65
REAKSI PASAR TERHADAP SUSTAINABILITY INFORMATION PADA PERUSAHAAN
Karina Crist Kusumarini1), MI Mitha Dwi Restuti2), dan Paskah Ika Nugroho3)
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)e-mail: mitha.restuti@staff.uksw.edu
ABSTRACT
The aim of this research is to determine the differences in market reaction that occurred in period before the publication of sustainability information and after the publication of sustainability information. The reaction is measured by cumulative abnormal return and trade volume activity. The sample used is manufacture companies listed on Indonesian Stock Exchange (IDX), and published sustainability information for 2012. This research used 102 manufacture companies as samples. The samples were tested using Wilcoxon Signed Test to determine whether there are any differences in the period after issuance and prior to issuance. The results of this research indicate that there are significant differences in market reaction before and after the disclosure, measured by CAR and TVA.
Keywords: sustainability information, CAR, TVA
1. PENDAHULUAN
Laporan sustainabilitas (Sustainability Report) kian menjadi tren dan kebutuhan
bagi perusahaan progresif untuk
menginformasikan perihal kinerja
ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan
(Chariri, 2007). Sustainability
(keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Sustainability terletak pada
pertemuan antara tiga aspek,
people-sosial; planet-environment; dan profit-economic. Yang berarti perusahan
harus bertanggung-jawab dan
mempertanggung jawabkan dampak
positif maupun negatif yang ditimbulkan
terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh United Nations World Commission on Environment and Development pada tahun 1987, Sustainable development adalah (konsep) pembangunan dimana
untuk memenuhi kebutuhan masa
sekarang, tidak boleh mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan dalam strategi perusahaan mereka juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
Global Reporting Initiative (GRI)
telah mengeluarkan panduan atau
pedoman yang dapat digunakan untuk
management berupa GRI Sustainability
Reporting Guidelines dengan
menunjukkan beberapa elemen penting yang berhubungan dengan tiga aspek yaitu ekonomi, lingkungan, dan manusia atau triple bottom line (Profit, Planet &
People). Di Indonesia sendiri
pengungkapan laporan keberlanjutan (sustainability report) bagi perusahaan – perusahaan yang sudah go public diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 di pasal 66.
Meskipun telah didukung oleh peraturan, dan undang-undang, akan tetapi praktek penerapan sustainability reporting di Indonesia dinilai masih rendah. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Global Reporting Initiative (2004) menunjukan bahwa selama tahun 2001-2003, pelaporan mengenai informasi tentang lingkungan dan sosial baru sebesar 1 persen dari seluruh negara di benua Asia dan Australia (Budiman dan Supatmi, 2008).
Bagi perusahaan, laporan
sustainabilitas berfungsi sebagai alat ukur pencapaian target kerja perusahaan dalam menyikapi isu yang berhubungan
dengan lingkungan, ekonomi, dan
manusia (triple bottom line). Bagi stakeholder, laporan keberlanjutan dapat digunakan sebagai tolak ukur atau alat kontrol pencapaian kinerja perusahaan
dalam mengalokasi sumber daya
finansialnya terutama dalam lingkup sustainable and responsible investment (SRI). Oleh karena itu, sangatlah penting bagi perusahaan untuk memperoleh kepercayaan investor terkait reliabilitas laporan mereka.
Beberapa penelitian menganalisis
bahwa perilaku investor sangat
dipengaruhi oleh sejauh mana
perusahaan menerapkan prinsip –
prinsip keberlanjutan.Chariri dan
Ghozali (2007) menyebutkan bahwa perusahaan harus menjaga hubungan
dengan stakeholder-nya dengan
mengakomodasi keinginan dan
kebutuhan stakeholder-nya, terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain.
Seperti yang dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Budiman dan Supatmi (2008), sejak tahun 2005 Ikatan
Akuntan Indonesia Kompartmen
Akuntan Manajemen (IAI-KAM)
menyelenggarakan Indonesia
Sustainability Reporting Award (ISRA), sebagai bentuk apresiasi perusahaan – perusahaan yang telah menerapkan Sustainabiliy Reporting (SR). Dengan adanya ISRA ini, diharapkan reputasi perusahaan – perusahaan yang menjadi pemenang penghargaan akan meningkat karena perusahaan – perusahaan tersebut terbukti telah melaksanakan pelaporan keuangan yang memperhatikan aspek
social, ethical, dan environmental
dengan baik. Selain itu diharapkan
kepercayaan investor terhadap
perusahaan – perusahaan yang meraih penghargaan akan meningkat (Budiman dan Supatmi, 2008).
