KAJIAN LOGAM MEDIUM DAN BERAT DALAM AIR DAN
SEDIMEN SUNGAI CODE DAERAH HULU DENGAN
TEKNIK AAN (tahun I)
Sukirno, Bambang Irianto
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN
ABSTRAK
KAJIAN LOGAM MEDIUM DAN BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DAERAH HULU DENGAN TEKNIK AAN (tahun I). Telah dilakukan kajian logam medium dan logam berat Mg, V, Al, Mn, Ti, Co, Cd, Cr, Hg dan As dalam air dan sedimen sungai Code Jogjakarta, dengan metoda analisis aktivasi netron (AAN). Sampling dilakukan pada musim kemarau dan penghujan, pengambilan cuplikan di 6 lokasi yaitu daerah Mata air Turgo, Boyong, Sinduharjo, Ringroad Utara, Sardjito dan Tukangan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk memperoleh data unsur logam medium dan berat dalam sedimen dan air di sungai Code Jogjakarta, dan dalam rangka kontrak riset antara IAEA dan PTAPB-BATAN. Mengenai syarat baku mutu air golongan C maupun baku mutu golongan D berdasarkan SK Gubenur Kep DIY No 214/kpts/1991, cuplikan dari ke 6 lokasi sampling belum melampaui konsentrasi maksimum yang diijinkan. Dari metoda uji t untuk pengujian statistik, ditunjukkan bahwa terdapat beda secara nyata waktu dan lokasi sampling dengan konsentrasi logam Ti, V, Mn Cd dan Co kecuali untuk logam Al, As, Mg, Cr dan Hg yang mempunyai konsentrasi tidak beda secara nyata, pada pengujian dengan taraf keperyaan 95 %.
ABSTRACT
ASSESSMENT OF MEDIUM AND HEAVY METALS IN WATER AND SEDIMENT OF UPSTREAM AREA OF CODE RIVER USING NAA. The assessment of medium and heavy metals of Mg, V, Al, Mn, Ti, Co, Cd, Cr, Hg and As in water and sediment from the upstream area of Code river has been done using NAA method. The sampling carried out in rainy and dry season, at the 6 locations (Turgo, Boyong, Sinduharjo, Ringroad Utara, Sardjito and Tukangan). The main objective of this investigation is to determine data of medium and heavy metals in water and sediment of Code river Yogyakarta, and in the framework of joint research between IAEA and PTAPB-BATAN. Refering to the water quality standard of group C as well as of group D, based on SK Gubenur Kep DIY No 214/kpts/1991 the samples of the 6 sampling locations not greater than MPC. From t tess method for statistic calculation was shown that there were significant differences between time and sampling location with the concentration of Ti, V, Mn Cd and Co metals except Al, As, Mg, Cr and Hg metals which have significant differences, at the confident level test of 95 %.
PENDAHULUAN
ungai dikenal sebagai perairan yang terbuka yang berarti sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya. Sehingga sungai merupakan tempat bahan buangan padat baik yang bahan kasar maupun yang halus (butiran halus). Kedua macam bahan buangan padat tersebut apabila dibuang ke air lingkungan sungai menurut WARDANA [1]
maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah (a) pengendapan bahan buangan padat didasar sungai yang mengalir dan (b) pembentukan koloidal yang melayang-layang mengikuti arus alairan air. Koloidal tersebut merupakan padatan halus sebagian ada yang larut dan ada yang tidak larut dan ada yang mengendap bercampur lembutan lumpur didasar sungai sedangkan yang tidak larut terus melayang mengikuti arus air.
S
Air sungai sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam
berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan, oleh karena itu diproduksi secara rutin dalam skala industri. Logam-logam yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb) arsenic (As), kadmiun (Cd) dan lain sebagainya. Menurut FARDIAZ [2] logam-logam tersebut diketahui dapat
mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dengan jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.
