• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Plumbing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Plumbing"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi 2.1.1 Air Bersih

Menurut Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi

persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.

Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen.

2.1.2. Sistem Plumbing

Mekanikal plambing secara umum merupakan suatu sistem penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan di dalam bangunan. Mekanikal plambing juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan peralatan di dalam gedung atau gedung yang bersangkutan dengan air bersih maupun air buangan yang dihubungkan dengan sistem saluran kota (Sunarno, 2005). Plumbing

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan

memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada pada gedung tersebut. Pada jenis penggunaan sistem plambing sangat tergantung pada kebutuhan dari bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan dan perancangan sistem plambing dibatasi pada pendistribusian dan penyediaan air bersih.

(2)

Adapun fungsi dari instalasi plambing adalah:

 Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan dan jumlah aliran yang cukup.

 Membuang air buangan dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Dalam sistem plambing memerlukan peralatan yang mendukung terbentuknya sistem plambing yang baik.

Jenis peralatan plambing dalam artian khusus, istilah peralatan plambing meliputi:  Peralatan untuk menyediakan air bersih atau air bersih untuk minum.

 Peralatan untuk menyediakan air panas.

 Peralatan untuk pembuangan air buangan atau air kotor.  Peralatan saniter (Plumbing Fixture).

2.2 Sistem Plumbing Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih diperlukan untuk mengalirkan air bersih menuju tempat yang memerlukan. Dalam perancangan sistem air bersih harus diperhatikan mengenai sistem yang akan digunakan, pada umumnya terbagi dalam beberapa jenis seperti: sistem

sambungan langsung, sistem tangki atap, dan sistem tangki tekan.

Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, roof tank), pompa transfer dan distribusi.

- Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well. - Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan

clean water tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank. Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank (bak air bersih).

(3)

Sumber Air

Skema Penyediaan Air Sumber Air PDAM

Sumber air bersih dari PDAM dan air bersih dari Deep Well (sumur dalam). Dimana sumber air bersih yang didapat dari PDAM yang kontinyu untuk menyuplai air bersih selama 24 jam dan ditampung didalam Ground Water Tank (tangki air bawah) dan disalurkan ke Roof Water Tank (tangki atas) untuk menampung debit air yang dipompakan melalui pompa air bersih.

Sumber Air Tanah

Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinyu seperti sumber air bersih dari PDAM, karena sumber air bersih dari deep well hanya akan digunakan apabila penyuplaian debit air bersih dari PDAM mengalami hambatan (rusak), sumber air bersih dari deep well sama dengan sumber air bersih pada perumahan yang didapat dari proses pengeboran dalam tanah, hanya skala proses pengambilan sumber air bersih dari deep well lebih besar dibandingkan dengan sumur pompa rumahan, dan air bersih yang didapat langsung disalurkan ke Ground Water Tank (tangki air bawah) dengan pompa deep well.

Bila sumber air diambil dari sumur tidak dari PAM dan ternyata air sumur dimaksud harus diolah dahulu sebelum di distribusi, maka salah satu cara pengolahan adalah dengan sedimentasi.

(4)

2.3 Klasifikasi Sistem Plumbing Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan adalah sebagai berikut: 2.3.1 Sistem Sambungan Langsung

Pada sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada perumahan dan gedung-gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.

2.3.2 Sistem Tangki Atap

Pada sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah. (dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem ini diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan 3 ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam tangki atap. 2. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan.

3. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.

(5)

Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui.

Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.

Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak “tangki atap” tersebut apakah dipasang di dalam langit-langit, atau di atas atap (misalnya untuk atap dari beton) atau dengan suatu kontruksi menara yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang dipasang pada lantai tertinggi bangunan dan tekanan kerja yang tinggi.

2.3.3 Sistem Tanki Tekan

Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa

(6)

bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa : pompa berhenti bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum tekanan yang ditetapkan juga. Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-1.5 kg/cm2 . Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan berisi udara bertekanan atmosfer, kemudian diisi air, maka volume aur yang akan mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk mengatasi hal ini, dimasukkan udara kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer. Kelebihan Sistem Tangki Tekan adalah: 1. Dari segi estetika tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap. 2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya. 3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara. Kekurangannya adalah pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada saklar lebih cepat.

2.3.4 Sistem Tanpa Tanki

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misal : pipa utama PDAM) Sistem penyediaan air bersih yang dipakai untuk perkantoran umumnya adalah sistem tangki atap. Demikian pula dalam

perencanaan Tugas Akhir ini, sistem tangki atap digunakan dengan pertimbangan : 1. Dengan adanya roof tank maka ketersediaan air akan terjaga setiap waktu khususnya pada saat

(7)

pemakaian puncak. 2. Perubahan tekanan yang terjadi tidak begitu berarti, hanya akibat perubahan muka air dalam tangki. 3. Menghemat kerja pompa.

Laju Aliran

Laju Aliran Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk sesuatu bangunan, kapasitas peralatan dan ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang 4 harus disediakan kepada bangunan tersebut. jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan sesungguhnya. Metode penaksiran laju aliran air.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan Jumlah Pemakai Metode ini didasarkan atas pemakaian air ratarata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum ditentukan. Metode ini praktis utnuk tahap perencanaan dan perancangan. Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan untuk suatu gedung maka angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan ”standar” mengenai pemakaian air per orang per hari untuk sifat penggunaan gedung tersebut. tetapi bila jumlah penghuni tidak diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan padatan hunian per luas lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, berkisar antara 55 sampai 80 persen dari luas seluruhnya. Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metode ini biasanya digunakan untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb. Sedangakn untuk pipa yang diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa penyediaan air (misalnya pipa dinas) dan bukan untuk menentukan ukuran pipa-pipa dalam seluruh jaringan.

b. Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat diketahui, misalnya untuk perumahan atau gedung kecil lainnya. Juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung tersebut. c. Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing Pada metode ini untuk setiap alat plambing

ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan unit beban dari semua alat plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plambing

(8)

dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing.

2.4 JENIS POMPA

Pompa Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke roof tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :

- End Suction Pump

- Horizontal Split Case Pump - Multi Stage Pump

- Centrifugal Pump

Pompa sentrifugal bekerja dengan baling-baling atau alat sirip yang berfungsi menarik dan mendorong aliran. Dalam hal ini baling-baling atau propeler berfungsi pada saat berputar ke arah aliran sehingga aliran akan menuju sirip belakang. Baling-baling tersebut terletak di bagian dalam ruang propeler yang mempunyai akurasi gesekan relatif mendekati nol.

Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain : - Diaphragma Pressure Tank

- Non Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank

Pompa Booster, Pompa booster ini berada pada atap gedung, dimana fungsi dari pompa tersebut adalah untuk menambah tekanan air, agar cepat mengalir ke bawah. Pompa booster ini hanya melayani 4 lantai paling atas, karena pada posisi ini daya gravitasi air sangat kecil untuk mengalir ke bawah.

2.5 Pipa dan Peralatan Pipa

Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai berikut:

a. Logam. Contoh: baja, besi, atau tembaga yang digalvanis. PIPA Galvanis

Pipa ini digunakan untuk keperluan instalasi air bersih, dimana pemasangan pipa galvanis itu di sambungkan dengan pompa dan valve. Pipa galvanis yang dipakai pada proyek ini adalah pipa galvanis GIP kelas medium, sesuai dengan standar SNI/SII (Medium A)

(9)

b. Plastik. Contoh: polyethylen (PE), acrityonitile butadiena stryrene (ABS),

polyvinil chlorida (PVC), polyvinit dichlorida (PVDC), Unplastizes polyvinil chlorida (UPVC)

PIPA UPVC (Unplastized Polyvinyl Chloride)

Pipa ini sering digunakan pada pembangunan dalam melakukan instalasi plumbing, baik pembangunan pemukiman maupun gedung. Pipa ini terbuat dari bahan UPVC (Unplastized Polyvinyl Chloride) yang banyak kelebihannya dibanding material polimer lainnya, seperti : tahan terhadap korosi, kuat, ringan, mudah dalam penyambungan dan pemeliharaan. Dalam gedung ini pipa UPVC ini hampir semua digunakan untuk instalasi plumbing kecuali instalasi air panas. Dan sistem setiap penyambungan pipa ini dilakukan dengan menggunakan perekat pipa (lem).