Penelitian menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2012. Alasan
menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel karena dirasa dalam perusahaan – perusahaan manufaktur,
faktor lingkungan hidup memiliki
peranan penting bagi pengguna laporan
keuangannya dalam mengambil
keputusan, sehingga keberadaan
sustainability information dalam
perusahaan manufaktur dirasa cukup penting.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return dan volume perdagangan saham, yang kemudian diuji dengan menggunakan metode uji beda sampel berpasangan.
Abnormal return dan volume
67
penelitian ini untuk mengukur reaksi pasar karena dinilai dapat merefleksikan keadaan investor yang sesungguhnya. Apabila investor berpikiran negatif terhadap saham atau kinerja sebuah perusahaan, maka akan terjadi abnormal
return yang negatif, begitu pula
sebaliknya (Sularso, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti dampak pengungkapan
Sustainability Reporting terhadap reaksi pasar yang diukur menggunakan volume perdagangan dan abnormal return saham.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran
kepada para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami reaksi pasar dan
pengaruhnya terhadap sustainability
information yang dikeluarkan oleh
perusahaan sehingga dapat
meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi acuan penelitian - penelitian sejenis dan penelitian lanjutan.
2. TINJAUAN LITERATUR Teori Legitimasi
Teori legitimasi menegaskan bahwa
perusahaan terus berupaya untuk
memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka (perusahaan) diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah” (Deegan, 2004 dalam Widianto, 2011). Penerimaan pihak luar, terutama masyarakat di lingkungan sekitar tempat operasi perusahaan, sangat penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Salah satu cara untuk memastikan bahwa aktifitas perusahaan diterima oleh masyarakat sekitar adalah dengan melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan tersebut membuat
kesepakatan untuk melaksanakan
berbagai macam tindakan yang
diinginkan oleh masyarakat sebagai
balasan atas diterimanya tujuan
perusahaan, kelangsungan hidup
perusahaan, dan penghargaan lainnya. (Guthrie dan Parker, 1989)
Teori legitimasi menunjukkan
bahwa pengungkapan sustainability
information dapat mempengaruhi
hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder. Menyadari pentingnya hal tersebut maka perusahaan secara
sadar dan dengan sukarela
mengungkapkan informasi sosial dan lingkungannya (Lackmann et al. 2011). Melalui laporan berkelanjutan para pelaku pasar modal atau investor akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh perusahaan, sehingga
hal tersebut akan menyebabkan
perubahan pada transaksi perdagangan saham. (Jogiyanto, 2008)
Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
Elkington (1997) dalam Adhima (2011) mendefinisikan sustainability report sebagai laporan yang memuat tidak hanya informasi kinerja keuangan, tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan
lingkungan yang memungkinkan
perusahaan bisa bertumbuh secara
berkesinambungan (sustainable
performance). Sustainability report ini sendiri menjadi strategi komunikasi kunci bagi para manajer atau pimpinan
perusahaan dalam menyampaikan
aktivitasnya. Pelaporan sustainability akan menjadi perhatian utama dalam pelaporan nonkeuangan, Pelaporan ini memuat empat kategori utama, yaitu: business landscape, strategi, kompetensi, serta sumber daya dan kinerja (Falk, 2007).
Global Reporting Initiative (GRI) sendiri mendefinisikan sustainability report sebagai praktik dalam mengukur
perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi
dalam mewujudkan tujuan
pembangunan berkelanjutan. GRI ini sendiri merupakan sebuah badan yang
mempunyai tujuan mencapai
transparansi dan pelaporan suatu
perusahaan melalui pengembangan
standar dan pedoman pengungkapan sustainability report.
Pengembangan Hipotesis
Reaksi investor dalam berinvestasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
salah satunya adalah ketersediaan
informasi mengenai laporan keuangan dan non-keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan. Jogiyanto (2009)
menyatakan bahwa jika informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan
mengandung informasi yang bermanfaat bagi investor, maka diharapkan investor bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh investor.
Sustainability report merupakan salah
satu informasi yang dikeluarkan
perusahaan sebagai tolak ukur
keberhasilan kinerja perusahaan.
