• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Dan Perhitungan Sistem Plumbing Penyediaan Air Bersih Pada Gedung Bertingkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Dan Perhitungan Sistem Plumbing Penyediaan Air Bersih Pada Gedung Bertingkat"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PLAMBING PENYEDIAAN

ANALISA DAN PERHITUNGAN SISTEM PLAMBING PENYEDIAAN

AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

RONNY WIBOWO / 20406648

RONNY WIBOWO / 20406648

Fakultas Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin

ABSTRAKSI

ABSTRAKSI

Sis

Sistem tem plplamambibing ng memeruprupakakan an babagigian an yayang ng tidtidak ak dadapapat t didipipisahsahkakan n daldalam am pepembmbanangugunanann gedung. Sistem plambing penyediaan air bersih pada gedung ini meliputi sistem penyediaan gedung. Sistem plambing penyediaan air bersih pada gedung ini meliputi sistem penyediaan air

air bebersrsihih, , ininstastalalasi si aiair r bebersrsihih, , ananalialisa sa peperhrhituitungngan an kekebubututuhan han air air bebersirsih h yyang ang memeliplipututii mengetahui perkiraan jumlah penghuni, mengetahui pemakaian air bersih dalam sehari, dan mengetahui perkiraan jumlah penghuni, mengetahui pemakaian air bersih dalam sehari, dan mengetahui berapa pemakaian air bersih berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing, analisa mengetahui berapa pemakaian air bersih berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing, analisa  perhitungan

 perhitungan perencanaan perencanaan pipa pipa air air bersih bersih yang yang meliputi meliputi mengetahui mengetahui dimensi dimensi pipa pipa air air bersihbersih dari

dari ground water tank  ground water tank  ke ke  roof tank  roof tank , mengetahui debit aliran pipa dinas, head kerugian gesek , mengetahui debit aliran pipa dinas, head kerugian gesek  aliran dalam pipa, mengetahui kerugian tekanan, dan analisa perhitungan pompa.

aliran dalam pipa, mengetahui kerugian tekanan, dan analisa perhitungan pompa.

K

Kaatta a KKuunncci i : : SSiisstteem Pm Peennyyeeddiiaaaan An Aiir Br Beerrssiihh, P, Peerraalalattaan dn daan Pn Peerrlleennggkkaappaann (( Equipment  Equipment ), ), InsInstalatalasi si PlaPlambimbing ng Air Air BerBersihsih, , AnaAnalisa lisa PerPerhithitungunganan Kebutuhan Air Bersih, Analisa Perhitungan Perencanaan Pipa Air  Kebutuhan Air Bersih, Analisa Perhitungan Perencanaan Pipa Air  Bersih

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Latar belakang penulisan ini adalah Latar belakang penulisan ini adalah de

dengngan an memelilihahat t peperkrkemembabangngan an jajamamann  pembangunan

 pembangunan building building office office dandan apartemen banyak sekali dengan berbagai apartemen banyak sekali dengan berbagai ma

macacam m bebenntutuk k bbananggununanannynya. a. SaSalalahh ssaattuunnyya a aaddaallaah h kokonnttrruukkssi i ppaaddaa  pembangunan

 pembangunan building building office office dandan ap

aparartetememen n di di dadalalamnmnya ya yyanang g memelilipuputiti adanya

adanya   Plum  Plumbinbing, g, FirFire e FigFightihting, ng, MVAMVAC C  (Mechanical Ventilation Air Conditioner) (Mechanical Ventilation Air Conditioner),, di dalam latar belakang ini yang akan di di dalam latar belakang ini yang akan di  bahas

 bahas adanya adanya perencanaan perencanaan sistem sistem instalasiinstalasi  plambing

 plambing pada pada building building office office MenaraMenara Al

Allialianz nz yyang ang berberlalantntai ai 2828 , ,   dan   dan didimamanana letak lokasi dari Menara Allianz itu sendiri letak lokasi dari Menara Allianz itu sendiri  berada

 berada pada pada tempat tempat yang yang strategis strategis yaituyaitu dip

dipusausat t kotkota a JakaJakarta rta yayang ng penpenuh uh dendengangan me

menanara ra ofoffificece, , mamaka ka pepersrsaiaingngan an papadada  bentuk

 bentuk dan dan sistem sistem instalasi instalasi pada pada menaramenara h

haarruus s lleebbiih h ddiittiinnggkkaatktkaan n ddaarri i sseeggii ke

kenynyamamananan an dadan n kekeamamanananan. . Di Di dadalalamm  perencanaan

 perencanaan sistem sistem instalasi instalasi plambingplambing  penyediaan

 penyediaan air air bersih bersih pada pada building building officeoffice M

Meennaarra a AAllliliaannz z ssaannggaat t ddiippererlluukkaann di

didadalalamnmnya ya yyang ang teterbarbagi menjgi menjadadi i 4 4 susubb sistem, yaitu sistem penyediaan air bersih, sistem, yaitu sistem penyediaan air bersih,  Equipment,

 Equipment,   peng  pengertian ertian instalasi instalasi plambplambinging  penyediaan

 penyediaan air air bersih, bersih, analisa analisa perhitunganperhitungan k

keebbuuttuuhhaan n aaiir r bbeerrssiihh, , ddaan n aannaalliissaa  perhitungan perencanaan

 perhitungan perencanaan pipa pipa air air bersih.bersih. Pen

Penuliulis s mermerasa asa perperlu lu memmemberberikaikann  pengetahuan

 pengetahuan dari dari apa apa yang yang di di dapatkandapatkan sseewwaakkttu u mmeellaakkuukkaan n aannaalliissa a ddi i PPTT Medialand International yaitu pada sistem Medialand International yaitu pada sistem inst

instalasalasi i plaplambimbing ng penpenyedyediaan iaan air air berbersihsih  pada

 pada gedung gedung ini, ini, agar agar menambahmenambah  pengetahuan

 pengetahuan tentang tentang cara cara instalasiinstalasi  plambing

 plambing penyediaan penyediaan air air bersih. bersih. KarenaKarena sistem plambing adalah bagian yang tidak  sistem plambing adalah bagian yang tidak  dap

dapat at dipdipisahisahkan kan dardari i banbangungunan an gedgedungung,, o

olleeh h kkaarerenna a ititu u ppeererennccaannaaaan n ssisistetemm

 plambin

 plambin g  g   haru  haruslah slah diladilakukkukan an berbersamasamaanan d

dan an sesesusuai ai ddenenggan an tatahhapapanan-t-tahahapapanan  perencanaan

 perencanaan gedung gedung ini, ini, dalam dalam rangkarangka  penyediaan

 penyediaan air air bersih bersih baik baik dari dari kualitaskualitas dan kuantitas. dan kuantitas.

LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

Plambing Plambing Pl

Plamambibing ng memerurupapakakan n bagbagian ian yyangang ttiiddaak k ddaappaat t ddiippiissaahhkkaan n ddaallaamm  pembangunan

 pembangunan gedung. gedung. Oleh Oleh karena karena itu,itu,  perencanaan

 perencanaan dan dan perancangan perancangan sistemsistem  plambing

 plambing haruslah haruslah dilakukan dilakukan bersamaanbersamaan d

dan an sesesusuai ai ddenenggan an tatahhapapanan-t-tahahapapanan  perencanaan

 perencanaan dan dan perancangan perancangan gedung gedung ituitu se

sendndiriiri, , dedengngan mempan memperherhatiatikakan n sesecarcaraa se

seksksamama a huhububungnganannynya a dedengngan an bagbagian ian-- bagian

 bagian kontruksi kontruksi gedung gedung serta serta dengandengan  peralatan

 peralatan lainnya lainnya yang yang ada ada dalam dalam gedunggedung tersebut.

tersebut. P

Paadda a jjeenniis s ppeenngggguunnaaaan n sisiststeemm  plambing

 plambing ini ini sangat sangat tergantung tergantung padapada k

keebbuuttuuhhaan n ddaarri i baanb ngguunnaan n yyaanngg  bersangkutan.

 bersangkutan. Dalam Dalam hal hal ini, ini, perencanaanperencanaan dan perancangan sistem plambing dibatasi dan perancangan sistem plambing dibatasi  pada

 pada pendistribusian pendistribusian dan dan penyediaan penyediaan air air   bersih.

 bersih. Pl

Plamambibing ng dididedefifininisisikakan n sesebabagagaii segala sesuatu

segala sesuatu yang berhubunyang berhubungan dengangan dengan  pelaksanaan

 pelaksanaan pemasangan pemasangan pipa pipa dengandengan  peralatannya

 peralatannya di di dalam dalam gedung gedung atau atau gedunggedung y

yanang g beberdrdekekatatan an yanyang g bebersrsananggkukutatann dengan Air Bersih dan Air Buangan yang dengan Air Bersih dan Air Buangan yang dhu

dhubunbungkgkan an dendengan gan sistesistem m salusaluran ran kotkota.a. A

Adadappun un fufungngsi si dadari ri sisiststem em ininststalalasasii  plambing adalah

 plambing adalah :: a.

a. MeMenynyedediaiakakan n aiair r bebersrsih ih ke ke tetempmpat at--te

tempmpat at yyanang g dikdikehehenendadakki i dedenngagann tekanan yang cukup.

tekanan yang cukup.  b.

 b. Membuang Membuang air air kotor kotor dari dari tempat-tempattempat-tempat ter

tertetentntu u tatanpnpa a memencncemaemarkrkan an bagbagianian  penting lainn

(3)

Dalam sistem plambing memerlukan  peralatan yang mendukung terbentuknya sistem plambing yang baik. Jenis peralatan  plambing dalam artian khusus,istilah

“Peralatan Plambing” meliputi :

a. Peralatan untuk penyediaan air bersih / air minum.

 b. Peralatan untuk penyediaan air panas. c. Peralatan untuk pembuangan dan

ventilasi.

d. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixtures). Dalam artian yang lebih luas, selain  peralatan-peralatan tersebut diatas, istilah “Peralatan plambing” seringkali digunakan untuk mencakup :

a. Peralatan pemadaman kebakaran.

 b. Peralatan pengolahan air kotor ( tangki septik).

c. Peralatan penyediaan gas. d. Peralatan dapur.

e. Peralatan untuk mencuci (laundry). f. Peralatan pengolahan sampah. g. Berbagai instalasi pipa lainnya.

Alat plambing adalah semua  peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air  (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air   buangan, atau secara singkat dapat

dikatakan semua peralatan yang dipasang  pada :

● Ujung akhir pipa, untuk memasukkan air.

● Ujung awal pipa, untuk membuang air.

Prosedur Perencanaan Rancangan konsep

Dalam menyiapkan rancangan konsep sistem plambing, hal-hal  berikut ini perlu diketahui :

1. Jenis dan penggunaan gedung 2. Denah bangunan

3. Jumlah penghuni

Penelitian lapangan

Dalam tahap rancangan konsep,  penelitian lapangan sangat penting di samping hal-hal yang disebut di atas. Penelitian lapangan yang kurang memadai atau pun tidak lengkap tidak  hanya akan menimbulkan kesulitan  pada tahap awal perancagan, tetapi  bahkan dapat menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pemasangan instalasi. Oleh karena itu, penelitian lapangan merupakan bagian dari  pekerjaan perencanaan dan  perancangan. Penelitian lapangan tidak 

hanya berarti kunjungan ke lokasi  pembangunan gedungnya dan melihat situasi tempat, tetapi mencakup pula  perundingan dengan instansi Pemerintah yang berwenang, menjajagi  pendapat instansi pengairan dan  perikanan setempat, serta penilitan yang menyangkut hak penggunaan air  dan pembuangan air.

Rencana dasar

A.) Masalah umum

Dalam tahap ini disiapkan dasar-dasar perancangan, dengan menggunakan rencana konsep serta data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Antara lain perlu dilakukan :

1. Pertemuan dengan pemilik  gedung atau perancang gedung

2. Penyesuaian dengan  persyaratan gedung maupun peralatan lainnya. B.) Pemilihan peralatan

Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan, jenis sistem  plambing dapat dipilih, data untuk 

(4)

 perhitungan perancangan dapat disiapkan dan jenis-jenis perlatannya dipelajari.

Rancangan pendahuluan

Berdasarkan rencana dasar  yangtelah dibuat, kapasitas dari sistem dan perletakan peralatan plambing dipelajari lebih detail dengan menggunakan gambar-gambar   pendahuluan denah bangunan.

Rancangan pelaksanaan

Setelah rancangan  pendahuluan diperiksa dan disetujui oleh pemilik gedung atau pun  perancang gedung, perhitungan dan gambar-gambar pelaksanaan dapat disiapkan. Selain itu juga disiapkan dokumen spesifikasi dan perkiraan  biaya pelaksanaan. Kontraktor   pelaksana akan membuat penawaran  biaya pelaksanaan berdasarkan gambar 

rancangan dan spesifikasi tersebut, yang akan menjadi bagian penting dari dokumen kontraknya dengan pemberi tugas (pemilik gedung). Di samping itu, kontraktor pelaksana akan menyiapkan pula gambar-gambar kerja ( shop drawings) untuk menunjukkan/ menegaskan detail pemasangan. Oleh karena itu, tidaklah dapat diterima adanya kesalahan/kekurangan dalam rancangan pelaksanaan sistem  plambing, demikian pula adanya  perbedaan maupun ketidak cocokan dengan pekerjaan rancangan arsitektur, struktur, elektrikal dan mekanikal. Perlu ditekankan pentingnya  pemeriksaan dokumen-dokumen rancangan yang menyangkut seluruh disiplin.

Gambar Diagram Sistem Plambing Penyediaan Air Bersih Undang-undang, Peraturan dan Standar

Walaupun belum disahkan sebagai suatu peraturan yang diundangkan, untuk  wilayah negara Republik Indonesia hendaknya digunakan buku ”Pedoman Plambing Indonesia” yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam buku Pedoman tersebut, selama tidak    bertentangan dengan peraturan-peraturan

Pemerintah yang berlaku,dapat pula digunakan standar-standar secara Internasional.

(5)

Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih

Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air Kualitas Air

Sebagiamana disebutkan dalam fungsi peralatan plambing, tujuan terpenting dari sistem penyediaan air  adalah menyediakan air bersih. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang tetap baik  merupakan prioritas utama. Banyak negara telah menetapkan standar kualitas untuk  tujuan ini.

Tabel 2.1 menunjukkan standar  kualitas air bersih yang berlaku pada  beberapa negara, dan Tabel 2.2 standar 

kualitas air bersih yang berlaku di Indonesia. Standar dari Badan Kesehatan Sedunia (WHO) dalam Tabel 2.1 dimaksudkan terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang, dan juga untuk menyamakan standar kualitas air  minum dan air bersih untuk alat angkutan Internasional (kapal dan pesawat terbang).  Negara-negara yang masih akan menetapkan standar kualitas air minumnya diharapakan menggunakan standar WHO tersebut.

Standar negara Jepang untuk kadar-sisa chlor dalam air telah ditetapkan sebagai langkah penting di bidang kesehatan, dan dinyatakan dalam Undang-undang Pelayanan Air dan Undang-Undang-undang Pengamanan Sanitasi Dalam Gedung (lihat Tabel 2.3).

Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah mana tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum untuk  umum, seperti di tempat terpencil di  pegunungan atau di pulau, penyediaan air 

akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau dalam, dan sebagainya. Dalam hal demikian, air baku tersebut haruslah diolah dalam gedung atau dalam instalasi

 pengolahan agar dicapai standar kualitas air yang berlaku.

Pencegahan Pencemaran Air

Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah (GWT), tangki air atas (RWT),  pompa-pompa, perpipaan, dan dimana yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dalam peralatan-peralatan ini, air bersih harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran. Pencegahan  pencamaran lebih ditekankan pada sistem  penyediaan air bersih, dan ini adalah faktor 

terpenting ditinjau dari segi kesehatan. Walapun demikian, pencemaran adalah suatu kejadian yang dapat dengan mudah terjadi di bagian manapun. Sebagai contoh di Amerika serikat, negara yang dianggap  paling terkemuka di bidang plambing, dilaporkan bahwa pencemaran air minum dan air bersih telah membunuh lebih dari 100 orang dan menyebabkan sakitnya sekitar 1000 orang di kota Chicago antara tahun 1932 sampai 1993.

Hal-hal yang dapat menyebabkan  pencemaran antara lain, masuknya kotoran, tikus, serangga ke dalam tangki yang menyebabkan terjadinya karat dan rusaknya bahan tangki dan pipa yang terhubung pipa air bersih dengan pipa lainnya, tercampurnya air bersih dengan air dari jenis kualitas lainnya, seperti aliran-balik (backflow) air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air bersih.

Dari contoh-contoh diatas nyatalah  bahwa pencemaran dapat dengan mudah terjadi, tetapi juga sebenarnya tidaklah terlalu sulit mencegahnya. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa contoh  pencemaran dan pencegahannya.

(6)

A. Larangan hubungan pintas

Yang dimaksud dengan hubungan  pintas (   cross connection), adalah hubungan fisik antara dua sistem pipa yang  berbeda, satu sistem pipa untuk air bersih dan sistem pipa launnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, dimana air akan dapat mengalir dari satu sistem ke sistem yang lainnya.

Di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, hubungan pintas ini secara tegas dilarang. Sebagai misal, membuat hubungan pintas antara sebuah tangki air  minum dengan tangki air bukan air  minum, walaupun diperkirakan tidak akan terjadi pencemaran, sama sekali tidak  diperbolehkan.

Demikian pula sistem perpipaan air   bersih tidak boleh dihubungkan dengan

sistem perpipaan lainnya. Sistem  perpipaan air bersih dan peralatannya tidak   boleh terendam dalam air kotor atau bahan

lain yang tercemar.

B. Pencegahan aliran-balik 

Aliran-balik (blackflow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam sistem perpipaan air bersih, yang  berasal dari sumber lain yang bukan untuk 

air bersih. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya efek siphon- balik (back siphonage). Dengan perkataan lain, sistem perpipaan air bersih yang dapat menimbulkan efek siphon-balik  dapat juga disebut mempunyai hubungan  pintas. Efek siphon-balik adalah terjadinya aliran masuk ke dalam pipa air   bersih dari air bekas, air kotor, air hujan,

dan dari peralatan saniter atau tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif  dalam pipa.

Sudah pernah terbukti bahwa aliran- balik ini dapat menimbulkan penyakit

yang mematikan, dan dalam kehidupan sehari-hari aliran balik ini terjadi oleh karena sembrono atau kurang pengetahuan tentang sistem plambing.

Sebagai contoh dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan pada bak  mandi, bak cuci piring ( pantry),   janitor , dan sebagainya. Apabila pencucian dilakukan dalam bak dengan slang air  tersambung pada keran sedang ujung slang terendam dalam air cucian, air kotor bekas cucian dapat terisap ke dalam sistem pipa air bersih pada waktu terjadi tekanan negatif. Tekanan negatif dalam sistem pipa sering disebabkan oleh terhentinya  penyediaan air bersih, atau karena  pertambahan kecepatan aliran yang cukup  besar dalam pipa.

Contoh suatu efek siphon-balik, misalnya pada keadaan di mana katup pada titik A ditutup untuk perbaikan sistem pipa atau pembersihan tangki atas (RWT), sedangkan slang air yang terpasang pada keran B ujungnya tetap terendam dalam ember berisi air. Apabila keran C dibuka,tekanan negatif akan timbul dalam sistem pipa keran A tetap tertutup. Tekanan negatif ini menyebabkan air kotor  dari ember terisap masuk melalui keran B dan keluar melalui keran C.

Peralatan-peralatan berikut ini dapat menimbulkan efek siphon-balik :

- Berbagai macam perlaatan untuk  menyimpan air (tangki air, tangki ekspansi, menara pendingin, kolam renang, kolam lainnya.)

- Peralatan yang dapat menampung air  (bak cuci tangan, bak cuci dapur, dsb)

- Beberapa peralatan khusus (peralatan dapur, kedokteran, mesin cuci, dsb) Pencegahan aliran-balik dapat dilakukan dengan menyediakan celah

(7)

udara atau memasang penahan aliran- balik.

Gambar Contoh terjadinya aliran- balik 

Pengertian Instalasi Plambing Penyediaan Air Bersih

Sistem ini adalah dimana Sumber air   bersih diambil dari PDAM dimasukan ke

dalam bak penampung air bersih Ground Water Tank (GWT ), sedangkan sumber air  yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well  ) dimasukan kedalam  penampung air baku ( raw water tank ).

Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau  pasir yang terbawa dari sumur. Air yang  berada di raw water tank diolah (treatment ) di instalasi   Water Treatment   Plant   dan selanjutnya dialirkan ke   clear  water tank    atau   ground water tank , selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank ) dengan menggunakan pompa transfer. Distribusi air bersih pada empat lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa  pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

Dewasa ini, sistem penyediaan air   bersih yang banyak digunakan dapat

dikelompokkan sebagai berikut : 1. Sistem sambungan langsung 2. Sistem tangki atap

3. Sistem tangki tekan

4. Sistem tanpa tangki (booster system)

Gambar Contoh peredaman pukulan air   pada sisi keluar pompa

SISTEM SAMBUNGAN LANGSUNG Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya :  pipa utama dibawah jalan dari  perusahaan air minum). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa, cabang dari  pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk   perumahan dan gedung-gedung kecil dan

rendah. Ukuran pipa cabang biasnya diatur/ditetapkan oleh perusahaan air  minum. Tangki pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa

(8)

distribusi, dan dibeberapa daerah tidak  diizinkan memasang katup gelontor  (flush valve).

Gambar Contoh sistem sambungan langsung

SISTEM TANGKI ATAP

Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak  dapat diterapkan, sebagai gantinya  banyak sekali digunakan sistem tangki atap, terutama di negara Amerika Serikat dan Jepang. Dalam sistem ini, air  ditampung lebih dahulu dalam tangki  bawah (dipasang pada lantai terendah  bangunan atau dibawah muka tanah) kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki atap ini diterapkan seringkali dengan alasan-alasan berikut :

a. Selama air digunakan,  perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak terjadi,  perubahan tekanan ini hanyalah akibat muka air  dalam tangki atap.

 b. Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara yang

sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa  biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.

c. Perawatan tangki atap sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan.

Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan  pompa cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal biasanya dijalankan  bergantian dengan pompa utama, untuk  menjaga agar kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui.

Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.

Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak  “tangki atap” tersebut apakah dipasang di dalam langit-langit, atau di atas atap (misalnya untuk atap dari beton) atau dengan suatu kontruksi menara yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan  pada jenis alat plambing yang dipasang  pada lantai tertinggi bangunan dan

(9)

Gambar Contoh sistem dengan tangki atap SISTEM TANGKI TEKAN

Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut :

Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke dalam suatu distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak   pompa. Pompa berhenti bekerja kalau

tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm2. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi  pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali menimbulkan efek yang negatif pada  peralatan plambing.

Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan setelah berulang kali

mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume efektif air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih  besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke dalam tangki).

Kelebihan sistem tangki tekan yaitu : 1. Lebih menguntungkan dari segi

estetika karena tidak terlalu mencolok  dibandingkan dengan tangki atap.

2.   Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama  pompa-pompa lainya.

3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.

Sedangkan kekurangannya yaitu :

1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan  pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur  yang berubah-ubah.

2.   Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara

(10)

kempa dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tekan.

3. Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otomatik pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem  penyimpanan air seperti tangki atap. 4. Karena jumlah air yang efektif 

tersimpan dalam tangki tekan relatif  sedikit, maka pompa akan sering  bekerja sehingga menyebabkan

keausan pada saklar yang lebih cepat. Variasi yang ada pada sistem tangki tekan antara lain :

1.Sistem Hydrocel

Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan “Hydrocel” ciptaan Jacuzzi Brothers Inc. Sebuah perusahaan di Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai penganti udara dalam tangki tekan.

Sistem ini mengunakan tabung-tabung berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang akan mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam tangki. Dengan demikian akan mencegah kontak langsung antara udara dengan air sehingga selama  pemakaian sistem ini tidak perlu ditambah udara setiap kali. Kelemahannya hanyalah bahwa volume air yang tersimpan relatif  sedikit.

2.Sistem Tangki Tekan dengan Diafram

Tangki tekan pada sistem ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet khusus, untuk  memisahkan udara dengan air. Dengan demikian akan menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan dengan perlunya pengisian udara secara periodik.

Gambar Contoh sistem tangki tekan

Sistem Tanpa Tangki (

Booster System

) Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, ataupun tangki atap. Air   dipompakan langsung ke sistem distribusi  bangunan dan pompa penghisap air  langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik  oleh Perusahaan Air Minum maupun pada  pipa-pipa utama dalam pemukiman

khusus (tidak untuk umum).

Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa, yaitu :

1. Sistem kecepatan putaran  pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja sedangkan  pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.

2. Sistem kecepatan putaran  pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah kecepatan atau laju aliran diatur dengan

(11)

mengubah kecepatan putaran  pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain :

1. Mengurangi tingkat  pencemaran air karena tidak 

menggunakan tangki,

2. Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,

3. Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,

4. Biaya pemakaian daya listrik besar,

5. Penyediaan air bersih

tergantung pada

sumberdayanya,

6. Investasi awal besar.

Gambar Contoh kombinasi tangki  penampang air minum (dari PDAM), pompa dan tangki tekan

Gambar Tampak luar  Alat Plambing

Definisi alat plambing

Istilah “alat plambing” digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk  menyediakan air (memasukan) air panas

(12)

atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada :

● Ujung akhir pipa, untuk memasukkan air.

● Ujung awal pipa, untuk membuang air.

Bahan yang dianjurkan sebagai alat  plambing harus memenuhi syarat-syarat  berikut :

1. Tidak menyerap air (atau, sedikit sekali)

2. Mudah dibersihkan

3.   Tidak berkarat dan tidak  mudah aus

4. Relatif mudah dibuat 5. Mudah dipasang

Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapis, berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang tidak atau jarang terkena air, ada juga digunakan bahan kayu. Alat plambing yang tergolong “mewah” menggunakan  juga marmer kualitas tinggi. Bahan lain yang ada pada masa sekarang mulai  banyak digunakan, terutama untuk bak 

mandi (bath tub)   adalah FRP atau resin  polyester yang diperkuat dengan anyaman

serat gelas.

Peralatan Saniter

Peralatan saniter pada gedung ini yang hanya menggunakan air bersih adalah  bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring ( pantry), dan pancuran mandi, peralatan saniter umumnya dibuat dari bahan  porselen atau keramik. Bahan ini sangat  popular karena biaya pembuatannya cukup murah, dan ditinjau dari segi sanitasi

sangat baik. Bahan lain yang cukup  banyak digunakan di Indonesia adalah “teraso”, walaupun untuk membersihkan lebih sulit dari pada bahan porselen.

Beberapa jenis peralatan saniter  yang menggunakan air bersih pada gedung ini, sebagai berikut :

1. Bak cuci tangan

Pada gedung ini, bak  cuci tangan meliputi bak cuci tangan kecil dan bak cuci tangan. Bak cuci tangan kecil ialah tempat untuk menyuci tangan (wastafel ), sedangkan  bak cuci tangan pada gedung ini ialah tempat yang digunakan untuk mengambil air   berwudhu, dimana pemakaian

air bersih pada bak cuci tangan ini terlalu banyak.

Gambar Contoh bak cuci tangan

2.   Janitor 

Janitor adalah tempat  pencucian (pembersihan) kain  pel dan biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian (laundry), tapi pada gedung ini  janitor hanya digunakan untuk 

(13)

Gambar Contoh Janitor  3. Bak cuci piring ( pantry)

Bak cuci piring ( pantry) ini adalah tempat pencuci  piring untuk para penghuni

gedung ini.

Gambar Contoh bak cuci  piring

4. Pancuran Mandi

Pancuran mandi yang disambung dengan pipa fleksibel (hand shower ) sekarang ini makin banyak  digunakan,di samping pancuran yang dipasang tetap pada dinding. Pancuran mandi semacam ini memberikan keleluasaan lebih dalam  penggunaannya untuk mandi, tetapi dalam keadaan tertentu

dapat menimbulkan

kemungkinan aliran balik. Hal ini bisa terjadi kalau misalnya

katup pancuran tersebut dalam keadaan terbuka sedang kepala  pancurannya, ketika katup  pancuran tersebut terbenam dalam bak mandi (bath tub). Apabila dalam pipa air bersih ke pancuran terjadi tekanan negative, air bekas yang di dalam bak mandi dapat tersedot  balik ke dalam pipa dan mencemari air bersih dalam  pipa. Untuk mencegah hal ini, seharusnya dipasang pemecah vakum untuk menghindarkan aliran balik. Pemecah vakum tersebut dapat dipasang dalam sistem pipa atau sambungan  pipa dengan pipa fleksibel yang menghubungkan kepala  pancuran.

Gambar Contoh instalasi katup  pancuran bak mandi (Shower )

Di dalam kamar mandi di mana ada bak mandi dengan  pancuran seperti ini dan juga ada bak pencuci tangan, bibir  taraf banjir bak cuci tangan akan lebih tinggi dari bibir taraf   banjir bak mandi. Untuk  mencegah pencemaran air  dalam pipa ke bak cuci tangan akibat aliran balik dari bak  mandi melalui kepala pancuran, sebaiknya pemecah vakum dipasang pada tempat yang letaknya sekurang-kurangnya 15 cm di atas bidang bibir taraf   banjir dari alat   plumbing 

(14)

tertinggi yang berada dalam ruang kamar mandi tersebut.

5. Keran penyiram tanaman Keran penyiram tanaman ini, untuk menyiramkan tanaman di sekitar bangunan gedung ini.

Gambar Contoh keran tanaman

6. Keran pengisi air kolam Keran ini digunakan hanya untuk mengisi air kolam yang ada di halaman gedung ini.

Gambar 2.14 Contoh keran  pengisi air kolam

Fiting Saniter Keran air

Keran air ada beberapa macam : 1. Keran air yang dapat dengan

mudah dibuka dan ditutup, yang umum digunakan untuk berbagai keperluan.

2. Keran air yang dibuka akan menutup sendiri,misalnya untuk  cuci tangan.

3. Keran air yang laju alirannya diatur oleh ketinggian muka air, yaitu keran atau katup  pelampung.

Gambar Contoh katup siram untuk cuci tangan

Gambar Contoh sumbat bola untuk tangki siram

Perlengkapan tambahan

Berbagai perlengkapan tambahan (accessories) diperlukan untuk  alat plambing. Yang terpenting untuk  diperhatikan adalah tempat duduk pada kloset duduk.

(15)

Gambar Contoh pancuran air minum yang tergantung pada dinding (jenis  pancuran miring).

Gambar Contoh keran pancur putar  Penaksiran laju aliran air

Metoda penaksiran laju aliran air

Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu :

a. Berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)

Penaksiran berdasarkan jumlah  pemakai (penghuni) adalah metoda yang didasarkan pada pemakaian air  rata-rata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum

ditentukan. Metoda ini praktis untuk  tahap perencanaan atau juga  perancangan.

Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan, untuk  sesuatu gedung maka angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan “standar” mengenai pemakaian air per  orang per hari untuk sifat penggunaan gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah  penghuni tidak diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan penghuni per  luas lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, tetapi tetap harus diperiksa terhadap kondisi pemakaian gedung yang dirancang.

Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metoda ini biasanya digunakan untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dan sebagainya. Sedangkan untuk ukuran  pipa yang diperoleh dengan metoda ini

hanyalah pipa penyediaan air.

b.   Berdasarkan jenis dan jumlah alat  plambing

Penaksiran ini adalah metoda yang digunakan apabila kondisi  pemakaian alat plambing dapat diketahui. Juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung ini.

c. Berdasarkan unit beban alat  plambing

Pada penaksiran unit beban alat  plambing adalah dengan metoda ini untuk 

setiap alat plambing ditetapkan suatu unit  beban (fixture unit). Untuk setiap bagian  pipa dijumlahkan besarnya unti beban dari semua alat plumbing yang dilayaninya,

(16)

dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva pada gambar 2.34. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plumbing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor  kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing.

Unit beban alat plambing penyediaan air bersih

a) Untuk unit beban sampai 3000

 b) Untuk unit beban sampai 250 (skala gambar diperbesar)

Berdasarkan unit beban alat  plambing, di mana setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban ( fixture unit ). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan  besarnya laju aliran air dengan kurva pada gambar di atas. Kurva ini memberikan hubungan hubungan antara jumlah unit  beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan  penggunaan serempak dari alat-alat  plambing.

PEMBAHASAN DAN ANALISA

Prosedur Penilitian

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan  penelitian, biasanya selalu diawali dengan  penetapan tahapan atau langkah-langkah  penelitian. Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan dari awal penelitian hingga akhir, yang ditunjukkan melalui sebuah diagram alir atau flowchart .

Gambar diagram alur penilitian Sistem Penyediaan Air Bersih

Pada sistem ini, sumber air bersih yang didapatkan untuk penyuplaian air bersih  pada gedung ini ada 2 sumber, yaitu :

(17)

A. Sumber air bersih dari PDAM Sumber air bersih dari PDAM dan air bersih dari Deep Well (sumur dalam). Dimana sumber air bersih yang didapat dari PDAM yang kontinyu untuk  menyuplai air bersih selama 24 jam dan ditampung didalam   Ground Water Tank  (tangki air bawah) dan disalurkan ke  Roof   Water Tank    (tangki atas) untuk  menampung debit air yang dipompakan melalui pompa air bersih.

B. Sumber air bersih dari Deep Well  Sumber air bersih yang didapat dari   deep well   tidak kontinyu seperti sumber air bersih dari PDAM, karena sumber air bersih dari   deep well   hanya akan digunakan apabila penyuplaian debit air bersih dari PDAM mengalami hambatan (rusak), sumber air bersih dari deep well  sama dengan sumber air bersih  pada perumahan yang didapat dari proses  pengeboran dalam tanah, hanya skala  proses pengambilan sumber air bersih dari deep well  lebih besar dibandingkan dengan sumur pompa rumahan, dan air bersih yang didapat langsung disalurkan ke Ground Water Tank   (tangki air bawah) dengan pompa deep well .

Peralatan dan perlengkapan (

E quipment 

) Untuk Penyediaan Air Bersih

Pengertian   equipment    disini adalah untuk menjelaskan peralatan dan  perlengkapan yang akan di gunakan dalam  pengerjaan instalasi sistem  plumbing, dan dimana  equipment   untuk sistem air bersih yang digunakan pada gedung ini, sebagai  berikut :

A. Pompa-pompa

1. Pompa air bersih

Pompa yang menyedot air   bersih dari tanki bawah dan

mengalirkannya ke tangki atas.

Gambar Pompa air bersih

2. Sand Filter 

Untuk menyaring kotoran dari air tangki atas setelah melewati proses carbon filter .

Gambar Sand Filter  3. Carbon Filter 

Untuk menyaring kotoran dari air tangki atas lalu di alirkan ke sand filter.

(18)

Gambar Carbon Filter  4. Pompa Booster 

Pompa booster ini berada pada atap gedung, dimana fungsi dari pompa tersebut adalah untuk menambah tekanan air, agar cepat mengalir ke bawah. Pompa booster ini hanya melayani 4 lantai paling atas, karena pada posisi ini daya gravitasi air sangat kecil untuk  mengalir ke bawah.

Gambar Pompa Booster  5. Ground Water Tank (GWT)

Ini biasanya disebut dengan tangki air bawah, karena  berada di lantai paling bawah (basement). Fungsinya untuk   penampungan bak air bersih.

Air yang ditampung di tangki  bawah yaitu dari PDAM yang kontinyu selama 24jam, dan Deep Well. Tangki air bawah

ini mempunyai 2 bak    penampungan dengan

kapasitas masing-masing 450 m³ air.

Gambar Ground Water Tank (tangk air   bawah)

6. Roof Water Tank (RWT)

Ini biasanya disebut dengan tangki air atas, karena berada di atap gedung. Untuk    penampungan air atas, dimana

air tersebut dialirkan dari tangki bawah. Tangki atas ini terbuat dari berbahan FRP (Fiberglass Reinforced Plastic). Tangki air atas ini mempunyai kapasitas 60 m³ air.

Gambar Roof Water Tank (tangki air atas)

(19)

B.   Deep Well 

 Deep well  ini sama seperti sumur   pompa dirumah-rumah, mengambil

sumber air dalam dari tanah (sumur  dalam).   Deep well   ini berfungsi untuk memperoleh air bersih untuk  memenuhi kebutuhan air bersih pada menara ini. Tetapi air bersih dari deep well ini hanya digunakan apabila suplay air dari PDAM mengalami keterlambatan atau kerusakan, maka air bersih deep well ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Gambar Diagram Deep Well  1. Pengeboran

Proses ini berada di dekat taman belakang pada gedung ini, agar mendapatkan air yang  bersih pengeboran dilakukan dengan kedalaman 20 m. Karena di kedalaman itu didapatkan hasil air yang  bersih untuk memenuhi

kebutuhan air bersih.

Gambar Tempat Pengeboran

2. Pompa Deep Well

Pompa ini diletakan diatas lubang yang telah dilakukan

 pengeboran dengan

 pemasangan pipa-pipa PVC dan Galvanis yang masuk  kedalam lubang tersebut untuk  mengambil air bersih dari tanah, posisi ini sama dengan  pompa sumur yang ada dirumah-rumah. Pompa ini  berfungsi untuk menyedot air   bersih dari tanah yang telah

dilakukan pengeboran dan langsung dialirkan ke tangki air bawah untuk disatukan dengan air bersih dari PDAM. Pompa ini akan bekerja apabila suplay air bersih dari PDAM itu mengalami keterlambatan atau kerusakan, maka air bersih dari deep well ini yang dipakai untuk   memenuhi kebutuhan air   bersih pada gedung ini.

Gambar Pompa Deep Well

Instalasi Plambing Penyediaan Air Bersih

Instalasi plambing ini yaitu rangkaian pipa-pipa dalam sistem  plambing penyediaan air bersih. Sistem ini adalah dimana Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam  bak penampung air bersih Ground Water 

(20)

Tank (GWT ), sedangkan sumber air yang  berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well ) dimasukan kedalam penampung air   baku (raw water tank ).

Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau  pasir yang terbawa dari sumur. Air yang  berada di raw water tank diolah (treatment ) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear  water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank ) dengan menggunakan pompa transfer. Distribusi air bersih pada empat lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa  pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

3.4.1 Peralatan utama

Pada gedung ini peralatan utama yang digunakan adalah pipa dan sambungan pipa yang telah ditetapkan  berdasarkan standar HASS 204, dan pada instalasi   plumbing   penyediaan air bersih gedung ini menggunakan 3 macam jenis  pipa, yaitu :

1. PIPA U PVC (Unplastized Polyvinyl  Chloride)

Pipa ini sering digunakan  pada pembangunan dalam melakukan instalasi  plumbing , baik pembangunan  pemukiman maupun gedung. Pipa ini terbuat dari bahan UPVC    (Unplastized Polyvinyl Chloride) yang  banyak kelebihannya

dibanding material polimer  lainnya, seperti : tahan terhadap korosi, kuat, ringan, mudah dalam penyambungan dan pemeliharaan. Dalam gedung ini pipa UPVC ini hampir semua digunakan untuk instalasi   plumbing  kecuali instalasi air panas. Dan sistem setiap  penyambungan pipa ini

dilakukan dengan

menggunakan perekat pipa (lem).

Gambar Pipa UPVC dan Perekat pipa

2.   PIPA   PPR (Polypropylene  Random)

Pipa ini hanya digunakan untuk instalasi air panas, dimana pada gedung ini dipasang untuk kamar mandi eksekutif. Dan pipa ini terbuat dari Polypropylene  Random type 3, yang

merupakan

material propylene dengan r  andom copolymer  yang

(21)

disingkat PP-R type 3, yaitu  produk yang dirancang untuk 

mengaliri air panas dan dingin bertekanan. Sistem  penyambungan yang digunakan oleh pipa PPR

adalah sistem

 penyambungan   heat fusion dengan menggunakan alat  pemanas yang praktis dan

mudah.

Gambar Pipa PPR dan Alat  pemanas

3. PIPA Galvanis

Pipa ini digunakan untuk  keperluan instalasi air bersih, dimana pemasangan pipa galvanis itu di sambungkan dengan pompa dan valve. Pipa galvanis yang dipakai  pada proyek ini adalah pipa galvanis GIP kelas medium, sesuai dengan standar  SNI/SII (Medium A).

Gambar Pipa Galvanis Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Perkiraan Jumlah Penghuni

Proses ini adalah untuk mengetahui  jumlah penghuni gedung ini, di mana gedung yang seluas 42000 m² dan  perbandingan luas lantai yang efektif (lihat tabel 2.6), maka kita akan mengetahui  perkiraan jumlah penghuni gedung ini dengan menggunakan persamaan (2.4), sebagai berikut :

(0,6) x (42000) / 5 = 5040 orang Keterangan :

µ : (0.6) perbandingan luas lantai yang efektif (tabel 2.6)

L : luas bangunan gedung ini

Perhitungan Pemakaian Air Bersih

Proses ini akan mengambil data dari tabel 2.6 yang di mana pemakaian pada gedung kantor sebesar 100 liter/hari per  orang, maka akan di dapat dengan  persamaan 2.5 seperti ini :

Q = (5040) x (100) = 504000 liter  = 504 m³/hari

Keterangan :

n : 5040 orang (jumlah penghuni)

Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari 100: lihat tabel 2.6 (pemakaian air rata-rata

(22)

Jadi, dapat diketahui bahwa pemakaian air bersih per hari pada gedung ini adalah 504 m³/hari.

Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran,  pancuran air, tambahan air untuk air panas yang menggunakan solahart atau mesin  pendingin (chiller) gedung ini, penyiraman taman, dsb, sehingga pemakaian air rata-rata sehari dapat diketahui dengan  persamaan 2.6 :

Qd = (1,20) x (504) = 604,8 m³/hari Keterangan :

Qd : debit air bersih rata-rata per hari 1,20 : (100 lihat tabel 2.6 + 20%)

Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari Jadi, dapat ketahui bahwa pemakaian air   bersih yang sudah ditambahkan 20%  pemakaian air rata-rata sehari adalah 604,8

m³/hari.

Pemakaian air bersih pada gedung ini selama 8 jam, dapat diketahui dengan  persamaan 2.7 maka :

Qh = (604,8) / 8 = 75,6 m³/jam Keterangan :

Qh : pemakaian air bersih per jam Qd : 604,8 m³/hari

t : waktu pemakaian rata-rata per hari Jadi, dapat diketahui jumlah pemakaian air bersih selama 8 jam kerja adalah 75,6 m³/jam dan menetapkan c1 = 2 dengan menggunakan persamaan 2.2 dan c2 = 3 dapat diketahui dengan persamaan 2.3, maka :

Qh – max = (2) x (75,6) = 151,2 m³/jam Qm–max= (3) x (75.6)/60 = 3,78 m³/menit

Hasil perhitungan pemakaian air bersih  pada gedung Lantai Q m3/h ari Qd m3/h ari Qh m3/j am Qh max m3/j am Qm max m3/m enit Perkant oran 1-28 504 604,8 75.6 151,2 3,78 Keterangan :

Q : Pemakaian air bersih rata-rata per hari Qd : Debit air bersih rata-rata per hari Qh : Pemakaian air bersih per jam

Qh max : Pemakaian air bersih pada jam  puncak 

Qm max : Pemakaian air bersih pada menit  puncak 

Perhitungan Jenis dan Jumlah Alat Plambing.

Berdasarkan jenis dan alat plambing yang sudah diketahui pada gedung ini, maka dapat diketahui jumlah dari setiap  jenis alat plambing dalam gedung ini.

Berdasarkan unit beban alat plambing, gedung ini yang mempunyai 28lantai, alat  plambing untuk penyediaan air bersih pada setiap lantainya terdiri atas 1 janitor (bak  cuci pel), 1 pantry(bak cuci piring), 6 bak  cuci tangan bersama (tempat wudhu), 5  bak cuci tangan kecil, 1 pancuran mandi, 1  pancuran air kolam, dan 3 pancuran

tanaman.

Dengan dilihat pada gambar (b) kurva (1), diperoleh pemakaian air secara serentak pada 28 lantai ini kira-kira sebesar 150 liter/menit. Karena alat  plambing pada setiap lantai sama, maka  jumlah unit beban alat plambing seluruh gedung dapat diketahui dengan persamaan (2.8) adalah :

(23)

QS = 28 x 36 = 1008 Keterangan :

QS : hasil dari jumlah unit beban alat  plambing seluruh gedung

n : 28 lantai

h : 36 jumlah perhitungan unit beban alat plambing

Dan dari kurva tersebut pada gambar (a) kurva (1), maka diperoleh perkiraan  pemakaian air serentak sebesar 680 liter/menit. Ini adalah pemakaian air   puncak untuk gedung secara keseluruhan.

Analisa Perhitungan Perencanaan Pipa Air Bersih

Mengetahui Dimensi Pipa Air Bersih dari Ground Water Tank ke Roof Tank  Penentuan ini diperlukan untuk   menentukan ukuran pipa yang digunakan  pada gedung ini, dan untuk mengetahui dimensi pipa air bersih dengan menentukan debit pengaliran. Berikut adalah perhitungan penentuan dimensi  pipa air bersih dari   ground water tank 

menuju ke roof tank.

Dimana data yang di dapatkan:

- Kecepatan rata-rata aliran air (v) asumsi adalah 2 m/detik 

- Volume roof tank  (Vrt) = 60 m³

- Waktu pemompaan

= 30 menit = 1800 detik  - Volume ground water tank  (Vgwt)

= 900 m³

Perhitungan ini yaitu untuk   mengetahui debit pengaliran yang di rencanakan dari ground water tank dan roof tank dengan menggunakan persamaan 2.9, sebagai berikut :

Q =

଺଴ ௠

³ 

ଵ଼଴଴ௗ௘௧௜௞

= 0,0333 m³/detik  = 33,3 l /detik 

Dan untuk menentukan dimensi pipa air bersih dari ground water tank ke roof  tank, dengan menggunakan persamaan 2.10 sebagai berikut :

D =

ସ ௑

(

.

଴ଷଷଷ

)

³

గ ௑ ଶ ௠

/

ௗ௘௧௜௞

= 0.0848 m = 8,48 cm = 84,8 mm Diameter yang tersedia di pasaran adalah 100 mm, maka dimensi pipa air   bersih dari ground water tank ke roof 

water tank adalah 84,8 mm atau 4 inch.

Mengetahui Debit Pipa Dinas (Pipa Air Bersih)

Pipa dinas ini adalah perencanaan dari instalasi pipa air bersih dari PDAM ke dalam gedung ini dan harus mempunyai ukuran yang cukup agar dapat mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan jam puncak  dan mencari nilai kelebihan laju aliranya dengan menggunakan persamaan 2.11 dapat diketahui sebagai berikut :

Dengan data yang di dapatkan adalah : - Data dapat diperoleh Q1 = 75,6 +

6,75 m³/jam = 82,35 m³/jam

- Q = 6,75 m³/jam (diperoleh dari kelebihan kapasitas aliran), ini untuk mengantisipasi adanya kerugian atau penurunan kinerja  pompa

- Dari hasil pemakaian air bersih per   jam Qh= 75,6 m³/jam= 1260

liter/menit

- Diameter pipa dinas (PDAM) = 80 mm = 3 inch

(24)

Perhitungan laju aliran :

Q = 82,35 – 75,6 m³/jam = 6,75 m³/jam

= 0,0018 m³/s = 109,5 liter/menit

Hasil dari laju aliran debit pipa dinas gedung ini adalah 6,75 m³/jam.

Jadi laju aliran ditambah Q : Q dititik A-B :

= (Q1) + 6,75 m³/jam = 75.6 + 6,75 m³/jam = 82,35 m³/jam

= 1372,5 liter/menit

Untuk Mengetahui Head Kerugian Gesek Dalam Pipa

Perhitungan ini untuk   mengetahui besarnya head kerugian gesek  dalam pipa dan menentukan laju kecepatan aliran dengan menggunakan persamaan  bilangan Reynolds 2.12, rumus Hazen-Williams 2.13, dengan persamaan 2.14, dan persamaan 2.15 untuk mencari nilai dari kecepatan rata-rata aliran dalam pipa.

Dengan data yang di dapatkan adalah :

- v air (viskositas kinematik) =

 12,32 .10

ି଺

 ft2/s

=

 1,14 . 10

ି଺

  m²/s

- Diameter pipa dinas yang digunakan adalah 3” = 80 mm = 0,08 m

- Panjang (L) pipa PVC = 130 m Sebelum mencari bilangan Reynolds, kita harus mengetahui nilai dari kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa, dengan menggunakan persamaan 2.14 sebagai  berikut :

A = .

 ଴

,

଴଼

² 

= 0,005024 m² Keterangan :

A : panjang aliran pipa lurus (m²)

D : 0,08 m

dan persamaan 2.15 untk mencari nilai kecepatan rata-rata di dalam pipa, sebagai berikut :

v =

,

଻ହ

,

଴଴ହ଴ଶସ

= 1343,55 m/s Keterangan :

v   : kecepatan rata-rata aliran di dalam  pipa (m/s)

Q : 6,75 m³/jam A : 0,005024 m²

Perhitungan bilangan Reynolds, seperti di bawah ini :

Re =

 ଵଷସଷ

,

ହହ

.

 ଴

,

଴଼

,

ଵସ

.

ଵ଴

షల = 94284210,53

Setelah kita mengetahui hasil dari  bilangan Reynolds ini, maka hasil aliran

ini bersifat “turbulen”.

Maka kita dapat mengetahui head kerugian gesek dari pipa lurus, dengan  persamaan 2.13 Hazen-Williams di bawah

ini : hf =

 ଵ଴

,

଺଺଺

.

 ଺

,

଻ହ

భ,ఴఱ

ଵଷ଴

భ,ఴఱ .

 ଴

,

଴଼

ర.ఴఱ x 130 = 182,76 m Keterangan : hf : kerugian head (m) Q : 6,75 m³/jam

C : 130 (lihat pada tabel 2.13) L : 130 m

D : 0,08 m

Jadi, kita sudah dapat mengetahui head kerugian gesek dalam pipa dari pipa lurus dalam gedung ini adalah 182,76 m.

Untuk Mengetahui Kerugian Tekanan Perhitungan ini adalah untuk   mengetahui kerugian tekanan atau  penurunan tekanan (pressure drop). Kerugian tekanan itu terjadi karena adanya

(25)

kerugian yang ada dalam pipa dan sebagainya. Untuk mengetahui kerugian tekanan ini menggunakan persamaan 2.16, sebagai berikut :

Data yang diperoleh :

- Q = 109,5 liter/menit = 1,825 liter/detik  - D = 0,08 m = 3 inch - C = 130 (dari tabel 2.35) - L = 130 m hf =

,

଼ଶହ

భ,ఴఱ (

,

଴଴ଵହହହ ௫ ଴

,

଴଼

మ,లయ

 ௫ ଵଷ଴

)భ,ఴఱ x 130 = 5578,10 m

Jadi hasil kerugian tekanan dalam pipa air bersih adalah sebesar  5578,10 m.

Dan untuk mendapatkan besarnya kolom air dari pipa air bersih menggunakan  persamaan 2.17, seperti berikut :

Data yang diperoleh :

- Q  = 1372,5 liter/menit - L = 130 m ∆ p dititik A-B ∆ p = 1 mm kolom air/meter x L = 1 x 130 = 130 mm kolom air/meter  = (0,13 mka x 0,1)bar  = 0,013 bar 

Jadi hasil dari besarnya kolom air  dari pipa air bersih adalah 0,013 bar.

Analisa Perhitungan Pompa

Untuk Mengetahui Head Total Pompa Perhitungan head total pompa ini adalah untuk mengetahui aliran dengan kapasitas yang telah ditentukan, dengan menggunakan persamaan 2.18 untuk  mengetahui head statis total dan 2.19 untuk mengetahui head total pompa, seperti ini :

Data yang diperoleh : - Hd = 120 m

- Hreq = 10 m - H f   = 182,76 m

H s = 120 + 10 + 182,76 = 312,76 m

Jadi hasil head statis total adalah 312,76  m.

Dan untuk mengetahui head total  pompa untuk mengalirkan jumlah air   bersih yang sesuai dirancang adalah :

Data yang diperoleh : - H s = 312,76  m -  ∆hp = 0

- H f = 182,76 m -

² 

.

= head kecepatan keluar 

 H  = 312,76 + 0 + 182,76 +

,

଻ହ

² 

.

,

= 718,77 m

Jadi hasil dari head total pompa adalah sebesar 718,77 m.

Pemilihan Pompa

Pemilihan pompa ini adalah untuk  menentukan kapasitas pompa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air   bersih pada gedung ini.

Pompa Untuk Reservoir

Jumlah pemakaian air bersih pada gedung ini adalah :

Qh = (604,8) / 8 = 75,6 m³/jam

Kebutuhan air bersih pada gedung ini adalah 1260 liter/menit.

Kapasitas pompa yang digunakan adalah 55 m³/jam, sehingga membutuhkan

(26)

2 pompa air bersih yang sama, jadi kapasitas pompa adalah :

= 55 + 55 = 110 m³/jam = 1833,33 l /menit

Kapasitas pompa disengaja oleh  perancang dibuat lebih besar dari kapasitas kebutuhan. Pompa dibeli dengan pilihan sesuai kapasitas air bersih yang dibutuhkan.

Spesifikasi pompa, yaitu : 3 phase 380 volt 50 Hz Seri pompa : Sp 55.10 Q : 55 m³/jam Total head : 718,77 m Pipa : 4” Motor : Ms 7000 Kw : 11,2 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis  perhitungan kebutuhan air bersih dalam  perencanaan sistem plambing, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai  berikut :

1. Di dalam perencanaan sistem  plambing, diperlukan adanya suatu prosedur perencanaan, undang-undang, peraturan, dan standar. Dimana pembahasan  prosedur perencanaan ini meliputi rancangan konsep, penilitian lapangan, rencana dasar, rancangan pendahuluan, dan rancangan pelaksanaan dari sistem  plambing.

2. Perancangan sistem penyediaan air   bersih pada gedung ini

menjelaskan tentang kualitas air  dan pencegahan pencemaran air. 3. Pada perancangan sistem

 penyediaan air bersih ini

ditunjukkan standar kualitas air   bersih dan air minum berbagai

negara, standar air bersih dan air  minum di Indonesia, dan kadar  sisa klor dalam air keluar keran. 4. Sumber air bersih pada sistem

 penyediaan air bersih dalam gedung ini adalah air dari PDAM dan Deep Well .

5. Peralatan dan perlengkapan (equipment) yang digunakan pada sistem penyediaan air bersih ialah  pompa air bersih, sand filter, carbon filter, pompa booster, tangki air bawah (GWT ), tangki air  atas ( RWT), dan proses  pengambilan air bersih dengan

cara Deep Well.

6. Berdasarkan penelitian dan  pembahasan dalam gedung ini, kebutuhan penyediaan air bersih dapat diketahui dengan  perhitungan, dimana pemakaian air bersih menurut berbagai

literature, menurut

 penggunaannya, pemakaian air  rata-rata per orang setiap hari, dan  pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya, dan ukuran pipa cabang air.

7. Perkiraan jumlah penghuni pada gedung ini adalah 5040 orang,  perkiraan ini didapatkan dari hasil  perhitungan luas bangunan gedung

ini.

8. Jumlah kebutuhan air bersih pada gedung ini adalah 504 m³/hari. 9. Jumlah unit beban alat plambing

seluruh gedung ini adalah 1008 10. Jumlah pemakaian air puncak 

untuk gedung secara keseluruhan adalah

(27)

11. Mengetahui dimensi pipa air   bersih dari ground water tank ke

roof tank 

Adalah 4 inch, hasil itu di dapatkan dari debit pengaliran. 12. Mengetahui debit pipa dinas (pipa

air bersih) dengan perhitungan laju aliran sebesar 6,75 m³/jam. 13. Mengetahui bilangan Reynolds

dari kecepatan rata-rata laju aliran adalah bersifat turbulen, karena Re = 94284210,53

14. Head kerugian gesek dalam pipa lurus diketahui sebesar 182,76 m 15. Kerugian tekanan dalam pipa air 

 bersih sebesar 5578,10 m

16. Besarnya kolom air dalam pipa adalah 0,013 bar 

17. Hasilnya head statis total sebesar  312,76 m

18. Head total pompa pada gedung ini adalah 718,77 m

19. Kapasitas pompa yang digunakan adalah 55 m³/jam.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Project menara Allianz. PT Medialand International. Jakarta, 2010

[2]. Tentang menara Allianz. www.allianz.co.id/.

[3]. Nouwen A., Anwir B.S.,

 Pompa 1

, PT Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1981

[4]. Morimura, T. dan Noerbambang, S.M.

2000.

 

Perancangan

dan

Pemeliharaan

Sistem

Plambing

. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

[5]. Austin, C., H., Zulkifli, H.,   Pompa dan Blower Sentrifugal, Erlangga, Jakarta, 1990

[6] Tahara Haruo, Sularso,  Pompa Dan Kompresor, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 2000

[7] Info Tentang menara Allianz, www.kompasgramedia.com/uploa d data/images/infokita/hal%204-39.pdf 

Gambar

Gambar  Diagram  Sistem Plambing  Penyediaan Air Bersih Undang-undang,  Peraturan  dan Standar
Gambar Contoh terjadinya aliran- aliran- balik 
Gambar  Contoh  sistem  sambungan langsung
Gambar Contoh sistem tangki tekan
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISA SISTEM JARINGAN PENDISTRIBUSIAN PIPA AIR BERSIH DI PDAM TIRTA BENGI BENER MERIAH..

Strategi penyediaan air bersih di desa rawan air bersih pada Kecamatan Baitussalam adalah menetapkan wilayah pelayanan oleh PDAM Tirta Mountala terhadap bangunan pengolahan air

square, standar deviasi), metode analisa sarana dan prasarana (jumlah fasilitas.. kota), sistem air bersih kota tebing tinggi (sistem air bersih PDAM Tirta. Bulian, unit pelayanan

Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh

Evaluasi jaringan sistem penyediaan air bersih di wilayah Sub Sistem Bribin ditinjau dari beberapa hal meliputi: sumber air baku, daerah dan tingkat pelayanan,

Berdasarkan persepsi pelanggan Kecamatan Baitussalam yang belum terlayani air bersih PDAM Tirta Mountala, strategi dominan dalam penyediaan air bersih di desa rawan

Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil analisa terhadap kinerja jaringan, serta tingkat kepuasan masyarakat terhadap sistem distribusi air bersih PDAM

Akumulasi Skoring Variabel Variabel PDAM Non-PDAM Kualitas air bersih 7,78 9,6 Kontinuitas air bersih 11,65 16,26 Kuantitas air bersih 11,65 10,68 SKOR TOTAL 31,08 36,54