• Tidak ada hasil yang ditemukan

Osilasi Sistem Tenaga Listrik Sebelum Dan Sesudah Pemasangan Upfc Berbasis State Space Observer Dengan Sinyal Masukan Sudut Fasa Booster

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Osilasi Sistem Tenaga Listrik Sebelum Dan Sesudah Pemasangan Upfc Berbasis State Space Observer Dengan Sinyal Masukan Sudut Fasa Booster"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Osilasi Sistem Tenaga Listrik Sebelum Dan Sesudah

Pemasangan Upfc Berbasis State Space Observer Dengan

Sinyal Masukan Sudut Fasa Booster

Suwarno

Muhammad

Irwanto

Teknik Elektro -FTI, Institut Teknologi Medan, Jln. Gedung Arca No. 52 Medan E-mail : m.irwanto@eudoramail.com; itmnet@attglobal.net

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk

menyelidiki osilasi sistem tenaga listrik sebelum dan sesudah pemasangan UPFC berbasis state space observer dengan sinyal masukan sudut fasa booster. Osilasi yang ditinjau berupa lewatan puncak dan lewatan maksimum dari perubahan sudut ayunan rotor, perubahan kecepatan putaran rotor, perubahan tegangan internal dan perubahan tegangan jangkar generator. Model sistem tenaga listrik didasarkan pada analisis mesin tunggal yang dihubungkan ke bus tak terbatas melalui saluran transmisi.

Penelitian ini diawali dengan membuat model matematik sistem tenaga listrik sebelum dan sesudah pemasangan UPFC ke dalam persamaan variabel keadaan, kemudian diterapkan state space observer. Kemampuan sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC dalam meredam osilasi perubahan sudut ayunan rotor, perubahan kecepatan putaran rotor, perubahan tegangan internal dan perubahan tegangan jangkar disebabkan memiliki nilai pole loop tertutup sebanyak lima, dengan menerapkan empat nilai pole loop tertutup yang sama pada sebelum dan sesudah pemasangan UPFC dan satu pole loop tertutup yang hanya dimiliki oleh sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC, maka sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC memiliki osilasi yang lebih baik dibandingkan sistem tenaga lsitrik sebelum pemasangan UPFC. Hasil penelitian dengan menerapkan pole loop tertutup

10 dan ; i 5 , 9 4 , 3 ; i 8 , 7 7 , 2 ± − ± − − memberikan

peredaman osilasi sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC lebih baik dibandingkan dengan sistem tenaga listrik sebelum pemasangan UPFC. Perbaikan osilasi yang dihasilkan berkisar 69% sampai 99%.

Keywords : Osilasi sistem tenaga listrik

,

Unified

Power Flow Controller ,sudut fasa booster, state space observer.

1. PENDAHULUAN

Perbaikan osilasi sitem tenaga listrik dapat dilakukan dengan pemasangan UPFC (Unified

Power Flow Controller). UPFC merupakan peralatan elektronika daya yang dipasang pada saluran transmisi. UPFC terdiri dari exciting transformer (ET), boosting transformer (BT), dua gate turn-off (GTO) thyristor tiga fasa berbasis konverter sumber tegangan (voltage source converter), dan kapasitor hubung DC. Metode penelitian perbaikan osilasi sistem tenaga listrik dengan pemasangan UPFC dilakukan dengan membentuk model sistem tersebut dan dengan menambahkan sinyal power system stabilizer diterapkan ke sistem eksitasi.[1] Penelitian tersebut

kurang efektif karena masih menggunakan power system stabilizer diterapkan ke sistem eksitasi, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mencari umpan balik yang diterapkan ke masukan UPFC. Oleh karenanya perlu menerapkan metode alternatif perbaikan osilasi sistem tenaga melalui sinyal masukan Unified Power Flow Controller (UPFC) sudut fasa booster berbasis state space observer , dimana dari state space observer memiliki nilai pole loop tertutup sebanyak lima, dengan menerapkan empat nilai pole loop tertutup yang sama pada sebelum dan sesudah pemasangan UPFC dan satu pole loop tertutup yang hanya dimiliki oleh sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC, maka sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC memiliki osilasi yang lebih baik dibandingkan sistem tenaga lsitrik sebelum pemasangan UPFC. Masalah ini sangat menarik untuk diteliti karena dengan adanya pemasangan Unified Power Flow Controller (UPFC) berbasis state space observer dengan sinyal masukan sudut fasa booster dapat memperbaiki osilasi sistem tenaga listrik .