Kerangka kerja (framework) yang
dikembangkan oleh GRI menyebutkan
bahwa sustainability report yang
dihasilkan oleh perusahaan harus
bersifat relevan dan reliabel (GRI 2006). Konsep reliabel dan relevan ini juga
sesuai dengan framework yang
dikembangkan oleh US-GAAP dan IFRS.
Selain itu, Chen et al. (2004) dalam
penelitiannya juga mengungkapkan
bahwa penambahan informasi yang diungkapkan oleh sebuah perusahaan diikuti dengan reaksi positif dari investor, tapi tidak harus selalu diikuti
dengan peningkatan volume
perdagangan. Hal ini disebabkan karena semakin banyak informasi mengenai perusahaan yang diungkapkan kepada pasar, maka semakin banyak juga hal –
hal yang menjadi pertimbangan dari investor tersebut.
Jika informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dianggap berguna oleh investor, maka akan terjadi perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan, reaksi tersebut biasanya diukur dengan
menggunakan abnormal return
(Budiman dan Supatmi, 2008). Selain itu, reaksi investor juga dapat di ukur dengan menggunakan Trading Volume Activity (TVA). TVA adalah indikator yang menunjukkan besarnya minat investor pada suatu saham, jika volume perdagangan saham tersebut semakin besar berarti saham tersebut sering ditransaksikan (Budiman dan Supatmi, 2008).
Informasi – informasi mengenai
keterlibatan masyarakat dalam
perusahaan, informasi – informasi
mengenai sumbangsih perusahaan
terhadap lingkungan, dan informasi – informasi mengenai sumber daya alam yang digunakan dapat dikategorikan sebagi informasi positif. Informasi – informasi positif yang terkandung dalam sustainability information dapat terbukti berpengaruh secara signifikan dalam
membantu investor mengambil
keputusan berinvestasi (Nurdin dan Cahyandito, 2006).
Adhima (2011) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan. Lebih lanjut disebutkan bahwa pengungkapan yang
dilakukan perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan publik, dan juga kehandalan perusahaan dalam
memelihara konsumen. Hal ini
menunjukkan bahwa investor
mempertimbangkan informasi mengenai
lingkungan yang diterbitkan oleh
perusahaan. Manfaat yang ditimbulkan
dengan diterbitkannya informasi –
informasi mengenai lingkungan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
69
yang dilakukan oleh Nurdin dan Cahyandito (2006).
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Lackmann et al.(2011)
menunjukkan bahwa investor
mempertimbangkan peningkatan
reliabilitas sustainability information saat menentukan nilai pasar sebuah
perusahaan, diukur berdasarkan
abnormal return saham. Sehingga
hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Investor bereaksi positif terhadap sustainability information yang diukur berdasarkan abnormal return.
H2: Investor bereaksi positif terhadap sustainability information yang diukur berdasarkan TVA.
3. METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga
penutupan saham harian dari
perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, dan data nonkeuangan perusahaan (Sustainability Reporting)
yang diambil dari annual report
perusahaan pada tahun 2012. Data diperoleh dari situs www.idx.co.id, sedangkan data mengenai harga saham diperoleh dari finance.yahoo.com.
Penelitian ini merupakan event study tentang pengaruh penerbitan
sustainability information terhadap
reaksi pasar yang diukur menggunakan TVA dan abnormal return saham. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012.
Sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan purposive sampling (dipilih dengan kriteria-kriteria tertentu). Kriteria yang dipakai yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 yang menerbitkan
laporan keuangan tahunan secara
lengkap. Penyajian laporan keuangan secara lengkap terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (Satria, 2013)
2. Menerbitkan Sustainability
Reporting untuk tahun 2012.
Terdapat 146 perusahaan
manufaktur yang terccatat di BEI sampai dengan Desember 2012 (Indonesian
Capital Market Dorectory, 2012).
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria dan dapat dijadikan sampel
perusahaan adalah sebanyak 102
perusahaan.
Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini reaksi pasar diukur dengan menggunakan variable abnormal return dan TVA. TVA dan abnormal return saham dihitung dari t-5 hingga t+5 setelah penerbitan sustainability information sebagai event window, hal ini dilakukan agar reaksi pasar dapat
diukur secara akurat dan tidak
terpengaruh faktor lain yang
menyebabkan keputusan investor (Satria, 2013). Tanggal yang digunakan sebagai cut-off adalah tanggal 28 Maret 2013 yang jatuh pada hari Kamis karena merupakan batas waktu maksimal yang
ditentukan oleh Bapepam untuk
menerbitkan laporan keuangan yang sudah diaudit.