PIPA POLYVINYL CHLORIDA (PVC)

Pipa PVC pada umumnya digunakan sebagai saluran air dalam suatu proyek perumahan atau gedung atau jalan dll. Pipa PVC ini sifatnya keras, ringan, dan kuat. Karena penginstalannya mudah, maka sangatlah ideal jika digunakan untuk saluran dibawah zink dapur, kamar mandi, dll.

(10)

c. Peralatan instalasi : elbow, fitting tee, reducer, fitting cap, flange Elbow

Siku dalam system perpipaan digunakan untuk mengubah arah aliran fluida dengan menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang lain. Siku adalah pipa fitting dipasang antara dua batang pipa atau tabung untuk memungkinkan perubahan arah, biasanya 90 ° atau 45 °.

Reducer

Reducer adalah komponen dalam pipa yang mengurangi pipa ukuran dari yang lebih besar untuk menanggung yang lebih kecil (dalam diameter). Panjang pengurangan biasanya sama dengan rata-rata diameter pipa yang lebih besar dan lebih kecil.

Fitting Tee

Sambungan T (fitting tee) merupakan jenis sambungan yang paling umum digunakan. Jenios fitting T yaitu tee equal dan fitting tee non equal. Digunakan untuk menggabungkan dua aliran fluida (split) dari arah yang berlawanan.

(11)

Salah satu jenis sambungan pipa, biasanya digunakan untuk menutup aliran aliran fluida cair atau gas pada ujung saluran pipa.

d. Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :

- Check Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.

- Gate Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa. Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close).

- Ball Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.

- Butterfly Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa. - Floating Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki. - Foot Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.

- Strainer, berfungsi sebagai filter air.

- Flexible Joint, penahan getaran dan gerakan. - Pressure Gauge, pengukur tekanan.

- Pressure Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan. - Flow Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran. - Water Meter, pengukur debit air.

2.6 Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan.

Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut :

a. Keperluan-keperluan untuk minum, memasak, untuk keperluan mandi,buang air besar dan kecil,untuk mencuci pakaian,cuci tangan,cuci peralatan dan cuci perlengkapan,serta untuk proses seperti industri.

b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi : air panas, water cooling/AC dan kolam renang,air mancur/taman.

c. Kebutuhan yang sifatnya tetap,air untuk hydrant dan air untuk springkler. d. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan. Besar kebutuhan air,khususnya untuk kebutuhan manusia,dihitung rata-rata per orang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut

(12)

Tabel 2.1 Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunannya

No. Penggunaan Gedung Pemakaian Air Satuan

1. Rumah Tinggal 120 Liter/penghuni /hari

2. Rumah Susun 100(1) Liter/penghuni /hari

3. Asrama 120 Liter/penghuni /hari

4. Rumah Sakit 500(2) Liter/pasien/hari

5. Sekolah Dasar 40 Liter/siswa /hari

6. SLTP 50 Liter/siswa/hari

7. SMU 80 Liter/siswa /hari

8. Ruko/Rukan 100 Liter/penghuni dan

pegawai /hari

9. Kantor/Pabrik 50 Liter/pegawai/hari

10. Toserba, Toko Pengecer 5 Liter/m2

11. Restoran 15 Liter/Kursi

12. Hotel Berbintang 250 Liter/tempat tidur/hari

13. Penginapan 150 Liter/tempat tidur/hari

14. Gedung Pertunjukan 10 Liter/kursi

15. Gedung Serba Guna 25 Liter/kursi

16. Stasiun/Terminal 3 Liter/penumpang tiba

dan pergi

17. Peribadatan 5 Liter/orang belum

dengan air wudhu (Sumber: SNI 03-7065-2005)

Untuk kebutuhan puncak, air yang harus disediakan dinyatakan dalam fixture unit (unit beban) alat plambing. Dengan unit beban alat plambing inilah selanjutnya dapat ditentukan ukuran pipa.

