• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP PCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP PCI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN PER

PER CUCUTANEOUTANEOUS COS CORONRONARY IARY I NTERVENTERVE NTINTI OON (PCI)N (PCI)

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN

Angioplasty adalah teknik mekanis pelebaran pembuluh Angioplasty adalah teknik mekanis pelebaran pembuluh darah

darah yang yang menyempit menyempit atau atau terhalang, terhalang, biasanya biasanya sebagai sebagai akibat akibat dari dari aterosklerosis.aterosklerosis. Percutaneous

Percutaneous coronary coronary intervention intervention (PCI), (PCI), umumnya dikenal umumnya dikenal sebagai sebagai angioplastiangioplasti koroner merupakan prosedur terapi untuk mengobati stenosis yang koroner merupakan prosedur terapi untuk mengobati stenosis yang (menyempit)

(menyempit) pada pada arteri arteri koroner koroner dari dari jantung jantung yang yang banyak banyak ditemukan ditemukan pada pada penyakitpenyakit  jantung koroner.

 jantung koroner.

Percutaneous

Percutaneous coronary coronary intervention intervention (PCI) (PCI) / / angioplasti angioplasti koroner koroner memilikimemiliki  beberapa

 beberapa indikasi indikasi saat saat ini, ini, termasuk termasuk angina angina tidak tidak stabil, stabil, infark infark miokard miokard akut akut (MI), (MI), dandan  penyakit multivessel arteri koroner. Dengan kombinasi peralatan yang cangg

 penyakit multivessel arteri koroner. Dengan kombinasi peralatan yang canggih, operatorih, operator  berpengalaman, dan terapi obat modern, PCI telah berkembang menjadi suatu modalitas  berpengalaman, dan terapi obat modern, PCI telah berkembang menjadi suatu modalitas tanpa pembedahan yang efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri tanpa pembedahan yang efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri koroner (George A III Stouffer, MD, Henry A, Profesor.

koroner (George A III Stouffer, MD, Henry A, Profesor.

Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk membuka arteri koroner yang mengalami penyumbatan (stenosis)

membuka arteri koroner yang mengalami penyumbatan (stenosis)

B.

B. INDIKASI INDIKASI KLINIS KLINIS PCIPCI 1.

1. Akut ST Elevasi Myocardial Infarction (STEMI)Akut ST Elevasi Myocardial Infarction (STEMI) 2.

2.  Non ST Elevasi Myocardial Ifarction (NONSTE Non ST Elevasi Myocardial Ifarction (NONSTEMI)MI) 3.

3. Unstable Angina PectorisUnstable Angina Pectoris 4.

4. Gagal trombolitikGagal trombolitik

C.

C. KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI PCIPCI Mutlak:

Mutlak: peralatan dan fasilitas yang kurang memadai peralatan dan fasilitas yang kurang memadai Relatif:

Relatif: 1.

1. CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmiaCHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia 2.

2. Gangguan elekrolitGangguan elekrolit 3.

3. Infeksi ( demam )Infeksi ( demam ) 4.

4. Gagal ginjalGagal ginjal 5.

5. Perdarahan saluran cerna akut/anemiaPerdarahan saluran cerna akut/anemia 6.

(2)

7. Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras ) 8. Pasien yang tidak kooperatif

9. Usia kehamilan kurang dari 3 bulan

D. KOMPLIKASI Utama :

1. Diseksi aorta

2. Perforasi, tamponade 3. Gagal jantung

4. Reaksi kontras (alergi, nefrotoksik) 5. Gangguan hantaran irama (blok) 6. Perdarahan

7. Infeksi

8. Gangguan vaskuler (pseudoaneursma) Lainnya:

1. Kematian (< 0.2 %) 2. Stroke (< 0.5 %)

3. Infark Miokard (< 0.5 %)

(3)

E. PUNCTURE AREA 1. Arteri femoralis 2. Arteri brachialis 3. Arteri radialis

F. PERSIAPAN SEBELUM PCI FISIK :

1. Tanda-tanda vital

2. Pemeriksaan penunjang 3. Terapi obat

4. Puasa 4jam & bebaskan area penusukan (cukur-cukur bulu) 5. Cek pulsasi perifer

6. Allen test (jika melalui Arteri Radialis) 7. Keluhan pasien saat ini

ADMINISTRASI :