1.1. Model Sistem Tenaga Listrik tanpa

Pemasangan UPFC

Model sistem tenaga listrik yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada analisis SMIB (Single Mesin Infinite Bus), yaitu sebuah mesin serempak yang dihubungkan ke bus tak terbatas melalui saluran transmisi, seperti terlihat pada Gambar 1, dengan

G

sebagai mesin serempak,

R

(2)

reaktans ekuivalen, dan

V

bsebagai tegangan bus tak terbatas. G 0 ∠ b V

X

R

Gambar 1 Sebuah mesin serempak yang dihubungkan ke bus tak terbatas

Persamaan variabel keadaan sistem tenaga listrik diberikan oleh :[2]

[ ]

uE A T A K fd E q E A T A T K A K A T K A K d T K d T d T K M K M D M K b fd E q E ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + Δ Δ Δ Δ − − − − − − − − = Δ Δ Δ Δ 0 0 0 ' 1 6 0 5 ' 0 1 3 ' 0 1 0 ' 0 4 0 2 1 0 0 0 . . ' . . ω δ ω ω δ …(1) Blok diagram sistem tenaga listrik sebelum pemasangan UPFC ditunjukan Gambar 2.

2 K ∑ δ Δ 3 ' 0 3 1 sT K K d + A A sT K + 1 6 K 5 K ' q E Δ fd E Δ ∑ 4 K ∑ 1 K s b ω m T Δ ΔTm−ΔTe sM D+ 1 Δω + + + _ _ _ _ _ loop mekanik loop listrik E u t E V u −Δ

Gambar 2 Blok diagram sistem tenaga listrik sebelum pemasangan UPFC

1.2. Model sistem tenaga listrik dengan pemasangan UPFC

Model sistem tenaga listrik yang dipasang UPFC dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.

t V It tE X Et V IB E I E X Et V ET E VSCVSCB dc C E m

δ

E mB

δ

B Bt V B X BT L X b V UPFC

Gambar 3 UPFC yang dipasang pada mesin tunggal yang dihubungkan ke bus tak terbatas Persamaan variabel keadaan sistem tenaga listrik yang dipasang UPFC diberikan oleh: [3]

⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Δ Δ Δ Δ − − − − − − − − − − − − + Δ Δ Δ Δ Δ − − − − − − − − − − − = Δ Δ Δ Δ Δ B B mE E m b c K cb K e c K ce K A T b v K A K A T vb K A K A T e v K A K A T vc K A K ' 0 d T b q K ' 0 d T qb K ' 0 d T e q K ' 0 d T qe K M b p K M pb K M e p K M pe K 0 0 0 0 dc vfd E ' q E 9 u K 0 8 u K 0 7 u K A T vd K A K A T 1 A T 6 u K A K 0 A T 5 u K A K ' 0 d T qd K ' 0 d T 1 ' 0 d T 3 u K 0 ' 0 d T 4 u K M pd K 0 M 2 u K M D M 1 u K 0 0 0 b 0 dc . v fd . E . ' q E . . δ δ δ δ δ δ δ δ δ δ ω δ ω ω δ …(2)

Blok diagram sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC ditunjukan Gambar 4.