Sungai Code merupakan salah satu sungai yang membelah kota Yogyakarta menjadi dua bagian dan melewati pusat kota dengan pemukiman penduduk yang sangat padat. Sebelum memasuki kota Yogyakrta, sungai Code melewati areal pertanian subur yang sangat luas dan kemungkinan besar limbah kimia pertanian akan masuk dan mencemari air sungai Code dari hulu. Setelah memasuki kota Yogyakarta, diprediksi akan terjadi
peningkatan jumlah sumber pencemar, antara lain limbah dari rumah sakit, hotel, pabrik penyamakan kulit, pabrik karoseri mobil dan sampai limbah domestik yang secara kumulatif dapat berdampak terhadap kualitas lingkungan. Perjalanan pencemar, biasanya polutan terbawa melewati aliran sungai dari hulu yang terbawa arus menuju muara dan terkonsentrasi pada muara sungai[3].
Pencemaran yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri dan peningkatan limbah rumah tangga tentu saja dapat dikendalikan dan perlu dikaji secara mendalam, karena apabila tidak dilakukan secara dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dikerjakan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis unsur dalam cuplikan lingkungan yang tercemar oleh limbah industri tersebut terutama kandungan logam berat
Analisis aktivasi netron (AAN) adalah suatu metoda analisis unsur-unsur dalam suatu bahan cuplikan yang menggunakan hasil radioaktif buatan dari unsur-unsur stabil. Prinsip dasar AAN adalah apabila suatu bahan cuplikan yang terdiri dari berbagai unsur kimia dibombardir dengan neutron termal, maka akan terjadi penangkapan neutron oleh unsur-unsur tersebut. Proses pembentukan radioaktif akibat reaksi ini disebut akivasi neutron. Sinar γ yang dipancarkan oleh berbagai radionuklida dalam cuplikan dapat dianalisis secara spektrometri γ. Analisis kualitatif dilakukan dengan berdasarkan penentuan tenaga sinar γ, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menentukan berdasarkan intensitasnya(4,5).
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji t sampel berpasangan digunakan untuk melakukan pengujian dua sanpel yang berhubungan atau di sebut Paired Sample T-Test yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata sama[6]. Hal ini dapat dilakukan menggunakan
pendekatan statistik dengan analisis statistik menggunakan aplikasi Excel program paired
sample test, uji ini dimaksudkan untuk
membedakan lokasi sampling dan perbedaan musim kemarau dan penghujan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk memperoleh informasi rona awal logam berat dan medium dalam sedimen dan air sungai Code Jogjakarta, dilakukan dalam rangka kontrak riset antara IAEA dan PTAPB. Analisis ini diperlukan untuk mengkaji tingkat pencemaran logam menengah dan berat dengan metoda AAN. Dengan diketahuinya kandungan logam menengah dan berat air tersebut, maka akan dapat diketahui
tingkat pencemaran yang terjadi di lingkungan sungai Code yang berada di sekitar kota Yogyakarta sebagai data pendukung bagi program kali bersih.
TATA KERJA
Bahan
Standar sekunder yang mengandung unsur-unsur (Ti, Mg, V, Al, Mn, Hg, As, Cd, Cr dan Co), HNO3, air, sedimen sungai Code dan aquabidest. Alat
Reaktor Nuklir Kartini, seperangkat sepektrometer gamma, timbangan Analitik Ohaus-GT 410, ayakan Karl Colb 100 mesh, lumpang tahan karat, vial polietilen.
Cara kerja Sampling
Cuplikan air dan sedimen sungai Code diambil pada musim penghujan (4 April 2005) dan musim kemarau (23 Agustus 2005). Air sungai diambil 5 liter kemudian diteteskan 5 ml HNO3 dan
sedimen diambil sekitar 5 kg basah.
Preparasi
Sedimen dibersihkan dari kotoran kemudian dikeringkan dalam udara terbuka, ditumbuk dalam lumpang tahan karat dan pengayakan dengan 100 mesh lolos kemudian diserbasamakan dan dimasukan dalam wadah penyimpanan berlabel, sedimen dimasukan dalam vial iradiasi dengan berat 0,2 gr. Air disaring dan diambil 1,5 ml dimasukkan dalam vial iradiasi
Cuplikan bersama-sama dengan standar sekunder dimasukkan dalam kelongsong iradiasi, kemudian diradiasi pada fasilitas Lazy Susan selama 12 jam dengan fluks netron 0,585.1011 n.cm -2 .s-1. Khusus unsur/nuklida berumur pendek, iradiasi
dilakukan dengan jalan memacing, yaitu iradiasi dilakukan satu persatu pada fasilitas Lazy Susan, pencacahan dilakukan dengan waktu tunda 10 menit.
Cuplikan lingkungan dan standar yang telah selesai diiradiasi didinginkan selama 12 hari kemudian dilakukan pencacahan, dengan menggu-nakan Maestro II EG&G spektrometer gamma Ortec dengan detektor Ge(Li). Persamaan yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi dalam cuplikan adalah sebagai berikut (persamaan 1).
S S C C
C
x
W
C
W
=
(1) WC & WS = Konsentrasi unsur yang diperhatikandan unsur dalam standar (mg/kg) CC & CS = Laju cacah untuk cuplikan dan standar
(cps)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan unsur secara kualitatif dilakukan dengan menentukan tenaga dari puncak-puncak spektrum kemudian mencocokkan dengan tabel isotop, pada umumnya isotop mempunyai lebih dari satu tenaga(7, 8) dan dipilih yang mempunyai
probabilitas yang paling besar. Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan cara relatif yaitu metoda komparatif unsur-unsur dalam cuplikan dibandingkan dengan unsur-unsur yang ada dalam standar sekunder, dengan menggunakan persamaan (1). Hasil kuantitatif logam berumur paro pendek (Ti, Mg, V,
Al dan Mn) yang terdapat dalam air dan sedimen sungai Code baik pada musim kemarau maupun penghujan disajikan pada Tabel 1 dan 2. Hasil data yang tersaji kelihatan tidak begitu mencolok untuk masing-masing konsentrasi unsur yang sama dalam 5 lokasi pengambilan cuplikan yang ada pada musim penghujan maupun pada musim kemarau.
Pada Tabel 1 tersaji konsentrasi kelima unsur atau radionuklida berumur paro pendek pada musim penghujan dan kemarau dan terlihat bahwa konsentrasi pada musim kemarau pada umumnya lebih besar dari pada musim penghujan, hal ini dapat terjadi pengaruh air pengenceran karena air hujan. Kelima unsur tersebut yang terlihat berbeda signifikan adalah Mg dengan konsentrasi yang dalam air sebesar 354,0±26 ppb musim penghujan dan 365,92±25 ppb pada musim kemarau, terdapt sama-sama di lokasi sampling daerah Tukangan. Konsentrasi logam terkecil merupakan Ti masing-masing pada musim kemarau dan penghujan adalah 1,0±0,03 pbb dan 4,4±0,5 ppb terdapat di daerah awal sampling yaitu daerah mata air Turgo.
Tabel 1. Data analisis logam (Ti, Mg, V, Al dan Mn) berumur pendek dalam air sungai pada musim penghujan dan kemarau
Musim Penghujan
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppb)
Ti Mg V Al Mn Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 1,0±0,03 2,4±0,3 4,7±0,5 7,1±0,7 8,1±0,7 8,4± 0,7 179,0±25 201,4±7 279,8±22 264,2±34 354,8±26 354,0±26 1,4±0,5 1,8±0,4 2,5±0,1 2,7±0,3 2,5±0,1 2,5±0,1 11,8±6,9 18,3±4,2, 31,4±4,5 29,2±4,7 65,7±5,6 89,6± 6,0 4,1±0,6 4,4±0,2 4,6±0,3 11,5±0,3 15,2±1,2 12,4±1,3 Musim Kemarau
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppb)
Ti Mg V Al Mn Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 4,4±0,5 9,56±1,1 11,26±0,6 12,38±1,2 16,76±2,0 20,74±20 192,04±19 209,25±12 270,45±36 296,59±28 303,82±20 365,92±25 3,70±0,5 4,07±0,4 4,07±0,4 6,84±0,5 5,18±0,4 4,07±0,2 27,78±1,2 49,85±1,5 60,04±2,9 50,15±2,7 31,29±3,2 39,22±0,2 8,00±0,3 9,19±0,5 14,68±1,2 29,74±2,6 17,97±1,5 14,08±1,2 Pada Tabel 2 tersajikan konsentrasi logam
(Ti, Mg, V, Al dan Mn) berumur pendek dalam sedimen sungai pada musim penghujan dan kemarau. Pada tabel tersebut konsentrasi terbesar meupakan logam Al untuk musim penghujan mempunyai konsentrasi sebesar 1485,90±14,1 ppm dan pada musim kemarau 1468,38±15,9 ppm,
dilokasi yang sama yaitu daerah Tukangan. Konsentrasi terkecil merupakan logam Ti terdapat didaerah awal sampling yaitu di mata air daerah Turgo, konsentrasinya masing masing pada musim penghujan dan kemarau adalah 5,39±0,7 ppb dan 7,02±0,04 ppb. Daerah Ringroad utara khusus untuk sedimen tidak dilakukan analisis.
Tabel 2. Data analisis logam (Ti, Mg, V, Al dan Mn) berumur pendek dalam sedimen sungai pada musim penghujan
Musim Penghujan
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppm) atau mg/kg
Ti Mg V Al Mn Mata air Boyong Sinduharjo Sardjito Tukangan 5,39±0,7 7,15±0,3 14,93±4,7 21,48±3,1 42,24±1,3 53,74±6,2 99,99±5,3 91,33±4,2 82,91±9,4 85,84±3,7 32,42±3,3 63,58±3,7 65,31±4,1 57,32±2,1 83,04±2,4 1271,41±38,7 1364,25±19,3 1394,25±7,4 1454,40±17,6 1485,90±14,1 301,62±12,4 321,03±28,4 326,74±16,4 324,38±3,9 320,25±13,6 Musim Kemarau
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppm) atau mg/kg
Ti Mg V Al Mn Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 7,02±0,04 8,63±0,93 16,32±0,7 26,97±2,5 53,80±29 60,36±6,5 59,16±3,0 92,22±5,5 98,05±4,2 83,05±10,9 106,03±11,6 173,06±16,6 23,66±0,2 32,46±3,2 33,07±3,0 31,87±1,6 40,76±2,2 40,36±1,4 1212,66±10,4 1331,16±15,2 1360,08±14,7 1498,08±82,2 1419,46±70,8 1468,38±15,9 323,31±33,8 330,45±27,5 315,60±29,1 302,87±21,9 335,76±23,6 351,79±10,1 Pada Tabel 3 dan 4 tersajikan konsentrasi
logam (As, Hg, Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam air dan sedimen sungai pada musim penghujan dan kemarau. Pada tabel tersebut konsentrasi kelima logam baik di sedimen dan air hanya logam As yang terdeteksi pada sampling pertama didaerah mata air Turgo, dimana
konsen-trasi As pada musim penghujan yang terkandung dalam air adalah 0,49±0,06 ppb dan pada titik keenam yaitu daerah Tukangan konsentrasinya sebesar 1,03±0,09 ppb. Pada musin kemarau logam As yaitu 0,51±0,03 ppb terdapat di daerah Turgo pada mata air dan terbesar terdapat di daerah Tukangan adalah 3,11±0,49 ppb.
Tabel 3. Data analisis logam (As, Hg, Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam air sungai pada musim penghujan dan kemarau
Musim Penghujan
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) ppb atau µg/l
As Hg Cd Cr Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 0,497±0,06 0,515±0,08 0,735±0,09 0,634±0,08 0,836±0,10 1,03±0,09 -0,30±0,03 0,54±0,04 0,54±0,04 -0,25±0,02 2,5±0,2 2,81±0,3 3,24±0,3 -0,30±0,03 0,35±0,03 1,60±0,20 Musim Kemarau
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) ) ppb atau µg/l
As Hg Cd Cr Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 0,51±0,03 0,53±0,07 0,53±0,06 1,17±0,05 3,11±0,49 3,11±0,49 -0,10±0.01 0,15±0,01 0,15±0,01 -0,29±0,01 0,27±0,02 2,90±0,3 5,13±0,5 -0,06±0,007 0,21±0,02 0,41±0,03 Khusus logam Co dalam air disetiap
pengambilan cuplikan tidak terdeteksi atau dibawah rata-rata latar belakangnya, maka diambil keputusan bahwa logam Co tidak terkandung dalam
air sungai Code. Hal ini juga buat logam Hg dan Cr tidak terkadung dalam air di daerah Mata air, Boyong dan Sinduharjo dan pada titik ke 4 atau daerah ringroad utara mulai dapat terdekteksi
sedangkan untuk Cd tidak terkandung pada daerah Mata air dan Boyong, mulai pada titik ke 3 yaitu pada daerah Sinduharjo air telah mengandung Cd. Kandungan logam Hg, Cd dan Cr pada musim penghujan konsentrasinya lebih kecil dari pada musim kemarau kecuali logam Cd pada daerah Ringroad utara. Semua logam yang terdeteksi masih dibawah ambang persyaratan yang ditentukan menurut PP No28 Tahun 2001[9,] dan Keputusan
Gubenur Kepada Daerah Istimewa Yogyakarta No: 214/KPTS/1991[10].
Pada Tabel 4 tersajikan konsentrasi logam (As, Cd, Cr dan Co) sedangkan logam Hg tidak dapat dilakukan hal ini disebabakan pada penentuan puncak-puncak spectrum Hg terganggu oleh pengotor lainya sehingga tidak dapat ditentukan luasan daripada pencak Hg tersebut. Dari ke 4
logam yang ada pada kedua musim maka logam Co adalah logam yang mempunyai konsentrasi dalam sedimen terkecil dapat dilihat pada Pada Tabel 4 dimana konsentrasinya terkecil adalah 0,059±0,006 ppm, yang terdapat didaerah Turgo pada mata air. Logam Cr pada titik ke 4 pada daerah Ringroad utara awal dapat terdeteksi dengan konsentrasi 0,01±0,001 ppm pada musim penghujan dan logam yang tertinggi mempunyai kosentrasi 0,08±0,007 ppm pada musim kemarau di daerah Tukangan.
Pada sedimen untuk logam berumur paro panjang pada Tabel 4, terlihat bahwa Cd yangmemepunyai konsentrasi tertinggi walaupun pada awal pengambilan cuplikan sedimen tidak terdeteksi yaitu daerah mata air, dimana konsentrasi tertinggi Cd terdapat didaearah Tukangan dengan konsentrasi sebesar 5,00±0,44 ppm.
Tabel 4. Data analisis logam (As, Hg, Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam sedimen sungai pada musim penghujan
Musim Penghujan
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) (ppm) atau mg/kg
As Cd Cr Co Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 0,102±0,01 0,109±0,01 0,147±0,02 0,426±0,03 0,147±0,01 0,173±0,02 -0,98±0,11 0,90±0,10 2,28±0,25 4,68±0,51 4,72±0,41 -0,01±0,001 0,03±0,003 0,04±0,004 0,059±0,006 0,077±0,007 0,087±0,007 0,085±0,005 0,012±0,002 0,092±0,008 Musim Kemarau
Lokasi Kosentrasi logam (unsur) (ppm) atau mg/kg
As Cd Cr Co Mata air Boyong Sinduharjo Ringroad Ut Sardjito Tukangan 0,102±0,01 0,109±0,01 0,101±0,01 0,121±0,01 0,212±0,02 0,157±0,02 -1,28±0,12 2,30±0,22 3,20±0,25 5,08±0,51 5,00±0,44 -0,01±0,001 0,06±0,005 0,08±0,007 0,19±0,02 0,20±0,02 0,27±0,03 0,28±0,02 0,19±0,02 0,27±0,03 Untuk mengetahui korelasi dan pengaruh
perbedaan lokasi pada kandungan keseluruh logam dalam air dan sedimen sebagai mata rantai rangkaian pencemaran yang dapat diiterpretasikan menggunakan pendekatan statistik dengan menggunakan aplikasi Excel metoda uji t sampel perpasangan. Tabel 5 merupakan contoh poutput
paired sample test, untuk logam Ti yang terdapat
dalam air sungai. Terlihat bahwa korelasi Pearson (r) dengan nilai 0,936 dan t hitung dari hasil output computer, pada baris kerterangan “t stat” terdapat t hitung sebesar -5,773 dan t tabel dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan 5 yang merupakan keterangan t critical one-tail dengan nilai 2,015 atau dapat dihat pada tabel
statistik. Hipotesis dari kasus ini adalah “Ho = µ1 ≠
µ2 atau µ1 - µ2≠ 0 dan H1 = µ1 >µ2 atau µ1 - µ2> 0”.
Menurut ROSALINA [6] dalam hal ini dipakai perhitungan satu sisi karena adanya pengujian dilakukan pada sisi kiri dari distribusi normal yang artinya angka 2,015 bisa ditafsirkan sebagai -2,015. Dengan membandingkan nilai t tabel dan nilai t hitung didapat nilai t hitung dari
ouput sebesar -5,773 yang mana nilai tersebut lebih
besar dari nilai t tabel -2,015, maka Ho ditolak atau ada perbedaan secara nyata antara sampling musim kemarau dan musim penghujan. Bila dilihat dari nilai probabilias nilai P(T<=t) one tail pada output sebesar 0,00109 lebih kecil signifikansi 5% (α =
0,05) maka Ho ditolak dengan kata lain ada beda
nyata untuk kedua musim, khususnya logam Ti. Dari ke 2 pengambilan keputusan menghasilkan keputusan yang sama, sedangkan untuk logam-logam lainnya dapat dilihat ringkasan output paired
sample test pada Tabel 7.
Tabel 5.Output paired sample test, untuk logam Ti yang terdapat dalam air sungai t-Test: Paired Two Sample for Means
Variable 1 Variable 2 Mean 5,283333 12,51667 Variance 9,589667 32,36983 Observations 6 6 Pearson Correlation 0,923542 df 5 t Stat -5,77392 P(T<=t) one-tail 0,001095 t Critical one-tail 2,015049 P(T<=t) two-tail 0,002191 t Critical two-tail 2,570578
Tabel 6 tersaji ringkasan uji hepotesis untuk pengaruh perbedaan musim kemarau dan lokasi
sampling keseluruh logam yang duperhatikan dalam
air dan sedimen. Berdasar data Tabel 1, 2 untuk air
dan Tabel 3, 4 untuk sedimen pada enam lokasi
sampling. Hasil perhitungan uji t program paired sample test menunjukkan konsentrasi logam yang
terdapat dalam air yaitu Al, Mg, Cd, Hg, Cr, As tidak beda secara nyata terhadap musim kemarau maupun penghujan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa t hitung lebih kecil dengan nilai 0,024 untuk logam Al sampai dengan nilai 1,750 untuk logam As lebih kecil dari pada t tabel dengan nilai 2,015. Untuk logam Ti, V dan Mn hasil perhitungan t hitung dengan nilai antara 2,700 untuk logam Mn sampai dengan nilai 6,247 untuk logam V adah lebih besar dari pada t tabel dengan nilai 2,015 maka logam-logam tersebut mempunyai perbedaan secara nyata untuk kedua musim. Logam yang terdapat dalam sedimen yaitu Al, Mg, Hg, Cr, As dan Ti tidak beda secara nyata terhadap musim dan lokasi kecuali untuk logam V, Cd dan Co beda secara nyata.
Bila dilihat dari hasil output P(T<=t) one
tail pada Tabel 6, dimana nilai probabilitas P(T<=t) one tail lebih kecil daripada signifikansi 5% (α = 0,05) maka dinyatakan bahwa logam yang terdapat pada kedua musim ternyata beda secara nyata dan begitu juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan
Output paired sample test dari kedua pengambilan
keputusan dalam uji statstik untuk uji t dan P(T<=t)
one tail menghasilkan keputusan hasil yang sama.
Tabel 6. Ringkasan output paired sample test, untuk unsur logam yang diperhatikan yang terdapat dalam air sungai pada musim penghujan dan kemarau
Unsur P(T<=t) one tail t hitung Kesimpulan
Air Sedimen Air Sedimen Air Sedimen
Ti Mg V Al Mn As Cd Cr Hg Co 0,001 0,394 0,003 0,490 0,021 0,070 0,383 0,113 0,178 -0,224 0,078 0,001 0,088 0,295 0,230 0,023 0,09 0,0002 5,773 0,281 6,247 0,024 2,700 1,750 0,312 1,377 1,013 -0,820 1,661 5,298 1,572 0,575 0,797 2,622 1,557 -13,472 Beda Tidak beda Beda Tidak beda Beda Tidak beda Tidak beda Tidak beda Tidak beda Tidak beda Tidak beda Beda Tidak beda Tidak beda Tidak beda Beda Tidak beda -Beda
KESIMPULAN
Dengan menggunakan metoda AAN dapat ditentukan 10 unsur logam menengah dan berat (Ti, Mg, V, Al, Mn, Cd, Cr, Co, As dan Hg) yang diperhatikan dalam, air dan sedimen sungai pada musin penghujan dan kemarau. Pada umumnya konsentrasi logam pada musim kemarau lebih besar daripada musim penghujan, dengan menggunakan
pendekatan statistik hasil perhitungan uji t menunjukkan konsentrasi logam yang terdapat dalam air yaitu Al, Mg, Cd, Hg, Cr, As tidak beda secara nyata terhadap musim kemarau maupun penghujan, kecuali logam Ti, V dan Mn mempu-nyai perbedaan secara nyata, sedangkan dalam sedimen yaitu Al, Mg, Hg, Cr, As dan Ti tidak beda secara nyata terhadap musim dan lokasi kecuali
untuk logam V, Cd dan Co beda secara nyata. Konsentrasi unsur logam menengah dan berat yang terdapat dalam air sungan Code yang diperhatikan masih dibawah batas maksimum cemaran logam yang dipersyaratkan menurut PP Nomor 28 Tahun 2001 dan Keputusan Gubenur Kepada Daerah Istimewa Yogyakarta No: 214/KPTS/1991.
DAFTAR PUSTAKA
1. WARDANA, W.A., Dampak pencemaran lingkungan, Andi offset Yogyakarta, (1995) 2. FADIAZ SRIKANDI., Polusi air dan udara.,
Penerbit Kanisius. Yogyakarta (1992)
3. PALAR. H., Pencemaran dan Toksikologi logam berat. Rineka Cipta. Jakarta (1994) 4. TOJO. T., Instrumental Neutron Activation
Analysis. BATAN JAERI, Training Course on Radiation Measurement and Nuclear Spectroscopy. Jakarta (1998)
5. SUKIRNO., SUDARMADJI., “Aplikasi APN Untuk Menentukan Multiunsur dalam sediment”., Prosiding PPI, P3TM BATAN., Yogyakarta (1999)
6. ROSALINA., Analisis statistik menggunakan aplikasi excel. Alfabeta. Bandung (2005) 7. ERDTMANN, G., Neutron activation tables.,
New York (1976)
8. IAEA., Measurement of Radionuclides in Food and The Environment., A Guide Book., Tech Rep Ser No 295, IAEA, Vienna (1989)
9. ANONIM. PP No 28 Tahun 2001, Jakarta (2001)
10. ANONIM., Keputusan Gubenur Kepada Daerah Istimewa Yogyakarta No: 214/KPTS/1991.
Tentang baku mutu lingkungan derah untu wilayah Propinsi DIY. Yogyakarta (1991)
TANYA JAWAB
Iwiq Indrawati−Dari mana asalnya logam medium dan berat tersebut?
−Lebih tinggi di musim kemarau dari pada hujan dari logam medium dan berat tersebut?
Sukirno
−Sungai Code merupakan tempat terbuka, dari hulu hingga ke hilir, sehingga sungai akan dipengaruhi oleh sekitarnya, tentunya pabrik atau industri sekitar pabrik akan membuang limbah ke sungai tersebut. Hal ini yang menyebabkan asalnya logam medium dan berat. −Benar, lebih tinggi kanduangan logam dalam air
pada musim kemarau dari pada musim penghujan, salah satu alasannya adalah pada musim penghujan, air sungai akan terenceri oleh air hujan itu sendiri.
Triyono
−Langkah apakah yang sudah dilakukan dengan timbulnya pencemaran di obyek cuplikan?
Sukirno
−Pada saat ini air sungai sebenarnya masih di bawah ambang batas yang diijinkan, tujuan ini adalah pemantauan jadi langkah yang diambil, memberi masukan kepada instansi yang berkepentingan, misalnya saja pemerintah daerah yang berkecimpung atau memperhati Program Kali Bersih.