• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam kebanyakan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, komunitas lokal kelihatannya tidak berdaya dalarn mengatasi tekanan-tekanan kekuatan ekonomi nasional dan internasional. Lebih jauh dapat dinyatakan bahwa landasan normatif formal dari institusi nasional dan kekuatan politiknya sering menghambat bahkan sering merusak institusi masyarakat tradisional di wilayah-wilayah perdesaan. Apabila institusi pemen'nkh tersebut tumbuh menjadi lebih kuat, maka banyak yang memperkirakan bahwa keadaannya dapat mengancam nilai-nilai kebersamaan timbal balik dan status

.

.

penghambaan atas dasar,mana komuhtas-komunitas ini diorganisasikan. Dengan demikian komunitas lokal mulai kehilangan hak-hak dan bahkan kemampuannya untuk mengelola sumberdaya lokal dan kegiatannya.

Hal ini terjadi juga pada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan Rempek-Monggal dalam penentuan I penetapan batas kawasan hutan. Konflik yang terjadi selama ini antara pihak Kehutanan dan masyarakat disebabkan oleh perbedaan persepsi mengenai tata batas kawasan hutan. Pihak Kehutanan menetapkan kawasan yang disengketakan adalah merupakan kawasan hutan berdasarkan atas "aspek legal formal" yaitu herdasarkan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Lombok No.433IAGR-1161497 tahun 1954 dan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.756Kptsll O/UM/1982, yang selanjutnya disebut dengan nama Tata Guna Hutan Kesepakatan. Selain itu juga adanya Surat Keputusan Menteri Kehutanan.No.292Kpts-1111995 tanggal 12Juni 1995 tentang

(2)

azas tukar menukar kawasan hutan tidak boleh mengurangi luas kawasan hutan tetap yang ada.

Sedangkan pihak masyarakat menganggap bahwa kawasan yang disengketakan selama ini bukan termasuk dalam kawasan hutanldiluar kawasan hutan. Hal ini didasarkan atas faktor sejarah, dimana kawasan tersebut sejak zaman penjajah Belanda merupakan tempat peladangan berpindah bagi masyarakat yang tinggal disekitar kawasan hutan tersebut. Kawasan inilah yang menurut pengetahuan masyarakat sebagai tanah negara bebas (tanah GG). Hal ini diperkuat lagi dengan adanya Surat Keputusan Kantor Badan Pertanahan Nasional Tingkat I Nusa Tenggara Barat No. 460.2/1990/1991 tanggal 3 1 Agustus 1991 yang menyatakan bahwa kawasan yang disengketakan berada diluai kawasan hutan/tidak termasuk dalam kawasan hutan. Inilah dasar pihak Badan Pertanahan Nasional mengeluarkan atau menerbitkan sertifikat dalam bentuk PRONA didalam kawasn tersebut. Hal ini diperkuat Iagi dengan terbitnya Surat Bupati KDH Tingkat I1 Lombok Barat pada tanggal 28 Juli 1984, Nomor : 590.10/866 yang isinya Camat Gangga menganggap bahwa batas hutan yang ditetapkan oleh pihak Kehutanan merupakan batas kesepakatan sepihak yang tanpa diketahui oleh Pemerintah Desa, Camat dan Pemerintah Daerah.

Penelitian terhadap berbagai variabel yang berkenaan dengan* aspek sosial, ekonomi dan lingkungan menunjukkan permasalahan-pernasalahan umum yang menjadi kendala, masih mewarnai proses pembangunan di sekitar kawasan hutan Rempek-Monggal. Permasalahan tersebut adalah : (1) Rendahnya kualitas dan kuantitas pendidikan masyarakat, (2) Dalam aspek demografi, tingginya beban tanggungan keluarga dengan struktur penduduk muda, sehngga kebutuhan