(3)

3 u 2 K -Δδ u3 ' d0 u3 K sT 1 K + A A sT 1 K + u6 K u5 K ' q ΔE ΔEfd -u4 K -u1 K s ωb sM D 1 + Δω UPFC 8 u K Kpd u9 K s 1 + dc Δv u7 K e pδ K pe K Kpb Kpδb KqeKqδe Kqb KqδbKqd Kve Kvδe KvbKvδb Kvd e cδ K ce K cb K b cδ K E Δm B Δm E Δδ B Δδ

Gambar 4 Blok diagram sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC

Persamaan (2) merupakan model dinamik linear sistem tenaga yang dipasang UPFC, terlihat bahwa ada empat pilihan sinyal kendali masukkan UPFC untuk membuat fungsi peredam UPFC, yakni

B E B E

,

m

,

,

dan

m

Δ

Δ

δ

Δ

δ

Δ

[4]. Karenanya

dalam perancangan pengendalian peredam UPFC pemilihan sinyal kendali masukkan UPFC sangat penting. Berdasarkan hal tersebut, jika sinyal kendali masukkan UPFC dipilih sudut fasa booster

Δ

δ

B , maka persamaan (2) menjadi :

[

B

]

b c A b v A d b q b p dc fd q u u u A vd A A A u A A u A d qd d d u d u pd u u b dc fd q K T K K T KM K v E E K K K T K K T T K K T K K T K T T K T K M K M K M D M K v E E δ ω δ ω ω δ δ δ δ δ Δ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − − + ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Δ Δ Δ Δ Δ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − − − − − − − − − − = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Δ Δ Δ Δ Δ ' 0 ' 9 8 7 6 5 ' 0 ' 0 ' 0 3 ' 0 4 2 1 . . . ' . . 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 …(3) Blok diagram sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC untuk sinyal masukan sudut fasa booster

Δ

δ

B ditunjukan Gambar 5.

u K2 -δ Δ u dK sT K 3 ' 0 3 1+ A A sT K + 1 u K6 u K5 ' q E Δ fd E Δ -u K4 -u K1 s b ω sM D+ 1 Δω UPFC B p KΔδ K8 KqΔδB Kqd KvΔδB Kvd Kpd B δ Δ B c KΔδ 9 1 K s+ dc v Δ 7 K B δ Δ ΔδB

Gambar 5 Blok diagram sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC untuk sinyal masukan

sudut fasa booster

Δ

δ

B

1.3. State Space Observer

Sistem yang dinyatakan oleh persamaan keadaan Du Cx y Bu Ax . x + = + = …(4)

dapat dibentuk menjadi state space observer sebagai beriktu [5]

Ly

Bu

x

)

LC

A

(

x

^ ^ .

+

+

=

…(5)

dengan L penguat (gain) observer . Blok diagram observer terlihat pada gambar 6.

B 1/s C A u(t) x(t) y(t) 1/s B C A )t ( x^ )t ( x^ )t ( y ^ L y()t ∞

-}

Plant observer

Gambar 6 Blok diagram observer

3. METODA PENELITIAN

3.1. Data penelitian

Data sistem tenaga listrik dan UPFC sebagai plant yang dikendalikan diambil dari [1] dan [6].

(4)

1. Perangkat keras komputer PC dengan spesifikasi processor pentium II 300 MHz, memori 32 Mbytes, monitor GTC 14’’ digital future.

2. Program Matlab versi 5.3.1

3.3. Jalan penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian dapat digambarkan dengan diagram alir Gambar 7.

4. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pole loop tertutup dalam penelitian ini

diberikan adalah

10

dan

;

i

5

,

9

4

,

3

;

i

8

,

7

7

,

2

±

±

. Osilasi

sistem tenaga listrik sebelum dan sesudah pemasangan UPFC berbasis state space observer dengan sinyal masukan sudut fasa booster terlihat pada Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, dan gambar 11, masing-masing untuk perubahan sudut ayunan rotor, perubahan kecepatan rotor, perubahan tegangan internal, dan perubahan tegangan jangkar.

