commit to user Skripsi
Oleh :
Yulian Adi Setyono K2308063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA
KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU DARI MINAT BACA SISWA
commit to user
ii Oleh :
Yulian Adi Setyono K2308063
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA
KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU DARI MINAT BACA SISWA
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Yulian Adi Setyono
NIM : K2308063
Jurusan/Program Studi : P.MIPA/Pendidikan Fisika
Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU DARI MINAT BACA SISWA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Desember 2012
Yang membuat pernyataan
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 12 Desember 2012
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D NIP. 19670802 200012 1 001
Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd NIP. 19751003 200501 2001
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 27 Desember 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua Sekretaris Anggota I Anggota II : : : : Drs. Supurwoko, M.Si
Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M.Pd
Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D
Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd
( )
( )
( )
( )
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
vi ABSTRAK
Yulian Adi Setyono. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA BULETIN DALAM BENTUK BUKU SAKU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MATERI GAYA DITINJAU DARI MINAT BACA SISWA. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran Fisika kelas VIII pada materi Gaya ditinjau dari aspek materi, konstruk, dan bahasa serta minat baca siswa.
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian ini menggunakan model pengembangan model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif yang menunjukkan tahapan-tahapan yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Jenis data yang diperoleh bersifat kualitatif dan kuantitatif yaitu angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan berupa buletin Fisika dalam bentuk buku saku memiliki kriteria sangat baik berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli bahasa Indonesia, dan ahli media memberikan rata-rata penilaian sebesar 86,56%. Media pembelajaran yang dikembangkan juga memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari peningkatan minat baca siswa. Hal ini terbukti pada hasil angket minat baca awal dan akhir yang diberikan kepada siswa yang memberikan rata-rata peningkatan sebesar 11,13%. Selain itu juga dianalisis dengan menggunakan uji-t berpasangan terhadap data masing-masing kelompok uji coba untuk mengetahui signifikansi dari peningkatan minat baca siswa. Untuk uji coba perorangan diperoleh hasil perhitungan thitung = 6,957 > ttabel = 1,943 dan nilai Sig. = 0,001 < 0,05 yang berarti
sangat signifikan. Untuk kelompok kecil didapatkan hasil perhitungan bahwa
thitung = 7,848 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05 yang berarti sangat
signifikan. Untuk kelompok besar juga didapatkan hasil perhitungan bahwa thitung
= 20,214 > ttabel = 1,725 dan nilai Sig. = 0,000 < 0,05 yang berarti sangat
signifikan. Simpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari aspek materi, konstruk, dan bahasa serta minat baca siswa.
commit to user
vii ABSTRACT
Yulian Adi Setyono. DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA IN POCKET BOOK BULLETIN FOR PHYSICS LEARNING CLASS VIII ON THE FORCE SUBJECT REVIEWED FROM STUDENTS INTEREST IN READING. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University. December 2012.
The purpose of this research is to develop learning media such as pocketbook bulletin for learning Physics class VIII on the force subject since reviewed from aspect of subject, constructs, and language also students interest in reading.
This research includes the development of research that uses methods of Research and Development (R&D). This research uses procedural development model is a descriptive model that shows the steps that must be followed to produce a product in learning media. The type of data obtained is qualitative and quantitative through questionnaires and interviews. The data analysis technique used is descriptive qualitative and quantitative analysis.
The results of research showed that the learning media such as pocket book bulletin developed that has very good criteria based on the assessment of the expert material, Indonesian experts and media experts gave an average rating of 86.56%. Learning media developed has also criteria very well when viewed from increase of students interest in reading. This is proved in the results of questionnaires initial and final reading is given to students who provide an average increase of 11.13%. It also analyzed using paired t-test sample to the data of each tryout group to determine the significance of the increase students interest in reading. For the individual test results of calculations obtained thitung = 6.957 >
ttabel = 1.943 and Sig. = 0.001 < 0.05, which means very significant. For a small
group obtained results of calculations that thitung = 7.848 > ttabel = 1.725 and Sig. =
0.000 < 0.05, which means very significant. For a class group also found that the calculation results thitung = 20.214 > ttabel = 1.725 and Sig. = 0.000 < 0.05, which
means very significant. The conclusion from this research is learning media in pocket book bulletin that has criteria very good since reviewed from aspect of subject, constructs, and language also students interest in reading.
commit to user
viii MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 6) “…Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR. Muslim)
”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ( QS. Ar-Ra’du:11) ”Rebutlah kesempatan selagi ada dan pastikan dapat meraihnya.” (Penulis)
“Selagi ada kemauan, pasti Allah SWT akan memberi jalan. Believe and do it ! (Penulis)
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Ibu dan Ayahku tercinta, terima kasih atas doa, dukungan dan semangatnya.
Kakak dan adikku tersayang (Yuni dan Wati). Sahabat-sahabatku Aris, Dwi Is, Wahyu,
Huda, Ilham, Danang, Luki atas bantuan dan kebersamaannya
Keluarga Besar Cophy Ende ’08 atas kebersamaannya selama ini.
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun Skripsi.
3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun Skripsi.
4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun Skripsi.
5. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. dan Ibu Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd. Selaku Pembimbing atas kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan yang luar biasa sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Drs. Bambang Dwi Tantyo Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mojogedang yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Bapak Drs. Suriyanto, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Jaten
yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Bapak Sukinto, S.IP, S.Pd, MM. Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kebakkramat yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan tryout angket penelitian.
commit to user
xi
9. Bapak Drs. Joko Sumartono Selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 1 Mojogedang yang telah memberikan waktu, pengarahan, dan bimbingan selama peneliti melakukan penelitian.
10. Ibu Titik Susilowati, S.Pd Selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 1 Jaten yang telah memberikan waktu, pengarahan, dan bimbingan selama peneliti melakukan penelitian.
11. Siswa-siswi kelas VIIID, VIIIF, dan VIIIG SMP Negeri 1 Mojogedang dan siswa-siswi kelas VIIID, VIIIF, dan VIIIG SMP Negeri 1 Jaten atas bantuan dan kerjasamanya.
12. Ibu, Bapak, Mbak Yuni dan Wati serta semua keluargaku yang telah memberikan do’a restu dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku POWER RANGER, KPKC, BDK 41, Kestari ’10 dan SIRINE ’11 untuk kebersamaan, pengalaman dan bantuannya
14. Teman-teman Pendidikan Fisika atas kebersamaan, bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Desember 2012 Penulis
commit to user xii DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN ABSTRACT ... vii
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Spesifikasi produk yang Dikembangkan ... 5
G. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Media Pembelajaran ... 7
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 7
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 8
c. Macam Macam Media Pembelajaran ... 12
commit to user
xiii
e. Pengembangan Media Pembelajaran ... 18
f. Evaluasi Media Pembelajaran ... 19
2. Buletin ... 21
3. Buku Saku (Pocket Book) ... 22
4. Materi Gaya ... 23
5. Minat Baca ... 31
6. CorelDRAW X5 ... 34
B. Penelitian yang Relevan ... 36
C. Kerangka Berpikir ... 38
D. Pertanyaan Penelitian ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Model Pengembangan ... 40
B. Prosedur Pengembangan ... 40
1. Analisis kebutuhan ... 42
2. Rancangan Awal Pembuatan Media ... 42
3. Pengumpulan Data rancangan ... 42
4. Pembuatan Desain Media ... 42
5. Pembuatan Media ... 43
6. Validasi ... 43
7. Revisi ... 44
8. Pengujian ... 44
C. Uji Coba Produk ... 44
1. Desain dan Subyek Uji Coba ... 44
2. Jenis Data ... 45
3. Teknik Pengambilan Data ... 45
4. Instrumen Pengambilan Data ... 46
a. Instrumen Penelitian ... 46
b. Analisis Instrumen ... 48
5. Teknik Analisis Data ... 50
a. Analisis Data Pengembangan Media ... 50
commit to user
xiv
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 54
A. Pengembangan Media Buletin Fisika ... 54
1. Analisis Kebutuhan ... 54
2. Rancangan Awal Pembuatan Media ... 56
3. Pengumpulan Data Rancangan ... 59
4. Pembuatan Desain Media ... 59
5. Pembuatan Media ... 60
B. Validasi ... 60
1. Ahli Materi ... 60
2. Ahli Bahasa Indonesia ... 61
3. Ahli Media ... 62
C. Uji Coba ... 63
1. Uji Coba Perorangan ... 63
2. Uji Coba Kelompok Kecil ... 67
3. Uji Coba Kelompok Besar ... 70
D. Revisi Produk ... 74
E. Kajian produk Akhir ... 84
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Kesimpulan Tentang Produk ... 88
B. Keterbatasan Penelitian ... 89
C. Saran dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... ... 91 LAMPIRAN
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Range Prosentase dan Kriteria Penilaian ... 51
Tabel 4.1 SK dan KD Materi Gaya ... 57
Tabel 4.2 Indikator Materi Gaya ... 57
Tabel 4.3 Data Kuantitatif dari Ahli Materi ... 61
Tabel 4.4 Data Kuantitatif dari Ahli Bahasa Indonesia... 62
Tabel 4.5 Data Kuantitatif dari Ahli Media ... 63
Tabel 4.6 Rangkuman Data Uji Coba Perorangan ... 64
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Uji Coba Perorangan ... 64
Tabel 4.8 Uji-t Berpasangan Data Uji Coba Perorangan ... 65
Tabel 4.9 Rangkuman Data Aspek dan Indikator Uji Coba Perorangan... 67
Tabel 4.10 Rangkuman Data Kelompok Kecil ... 67
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Kelompok Kecil ... 67
Tabel 4.12 Uji-t Berpasangan Data Kelompok Kecil... 68
Tabel 4.13 Rangkuman Data Aspek dan Indikator Kelompok Kecil ... 68
Tabel 4.14 Rangkuman Data Kelompok Besar ... 71
Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Kelompok Besar ... 71
Tabel 4.16 Uji-t Berpasangan Data Kelompok Besar ... 72
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Diagram Vektor Sebuah Gaya ... 24
Gambar 2.2 Dua Gaya yang Bekerja pada Benda ... 24
Gambar 2.3 Bus yang Sedang Direm ... 26
Gambar 2.4 Bola yang Mengalami Percepatan Akibat Diberi Gaya ... 27
Gambar 2.5 Seorang Penyelam yang Berada di Dasar Laut ... 28
Gambar 2.6 Peluncuran Roket... 28
Gambar 2.7 Diagram Skematis Gaya Gesekan... 29
Gambar 2.8 Diagram Gaya pada Benda yang Diam... . 31
Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Pengembangan ... 41
Gambar 3.2 Bagan Desain Media... 42
Gambar 4.1 Diagram Pendapat Siswa Tentang Pelajaran Fisika ... 55
Gambar 4.2 Diagram Pendapat Siswa Tentang Membaca Materi Fisika ... 56
Gambar 4.3 Diagram Minat Baca Uji Coba Perorangan ... 66
Gambar 4.4 Diagram Minat Baca Uji Kelompok Kecil ... 70
Gambar 4.5 Diagram Minat Baca Uji Kelompok Besar ... 74
Gambar 4.6 Tampilan Halaman 9; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 75
Gambar 4.7 Tampilan Halaman 10; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 75
Gambar 4.8 Tampilan Halaman 13; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 76
Gambar 4.9 Tampilan Halaman 14; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 76
Gambar 4.10 Tampilan Cover Belakang; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 77
Gambar 4.11 Tampilan Halaman 4; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 78
Gambar 4.12 Tampilan Halaman 6; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 78
Gambar 4.13 Tampilan Halaman 9; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 79
Gambar 4.14 Tampilan Halaman 12; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 80
Gambar 4.15 Tampilan Halaman 16; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 81
Gambar 4.16 Tampilan Halaman 18; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 81
Gambar 4.17 Tampilan Halaman 20; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 82
commit to user
xvii
Gambar 4.19 Tampilan Perubahan Posisi Gambar; Sebelum dan Sesudah
Revisi ... 82
Gambar 4.20 Tampilan Ukuran Font; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 83
Gambar 4.21 Tampilan Ukuran Gambar; Sebelum dan Sesudah Revisi ... 83
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ... 95
Lampiran 2 Kisi-kisi Angket Tryout Minat Baca ... 96
Lampiran 3 Kisi Angket Minat Baca yang Valid ... 102
Lampiran 4 Kisi-kisi Angket Penilaian Produk untuk Ahli Materi ... 109
Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Penilaian Produk untuk Ahli Media ... 112
Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Penilaian Produk untuk Ahli Bahasa ... 116
Lampiran 7 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Materi ... 119
Lampiran 8 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Bahasa ... 120
Lampiran 9 Data Kuantitatif Hasil Penilaian Ahli Media ... 121
Lampiran 10 Analisis Hasil Angket Tryout Minat Baca Siswa ... 122
Lampiran 11 Analisis Hasil Angket Minat Baca Siswa Uji Perorangan ... 130
Lampiran 12 Analisis Hasil Angket Minat Baca Siswa Uji Kelompok Kecil ... 136
Lampiran 13 Analisis Hasil Angket Minat Baca Siswa Uji Kelompok Besar ... 144
Lampiran 14 Bagan Isi Buletin Fisika ... 161
Lampiran 15 Langkah Pembuatan Buletin Fisika dalam Bentuk Buku Saku ... 161
Lampiran 16 Print Screen Buletin Fisika dalam Bentuk Buku Saku ... 215
Lampiran 17 Silabus ... 224
Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 228
Lampiran 19 Hasil Angket Penilaian Ahli ... 224
Lampiran 20 Hasil Angket Minat Baca Siswa ... 238
Lampiran 21 Hasil Wawancara Siswa ... 262
Lampiran 22 Hasil Wawancara Guru... 271
Lampiran 23 Surat Pengajuan Judul ... 275
commit to user 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca. Kegiatan membaca merupakan aktivitas untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi yang seharusnya dilakukan bagi masyarakat ilmiah dan pendidikan. Kebiasaan membaca merupakan hal penting dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini. Hal ini bertujuan dalam untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi (Daryono, 2009: 1).
Menurut Evita dalam Yusuf Purwadi (2009: 1): “Minat baca merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yaitu membaca sebagai suatu kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan atau mendatangkan kepuasan”. Minat baca merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan hal yang diinginkannya, yaitu membaca.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei International Associations for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) pada tahun 1996 menginformasikan bahwa melek baca siswa usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang disurvei. Data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (skor 51,7). Skor ini di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Dalam tahun 1998-2001 hasil survei dari IAEEA dari 35 negara, menginformasikan melek baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir. Publikasi IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang minat baca dari 41 negara menginformasikan melek membaca siswa Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan (Daning Hentasmaka, 2011: 1).
commit to user
Ada banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah. Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya buku-buku bacaan yang bermutu. Kedua banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini (Darlius, 2010: 66-67).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan minta baca adalah mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada (Daryono, 2009: 1). Hal tersebut dimaksudkan dengan memasukkan kegiatan membaca dalam pembelajaran.
Alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu dinamakan media pembelajaran. Hamalik dalam Azhar Arsyad (2010: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafisran data dan memadatkan informasi.
Saat ini berkembang berbagi jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya media cetak. Media cetak merupakan suatu media yang produk akhirnya berupa cetakan, contohnya buku teks, jurnal, majalah, brosur, buletin dan lain lain. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:187), buletin merupakan majalah sederhana yang tipis dan berisi uraian singkat, diterbitkan untuk kalangan sendiri (biasanya untuk lembaga atau organisasi). Buletin hanya digunakan sebagai media penyampaian informasi yang hanya
commit to user
berlaku untuk organisasi atau kalangan tertentu dan isinya dalam bidang tertentu saja, misalnya politik, kehutanan, keagamaan dan komunikasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Yudithia Dian Putra (2010: 1) tentang pengembangan media cetak dalam format buletin sebagai media pembelajaran bagi orang tua anak usia dini disimpulkan bahwa: “Media pembelajaran dalam format buletin dikembangkan sesuai dengan sasaran. Selain itu uraian materi, konten dan isi pada buletin yang didukung dengan ilustrasi yang menarik dapat memberikan nilai tersendiri bagi pembaca sehingga pembaca tidak merasa jenuh”. Berdasarkan penelitian tersebut, dikatakan bahwa buletin bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Meskipun demikian, jarang sekali ditemukan buletin yang digunakan dalam pembelajaran untuk siswa, terlebih lagi buletin yang dikemas dalam bentuk buku saku.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:185): “Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa kemana-mana”. Endri Mardhani (2010: 46) melakukan penelitian tentang manfaat penyuluhan dengan media buku saku tentang keamanan pangan. Hasil penelitiannya diketahui tingkat pengetahuan remaja sebelum diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu sebesar 96,9%. Tingkat pengetahuan remaja setelah diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu sebesar 93,8%. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yuliati (2010: 72) menyimpulkan bahwa penggunaan modul dalam bentuk buku saku sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengatasi kesulitan belajar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penguasaan konsep siswa dari 54,4% hingga 77,33%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas, diketahui bahwa buku saku dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah terpapar di atas, maka perlu adanya media pembelajaran berupa buletin yang dikemas dalam bentuk buku saku. Hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan minat baca siswa terhadap materi Fisika. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Media Pembelajaran Fisika berupa
commit to user
Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII Materi Gaya Ditinjau dari Minat Baca Siswa“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Minat baca siswa sangat rendah.
2. Salah satu penyebab minat baca rendah adalah kurangnya bahan bacaan. 3. Buletin pembelajaran untuk siswa sulit ditemukan.
4. Buku saku memberikan dampak positif bagi siswa, namun jarang digunakan dalam pembelajaran Fisika.
5. Belum dikembangkan media pembelajaran Fisika dengan buletin yang dikemas dalam bentuk buku saku
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan dengan maksud agar lebih terarah dan mencapai tujuan yang tepat. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Gaya kelas VIII SMP.
2. Produk media yang akan dikembangkan berupa buletin dalam bentuk buku saku.
3. Media buletin dalam bentuk buku saku yang memenuhi kriteria baik dapat dilihat berdasarkan angket yang diisi oleh ahli dan siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimanakah mengembangkan media pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran Fisika pada materi Gaya yang memenuhi kriteria baik ditinjau dari minat baca siswa?.
commit to user E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran Fisika pada materi Gaya yang memenuhi kriteria baik ditinjau dari minat baca siswa.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Dalam penelitian ini, spesifikasi produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran Fisika berupa buletin dalam bentuk buku saku. Buletin yang dikembangkan berisi konsep-konsep Fisika tentang Gaya dan dikemas secara menarik serta dilengkapi dengan gambar. Media ini dapat digunakan oleh guru pada saat pembelajaran Fisika untuk menarik minat baca siswa. Selain itu, buletin dikemas dalam bentuk buku saku, sehingga sangat praktis untuk digunakan. Oleh karena itu proses pembuatannya diperlukan desain layout yang menarik dan dicetak sebagus mungkin agar menarik.
G. Manfaat Penelitian
Dari penelitian pengembangan media pembelajaran yang berupa buletin dalam bentuk buku saku ini diperoleh manfaat antara lain:
1. Bagi pengembang, dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan penerapan pengetahuan yang didapat dalam problematika pendidikan yang ada. 2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai referensi bagi guru untuk memperkaya
model media pembelajaran. Selain itu, dapat juga digunakan guru untuk menggunakan media pembelajaran yang menarik dan kreatif sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa terhadap Fisika.
3. Bagi siswa, memperoleh media pembelajaran yang menarik dan kreatif sehingga diharapkan dapat menggugah minat baca siswa.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini terdapat beberapa keterbatasan dalam pengembangan seperti:
commit to user
1. Buletin dalam bentuk buku saku merupakan media pembelajaran yang hanya menyampaikan informasi yang sifatnya satu arah.
2. Dalam pembuatan buletin dalam bentuk buku saku ini diperlukan kemampuan dan keterampilan desain grafis dan penekanan estetika yang tinggi, untuk ini penulis memiliki keterbatasan.
commit to user 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat (Sri Anitah, 2009: 1). Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran (Azhar Arsyad, 2010: 3-4). Hujair A.H. Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Sementara itu, Robert Heinich dalam Musfiqon (2012: 26) dalam bukunya, “Instructional Media and Technologies for Learning” mendefinisikan, media adalah saluran informasi yang menghubungkan antara sumber infomasi dan penerima. Dalam pengertian ini media diartikan sebagai fasilitas komunikasi, yang dapat memperjelas makna antara komunikator dan komunikan.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Arief S. Sadiman, 2009: 7). Sedangkan Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2010: 3) mengatakan bahwa:
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media. Secara khusus, media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
commit to user
Berbeda dengan pendapat Briggs dalam Sri Anitah (2009: 1) yang mengatakan bahwa: “Media pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Termasuk didalamnya, buku, video tape, slide suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian”.
Lain halnya dengan Yusuf Hadi Miarso dalam Musfiqon (2012: 27) mengartikan media sebagai wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan di atas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
b. Fungsi Media dan Manfaat Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2010: 15). Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).
Menurut McKnown dalam Musfiqon (2012: 34), ada empat fungsi media pembelajaran, yaitu:
1) Mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada intruksional akademis menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan peserta didik
2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik 3) Memberikan kejelasan (clarification)
4) Memberikan rangsangan (stimulation)
Levie & Lentz (1982) dalam Azhar Arsyad (2010: 16-17), mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
commit to user 1) Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertari dengan materi pelajaran itu atau mata pelajaran itu merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka, sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui LCD dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan diterima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran lebih besar.
2) Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. Selain itu, media juga berfungsi sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri. Pemakaian media dalam proses pembelajaran juga akan membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, media juga dapat berguna untuk membangkitkan gairah siswa untuk belajar sehingga memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya (Musfiqon, 2012: 33).
commit to user
Menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad (2010: 21-23): Dampak positif dari hasil penelitian yang menggunakan media sebagai bagian integral pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran langsung sebagai berikut:
1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Meskipun penafsiran para guru terhadap isi pelajaran yang berbeda-beda, hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan informasi yang sama.
2) Pengajaran bisa lebih menarik.
Media dapat diasosiasikan sebagi penarik perhatian dan membuat siswa tetap memperhatikan. Dengan kejelasan dan keruntutan pesan yang akan disampaikan serta daya tarik image, menunjukkan bahwa media dapat aspek untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dengan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan dan isi pelajaran.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana di inginkan atau diperlukan terlebih jika media pembelajaran disusun untuk penggunaan secara individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk menjelaskan isi pelajaran dapat dikurangi sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam Azhar Arsyad (2010: 24-25) mengemukakan: Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran;
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
commit to user
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan
waktu;
a. obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model;
b. obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar; c. kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide di samping secara verbal;
d. obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer;
e. kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video; f. peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide atau simulasi komputer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. (Azhar Arsyad, 2010: 25-27).
commit to user c. Macam-macam Media Pembelajaran
Jenis media pembelajaran cukup banyak, baik dari yang fisik maupun nonfisik. Masing-masing media pembelajaran memiliki karakteristik yang melekat pada setiap jenis media tersebut.
Menurut Daryanto (2010: 16-17), media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model jenis klasifikasi menurut para ahli, antara lain:
1) Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, sederhana dan mahal. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio dan faksimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan telepon.
2) Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hierarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.
3) Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu visual diam, film, televisi, objek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengkaitkan antara media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4) Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram dan simulasi.
5) Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi, televisi, video dan komputer.
Menurut Anderson dalam Arief S. Sadiman (2009: 89): “Media dikategorikan menjadi sepuluh kelompok, antara lain: (1) cetak; (2) audio; (3) audio-cetak; (4) proyeksi visual Ddam (OverHead Transparan/OHT); (5) proyeksi visual diam dengan audio; (6) visual gerak; (7) visual gerak dengan audio; (8) benda; (9) manusia dan sumber lingkungan; dan (5) komputer”.
commit to user
Berbeda dengan Leshin dkk dalam Azhar Arsyad (2010: 81-82): ”Media pembelajaran dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu: (1) media berbasis manusia (guru, tutor, instruktur,main peran, kegiatan kelompok, dan lain lain); (2) media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan dan lembaran lepas); (3) media berbasis visual (charts, grafik, peta, gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi) dan (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan berbantuan komputer dan video interaktif).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui terdapat banyak jenis media pembelajaran. Namun yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain :
1) Media Cetak
Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. “Banyak terdapat media pembelajaran yang berbasis cetak, antara lain: buku pelajaran/teks, surat kabar, majalah ilmiah, buletin, jurnal, lembaran lepas dan teks terprogram”.
Azhar Arsyad (2010: 88-91) menyatakan bahwa media berbasis cetakan menuntut enam elemen yang harus diperhatikan pada saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.
a) Penggunaan konsistensi dari halaman satu ke halaman yang lain sangatlah penting, terlebih pada jarak spasi antara judul dengan kalimat pertama serta garis samping agar sama.
b) Penggunaan format yang sesuai, misalnya untuk paragraf yang berisi kalimat yang panjang hendaknya dibuat satu kolom, sedangkan yang berisi paragraf pendek bisa dibuat lebih dari satu kolom. Namun, juga disesuaikan dengan ukuran dari media cetak tersebut.
c) Teks disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan mencari informasi. Agar lebih jelas, disarankan penggunaan kotak-kotak yang berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian teks.
d) Daya tarik yang dimaksud adalah selalu memberikan kejutan atau hal yang baru pada setiap bab ataubagian yang baru. Hal ini dapat memicu siswa untuk membaca terus.
e) Pemilihan dan penggunaan ukuran huruf hendaknya juga diperhatikan dan disesuaikan dengan isi, pengguna dan lingkungan. Selain itu,
commit to user
disarankan untuk menghindari huruf kapital pada seluruh teks yang dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
f) Penggunaan spasi (ruang) kosong berguna untuk menambah kontras yang mana bertujuan untuk memberi kesempata kepada siswa untuk beristirahat sejenak dalam menelusuri teks-teks selanjutnya.
Menurut Azhar Arsyad (2010: 38-39), media cetak memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
a) Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban dalam membaca dan memahami materi.
b) Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetak, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
c) Perpaduan antara teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik dan dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan.
d) Pada media cetak berbasis teks terprogram, siswa akan berpartisipasi dengan aktif karena harus memberikan respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun.
e) Media cetak dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
2) Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual.
Menurut Azhar Arsyad (2010: 92-96): Banyak jenis media grafis diantaranya:
a) Gambar atau Foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia ini dibuat langsung oleh guru.
c) Diagram
Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Diagram yang umumnya berisi
petunjuk-commit to user
petunjuk, berfungsi menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
d) Bagan (Chart)
Fungsi pokok dari bagan (chart) adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentasi.
e) Grafik (Graphs)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar yang disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
f) Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.
g) Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program Keluarga Berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
h) Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang keadaan permukaan bumi, data-data budaya dan kemasyarakatan, data-data ekonomi.
i) Papan Flanel/Flanel Board
Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis.
j) Papan Buletin (Bulletin Board)
Berbeda debngan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tetentu.
3) Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokkan
commit to user
dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek, mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. 4) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Pebedaan yang jelas di antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlebih dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tetapi ada pula yang hanya visual saja.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm, film, film gelang, televisi, video.
d. Prinsip dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Musfiqon (2012: 116-117) menyatakan bahwa: “Dalam pemilihan media pembelajaran terdapat tiga prinsip utama yang bisa digunakan, yaitu: prinsip efektifitas dan efisiensi, perinsip relevansi dan prinsip produktifitas”.
1) Prinsip Efektifitas dan Efisiensi
Media pembelajaran dikatakan menganut prinsip efektifitas dan efisiensi jika semua tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dalam pencapaiannya menggunakan waktu, biaya dan sumber daya lain dengan seminimal mungkin.
2) Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi terdapat dua jenis, yakni relevansi ke dalam dan keluar. Relevansi ke dalam berarti pemilihan media pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan, isi, strategi dan evaluasi media pembelajaran. Sedangkan untuk relevansi keluar adalah pemilihan media yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat. 3) Prinsip Produktifitas
Prinsip yang ketiga adalah prinsip produktifitas, yang mana media pembelajaran bisa dikatakan produktif jika mampu meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2010: 69-72):
1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia, waktu yang tersedia dan sumber-sumber yang tersedia.
commit to user
2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.
3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
4) Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru dan siswa) dan kefektifan biaya.
5) Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus, respon, umpan balik siswa yang tepat.
Dick dan Carey dalam Arief S. Sadiman (2009: 86) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran, antara lain:
1) Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus beli atau membuat sendiri.
2) Perlu adanya perhatian terhadap dana, tenaga dan fasilitas untuk membuat atau membeli suatu media.
3) Faktor keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah untuk dijinjing dan dipindahkan.
4) Efektifitas biaya dalam waktu jangka panjang.
Menurut Musfiqon (2012: 118-121): “Pemilihan media pembelajaran diperlukan kriteria sebagai berikut: (1) Kesesuaian dengan tujuan, (2) Ketepatgunaan, (3) Keadaan peserta didik, (4) Ketersediaan, (5) Biaya kecil, (6) Keterampilan guru, dan (7) Mutu teknis”.
Dari pendapat Musfiqon di atas, dapat dijelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran sebagai berikut:
1) Kesesuaian dengan tujuan
Kehadiran media dalam pembelajaran adalah untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Sehingga media pembelajaran dapat dikatakan optimal jika dapat mencapai tujuan pembelajaran.
2) Ketepatgunaan
Media pembelajaran yang tepat guna diartikan pemilihan media yang telah didasarkan pada kegunaan. Jika media pembelajaran dirasa belum tepat dan berguna dalam pembelajaran, maka media tersebut tidak perlu dipilih dan digunakan dalam pembelajaran.
commit to user 3) Keadaan peserta didik
Kriteria pemilihan media pembelajaran yang baik hendaknya disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Sebab jika media tidak sesuai dengan keadaan peserta didik, maka tidak dapat membantu banyak dalam memahami materi pelajaran.
4) Ketersediaan
Jika suatu media dirasa tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran namun tidak tersedia di sekolah, maka media tersebut tidak dapat digunakan. Jadi, unsur ketersediaan suatu media harus diperhatikan dalam pemilihan media.
5) Biaya kecil
Faktor utama yang sering menjadi pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran adalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mendapatkan media hendaknya sebanding dengan hasil-hasil yang akan dicapai. Jadi, hendaknya memilih media pembelajaran yang murah biayanya namun menghasilkan hasil yang bagus dan banyak. Jika tidak, memilih media yang biayanya mahal, namun mendapatkan hasil yang lebih bagus dan lebih banyak.
6) Keterampilan guru
Apa pun media yang dipilih, maka guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Sebagus apapun media yang dipilih tidak akan berarti apa-apa jika guru tidak mampu menggunakannya. 7) Mutu teknis
Kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian materi pem- belajaran kepada anak didik. Untuk itu, media yang dipilih dan diguna- kan hendaknya memiliki mutu teknis yang bagus.
e. Pengembangan Media Pembelajaran
Secara umum, metode penelitian dan pengembangan memiliki kesamaan. Dalam metode penelitian dan pengembangan (Research and
commit to user
Development/R&D), langkah-langkah yang dapat dilakukan menurut Sugiyono (2012: 298) adalah sebagai berikut:
1) Potensi dan masalah 2) Pengumpulan data 3) Desain produk 4) Validasi desain 5) Revisi desain 6) Uji coba produk 7) Revisi produk 8) Ujicoba pemakaian 9) Revisi produk 10) Produksi masal
Dalam pengembangan media pembelajaran diperlukan persiapan dan perencanaan yang teliti. Menurut Arief S. Sadiman (2009: 101), pengembangan media pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan 2) Perumusan tujuan 3) Perumusan materi
4) Perumusan alat pengukur keberhasilan 5) Penulisan naskah
6) Uji coba 7) Revisi 8) Produksi
f. Evaluasi Media Pembelajaran
Sebelum media pembelajaran digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap media tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi media pembelajaran yang digunakan. Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas dan kelompok interviu perorangan, observasi mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media yang telah tersedia. Azhar
commit to user
Arsyad (2010: 174) menyebutkan tujuan adanya evaluasi media pembelajaran antara lain:
1) Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif
2) Menentukan apakah media pembelajaran media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan
3) Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa
4) Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam kelas
5) Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media tersebut
6) Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran 7) Mengetahui apakan media pembelajaran itu benar-benar memberi
sumbangan terhadap hasil belajar yang dinyatakan 8) Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran
Aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran hasil dari penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran menurut Romi Satrio Wahono (2006: 1) adalah:
1) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
a) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran
b) Reliable (handal)
c) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)
d) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya) e) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan f) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di
berbagai hardware dan software yang ada)
g) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi
h) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program)
i) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)
2) Aspek Desain Pembelajaran
a) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)
b) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum c) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
d) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran e) Interaktivitas
f) Pemberian motivasi belajar g) Kontekstualitas dan aktualitas
h) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar i) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
commit to user j) Kedalaman materi
k) Kemudahan untuk dipahami l) Sistematis, runut, alur logika jelas
m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan n) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran o) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi
p) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi 3) Aspek Komunikasi Visual
a) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran
b) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan c) Sederhana dan memikat
d) Audio (narasi, sound effect, backsound,musik) e) Visual (layout design, typography, warna) f) Media bergerak (animasi, movie)
g) Layout interactive (ikon navigasi) 2. Buletin
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 187): “Buletin merupakan majalah sederhana yang tipis dan berisi uraian singkat, diterbitkan untuk kalangan sendiri (biasanya untuk lembaga atau organisasi)”. Buletin juga bisa diartikan sebagi media cetak yang berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yg diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu (www.artikata.com).
Ada pula pengertian buletin sebagai berikut: ”Bulletin is a brief statement of facts respecting some passing event, as military operations or the health of some distinguished personage, issued by authority for the information of the public” (www.brainyquote.com). (Buletin adalah sebuah pernyataan singkat tentang fakta-fakta untuk mengabadikan beberapa peristiwa yang telah terjadi yang mana sebagai sebagai operasi militer atau kesehatan dari beberapa tokoh yang dibedakan dan dikeluarkan oleh otoritas untuk informasi publik).
Dari beberapa pengertian yang telah tersebut di atas, dapat diketahui bahwa buletin merupakan suatu media cetak dalam bentuk majalah sederhana yang tipis yang berisi tentang uraian singkat dan diterbitkan untuk kalangan sendiri ataupun tertentu serta secara periodik.
Secara umum, buletin disajikan dalam bentuk media cetak, tetapi ada juga buletin dalam bentuk audio. Sri Anitah (2009: 43) mengungkapkan bahwa
commit to user
terdapat buletin berita, yaitu suatu berita kilat yang biasanya disiarkan sesudah koran sore telah sampai di pasaran. Namun, sekarang, banyak sekali berita penting dan ringkasan berita yang disiarkan berjam-jam oleh stasiun radio.
Menurut Effendy (2002: 54), buletin merupakan media komunikasi yang berfungsi sebagai:
(1) Menginformasikan (to inform) yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
(2) Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan.
(3) Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran komunikandan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.
(4) Menghibur (to entertaint) yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
3. Buku Saku (Pocket Book)
Secara umum buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan. Sedangkan untuk pengertian buku saku, banyak sekali pendapat terkait itu. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 185): “Buku saku adalah buku berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa kemana-mana”. “Selain itu, buku saku juga bisa diartikan buku dengan ukurannya yang kecil, ringan, dan bisa disimpan di saku. Sehingga praktis untuk dibawa kemana mana, dan kapan saja bisa dibaca” (www.artikata.com).
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa buku saku adalah suatu buku yang berukuran kecil yang mana berisi informasi yang dapat disimpan di saku sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Di Indonesia tidak memiliki standar ukuran baku untuk buku, maka ada berjenis-jenis ukuran buku. “Untuk ukuran buku yang biasa disebut buku saku (seperti novel dan bacaan ringan lain) berukuran 15,5 cm x 23,5 cm atau 13 cm x 20 cm” (http://halamanmoeka.blogspot.com/2009/11/bagian-bagian-buku.html).
commit to user
Ada pernyataan lain yang menyatakan: “Ukuran buku saku, yakni ukuran 10,5 cm x 14,8 cm” (www.klik-buku.com/shop/company-profile/). Sedangkan yang dikutip dari www.concise.co.jp: “Ukuran buku saku adalah 15 cm x 10,6 cm”. Berdasarkan fakta yang ada, dapat diketahui bahwa ukuran buku saku tidak memiliki standar khusus terkait ukuran.
4. Materi Gaya
Dalam penelitian ini, materi yang akan dibahas adalah Gaya. Materi ini diajarkan pada siswa SMP kelas VIII semester I.
a. Pengertian Gaya
Jika kita mendorong gerobak, maka gerobak akan bergerak. Ketika kita menendang bola, maka bola akan berubah bentuk sedikit kemudian bola akan bergerak. Tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan perubahan bentuk, ukuran atau kecepatan benda dinamakan gaya.
Jika suatu benda diberi gaya, maka terjadi perubahan pada benda tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh gaya yang diberikan pada benda antara lain:
1) Benda diam menjadi bergerak, sebagai contoh seseorang yang mendorong gerobak dari diam hingga gerobak bergerak.
2) Benda bergerak menjadi diam, sebagai contoh mobil yang bergerak kemudian direm sehingga mobil menjadi berhenti
3) Bentuk dan ukuran benda berubah, sebagai contoh tabrakan antara dua buah mobil
4) Arah gerak benda berubah, sebagai contoh bola tenis yang dipukul dengan raket akan berubah arahnya
b. Jenis-jenis Gaya
Gaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu gaya kontak (sentuh) dan gaya non kontak (tak sentuh).
1) Gaya kontak (sentuh)
Gaya kontak adalah gaya yang disebabkan karena dua benda bersentuhan. Contoh dari gaya kontak adalah gaya kuda menarik pedati,
commit to user
gaya pemukul kasti terhadap bola kasti, gaya gesekan antara ban mobil dengan jalan dan gaya tarik yang diberikan pada pegas.
2) Gaya non kontak (tak sentuh)
Gaya non kontak adalah gaya yang bekerja pada benda tanpa menyentuh benda tersebut. Contoh gaya non kontak adalah gaya gravitasi antara dua buah benda, gaya elektrostatik pada dua benda. c. Besar dan Arah Gaya
Gaya merupakan besaran vektor, sehingga gaya memiliki besar dan arah. Gaya dapat digambarkan dengan diagram vektor seperti Gambar 2.1 berikut ini,
Gambar 2.1 Diagram Vektor Sebuah Gaya
Titik O disebut titik tangkap gaya, sedangkan anak panah menunjukkan arah gaya. Besar gaya ditunjukkan dengan panjang panah.
Dalam Fisika, gaya merupakan besaran yang dilambangkan dengan F yang berarti force (gaya). Satuan dari gaya adalah newton (N). Satuan lain yang juga sering dipakai adalah dyne, yang mana 1 newton setara dengan 100.000 dyne.
Gaya dapat diukur dengan sebuah alat, yaitu neraca pegas (dinamometer). Neraca pegas terdiri dari sebuah pegas yang diberi skala. Ketika pegas itu ditarik, jarum akan menunjukkan berapa besar gaya tarik tersebut.
d. Resultan Gaya
Gambar 2.2 Dua Gaya yang Bekerja pada Benda
Gambar 2.2 menunjukkan dua buah gaya F 1 dan F2 bekerja pada sebuah benda pada waktu yang sama pada sebuah benda, maka gaya yang bekerja pada benda tersebut dapat diganti dengan gaya tunggal yang disebut
O Titik Tangkap Gaya Arah Gaya 2 F 1 F