• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Mycofer® Terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, Dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Mycofer® Terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, Dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MYCOFER

®

TERHADAP TANAMAN

KEHUTANAN, PERTANIAN, PERKEBUNAN, BIOREMEDIASI,

DAN PAKAN HIJAU TERNAK (KAJIAN PUSTAKA)

DIAH NURMALASARI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

EFEKTIVITAS MYCOFER

®

TERHADAP TANAMAN

KEHUTANAN, PERTANIAN, PERKEBUNAN,

BIOREMEDIASI,

DAN PAKAN HIJAU TERNAK (KAJIAN PUSTAKA)

Oleh:

DIAH NURMALASARI E14204073

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RINGKASAN

DIAH NURMALASARI. Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka). Dibimbing oleh YADI SETIADI

PENDAHULUAN. Aplikasi FMA telah terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Mycofer® diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan hasil penelitian aplikasi Mycofer® perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman. Selain itu dapat menunjukkan kesinergisan aplikasi Mycofer® dengan tanaman kehutanan, yang selama ini lebih banyak diaplikasikan pada tanaman pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak.

METODELOGI. Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian aplikasi Mycofer® berupa skripsi, tesis, dan disertasi di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan PPSHB IPB.

HASIL DAN KESIMPULAN. Dari hasil studi terhadap serangkaian penelitian aplikasi Mycofer® diketahui bahwa Mycofer® cukup efektif berasosiasi dengan berbagai tanaman, yaitu kehutanan: jati dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan tepung tulang, jambu-jambuan dengan perlakuan Mycofer® tunggal, beringin dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Bio-organik, mahoni daun besar dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk Suburin, dan gmelina dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan 100% Omega, 50% Omega + 50% NPK Plus, dan 100% NPK; pertanian: Padi Gogo dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk P, pupuk Si, dan pupuk P + Si, tomat varietas TC dan varietas Arthaloka dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan asam humik, lidah buaya dan bawang merah dengan perlakuan Mycofer® tunggal, dan kedelai dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan Bradyrhizobium japonicum, biostimulan, dan

Bradyrhizobium japonicum + biostimulan; perkebunan: nilam dengan perlakuan Mycofer® tunggal, dan kakao dengan perlakuan Mycofer® tunggal serta kombinasinya dengan FA; bioremediasi: pada media tailing dengan tanaman lamtoro dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, akasia yang dikombinasikan dengan pupuk kandang, dan gamal dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, pada media tanah tercemar minyak bumi hingga 45% dengan tanaman beringin, pada media tanah gambut yang tercemar minyak bumi dengan tanaman kalopogonium, pada media tanah masam PMK dengan kandungan Al tinggi dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Rhizobium pada tanaman kudzu, kalopogonium, kalopo, dan Sentro; pakan hijau ternak: setaria dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk N-P 25% DS, 50% DS, 100% DS, Azospirillum, Azospirillum + pupuk N-P 50% DS, pupuk NPK dosis 0,7 g, 2,1 g, dan 4,5 g per tanaman, dan pada rhodes dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk NPK dosis 0,7 g, 1,4 g, dan 2,1 g per tanaman.

(4)

SUMMARY

DIAH NURMALASARI. Effectiveness of Mycofer® on Forestry, Agriculture, Plantation Crops, Bioremediation, and Livestock Forage Crops (Literature Study). Under Academic Supervision of YADI SETIADI.

INTRODUCTION. Application of AMF has been proven to be able to increase plant growth. Mycofer® has been produced and widely tried by Laboratory of Forest and Environmental Biotechnology, Center for Research on Biotechnology and Biological Resources (PPSHB), Bogor Agricultural Institute. Collection of research results on application of Mycofer® need to be conducted to learn the extent of Mycofer® inoculum application effectiveness on plants. Beside that, this activity could show the synergy of Mycofer® application on forestry crops, which up to now had been applied more frequently on agricultural crops. The objective of this research was to learn the extent of effectiveness of Mycofer® application on forestry, agriculture, plantation crops, bioremediation, and livestock forage crops.

METHODOLOGY. Method used in this study was collecting and analyzing research results on application of Mycofer®, in the form of undergraduate thesis, master thesis, and dissertation in library of Laboratory of Forest and Environmental Biotechnology, PPSHB, IPB.

RESULTS AND CONCLUSION. Results of study on a series of research on application of Mycofer® showed that Mycofer® was effective enough in associating with various forestry crops, such as teak (with single Mycofer® application and combination with bone meal), Sizygium spp. (with single treatment of Mycofer®),

Ficus spp. (with single treatment of Mycofer® and its combination with Bio-organic),

Swietenia macrophylla (with single of treatment of Mycofer® and its combination with fertilizer Suburin, and Gmelina arborea (with single Mycofer® treatment and its combination with 100 % Omega, 50 % Omega + 50 % NPK Plus, and 100 % NPK); with agricultural crops, such as: upland rice (with single Mycofer® treatment and its combination with fertilizer P, fertilizer Si, and fertilizer P + Si), tomato of TC variety and Arthaloka variety (with single Mycofer® treatment and its application with humic acid), Aloe vera and red onion (with single Mycofer® treatment), and soybean (with single Mycofer® and its combination (with Bradyrhizobium japonicum, biostimulant, and Bradyrhizobium japonicum + biostimulant); with plantation crops, such as:

Pogostemon cablin (with single Mycofer® treatment), and cacao (with single Mycofer® treatment and its combination with FA); with bioremediation, such as on tailling media with Leucaena leucocephala (with single Mycofer® treatment and its combination with animal manure and compost fertilizer), with Acacia auriculiformis

(5)

peat soil media which was contaminated by petroleum with Calopogonium mucunoides; in acid soil medium of red yellow podsolic soil with high aluminum content (with single Mycofer® treatment and its combination with Rhizobium in crops of Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, Calopogonium caerelium, and

Centrosema pubescens); livestock forage crops, such as: Setaria splendida (with single Mycofer® application and its combination with fertilizer N-P 25 % DS, 50 % DS, 100 % DS, Azospirillum, Azospirillum + fertilizer N-P 50 % DS, NPK fertilizer dosages of 0.7 g, 2.1 g, and 4.5 g per plant), and Chloris gayana (with single Mycofer® treatment and its combination with NPK fertilizer with dosages of 0.7 g, 1.4 g and 2.1 g per plant.

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan

Hijau Ternak (Kajian Pustaka)” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing yang belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi atau kutipan yang

berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks maupun dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada skripsi ini.

Bogor, Maret 2009

(7)

Judul Skripsi : Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau

Ternak (Kajian Pustaka)

Nama : Diah Nurmalasari

NRP : E14204073

Departemen : Silvikultur

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc NIP. 130 813 800

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kehutanan IPB

Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat, Hidayah, dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penyusunan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana kehutanan dengan judul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau

Ternak (Kajian Pustaka)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas

bimbingan, perhatian, arahan, nasihat, dan segala bantuan yang telah diberikan.

2. Prof. Dr. Ir. Wasrin Syafii, M.Agr sebagai dosen penguji dari Departemen Hasil

Hutan dan Dr. drh. Erna Suzanna, M.Sc.F sebagai dosen penguji dari

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

3. Seluruh staf Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat

Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) IPB dan

Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

4. Seluruh staf Departemen Silvikultur. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Maret 2009

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 1986

dari Bapak Saliman dan Ibu Kurniasih. Penulis merupakan puteri

kedua dari tiga bersaudara, dengan kakak bernama Nurhayati

Sungkawati dan adik bernama Sugianto.

Penulis memulai pendidikan di SDN Pejaten Timur 03 Jakarta

pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan

ke SLTP Negeri 46 Jakarta dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis

lulus dari SMA Negeri 38 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk

IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Program

Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Pengalaman praktek lapang penulis yaitu, tahun 2007 penulis mengikuti

Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang terdiri dari Praktek Umum

Kehutanan (PUK) di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah dan Praktek Umum

Pengenalan Hutan (PUPH) di Getas, Blora, Jawa Tengah; tahun 2008 penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Aneka Tambang Tbk Unit

Bisnis Pertambangan Emas Pongkor, Bogor, Jawa Barat; dan selama tiga tahun

(2007-2009) penulis menjadi asisten mata kuliah Ekologi Hutan.