Gambar 7 Diagram alir tahapan pelaksanaan penelitian 0 1 2 3 4 5 6 -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2x 10 -7 Waktu (sec) P e ruba han s udut a y un an r o to r ( rad) Tanpa UPFC Dengan UPFC

Gambar 8 Osilasi perubahan sudut ayunan rotor sebelum dan sesudah pemasangan UPFC

Mulai

Masukkan data sistem tenaga listrik dan UPFC

Hitung parameter sistem tenaga

listrik

Hitung parameter sistem tenaga listrik dan UPFC

Bentuk state variable equation Bentuk state variable equation Terapkan state space observer dengan lima pole loop

tertutup

Bentuk state variable equation hasil state space observer

Run listing program

Cetak grafik hasil simulasi

Analisis lewatan puncak dan lewatan maksimum osilasi sistem tenaga listrik

Kesimpulan

Selesai Terapkan state

space observer dengan empat pole loop

tertutup Masukkan data

sistem tenaga listrik

(5)

5 0 1 2 3 4 5 6 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3x 10 -6 Waktu (sec) P e rubahan k e c epat an rot o r (pu) Tanpa UPFC Dengan UPFC

Gambar 9 osilasi perubahan kecepatan rotor sebelumdan sesudah pemasangan UPFC

0 1 2 3 4 5 6 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2x 10 -3 Waktu (sec) P e rubahan t egang an i n te rnal ( pu) Tanpa UPFC Dengan UPFC

Gambar 10 osilasi perubahan tegangan internal sebelum dan sesudah pemasangan UPFC 0 1 2 3 4 5 6 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 Waktu (sec) P e rubahan t egang an j angk ar ( pu) Tanpa UPFC Dengan UPFC

Gambar 11 osilasi perubahan tegangan jangkar sebelum dan sesudah pemasangan UPFC

Nilai lewatan puncak dan lewatan maksimum osilasi sistem tenaga listrik sebelum dan sesudah pemasangan UPFC terlihat pada tabel 1.

Tabel 1 Nilai lewatan puncak dan lewatan maksimum osilasi sistem tenaga listrik sebelum

dan sesudah pemasangan UPFC

Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11 dan tabel 1 memperlihatkan bahwa lewatan puncak dan lewatan maksimum osilasi sistem tenaga listrik sesudah pemasangan UPFC memiliki peredaman yang lebih baik dibandingkan sistem tenaga listrik sebelum pemasangan UPFC. Perbaikan yang dihasilkan adalah:

1. Lewatan puncak

a. Lewatan puncak osilasi perubahan sudut ayunan rotor sebelum pemasangan UPFC sebesar 1,006x10-6 sesudah pemasangan

UPFC menjadi 1,737x10-7, sehingga

perbaikan yang dihasilkan 83%.

b. Lewatan puncak osilasi perubahan kecepatan rotor sebelum pemasangan UPFC sebesar 3,727x10-6 sesudah pemasangan UPFC

menjadi 1,14x10-6, sehingga perbaikan yang

dihasilkan 69%.

c. Lewatan puncak osilasi perubahan tegangan internal sebelum pemasangan UPFC sebesar 0,002196 sesudah pemasangan UPFC menjadi 0,00001375, sehingga perbaikan yang dihasilkan 99%.

d. Lewatan puncak osilasi perubahan tegangan jangkar sebelum pemasangan UPFC sebesar 1,806 sesudah pemasangan UPFC menjadi 0.01185, sehingga perbaikan yang dihasilkan 99%.

2. Lewatan maksimum

a. Lewatan maksimum osilasi perubahan sudut ayunan rotor sebelum pemasangan UPFC sebesar 3,8x10-7 sesudah pemasangan UPFC

menjadi 9,295x10-8, sehingga perbaikan yang

dihasilkan 76%.

b. Lewatan maksimum osilasi perubahan kecepatan rotor sebelum pemasangan UPFC sebesar 3,727x10-6 sesudah pemasangan

UPFC menjadi 1,14x10-6, sehingga perbaikan

yang dihasilkan 69%.

c. Lewatan maksimum osilasi perubahan tegangan internal sebelum pemasangan UPFC sebesar 0,002196 sesudah pemasangan

(6)