(3)

akan pelayanan dibidang kesehatan, pendidikan, lapangan ke rja baru masih relatif tinggi, (3) Penyediaan kesempatan kerja diluar sektor pertanian masih terbatas, sehingga belum marnpu mengurangi tekanan atas lahan hutan terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan, (4) Dililmt dari sudut pandang ekonomi, tingkat kesejahteraan masyarakat masih relatif rendah, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien Good Serv:ce Ratio, yaitu sebesar 1,25. Hal ini mengindikasikan bahwa proporsi konsumsi pangan lebih besar dari konsumsi non-pangan, (5) Penguasaan dan pemilikan lahan yang relatif sempit, sehingga sulit untuk mengelolanya dengan efektif dan efisien. Kondisi ini diperparah lagi dengan sulitnya mereka mendapat akses pada lembaga hantuan kridit usaha tani,

.I

karena mereka tidak mempunyai jaminan yang layak

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah kombinasi peubah-peubah luas lahan garapan dan harga jual produksi. ~ o n d i s i ini mengindikasikan bahwa semakin luas luas lahan garapan yang dimiliki semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima; begitu pula semakin tinggi harga jual tanarnan pokok dan tanaman tumpangsari semakin tinggi pendapatan yang diterima. Selain itu faktor peke rjaan sampingan responden (sebagai pedagang) dan tingkat pendidikan istri juga sangat berpengaruh pada peningkatan pendapatannya. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi ternyata cenderung tingkat pendaptannya lebih rendah. Narnun tingkat pendidikan isteri tidak banyak berpengaruh pada pendapatan yang diterima.

Kebijakan pembangunan yang selama ini dilakukan telah salah arah (misleading polrcy), yang disebabkan oleh terlalu terpusatnya kewenangan I hak-

(4)

hak kekuasaan terutama dalam sistem pengelolaan sumberdaya hutan. Akibatnya berbagai bentuk ekstemalitas negatif te rjadi, seperti : pertamqhilangnyaproperty right dan terabaikannya hak-hak ulayat (territorial use right) untuk memungut dan memanfaatkan sumberdaya hutan di sekitar lokasi tempat tinggalnya (baik di sekitar kawasan hutan maupun perairan), Kedua, tidak diikutsertakannya orang- orang lokal dalam proses pembangunan, mendatangkan input (terutama tenaga ke j a ) dari luar wilayah sedang outputnya dibawa langsung keluar; menyebabkan masyarakat lokal menjadi penonton , yang berdampak pada terjadinya kebocoran regional, menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat lokal serta memperbesar kesenjangan sosial.

Padahal apabila masyarakat Ibkal tersebut diikutsertakan dan mereka mempunyai hak-hak akses dalam penentuan pilihan keputusan yang menyangkut proyek / kegiatan, maka biasanya hasilnya akan memberikan kineja yang baik yang disebabkan oleh adanya rasa memiliki. Akan tetapi apabila mereka tidak dilibatkan, maka mereka akan tidak menghiraukan bahkan menentang atau merusak proyek tersebut.

Hal ini te rjadi juga pada masyarakat yang ada di sekitar kawasan Rempek- Monggal. Mereka tidak menerima keberadaan program hutan kemasyarakatan dan perusahaan hak pengusahaan hutan , karena keberadaan proyek tersebut tidak melibatkan masyarakat yang ada di sekitar kegiatan proyek, baik dalam ha1 perencanaan, pelakksanaan maupun evaluasi. Disarnping itu karena kegiatan proyek tersebut terutama Hak Pengusahaan Hutan hanya mendatangkan eksternalitas negatif seperti berkurangnya debit air dari tahun ketahun, sehingga tidak jarang menimbulkan konflik dalam masyarakat; rusaknya kawasan berburu,

(5)

tertirnbun dan keringnya sungai akibat kegiatan logging di bagian hulu sungai dan lain-lain.

Dalam penggunaan games theory untuk menyelesaikan konflik yang tejadi dalam masyarakat, diperlukan strategi-strategi untuk memenangkan permainan. Namun dalam penelitian ini bukan kalah atau menang yang menjadi tujuan akhir dari permainan, namun bagaimana mengupayakan supaya kedua pemain sama-sama untung (win-win solution). Strategi yang paling menguntungkan dari pihak kehutanan dan pihak masyarakat adalah pada s a t kedua belah pihak sama-sama menggunakan strategi cooperatif. Karena pada saat inilah tercapainya pureto opt~rnul, yaitu suatu kondisi yang dapat diterima oleh . kedua belah pihak; karena dapat mengakomodir kepentingannya dalam jangka ~ a j a n g .

