ABSTRAK
PENINGKATAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TULUNG AGUNG
KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011
Oleh KURNIASIH
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa melalui penyuluhan kesehatan dengan model pendekatan PAIKEM pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 20 siswa, dengan perincian 12 laki-laki dan 8 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dengan menggunakan instrumen penilaian pengetahuan dalam penerapan perilaku hidup sehat.
PENINGKATAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TULUNG AGUNG
KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011
Oleh KURNIASIH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENINGKATAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TULUNG AGUNG KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011
.
Nama Mahasiswa : KURNIASIH Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118019 Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Wiyono, M.Pd.
NIP 19581210 198712 1 001
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. …………
Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. …………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Kurniasih
NPM : 1013118019
Tempat tanggal lahir : Wonokriyo, 06 September 1962
Alamat : Jln. Sukoharjo I No. 33 Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Penyuluhan Kesehatan Pada Siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2011” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 1 September 2011 – 30 November 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, 7 Pebruari 2012
PENINGKATAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TULUNG AGUNG
KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011
(Skripsi)
Oleh
KURNIASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Pendidikan kesehatan adalah usaha yang diberikan
berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang
kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, sosial) agar
dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis.
Setelah munculnya SK Mendikbud RI No. 0413/U/1987 yang menyatakan
bahwa pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) pada kurikulum yang telah
disempurnakan, berubah namanya menjadi Pendidikan Jasmani yang berlaku
mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah
pertama (SMP). Kemudian menyusul lahirnya Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 tahun 1989 menjadi “Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan”, yaitu sebagai salah satu bahan kajian dan pelajaran
yang wajib termuat dalam isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang
pendidikan.
Dalam kurikulum 1994, mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan salah
satu mata pelajaran inti bagi Sekolah Dasar (SD)., bahwa tujuan pendidikan
jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk
pengembangan positif dan ketrampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas
Jasmani, agar dapat ;
a. Memacu pertumbuhan
b. Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, ketrampilan gerak
dan cabang olahraga.
c. Mengerti akan pentingnya kesehatan, kebugaran jasmani dan olahraga
terhadap perkembangan jasmani dan mental.
d. Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan.
e. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan.
f. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan
bermain.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar
ditekankan pada ;
a. Memenuhi hasrat untuk bergerak
b. Merangsang pertumbuhan dan perkebangan jasmani, serta perkembangan
gerak
c. Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran jasmani
d. Menyembuhkan suatu penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap suatu penyakit
f. Menanamkan disiplin, kerjasama, sportivitas, dan mengikuti peraturan
dan ketentuan yang berlaku
g. Meningkatkan daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
(Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994)
Dalam kaitan pendidikan kesehatan terdapat suatu usaha kesehatan di
sekolah-sekolah baik tingkat sekolah dasar hingga menengah atas melalui
penyuluhan-penyuluhan kesehatan ke sekolah yang bertujuan meningkatkan
kesadaran hidup sehat pada murud di sekolah, maka dengan keberadaan
penyuluhan kesehatan yang ada di sekolah-sekolah diharapkan mampu
menerapkan pokok-pokok pendidikan kesehatan yang diarahkan pada
pembinaan pola dan kesadaran hidup sehat siswa di sekolah guna
meningkatkan kesehatan siswa.
Penyuluhan kesehatan banyak memberikan manfaat dalam meningkatkan
kesadaran serta memelihara kesehatan yang ada di sekolah baik warga
sekolah hingga mewujudkan lingkungan sekitar sekolah yang sehat guna
menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu keberadaan penyuluhan
kesehatan di sekolah-sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan
pola dan kesadaran hidup sehat sesuai dengan pendidikan kesehatan sebagai
sasaran pendidikan yang mengintegrasikan pengetahuan, sikap, nilai dan
perbuatan nyata berkenaan dengan pola hidup sehat sebagai diri pribadi dan
terutama sekolah dasar sebaiknya diselenggarakan melalui pengalaman nyata
dan langsung sebanyak mungkin (Rusli, 1995).