UPFC menjadi 0,00001375, sehingga perbaikan yang dihasilkan 99%.

d. Lewatan maksimum osilasi perubahan tegangan jangkar sebelum pemasangan UPFC sebesar 1,806 sesudah pemasangan UPFC menjadi 0.01185, sehingga perbaikan yang dihasilkan 99%.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model sistem tenaga listrik dipasang UPFC dengan sinyal masukan sudut fasa booster yang dibentuk ke dalam persamaan differensial linier, kemudian dibentuk persamaan variabel keadaan dan dengan menerapkan state space observer dapat digunakan untuk meninjau osilasi sistem tenaga listrik.

2. Penerapan pemasangn UPFC dengan sinyal masukan sudut fasa booster berbasis state space observer memberikan peredaman osilasi yang lebih baik dibanding dengan sistem tenaga listrik sebelum pemasangan UPFC. Perbaikan peredaman osilasi perubahan sudut ayunan rotor, perubahan kecepatan rotor, perubahan tegangan internal, dan perubahan tegangan jangkar berkesar 69% hingga 99%.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Toufan, M., and Annakkage, U.D., 1998, Simulation of the Unified Power Flow Controller Performance Using PSCAD/EMTD, Electric Power Systems Research 46 (1998), pp. 67 –75.

[2] Padiyar, K.R., 1996, Power System Dynamis Stability and Control, pp. 191 – 268, John Wiley & Sons , Singapore.

[3] Irwanto M, 2002, Perbaikan Stabilitas Dinamis Sistem Tenaga Listrik Dengan Pemasangan UPFC berbasis Stabilizer Pada Saluran Transmisi, tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[4] Wang, H.F., 1999, Damping Function of Unified Power Flow Controller, IEE Proc. Gener. Transm. Distrib., Vol.146, No.1, pp. 81 - 87.

[5] Lewis,F.L. 2001, State Observer and Regulator Design.

[6] Anderson, P.M., and Fouad, A.A., 1977, Power System Control and Stability, pp. 208 – 232, Iowa State University Press, U.S.A.

Gambar

Gambar 1   Sebuah mesin serempak yang   dihubungkan ke bus tak terbatas
Gambar 5 Blok diagram sistem tenaga listrik  sesudah pemasangan UPFC untuk sinyal masukan
Gambar 7   Diagram alir tahapan pelaksanaan   penelitian  0 1 2 3 4 5 6-12-10-8-6-4-202x 10-7 Waktu (sec)
Tabel 1 Nilai lewatan puncak dan lewatan  maksimum osilasi  sistem   tenaga listrik sebelum

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel Persentase pembagian daya (tabel 1) kemudian dilakukan optimasi daya sehingga didapatkan ditentukan daya yang paling optimum DEP dan DMP pada daya trust propeller

Retribusi Pelayanan Kesehatan Non Medik yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pemberian izin dan atau rekomendasi yang

Profil disolusi granul lepas lambat propranolol HCl formula campuran fisik dan metode penjerapan,tidak mengikuti kinetika disolusi orde nol dengan faktor kemiripan (f 2 )

Untuk itu bimbingan kelompok dianggap suatu layananan yang bisa membantu meningkatkan kesehatan mental siswa,hal ini sesuai menurut Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001:

Menurut Sugiyono (2008; 15), Metode kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat posotivisme digunakan untuk meneliti populasi pada sampel tertentu,

Penelitian ini bertujuan mengkaji pengalihan risiko diatas dengan mekanisme asuransi Civil Engineering Completed Risks (CECR) – suatu polis yang khusus tersedia untuk

Hasil penelitian ini adalalr: l) deskipsi naskah Sera, Mim Sqnga menunjukkan bahwa kondisi fisik naskah masih uftrh dan terawat 2) Suotingan teks menunjukkan

barang hasil kerajinan dan kesenian yang dipertunjukkan merupakan konsumsi bagi para wisatawan.Menurut barang yang dijual, Pasar Kerajinan dan Seni di Borobudur merupakan jenis