Selama menempuh studi di Fakultas Kehutanan IPB, penulis juga aktif

dalam organisasi Rimbawan Pecinta Alam (RIMPALA) dan Sylva Indonesia

(Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB - PCSI IPB). Tahun 2007 penulis menerima

Beasiswa Bantuan Belajar dari Yayasan Supersemar. Tahun 2008 penulis menerima

Beasiswa Unggulan Aktifis dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan

mengikuti program Students Exchange IPB - Universiti Malaysia Sabah (UMS).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis

melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah SWT penulis telah menyelesaikan

penyusunan tugas akhir ini. Segalanya juga tak lepas dari peran pihak-pihak yang

selama ini hadir di tengah-tengah kehidupan penulis. Untuk itu banyak terima

kasih penulis tujukan untuk:

1. Keluarga tercinta: Bapak dan Ibu, Ene, Kak Nur dan Kak Eko, Anto, dan

Vania, yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

2. Kuan Khing Boon. Terima kasih telah meyakinkanku dan selalu memberiku

semangat serta mengingatkanku untuk berjuang.

3. PW. Teman begadang dan teman senasib seperjuangan.

4. Teman-teman satu bimbingan: Kak Fiki, Wita, Ibal, Atu, dan Iyum. Terima

kasih telah berbagi.

5. Teman-teman Silvikultur 41, spesial untuk Ky, Anna, Ndri, Pie, Harimau,

Mustian, Boy, Hryess, Petejo, Dwi, Daniel, Babeh Fitroh, Bebek, Heru, Tohirin,

Prabu, Chan2, Yoga, A’i, Eka, dan Cyber. Terima kasih atas segalanya.

6. Teman-teman di RIMPALA, spesial untuk R - IX. Terima kasih atas kekeluargaan

dan kebersamaannya.

7. Teman-teman di Sylva Indonesia dan Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB

(PCSI IPB). Terima kasih telah berbagi ilmu, wawasan, dan pengalaman yang

sangat berharga dan tak terlupakan.

8. Teman-teman se-kost-an: Iis, Amel, Estrid, Ulfah, Bunda, Enif, Sika, dan Rani.

Terima kasih atas kebersamaannya.

9. Teman-teman Beasiswa Unggulan Aktivis, spesial untuk Ichank, Amal, Wulan,

Hery, Dordia, Nunu, Vita, dan Dado. Terima kasih atas pemberian semangatnya.

10.Warga Fahutan dan warga IPB semuanya tanpa terkecuali, spesial untuk

Ir. Abimanyu Dipo Nusantara, MP (banyak ilmu baru yang saya dapat dari

bapak), Kak Bayu BDH’39, Tatik SVK’42, Ammar DHH’43, serta Ranti,

Gilang, dan Haris THP’41. Terima kasih atas segala kontribusinya.

11.Serta semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak langsung.

(11)

EFEKTIVITAS MYCOFER

®

TERHADAP TANAMAN

KEHUTANAN, PERTANIAN, PERKEBUNAN, BIOREMEDIASI,

DAN PAKAN HIJAU TERNAK (KAJIAN PUSTAKA)

DIAH NURMALASARI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

EFEKTIVITAS MYCOFER

®

TERHADAP TANAMAN

KEHUTANAN, PERTANIAN, PERKEBUNAN,

BIOREMEDIASI,

DAN PAKAN HIJAU TERNAK (KAJIAN PUSTAKA)

Oleh:

DIAH NURMALASARI E14204073

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

RINGKASAN

DIAH NURMALASARI. Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau Ternak (Kajian Pustaka). Dibimbing oleh YADI SETIADI

PENDAHULUAN. Aplikasi FMA telah terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Mycofer® diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan hasil penelitian aplikasi Mycofer® perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman. Selain itu dapat menunjukkan kesinergisan aplikasi Mycofer® dengan tanaman kehutanan, yang selama ini lebih banyak diaplikasikan pada tanaman pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak.

METODELOGI. Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian aplikasi Mycofer® berupa skripsi, tesis, dan disertasi di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan PPSHB IPB.

HASIL DAN KESIMPULAN. Dari hasil studi terhadap serangkaian penelitian aplikasi Mycofer® diketahui bahwa Mycofer® cukup efektif berasosiasi dengan berbagai tanaman, yaitu kehutanan: jati dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan tepung tulang, jambu-jambuan dengan perlakuan Mycofer® tunggal, beringin dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Bio-organik, mahoni daun besar dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk Suburin, dan gmelina dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan 100% Omega, 50% Omega + 50% NPK Plus, dan 100% NPK; pertanian: Padi Gogo dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk P, pupuk Si, dan pupuk P + Si, tomat varietas TC dan varietas Arthaloka dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan asam humik, lidah buaya dan bawang merah dengan perlakuan Mycofer® tunggal, dan kedelai dengan perlakuan Mycofer® tunggal, kombinasinya dengan Bradyrhizobium japonicum, biostimulan, dan

Bradyrhizobium japonicum + biostimulan; perkebunan: nilam dengan perlakuan Mycofer® tunggal, dan kakao dengan perlakuan Mycofer® tunggal serta kombinasinya dengan FA; bioremediasi: pada media tailing dengan tanaman lamtoro dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, akasia yang dikombinasikan dengan pupuk kandang, dan gamal dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, pada media tanah tercemar minyak bumi hingga 45% dengan tanaman beringin, pada media tanah gambut yang tercemar minyak bumi dengan tanaman kalopogonium, pada media tanah masam PMK dengan kandungan Al tinggi dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan Rhizobium pada tanaman kudzu, kalopogonium, kalopo, dan Sentro; pakan hijau ternak: setaria dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk N-P 25% DS, 50% DS, 100% DS, Azospirillum, Azospirillum + pupuk N-P 50% DS, pupuk NPK dosis 0,7 g, 2,1 g, dan 4,5 g per tanaman, dan pada rhodes dengan perlakuan Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk NPK dosis 0,7 g, 1,4 g, dan 2,1 g per tanaman.

(14)

SUMMARY

DIAH NURMALASARI. Effectiveness of Mycofer® on Forestry, Agriculture, Plantation Crops, Bioremediation, and Livestock Forage Crops (Literature Study). Under Academic Supervision of YADI SETIADI.

INTRODUCTION. Application of AMF has been proven to be able to increase plant growth. Mycofer® has been produced and widely tried by Laboratory of Forest and Environmental Biotechnology, Center for Research on Biotechnology and Biological Resources (PPSHB), Bogor Agricultural Institute. Collection of research results on application of Mycofer® need to be conducted to learn the extent of Mycofer® inoculum application effectiveness on plants. Beside that, this activity could show the synergy of Mycofer® application on forestry crops, which up to now had been applied more frequently on agricultural crops. The objective of this research was to learn the extent of effectiveness of Mycofer® application on forestry, agriculture, plantation crops, bioremediation, and livestock forage crops.

METHODOLOGY. Method used in this study was collecting and analyzing research results on application of Mycofer®, in the form of undergraduate thesis, master thesis, and dissertation in library of Laboratory of Forest and Environmental Biotechnology, PPSHB, IPB.