Berdasarkan pendapat tersebut, dengan penyuluhan kesehatan mampu
mewujudkan serta meningkatkan sasaran pendidikan yang mengintegrasikan
pengetahuan, sikap, nilai dan perbuatan nyata berkenaan dengan pola hidup
sehat sebagai diri pribadi dan warga sekolah.
Di SDN 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu,
belum memiliki kesadaran pola hidup sehat yang baik sesuai dengan
pendidikan kesehatan. oleh karena itu di sini penulis melalui Penyuluhan
Kesehatan di Sekolah diharapakan dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat
di sekolah dasar khususnya siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya siswa masih rendah tentang pentingnya pola hidup sehat,
hal ini ditunjukan dengan prilaku sehari-hari .
2. Siswa kurang memiliki kesadaran hidup sehat dengan ditunjukan dengan
lingkungan yang kotor dan kurang bersih.
C. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah
penelitian sebagai berikut :”Apakah melalui penyuluhan kesehatan dapat
meningkatkan pola hidup sehat pada siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2011?”.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan pola hidup sehat para siswa di SDN 1 Tulung Agung.
2. Untuk memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan siswa.
3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kesadaran hidup sehat melalui
penyuluhan kesehatan.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan
bagi :
1. Bagi siswa
Sebagai perbandingan untuk meningkatkan pola hidup sehat melalui
Penyuluh Tenaga Kesehatan.
2. Bagi Guru Penjas
Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pola hidup sehat
melalui Penyuluh Kesehatan secara benar di sekolah juga untuk
khususnya SDN 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu.
3. Bagi Program Studi
Sebagai kontribusi terhadap Pendidikan Kesehatan melalui Penyuluh
Kesehatan dengan meningkatkan kesadaran hidup sehat.
4. Bagi FKIP
Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk para mahasiswa,
terutama dalam menyiapkan atau menghadapi mata kuliah atau persiapan
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu bidang pengajaran pendidikan kesehatan
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sekali dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama dalam segi
fisik dan mental.
Pengertian pendidikan kesehatan dalam pedoman khusus yang diterbitkan
oleh Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dalam Rahmat,
mengemukakan definisi Pendidikan kesehatan sebagai berikut : Pendidikan
kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan
kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh
aspek pribadi (fisik, mental, sosial) agar dapat tumbuh dan berkembang
secara harmonisi”.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya berkaitan dengan pendidikan jasmani,
sehingga menjadi pendidikan jasmani dan kesehatan yang juga merupakan
bagian integral dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan kesehatan di
lingkungan sekolah terutama sekolah dasar sebaiknya diselenggarakan
melalui pengalaman nyata dan langsung sebanyak mungkin (Rusli, 1995).
B. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok
maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat (Depkes, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta
pertolongan (Effendy, 2003).
C. Materi/Pesan
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan kesehatan dari siswa, sehingga materi yang disampaikan
dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan
metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik
perhatian sasaran (Effendy, 2003).
D. Metode
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara
optimal. Metode yang dikemukakan antara lain : Metode penyuluhan
perorangan (individual).
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku
baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara
lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
E. Alat Bantu dan Media Penyuluhan 1. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh
dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga
karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses
penyuluhan (Notoatmodjo, 2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan
prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau
ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini
dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu
objek sehingga mempermudah persepsi. Secara terperinci, fungsi alat
peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran, mencapai sasaran yang
lebih banyak, membantu mengatasi hambatan bahasa, merangsang sasaran
untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk belajar
lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang
diterima kepada orang lain, mempermudah memperoleh informasi oleh
sasaran, mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan
membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
2. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada
waktu ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang
misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia,
boneka dan lain-lain.
3. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada
waktu proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam,
radio, pita suara dan lain-lain.
4. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran
pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video kaset dan
lain-lain. Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan
memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan.
Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Tujuan yang hendak dicapai
a. Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah
pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah
sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang
baru.
b. Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam
latihan/ penataran/penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian
terhadap sesuatu masalah, mengingatkan sesuatu pesan/informasi
dan menjelqskan fakta-fakta, prosedur dan tindakin.
2) Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat rantu belajar dan
sendirinya. Kita harus mengemfangkan keterampilan dalam memilih,
mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai hasil yang
maksimal.
F. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran
dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak
dapat lepas dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat
lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan
tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke perilaku
yang positif. Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dibagi
menjadi 3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang
termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip
chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa
kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang,
biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik,
mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media
cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan
efek suara dan mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang
termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, kaset, CD,
VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan
antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal
masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,
penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya
lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit
matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak
maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner
dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah
dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap
muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat
dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini
adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk
produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah,
memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya. Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah
media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan
yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau
dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang
disampaikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan :
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor
penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi
yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa
dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu
monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit
menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah
sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan
karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan
dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk
mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai
dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan
keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan,
jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang,
metode yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta
bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.
G. Pembinaan Pola Hidup Sehat a. Definisi Sehat
Apa arti sehat? Sehat adalah pribadi seseorang seutuhnya meliputi sehat
fisik, sehat mental, dan sehat social, yang ketiganya tidak dipisahkan.
Menurut batasan WHO yang dimaksud kesehatan adalah keadaan yang
meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial dan bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Jadi, sehat secara
rumusan tersebut , Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992
menyebutkan, kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa dan social
dan ekonomis.
Pendidikan kesehatan merupakan proses sepanjang hayat. Tujuan itu
akan tercapai melalui interaksi antara lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Ada beberapa alasan tentang perlunya pendidikan
kesehatan di sekolah. Seperti kita ketahui, tujuan hidup pribadi dan
masyarakat adalah untuk mencapai kehidupan yang berbahagia, lebih
sehat dan lebih produktif. Sehubungan dengan itu, maka peserta didik
perlu diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat. Kita dihadapan dengan
biaya kesehatan yang mahal. Jadi, pendidikan kesehatan itu
mengandung tanggung jawab social dan ekonomi.
b. Kebiasaan (penerapan) Hidup Sehat
Kebiasaan terbentuk melalui praktik yang berulang-ulang sehingga
melekat. Bila suda terbentuk kebiasaan, maka kebiasaan itu dilakukan
tanpa sadar semuanya berlangsung secara otomatis tanpa pertimbangan.
Pendidikan kesehatan di sekolah menitikberatkan pada upaya untuk
memajukan pengetahuan, sikap, nilai, norma, dan tindakan nyata. Jadi,
pembentukan pola kebiasaan hidup sehat akan dapat dicapai melalui
H. Kesehatan Pribadi
Pada dasarnya kesehatan pribadi membicarakan dan mempelajari mengenai;
a. Bekerja (aktivitas tubuh); tidur, istirahat dan bersantai (rekreasi).
b. Penampilan pribadi
c. Keadaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan Kesehatan panca indera
e. Pemeliharaan kesehatan gigi
f. Penyakit menular dan tidak
g. Fungsi alat-alat tubuh
h. Pertumbuhan
(Depdikbud, 1985)
I. Hipotesis
Jika penyuluhan kesehatan diberikan, maka pola hidup sehat pada siswa
kelas V Sekolah Dasar SDN 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode.
Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan
dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini
peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang
akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan alasan siswa kelas V SDN 1
Tulung Agung memilki kesadaran pola hidup sehat yang kurang.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :
1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.
2. Bersifat kolaboratif
3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran
yang efektif dan efesien.
4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan
pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian
ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus
memiliki tindakan yang berbeda
Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh
prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari
perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan
penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang
berbeda.
Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari
siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang
setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
B. Subyek Penelitian
Populasi adalah subjek penelitian yang berfungsi sebagi sumber data atau
subjek dimana itu diperbaiki (Darsono Sujoso ;179). Yang dimaksud subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, dengan pertimbangan bahwa siswa di SD
C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. pada siswa kelas V.
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan.
D. Rancangan Penelitian
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Keterangan:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus (I, II, dan III), setiap
siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
E. Proses Penyuluhan Kesehatan
Siklus I
Rencana :
1. Menyiapkan materi atau bahan atau alat peraga berupa gambar tentang
cara memelihara bagian tubuh dan jenis-jenis penyakit yang menyangkut
bagian tubuh bila tidak dipelihara
2. Menyiapkan instrumen yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses penyuluhan kesehatan.
Tindakan :
1. Memberikan penjelasan tentang pentingnya hidup sehatdan cara
memelihara anggota tubuh kepada siswa pada siklus pertama.
2. Menceritakan keuntungan dan kerugian bagi orang yang tidak memiliki
kesadaran hidup sehatm, serta berbagai penyakit yang timbul bila tubuh
tidak dibersihkan.
3. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan cara bagaimana
membersihkan bagian tubuh dan menyebutkan berbagai jenis penyakit bila
tubuh tidak dibersihkan
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan kemudian diamati dan diberikan waktu
pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh
alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas
penilaian.
Refleksi :
1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tindakan
siklus pertama dengan penyuluhan kesehatan sangat berpengaruh terhadap
proses peningkatan pola hidup sehat, namun masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana
memberikan penyuluhan kesehatan lanjutan dengan materi lebih terarah
Siklus II
Rencana :
1. Menyiapkan materi atau bahan penyuluhan kesehatan dengan
gambar-gambar yang menarik tentang cara membersihkan anggota tubuh dan
jenis penyakit yang mengkut alat tubuh bila tidak dibersihkan
2. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan alat atau media berupa poster tentang berbagai penampilan
yang berkaitan upaya hidup sehat
Tindakan :
1. Menunjukan gambar tentang berbagai kondisi hidup sehat
2. Menunjukan gambar tentang berbagai penyakit yang ditimbulkan karena
tidak memperhatikan pola hidup sehat dan memelihara anggota tubuh
3. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan cara membersihkan
anggota tubuh dengan benar
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, kemudian diamati dan diberikan waktu
pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu
oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga
objektifitas penilaian
Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua
dengan proses penyuluhan kesehatan sangat berpengaruh.
2. Karena hasil belajar > 50 % siswa sudah dianggap mampu
jenis penyakit bila tidak membersihkan bagian tubuh dengan benar. Hal
ini sesuai dengan persyaratan KKM, yaitu bila siswa sudah mencapai
skor atau nilai 65 mencapai 60% maka dianggap pembelajaran sudah
tuntas dan dengan sendirinya siklus pun dianggap selesai. Karena
penelitian ini ingin melihat sejauh mana tingkat efektivitas belajar siswa
maka analisis menggunakan rumus efektivitas
F. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara,
yang meliputi beberapa aspek dan berpedoman pada pola hidup sehat dari
Rusli Lutan dalam Rahmat Hermawan (1998), yaitu meliputi:
a. Makan dan minum yang kuantitas & kualitasnya seimbang (termasuk
sarapan)
b. Aktivitas jasmani/fisik
c. Cukup santapan rohani
d. Istirahat yang cukup
e. Lingkungan bekerja/belajar yang cukup bersih dan nyaman
f. Berobat ketika ssakit
g. Periksa dokter secara periodik
h. Keseimbangan antara waktu belajar, bekerja dan kegiatan lain
G. Teknik Analisis Data
Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa
dalam melakukan tolak peluru pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :
P = X 100 % (subagio dalam Fajar, 2005:36)
Keterangan:
P = Prosentase keberhasilam
F = jumlah frekuensi yang dilakukan
N = jumlah siswa yang mengikuti tes
Sedangkan untuk mengetahui efektif atau tidaknya pembelajaran tolak peluru
maka menggunakan rumus sebagai berikut:
∈ 100% (dalam Mardiyanto, 2006: 28)
Keterangan :
E = Efektifitas pembelajaran
= Rerata nilai akhir dari putaran
1 = Rerata nilai sebelum tindakan
Sedangkan sebelum menghitung efektif dan tidaknya pembelajaran tolak peluru, masing-masing siswa dihitung rata-rata skor setiap tes dengan rumus:
= ∑
Keterangan:
X = rerata nilai atau skor setiap siswa
H. Validnya Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa
validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan
dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria
validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau
berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang
dihadapi.
Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah
memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan pola hidup sehat
melalui penyuluhan kesehatan pada siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran UKS dengan menggunakan model PAIKEM
dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten
Pringsewu
2. Dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat maka pembelajaran UKS
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tulung Agung Gading Kabupaten
Pringsewu bisa dikatakan efektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya
peningkatan kesadaran hidup sehat secara menyeluruh bagi seluruh
siswa, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode
yang berbeda
3. Perlu melakukan penelitian yang sejenis pada kelas yang berbeda agar
diperoleh hasil yang dapat dijadikan perbandingan, apakah
pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM akan selalu
efektif
4. Perlu dilakukan penelitian dengan populasi yang lebih besar agar
vi
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis laksanakan di kelas V SD Negeri 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Pringsewu dapat terlaksana dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dan penulis beri judul laporan ini “ Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Penyuluhan Kesehatan Pada Siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2011 ”.
Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), untuk meningkatkan profesionalisme dalam memperbaiki kinerja dalam pembelajaran. Kemudian penulis lebih serius dan percaya diri dalam mengelola pembelajaran melalui latihan terbimbing untuk memperbaiki pembelajaran dikelas yang dilakukan berulang kali dengan proses refleksi yang penulis lakukan dengan merenung dan diskusi dengan teman sejawat.
Penulis menyadari hasil kerja ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para guru pada umumnya. Sebagai hasil untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penulis haturkan terima kasih.
Penulis
vii MOTTO
Disiplin adalah mengingatkan apa yang kita inginkan
viii Kupersembahkan karya tulis ini kepada :
1. Suamiku dan anak-anakku tersayang yang senantiasa memotivasi dan mendukung setia menanti dan selalu mendampingi serta mendo’akan atas keberhasilanku.
2. Kepala sekolah dan rekan guru di SDN 1 Tulung Agung yang selalu memberi dukungan.
3. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama
dari awal sampai akhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
ix Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul “Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Penyuluhan Kesehatan Pada Siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2011”.adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Mantan Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah
memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
x
10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok
Sukimin, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 7 Pebruari 2012 Penulis,
TAHUN 2011
Oleh KURNIASIH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Program Studi Penjaskes Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Gambar Halaman
1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 20
2 Gambar Alat Peraga Penyuluhan Kesehatan...
3 Suasana Penyuluhan di Kelas...
4 Siswa Melakukan Peragaan Cara Memelihara Anggota Tubuh
DAFTAR TABEL... xii
H. Validnya Penelitian Tindakan Kelas... 25
Tabel Halaman 1 Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pening-
katan Kesadaran Hidup Sehat... 26 2 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kesadaran Hidup Sehat
Pada siswa Kelas V SD Negeri 4 Bagelen Gedung Tataan... 27
Gambar Halaman 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 20 2 Gambar Alat Peraga Penyuluhan Kesehatan... 3 Suasana Penyuluhan di Kelas... 4 Siswa Melakukan Peragaan Cara Memelihara Anggota Tubuh 5 Pelaksanaan Observasi atau Evaluasi...
1 Surat Izin Peneliitian dari FKIP Universitas Lampung 34
2 Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 1 Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo Pringsewu... 35
3 Data Hasil Penelitian setiap Siklus... 36
4 Instrumen Penelitian... 37
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud, Jakarta.
Kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Prajabatan, 1995, Dirjendikti-Depdikbud, Jakarta.
Lutan, Rusli, 1995, Hakikat dan Karakteristik Penjaskes, Makalah yang disajikan dalam Program Pelatihan Dosen Bidang Studi Program D-II PGSD BP3GSD Dirjendikti di Cisarua tanggal 26 Nopember-26 Desember 1995. 25 hlm
Remy Muchtar, 1995, Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
di Sekolah Dasar. Makalah yang disajikan dalam Program Pelatihan Dosen Bidang Studi Program D-II PGSD BP3GSD Dirjendikti di Cisarua tanggal 26 Nopember-26 Desember 1995. 25 hlm.
Rahmat Hermawan, 1997, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bahan Kuliah, Untuk Mahasiswa Program D-II PGSD, FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Syarfudin, A dan Munaji, 1991/1992, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud, Jakarta.
Toho Cholik, M. dan Rusli, L. 1996.1997, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud Dirjendikti BP3GSD, Jakarta
Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1991), Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. PT. Rineka Sipta Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1992), Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Bina Aksara, Jakarta.
Yogyakarta.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta.
Surachmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode Teknik, PT. Tarsito, Bandung.
Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.
www.blogspot.com www.wikipedia.com
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wonokriyo pada tanggal 06 September
1962 dari pasangan Bapak Rejowikromo dan Ibu Jemini.
Penulis merupakan anak ke Dua belas dari Dua belas
bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Wonodadi, diselesaikan pada
tahun 1975. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Gadingrejo,
diselesaikan pada tahun 1979. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung
Karang diselesaikan tahun 1983. D2 Universitas Terbuka diselesaikan tahun
2003. Saat ini penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam
Tabel Halaman 1 Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pening-
A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Pendidikan kesehatan adalah usaha yang diberikan
berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang
kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, sosial).
Setelah munculnya SK Mendikbud RI No. 0413/U/1987 yang menyatakan
bahwa pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) pada kurikulum yang telah
disempurnakan, berubah namanya menjadi Pendidikan Jasmani yang berlaku
mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah
pertama (SMP). Kemudian menyusul lahirnya Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 tahun 1989 menjadi “Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan”, yaitu sebagai salah satu bahan kajian dan pelajaran
yang wajib termuat dalam isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang
pendidikan.
Dalam kurikulum 1994, mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan salah
satu mata pelajaran inti bagi Sekolah Dasar (SD)., bahwa tujuan pendidikan
jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk
A. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu bidang pengajaran pendidikan kesehatan
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sekali dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama dalam segi
fisik dan mental.
Pengertian pendidikan kesehatan dalam pedoman khusus yang diterbitkan
oleh Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dalam Rahmat,
mengemukakan : Pendidikan kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa
bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan
yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, sosial) agar dapat tumbuh
dan berkembang secara harmonisi”.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya berkaitan dengan pendidikan jasmani,
sehingga menjadi pendidikan jasmani dan kesehatan yang juga merupakan
bagian integral dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan kesehatan di
lingkungan sekolah terutama sekolah dasar sebaiknya diselenggarakan
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode.
Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan
dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Tulung Agung Kec. Gadingrejo
Kab. Pringsewu dengan alasan siswa memiliki kesadaran pola hidup sehat
yang kurang.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan baru atau
cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
Penelitian ini bercirikan sebagai berikut : (1) Menyediakan kerangka kerja
yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan
baru yang lebih baik, (2) Bersifat kolaboratif, (3) Tujuan untuk
meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan
efesien, (4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan
A. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan melalui instrumen observasi pada setiap siklus
dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Peningkatan
Kesadaran Hidup Sehat
Siklus Jumlah Skor Rata-rata
I 1060 53
II 1325 66,25
Tabel di atas menunjukkan bahwa sikap siswa untuk meningkatkan
kesadaran hidup sehat pada setiap siklus mengidentifikasikan adanya
peningkatan sehingga bisa dikatakan bahwa peningkatan kesadaran hidup
sehat melalui pembelajaran usaha kesehatan sekolah yang sajikan secara
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan lebih nyata dari pada
pembelajaran biasa atau pembelajaran yang dilakukan secara konvensional.
Sedangkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menunjukkan
adanya peningkatan. KKM ini telah ditetapkan sebesar 65 % dari
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran UKS dengan menggunakan model PAIKEM
dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten
Pringsewu
2. Dengan meningkatnya kesadaran hidup sehat maka pembelajaran UKS
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tulung Agung Gading Kabupaten
Pringsewu bisa dikatakan efektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya
peningkatan kesadaran hidup sehat secara menyeluruh bagi seluruh
siswa, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode
TAHUN 2011
.
Nama Mahasiswa : KURNIASIH
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118019
Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19570111 198303 1 002
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. …………
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : KURNIASIH
NPM : 1013118019
Tempat tanggal lahir : Wonokriyo, 06 September 1962
Alamat : Jln. Sukoharjo1 No. 33 Kec.Sukoharjo, Pringsewu
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Pola Hidup
Sehat Melalui Penyuluhan Kesehatan Pada Siswa Kelas V SDN 1 Tulung Agung
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 ” adalah benar hasil
karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 01 September 2011 – 30 November 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, 07 Januari 2012