CARi dihitung dengan cara
mengambil jumlah dari laba harian yang tidak normal dalam periode waktu tertentu. Dalam mengukur laba harian yang tidak normal, penelitian ini
menggunakan metode
well-established-market-model
(MacKinlay, 1997 dalam Lackmann et al. 2011), dimana laba harian yang diharapkan oleh perusahaan dikurangkan dengan laba harian yang sesungguhnya dari perusahaan. Laba harian yang
Market-Adjusted Model. Model tersebut digambarkan sebagai berikut:
ARi.t = Ri.t – E[Ri.t] Keterangan:
E[Ri.t]= Rm.t Rm.t =
Ri.t =
Keterangan:
ARi.t = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Rit = Return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
E[Ri.t] = Return ekspektasian
sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.
Rm.t = return indeks pasar yang terjadi pada periode peristiwa ke-t
IHSGt = indeks harga saham
gabungan yang terjadi pada periode peristiwa ke-t
IHSGt-1= indeks harga saham gabungan yang terjadi pada periode peristiwa ke- t-1
Pi.t = harga saham sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke – t
Pi.t-1 = harga saham sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke – t-1
Trading Volume Activity (TVA) adalah
indikator yang digunakan untuk
menunjukkan besarnya minat investor pada suatu saham. Semakin besar volume perdagangan, berarti saham tersebut sering ditransaksikan (Budiman dan Supatmi, 2008). TVA dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
TVAit =
Setelah TVA diketahui, kemudian dihitung rata – rata TVA selama periode berjalan dengan menggunakan rumus:
XTVAt =
Keterangan:
XTVAt = rata – rata TVA pada waktu ke-t
∑TVAi = jumlah TVA pada
waktu ke – t
n = jumlah sampel
Teknik dan Langkah Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan uji
perbedaan rata – rata volume
perdagangan atau Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return saham lima hari sebelum publikasi Sustainability Information dan lima hari
sesudah penerbitan Sustainability
Information. Sebelum uji hipotesis, data yang akan diteliti diuji terlebih dulu normalitasnya dengan menggunakan kolmogorov-smirnov (Satria, 2013). Jika
data berdistribusi normal, maka
selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan metode parametric dua
71
sampel berpasangan dengan paired sample t-test. Sebaliknya, apabila data
tidak berdistribusi normal, maka
pengujian selanjutnya menggunakan metode uji non parametrik dua sampel berpasangan, wilcoxon signed test.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Grafik 1 menggambarkan pola
pergerakan Abnormal Return yang terjadi pada sekitaran tanggal penerbitan sustainability information perusahaan – perusahaan yang terkait. Dapat dilihat bahwa pergerakan abnormal return pada t-5 sampai dengan t-4 mengalami peningkatan positif, namun abnormal return mengalami penurunan pada t-3 hingga mencapai titik terendah pada t-1.
Abnormal return mencapai puncak tertinggi pada saat t-0, kemudian mengalami penurunan kembali pada t+1 dan t+2. Namun sejak t+3 penerbitan sustainability information, abnormal
return kembali meningkat hingga
mencap ai puncaknya pada saat t+5, meski jumlahnya tidak sebanyak pada saat t-0. Diperkirakan, reaksi pasar yang meningkat pada saat tanggal penerbitan
disebabkan adanya manfaat yang
didapatkan oleh investor terkait
terbirnya sustainability information tersebut.
Grafik 1: Abnormal Return Saham
Selain itu, rata – rata abnormal return
pada saat sebelum dan sesudah
penerbitan juga mengalami perubahan. Rata – rata abnormal return pada periode sebelum diterbitkannya sustainability
information lebih rendah dari pada rata – rata abnormal return pada periode sesudah laporan diterbitkan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Budiman dan Supatmi
(2008) yang menyatakan investor
merespon dan memahami manfaat yang
ditimbulkan dengan diterbitkannya
sustainability information oleh
perusahaan, sehingga pasar bereaksi positif terhadap abnormal return saham. Dapat dilihat pada grafik 2 bahwa volume perdagangan saham pada t-5 hingga t-4 sebelum tanggal penerbitan sustainability information mengalami
penurunan. Kemudian volume
perdagangan meningkat pada t-3 hingga t-0 tanggal penerbitan, meskipun volume perdagangan pada t-2 sempat mengalami penurunan.