(13)

Tabel 2.2 Unit Beban Alat Plumbing

No. Alat Plumbing UBAP Pribadi UBAP Umum

1. Bak Mandi 3 4

2. Bedpan Washer - 10

3. Bidet 2 4

4. Gabungan Bak Cuci dan Dalang

Cuci Pakaian 3 -

5. Unit Dental atau Peludahan - 1

6. Bak Cuci Tangan Untuk Dokter Gigi 1 2

7. Pancaran Air Minum 1 2

8. Bak Cuci Tangan 1 2

9. Bak Cuci Dapur 2 2

10. Bak Cuci Pakaian (1 atau 2

Kompartemen) 2 4

11. Dus, setiap kepala 2 4

12. Service Ink 2 4

13. Peturasan Pedestal Berkaki - 10

14. Peturasan wall lip - 5

15. Peturasan Palung - 5

16. Peturasan dengan tangki gelontor - 3

17. Bak Cuci, bulat atau jamak setiap

kran - 2

18. Kloset dengan katup gelontor 6 10

19. Kloset dengan Tangki gelontor 3 5

(Sumber : SNI 03-7065-2005) Catatan:

1. Beban alat yang tidak tercantum dalam tabel harus diperkirakan dengan membandingkan alat plambing tersebut dengan alat plambing yang memakai air dalam debit yang sama. 2. Beban yang tercantum dalam tabel adalah seluruh kebutuhan.

(14)

3. Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban yang tercantum dalam tabel.

Tabel 2.3 Jumlah Kloset, Bak Cuci Tangan, dan Peturasan Untuk Hunian Usaha

Jumlah Kloset Jumlah Karyawan/Dosen Jumlah Bak Cuci Tangan Jumlah Karyawan/Dosen Perempuan Jumlah Peturasan Jumlah Karyawan/Dosen Laki-laki 1 1 – 10 1 1 – 20 1 31 – 75 2 11 – 30 2 21 – 40 2 76 – 185 3 31 – 50 3 41 – 60 3 186 - 305 4 51 – 75 4 61 – 80 5 76 – 105 5 81 – 100 6 106 – 145 6 101 – 125 7 146 – 185 7 126 – 150 8 186 – 225 8 151 – 175 9 226 – 265 9 176 - 205

Karyawan/dosen lebih dari 265 orang, ditambah 1

kloset untuk setiap pertambahan 40 orang

Karyawan/dosen lebih dari 205 orang, ditambah 1 bak cuci untuk setiap pertambahan

30 orang

Karyawan/dosen lebih dari 305 orang, ditambah 1 peturasan untuk setiap pertambahan 120 orang (Sumber : SNI 03- 6481-2000)

Catatan :

1. Hunian usaha harus dilengkapi dengan sebuah pancaran air minum atau alat plambing sejenis untuk setiap 75 karyawan/dosen.

2. Jumlah kloset di ruang toilet laki-laki dapat diganti dengan peturasan sekurang-kurangnya ½ jumlah kloset yang dipersyaratkan, bila jumlah karyawan laki-laki lebih dari 30 orang. 3. Fasilitas toilet untuk laki-laki dan perempuan harus terpisah, serta harus mudah dicapai.