RESULTS AND CONCLUSION. Results of study on a series of research on application of Mycofer® showed that Mycofer® was effective enough in associating with various forestry crops, such as teak (with single Mycofer® application and combination with bone meal), Sizygium spp. (with single treatment of Mycofer®),

Ficus spp. (with single treatment of Mycofer® and its combination with Bio-organic),

Swietenia macrophylla (with single of treatment of Mycofer® and its combination with fertilizer Suburin, and Gmelina arborea (with single Mycofer® treatment and its combination with 100 % Omega, 50 % Omega + 50 % NPK Plus, and 100 % NPK); with agricultural crops, such as: upland rice (with single Mycofer® treatment and its combination with fertilizer P, fertilizer Si, and fertilizer P + Si), tomato of TC variety and Arthaloka variety (with single Mycofer® treatment and its application with humic acid), Aloe vera and red onion (with single Mycofer® treatment), and soybean (with single Mycofer® and its combination (with Bradyrhizobium japonicum, biostimulant, and Bradyrhizobium japonicum + biostimulant); with plantation crops, such as:

Pogostemon cablin (with single Mycofer® treatment), and cacao (with single Mycofer® treatment and its combination with FA); with bioremediation, such as on tailling media with Leucaena leucocephala (with single Mycofer® treatment and its combination with animal manure and compost fertilizer), with Acacia auriculiformis

(15)

peat soil media which was contaminated by petroleum with Calopogonium mucunoides; in acid soil medium of red yellow podsolic soil with high aluminum content (with single Mycofer® treatment and its combination with Rhizobium in crops of Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, Calopogonium caerelium, and

Centrosema pubescens); livestock forage crops, such as: Setaria splendida (with single Mycofer® application and its combination with fertilizer N-P 25 % DS, 50 % DS, 100 % DS, Azospirillum, Azospirillum + fertilizer N-P 50 % DS, NPK fertilizer dosages of 0.7 g, 2.1 g, and 4.5 g per plant), and Chloris gayana (with single Mycofer® treatment and its combination with NPK fertilizer with dosages of 0.7 g, 1.4 g and 2.1 g per plant.

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan

Hijau Ternak (Kajian Pustaka)” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing yang belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi atau kutipan yang

berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks maupun dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada skripsi ini.

Bogor, Maret 2009

(17)

Judul Skripsi : Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau

Ternak (Kajian Pustaka)

Nama : Diah Nurmalasari

NRP : E14204073

Departemen : Silvikultur

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc NIP. 130 813 800

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kehutanan IPB

Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat, Hidayah, dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penyusunan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana kehutanan dengan judul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan Hijau

Ternak (Kajian Pustaka)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengujian keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas

bimbingan, perhatian, arahan, nasihat, dan segala bantuan yang telah diberikan.

2. Prof. Dr. Ir. Wasrin Syafii, M.Agr sebagai dosen penguji dari Departemen Hasil

Hutan dan Dr. drh. Erna Suzanna, M.Sc.F sebagai dosen penguji dari

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

3. Seluruh staf Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat

Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) IPB dan

Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

4. Seluruh staf Departemen Silvikultur. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Maret 2009

(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 1986

dari Bapak Saliman dan Ibu Kurniasih. Penulis merupakan puteri

kedua dari tiga bersaudara, dengan kakak bernama Nurhayati

Sungkawati dan adik bernama Sugianto.

Penulis memulai pendidikan di SDN Pejaten Timur 03 Jakarta

pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1998. Penulis melanjutkan

ke SLTP Negeri 46 Jakarta dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis

lulus dari SMA Negeri 38 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk

IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Program

Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Pengalaman praktek lapang penulis yaitu, tahun 2007 penulis mengikuti

Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang terdiri dari Praktek Umum

Kehutanan (PUK) di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah dan Praktek Umum

Pengenalan Hutan (PUPH) di Getas, Blora, Jawa Tengah; tahun 2008 penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Aneka Tambang Tbk Unit

Bisnis Pertambangan Emas Pongkor, Bogor, Jawa Barat; dan selama tiga tahun

(2007-2009) penulis menjadi asisten mata kuliah Ekologi Hutan.

Selama menempuh studi di Fakultas Kehutanan IPB, penulis juga aktif

dalam organisasi Rimbawan Pecinta Alam (RIMPALA) dan Sylva Indonesia

(Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB - PCSI IPB). Tahun 2007 penulis menerima

Beasiswa Bantuan Belajar dari Yayasan Supersemar. Tahun 2008 penulis menerima

Beasiswa Unggulan Aktifis dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan

mengikuti program Students Exchange IPB - Universiti Malaysia Sabah (UMS).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis

melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Bioremediasi, dan Pakan

(20)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah SWT penulis telah menyelesaikan

penyusunan tugas akhir ini. Segalanya juga tak lepas dari peran pihak-pihak yang

selama ini hadir di tengah-tengah kehidupan penulis. Untuk itu banyak terima

kasih penulis tujukan untuk:

1. Keluarga tercinta: Bapak dan Ibu, Ene, Kak Nur dan Kak Eko, Anto, dan

Vania, yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

2. Kuan Khing Boon. Terima kasih telah meyakinkanku dan selalu memberiku

semangat serta mengingatkanku untuk berjuang.

3. PW. Teman begadang dan teman senasib seperjuangan.

4. Teman-teman satu bimbingan: Kak Fiki, Wita, Ibal, Atu, dan Iyum. Terima

kasih telah berbagi.

5. Teman-teman Silvikultur 41, spesial untuk Ky, Anna, Ndri, Pie, Harimau,

Mustian, Boy, Hryess, Petejo, Dwi, Daniel, Babeh Fitroh, Bebek, Heru, Tohirin,

Prabu, Chan2, Yoga, A’i, Eka, dan Cyber. Terima kasih atas segalanya.

6. Teman-teman di RIMPALA, spesial untuk R - IX. Terima kasih atas kekeluargaan

dan kebersamaannya.

7. Teman-teman di Sylva Indonesia dan Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB

(PCSI IPB). Terima kasih telah berbagi ilmu, wawasan, dan pengalaman yang

sangat berharga dan tak terlupakan.

8. Teman-teman se-kost-an: Iis, Amel, Estrid, Ulfah, Bunda, Enif, Sika, dan Rani.

Terima kasih atas kebersamaannya.

9. Teman-teman Beasiswa Unggulan Aktivis, spesial untuk Ichank, Amal, Wulan,

Hery, Dordia, Nunu, Vita, dan Dado. Terima kasih atas pemberian semangatnya.

10.Warga Fahutan dan warga IPB semuanya tanpa terkecuali, spesial untuk

Ir. Abimanyu Dipo Nusantara, MP (banyak ilmu baru yang saya dapat dari

bapak), Kak Bayu BDH’39, Tatik SVK’42, Ammar DHH’43, serta Ranti,

Gilang, dan Haris THP’41. Terima kasih atas segala kontribusinya.

11.Serta semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak langsung.

(21)

DAFTAR ISI

Teks Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR ISTILAH ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 1

1.3 Manfaat Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) ... 3

2.2 Mycofer® ... 5

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 6

3.2 Jenis Data ... 6

3.3 Metode Penelitian ... 6

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan ... 7

4.1.1 Jati (Tectona grandis Linn. f.) ... 8

4.1.2 Jambu-jambuan (Sizygium spp.) ... 8

4.1.3 Beringin (Ficus spp.) ... 9

4.1.4 Eboni (Diospyros celebica Bakh.) ... 9

4.1.5 Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.) ... 9

4.1.6 Mahoni daun besar (Swieteniamacrophylla King.) ... 9

4.1.7 Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) ... 10

4.2 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian ... 11

4.2.1Padi Gogo (Oryza sativa L.) ... 13

(22)

4.2.3 Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) ... 13 4.2.4Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.) ... 14 4.2.5 Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) ... 14 4.3 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan ... 15 4.3.1 Nilam (Pogotemon cablin Benth.) ... 16 4.3.2 Kakao (Theobroma cacao L.) ... 16 4.4 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi ... 17 4.4.1 Lamtoro(Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) ... 19 4.4.2 Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth.) ... 19 4.4.3 Gamal (Gliricidia maculata H. B. K.) ... 19 4.4.4 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.) ... 20 4.4.5 Beringin (Ficus sp.) ... 20 4.4.6 Kudzu (Pueraria javanica Benth.) ... 20 4.4.7 Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.) ... 21 4.4.8 Calopo (Calopogonium ceurelium (Benth.) Suav.) ... 22 4.4.9 Centro (Centrosema pubescens Benth.) ... 22 4.5 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau Ternak 23 4.5.1 Setaria (Setaria splendida Stapf.) ... 23 4.5.2 Rhodes (Chloris gayana Kunth.) ... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 26