1. Surat izin tindakan 2. Surat jaminan

MENTAL :

1. Penjelasan tentang tujuan, mamfaat, resiko , prosedur

2. Komunikasikan & ajarkan untuk dilakukan, pasien tarik nafas, batuk , alergi kontras, keluhan negatif .

(4)

G. PROSEDUR PCI TEAM PCI :

1. Operator (dokter)

2. Perawat (scrub, monitoring, on lop / 3 orang) 3. Radiografer

PROSEDURE :

1. PCI dilakukan dalam suatu laboratorium khusus yang disebut laboratorium kateterisasi (”Cath Lab”) yang menyerupai ruang operasi. Disana pasien  akan dibaringkan di meja dan dihubungkan dengan suatu alat yang memonitor irama  jantung pasien secara terus-menerus.

2. Sebuah daerah kecil di pergelangan lengan atau lipat paha pasien (tergantung daerah yang akan digunakan) dibersihkan dan disterilkan. Daerah tersebut akan ditutup dengan kain steril.

3. Dokter akan menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan pasien. Digunakan anestesi lokal karena pasien harus tetap sadar selama pemeriksaan untuk mengikuti instruksi dokter.

4. Jarum akan ditusukkan kedalam arteri yang digunakankemudian guide wire akan dimasukkan melalui jarum. Jarum dilepas

5. Sheet kateter akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian sheet kateter dimasukkan melalui pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri koroner di jantung. Kebanyakan orang tidak merasakan sakit selama pemeriksaan, karena tidak ada serabut saraf dalam pembuluh darah, maka pasien tidak dapat merasakan gerakan kateter dalam tubuh.

6. Waktu prosedur darah biasanyan akan di encerkan dengan antikoagulan (heparin) untuk mencegahpembentukan bekuan darah saat prosedur

7. Ketika sheet kateter sudah ada di arteri koroner, sejumlah bahan kontras diinjeksikan ke dalam sheet kateter. Gambar sinar-x selanjutnya diambil saat  bahan kontras berjalan melalui arteri koroner. Gambar ini terlihat di monitor

televisi dan direkam dalam film.

8. Pemberian zat kontras kadang memberikan efek : nausea, sakit kepala, palpitasi,  perasaan seperti melayang, dan seperti mau buang air kecil.

(5)

9. Guide wire akan ditempatkan pada arteri koroner yang mengalami stenosis, kemudian balon dikembangkan sehingga stenosis atau plaque di arteri koroner akan terdorong kedinding arteri dan arteri terbuka

10. Saat balon dikembangkan kemungkinan anda akan mengalami nyeri dada, tapi akan hilang saat balon dikempiskan

11. Sebelum balon dikempiskan pastikan darah sudah mengalir dengan baik dapat dilihat dari monitor x-ray

12. Pada stenosis yang dibuka akan di pasang stent untuk mancegah terjadinya restenosis (1 dari 3 orang dalam waktu 3 sampai 6 bulan)• Jika terjadi diseksi arteri koroner sehingga darah akan membeku dan menutup arteri koroner,  biasanya akan dipasang stent

13. Seluruh pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 1jam. 14. Pasien dapat melihat prosedur dri monitor x-ray

15. Bila melalui trans radial sheet kateter dilepas dan daerah penusukan akan ditekan TR-band/Niciban agar darah tidak keluar selama 4 jam.

16. Jika melalui arteri femoralis/brachialis sheet kateter akan dilepas 4-6jam setelah tindakan selesai atau setelah nilai ACT kurang dari 100

17. Selanjutnya tempat panusukan akan dibebat dengan elastis perban, pasien tidak diperkenankan menggerakkan kaki atau tangan selama 4-6 jam. Bila pendarahan sudah berhenti, umumnya pasien dapat diperbolehkan pulang. Selanjutnya dokter akan menjelaskan hasil PCI dan pengobatan selanjutnya.

H. OBSERVASI SETELAH TINDAKAN 1. Observasi perdarahan dan haematoma 2. Observasi tanda – tanda vital

3. Perubahan ekg 12 lead

4. Observasi keluhan pasien dan kondisi klinis (nyeri dada)

5. Observasi hasil laboratorium ( creatinin = gangguan ginjal karena zat kontras, ckmb = cedera otot jantung)

6. Observasi efek alergi kontras

7. Observasi gangguan sirkulasi perifer (pulsasi arteri dorsalis pedis, tibialis, radialis) 8. Observasi hypovolemi

9. Hidrasi sesuai kebutuhan 10. Observasi terjadi infeksi

(6)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERCUTANUS CORONARY INTERVENTION DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan koping individu sekunder kurang  pengetahuan terhadap penyakitnya dan prosedur PCI

Ditandai dengan pasien menyatakan cemas dengan penyakit dan rencana prosedur PCI, wajah tegang, gelisah, Heart Rate meningkat, tekanan darah meningkat

Tujuan rencana keperawatan pasien tidak cemas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam

Intervensi keperawatan :

a. mendamping pasien dan keluarga saat dr Yani menjelaskan tentang  penyakitnya dn rencana prosedur PCI

 b. memberikan surat ijin tindakan dan surat jaminan untuk di tandatangani dan diurus sesuai jaminan

c. menjelaskan kepada pasien persiapan prosedur PCI (puasa 4 jam sebelum  prosedur, cukur-cukur daerah punksi sheet catheter, pemeriksaan

laboratorium, pemasang condom catheter, pemberian therapy obat2an)

d. memberikan therapy aspilet loading peroral 320 mg dikunyah peroral dilanjutkan plavix 600 mg peroral

e. memberikan injeksi integrilin bolus 14,9ml dilanjut dengan drip 10ml/hari f. mengingatkan kembali kepada pasien untuk tetap puasa sampai saat prosedur g. mencukur-cukur daerah femoralis, simpisis pubis dan radialis kiri

h. memasang kondom Catheter

i. menganjurkan keluarga pasien untuk memberi dukungan, mendampingi dan  berdoa untuk keberhasilan prosedur PCI dan kesembuhan pasien sesaat

sebelum prosedur PCI

 j.  berkolaborasi dengan dokter untuk obat anti depresan : diazepam 5mg kalau  perlu

2. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan invasive dan pemberian antikoagulan (heparin)

Ditandai dengan adanya perdarahan pada area penusukan sheet kateter, kulit pucat, akral dingin, tekanan darah turun, palpitasi, kadar haemoglobin turun, ACT dan APTT memanjang

(7)

Tujuan rencana keperawatan : tidak terjadi perdarahan setelah tindakan keparawatan selama 1 X 24 jam

Intervensi keperawatan :

a. Mencatat banyaknya perdarahan dan yang terjadi saat prosedur PCI

 b. mengobservasi dan mencatat adanya perdarahan dan haematoma pada luka  penusukaan sheet kateter setiap 30 menit

c. mengobservasi dan mencatat perubahan haemodinamik : tekanan darah menurun, nadi meningkat

d. mengobservasi dan mencatat adanya perubahan warna kulit, akral pasien

e. Untuk sheet kateter pada femoralis dan brachialis cek ACT setelah 4 jam selesai tidakan sebelum aff sheet

f. membebat luka setelah aff sheet dengan elastic perband melebihi setengah sisi  paha atau brachial

g. menganjurkan pasien untuk tidak beraktifitas menggunakan anggota tubuh yang digunakan untuk prosedur PCI selama 6 jam etelah aff sheet

3. Resiko penurunan Cardiak out-put berhubungan dengan penurunan hipovolemi (preload)

Ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah, akral dingin, keluar keringat dingin, heart rate menngkat, kulit pucat, perubahan status mental.

Tujuan rencana keperawatan : fungsi jantung/cardiak out-put meningkat adequat setelah tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,

Intervensi keperawatan :

a. Mencatat/mengobservasi TTV, HR,TD,RR, terutama adanya hipotensi, dan mewaspadai penurunan sistole/diastole

 b. Mencatat/observai adanya disritmia, kualitas denyut nadi dan observasi respon  pasien

c. Mengobservasi perubahan status mental/orientasi/gerakan reflek tubuh/gelisah d. Mencatat kualitas nadi perifer dan suhu kulit dengan cara mer aba nadi perifer e. Mengukur dan catat intake-output balance cairan selama 24 jam

f. Mendorong keluarga dan membantu keluarga dalam memenuhi aktifitas  perawatan diri sesuai kemampuan pasien

(8)

g. Mengkaji ulang ECG secara berseri setiap 24 jam dengan melakukan  pemeriksaan ECG 12 Lead setiap hari disamping tetap memasang monitor

ECG dan memantaunya

Kolaborasi:

a. Memberikan Oksigen sesuai indikasi

 b. Memberikan cairan lewat IV line sesuai indikasi

c. Memberikan obat-obatan baik intra vena dan per oral sesuai indikasi d. Memantau CVP setiap 2 jam

4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia miokard

Ditandai dengan pasien menyatakan nyeri dada, gelisah, heart rate meningkat, tekanan darah meningkat .

Tujuan rencana keperawatan : nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam

Intervensi keperawatan :

a. Mengkaji tingkat nyeri dada dan abdomen, dengan pemeriksaan fisik dan anemnesa ke pasien.

 b. Megobservasi adanya cemas/gelisah pada pasien c. Mencatat/pantau TTV (TD,N,RR,S) setiap jam

d. Memberikan posisi yang nyaman dan ajarkan tehnik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan batuk efektif.

e. Membantu dan mendorong keluarga untuk aktif dan member dukungan selama  perawatan diri pasien

f. Mendampingi pasien saat dokter menjelaskan tentang penyakit pasien dan  prosedur PCI

g. memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan prosedur PCI kepada  pasien dan keluarga

h. Kolaborasi: memberikan obat anti nyeri dan cemas yaitu: parasetamol, diazepam oral sesuai dosis

5. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan dan pemasangan alat  –   alat invasive

(9)

Ditandai dengan : pasien merasa demam, suhu tubuh lebih dari 37,5◦C, ad anya kemerahan pada luka tusuk sheet kateter, peningkatan leukosit

Tujuan rencana perawatan : tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 X 24jam

Intervensi perawatan :

a. Gunakan teknik steril saat melakukan prosedur PCI

 b. Gunakan teknik steril dan benar saat melakukan pencabutan sheet catheter c. Rawat luka aff sheet kateter dengan teknik aseptic

d. Monitor tanda-tanda vital termasuk suhu tubuh tiap 4jam

e. Monitor adanya kemerahan, pembengkakan, haematoma, dan rasa h angat pada luka penusukan sheet kateter

f. Cek infeksi marker bila ada tanda-tanda infeksi

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, Jhon E. 2009.  Buku Saku Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall. Editor Bahasa Indonesia: Irawati Setiawan Edisi 11. Jakarta: EGC

Mansjoer, A dkk. 2010.  Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Price, S. A., & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2.Edisi 6 . Jakarta: EGC.

Ruhyanudin, F. 2009.  Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem  Kardiovaskuler . Malang: UMM Press.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 9.Edisi 8. Jakarta : EGC.

Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Thaler. 2009. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2 . Jakarta: Hipokrates

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler . Jakarta: Salemba Medika

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. 2009.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit. Dalam FK UI.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi mereka yang bekerja sebagai pe- nambang batu gelondong yang pada umum- nya dilakukan oleh kaum laki-laki adalah terus menggali dan mengeluarkan batu dari dalam gunung

dan mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam menjaga hafalan Al- Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif. Kemudian metode

instance of a bean for each user session. On user logout, its session bean will be out of scope. Like a request, if 50 users are concurrently using a website, then a server has

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Persepsi Guru Tentang Kendala Pelaksanaan Beban Kerja Guru pada Beberapa Mata Pelajaran di SMP Negeri 1

dibuat maka penulis menyarankan untuk menggunakan sensor elektroda pH lebih dari satu, agar didapat pengukuranan yang merata pada permukaan cairan.  Untuk mengembangkan alat

Rektor Unhan mengatakan, kegiatan praktek OJT FTP Unhan ini merupakan bagian dari kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi Unhan, selain itu dalam rangka mendukung para mahasiswa FTP

Hal ini berarti bahwa terdapat 63,1% faktor-faktor lain yang memberikan sumbangan efektif terhadap kemampuan mengelola konflik dalam perkawinan di luar variabel