• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Mutuh Teh Hijau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengawasan Mutuh Teh Hijau"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN i.1 Latar Belakang

i.1 Latar Belakang

Teh hijau (

Teh hijau (Camellia sinnesis Camellia sinnesis ) merupakan produk teh) merupakan produk teh yang memilki kandungan polifenol yang tinggi yang baik untuk yang memilki kandungan polifenol yang tinggi yang baik untuk tubuh manusia. Pengolahan teh hijau yang baik adalah teh hijau tubuh manusia. Pengolahan teh hijau yang baik adalah teh hijau dipetik maksimal 2 daun dari pucuk. Pengolahan teh hijau di PT dipetik maksimal 2 daun dari pucuk. Pengolahan teh hijau di PT Rumpun Sari Kemuning I ini ada 5 tahapan yaitu: pelayuan, Rumpun Sari Kemuning I ini ada 5 tahapan yaitu: pelayuan, penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir dan penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir dan sortasi.

sortasi.

Pembuatan minuman teh hijau yang baik di pengaruhi Pembuatan minuman teh hijau yang baik di pengaruhi dengan kualitas bahan baku yang baik. Salah satu yang dengan kualitas bahan baku yang baik. Salah satu yang mempengaruhi kualitas teh hijau adalah pucuk teh. Perlu mempengaruhi kualitas teh hijau adalah pucuk teh. Perlu adanya pengawasan mutu terhadap pucuk teh tersebut supaya adanya pengawasan mutu terhadap pucuk teh tersebut supaya nantinya minuman teh hijau memiliki standar mutu yang baik, nantinya minuman teh hijau memiliki standar mutu yang baik, baik dalam kualitas dan rasa.

baik dalam kualitas dan rasa.

PT Rumpun Sari Kemuning I dipilih sebagai tempat PT Rumpun Sari Kemuning I dipilih sebagai tempat pelaksanaan program PKL karena merupakan perusahaan pelaksanaan program PKL karena merupakan perusahaan perkebunan teh hijau. Teh hijau diproses dengan cara perkebunan teh hijau. Teh hijau diproses dengan cara meminimalkan adanya proses enzimatis sehingga kandungan meminimalkan adanya proses enzimatis sehingga kandungan senyawa bioaktif di dalam daun teh masih tetap terjaga sama senyawa bioaktif di dalam daun teh masih tetap terjaga sama seperti daun teh yang masih baru dipetik, meskipun ada yang seperti daun teh yang masih baru dipetik, meskipun ada yang berkurang tetapi prosentasenya sangat kecil. Oleh karena itu berkurang tetapi prosentasenya sangat kecil. Oleh karena itu menarik minat bagi penulis untuk mempelajari cara menarik minat bagi penulis untuk mempelajari cara pengolahannya.

(2)

I.2 Tujuan I.2 Tujuan I.2.1

I.2.1 Tujuan Tujuan UmumUmum

Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah :

adalah :

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai keadaan dalam suatu bidang usaha untuk mengenai keadaan dalam suatu bidang usaha untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia industri.

mempersiapkan diri dalam memasuki dunia industri. 2.

2. Mengetahui, Mengetahui, mengerti, mengerti, dan dan memahami memahami penerapan penerapan teori-teoriteori-teori yang pernah diterima selama di perkuliahan ke dalam yang pernah diterima selama di perkuliahan ke dalam bentuk praktek kerja lapang di perusahaan.

bentuk praktek kerja lapang di perusahaan. 3.

3. Memperluas Memperluas wawasan wawasan pengetahuan dan pengetahuan dan mengembangkanmengembangkan cara berpikir praktis, logis, dan sistematis sehubungan cara berpikir praktis, logis, dan sistematis sehubungan dengan permasalahan yang timbul dalam suatu proses dengan permasalahan yang timbul dalam suatu proses produksi.

produksi. 4.

4. Mahasiswa Mahasiswa paham paham mengenai mengenai proses proses pengolahan pengolahan teh hiteh hijau.jau. 5.

5. Memenuhi Memenuhi salah salah satu satu persyaratan persyaratan untuk untuk mendapatkan mendapatkan gelar gelar  sarjana.

sarjana.

I.2.2

I.2.2 Tujuan Tujuan KhususKhusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah :

adalah : 1.

1. Mengetahui Mengetahui pengawasan pengawasan mutu mutu teh teh hijau hijau yang yang ada ada di di PTPT Rumpun Sari Kemuning I

Rumpun Sari Kemuning I 2.

(3)

I.2 Tujuan I.2 Tujuan I.2.1

I.2.1 Tujuan Tujuan UmumUmum

Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah :

adalah :

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai keadaan dalam suatu bidang usaha untuk mengenai keadaan dalam suatu bidang usaha untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia industri.

mempersiapkan diri dalam memasuki dunia industri. 2.

2. Mengetahui, Mengetahui, mengerti, mengerti, dan dan memahami memahami penerapan penerapan teori-teoriteori-teori yang pernah diterima selama di perkuliahan ke dalam yang pernah diterima selama di perkuliahan ke dalam bentuk praktek kerja lapang di perusahaan.

bentuk praktek kerja lapang di perusahaan. 3.

3. Memperluas Memperluas wawasan wawasan pengetahuan dan pengetahuan dan mengembangkanmengembangkan cara berpikir praktis, logis, dan sistematis sehubungan cara berpikir praktis, logis, dan sistematis sehubungan dengan permasalahan yang timbul dalam suatu proses dengan permasalahan yang timbul dalam suatu proses produksi.

produksi. 4.

4. Mahasiswa Mahasiswa paham paham mengenai mengenai proses proses pengolahan pengolahan teh hiteh hijau.jau. 5.

5. Memenuhi Memenuhi salah salah satu satu persyaratan persyaratan untuk untuk mendapatkan mendapatkan gelar gelar  sarjana.

sarjana.

I.2.2

I.2.2 Tujuan Tujuan KhususKhusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah :

adalah : 1.

1. Mengetahui Mengetahui pengawasan pengawasan mutu mutu teh teh hijau hijau yang yang ada ada di di PTPT Rumpun Sari Kemuning I

Rumpun Sari Kemuning I 2.

(4)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Tentang Teh

II.1 Tinjauan Tentang Teh

Tanaman teh merupakan perdu dengan batang tegak Tanaman teh merupakan perdu dengan batang tegak dan keras, bila dibiarkan tanpa dipangkas ketinggian pohon dan keras, bila dibiarkan tanpa dipangkas ketinggian pohon mampu mencapai 3-9 meter diatas tanah, di Indonesia terdapat mampu mencapai 3-9 meter diatas tanah, di Indonesia terdapat 3 macam teh yang umum, yaitu teh hijau, teh hitam dan teh 3 macam teh yang umum, yaitu teh hijau, teh hitam dan teh oolong

oolong (Nazzar(Nazzarudin, udin, 1993)1993)

Tanaman teh terutama tersebar di kawasan Asia Tanaman teh terutama tersebar di kawasan Asia

Tenggara pada garis lintang 30˚ sebelah utara maupun sel

Tenggara pada garis lintang 30˚ sebelah utara maupun selatanatan khatulistiwa. Kebiasaan minum teh diduga berasal dari China khatulistiwa. Kebiasaan minum teh diduga berasal dari China yang kemudian berkembang ke Jepang dan juga Eropa. yang kemudian berkembang ke Jepang dan juga Eropa. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara China Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara China Selatan (Yunan), Laos Barat Laut, yang merupakan vegetasi Selatan (Yunan), Laos Barat Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah perlaian tropis dan subtropis. Kata teh (

hutan daerah perlaian tropis dan subtropis. Kata teh (Camelia Camelia  sinensis 

sinensis ) berasal dari China. Orang China daerah Amoy) berasal dari China. Orang China daerah Amoy menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke menyebut teh dengan tay. Nama ini kemudian menyebar ke mancangera dengan penyebutan yang sedikit berbeda. mancangera dengan penyebutan yang sedikit berbeda. Tanaman teh masuk di Indonesia pada tahun 1684, berupa biji Tanaman teh masuk di Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang. Dewasa ini seluruh pelosok Indonesia berbagai teh dari Jepang. Dewasa ini seluruh pelosok Indonesia berbagai macam produk teh dijumpai sehari-hari. Teh biasa diminum macam produk teh dijumpai sehari-hari. Teh biasa diminum panas atau dingin sebagai minuman penyegar atau obat panas atau dingin sebagai minuman penyegar atau obat (Panuju, 2008)

(Panuju, 2008)

Secara umum tanaman teh dapat tumbuh pada kisaran Secara umum tanaman teh dapat tumbuh pada kisaran suhu sebesar