VI. DAFTAR PUSTAKA ... 27

(23)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Kehutanan ... 30 2. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman

Kehutanan ... 31

3. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Pertanian serta

Serapan Unsur N dan P ... 32

4. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman

Pertanian... 33

5. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Perkebunan ... 34 6. Pengaruh Mycofer® terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman

Perkebunan ... 34

7. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Bioremediasi ... 35 8. Pengaruh Mycofer terhadap Perkembangan Mikoriza pada Tanaman

Bioremediasi ... 37

9. Pengaruh Mycofer® terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakan Hijau Ternak .. 38 10. Pengaruh Mycofer® terhadap Persen Kolonisasi Mikoriza pada Tanaman

Pakan Hijau Ternak ... 38

11. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan ... 39 12. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian ... 40 13. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan ... 41 14. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi .... 42 15. Database Penelitian Aplikasi Mycofer® terhadap Tanaman Pakan Hijau

(25)

DAFTAR ISTILAH

Asam humat : hasil ekstraksi dari hasil akhir dekomposisi bahan organik yang bersifat dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah.

Asam humik : bahan organik yang telah terdekomposisi umumnya berwarna coklat gelap hingga hitam.

Azospirillum : bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen yang hidup bebas di alam dan dapat berasosiasi dengan tanaman rumput-rumputan (seperti jagung, gandum, padi, dan rumput).

Bio-organik : bahan organik (seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sampah organik rumah tangga) yang mengandung nitrogen-organik dalam bentuk protein dan asam amino yang telah melalui proses dekomposisi.

Bioremediasi : upaya penanganan limbah atau pemulihan atau pembersihan tempat tercemar dengan menggunakan bahan hayati dengan memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.

Biostimulan : suatu bahan hayati yang dapat membantu meningkatkan (menstimulasi) dan tidak mengandung polutan sehingga aman bagi lingkungan.

Fosfat alam : Endapan fosfat yang dapat diambil langsung dari alam dapat berupa batuan keras ataupun lunak.

Hidroponik : media tanam yang bukan tanah (misalnya air, gel, kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa) dengan pemberian unsur-unsur hara esensial yang diperlukan tanaman secara terkendali.

Mycofer® : inokulum FMA campuran (Gigaspora rosea (FL-105), Glomus manihotis (INDO-1), Glomus etunicatum (NPI), dan

Acaulospora tuberculata (INDO-2)) dengan media berupa zeolit yang diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor.

Pupuk kandang : pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak dapat berupa kotoran padat, cair, amparan, dan sisa makanan.

Pupuk kompos : pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak atau serasah tumbuhan atau sampah rumah tangga, yang telah mengalami proses pengomposan.

(26)

Pupuk Suburin : nama dagang dari pupuk tablet majemuk lengkap dengan kandungan hara makro (NPK), makro sekunder (Mg, S, Ca) dan hara mikro (diproduksi oleh PT Saribumi Dewata Lestari Bandung Indonesia).

Rhizobium : bakteri yang mampu bersimbiosis dengan tanaman legume sebagai inangnya dengan membentuk bintil akar.

Tailing : limbah atau sisa batu alam dari pengolahan bijih mineral hasil penambangan, umumnya berupa pasir atau batuan berukuran kecil dengan konsentrasi logam berat yang tinggi.

(27)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) atau sebelumnya lebih dikenal dengan

Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) merupakan cendawan yang populer

karena kemampuan asosiasinya yang sangat luas. Sebagian besar tanaman di

dunia berasosiasi dengan fungi ini. Aplikasi FMA telah terbukti berperan bagi

tanaman dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur hara serta berfungsi

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan dan patogen

akar, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Mycofer® (Mycorrhiza Fertilizer) merupakan pupuk hayati yang dikembangkan dari konsorsium beberapa jenis FMA terpilih, yaitu: Gigaspora rosea

(FL-105), Glomus manihotis (INDO-1), Glomus etunicatum (NPI), dan Acaulospora tuberculata (INDO-2). Pupuk tersebut berguna untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan unsur hara terutama fosfat (P) dan air, menjaga ketahanan

tanaman terhadap serangan penyakit dan kekeringan, serta dapat memperkecil

kematian bibit jika dipindahkan ke lapangan. Mycofer® diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan Pusat

Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor.

Penelitian mengenai potensi Mycofer® untuk membantu pertumbuhan tanaman telah banyak dilakukan. Pengumpulan hasil penelitian aplikasi Mycofer® perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan inokulum Mycofer® terhadap tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau

ternak. Selain itu dapat menunjukkan kesinergisan aplikasi Mycofer® dengan tanaman kehutanan, yang selama ini lebih banyak diaplikasikan pada tanaman

pertanian. Sehingga dapat dilakukan pengembangan atau penelitian lanjutan

terhadap penelitian aplikasi Mycofer® yang telah ada.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengujian

(28)

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Men-database penelitian aplikasi Mycofer® baik aplikasi tunggal maupun kombinasinya dengan aplikasi bahan lain.

2. Memberikan informasi aplikasi Mycofer® mengenai dosis, kombinasinya dengan bahan lain, dan jenis tanaman yang sesuai.

3. Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya, sehingga tidak terjadi

(29)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA)

Mikoriza adalah suatu struktur sistem perakaran yang terbentuk sebagai

manifestasi adanya simbiosis mutualisme antara cendawan/fungi (Myces) dan perakaran (Rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Berdasarkan struktur tumbuh dan cara infeksinya pada sistem perakaran tanaman inang (host) mikoriza dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu Ektomikoriza dan Endomikoriza. Di dalam

kelompok Endomikoriza terdapat enam subtype, yaitu: mikoriza arbuscula, ectendo, arbutoid, monotropoid, ericoid, dan orchid. Tipe arbuscula akhir-akhir ini

menjadi perhatian para ahli lingkungan dan biologis, karena fungsinya dalam

membantu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman pada lahan-lahan

marginal (Setiadi 2002).

Fungi akan memperoleh fotosintat dari tanaman inang, sedangkan tanaman

akan menyerap hara lebih banyak karena adanya jalinan hifa yang ekstensif yang

dibentuk oleh mikoriza tersebut. Disamping dapat meningkatkan serapan hara,

baik makro maupun mikro, mikoriza juga dapat meningkatkan resistensi tanaman

terhadap kekeringan dan serangan penyakit (Panduan dan Kumpulan Abstrak

Seminar Nasional dan Workshop Mikoriza 2005).

Menurut An (2007) mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi dari

infeksi patogen akar, dengan mekanisme perlindungan sebagai berikut:

1. Adanya lapisan hifa (mantel) yang dapat berfungsi sebagai pelindung fisik bagi

masuknya patogen

2. Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar

lainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen

3. Mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan

patogen.

Menurut Setiadi (1988) mikoriza tidak merusak atau membunuh tanaman

inangnya tetapi memberikan suatu keuntungan bagi tanaman inang dan sebaliknya

fungi mendapatkan karbohidrat dan faktor pertumbuhan lainnya dari tanaman

(30)

1. Meningkatkan penyerapan unsur hara. Unsur hara makro: N, P, K, Ca, Mg, Fe,

serta unsur hara mikro: Cu, Mn, Zn

2. Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan

3. Meningkatkan ketahanan terhadap serangan patogen akar

4. Memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh

5. Menggantikan sebagian dari kebutuhan pupuk

FMA tergolong dalam kelompok Endomikoriza, dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Perakaran yang terkena infeksi tidak membesar

2. Fungi membentuk struktur lapisan hifa tipis pada permukaan akar, tetapi tidak

setebal mantel pada Ektomikoriza

3. Hifa menyerang (masuk) ke dalam individu sel jaringan korteks

4. Adanya struktur khusus berbentuk oval yang disebut “Vesicles” dan sistem percabangan hifa yang disebut “Arbuscules”.

Menurut Imas et al (1989) di dalam sel-sel yang terinfeksi dibentuk gelung-gelung hifa atau cabang-cabang hifa yang kompleks yang dinamakan arbuskula.

Arbuskula merupakan hasil dari berlimpahnya cabang-cabang hifa dikotom yang

akhirnya tidak dapat dipertahankan lebih lama dalam bentuk cabang dikotom

tersebut, tetapi tampak sebagai massa protoplasma yang berbutir-butir dan

bercampur baur dengan protoplasma sel inang. Arbuskula ini diduga berperan

sebagai pemindah unsur hara diantara simbion-simbion. Struktur-struktur

menggelembung yang dibentuk secara interkalar atau apical seringkali dijumpai

pada hifa-hifa utama, struktur ini dinamakan vesikula. Vesikula mengandung

banyak lemak dan berfungsi terutama sebagai organ simpan. Vesikula ini akan

berkecambah dan bertindak sebagai propagul infektif.

Penggunaan inokulasi FMA akan lebih efektif untuk meningkatkan atau

membangun pertumbuhan tanaman pada kondisi yang serba terbatas baik karena

faktor edapik, klimat, dan aktivitas mikroba yang minim. Hal tersebut ditunjukan

dari percobaan terhadap beberapa tanaman kehutanan yang sering digunakan

dalam kegiatan rehabilitasi lahan. Keuntungan dari penggunan FMA terhadap

tanaman setelah berasosiasi adalah meningkatkan pertumbuhan dan kualitas bibit

(31)

Hasil berbagai kajian menunjukkan bahwa aplikasi mikoriza selain dapat

meningkatkan hasil berbagai tanaman sebesar 25-50%, juga dapat meningkatkan

kesehatan tanaman, kualitas hasil, toleransi terhadap cekaman kekeringan,

efisiensi pemupukan dan ketersediaan hara dalam tanah, serta dapat menekan

perkembangan mikroba patogen dalam tanah (agen hayati). Pemanfaatan FMA

juga telah memperlihatkan kinerja yang baik dalam program rehabilitasi

lahan-lahan kritis termasuk lahan-lahan pasca tambang dan meningkatkan kualitas bibit

tanaman kehutanan (AMI 2004).

2.2 Mycofer®

Mycofer® (Mycorrhiza Fertilizer) merupakan pupuk hayati yang dikembangkan dari konsorsium beberapa jenis FMA terpilih, yaitu Gigaspora rosea (FL-105), Glomus manihotis (INDO-1), Glomus etunicatum (NPI), dan

Acaulospora tuberculata (INDO-2). Mycofer® merupakan inokulum FMA dengan media berupa zeolit yang diproduksi dan telah diujicobakan secara luas oleh

Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan Pusat Penelitian Sumberdaya

Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor. Manfaat dari

Mycofer, antara lain:

1. Meningkatkan pertumbuhan tanaman

2. Meningkatkan kualitas semai bibit

3. Meningkatkan daya hidup bibit setelah transplanting (penyapihan) 4. Meningkatkan penyerapan posfat dari tanah ke tanaman

5. Mengefisiensikan penyerapan unsur hara makro, mikro, dan air

6. Memperluas daerah menyerapan akar

7. Meningkatkan asimilasi karbon, fitohormon, dan transfer nutrisi

8. Membantu pembentukan akar baru dan memperbaiki morfologi akar

9. Melindungi akar dari serangan patogen

10. Memperbaiki struktur tanah (drainase dan aerasi)

(32)

III.

METODOLOGI

3.1Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2008 di

perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan Pusat Penelitian

Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor.

3.2Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan hasil penelitian aplikasi Mycofer® pada tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau ternak, yang berupa skripsi, tesis, dan

disertasi.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis

hasil penelitian aplikasi Mycofer®, yaitu dengan tahapan sebagai berikut:

1. Semua hasil penelitian aplikasi Mycofer® berupa skripsi, tesis, dan disertasi yang terdapat pada perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan

Lingkungan PPSHB IPB dikumpulkan.

2. Dilakukan pengelompokan hasil penelitian berdasarkan aspek tanaman, yaitu

tanaman kehutanan, pertanian, perkebunan, bioremediasi, dan pakan hijau

ternak.

3. Hasil penelitian setiap kelompok aspek tanaman digabungkan dalam tabel.

No. Nama Spesies Perlakuan Parameter

4. Untuk mengetahui dengan jelas respon dari aplikasi Mycofer® dibuat tabel pengaruh Mycofer®.

No. Nama Spesies Perlakuan Respon

5. Dibuat tabel database.

(33)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:33.612.132.509.163.651.2]

4.1 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan Tabel 1. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan

No Nama Spesies Perlakuan Respon

Pertumbuhan DHT PKM

1 Jati (Tectona grandis Linn. f.)

Mycofer®1 + td +

Mycofer® + tepung tulang1 + td +

Mycofer®2 Klon 03*

+ td +

Klon 21** + td +

Biostimulan

(Mycofer® + asam humat)3 -

td

+

Biostimulan + pupuk

omega3 -

td

tn

2 Jambu-jambuan (Sizygium spp.)

Mycofer®4 - td +

Mycofer®+ Bio-organik4 + td +

3 Beringin (Ficus spp.)

Mycofer®4 + td +

Mycofer® + Bio-organik4 + td +

4

Eboni (Diospyros celebica Bakh.)

Mycofer®4 - td +

Mycofer®+ Bio-organik4 - td +

5

Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.)

Mycofer®4 tn td +

Mycofer®+ Bio-organik4 tn td +

6 Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King.)

Mycofer®5 + + +

Glomus agregatum

(OG-105)5 - - +

Mycofer®+ pupuk Suburin5 + + +

Glomus agregatum

(OG-105) + pupuk Suburin5 + + +

7

Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)

Mycofer®6 + td +

Mycofer®+ P16 + td +

Mycofer®+ P26 + td +

Mycofer®+ P36 + td -

Keterangan:

+ = respon positif terhadap kontrol DHT = daya hidup tanaman - = respon negatif terhadapkontrol PKM = persen kolonisasi mikoriza

tn = tidak nyata P1 = 100% Omega

td = tidak diamati P2 = 50% Omega + 50% NPK Plus * = bibit jati klon asal KPH Saradan P3 = 100% NPK

** = bibit jati klon asal KPH Cepu

(34)

4.1.1 Jati (Tectona grandis Linn. f.)

Bibit jati yang diinokululasi Mycofer® menunjukkan respon yang positif pada pertumbuhan jati dan persen kolonisasi mikoriza. Pemberian inokulum Mycofer® yang dikombinasikan dengan tepung tulang sebanyak 5 gram per semai yang

diberikan di sekitar akar, terbukti dapat lebih meningkatkan pertumbuhan dan persen

kolonisasi mikoriza (Sangadji 2004). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara

FMA dengan tepung tulang bekerja dengan sinergis, sehingga dapat lebih

memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan semai jati.

Pemberian inokulum Mycofer® pada bibit jati klon 03 asal KPH Saradan dan bibit jati klon 21 asal KPH Cepu dapat meningkatkan pertumbuhan jati dan

persen kolonisasi mikoriza. Selain itu pemberian inokulum Mycofer® pada klon jati 03 asal KPH Saradan dapat menyebabkan ketergantungan jati tersebut

terhadap mikoriza tinggi, yaitu sebesar 71%, yang berarti bahwa jati tersebut

sangat membutuhkan mikoriza untuk meningkatkan pertumbuhannya. Sedangkan

aplikasi Mycofer® pada jati klon 21 asal KPH Cepu hanya mampu membuat bibit jati cukup tergantung terhadap mikoriza. Hal ini ditunjukkan dengan nilai RMD

(Relative Mycorrhizal Dependency), yaitu sebesar 33% (Suraya 2002).

Pemberian inokulum Mycofer® yang dikombinasikan dengan aplikasi bahan lain tidak selalu memberikan dampak yang positif. Pemberian biostimulan yang

merupakan kombinasi asam humat dengan Mycofer® (Mycofer® : asam humat = 1 : 4) dosis 10 gram per semai menunjukkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan

semai. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan biostimulan dan pupuk Omega (Firmansyah 2004). Sehingga dapat

diketahui bahwa penambahan biostimulan dan yang dikombinasikan dengan pupuk

omega tidak sinergis bahkan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan

jati. Dengan kata lain Mycofer® kurang sesuai bila diaplikasikan bersama asam humat (Mycofer® : asam humat = 1 : 4) pada tanaman jati.

4.1.2 Jambu-jambuan (Sizygium spp.)

Inokulasi Mycofer® dengan dosis 10 gram per semai Sizygium spp. hanya berdampak positif terhadap persen kolonisasi mikoriza. Peningkatan persen

(35)

50 ml per semai) berdampak positif terhadap pertumbuhan semai dan persen

kolonisasi mikoriza (Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sesuai bila dikombinasikan dengan Bio-organik untuk diaplikasikan pada Sizygium

spp., karena dapat meningkatkan pertumbuhan semai Sizygium spp.

4.1.3 Beringin (Ficus spp.)

Inokulasi Mycofer® dengan dosis 10 gram per semai berdampak positif terhadap pertumbuhan semai Ficus spp. dan persen kolonisasi mikoriza. Kombinasi Mycofer® dengan Bio-organik pada dosis 50 ml per semai lebih menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan semai dan persen kolonisasi mikoriza

(Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sesuai bila dikombinasikan dengan Bio-organik untuk diaplikasikan pada Ficus spp. karena dapat meningkatkan pertumbuhan semai Ficus spp.

4.1.4 Eboni (Diospyros celebica Bank.)

Baik inokulasi Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada semai D. celebica hanya berpengaruh positif pada persen kolonisasi mikoriza. Namun belum mampu meningkatkan pertumbuhan semai

(Alfandy 2006). Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada D. celebica kurang kompatibel terhadap pertumbuhan tanaman.

4.1.5 Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze.)

Inokulasi Mycofer® tunggal dan yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada semai I. bijuga tidak memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan semai. Namun mampu meningkatkan persen pertumbuhan semai (Alfandy 2006). Hal

ini menunjukkan bahwa aplikasi Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan Bio-organik pada I. bijuga kurang kompatibel terhadap pertumbuhan semai.

4.1.6 Mahoni daun besar (Swieteniamacrophylla King.)

Inokulasi Mycofer® berdampak positif terhadap pertumbuhan, daya hidup, dan persen kolonisasi mikoriza semai S. macrophylla. Sedangkan pada semai mahoni dengan perlakuan Glomus agregatum (OG-105) hanya menunjukkan respon positif pada persen kolonisasi mikoriza, namun dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan

(36)

asal Mycofer® lebih efektif meningkatkan pertumbuhan S. macrophylla dibandingkan dengan mikoriza G. agregatum (OG-105). Penambahan pupuk Suburin secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan, daya hidup, dan persen kolonisasi mikoriza.

Pupuk Suburin yang digunakan mengandung unsur N, P, dan K (N : P : K = 25 : 5 : 6).

Dosis yang diberikan, yaitu 10 gram, 20 gram, dan 30 gram per tanaman. Pemberian

pupuk Suburin dengan dosis 30 gram per tanaman menyebabkan penurunan persen

kolonisasi mikoriza.

4.1.7 Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)

Aplikasi Mycofer® tunggal memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza pada semai G. arborea. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan 100% pupuk Omega mampu meningkatkan pertumbuhan semai dan persen kolonisasi mikoriza melebihi hasil yang ditunjukkan

oleh aplikasi Mycofer® tunggal.

Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan 50% Omega + 50% NPK Plus (kandungan NPK 12,5%) juga menunjukkan respon pertumbuhan dan persen

kolonisasi mikoriza yang positif. Sedangkan aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan 100% NPK menunjukkan hasil yang hampir sama dengan

(37)
[image:37.612.133.516.134.664.2]

4.2 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian

Tabel 2. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian

No Nama Spesies Perlakuan Respon

Pertumbuhan KTSP SH PKM

1

Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Mycofer®1 + td td +

Mycofer® + P1 + td td +

Mycofer® + Si1 + td td tn

Mycofer® + P + Si1 + td td tn

2

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)*

V. Johnie + Mycofer® 2 - td td + V. Johnie + Mycofer® +

Asam Humik2 tn td td +

V. Rommel + Mycofer®

2 tn td td +

V. Rommel + Mycofer®

+ Asam Humik2 tn td td +

V. TC + Mycofer® 2 + td td +

V. TC + Mycofer® +

Asam Humik2 + td td +

V. Nemo Netta +

Mycofer2 tn td td +

V. Nemo Netta + Mycofer + Asam Humik2

- td td +

V. Arthaloka +

Mycofer2 + td td +

V. Arthaloka + Mycofer

+ Asam Humik2 + td td +

3

Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.)

Mycofer3 + + td +

Mikoriza asal rhizosfer

nenas3 + + td +

4 Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.)

Mycofer4 + td + +

Glomus manihotis

(INDO-1)4 + td + +

5

Kedelai (Glycinemax (L.) Merr.)

Mycofer5 + td + +

Mycofer + BradyRhizobium japonicum5

+ td + +

Mycofer + biostimulan5 + td + +

Mycofer + BradyRhizobium japonicum + biostimulan5

(38)

Keterangan:

KTSP = ketahanan terhadap serangan penyakit SH = serapan hara N dan P

PKM = persen kolonisasi mikoriza + = respon positif terhadap kontrol - = respon negatif terhadap kontrol ∗ = sistem hidroponik

tn = tidak nyata td = tidak diamati

Sumber: 1Saragih 2005, 2Halid 2004, 3Sasli 2008, 4Shamdas 2002, 5Fitriatin 1999.

4.2.1 Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Inokulasi Mycofer® dapat meningkatkan pertumbuhan dan persen kolonisasi mikoriza pada Padi Gogo dengan media tanah ultisol. Begitu pula kombinasinya

dengan pupuk P (Pupuk SP-36). Sedangkan aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan pupuk Si (Waterglass (Na2SiO3) dan Pupuk P + pupuk Si hanya memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan semai, namun dengan nilai yang lebih tinggi dari

aplikasi Mycofer® tunggal (Saragih 2005). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk cukup sinergis dengan aplikasi Mycofer®.

4.2.2 Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)

Inokulasi Mycofer® dan kombinasinya dengan asam humik yang diberikan pada tomat dengan sistem hidroponik secara umum mampu meningkatkan persen

kolonisasi mikoriza pada kelima varietas yang diujikan. Namun pada tomat

varietas Johnie yang diinokulum Mycofer® dan Nemo Netta yang diinokulasi dengan Mycofer® yang dikombinasikan dengan asam humik menunjukkan respon pertumbuhan yang negatif. Respon pertumbuhan yang positif hanya ditunjukkan

oleh tomat varietas TC dan Arthaloka, baik pada perlakuan Mycofer® tunggal maupun yang dikombinasikan dengan asam humik (Halid 2004). Meskipun persen

kolonisasi mikoriza yang ditunjukkan memiliki nilai yang rendah, namun dengan

nilai tersebut telah mampu menigkatkan pertumbuhan tanaman tomat, terutama

pada variabel bobot buah. Hal yang diutamakan oleh produksi tanaman buah

adalah bobot buah. Sehingga dapat dikatakan bahwa aplikasi Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan asam humik cukup efektif dalam meningkatkan

(39)

4.2.3 Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.)

Inokulasi Mycofer® pada lidah buaya dapat meningkatkan pertumbuhan, ketahanan terhadap serangan penyakit, dan persen kolonisasi mikoriza lidah buaya.

Nilai RMD lidah buaya terhadap Mycofer®, yaitu sebesar 12%, hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan lidah buaya terhadap mikoriza rendah. Sedangkan lidah

buaya yang diinokulasi mikoriza asal rhizosfer nenas (terdiri dari genus Glomus,

Acaulospora, dan Gigaspora) mengalami peningkatan pertumbuhan, ketahanan terhadap serangan penyakit, dan persen kolonisasi mikoriza dengan nilai yang lebih

tinggi dibandingkan dengan Mycofer®. Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza asal rhizosfer nenas dapat berkembang lebih baik daripada Mycofer® pada inang lidah buaya yang ditanam pada lahan gambut. Nilai RMD yang ditunjukkan yaitu sebesar

26% (Sasli 2008). Hal ini menunjukkan bahwa lidah buaya cukup tergantung

terhadap mikoriza asal rhizosfer nenas.

Lidah buaya yang terinokulasi mikoriza lebih tahan terhadap penyakit busuk

lunak. Aplikasi Mycofer® pada lidah buaya dapat menurunkan penyakit busuk lunak sebesar 66% terhadap kontrol. Sedangkan aplikasi mikoriza asal rhizosfer

nenas dapat menurunkan penyakit busuk lunak sebesar 76% terhadap kontrol.

Penyakit busuk lunak yang menyerang lidah buaya ini berasal dari patogen tanah

yang disebabkan oleh bakteri Erwinia chrysanthemi.

4.2.4 Bawang Merah (Allium ascalonicum O. Fedtsch.)

Aplikasi Mycofer® pada bawang merah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan, serapan hara N dan P, serta persen kolonisasi mikoriza.

Sedangkan aplikasi Glomus manihotis meskipun menunjukkan peningkatkan pertumbuhan, serapan hara N dan P, serta persen kolonisasi mikoriza, namun

dengan nilai yang lebih rendah dari aplikasi Mycofer® (Shamdas 2002). Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza Mycofer® dapat berkembang lebih baik dibandingkan G. manihotis pada inang bawang merah. Nilai RMD aplikasi Mycofer® juga lebih tinggi, yaitu sebesar 29% dibandingkan RMD aplikasi G. manihotis, yaitu sebesar 27%. Hal ini menjelaskan bahwa nilai ketergantungan bawang merah terhadap Mycofer® lebih tinggi dibandingkan terhadap G. manihotis.

(40)

4.2.5 Kedelai (Glycinemax (L.) Merr.)

Aplikasi Mycofer® pada tanaman kedelai dengan media tanah gambut mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan, serapan hara N dan P, serta

persen kolonisasi mikoriza, namun dengan nilai yang jauh lebih rendah bila

dibandingkan dengan kombinasinya dengan bahan lain. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan BradyRhizobium japonicum dan biostimulan pada kedelai menunjukkan hasil terbaik dari semua perlakuan yang diujikan. Biostimulan yang

digunakan yaitu Bio-grow-3 (campuran dari 3 ml Nature’s Bio Concentrate dan 2 ml

Nature’s Bio Calcium), dengan dosis 3 ml per pot. Nature’s Bio Concentrate

merupakan biostimulan yang mengandung sejumlah bakteri, enzim, dan asam amino.

Sedangkan Nature’s Bio Calcium merupakan biostimulan yang mengandung kalsium

(BioFlora International Inc, USA, 1997 dalam Fitriatin 1999). B. japonicum yang digunakan berasal dari biakan murni yang diisolasi dari bintil akar kedelai kultivar

Wilis yang mampu beradaptasi dengan tanah gambut, dengan dosis 10 ml per pot.

Jumlah bintil akar efektif meningkat karena adanya kesesuaian inokulan dengan

(41)
[image:41.612.134.500.113.426.2]

4.3 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan Tabel 3. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan

No Nama Spesies Perlakuan

Respon Pertumbuhan Persen Kolonisasi Mikoriza 1 Nilam (Pogostemon cablin Benth.)

Glomus agregatum1

P / 1 hari + +

P / 7 hari - +

Mycofer®1 P / 1 hari + +

P / 7 hari - m

2

Kakao (Theobroma cacao L.)

Mycofer®2 + tn

Mycofer® + FA2 tn +

FMA indigenous Manokwari2

+ tn

FMA indigenous

Manokwari + FA2 tn +

Cekaman kekeringan + Mycofer®3

100% AT + +

85% AT + +

70% AT + +

55% AT + +

Keterangan:

+ = respon positif terhadap kontrol - = respon negatif terhadap kontrol tn = tidak nyata

td = tidak diamati

m = mati

Sumber: 1Aini 2004, 2Suparno 2008, 3Sasli 1999.

4.3.1 Nilam(Pogostemon cablin Benth.)

Inokulasi Mycofer® hanya memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan

Glomus agregatum pada beberapa variabel pertumbuhan dengan frekuensi penyiraman normal. Pada kondisi cekaman kekeringan, tanaman yang diinokulasi

dengan Mycofer® cenderung memberikan hasil yang negatif dan lebih rendah (bahkan kematian lebih cepat) dibandingkan G. agregatum (Aini 2004). Sehingga dapat diketahui bahwa tanaman nilam lebih sesuai berasosiasi dengan G. agregatum

dibandingkan dengan Mycofer®. Inokulasi mikoriza tidak mampu meningkatkan kemampuan adaptasi tanaman nilam terhadap cekaman kekeringan, dengan iklim

(42)

4.3.2 Kakao (Theobroma cacao L.)

Aplikasi mikoriza baik Mycofer® maupun FMA indigenous Manokwari dapat meningkatkan pertumbuhan semai kakao. Namun aplikasi Mycofer® lebih efektif meningkatkan pertumbuhan kakao dibandingkan dengan FMA indigenous

Manokwari. Kedua mikoriza ini menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap

kontrol pada persen kolonisasi mikoriza. Kombinasinya dengan pupuk fosfat alam

(FA) asal Ayamaru tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap kontrol

pada pertumbuhan semai. Namun menunjukkan hasil yang positif pada persen

kolonisasi mikoriza (Suparno 2008). Pupuk FA asal Ayamaru dengan dosis 9,52 g

per bibit dapat dijadikan pupuk alternatif sumber P pada bibit kakao karena

menyebabkan persen kolonisasi mikoriza meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa

dosis tersebut merupakan dosis yang sesuai.

Pada kondisi tercekam kekeringan aplikasi Mycofer® terbukti dapat meningkatkan adaptasi semai kakao terhadap cekaman kekeringan (Sasli 1999).

Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan dan persen kolonisasi

mikoriza, meskipun jumlah air tersedia hanya 55% saja. Secara umum persen

kolonisasi mikoriza cukup tinggi yang menunjukkan bahwa mikoriza dapat

(43)
[image:43.612.134.509.121.591.2]

4.4 Pengaruh Inokulum Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi Tabel 4. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi

No Nama Spesies Perlakuan Respon

Pertumbuhan SH DHT PKM

1

Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.)

Media tailing +

Mycofer®1 + td td td

Media tailing + pupuk

kandang + Mycofer®1 + td td td

Media tailing + pupuk

kompos + Mycofer®1 + td td td

2 Akasia (Acacia auriculiformis A.Cunn. ex Benth.)

Media tailing +

Mycofer®1 - td td td

Media tailing + pupuk

kandang + Mycofer®1 + td td td

Media tailing + pupuk

kompos + Mycofer®1 tn td td td

3

Gamal (Gliricidia maculata H. B. K.)

Media tailing +

Mycofer®1 + td td td

Media tailing + pupuk

kandang + Mycofer®1 + td td td

Media tailing + pupuk

kompos + Mycofer®1 + td td td

4

Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)

Media tailing +

Mycofer®1 - td td td

Media tailing + pupuk

kandang + Mycofer®1 - td td td

Media tailing + pupuk

kompos + Mycofer®1 - td td td

5 Beringin (Ficus sp.)

Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2

+ td + +

Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2

+ td + +

Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2

+ td + +

Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2

(44)

(Lanjutan 4.)

No Nama Spesies Perlakuan Respon

Pertumbuhan SH DHT PKM

6

Kudzu (Pueraria javanica Benth.)

Tanah tercemar minyak bumi 5% + Mycofer®2

tn td + +

Tanah tercemar minyak bumi 15% + Mycofer®2

tn td + +

Tanah tercemar minyak bumi 30% + Mycofer®2

tn td + +

Tanah tercemar minyak bumi 45% + Mycofer®2

tn td + +

Mycofer®3 + + td +

Mycofer® +

Rhizobium3 + + td +

Mycofer® + Rhizobium

+ asam humat3 tn tn td tn

7

Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.)

Media tanah tercemar minyak bumi + Mycofer®4

+ td td td

Mycofer®3 + + td +

Mycofer® +

Rhizobium3 + + td +

Mycofer® + Rhizobium

+ asam humat3 tn tn td tn

8

Kalopo (Calopogonium caerelium (Benth.) Suav.)

Mycofer®3 + + td +

Mycofer® +

Rhizobium3 + + td +

Mycofer + Rhizobium

+ asam humat3 tn tn td tn

9

Sentro (Centrosema pubescens Benth.)

Mycofer®3 + + td +

Mycofer® +

Rhizobium3 + + td +

Mycofer® + Rhizobium

+ asam humat3 tn tn td tn

Keterangan:

SH = serapan hara N dan P DHT = daya hidup tanaman PKM = persen kolonisasi mikoriza + = respon positif terhadap kontrol - = respon negatif terhadap kontrol tn = tidak nyata

td = tidak diamati

(45)

4.4.1 Lamtoro(Leucaena leucocephala (Lam.) deWit)

Inokulasi Mycofer® pada media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) mampu meningkatkan meningkatkan

pertumbuhan. Kombinasinya dengan pupuk kompos (tailing : pupuk kompos = 9 : 1) jauh lebih efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman ini bila dibandingkan

dengan aplikasi Mycofer® tunggal dan kombinasinya dengan pupuk kandang (tailing : pupuk kandang = 9 : 1) (Badri 2004). Sehingga dapat diketahui bahwa Mycofer® cukup efektif bersimbiosis dengan lamtoro pada media tailing dengan pupuk kandang maupun dengan pupuk kompos.

4.4.2 Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth.)

Aplikasi Mycofer® pada media tanam berupa tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) menunjukkan dampak negatif

terhadap pertumbuhan A. auriculiformis. Aplikasi Mycofer® pada media tanam berupa campuran tailing dengan pupuk kandang (9 : 1) mampu meningkatkan pertumbuhan. Namun aplikasi Mycofer® pada media tailing dengan pupuk kompos (9 : 1) tidak menunjukkan hasil yang nyata (Badri 2004). Hal ini mengindikasikan

bahwa Mycofer® tidak cukup efektif bersimbiosis dengan A. auriculiformis pada media tailing berupa materi sisa bahan galian dari pertambangan timah.

4.4.3 Gamal (Gliricidia maculata H. B. K.)

Inokulasi Mycofer® pada G. maculata dengan media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) mampu meningkatkan pertumbuhan

tanaman. Kombinasinya dengan pupuk kandang maupun dengan pupuk kompos

(tailing : pupuk kandang = tailing : pupuk kompos = 9 : 1) juga menunjukkan respon yang positif terhadap pertumbuhan, namun memberikan hasil yang lebih rendah bila

dibandingkan dengan inokulasi Mycofer® tunggal, meskipun cukup baik bila dibandingkan dengan control (Badri 2004). Hal ini mengindikasikan bahwa

Mycofer® tunggal cukup efektif bersimbiosis dengan G. maculata pada media tailing

(46)

4.4.4 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)

Secara umum inokulasi Mycofer® tunggal maupun kombinasinya dengan pupuk kandang atau pupuk kompos (tailing : pupuk kandang = tailing : pupuk kompos = 9 : 1) pada P. falcataria dengan media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) menunjukkan dampak negatif (Badri 2004). Hal

ini mengindikasikan bahwa Mycofer® tidak cukup efektif bersimbiosis dengan

P. falcataria pada media tailing (materi sisa bahan galian dari pertambangan timah Dabo Singkep) berupa materi sisa bahan galian dari pertambangan timah.

4.4.5 Beringin (Ficus sp.)

Inokulum Mycofer® yang diberikan pada tanah tercemar minyak bumi 5% - 45% terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan semai Ficus sp. Minyak bumi yang digunakan berasal dari lapangan minyak Minas, dengan kandungan TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) 96,71%. Kolonisasi mikoriza yang terbentuk pada akar

Ficus sp. menunjukkan peningkatan meskipun menunjukkan hasil yang rendah (dibawah 40%), namun telah mampu meningkatkan pertumbuhan Ficus sp. Selain itu dengan inokulasi Mycofer® dapat meningkatkan daya hidup Ficus sp. pada media tanam yang tercemar minyak bumi hingga konsentrasi 45%. Tanaman Ficus

sp. juga dapat tumbuh dan berkembang secara normal yang ditunjukkan oleh

kemampuan tanaman untuk membentuk daun baru. Sedangkan kontrol hanya

dapat bertahan pada pencemaran minyak bumi 5% saja (Ervayenri 2005). Hal ini

menunjukkan bahwa Ficus sp. yang telah diinokulasi Mycofer® dapat digunakan untuk bioremediasi lahan tercemar minyak bumi.

4.4.6 Kudzu (Pueraria javanica Benth.)

Inokulum Mycofer® yang diberikan pada tanah tercemar minyak bumi yang berasal dari lapangan minyak Minas dengan kandungan TPH 96,71% dengan

(47)

telah diinokulasi Mycofer® dapat digunakan untuk bioremediasi pada lahan tercemar minyak bumi.

Aplikasi Mycofer® tunggal mampu meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara N dan P pada P. javanica dengan media tanam berupa tanah masam podsolik merah kuning (PMK) yang tinggi akan kandungan Al. Persen kolonisasi mikoriza

akibat aplikasi Mycofer® ini juga mengalami peningkatan. Aplikasi Mycofer® yang dikombinasikan dengan Rhizobium juga menunjukkan respon pertumbuhan dan serapan hara N dan P yang positif. Sedangkan aplikasi Mycofer® dengan kombinasi

Rhizobium dan asam humat tidak menunjukkan pengaruh nyata. Dosis yang diberikan, yaitu asam humat 5% sebanyak 125 ml disemprotkan pada kotak tempat

tumbuh P. javanica dengan ukuran kotak sebesar 90 cm x 60 cm x 30 cm (Utama 2004). Hal ini menunjukkan bahwa Mycofer® cukup sinergis bila dikombinasikan dengan Rhizobium, namun tidak sinergis bila dikombinasikan lagi dengan asam humat.

4.4.7 Kalopogonium (Calopogonium mucunoides Desv.)

Aplikasi Mycofer® dapat meningkatkan pertumbuhan C. mucunoides pada media tanah tercemar minyak bumi jauh di atas kontrol. Akan t

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Kehutanan
Tabel 2. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Pertanian
Tabel 3. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Perkebunan
Tabel 4. Pengaruh Mycofer® terhadap Tanaman Bioremediasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam

Bagi Investor, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Kinerja pada Bank Umum

Anak normal dan cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil atau premature, sudah mati dan menjadi lembek atau

Hal ini sesuai dengan teori bahwa AV terjadi pada pria dengan kisaran umur 16-19 tahun (Wasitaatmadja, 2011) karena pada laki-laki umur 16-19 tahun adalah waktu

Proses gasifikasi juga dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintesa walaupun prosesnya lebih rumit karena bahan baku padat seperti batubara berpotensi

Kami pertama- tama mempertimbangkan rantai pasokan serial servermulti satu tahap dan menemukan ekspresi bentuk untuk pemenuhan pembagian waktu.Untuk masalah multi-tahap

Kísérletet tettünk arra is, hogy bemutassuk azokat az irányokat, amelyek a földrajzoktatás nemzetközi szemléletét tükrözik a Nemzetközi Földrajzi Olimpia és magyar

Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa goresan tangan huruf Korea untuk mengidentifikasi sesuai dengan karakteristik dari tiap goresannya dengan menggunakan