mwd
paWAULUI IAuAt ll.I.
rRAUl
illlIPllWIDAMOAll UIUI IRAISl ABU A!AS IWICANGAJI UllDUG UMDAllG
RBPUBLU . DDOMBSIA TltftAlCQ
PROTOJWL
Yang terbonaat aaudara Pillpinan Siclang,
Yang
terbormataaudara.Jlenter1 lepra
Pendayagunaan Aparatur
legara, beaerta Stat,
Yang temo,..t.Anggauta
Dewan•
clan Sldang JU& kaa1 auliakan.Pel"taa•ta•, perkcmaDkanlab ku1 ataa nua Frakai ASRI, da•
1aa
kea•patan
Janaberblibagia 1111 uatuk mnyupaikan
eeluatIcbll .
r1v1
1eraya aenguoapkanMinal Alain
Wal Pa1d&1n, aeliOga AllahSW! aaant1a1a •lillpab)tan
Tautik
danKldaph•liya kepacla kita
ae-kalian.1 P\Qi c1u ayukur yang . . beaar.'beaarnya
kita
.~tan pal.a!
\k•
bacllftt-lfp, kaND& dal• waktu yug haaeplrberu••D
deapn
bar1 n,a IdUl Fitri 1tu1
ban-
Indoneaia tel.ah aelakAnakan tu-gaa aaional yaiwPeallihan
Vmadenpn
lu.car,aukaea,dan
wn.
-rintah
telabberhuil aenyelenaarakan denpn
nbaik•baiknya, ... _ ralqat dapataelak•nabn
bait pol1Uknyaaebapimana
41•pkan dalall alaa cleaokraai Panoaaila. Hal W 'tidak .· dapat
Mr-.,...r.mu
tanpa peran Mrt& akt1t dari eel\U'Uh nkyat.pacla Orpniaaai
Pe ..
rtaPeallu
yang tel.ah ••lak•nakan peniq• tan peranannya dalaaPemlu,
frakai AJllI·aenyaapaikanpengbarp-J'Ua ..
t1na1-ttnasllJ'&.
-let.lab aelalu.1 pa11't1• P•tinl
••be.pi..,.
yangclik1m•lc•-'UAU.1
pada hari .ln1 kita·be~ cl.tbadapkan pada tupa.untulc---~ Ranoanpn 1Jndanl-undan1 tmtaq Pl'otokol.
~--IU Undang-undang 1n1 tel.ah diaaapaikan
k4rP&da
.DewanPwwa•
,.._ ... Rakptd•DCU
A•nat
Preaiden . ...,,.ll.06/PU/YI/198? tanaal
J1ml
rana
lalu,
dan.cU.mpatun·
•lalW.leten.npn.
P••rin'tab
da
tanual
8
J\lld1987.
2
Praksi ABRI mernaa lega, karena akhirnya kita dapat membahaa RUU Protokol aebagai tindak lanjut TAP MPR No. VI/MPR/73 tentang Kedudukan dan Hubungan hta kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/ atau antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara, yang d1perbaharu1 mela-lW. !AP MPR Ho. III/MPR/78.
Oleh karenanya Frakai AIRI menyampaikan pengbargaan ataa uaaha Pe-aerintah yang telah memperaiapkan naakah Rancangan Undang-undang tentang Protokol yang audah lua dinantikan ini, untuk kita bahaa beraama menjadi Undang-undang.
Pembahasan Rancangan Undang-undang ini dilakukan dalam auaaa-na baru, dimaauaaa-na kita semuanya telah mengguauaaa-nakan Pancasila aebagai
aatu-aatunya asas. Dengan dianutnya Paneasila sebagai satu-satu-nya aaaa ini, diharapkan akan memudahkan kita dal.am mendekati per-•aala..."ian, sehingga akan melanoarkan tugas-tugaa Dewan.
Sid.ang Dewan yang kami llUliakan,
Masalah lain yang kiranya patut kita catat dalaa ••bah.as
RaJ!
canpn Undang-undang ini adalah aikap ·dan tekad awal ldta. aeaama komponen Orde Baru yang aejak tahun 1966 telah berupaya mend.uduk-an berbagai Lembaga Negara dl tingkat Pusat dan di tingkat Daerahseauai
dengan Undang-UndangDasar
1945
dan membubarkan Lembaga·l•!! ba.ga Negara yang nyata-nyata tidak bermantaat dan atau bertentang-an dengbertentang-an j i • clan aemanaat Pancaaila dan Undang-Undang Daaar ~.X..ngkah 1n1 menggambarkan tekad bangaa Indonesia untuk aeninggal-kan Demokraa1 Parlementer dan Demokraai ferpimpin untuk
aelakaana-kan Demokraai
Pancaaila.
Dal.am demoltraai Pancaaila, kedaulatan berada di tangan rakyat,yang dilakukan aepenubnya
oleh
MajeliaPenauayawaratan
Rakyat.Dalaa P.t.
riode Orde
Lama,
kedudukan Lembaga Tertingg1/1'1nggi Negara dit•-patkan pada poaiai dl bawah Pemimpin Beaar Revolua1/Preaiden/Pang• ti ABRI/Pemerintah, yang merupakan penyiapangan dari 1s1 dan Mlma Undang-Undang Daaar 194S. C>rde Baru aecara berangaur-angaur ber-upaya untuk aenata kem~li kedudukan teree'but.· Selangkah demi ae-langkah, poaiai dan fungainya diaempurnakan, yang d.lawali dengan meatungalkan MPRS aebagai MPR, aembubarkan Lembqa-lenba.ga Negara yang nyata-nyata tidak bermantaat dan bertentanpn dengan jiwa~d&Aaemanpt
Panca.aila dan Undang-Undang Dasar 194S (antara lain Front Naaional, ltoJD&ndo Operaai 1'ert1nggi, Badan Puaat IntalejenJ,diau-sul dengan memberikan pengertian tentang Mandataris Majelis, . ·dkn
melaksanakan a.sas Kedaulatan
Rakyat melalui PemilihanUmua.
Pem.ilihan Umum telah dilaksanakan setiap lima tahun yang mewujud-kan Kepemimpinan Nasional dalam siklua lilla tahunan yang kita
ae-aepakati
•••
I
- - -
-3
pakati sebagai mekanisme dari Lembaga Tert!nggi/Lembaga !inggi Mega-ra.
Sidang Dewan yang kami hormat1,
Langkah awal Pemerintah Orde .8aru dilllulai dengan TAP MPRS lo. X/MPRS/1966 tentang Kedudukan oemua Leabaga-l•baga Negara Tingkat Pusat dan Da.erah pada poa1s1 dan tungsi yang diatur dalaa UUD 194S, yang ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya antara lain&
Undang-undang Nomor 10 tahun
1966
tentang Kedudukan MPRS dan DPR-GR, Undang-undang Nomor 2 tahun 198S tentang Perubahan ataaUndang-undang Nomor 16 tahun 1969 tentang Susunan dan ledudukan
MPR, DPR, clan DPRD, aebagaimana telah diubah dengan
Undang-un-dang Nomor
S
tahun 197S, Und.ang-undang Nomor 3 tahun 1967ten.-tang DP.l, Undang-undang •omor S tahun 1973 tentang Badan
Peme-rikaa Keuanpn, dan lain-lain.
Langkah-langkah selanjutnya yang cUtempuh oleh Orde Baru dalaa upaya mendudukY..an kembal1 Lembaga Negara pada po~isi dan funaai ae-baga1mana wajaniya, telah diatur Kedudukan dan Hubungan
Tata
Ker~aLembaga !ert1ngg1 Negara dengan/atau Antar Lembaga-lembaga Tinggi Ms gara, pada tahun 1973 dan tahun 1978, aebagaimana tertuang dalaa TAP MPR RI Noaor
III/MPR/1976,
yang mencakup Iedudukan Protokol PejabatHegara untuk
diatur dengan Undang-undang.8ebenarnya, keingilwl rakyat untuk aeaberi perlakuall dan bak protokol kepda Pejabat Leabap !inggi Hegara, audah ada aejak laa, aebagaimana terauat dalam Undang-undang Nomor 16 tahun
1969
keaudianciiangkat oleh
MPR RI
pad& tahlin1973
dalall l.etetapanNoaor VI tahun
1973,
dan diulang k•bali pada tahun1978
yang tertuang dalaJI Kete-tapanMPR
No.III/MPRf19'l8, ..
di sa:mp1ngTAi'? MPR
llomorI/MPR/1983
ten• tang fata Tertib Majelia. Tahun 198.$ tentang Protokol dicanttmkankembaU melalui Undang-undang Nomor 2 tahun 1983 tentang Peru'baban atae Undang-undang Nomor 16 tahun 1969 tentang Suaunan clan Kedudukan
MPR, DPR, dan DPRD, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang H,2. mor
S
tahun 197S, paaal32
ayat (2) b dam ayat14.
Di aamping itu, aebaga!Nna telah dikeaukakan me;L&lui Xeteranpn
Pe-aerintah tanggal 8 Juni 1987 yang lalu, P•erintahpua · tel.ah·.. lama
iU.rtgupayakan bal yang aerupa yai tu aeaenjak tahun 19.$8. Dalaa kenYJ. taannya pemberian perlalr.Uan kepada Pejabat Kegara clan Pejabat Peme-rintah serta fokoh Maayarakat aemperlihatkan eratnya hubungan
antara
••lah protokol dencan maaalah kenep.raan, ••bagaimana terlibat da-l u acara-a.cara di MPR/DPR-RI, di Iatan.a
Negara,
di Tuan Mako Pab•lawan,
di laut, di lapanpn terbang1 dan pelba.gai tem.pat di tan.ab air kita.Selanjutnya Fraks1ABRI1ng1nmengajak Dewan yang mulia untuk melihat aiatim.politilt di Indonesia• bahw. di
sampin&.Lem•ga
Kens
garaan d.an Pemerintahan, dikenal pula Leabaga Politilt dan Kemaaya-rakatan yang dalaa kenyataannya aelalu diikut .aertakan dal.am
aca-ra-acara ream! lainnya.
l'raksi ABRI aependapat dengan Pemeri.ntah, bl!lhwa pengaturan •.!
ngenai masalah protokol yang ada di negara kita aampai aekarang 1-nl memang tumbuhdan berkembang berdaaarkan norma dan praktek yana dapat diter1Jll8. oleh nil.ai-nilai soaial den budeya bangsa Indone-sia, dengan memperhat1kan kebiaeaan-kebiasaan yang berlaku di ka• 1angan internaaional. Norma dan praktek keprotokolan tersebut akan berkembang terus aejalan dengan peruba.han '. ·da~-_ pel:kembanp.n pgctangan kite. terbadap n1la1-nila1 aoaial clan budaya 1tu aend1r1. Semetara 1tu pengaturan maealah protokol 1n1 aaerlukan pal.a pe-n,.eam.ian denpn waktu dan keadaan, miaalnya dalall hal .ada
tuu
negan.yang aemiliki aturan 1endiri di bidang p:rotokol yang berl!,
!nan dengan tata .cara yang lazill di kalangan kita.
Denp.n pen~ela.san Pemerintah itulah, maka Und&ng-widang
Pro-1 tokol yang ako.n ldta au.sun nanti konsekuensinya akan memuat bal•
hal yang meeyangkut perlakuan stas Pejabat Negara. Pejabat Pemer.ta tah, 'l'okoh Masyarakat tertentu, dan Pejabat Negara A.aing bea•rta 1ater1/auami
rana
turvt
aerta
dalam ecara kenepraan dan acara re.1 Iii di In4onea1a. Perlakuan-perlakuan apa yang perlu diberikan ke-pada pejabat yang dimakaud aangat panting untuk dituangkan dalaa Undang-undang ini.S!dang yang kD1 111\lliakan,
Secara UllUll Frakai ABRI berpelldapat bahwa J"'UJIUsan ~ :::. Ranc&nPn
Undang-undang 1111 tel.ah menampung tidak hanya apa yang d1keendak1 I
oleh TAPMPR No. IXI/MPft/1978 tentang tcedudukan dan Hubungan
Tata
lter~a Lembap Tert1ngg1 legara denpn/atau antar Lembap·l•bap. Negara di mana pada pasal 13 antara lain menup1kan agar protokol dari Pimpinan/Anggota Lembaga !ertinggi Regara dan/ata\i Leaba.ga
!inggi Negara diatur·melalui Undani-undani•
Di aampirlg itu Frakai A.BR.I
Juga
isepe.r.idapat dengan Pemerir1tah bahwRancanaan Undana•undang ini menge:rtur Protokol aecara keaeluruli.an da.CJ. hanya beriai pokok-pokok saja, seba'b denga.n demikian akan
le-bih .,luwes dan lebib mudah penyeleaauumya di dalam mengikuti
dina-mika perkembal'!.pn kehidupan yang berlaku di ma.syarakat. )iemang •!.
yogyanya. tid&.k perlu kita tergeaa-geaa member! kristalisaai dim
memberi l:>tmttlk l:cpada nil:ii-nila'.i kehidupan yang masih mudah berubah.
Walaupun demikian l'ralts1 ABRI maeih aenganggap perlu untuk lebih mendalami RUU ini bail: yang meliputi konaiderans, Datang !Ubuhnya mal! pun Penjelasannya, dt:tmi ket.en1J:urna.ar. dar1 Rancangan Undang-undeng 1tu
aendiri.
Adapim pandangan dl:u1 pt::nda,pat l"raksi ABR! 6u1alah sebagai berikuta 1. · Dalaa konsiderana "aangingat" apakah Pemerintah aependapat .
de-ngan Fraksi .lBRI .untul~ mcnggunakan Undang-undang · No .2 tahun 19~.S
me11Jacl1 konaiderana "M!llGDGA!• dalam RUU PROTOKOL inJ.,kar.- W Ho. 2 tab.un 198.$ pasal 32 menugaskan diaturnya hak protokol ang-gota D.ffl. aelalui Undang-undang.
2. K.iranya. Pemerintah juga sependapat detngan Frakai ABRI witult mem-berikan pengertian beberapa iatilah tentang apa yang d:Jmaksud d.!,
I·
! · yaDg d1mal\&kkan d.alam ketentuan UllUll.'
·3.:
Dalu
pual. 1 (aatu) butir 1 (satu), d.iutarakf!.n tentang be.taaan prO-tokol aehubunaan derJian kedudukan etau jabatan eeaeoranc da•laa tiga lingkunpn yaitu •dalam r1egara, pemerintaban, clan u
-ayarakat11 , aedangkan·ruang lingkup protokol meliputi
urutana
1) tata tempat,2) ta.ta upacara,
3)
tata
P•n&hQrm&tan
4)
dan lain-lain.Dalo paaal 2: (dua) diaebutkan babwa yang diatur dalaa RUU 1n1 ·dibatasi pada •ledudukan Protokol be.gi Pejabat Negara dan Pe;)A bat Pemerinta.h tertentu• saja. dan tentaag ruang l!ngkupnya
as
pert! tercantum dalam.· BAB I, hanya meliput1 dua bidan&, yaitu
.ta.ta tempat (pasal 3) dan tata penghormatau (paaal
4).
lhuauamengenai ta ta penghormtan dalaa paaal
4 (
empat ); di tunjuk penaaturannya
pacla pengaturan urutan tata tempat di pasal 3(ti-ga). Kesimpulan
dariuraian
tersebut, .talah, bahwa RUU 1n1 aempunyai ruang lingkup l'll!lg sangat terbataa, karena hanya me-ngatur .s•bagian kecil dari aateri protokol yang sabenarnya•·ea
punya1 pengertia.n yang culnip lua•.DalWA hubungan dengan hal-hal ter~ebut di ataa, l"raka1 ABRI 1-ngin mengajuklln beberapa pertanyaana
a.
Apakab. ••• '6
a. Apakah yang menjadi pertimbangan Pemerintah untuk tidak mengatur protokol yang berhubungan dengan kedudukan
ae-aeorang d.alam masyarakat (tokoh maayarakat tertentu)? Bagaimana
urutan
tata
tempatmereka
jikaaereka
diun-dang hadir dal8.1D acara kenegaraan atau acara reaai la·
1nnya baraama dengan pejabat-pejabat negara atau peja-bat pemerintah?
Apakah untuk protokol bag1 tokoh maayarakat tertentu
ti
dak diperlukan pengaturan?
b. Dengan menunjuk pengaturan •penghormatan• bag! pejabat negara dan pejabat pemerintah (paaal
4
RUU) kepada pen& aturan urutan tata tempat aeperti tersebut dalampasal
3 (RUU) dapat menimbulkan kesan seolah-olah aoal tata penghormatan itu hanya terwujud d.alam "tata tempat•
sa-ja. Apakah demildan yang dimaksudkan Pemerintah?
Apakah Pelllerintahtidak aepend.apat dengan para anggota
Fraksi ABRI bahwa dalam tata penghormatan itu termaauk
juga penghonatan yang diberikan kepada pejabat,
UJDpaJI!.
nya pada waktu penerimaan kunjungan resmi, penggunaan
ruanpn utama
•vIP•,
penginapan, pengangkutan, dan la-in-lain bentuk penghormatan?Walaupun hal-hal teraebut mungkin tidak akan diatur da• laa RUU ini, tetapi dalam Peraturan Pemerintah nantinya sebagai pelakaanaan UU ini ruang lingkup tata penghor-matan itu kiranya dapat dicantumkan dalam RUU eebagai •cantolan• pengaturan lebih lanjut bagi Peraturan Peae-rintah yang akan d1keluarkan kemudian.
c. Di aamping pmjelasan
tentang
ruang lingkup ta tapeng-hormatan teraebut di atas, dapatkah Pemerintah aenjela;1 kan lebih lanjut tentang ruang lingkup dari tata
upaca-ra?
Demikian pula tentang hal yang dimakaud
dengan ·
kata 'tlln lain-lainnya" dalam paaal 1 (aatu) butir 1 (satu). De-ngan demikian akan jelas apa materi yang akan diatur dengan Peraturan Pemerintah aeperti tercantum c:talam pa-aal 2 (4\1&) ayat 2 (dua) RUU ini.4.
8engena1 pengaturan urutan tata tempat dalam paeal 3(t1ga) ayat(1)
aampai.dengan urutan 1 aarapai 13,
trakaiABRI
ber-pendapat perlu diadakan pembabaaan yang lebih mendalam, ter-uta• karena terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup beaar
di
antara urutan
tata tempat pejabat menurut peraturanperua
danp.il JUI
Mkarang
in1·berlaku
denpn yangtercant\111
dalu7
RW ini, antara lain yang menyangkut jabatan·lepala Stat Ang-katan/Kapolri, ICetua Muda Mabkamah Agung, dan Wakil-wakil Ke-' tua. Lembaga !ertinggi/1'1nggi
Hegara (aenurut peraturan
perun-danpn yang aekarang berlaku men4uduk1 preaeance yang tJ.nCgi diband.ing dengan yang tercantum dalalllRUU
itu), llisalnya da•lam peraturan
perundangan
yang berlaku hingga aekarang(leP-prea 26.5/1968) kedudukan Kepala Staf Angkatan/Kapolri aenea-pati urutan cukup t1nggi dalam
da:ttar
urutan, aedangkan dalaa RUU ternyata agak"di. bawah".Dalam hal inl Frakai ABRI mengbarap penj.elasan Pemerintah.
5.
Ketentuan pasal 6 (enam) RUU ini tidak hanya mengatur Pejabat Pejabat Pemerintah Daerah saja, tetapi akan mengatur pulaPe-jabat-pejabat Negara di Daerah (vide penjelasan paaal 11 UU No.
8/1974).
lhusua bagi para anggota DPRD pengaturannya P•.£ lu aemperhatikan pasal 3S UU No. 2 tahun 1985 tentang Susun-an, MPR, DPR, dan DPRD yang bunyinya ialahs"Kedudukan protokoler.dan Keuangan Pimpinan Anggota Ba-dan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat (Daerah) dlatur o-leh Badan maaing-maaing teraebut bersama-sama dengan Pe-m.rintah/Pemerintah Daerah n.
IC1ranya Pemerintah aependapat dens;an Praksi ABRI bahwa ma.za• lah ini akan cligunakan aebagai bahan untUk menyusun Peraturan Pemerintah.
Saudara Ketua, saudara Menter!, dan Si.dang yang mulia,
Menp.khiri pembioaraan dalam Pemandangan Umum 1n1
perlu
d1sa-4ar1 oleh semua.pihak bahwa aehubungan dengan iuasnya mater! yang d1cakup dalam pengertian protokol tidak mungkin keseluruhan uteri dapat diatur aecara terinci dalu Undang-undang ini. Meakipunde-rnikian Frakai A.BR.I tetap mengharapkan agar secara pokok-p0kok da-pat tertuang dalam Undang-undang in!, aehingga . ···c.tapat dijadikan •cantolan• dalammenyusun
Peraturan P~merintah nant!nya.Demikianlah aecara aingkatPemaDdangan Um1.111 Fraksi ABRI
ter-badap Keterangan Pemerintah menaenai Ranc.angan Undang-undang
ten-tuli
Protokol yang telah disampaikan oleh Pemerintah pada tanggal
a'Juni
1987
yanglalu.
. '
Hal-hal yang lebih teknis dan terperinci akan diajukan da1aa·keae5
patan
Pem'bicaraan
tingkatIII
yangakan datang.
Frakai A.BRI mengbarapkan aemoga INDlbanpn pikiran in! dapat.
dlaUnakan aebagai
bahan•aukan
dalupembicaraan tingkat aelan\Jl.ll
nya.
8
lleapdarl.Pantinpya
RancanganUndanl-undang
ln1 eerta keter'bataau
waktu • l • p.-.baaaat Pnkel AJllI denpn nndab batl •enpjakJ'rakal•frakei lalll dalu Dewan lni untuk menyeleaailum Rancangan
ua
dua-undaal
1n1 dala euaaana keberaam1um, aikap keterbukaan dan ksaunauball
asena 4131•1 oleb aemangat auayawarah untuk menoapai _ . ·taka't.
Denpn a.angat:
tni
d1harapkan clapat meqhindarkanp•bican.an yanga.UataJa berlaNt-larut.
S.op fUban Yang Maha ha eelalu aeraberkahi - 1 dan uaah& Jd:ta. Alli
en.
Sekian dlUl teria kaaih a'iaa perbatian a.I.dang yang aalia.
Vaaaala•• 'alaikum Warakbmatullahi Wabarakatub.
Jakarta, 1s Juni 1987