18-suhu sebesar 18-30˚C. Suhu rendah juga penting untuk30˚C. Suhu rendah juga penting untuk

pertumbuhan optimun teh, yang berkisar antara

20-pertumbuhan optimun teh, yang berkisar antara 20-25˚C. Suhu25˚C. Suhu

harus berada pada kisaran normal selama 6 bulan setipa harus berada pada kisaran normal selama 6 bulan setipa tahunnya. Tingginya curah hujan dan kelembapan relatif juga tahunnya. Tingginya curah hujan dan kelembapan relatif juga sangat dibutuhkan, dan pada kebun-kebun teh umumnya sangat dibutuhkan, dan pada kebun-kebun teh umumnya mempunyai curah hujan rata-rata 1800 mm untuk setiap mempunyai curah hujan rata-rata 1800 mm untuk setiap tahunnya. Tanaman teh dapat tumbuh berbagai

tahunnya. Tanaman teh dapat tumbuh berbagai tipe tanah, yangtipe tanah, yang dibentuk dari berbagai batu induk dalam berbagai kondisi dibentuk dari berbagai batu induk dalam berbagai kondisi klimatik (Varnam dan Sutherland, 1994). Tanaman teh klimatik (Varnam dan Sutherland, 1994). Tanaman teh menghendaki tanah yang bersifat sedikit asam (pH 5-6). Tanah menghendaki tanah yang bersifat sedikit asam (pH 5-6). Tanah

(5)

yang terlalu asam dan terlalu basa kurang baik untuk tanaman yang terlalu asam dan terlalu basa kurang baik untuk tanaman teh (Nazzarudin, 1993)

teh (Nazzarudin, 1993)

Teh di indonesia mempunyai keunggulan diantaranya Teh di indonesia mempunyai keunggulan diantaranya mengandung katekin yang merupakan komponen aktif untuk mengandung katekin yang merupakan komponen aktif untuk kesehatan sekitar 1,34 kali lebih tinggi dari teh negara lain. Ada kesehatan sekitar 1,34 kali lebih tinggi dari teh negara lain. Ada 6 jenis katekin utama yang terdapat dalam teh yaitu katekin, 6 jenis katekin utama yang terdapat dalam teh yaitu katekin, epikatekin, galokatekin, epikatekin, galat, epigatokatekin dan epikatekin, galokatekin, epikatekin, galat, epigatokatekin dan epogalokatekin galat.

epogalokatekin galat.

Tabel II.1 Zat-zat yang Terkandung dalam Daun Teh Tabel II.1 Zat-zat yang Terkandung dalam Daun Teh

KOMPONEN

KOMPONEN PROSENTASE (%)PROSENTASE (%)  Air

 Air 9,59,5

Bahan

Bahan Nitrogen Nitrogen 24,524,5 Theine

Theine (caffein) (caffein) 3,583,58 Minyak

Minyak etiris etiris 0,680,68 Lemak,

Lemak, hijau hijau daun daun dan dan lilin lilin 6,396,39

Dekstrin 6,44 Dekstrin 6,44 Tanin 15,65 Tanin 15,65 Pektin 16,02 Pektin 16,02 Serat 11,58 Serat 11,58  Abu  Abu 5,655,65

(6)

II.2 Tinjauan Tentang Teh Hijau II.2 Tinjauan Tentang Teh Hijau

Teh hijau merupakan teh dengan mempertahankan Teh hijau merupakan teh dengan mempertahankan manfaat kesehatan, kemurnian, dan senyawa aktif daun teh manfaat kesehatan, kemurnian, dan senyawa aktif daun teh segar. Untuk mendapatkan teh hijau dengan kualitas yang baik segar. Untuk mendapatkan teh hijau dengan kualitas yang baik dengan standar mutu yang sesuai permintaan pasar, diperlukan dengan standar mutu yang sesuai permintaan pasar, diperlukan suatu pengolahan yang benar, terarah dan sesuai dengan suatu pengolahan yang benar, terarah dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengolahan yang efisien dan berkesinambungan, prinsip-prinsip pengolahan yang efisien dan berkesinambungan, selain itu diperlukan bahan baku (pucuk) yang bermutu tinggi selain itu diperlukan bahan baku (pucuk) yang bermutu tinggi minimal 60% halus (muda) dan kerusakan pucuk serendah minimal 60% halus (muda) dan kerusakan pucuk serendah mungkin (5%) (Panuju, 2008)

mungkin (5%) (Panuju, 2008)

Diagram Alir Pengolahan Teh Hijau Diagram Alir Pengolahan Teh Hijau

Bahan Baku Bahan Baku Pelayuan Pelayuan Pengepakan Pengepakan Pengeringan Pengeringan Penggulungan Penggulungan Sortasi Sortasi

(7)

Terdapat perbedaan utama antara teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Beberapa perbedaan yang dapat dilihat dari ketiga teh diatas dapat dilihat pada tabel:

Tabel II.2 Perbedaan Teh Hijau, Teh Hitam dan Teh Oolong

Teh Hijau Teh Oolong Teh Hitam

Fermentasi dicegah Fermentasi sebagian Fermentasi penuh Konstituen natural  leaf dipertahankan Minyak essensial berkembang Konsentrasi tinggi akan minyak essensial Hasil akhir  menunjukkan di pabrik/ daerah dimana teh itu dibuat

Tanin tetap/ tidak berubah

Sedikit

menyeruapai

(8)

BAB III

AKTIVITAS KERJA LAPANG

II.1 Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. Rumpun Sari Kemuning I yang berlokasi di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dalam waktu satu bulan, yaitu mulai tanggal 2 Juli 2012 sampai dengan 31 Juli 2012.

II.2 Metode Pelaksanaan

Bentuk kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah :

1. Studi Lapang / Riset Lapang

Kegiatan ini mengadakan pengamatan langsung di lapangan dengan cara :

 Observasi

Kegiatan meninjau, mengamati dan memahami proses produksi teh hijau secara langsung.

 Orientasi (praktek kerja)

Kegiatan orientasi ini dilakukan dengan pekerja ataupun karyawan secara sendiri atau bersama-sama dan mengikuti aktivitas proses produksi teh hijau sesuai dengan aktivitas yang ada di perusahaan.

 Wawancara dan diskusi

Kegiatan wawancara dan diskusi secara langsung dengan mandor, pekerja dan karyawan PT. Rumpun Sari Kemuning I untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

 Dokumentasi

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menyalin dokumen yang erat kaitannya dengan kondisi objek.

2. Studi Literatur / Riset Pustaka

Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dan informasi dari buku, majalah, jurnal maupun internet yang berhubungan dengan proses produksi teh hijau.

(9)

II.3 Aktivitas selama PKL

 Aktivitas selama PKL di PT. Rumpun Sari Kemuning I adalah sebagai berikut (Tabel II.1):

Hari

ke-Hari dan Tanggal Jenis Kegiatan 1 Senin, 2 Juli 2012 Pengenalan ijin kerja

2 Selasa, 3 Juli 2012 Pengenalan kondisi perusahaan & sistem managerial perusahaan 3 Rabu, 4 Juli 2012 Peninjauan dan pengenalan

bahan baku produksi (observasi kebun)

4 Kamis,5 Juli 2012

5 Senim, 9 Juli 2012 Peninjauan pemetikan pucuk teh hijau dan pengangkutan ke pabrik

6 Selasa, 10 Juli 2012 Observasi proses pelayuan daun teh hijau di pabrik

7 Rabu, 11 Juli 2012

8 Kamis, 12 Juli 2012 Proses pengulungan daun teh hijau di pabrik

9 Jumat,13 Juli 2012

10 Senin, 16 Juli 2012 Proses pengeringan awal daun teh hijau di pabrik

11 Selasa, 17 Juli 2012 Proses Pengeringan akhir daun teh hijau di pabrik

12 Rabu, 18 Juli 2012 Pengamatan sortasi kering teh hijau

13 Kamis, 19 Juli 2012

14 Jumat, 20 Juli 2012 Pengemasan dan penyimpanan teh hijau

15 Senin, 23 Juli 2012 Mempelajari limbah & sanitasi lingkungan dan bangunan

16 Selasa, 24 Juli 2012 Konsultasi tugas khusus dengan kordinator lapang

17 Rabu, 25 Juli 2012 Pengumpulan data-data tugas khusus 18 Kamis, 26 Juli 2012 19 s/d 21 Jumat, 27 Juli 2012 s/d Minggu 29 Juli 2012

Pembuatan laporan sementara 22 Senin, 30 Juli 2012 Evaluasi dengan kordiantor 

lapang

(10)

BAB IV

PROSES PRODUKSI

III.1 Proses Pengolahan Teh Hijau

Pucuk teh sangat menentukan mutu produk, spesifikasi pucuk yang baik adalah pucuk masih segar, belum mengalami kerusakan, dan tidak terserang hama pucuk yang rusak menyebabkan seduhan teh gelap dan kekuatan rasa rendah (Rahadian, 2011 ). Kireteria pucuk rusak adalah lembaran daun terkena penyakit, memar, lembaran daun dengan dua patahan atau lebih dan keutuhan lembaran daun kurang dari 75% (Rahadian, 2011 )

Menurut (Nazaruddin, 1993) pengolahan teh hijau merupakan pengolahan teh tertua, dilakukan sejak pertama kali manusia mengenal tanaman teh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengolahan teh hitam yang umum dilakukan saat ini merupakan perkembangan cara pengolahan teh hijau ini. Pada dasarnya proses pengolahan teh hijau merupakan rangkaian proses fisik dan mekanis untuk mencegah adanya proses fermentasi pada pucuk daun teh, sehingga didapatkan daun teh kering yang kandungan senyawa bioaktifnya masih tetap terjaga (kandungan senyawa bioaktif hampir sama seperti teh yang baru dipetik).

Proses pengolahan teh hijau di PT. Rumpun Sari Kemuning 1 ini telah menggunakan peralatan yang standar  untuk memproduksi teh hijau. Proses pengolahan yang dilakukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning 1 ini ada 5 tahap pengolahan yaitu: pelayuan, penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir dan sortasi. Untuk diagram alir proses pengolahan teh hijau di PT Rumpun Sari Kemuning 1 terlampir  pada lampran I.

(11)

III.1.1 Pelayuan

Pelayuan merupakan proses awal sesaat setelah pemetikan daun teh hijau, daun teh yang telah dipetika harus segera dilakukan proses pelayuan. Proses pelayuan ini menentukan kualitas akhir teh hijau, karena hasil pelayuan yang optimal akan menurunkan mutu dari teh hijau nantinya.

Tujuan proses pelayuan ini antara lain :

a. Mengurangi kadar air pucuk daun teh hingga 30-35%.

b. Menonaktifkan enzim-enzim terutama enzim polifenol  oksidase  yang terdapat dalam daun teh, sehingga tidak terjadi proses fermentasi.

c. Melemaskan daun agar tidak mudah patah saat penggulungan.

d. Meningkatkan rasa dan aroma yang baik

Proses pelayuan teh hijau di PT Rumpun Sari Kemuning 1 menggunakan alat rotary panner  sistem batch  dengan kapsitas 700-800 kg pucuk daun teh basah/jam. Suhu alat adalah 90-100°C, waktu 4-5 menit. Suhu yang digunakan juga berbeda tiap pucuk teh, jika pucuk teh dipanen saat musim kemarau maka suhu yang digunakan berkisar 80°C, namun jika pucuk dipanen pada musim penghujan maka digunakan suhu 100°C, hal ini dikarenakan pucuk teh hijau saat musim penghujan memiliki kadar air yang lebih banyak, sehingga harus menggunakan suhu yang lebih tinggi untuk mengurangi kadar  air pucuk tersebut. Jika suhu yang digunakan lebih dari suhu 100°C maka akan terjadi hangus pada daun yang mengakibatkan mutu yang jelek pada hasil akhir. Rotary panner 

ini menggunakan media kayu bakar sebagai pemanas dalam proses pelayuan pucuk teh tersebut.

Tipe kelayuan medium merupakan yang terbaik karena daun menggulung sempurna dan daun tidak menjadi hancur  pada saat digulung. Ciri-ciri pelayuan yang baik adalah warna daun hijau zaitun dan jika pucuk layu tersebut kita genggam dan kita remas dengan satu tangan terasa lengket ditangan (Astra, 1998).

Perubahan kimia yang terjadi saat proses pelayuan menurut Rahadian (2011) adalah perubahan klorofil, inaktivasi

(12)

enzim polifenol oksidase. Untuk spesifikasi pucuk layu adalah kadar air layu leah mencapai 60-70%, pucuk layu berwarna hijau zaitun disebabkan oleh terjadinya perubahan klorofil menjadi feofitin dan timbul bau khas.

III.1.2 Penggulungan

Penggulungan adalah proses lanjutan dari pelayuan, penggulungan sendiri bertujuan untuk membentuk daun menjadi gulungan-gulungan yang lebih kecil dan mengeluarkan gel yang terdapat pada pucuk. Gel yang keluar dari pucuk pada pucuk muda dan pucuk tua berbeda, untuk pucuk muda gel  yang keluar relatif banyak sedangkan pucuk tua gel yang keluar relatif  sedikit. Bentuk yang diingika dari proses penggulungan ini adalah pucuk menggulung sempurna bukan hancur.

 Alat yang digunakan pada proses penggulungan adalah

Open Top Roller/ Jackson Roller/ Press Roller double action.

Cara kerjanya adalah meja dan bak dijalankan bergerak berlawanan, waktu penggulungan selama 15-20 menit dan kecepatan perputaran roll 45-47 rpm.

Menurut Rahadian, (2011) perubahan selama proses penggulungan adalah daun teh layu yang semula berbentuk lembaran akan menjadi tergulung, pucuk menjadi lengket akibat sel (katekin) yang keluar permukaan dan tangkai daun teh akan terpisah. Untuk kriteria pucuk teh yang tergulung adalah cairan sel yang keliar banyak namun tidak terbentuk tetesan ditandai dengan pucuk tergulung yang basah dan lengket jika dipegang, daun tergulung sempurna apabila gulungan daun dibuka daun tetap utuh dan bila jatuh ke lantai daun tetap tergulung (Rahadian, 2011).

III.1.3 Pengeringan Awal

Pengeringan ini adalah langkah awal yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pucuk yang telah tergulung hingga 25-35%, dan juga sekaligus untuk mencegah terjadinya rekasi fermentasi yaitu dengan perlakuan suhu tinggi.

Proses pengeringan awal di PT. Rumpun Sari Kemuning I menggunakan mesin ECP (Endless Chain Pressure ) sistem kontinyu yang berkapasitas 250-350 kg/jam dan memiliki suhu

(13)

inlet  100 –150°C dan suhu outlet  50 –55°C selama 25 menit. Pucuk yang dimasukkan dalam ECP secara kontinyu melalui

trays  yang dijalankan secara berurutan yang pemasukannya diratakan oleh alat sisir perata dengan ketebalan 3 cm. Medium pemanasan pada alat ini menggunakan udara kering panas yang dihebuskan oleh blower  melewati bahan, sehingga air  yang ada di dalam bahan akan terdesak keluar dan terbawa hembusan udara kering (pemanasan tak langsung). Hasil pengeringan ini berupa pucuk yang bila diremas tidak keluar air  dan tidak hancur serta warna tetap hijau. Bila suhunya terlalu tinggi maka diperoleh hasil pengeringan awal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, sehingga akan didapat hasil yang terlalu kering dan kemungkinan terjadinya hangus. Bila suhunya terlalu rendah maka sisa enzim menjadi aktif dan daya penguapan air terlalu rendah. Enzim polifenol oksidase 

aktivitasnya terhenti pada suhu 90°C. Perlakuan suhu tinggi pada ECP dimaksudkan agar enzim polifenol oksidase  dapat terhenti kemudian secara bertahap suhu akan diturunkan menjadi 50-55°C.

Menurut Rahadian (2011) perubahan selama pengeringan awal adalah cairan sela yang mengandung pectin akan berubah menjadi perekat yang akan merekatkan gulungan teh, degradasi feofitin yang berwarna hijau zaitun menjadi feofibrid yang berwarna coklat kekuningan. Untuk kriteria pucuk teh setengah kering adalah kadar air pucuk teh telah mencapai kurang lebih 30%, berwarna coklat kehitaman dan mengeluarkan bau khas.

III.1.4 Pengeringan Akhir

Pengeringan akhir merupakan kelanjutan dari pengeringan awal. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar  air bahan hingga 3-4% dengan menggunakan 2 jenis mesin, yaitu Rotary Dryer  dan Ball Tea  dengan sistem batch . Penggunaan 2 buah mesin ini dipandang lebih efektif karena selain menghasilkan output yang lebih berkualitas, juga untuk efisiensi waktu/proses produksi.

Rotary Dryer menggunaan bahan bakar gas. Kapasitas dari alat tersebut adalah 80-90 kg. Suhu yang digunakan yaitu

(14)

100˚C dengan waktu sekitar 30 menit. Tujuan dari pengeringan menggunakan Rotary Dryer adalah :

 Mengurangi kadar air hingga 10-15%.  Membantu penggulungan pada daun teh.

Pada pengeringan Ball Tea  berfungsi sebagai pengeringan dan penggulungan terakhir. Tujuan pengeringan menggunakan pengering Ball Tea adalah mengurangi kadar air  bahan menjadi 3-4%. Kadar air akhir maksimal yang diperbolehkan adalah 4%. Jika Kadar air mencapai 2%, gulungan akan hancur dan pada proses sortasi akan masuk pada grade II.

Ball Tea  yang digunakan oleh PT Sari Kemuning I adalah Ball Tea  kapasitas besar dan kecil. Ball Tea  besar  berkapasitas 1800 kg-2 ton dengan waktu pengeringan 10-13  jam, sedangkan Ball Tea  kecil berkapasitas 800-1000 kg dengan waktu pengeringan 7-8 jam. Pengeringan akhir ini menggunakan sistem uap panas dengan suhu 100-150˚C.

Setelah proses pengeringan akhir dan dirasa bahan telah kering, dilakukan proses pemolesan. Tujuan pemolesan ini adalah:

 Untuk menyeragamkan warna.

 Untuk mengkilatkan partikel daun teh.

Proses ini dilakukan tetap di dalam alat Ball tea dalam waktu 1,5 jam (1 jam tanpa menggunakan panas dari blower , 30 menit menggunakan panas dari blower tapi alat tetap berputar). Teh hasil pemolesan ini kemudian dianalisa kering.

Menurut (Rahadian, 201) perubahan yant terjadi dalam proses pengeringan akhir adalah pectin dalam sel akan pecah oleh enzim menjadi asam pektat setelah pemasakan dan kering akan membentuk semacam pernis sehingga permukaan teh kering menjadi mengkilap.

Pada pengolahan teh hijau di PT Rumpun Sari Kemuning I menggunakan sistem pengeringan bertahap, alasannya selain menghindari terjadinya heat shock  yang mengakibatkan warna teh menjadi kurang baik, juga untuk membentuk tekstur dan aroma yang lebih optimal bagi produk.

(15)

III.2 Sortasi

Sortasi kering ini dilakukan begitu teh hijau selesai diolah (dipoles dari Ball Tea ). Tujuan dari sortasi ini untuk memisahkan antara produk teh berdasarkan grade kualitas, menyeragamkan bentuk dan ukuran serta juga untuk menyeleksi produk dari bahan-bahan asing yang tidak diharapkan. Hasil sortasi di PT. Rumpun Sari Kemuning dibedakan menjadi 2 grade yaitu :

1. Grade I (ekspor ) terdiri dari : PSK (Peko Super Kecil), PSB (Peko Super Besar) dan CM (Chun Mee ).

2. Grade II (lokal) terdiri dari : Lokal I, Lokal II, Kempring, Tulang dan Dust. (Untuk penjelasan tentang jenis-jenis teh hijau dapat dilihat pada lampiran T)

Proses sortasi yang dilakukan pada produk murni teh hijau kering hasil dari pengeringan akhir menggunakan alat

Meksy dan Middleton. Prinsip kerja dari kedua mesin ini yaitu memisahkan teh berdasarkan bentuk dan berat jenisnya. Alat

Meksy  digunakan untuk memisahkan besar kecilnya partikel, sedangkan Middleton berfungsi untuk memisahkan tulang dan menyeragamkan ukuran.

Untuk mendapatkan teh hijau grade I, yaitu Peko Super  Besar, Peko Super Kecil, dan Chun Mee harus dipisahkan dari tulang yang lolos pada alat Meksy  dan Middleton , sehingga harus dilakukan sortasi ulang dengan menggunakan alat yaitu

Separator . Separator bertindak sebagai alat penyempurna untuk mendapatkan teh hijau kualitas ekspor yang fungsinya untuk memisahkan tulang. Masing-masing merupakan alat yang berperan memisahkan jenis teh hijau kualitas tertentu dengan teh hijau kualitas yang lain jenisnya (grade  I dan grade  II). Prinsip dari mekanisme sortasi yang pertama adalah dengan pengayakan yang polanya bertingkat. Metode ini berperan memisahkan ayakan berdasarkan ukuran dan bentuk dari teh dengan hembusan udara, hembusan udara dipakai supaya memisahkan grade  dari teh hijau berdasarkan berat jenis partikel, dimana berat jenis teh yang lebih berat akan jatuh pada lubang terdepan sedangkan yang paling ringan akan jatuh paling belakang . Terdapat tiga lubang, yang jatuh pada lubang pertama adalah daun teh Peko Super Besar, Peko Super Kecil, ataupun Chun Mee  yang lebih berat, yaitu kualitas ekspor,

(16)

sedangkan yang jatuh pada lubang dua beratnya lebih ringan (kempring) yaitu kualitas lokal, dan yang jatuh pada lubang ke tiga adalah dust yang juga merupakan kualitas lokal. Selain itu di proses sortasi juga ada alat yang bernama Tea Cutter yang sangat jarang digunakan di PT Rumpun Sari Kemuning I. Tea  Cutter digunakan jika peko masih tertinggal atau tidak terseleksi di Middleton atau Winnower .

III.3 Pengemasan

Pengemasan merupakan proses akhir dalam pengolah teh hijau ini, Proses sortasi membutuhakan waktu lebih kurang 3-4 hari, sehingga sangat riskan untuk produk teh hijau kering mengalami peningkatan kadar air. Untuk mengatasi hal tersebut sebelum dilakukan pengemasan, dilakukan proses pemolesan pada teh kering. Selain itu, proses pemolesan ini juga untuk memperbaiki kenampakan teh atau menyeragamkan warna teh kering terutama jika kadar air produk teh kering terlalu tinggi. Pemolesan ini biasa dilakukan 2 kali yaitu pada saat setelah pengeringan dan pada saat setelah sortasi. Pemolesan ini dilaksanakan dengan cara memasukkan teh kering ke dalam mesin Ball Tea  tanpa menggunakan pemanasan. Waktu yang diperlukan untuk pemolesan setelah pengeringan yaitu 1,5 jam dengan rincian 1 jam tanpa menggunakan blower dan 0,5 jam menggunakan blower  tanpa pemanasan. Sedangkan proses pemolesan pada saat setelah sortasi memerlukan waktu total selama 2 jam dengan rincian 15 menit dimasukkan dalam Ball  Tea  menggunakan blower  dengan pemanasan dan selama 1  jam 45 menit dalam Ball Tea  menggunakan blower  tanpa

pemanasan.

Pengemasan yang dilakukan di PT. Rumpun sari Kemuning I adalah :

1. Pengemasan grade  1, sebelum ada pemesanan, teh disimpan sementara dengan dikemas menggunakan karung lokal dan ditali raffia. Pengemasnya menggunakan karung plastik ukuran 75x115 cm dan 1 lembar  inner  ukuran 0,7x75x115 dan dijahit dengan tali rafia. Setelah ada pesanan, teh dikemas empat lapis, yaitu 1 lembar  inner 

(17)

ukuran 0,4x80x130 cm, 2 lembar karung plastik ukuran 80x130 cm, dan 1 lembar karung goni. Teh hijau jenis PSK, PSB, dan CM dibedakan dengan cara pengemasan dan warna kemasannya, yaitu :

a. PSK: Inner , karung plastik, karung goni, karung plastik dengan corak garis warna hijau.

b. PSB: Inner , karung plastik, karung goni, karung plastik dengan corak garis warna biru.

c. CM: Inner , karung plastik, karung plastik dengan corak garis warna hijau, karung goni yang di-marking .

2. Pengemasan grade 2 adalah dengan karung plastik ukuran 75x115 cm ditambah inner  ukuran 0,7x75x115 cm, kecuali tulang tidak menggunakan inner.

(18)

BAB V

TUGAS KHUSUS

PENGAWASAN MUTU TEH HIJAU IV.1 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu adalah bagian penting dalam proses pengolahan teh hijau. Dengan pengawasan mutu yang konsisten konsumen akan percaya bahwa kualitas teh yang dihasilkan dari kebun tertentu akan menjamin bahwa hasilnya memenuhi syarat dan tidak berubah,

Untuk melaksanakan pengendalian mutu diperlukan kerja sama antara berbagai pihak yang terkait dalam suatu pabrik, antara lain bagian kebun dengan staf bagian pabrik yang saling memberikan laporan tentang hasil di kebun teh.

Pengawasan mutu yang diterapkan di PT Rumpun Sari Kemuning I antara lain :

1. Analisa Pucuk

2. Analisa Peko Hasil Olahan 3. Analisa Kualitas Hasil Olahan 4. Pengecekan Kandungan Air 

Untuk diagram alir pengawasan mutu pada proses pengolahan teh hijau dapat dilihat pada lampiran

IV.2 Analisa Pucuk

 Analisa pucuk yang dilakukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning I ada dua cara, yaitu analisa petikan dan analisa pucuk teh.

 Analisa petikan yaitu menganalisa/memisahkan jenis petikan dari jumlah contoh yang dianalisa, biasanya sebanyak 100 sampai dengan 200 gram daun yang diambil secara acak dari tiap karung pucuk sebanyak satu genggam, kemudian dicampurkan dan diambil sebanyak 100 atau 200 gram

(19)

Dari sampel tersebut dipisahkan jenis petikannya, yaitu peko +1 daun, peko +2 daun, peko+3 daun, peko +4 daun, daun tua dan daun rusak atau pecah-pecah. Analisa petikan ini dipakai pada bagian perkebunan yang melaksanakan panen, hasil dari analisa petikan dicatat untuk dapat di perkirakan kualitas teh pada suatu blok kebun.

 Analisa pucuk adalah memisahkan antara pucuk muda yang memenuhi syarat dan pucuk daun tua, kemudian sampel di ambil sebanyak 100 atau 200 gram. Caranya yaitu pengelompokan pucuk peko+1 daun dan peko+2 daun, kemudian ditimbang jadi satu dan dipersenkan. Standar yang dikehendaki adalah pucuk muda adalah 60% dari berat total.

Hasil analisa dicatat dalam buku analisa pucuk kemudian hasil analisa dalam satu hari dirata-ratakan per 

afdeling dan juga total rata-rata kebun. Hasil tersebut diketahui oleh asisten afdeling dan administartur dan kemudian dilaporkan ke kantor pusat. Hasil analisa pucuk yang dikehendaki adalah pucuk muda diatas 60%.

Gambar IV.1 Daun Peko Teh Hijau

IV.3 Analisa Peko Hasil Olahan

 Analisa peko hasil olahan ini bertujuan sebagai pengelompokan kualitas dari teh hijau yang diproduksi oleh PT Rumpun Sari Kemuning I.

(20)

Pengelompokan kualitas teh antara lain adalah peko atau partikel teh yang menggulung bulat sempurna, jikeng atau partikel teh yang tidak tergulung dengan sempurna, tulang atau partikel tulang-tulang daun teh hijau, dan bubuk atau partikel daun teh yang kecil dan tidak tergulung.

 Alat yang diperlukan antara lain: 1. Timbangan 1 kg dengan skala gram 2. Papan Styrofoam ukuran 40 x 40 cm 3. Plastik tebal untuk mengambil teh

Prosedur pengambilan teh hijau kering :

1. Sampel diambil dari tiap Ball Tea sebanyak 100 gram 2. Sampel diletakan pada kantong plastik

3. Sampel teh kering dicampur merata pada styrofoam  dan dibagi menjadi 4 bagian

4. Tiap bagian diambil sebanyak 100 gram, kemudian dipisahkan dengan menggunakan tangan sesuai kualitas yaitu peko, jikeng, tulang dan bubuk

5. Hasil pemisahan ditimbang dan dicatat prosentase nya

6. Kemudian ulangi ke tiga bagian teh yang lainnya kemudian catat hasilnya

7. Setelah dilakukan 4 kali analisa sampel teh hijau kering, hasilnya dirata-ratakan dan dicatat dalam buku analisa peko harian, hasil ini harus diketahui oleh kepala pabrik dan  Administartur 

Hasil analisa peko yang dikehendaki adalah minimum total peko 70% dan total bubuk dibawah 5%.

IV.4 Analisa Kualitas Hasil Olahan

 Analisa hasil olahan harus mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Dewan Standarsasi Nasional. Untuk teh hitam dan teh hijau dengan standar No.07/IV.72/A/90 tertanggal 5 Juli 1990

(21)

Sampel dalam analisa kualitas hasil olahan diambil oleh seorang laborat dan panelis ahli, untuk cara pengambilan sampel adalah diambil secara acak tiap 2,48 gram. Sampel yang diambil adalah seluruh jenis grade teh mulai dari peko super besar, peko super kecil, CM, dust , lokal, tulang, dan lokal. Grade dikategorikan sesuai dengan jenis gulungan, warna, dan berat jenis partikel teh tersebut.

IV.4.1 Warna, rasa dan bau air seduhan (Liquor )

Cara menyeduh teh adalah sebagai berikut:

o Didihkan air bersih murni yang tidak berwarna dan tidak

berbau

o Timbang teh yang akan diseduh seberat 2,48 gram jika

menggunakan cangkir 140 cc, atau 5,68 gram jika menggunakan cangkir ukuran 280 cc

o Tuangkan air mendidih murni pada saat mendidih (hanya

air yang mendidih untuk pertama kalinya saja) kedalam cangkir yang telah berisi teh, kemudian ditutup

o Biarkan seduhan ditutup selama 6 menit

o Tuangkan seduhan kedalam magkok porslain, jangan

sampai ampas teh seduhan terbawa kedalam mangkok

o Setelah cukup dingin dilakukan pengamatan warna dan

pencicipan rasa air seduhan

o Untuk menilai bau air seduhan, dilakukan penciuman

bau ampas seduhan langsung dari cangkir dengan dibuka tutupnya sedikit

Untuk teh hijau warna air seduhan yang baik adalah hijau keemasan, warna air seduhan yang merah menunjukan terjadinya proses enzimatis, namun bisa terjadi karena bahan baku sudah rusak karena panas (over heated ). Rasa air seduhan harus sepat (pungent ) tidak pahit (bitter ) dan tidak berbau gosong (over fired)

(22)

IV.4.1.1 Kategori Penilaian Warna :

o Bright , adalah air seduhan yang segar dari proses

pengolahan yang benar dan proses enzimatis yang sempurna

o Coloury , adalah air seduhan yang berwarna baik sedikit

agak tua, hasil dari proses pelayuan yang terlalu panjang dan proses enzimatis yang terlalu lama

o Cream , air seduhan setelah dingin terjadi pengendapan

ditandai dengan warna air yang menjadi keruh, warna tersebut sebagai indikator bahwa teh diolah dengan baik

o Light, air seduhan yang berwarna pucat, juga bisa

menunjukan pengolahan yang kurang pelayuan, kurang proses penggilingan ataupun kuran proses enzimatis

o Thin , air seduhan yang berwarna tipis

o Dull dark , air seduhan yang berwarna keruh, warna air 

seduhan seperti ini tidak dikehendaki karena infeksi bakteri atau terlalu panas dalam proses pelayuan, bisa  juga karena proses enzimatis yang terlalu lama

IV.3.2 Penilaian Rasa

o Quality , yaitu air seduhan yang rasanya baik sekali,

o Brisk , adalah air seduhan yang rasanya segar, proses

enzimatis dan pengeringannya tepat

o Body, thick, strength , adalah air seduhan yang rasanya

kuat dan pekat

o Pungency , adalah air seduhan yang rasanya

menunjukan aroma dari dataran tinggi

o Brassy , adalah air seduhan yang pahit (bitter ). Umumna

dari pengolahan yang kurang layu dan banyak daun tua

o Character , adalah rasa air yang mempunyai rasa,

kualitas dan aroma

o Mature , adalah rasa air seduhan yang enak dari teh

yang mengalami proses enzimatis lanjutan

o Plain , adalah rasa air seduhan yang kualitasnya kurang

yang menunjukan pengolahan yang kurang baik

o Thin , menunjukan kesalahan dalam pengolahan karena

daun terlalu layu, proses pengilingan kurang kuat dan waktu proses enzimatis yang terlalu lama

(23)

o Stowed , adalah rasa air seduhan yang aromanya tidak

ada, sifat-sifat yang tidak baik disebabkan oleh proses enzimatis lanjutan karena suhu dryer  yang terlalu rendah. Untuk dryer  yang terlalu tinggi disebut case  hardening 

o Wasley,weak, adalah rasa air seduhan yang kurang

dalam kepekaan rasanya

o Soft, air seduhan yang rasanya tidak brisk  karena

terlalu lama proses enzimatis dan kadar air yang tinggi

o Flat, air seduhan yang sangat hambar 

o Coarse , air seduhan yang kepekatan rasanya kurang,

terutama jenis teh dari dataran rendah

o Harsh , adalah air seduhan yang rasanya mentah

o Greenish , adalah air seduhan yang rasanya mentah

dan sepaet, disebabkan waktu pengilingan yang kurang lama, kurang layu dan waktu enzimatis yang belum optimal

o Bitter , adalah rasa air seduhan yang rasanya pahit

tetapi tidak sepet

o Tainted , air seduhan yang rasanya tidak enak karena

bau tambahan dari luar, dapat terjadi karena kontaminasi bahan-bahan lain

o Dry , adalah air seduhan yang rasanya kering karena

suhu tinggu

o Over Fired , adalah air seduhan yang rasanya gosong o Smokey , adalah air seduhan dengan rasa asapa karena

kebocoran mesin pemanas

o Fruity , adalah air seduhan dengan rasa yang agak

asam karena infeksi bakteri, pucuk teh terlalu lama dibiarkan dalam keadaan basah

IV.3.3 Infusion atau kenampakan Ampas Seduhan

Setelah setiap cangkir dideteksi baunya, kemudian ampasnya dikeluarkan dan ditaruh diatas tutup cangkir yang dibalik.

o Bright , adalah ampas seduhan yang berwarna cerah,

sifat demikian adalah sifat yang baik, yaitu menunjukan pengolahan yang baik

(24)

o Coppery , ampas seduhan berwarna seperti tembaga,

umumnya teh dataran tinggi dengan pengolahan yang lebih baik

o Greenish , ampas seduhan yang berwarna kehijauan

karena proses enzimatis yang kurang lama, juga gilingan yang kurang kuat

o Dark dull , adalah ampas seduhan berwarna tidak cerah,

hitam kecoklatan dan hijau suram. Hal ini disebabkan oleh pengolahan yang terlalu panas, terlalu lapa proses enzimatis dan juga infeksi bakteri

o Mixed , uneven , menunjukan seri gilingan atau proses

enzimatis yang tercampur.

IV.5 Pengecekan Kandungan Air

Prosedur pengecekan kandungan air untuk teh hijau dan teh hitam dilaksanakan sebagai berikut :

Dari contoh teh atau sampel ang kita ambil dari tiap-tiap mesin pengering atau Ball Tea  kita ambil untuk diperiksa kandungan airnya.

IV.4.1 Pengecekan Menggunakan Moisture Meter Direct  Reading 

o Ada beberapa merek dagang untuk moisture meter 

misalnya dengan Aquaboy. Electrode diisi dengan sejumlah teh sampai penuh, kemudian dipasangkan tutupnya dan dipres dengan tutup sampai penekan tidak berputar lagi. Sementara itu Aquaboy dikalibrasi  jarumnya pada posisi yang ditentukan sesuai petunjuk

o Pasangkan electrode yang sudah diisi teh yang mau kita

uji, kemduian tekan tombol pengecekan kandungan air  sesuai petunjuk

o Pasangkan electrode yang sudah diisi teh yang akan

diujikan, kemudian tekan tombol pengecekan kandungan air sesuai dengan petunjuk

o Jarum akan menunjukan angka kandungan air dalam

persen

o Ulangi pengecekan kandungan air dengan sampel teh

(25)

o Kadar air untuk teh hijau yang baru keluar dari mesin

pengering adalah 4%, sedang kadar air maksimum sebelum ke konsumen 7%

o Teh dengan kadar air 10% sudah mulai menunjukan

tanda Moudly atau jamuran dan bau apek dan rasanya  juga akan berubah

IV.5.2 Pengecekan Menggunakan Infra Red Moisture Meter

Infra red moisture meter  adalah alat untuk mengukur kandungan air dengan mengunakan neraca timbangan dan bola lampu infra merah. Neraca timbangan dan bola lampu infra merah diletakan dalam kota kaca dengan maksud pada waktu pengukuran tidak terpengaruh oleh udara di luar 

Prosedur:

o Neraca timbangan pada salah satu sisinya diletakan

batu timbangan seberat 5 gram, kemudian pada sisi yang lainnya diisi dengan teh yang akan kita ukur, sampai neraca tersebut sama beratnya. Pada waktu mengisi teh timbangan kalibrasi pada posisi 0%

o Kemudian kita hidupkan lampu infra merah selama 5

menit dan dipasang timer 

o Karena dipanaskan makan akan terjadi penguapan

sampai teh tersebut hngus karena kadar air menjadi 0%

o Setelah 5 menit lampu infra merah dimatikan, akan

Nampak bahwa neraa sudah tidak beroperasi

o Geser pemberat kalibrasi keatas sampai neraca

beroperasi kembali

o Pada posisi neraca timbang, baca angka kalibrasi dan

angka tersbut menunjukan kadar air dalam persen

o Kadar air yang diinginkan pada produk akhir teh hijau

(26)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

 Teh hijau merupakan produk olahan dari tanaman Camelia 

sinensis. Teh hijau diolah tanpa adanya proses fermentasi.  Ada 5 tahap dalam proses pembuatan Teh hijau di PT

Rumpun Sari Kemuning I, yaitu: pelayuan, penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir dan sortasi.

 Pengawasan mutu yang diterapkan oleh PT. Rumpun Sari

Kemuning I terdiri dari: analsa pucuk, analisa peko hasil olahan dan pengecekan kandungan air.

 Pengolahan teh hijau yang baik berasal dari pucuk peko

yang berkualitas.

V.2 Saran

 Pelatihan secara berkala, khususnya kepada karyawan

yang terjun langsung ke dalam pemetikan peko dan proses produksi, dimana kesadaran karyawan terhadap penerapan sistem pengawasan mutu teh hijau terlihat masih kurang.

 Pemahaman pengawasan mutu yang lebih khususnya

kepada karyawan di kebun teh dan bagian produksi supaya terciptanya produk teh hijau yang lebih berkualitas.

(27)
(28)

DAFTAR PUSTAKA

 Astra. 1998. Pedoman Brevet Dasar I Pabrik. Astra Agro Lestari. Jakarta.

 Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung

Nazaruddin. 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahadian, Dimas. 2011. Pengolahan The Hijau. Universitas 11 Maret. Surakarta.

Panuju, Dymas Tunggul. 2008. Teh dan Pengolahannya.

http://dyagi.multiply.com/journal. Akses tanggal 2 Oktober 2012

(29)
(30)

Lampiran I. Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Hijau

Pucuk teh 15000 kg, KA 73%

Pelayuan

(Rotarry Panner , 4-8 menit, 100-1200C, KA 60-70%, 10125 kg)

Teh hijau kering 4175,26 kg, KA 3-4%

Penggulungan

(OTR,15-20 menit, 600C)

Pengeringan awal

(ECP, 20-25 menit, suhu inlet:1300C, suhu outlet: 500C, KA 30-35%, 5785,71 kg)

Pengeringan akhir 

(Rotarry Drier ,30 menit, 1000C, KA 15-20%, 4764,71 kg ) (Ball Tea 7-12 jam, 1000C, KA 3-4%, 4175,26 kg)

Sortasi

(31)

Lampiran III. Tata Letak Peralatan H A M P A R A N H  A M P  A R  A N RP RP Jack Jack Jack ECP ECP Middleton Middleton Mexy W i n o w e r  B T b R R R R R R R BT k Ball  Tea  k Ball  Tea  b Ball  Tea  k Sep arat R. tur  bi n R. ge ns et Gudang HAMPARAN

(32)

Lampiran III. Diagram Alir Pengawasan Mutu Pucuk Teh pelayuan Penggulungan Pengeringan Awal Pengeringan Awal Sortasi

Teh Hijau Kering

Analisa Pucuk

Analisa Peko Hasil Olahan

Analisa Kualitas Hasil Olahan

(33)

Lampiran IV. Gambar dan Prinsip Kerja Mesin Produksi: a. Mesin pelayuan (Rotarry Panner )

Prinsip kerja dari mesin pelayuan ini adalah dengan melayukan daun teh menggunakan pemanasan dari burner di bagian sisi luar silinder berputar. Pucuk teh masuk ke dalam silinder yang berputar secara kontinyu dengan melalui conveyor.

Setelah 5-10 menit pucuk teh akan keluar dalam keadaan layu. Cara kerja dari mesin pelayuan yaitu mesin dihidupkan dan ditunggu sampai suhu dalam silinder mencapai 100 0C. Pucuk daun teh yang sudah disiapkan, dimasukkan ke dalam bak penampungan kemudian daun teh dilewatkan diatas

conveyor dengan diatur ketebalannya. Daun melewati silinder  pengering 5-10 m, lama di dalam silinder 5-10 menit dan keluar  melalui lubang pengeluaran.

Gambar lampiran IV.1 Rotarry Panner  b. Mesin penggulungan

PT Rumpun Sari Kemuning I menggunakan mesin penggulung jenis Jackson  Roller. Prinsip kerja dari alat ini adalah menggulung daun teh yang berada dalam silinder  berdasarkan goyangan meja dengan pengadukan dan sirkulasi. Daun teh yang telah layu dimasukkan ke dalam silinder, kemudian silinder akan bergerak berputar sehingga daun teh

(34)

yang layu akan tergulung seiring dengan bergeraknya meja dengan arah yang berlawanan.

Cara kerja mesin penggulungan adalah daun teh yang telah dilayukan mesin ditimbang sebanyak 80 kg, kemudian dihampar supaya cepat dingin, daun teh masuk melalui hopper 

ditampung dalam silinder dan karena adanya perputaran dan goyangan silinder serta nampan sehingga daun akan tergulung. Proses ini berlangsung selama 20 menit. Alat ini berfungsi membentuk daun teh menjadi gulungan-gulungan kecil, mengeluarkan cairan sel agar menempel di permukaan daun.

Gambar lampiran IV.2 Jackson Roller  c. Mesin pengeringan awal

Mesin yang digunakan dalam proses pengeringan awal adalah jenis ECP (Endless Chain Pressure ) yaitu pengering dengan rantai yang tak terputus. Fungsi mesin ECP yaitu mengeringkan daun teh sesudah penggulungan untuk menghindari fermentasi dan mengurangi kadar air pucuk teh yang dihasilkan sehingga memiliki kandungan air sebesar 30-35% dari berat total.

Prinsip dari mesin pengeringan awal adalah mengeringkan daun teh yang telah tergulung dengan aliran udara panas sehingga terjadi penguapan air. Daun teh masuk ke dalam ruang pemanas menggunakan trays . Ketebalan daun

(35)

diatur dengan menggunakan sisir yang terletak di dekat pucukyang dimasukkan hingga ketebalan daun akan rata, daun berjalan di dalam mesin pengering selama 10 menit kemudian keluar melalui lubang pengeluaran.

Gambar lampiran IV.3 ECP d. Mesin pengeringan akhir

1. Repeat Dryer (RD)

Repeat Dryer berfungsi mengeringkan daun teh hingga didapatkan kadar air pada teh sebesar 3-4 %. Prinsipnya kerjanya yaitu dengan hembusan udara panas pada silinder  berputar. Cara kerja alat ini yaitu mula-mula burne dihidupkan kemudian motor penggerak dihidupkan, suhu dipasang pada 100 0C setelah suhu konstan maka daun teh yang berasal dari pengeringan awal langsung dimasukkan dengan volume sesuai kapasitas dengan cara ditimbang.

(36)

2. Ball Tea 

Ball Tea  adalah pengering kedua pada pengeringan akhir. Pada dasarnya fungsi dari alat ini sama dengan repeat  dryer yaitu mengeringkan daun teh dari pengering Rotary Dryer 

sampai kadar air 3-4 % dan membentuk stuktur teh menjadi gulungan terpilin. Alat ini akan mengeringkan Teh jika hasil pengeringan dengan Repeat Dryer (RD) kurang sesuai dengan standar pengeringa. Prinsip kerja mesin alat ini yaitu dengan hembusan udara panas dari silinder yang berputar. Cara kerja dari mesin Ball Tea  adalah pucuk teh yang berasal dai mesin

Rotary Dryer  dimasukkan ke dalam silinder  Ball Tea  (BT) sampai hampir penuh kemudian ditutup rapat dan motor  dihidupkan. Sedangkan burner sudah dihidupkan terlebih dahulu sampai suhu yang ditentukan.

Gambar lampiran IV.5 Ball Tea  e. Mesin sortasi

1. Meksy 

Berfungsi untuk memisahkan teh hijau kering berdasarkan besar ukuran. Prinsipnya kerja Meksy adalah dengan ayakan yang bergerak maju mundur dengan digeakkan oleh elektromotor. Besarnya lubang ayakan berbeda-beda. Sehingga masing- masing jenis akan terpisah sesuai dengan ukurannya.

(37)

Gambar lampiran IV.6 Meksy  2. Middleton 

Middleton  memiliki prinsip kerja yang sama dengan meksy. Perbedaannya terletak pada bentuk lubang pada ayakan dan fungsinya. Medalton berfungsi untuk memisahkan tulang dari komponen teh kering yang lainnya.

Gambar lampiran IV.7 Middelton  3. Winnower 

Prinsip dari mesin ini adalah penghisapan bagian yang ringan oleh blower sehingga diperoleh hasil yang berbeda-beda. Terdapat dua lubang keluar untuk teh hijau. Lubang pertama berat teh lebih besar. Teh yang keluar melalui lubang pertama adalah kualitas lokal. Teh yang keluar melalui lubang dua lebih kecil beratnya. Teh tersebut adalah kualitas ekspor.

(38)

Gambar lampiran IV.8 Winower  4. Separator 

 Alat ini adalah mesin sortasi terakhir. Teh yang disortasi dengan mesin ini adalah teh kualitas ekspor yang keluar dari lubang dua pada Winower. Prinsip kerja dari mesin ini yaitu memisahkan teh berdasarkan bentuknya. Pemisahan ini dilakukan karena hasil pemisahan oleh mesin winower  yang kurang sempurna.

(39)

Lampiran V. Deskripsi produk

1 Nama produk Teh hijau

2 Nama spesies Camelia sinensis 

3 Asal bahan baku Kebun teh PT Rumpun Sari Kemuning I, Desa Kemuning, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

4 Penerimaan bahan baku

dari kebun, diangkut dengan truk

5 Produk akhir teh hijau kering dengan kadar air <4% 6 Bahan tambahan tidak ada

7 Tahapan pengolahan

Penerimaan bahan baku, pelayuan, penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir dan sortasi

8 Jenis kemasan yang digunakan

Karung plastik, inner , dan karung goni 9 Persyaratan

penyimpanan

Disimpan pada suhu ruang dan kondisi lingkungan tidak lembab 10 Daya simpan 24 bulan (2 tahun)

11 Spesifikasi/Label Nama perusahaan, spesies, nama/tipe dari produk, nomor persetujuan,

tanggal produksi, berat bersih, petunjuk penyimpanan, tanggal kadaluarsa, negara asal, terdapat traceability of suplier code

12 Penggunaan produk

diseduh dengan air hangat

13 Pelanggan Afganistan, Arab Saudi, Jepang.  Aman dikonsumsi untuk remaja, orang tua, ibu hamil. Tidak dianjurkan untuk bayi.

(40)
(41)
(42)
(43)

Lampiran VIII. SOP Pengolahan Teh Hijau PT Rumpun Sari Kemuning I

I. PENERIMAAN PUCUK

1. Pucuk datang langsung ditimbang

2. Dibuka waringnya langsung dibeber dan diwiwir  3. Ketebalan maksimal saat dibeber 40 cm

4. Dibalik dan diwiwir setiap 2 jam

II. PELAYUAN (ROTARY PANNER)

1. Pengisian pucuk setelah mesin panas (suhu diset 90-100 °C)

2. Pengisian pucuk melalui conveyor yang diatur  ketebalannya

3. Pucuk tidak boleh ditumpuk di depan corong pengisian RP

4. Setelah selesai proses, sisa pucuk harus bersih dari mesin RP

III. PENGGULUNGAN (ROLLER)

1. Pucuk layu didinginkan baru digiling

2. Pengisian roller harus ditimbang dan mesin dalam kondisi jalan

3. Setiap proses ditentukan waktunya

4. Setiap kali proses selesai, teh harus dibersihkan dari roller 

IV. PENGERINGAN (ECP)

1. Pengisian pucuk setelah mesin panas 2. Pengisian pucuk diatur ketebalannya

3. Setiap proses ditentukan waktu dan suhunya (110-135 °C)

4. Hasil kering ECP tidak boleh ditumpuk

5. Setiap kali proses selesai, sisa pucuk harus dibersihkan dari mesin ECP

(44)

V. PENGERINGAN II (RD DAN BT)

1. Pengisian ke dalam mesin harus ditimbang

2. Memasukkan teh dengan alat sekop plastik (tidak boleh pakai karung)

3. Setiap kali proses ditentukan waktu dan suhunya

VI. SETIAP KARYAWAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS ALAT KERJA MASING-MASING

(45)
(46)

Lampiran X. Job description PT. Rumpun Sari Kemuning I 1. Administrator/Manager

Tugas dan tanggung jawab administratur/manager adalah :

1. Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi semua kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi, administrasi, penguasaan materi atau personal serta penanganan wilayah perkebunan termasuk harta dan kekayaan perusahaan.

2. Melaksanankan perencanaan Direksi.

3. Mengumpulkan dan mengajukan usulan-usulan maupun pendapatan untuk bahan perbaikan.

4. Memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Wewenang yang dimiliki Administartur/Manager adalah :

1. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, instansi pemerintah dan organisasi masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya.

2. Menentukan keputusan prinsipil dan kebijaksanaan dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas sesuai dengan garis-garis yang telah ditetapkan Direksi.

2. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas dan wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut :

1. Mewakili pimpinan apabila ditunjuk atau apabila pimpinan berhalangan.

2. Menyiapkan kebutuhan dana kepada masing-masing departemen dari Direksi atau kantor Head Office.

3. Mengadakan hubungan kerja dengan karyawan sesuai dengan fungsinya serta memelihara hubungan baik demi kelancaran tugas operasional.

(47)

5. Atas persetujuan Administratur melaksanakan pembelian bahan dan barang berkala besar untuk keperluan perusahaan.

6. mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah yang telah disetujui oleh Administratur.

7.

3. Kepala Tanaman

Tugas kepala tanaman adalah :

1. Mengawasi segala kegiatan yang ada pada kebun dan pengelolaannya.

2. Membantu Administratur dalam mengevaluasi kesalahan karyawan/pekerja.

3. Melaksanakan konsolidasi pada kebun bilamana ada serangan HPT ( hama penyakit tanaman ) dan kematian tanaman.

4. Memberitahukan pada Administratur apabila kebun ada serangan HPT.

5. Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan pemetikan di kebun pada afdeling yang dikuasainya.

4. Kepala Pabrik dan Teknik

Tugas dan wewenang Kepala Pabrik sebagai berikut :

1. Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun, antara lain untuk angkutan bahan/pucuk, pupuk, karyawan dll.

2. Berkewajiban memelihara infrastruktur dan bangunan. 3. Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan pengelolaan bahan dasar dari kebun sampai menjadi produk siap kirim.

4. Menjalankan administrasi produksi pengolahan sesuai kebijaksanaan.

(48)

5. Kerani Gudang Material

Tugas dan tanggungjawab dari Kerani Gudang Material adalah : 1. Mengatur masuk dan keluarnya material baik dari HO

maupun dari pembelian lokal.

2. Mengadministrasikan dan memelihara barang-barang dalam gudang.

3. Bertanggung jawab kepada Kepala Tata usaha.

6. Kerani Personalia dan Umum

Tugas dan kewajiban Kerani Personalia dan Umum adalah :

1. Melaksanakan tugas dalam hal pengaturan cuti karyawan.

2. Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib kantor dan mengatur penyelenggaraan rapat perusahaan.

3. Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat dan tugas untuk sekertaris kebun.

4. Menertibkan dan mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan urusan kesehatan, agama, serta olah raga.

5. Membuar rencana, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan tugas security, pembinaan wilayah ( teritorial ), personal administrasi umum.

6. Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugasnya atau dari masing-masing departemen untuk dikirimkan ke kantor pusat ataupun Direksi.

7. Kerani Keuangan dan Kasir

Tugas dan kewajiban Kerani Keuangan dan Kasir adalah :

1. Mencatat keluar masuknya uang perusahaan untuk gaji maupun operasional kebun.

(49)

8. Kerani Tanaman

Tugas dan kewajiban Kerani Tanaman adalah :

1. Mencatata dan memberikan laporan mengenai data pengelolaan tanaman di kebun secara keseluruhan baik pekerjaan petik, rawat, HPT, dll.

2. Membuat daftar upah karyawan tanaman.

9. Kerani Gudang Produksi

Tugas dan kewajiban Kerani Gudang Produksi adalah :

1. Mencatat dan memberikan laporan mengenai stock produksi kering.

2. Melayani pembeli yang sesuai dengan DO yang diterbitkan dari HO.

3. Mencatat keluar masuknya produksi kering.

10. Kerani Pabrik/Olah

Tugas dan kewajiban Kerani Pabrik/Olah sbb :

1. Mencatat produksi dari kebun sampai siap untuk di olah. 2. Membantu proses produksi the dari penyiapan

pengolahan sampai siap di salurkan.

11. Kerani Timbang Pucuk

Tugas dari Mandor Timbang Pucuk adalah :

1. Mencatat dan menimbang produksi dari pemetik.

2. Mengawasi produksi dari kebun sampai pabrik dan mencatat hasil penimbangan dari masing-masing mandor panen.

(50)

12. Mandor Panen

Tugas dari Mandor Panen adalah :

1. Mengawasi dan mengkoordinir jalannya pemetikan pucuk the basah yang ada di kebun.

2. Bertanggung jawab kepada atasan terhadap hasil yang dipanen.

3. Mengawasi tenaga kerja pemetik dan mengontrol pemetikan yang dilakukan oleh pemetik.

13. Mandor Rawat dan HPT

Tugas dari Mandor Rawat dan HPT adalah :

1. Mengawasi bagian perawatan kebun baik gulma maupun Hama Penyakit tanaman.

2. Menjaga Tanaman agar terkendali terhadap hama dan penyakit tanaman.

14. Mandor Olah

Tugas dari Mandor Olah adalah :

1. Mengawasi pekerja yang sedang melakukan pengolahan 2. Bertanggung jawab terhadap kwalitas maupun kwantitas

produksi yang diolah.

15. Kepala Keamanan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Keamanan adalah : 1. Menjaga keamanan perusahaan.

2. Membuat laporan tentang keamanan perusahaan.

3. Membuat laporan sebagai bila ada peninjauan dari HO maupun instansi lain

4. Mencatat keluar masuknya kendaraan angkut produksi perusahaan maupun dari pihak lain.

(51)

16. Mekanik

Tugas dan tanggung jawab Mekanik adalah :

1. Mengontrol dan menjaga kelangsungan kerja mesin dan peralatan di dalam pabrik.

2. Mengontrol dan mengganti bahan bakar.

3. Mereparasi mesin dan peralatan apabila mengalami kerusakan.

4. Mengontrol kebersihan mesin atau alat yang digunakan.

17. Mandor Sortasi

Tugas dan kewajiban Mandor Sortasi yaitu :

1. Mengawasi pekerja yang sedang melakukan Sortasi.

2. Mengontrol dan menangani proses sortasi agar hasil produksi sesuai dengan mutu yang dihasilkan oleh perusahaan.

18. Pengemudi

Tugas dan kewajiban pengemudi adalah :

1. Mengangkut hasil produksi dari kebun.

2. Menjaga kendaraan agar tetap bersih dan baik.

3. Mengantarkan Administratur/Manager perjalanan dinas luar apabila diperlukan.

(52)

Lampiran XI. Tabel Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan.

Bahan mentah Bahaya Jenis bahaya

Cara pencegahan Pucuk daun teh Biologis Gulma Penyemprotan dengan

herbisida dan

melakukan penyiangan pada sekitar tanaman teh

Ulat

penggulung pucuk

Memetik pucuk yang terserang dan penyemprotan insektisida Ulat penggulung daun melintang Ulat kepala hitam Ulat saku/ulat kantong Mengambil kantong yang berisi ulat

Ulat jengkal Memberi pupuk,

membersihakn gulma, dan penyemprotan dengan insektisida Ulat api

Kepik biji teh Mengguncang

tanaman hingga kepik berjatuhan dan

penyemprotan insektisida

Helopeltis Penyemprotan dengan insektisida,pemetikan ujung teh yang ada telurnya,

memperpendek gilir  petik

Tungau Menyemprotkan bahan aktif yang

(53)

Cendawan Exobacidium  vexans 

Dilakukan kultur teknis, dilakukan peramalan spora, penyemprotan dengan senyawa tembaga Cendawan Poria  hypolateritia  Penyemprotan dengan fungisida Cendawan Ustulina  maxima  Kimia Residu insektisida dan herbisida Penggunaan insektisida dan

herbisida yang sesuai dengan dosis

Fisik Tanah,

batuan kecil, logam

(54)

Resiko yang mungkin timbul selama proses pengolahan serta pencegahannya

Tahapan proses Bahaya Jenis bahaya Cara

pencegahan

Pelayuan Kimia Oli Memberikan

pelumas secukupnya Korosi besi Rotary Panner  Mengecek dan membersihkan alat Rotary  Panner agar  tidak cepat terjadi korosif 

Biologis Gulma Gulma

tersangkut pada sisir di alat

Rotary Panner 

Penggulungan Kimia Oli Memberikan

pelumas secukupnya

Biologis Gulma Gulma

tersangkut pada sisir di alat ECP Pengeringan

awal

Fisik Kerikil ataupun banda-benda kecil lainnya

Sortasi

Biologis Gulma Gulma

tersangkut pada sisir di alat ECP Pengeringan

akhir 

Fisik Debu Pemolesan pada

Ball Tea 

Kimia Oli Mengecek dan

memberikan pelumas secukupnya Sortasi Fisik Debu, batu

kerikil, dan logam kecil Pemisahan dengan alat sortasi Pengemasan dan Penyimpanan

Biologi Jamur Dikemas dengan karung yang

(55)

dan disimpan pada tempat yang kering

Fisik Debu Selalu perhatikan sanitasi pada tempat sortasi dan gudang

(56)

Lampiran XII. Standar Mutu Teh Hijau No Kriteria SNI No : 01/3945-1995 PT. Rumpun Sari Kemuning 1 Ukuran paretikel

1. Peko 5 mm Kurang lebih 4 mm

2. Jikeng 1-20 mm Kurang lebih 1 mm 3. Bubuk Lolos ayakan mesh

no. 4 dan tertahan 10 mesh

Lolos ayakan mesh no. 4 dan tertahan 10 mesh

4. Tulang Berupa tulang ukuran 3-30 mm Berupa tulang ukuran kurang lebih 20 mm 2 Kenampakan 1. Peko

a. Warna Hijau sampai hijau kehitaman

Hijau sampai hijau kehitaman

b. Bentuk Tergulung kecil Tergulung kecil

c. Aroma Wangi Wangi

d. Benda asing Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 2. Jikeng

a. Warna Hijau kekuningan sampai hijau

Hijau kekuningan sampai hijau

b. Bentuk Kurang tergulung Kurang tergulung

c. Aroma Wangi Wangi

d. Benda asing Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 3. Bubuk

a. Warna Hijau kehitaman Hijau kehitaman b. Bentuk Potongan

datar/bubuk

Serpihan daun c. Aroma Kurang wangi Kurang wangi d. Benda asing Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 4. Tulang

a. Warna Hijau kehitaman Hijau kehitaman b. Bentuk Berupa tulang Berupa tulang c. Aroma Kurang wangi Kurang wangi d. Benda asing Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi

(57)

3 Air seduhan

1. Peko Hijau kekuningan Hijau kekuningan 2. Jikeng Hijau agak kuning,

sepat

Hijau agak kuning, sepat

3. Bubuk Hijau pekat, agak sepat

Hijau pekat, agak sepat

4. Tulang Hijau kehitaman, agak kurang sepat

Hijau kehitaman, agak kurang sepat 4 Ampas seduhan

1. Peko Hijau cerah Hijau cerah

2. Jikeng Hijau agak cerah Hijau agak cerah 3. Bubuk Kehijauan Kehijauan

4. Tulang Agak suram Agak suram 5 Kadar air (peko,

 jikeng, bubuk, dan tulang)

Maksimal 10 % Maksimal 3-4%

Kesimpulan :

teh hijau yang diproduksi oleh PT. Rumpun Sari Kemuning Karanganyar Jawa Tengah telah memenuhi standar  mutu teh hijau SNI No : 01/3945-1995.

(58)

Lampiran XIII. Standar Packing  Teh Hijau di PT Rumpun Sari Kemuning I

No Jenis Jumlah (Kg) Total

Kg/Chop  Keterangan Karun g Netto  1 CM 44 50 2,200 Catatan : Lokal 1, Kempring & Keringan Murni Sbb : 35x56 = 1960 kg 40x 1 = 40 kg 57 = 2000 kg No. 1-3 termasuk Grade  1 (kualitas eksport) No. 4-8 masuk Grade 2 (kualitas lokal) No. 9 diluar  grade 1 & 2 2 PSK 44 50 2,200 3 PSB 44 45 1,980 4 LOKAL 1 57 35 2,000 5 KEMPRING 57 35 2,000 6 LOKAL 2 80 25 2,000 7 TULANG 80 25 2,000 8 DUST  44 50 2,200 9 KERINGAN MURNI 57 35 2,000

(59)

Gambar

Tabel II.1 Zat-zat yang Terkandung dalam Daun TehTabel II.1 Zat-zat yang Terkandung dalam Daun Teh
Diagram Alir Pengolahan Teh HijauDiagram Alir Pengolahan Teh Hijau
Tabel II.2 Perbedaan  Teh Hijau, Teh Hitam dan Teh Oolong Teh Hijau  Teh Oolong  Teh Hitam Fermentasi dicegah  Fermentasi
Gambar IV.1 Daun Peko Teh Hijau IV.3 Analisa Peko Hasil Olahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah memahami perencanaan usaha, langkah selanjutnya adalah mempelajari dan melatih tata cara pendistribusian atau pemasaran barang dan jasa yang dihasilkan. Tujuan pemasaran

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi istilah asing bidang perkomputeran yang paling dikenal oleh kalangan mahasiswa di Kota Surakarta, (2)

Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk membuka

ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DENGAN DIMENSI BSQ BANKING SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN NASABAH Studi Pada Bank BNI Syariah Kantor Cabang Tanjung Karang Bandar Lampung

Begitu juga dalam penelitian Mizruchi (2002) yang menyatakan bahwa perusahaan Interlocking Directorate terjadi ketika satu orang terkait dengan suatu organisasi dan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik kiambang yang difermentasi dengan ragi tempe yang dapat dipakai sebagai suplemen pakan terhadap peningkatan

huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,