Untuk dapat sampai pada pengelolaan hutan secara berkelanjutan, maka sudah waktunya para pemegang kebijakan untuk memberdayakan institusi lokal yang ada di wilayah perdesaan. Karena institusi dan norma-norma yang dibangun oleh mereka mempunyai nasip dan manfaat yang sama, dimana norma tersebut bersi fat seff-enforce. Sehingga kalau te jadi konflik langsung bisa diselesaikan oleh mereka tanpa melibatkan institusi yang dibuat oleh pemerintah. Biasanya institusi buatan pemetintah banyak memerlukan biaya transaksi yang tinggi. Untuk itu peaerintah harm mengakui, menghormati dan mengukuhkan hak-hak komunal dalam mengurus sumberdaia agar dicapai efisiensi, dan dalam pengelolaan clan pemenfaatannya lebih produktif

Dengan adanya perbedaan persepsi mengenai tata batas kawasan hutan antara masyarakat dengan pihak kehutanan, maka Qsarankan bahwa batas hutan

(6)

tetap mengacu pada batas hutan menurut versi kehutanan. namun dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan tersebut hams mengutamakan kepentingan masyarakat yang tinggal disekitar kawasan tersebut, tanpa mengorbankan kepentingan pihak kehutanan. Artinya bagaimanapun bentuk pemanfaatan dan pengelolaan kawasan tersebut, tetapi harus mengacu pada 3 fungsi hutan yaitu fungsi ekonomi, &pat menjadi sumber pembangunan daerah, fungsi sosial dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan dan fungsi lingkungan hidup dapat menjamin baiknya fungsi hidrologi. ekologi dan lain-lain.

Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar kawasn hutan Rempek-Monggal, maka redistribusi lahan dalam arti "pengelolaan" harus mendapat prioritas utama dalam kebijakan pemerintah. Disamping itu juga hams ditumbuhkembangkan kelembagaan ekonomi pedesaan yang dapat menciptakan iklim yang kondusip seperti fluktuasi harga commodity ditingkat petani, misalnya dengan mendirikan kelompok tani, koperasi dan lembaga keuangan pedesaan seperti grameen bank dan lain-lain.

Untuk dapat sampai kepada kondisi pareto optimal diperlukan kesabaran yang tinggi, kelembagaan pengendalian (control) yang berfungsi sebagai mediator yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang piawai; sehingga akan terbentuk lieseimbangan kelembagaan baru yang lebih menguntungkan kedua be!& pihak. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah mempertinggi intensitas pertemuan atau silaturrahmi atau musyawarah antar kedua belah pihak (repeated games), sehingga masing-masing mengalami proses

"

belajar

"

(learning by doing)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Laju pertumbuhan penduduk Kota Tarakan lima tahun terakhir adalah 6,15% dilihat dari pertambahan penduduk yang terjadi antara tahun 2008 dan tahun 2012 yakni sebesar 49.911

Haji Surabaya yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam proses pengumpulan data sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.. Ayahanda

TB ekstra paru pada pasien yang berobat di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau berdasarkan perbandingan proporsi didapatkan bahwa lebih banyak yang ditemukan kasus

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan konsentrasi ekstrak rumput laut Acanthophora muscoides pelarut n-heksan memberikan nilai inhibisi yang

Keragaman karakter morfologis sifat kuantitatif ganyong merah dan ganyong putih rendah (<10%), yaitu pada umur berbunga, panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, dan

Anak yang memiliki harga diri yang rendah, pada saat mengalami sebuah kegagalan, maka anak akan merasa bahwa kegagalan tersebut merupakan kegagalan dalam hidupnya dan

Pengaruh Inhalasi Magnesium Sulfat terhadap Kadar Substansi P, Respons Bronkodilator, dan Perbaikan Klinis Pasien PPOK Eksaserbasi Akut.. Supervisor 1: