, Batipuh Selatan, Lintau Buo Utara dan Tanjung Emas. Di Kecamatan Rambatan anak asuh yang masih memiliki kedua orang tua berjumlah 9 (sembilan) orang yang mana terdiri dari 5 (lima) orang anak perempuan dan 4 (empat) orang anak laki-laki.

Idealnya keluarga berusaha mempersiapkan bekal

selengkap-lengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peran yang diharapkan akan dijalankan mereka. Keluarga mediator dalam mengaktualisasikan dan menyosialisasikan nilai-nilai sosial, keluarga tempat menghabiskan waktu bagi seseorang dibandingkan tempat kerja (Suhendi, 2001: 45).

Namun faktanya orang tua tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dan pendidikan anak sehingga orang tua berpikir untuk menitipkan anak mereka di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah, padahal anak-anak masih memiliki kedua orang tua dan keluarga serta bertempat tinggal di Kecamatan Rambatan. Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah berada di Nagari III Koto Padang Luar Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar sebagai lembaga sosial untuk kesejahteraan bagi anak.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana profil keluarga anak yang tinggal di panti asuhan dan Apa alasan keluarga menitipkan anak di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah.

(6)

6 METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskripstif. Teknik pemilihan informan adalah purposive

sampling artinya sebelum melakukan

penelitian menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang-orang yang akan dijadikan sumber informasi (Afrizal 2014: 140). Adapun informan penelitian berjumlah 16 orang. Peneliti mewawancarai 16 orang yang terdiri dari 1 orang pengasuh panti asuhan, 9 orangtua atau keluarga, dan 6 anak asuh yang berasal dari Kecamatan Rambatan.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari informan penelitian melalui wawancara langsung kepada pengasuh panti asuhan, orangtua/keluarga dan anak asuh yang berasal dari Kecamatan Rambatan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dari kantor Kecamatan Rambatan, sejarah panti asuhan, data nama anak panti asuhan, sarana dan prasarana, kriteria dan syarat-syarat penerimaan anak asuh di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara mendalam (menggali atau memperoleh informasi dari orangtua/keluarga dan anak asuh yang masih memiliki kedua orang tua berasal dari Kecamatan Rambatan), observasi non partisipan (observasi pertama kali pada Jumat 15 Juni 2017 terhadap kondisi Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah, selanjutnya observasi kondisi fisik rumah keluarga anak asuh dan aset yang dimiliki keluarga) serta studi dokumen.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu keluarga anak asuh yang berasal dari Kecamatan Rambatan.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis Miles dan Huberman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil Keluarga Anak yang Tinggal di Panti Asuhan

a) Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua/keluarga dari anak asuh Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah yang bertempat tinggal di Kecamatan Rambatan yakni pekerjaan ayah dari anak asuh Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah sebanyak 4 (empat) orang bekerja sebagai petani meskipun

(7)

7 tidak setiap hari bekerja di sawah karena ada yang tidak memiliki sawah pribadi namun menunggu panggilan dari orang lain untuk bekerja di sawah, bekerja sebagai PNS 1 (satu) orang itu pun ayah kandung dari anak asuh yang orang tuanya sudah bercerai, 3 (tiga) orang tukang bangunan, dan 1 (satu) orang bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah PT. Bapak Ferdy ayah tiri dari anak asuh bernama Anisa. Sedangkan pekerjaan istri/ibu dari anak asuh ada yang mengurus rumah tangga sebanyak 4 (empat) orang, ada juga ibu Nurhasida selain mengurus rumah tangga memiliki pekerjaan sampingan membuat sarang ketupat dan lidi sapu, karyawan honorer (guru TK dan Mts.M) ada 1 (satu) orang, wiraswasta (usaha laundry) 1 (satu) orang, serta pedagang ada 3 (tiga) orang.

b) Pendapatan Orang Tua

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan orangtua/kelurga yang selama ini bertanggung jawab mengasuh cucu atau anak mereka di dapatkan informasi bahwa pendapatan mereka berkisar dari Rp 700.000- Rp 2.000.000 perbulan bagi kepala keluarga (suami), sedangkan penghasilan istri/nenek berkisar Rp

400.000 bahkan ada sampai Rp 2.500.000 perbulan serta ada istri yang tidak berpenghasilan sama sekali karena hanya mengurus rumah tangga. c) Pendidikan Orang Tua

Pendidikan terakhir orang tua anak asuh di panti asuhan At-Taqwa Muhammadiyah berasal dari kecamatan Rambatan yakni tamatan SD 3 (tiga) orang, SMP/SLTP 5 (lima) orang, dan SMA/SLTA 1 (satu) orang. d) Jumlah Tanggungan Orang Tua

Orang tua anak asuh Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah yang bertempat tinggal di Kecamatan Rambatan memiliki tanggungan anak selain anak yang tinggal di panti asuhan. Jumlah anak yang di miliki orang tua atau keluarga berbeda-beda jumlahnya yakni : jumlah anak 2 orang (2 keluarga), anak 3 orang (1 keluarga), anak 4 orang (ada 2 keluarga), anak 6 orang (2 keluarga), anak 1 orang (berjumlah 1 keluarga) dan tanggungan anak 8 orang (1 keluarga).

e) Hubungan dengan keluarga luas/ kerabat

Saat wawancara dengan informan yang bertempat tinggal di Kecamatan Rambatan, diperoleh informasi bahwa keluarga luas seperti kakek, nenek, paman, bibi tidak melakukan

(8)

8 penolakan dan malahan reaksi yang diterima baik saat cucu atau keponakan mereka masuk ke Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah. Keluarga luas/kerabat juga mengerti keadaan atau kondisi kehidupan keluarganya juga, apalagi keluarga yang memiliki jumlah tanggungan 4 sampai 8 anak sementara pekerjaan hanya sebagai petani dan tidak menetap.

Adapun saat anak sudah masuk ke panti asuhan dan pulang ke rumah terkadang etek/bibi, mamak/paman nya memberikan uang jajan sekitar Rp10.000 - 20.000. Terkadang ada juga kerabat yang memberikan sambal, buah-buahan saat keponakan/cucunya pulang kampung disana terlihat hubungan yang terjalin antara kerabat dan anak asuh panti sangat baik.

2. Penyebab anak tinggal di Panti

Asuhan At-Taqwa

Muhammadiyah

a) Kurang mampu membiayai kebutuhan pendidikan anak

Latar belakang sosial ekonomi keluarga kadang membuat terbatasnya atau mempengaruhi keluarga untuk melanjutkan pendidikan anak mereka ke sekolah yang bagus. Sehingga kadang-kadang anak sampai putus sekolah dan bekerja di usia yang dini, dan tindakan orang tua untuk

melanjutkan anak mereka ke sekolah dengan memasukkan anak ke panti asuhan. Di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah latar belakang keluarga anak asuh yakni: anak yatim (meninggal ayah) dan berasal dari keluarga kurang mampu/miskin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada keluarga atau orang tua yang bertempat tinggal di Kecamatan Rambatan, keluarga yang kurang mampu ada 4 (empat) keluarga yakni Ibu Syufnaryati ( ibu dari Uswatun Nisa), Bapak Evi Hendra (ayah dari Rozi), Ibu Ramaini ( ibu dari Alfandi) dan Bapak Syafrizal (ayah dari Roni). Kurang mampu disini karena pekerjaan yang dimiliki serta pendapatan/penghasilan yang diperoleh mereka yang terbatas dan tidak menentu perhari maupun perbulannya membuat mereka sulit membiayai kebutuhan hidup dan pendidikan anak. b) Orang Tua Bercerai

Anak asuh di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah yang mengalami korban perceraian orang tua mereka dan di asuh oleh nenek kandung mereka ada 2 (dua) orang yakni: Anisa berasal dan Lana Fauziah.

(9)

9 Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah diharapkan bisa menjadi sebuah keluarga baru yang dapat menggantikan fungsi keluarga dari setiap anak panti yang tidak anak dapatkan sebelumnya dari keluarga masing-masing seperti pendidikan agama, perhatian, kasih sayang, keamanan dan kenyamanan bagi anak. Di panti asuhan juga anak-anak dari keluarga bercerai dan kurang perhatian dari orangtua nya merasa di panti asuhan banyak teman sebaya yang dapat dijadikan sebagai teman belajar bersama, bercanda dan tertawa dan bermain, dan merasa senasib dan seperjuangan untuk memperoleh pendidikan.

c) Keinginan Anak Sendiri Masuk Panti Asuhan

Di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah ada yang masuk atas keinginan anak itu sendiri tanpa paksaan dari orang tuanya ada dua anak asuh yakni Khadijah dan Anggi. Dari hasil wawancara dengan informan diperoleh informasi bahwa anak masuk ke panti di karenakan mendapat cerita dari alumni yang pernah tinggal di

Panti Asuhan At-Taqwa

Muhammadiyah yang membuat mereka tertarik, keinginan dalam diri untuk

memperoleh pendidikan agama, ingin belajar hidup mandiri serta memperoleh kenyamanan dan ketentraman jiwa.

d) Tinggal Jauh Dari Orang Tua Dari hasil wawancara peneliti keluarga bahwa tindakan keluarga mempercayakan anak untuk tinggal di panti asuhan karena lingkungan pergaulan dan tempat tinggal orang tuanya di Pekan Baru membawa pengaruh yang buruk bagi perkembangan kepribadian anak karena disana anak-anak usia dini sudah terlibat perilaku menyimpang. Dari itu tindakan orang tua Fajar memasukkan anak nya ke Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah supaya anak tidak terjerumus ke hal yang negatif dan ikut pergaulan yang salah yang dapat merusak masa depannya kelak.

Kesibukan orang tua akan perkerjaan yang dilakukannya membuat fungsi keluarga berkurang seperti fungsi afektif (pemberian kasih sayang/ perhatian kepada anak), fungsi sosialisasi (penanaman nilai, norma dan atauran dalam bermasyarakat sehingga membentuk kepribadian anak yang baik), fungsi proktektif (memberikan kenyamanan fisik

(10)

10 maupun psikologi), fungsi edukatif (mendidik dan mengajarkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya). KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penyebab anak tinggal di Panti Asuhan At-Taqwa Muhammadiyah Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar di lihat dari profil keluarga mereka yaitu: 1) pekerjaan orang tua anak asuh, 2) Pendapatan yang diperoleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya, 3) pendidikan terakhir orang tua, 4) Jumlah tanggungan orangtua, 5) hubungan dengan keluarga luas/kerabat berupa tanggapan kerabat mereka saat keponakan masuk panti asuhan.

Selain itu dapat diketahui penyebab anak tersebut tinggal di panti asuhan meskipun kedua orang tua masih hidup, yakni nya: kurang mampu membiayai pendidikan anak (disebabkan tanggungan anak yang di sekolahkan bukan hanya di panti asuhan saja dan pekerjaan yang tidak tetap dengan penghasilan yang di peroleh pun tidak menentu, orang tua bercerai (dirawat dan diasuh oleh

nenek mereka karena ayah dan ibu kandung sudah memiliki keluarga baru), keinginan anak sendiri masuk panti asuhan dan tinggal jauh dari orang tua (disebabkan kesibukan orang tua dan lingkungan pergaulan yang buruk membuat orangtua takut anak mereka terpengaruh).

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. (2014). Metode Penelitian

Kualitatif. Jakarta: PT Raja

grafindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola

Asuh Orang Tua Dan

Komunikasi Dalam Keluarga.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notowidagdo, Rohiman. 2016.

Pengantar kesejahteraan sosial.

Jakarta: Amzah.

Suhendi, Hendi. (2001). Pengantar

Studi Sosiologi Keluarga.

Bandung: CV Pustaka Setia. Suyanto, Bagong. (2010). Masalah

Sosial Anak. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Yusuf,Syamsu.2009. Psikologi

Perkembangan Anak Dan

Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Data Panti asuhan At-Taqwa Muhammadiyah, Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar 2017.

(11)

11 Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 23 tahun 2002 pasal 8. Undang-Undang Dasar 1945 Republik

Gambar

Tabel  1.1  Data  Anak  Asuh  di  Panti    At- At-Taqwa Muhammadiyah

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh penggunaan pemanas bahan bakar (Heater) dengan media busi pijar terhadap emisi gas buang CO pada sepeda motor Yamaha

Silakan menilai hal berikut dalam hal tekad untuk mencapai tujuan anggaran dan kegigihan Anda dalam mengejarnya dari waktu ke waktu.. Saya berkomitmen untuk menerima tujuan

Teknik alternatif yang digunakan seperti dispersi padat dapat digunakan untuk meningkatkan laju disolusi bahan obat dengan kelarutan yang buruk dan telah dibuktikan

Jenis latihan yang diberikan pada penelitian yang akan dilakukan adalah latihan penambahan plyometric single leg jump dengan sample sebanyak 30 responden

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada Kapita

( market-based view ); (4) Masukan bagi konsumen jasa pendidikan tinggi swasta sebagai bahan evaluasi apakah keinginan mereka ( voice of the customers ) telah

PENGEMBANGAN TES TERTULIS PADA MATERI PENGANTAR KIMIA MENGGUNAKAN MODELTRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY(TIMSS).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pembelajaran berjalan dengan lancer, yang diawali dengan presentasi kelompok yang bertugas dalam menjadi pemateri, kemudian ada sesi tanya jawab sekaligus diluruskan oleh