Grafik 2. Trade Volume Activity
Selain itu volume perdagangan sejak t+1 tanggal penerbitan terus mengalami
penurunan, hingga mencapai titik
terendah di t+4 tanggal penerbitan. Namun pada t+5 tanggal penerbitan, volume perdagangan saham mencapai titik tertingginya. Dapat dilihat juga, rata – rata jumlah saham yang diperdagangkan antara sebelum tanggal penerbitan dengan sesudah tanggal
penerbitan mengalami peningkatan.
Jumlah rata – rata volume perdagangan saham pada periode sesudah tanggal penerbitan meningkat sebanyak 0,0260 dibandingkan rata – rata volume
perdagangan saham pada periode
Hal tersebut mengindikasikan
bahwa investor merasakan dan
mengetahui manfaat – manfaat yang
ditimbulkan melalui terbitnya
sustainability information, sehingga mereka mempunyai ekspektasi yang
tinggi terhadap kinerja dan
keberlangsungan dari perusahaan yang
menerbitkan laporan tersebut.
Ekspektasi investor tersebut dapat
dilihat dari perubahan jumlah saham yang diperdagangkan pada periode
pengamatan setelah diterbitkannya
sustainability information. Pengujian Hipotesis
Hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa kedua variabel yang hendak diuji mempunyai nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya data akan
diuji menggunakan metode
wilcoxon-signed test, yang merupakan uji dua sampel berpasangan untuk data yang tidak normal.
Hasil pengujian hipotesis 1 yang tercantum dalam tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara reaksi pasar pada periode sebelum penerbitan dengan reaksi pasar pada periode setelah penerbitan sustainability information. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian yang dilakukan terhadap rata – rata nilai abnormal return sebelum dan sesudah tanggal penerbitan, pada t-5 dengann t+5, t-3 dengan t+3, t-2 dengan t+2, dan t-1 dengan t+1.
Nilai signifikansi pada hasil uji wilcoxon signed test yang lebih rendah dari pada tingkat signifikansi yang ditetapkan, yaitu 0.05 menunjukkan bahwa hipotesis 1 terbukti. Terbuktinya hipotesis 1 ini mengindikasikan bahwa investor sudah mengetahui manfaat yang
ditimbulkan dengan diterbitkannya
sustainability information oleh
perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhima
(2011) yang menyatakan bahwa
pengungkapan sustainability report
dapat meningkatkan kepercayaan
investor.
Tabel 1. Uji Hipotesis Abnormal Return Saham Keterangan Z Asymp. Sig. Rata-rata sebelum – Rata-rata Sesudah -2.803 0.005 ARt-5 – ARt+5 -3.414 0.001 ARt-4 – ARt+4 -0.781 0.435 ARt-3 – ARt+3 -2.122 0.034 ARt-2 – ARt+2 -3.721 0.000 ARt-1 – ARt+1 -4.121 0.000
Menurut Budiman dan Supatmi (2008) perubahan positif yang timbul ketika
sustainability information terbit,
disebabkan karena investor sudah
memahami dan merespon manfaat yang
ditimbulkan dengan diterbitkannya
laporan tersebut. Reaksi positif yang ditemukan dalam event windows juga diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lackman et al. (2011), disebutkan dalam penelitiannya bahwa investor menggunakan sustainability information dalam menentukan nilai pasar sebuah perusahaan, yang diukur berdasarkan abnormal return saham.
Pengujian hipotesis 2 terkait reaksi pasar yang diukur berdasarkan volume perdagangan saham dapat dilihat dalam tabel 2. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap volume perdagangan ditemukan adanya perbedaan yang
signifikan pada periode sebelum
penerbitan sustainability information dengan periode sesudah penerbitan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari hasil uji yang dilakukan terhadap
volume perdagangan saham pada
periode t-3 dengan t+3, t-2 dengan t+2, dan t-1 dengan t+1.
73
Tabel 2. Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham Keterangan Z Asymp. Sig. Rata-rata sebelum – Rata-rata Sesudah -0.167 0.867 TVAt-5 – TVAt+5 -0.180 0.857 TVAt-4 – TVAt+4 -1.322 0.186 TVAt-3 – TVAt+3 -2.389 0.017 TVAt-2 – TVAt+2 -2.420 0.016 TVAt-1 – TVAt+1 -3.093 0.002
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Wilcoxon Signed Test
yang dilakukan terhadap volume
perdagangan saham pada periode
sebelum dengan periode sesudah
penerbitan saham, dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 dalam penelitian ini dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi hasil uji yang
lebih rendah dari pada tingkat
signifikansi yang ditetapkan, yaitu 0.05. Terbuktinya hipotesis 2 penelitian ini yaitu, investor bereaksi positif terhadap sustainability information yang diukur berdasarkan TVA, menunjukkan bahwa
investor merasakan manfaat dari
diterbitkannya sustainability information
oleh perusahaan sehingga tercipta
ekspektasi yang baik mengenai kinerja
perusahaan tersebut kedepannya.
Manfaat yang ditimbulkan dengan
adanya informasi – informasi mengenai lingkungan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurdin dan Cahyandito (2006).
5. KESIMPULAN
Pengungkapan sustainability
information terbukti dapat mendorong terjadinya reaksi investor di pasar yang dapat diukur berdasarkan CAR dan
volume perdagangan saham. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada nilai CAR dalam periode sebelum dan
sesudah penerbitan sustainability
information. Selain itu, ditemukan juga adanya perbedaan dalam nilai volume saham yang diperdagangkan dalam
periode sebelum penerbitan
sustainability information dengan
periode setelah dilakukannya penerbitan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar
sudah memahami manfaat yang
ditimbulkan dengan adanya
pengungkapan sustainability information, dan menjadikan laporan tersebut sebagai
salah satu pertimbangan untuk
menghasilkan keputusan. Ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Adhima (2011). Selain itu, ditemukannya perbedaan yang signifikan pada nilai CAR juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Lackman et al. (2011), yang menyebutkan bahwa investor menggunakan sustainability information dalam menentukan nilai pasar sebuah perusahaan, yang diukur berdasarkan abnormal return saham.
Penelitian ini lebih lanjut dapat
memberikan manfaat kepada para
investor dan para pemangku
kepentingan dalam perusahaan agar
dapat memanfaatkan sustainability
information dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi. Dengan terbuktinya investor bereaksi positif terhadap sustainability information yang diukut berdasarkan CAR dan volume
perdagangan saham, perusahaan –
perusahaan yang belum menerbitkan sustainability information sebaiknya mempertimbangkan untuk menerbitkan sustainability information.
DAFTAR PUSTAKA
Adhima, Mochammad. (2011). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Profitabilitas Perusahaan Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Tidak dipublikasikan.
Ball, Ray. (2006). International Financial Reporting Standards (IFRS): Pros and Cons for Investors. Accounting and Business Research: 5 – 27.
Budiman, Ferry dan Supatmi. (2008). Pengaruh Pengumuman Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi XII
Palembang.
Chen, H., Noronha, G., dan Singal, V. (2004). The Price Response to S&P 500 Index Additions and Deletions: Evidence of Asymmetry and a New Explanation.
Journal of Finance, 59(4), 1901 – 1929.
Falk. (2007). Sustainability Reporting and Business Value. European CEO
Ghozali, Imam. dan A, Chariri. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guthrie, J dan Parker L.D. (1989). CSR: A Rebuttal Of Legitimacy Theory.
Accounting and Business Research, 19 (76), 343 – 352.
Jogiyanto, Hartono. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
BPFE-Yogyakarta, Edisi Keenam. Yogyakarta.
Lackmann, Ernstberger dan Stich. (2011). Market Reaction to Increased Reliability Sustainability Information .Springer Science. Business Media B.V, 111-128. Nurdin, Emilia. dan Cahyandito, M. Fani. (2006). Pengungkapan Tema – tema Sosial
dan Lingkungan dalam Laporan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Thesis S2 Universitas Padjajaran. Tidak dipublikasikan.
Rahman, Hervi Andita. (2008). Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2004 – 2006. Tesis S2 Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Univeristas Diponegoro Semarang. Tidak dipublikasikan.
Satria, Rendi. (2013). Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Internet Financial Reporting. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 15(2), November 2013, 86-94. Sularso, R. Andi. (2003). Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga
Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex –Dividend Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi & Keuangan, 5(1), Mei 2003: 1 - 17.
75
Widianto, Hari. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Ukuran Perusahaan, Dan Corporate Governance Terhadap Praktik
Pengungkapan Sustainability Report (Studi Pada Perusahaan – Perusahaan Yang Listed (Go-Public) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 - 2009).
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tidak