(15)

Metode Perancangan

Metode perancangan adalah tata cara atau urutan kerja suatu perhitungan perencanaan untuk mendapatkan hasil perencanaan instalasi air bersih. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan perancangan ini sebagaimana yang dijelaskan pada bagian-bagian di bawah ini

 Data Awal

 Sistem Penyediaan Air Bersih

 Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Bersih  Analisa Perhitungan Perencanaan

 Instalasi Plumbing Penyediaan Air Bersih  Pemilihan Jenis Pompa

 Kesimpulan Perhitungan Perancangan

Dari hasil perancangan sistem plambing instalasi air bersih pada sebuah gedung perkantoran berlantai 4 dengan menggunakan sistem tangki atas diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kebutuhan air bersih pada sebuah gedung perkantoran berlantai 4 diketahui sebesar 235.4 m3/hari dibutuhkan kapasitas penampung air bawah tanah (Ground Water Tank) 250 m3 dengan konstruksi beton dan kapasitas penampung air atas(Roof Tank) 5m3 berjumlah 2 buah.

2. Desain kebutuhan sistem plumbing instalasi air bersih yang digunakan dari penampung air bawah tanah(Ground Water Tank) ke penampung air atas(Roof Tank) adalah 65 mm atau 2 1/2 “ dan diameter pipa dinas (PDAM) adalah 3 “,dan diketahui laju aliran pemakaian air bersih per hari berdasarkan jumlah penghuni adalah 235,4 m3/hari,debit air ratarata perhari 141.24m3/hari, pemakaian air perjam diketahui 5.88 m3/jam,pemakaian air bersih pada jam puncak 35.3 m3/hari dan pemakaian air pada jam puncak 0.88 m3/menit.

(16)

3. Dengan kapasitas aliran (Q) 235.4 m3/hari diketahui head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah air secara teoritis didapat : head statis total 43 m,head losses 4.95 m,head kecepatan 0.12 m dan secara teoritis head total yang dibutuhkan pompa sentrifugal pada gedung pada kondisi operational adalah 46.07 m sedangkan head design pompa 95 m 9 sehingga pompa yang dipilih sesuai dengan kebutuhan air bersih.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara. Penyediaan Air Bersih.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38270/Chapter%20II.pdf;jsessio nid=D318E5197F452722B896A4A19440B901?sequence=4. Diakses Pada Hari

Minggu 29 Oktober 2017

Setyawan, Irwan. Perancangan Sistem Plumbing Instalasi Air Bersih Sebuah Gedung Bangunan Perkantoran Berlantai Empat.

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi6113759955287.pdf. Diakses Pada Hari Minggu 29 Oktober 2017

Suhardiyanto. 2016. Perancangan Sistem Plambing Instalasi Air Bersih Dan Air Buangan Pada Pembangunan Gedung Perkantoran Bertingkat.

https://media.neliti.com/media/publications/177029-ID-perancangan-sistem-plambing-instalasi-ai.pdf. Diakses Pada Hari Minggu 29 Oktober 2017

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pergeseran pola pembangunan semakin nampak terlihat di era sekarang ini. Pola pembangunan lama, yakni pola pembangunan horizontal, perlahan mulai tergeser dengan pembangunan vertikal berupa pembangunan gedung-gedung bertingkat. Hal ini tak lain dikarenakan terbatasnya lahan yang tersedia untuk kawasan pemukiman dan perkantoran. Oleh karena itu, diperlukan suatu penyelesaian masalah penyediaan wilayah pemukiman ataupun perkantoran tanpa harus mengunakan banyak lahan yaitu melalui pembangunan bertingkat. Dalam pembangunan gedung bertingkat, dibutuhkan perencanaan matang dari berbagai aspek. Selain perencanaan sistem elektrikal dan perancangan gedung itu sendiri, dibutuhkan pula perencanaan sistem mekanikal gedung yang meliputi sistem ventilasi mekanis, sistem proteksi kebakaran dan sistem plambing yang layak sehingga penghuni dapat merasakan kenyamanan ketika berada pada sebuah bangunan gedung (Sunarno, 2005). Fungsi dari peralatan plambing adalah pertama, untuk menyediakan air bersih ke tempattempat yang membutuhkan dengan jumlah aliran serta tekanan yang sesuai, dan kedua membuang air kotoran dari tempat tertentu dan tetap menjaga kebersihan tempat-tempat yang dilaluinya (Noerbambang & Morimura, 2005).

Dalam perencanaan sistem plambing air bersih, terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu kualitas air yang akan didistribusikan, sistem penyediaan air yang akan digunakan, pencegahan pencemaran air dalam sistem, laju aliran dalam pipa, kecepatan aliran dan tekanan air, serta permasalahan yang mungkin timbul jika dilakukan penggabungan antara cadangan air untuk air bersih dan pencegahan pemadam kebakaran (Rinka et al., 2014). Pada instalasi plambing sering ditemukan tekanan air yang kurang sehingga debit pengaliran air bersih mengalir dengan debit yang kecil terutama pada lantai teratas dari bangunan dikarenakan tekanan air bersih yang digunakan dibawah tekanan minimal yang dipersyaratkan. Pada perancangan sistem plambing ini diperlukan sistem distribusi air bersih yang sesuai dengan jenis bangunan sehingga tekanan dan debit pengaliran air bersih pada masing-masing lantai dapat terpenuhi.

1.2 Rumusan Masalah

- Apa definisi dari Air Bersih dan Sistem Plumbing?

- Sistem Apa saja yang digunakan untuk penyediaan air bersih?

- Apa saja alat-alat penunjang yang digunakan untuk sistem penyediaan air minum? - Bagaiamana Metode Perancangan dan Perhitungan Perancangan sebuah sistem

(19)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

- Air bersih merupakan air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sementara Plumbing merupakan sistem atau bagian yang digunakan untuk menyediakan air bersih maupun membuang air kotor ke tempat-tempat tertentu

- Sistem penyediaan air bersih meliputi penyediaan air bersih, sistem penampungan, pompa, dan distribusi

- Sistem penampungan yang umum pada gedung bertingkat adalah sistem tangki tekan dan sistem tangki atap

- Jenis pipa yang digunakan dapat berupa jenis baja seperti galvanis dan jenis plastik seperti PVC

- Salah satu Metode Perancangan yang dilakukan untuk merancang sistem penyediaan air bersih di gedung bertingkat diantaranya memiliki data awal, sistem penyediaan air bersih, menganalisis perhitungan kebutuhan air bersih, analisa perhitungan

(20)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah

ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Gowa, Oktober 2017

(21)

Tugas Individu

Plumbing & Instrumentasi

AIR BERSIH

Semester Awal 2017/2018

GHINA FITRIA

D12115005

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

(22)

Gambar

Tabel 2.1 Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunannya
Tabel 2.2 Unit Beban Alat Plumbing
Tabel 2.3 Jumlah Kloset, Bak Cuci Tangan, dan Peturasan Untuk Hunian Usaha

Referensi

Dokumen terkait

I PEKERJAAN PLUMBING BANGUNAN UTAMA & TURUTAN ( TAHAP III ) A Instalasi Main Line Air Bersih & Air Kotor. 1 Pipa air bersih PPR

Sumber air yang diperlukan oleh masyarakat perkotaan dalam mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM

Air bersih dalam bangunan Arena Promosi Produk digunakan untuk kebutuhan.. air bersih dari PDAM dengan system up feed dan air bersih dari sumur

 Sumber air bersih pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta menggunakan 4 jenis sumber air bersih, yakni melalui saluran PDAM

Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir yang terletak di Kecamatan Sulang. Reservoir

Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Bila dicampurkan, kemungkinan apabila saluran

Mempertimbangkan kondisi kemampuan PDAM Kota Semarang yang belum mampu melayani kebutuhan air bersih kawasn kampus Universitas Diponegoro, maka satu-satunya sumber yang

Sumber air yang diperlukan oleh masyarakat perkotaan dalam mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM