• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juli Volume V - No.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juli Volume V - No."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BULETIN

BMKG

Volume V - No. 7

Juli 2017

METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098

email : met_bjm@yahoo.com

STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR

(2)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

I. PENGERTIAN………. 2

II. RINGKASAN……….. 3

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JULI 2017 .…………..…... 4

A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……….. 4

1. El Nino – La Nina………... 4

2. Dipole Mode………... 5

3. Madden Julian Oscillation (MJO)……….. 5

4. Suhu Muka Laut……….. 7

5. Monsun……… 8

6. Gradien Angin Lapisan Atas………... 10

7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM ……….. 14

B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………... 14

1. Angin………... 14

2. Kelembaban Udara………. 15

3. Suhu Udara………. 16

4. Jarak Pandang Mendatar……… 18

5. Curah Hujan……… 19

6. Keadaan Cuaca………... 20

7. Kalender Cuaca………... 21

III. KEJADIAN CUACA EKSTREM ………. 22

IV. PRAKIRAAN ………. 23

A. PRAKIRAAN HUJAN ………. 23

1. Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2017…… ……….. 23

2. Prakiraan Curah Hujan Agustus 2017 ……… 24

B. Informasi Kelautan ……….. 25

1. Gelombang ..………... 25

2. Pasang Surut ………. 26

(3)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

I. PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

B. NORMAL CURAH HUJAN

Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.

C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN

Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Januari 1981 s/d Januari 2010, Februari 1981 s/d Februari 2010, Maret 1981 s/d Maret 2010, dan seterusnya.

D. INTENSITAS CURAH HUJAN

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

E. CUACA EKSTRIM

Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah: a. Angin kencang diatas 25 knots

b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots

c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam

d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus

e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter

(4)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

II. RINGKASAN

Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Juli 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 280C. Suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.230C s.d 0.60C yang menunjukkan kondisi lebih hangat dibandingkan normalnya. Indeks SOI pada bulan Juli 2017 sebesar 7.5 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan Juli 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar

antara 220 – 240 W/m2

.Hal ini menunjukan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan

pada bulan Juli masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada bulan Juli berada di belahan bumi utara. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Akan tetapi masih terdapat daerah tekanan rendah dan daerah pertemuan angin di sekitar ekuator, yang berdampak pada masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juli 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 120 – 400 mm.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan Juli 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5° – 202.5°), kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 16 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 89 - 99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 42 - 83%.Suhu udaramaksimum harian berkisar antara 27.3– 33.60 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 21.4 – 25.40C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 9 km. Selama bulan Juli 2017 terdapat kejadian jarak pandang mendatar

(visibility) yang tergolong ekstrim sebesar 100 meter akibat kabut. Hasil pengukuran curah

hujan kumulatif bulan Juli 2017 adalah sebesar 138.7 mm bersifat normal dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir sebanyak 2 kali, kabut sebanyak 3 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 3 kali kejadian.

(5)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JULI 2017

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL

1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI)

Pada bulan Juli 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.23 0C s.d 0.6 0C yang menunjukkan kondisi lebih hangat

dibandingkan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Juli sebesar 0.23. Indeks SOI pada bulan Juli 2017 sebesar 7.5 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino

Southern Oscillation) berada pada kondisi netral.

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)

(6)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

2. Dipole Mode Index (DMI)

Nilai DMI bulan Juli 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada dasarian I (-0.26), dasarian II (-0.25s/d -0.15) dan pada dasarian III (-0.15 s/d 0.10). Pada bulan Juli 2017 dominan bernilai negatif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian barat menuju Samudra Hindia bagian timur. Kondisi ini berpotensi menambah intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Barat.

Tabel 1. Nilai DMI Bulan Juli 2017

No. Tanggal DMI

1 1-9 Juli -0.25 2 10-16 Juli -0.14 3 17-23 Juli -0.15 4 24-31 Juli 0.10

Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au)

3. Madden Julian Oscillation (MJO)

a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut

Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang

terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.

(7)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Juli 2017

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)

Nilai OLR rata-rata bulan Juli 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di wilayah Papua. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260 - 280 W/m2 terdapat di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif cukup banyak kecuali di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 – 240 W/m2. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama bulan Juli 2017.

b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)

Pada bulan Juli 2017 fase MJO bergerak dari fase 2 hingga fase 7 (Indian Ocean s/d Western Pasific). Fase MJO pada dasarian ke I berada pada fase 2 (Indian Ocean) kemudian tidak aktif hingga akhir dasarian I. Pada dasarian II MJO bergerak dari fase 2 hingga fase 3 (Indian Ocean) dan melemah pada akhir dasarian II. Sedangkan pada awal dasarian III MJO tidak aktif hingga akhir dasarian III di fase 7 (Western Pasific). Selama bulan Juli 2017, MJO tidak mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia.

(8)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 5.Fase MJO Juli 2017

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)

4. Suhu Muka Laut

Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Juli 2017

(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png) Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Juli 2017 di perairan Indonesia dengan nilai ≥ 280C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di

(9)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Samudra Pasifik utara Papua dan perairan Maluku utara. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.

Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Juli 2017

(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)

Anomali suhu muka laut bulan Juli 2017 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara -1.5 s/d 1.50C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bernilai positif atau lebih tinggi dari normalnya. Daerah perairan Maluku, laut banda dan Papua umumnya bernilai positif sementara di Samudera Hindia Selatan Jawa bernilai negatif. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut.

5. Monsun

Posisi gerak semu matahari pada bulan Juli berada di belahan bumi utara. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan bergerak menuju ke belahan bumi utara akan tetapi daerah ekuator masih menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan.

(10)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Juli 2017

(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)

Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Australia (1022.0 hPa). Daerah tekanan rendah berada di Asia Selatan (1000.0 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 hingga 1012.5 hPa.

Berdasarkan gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Juli di wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Teggara hingga Barat Daya. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah barat daya hingga barat. Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Bangka Belitung dan Kalimantan Utara. Belokan angin atau shearline terjadi di Palembang, Perairan Natua dan Kalimantan Barat. Daerah Netral terdapat di Bengkulu. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Juli, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Selat Karimata hingga Kalimantan Barat dan daerah belokan angin di wilayah Sumatera Utara, Palembang, Sumatera Barat, Laut Jawa, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau

shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan

di wilayah tersebut.

(11)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Juli 2017

(sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)

6. Gradien Angin Lapisan Atas

a. Dasarian Pertama

Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Juli 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s/d 3 sel tekanan rendah yaitu di India, Samudera Hindia, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Filiphina bagian Timur Laut yakni siklon tropis “Nanmadol”. Siklon tropis Nanmadol aktif mulai dari 02 s/d 05 Juli 2017 dengan tekanan minimum 985 mb dan kecepatan maksimum 55 knot, siklon ini aktif di Filiphina bagian Timur Laut dan bergerak ke Barat Laut yang kemudian berbelok ke Timur Laut, dan punah di Samudera Pasifik.

(12)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Juli 2017

Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut China Selatan, Kepulauan Riau, Laut Jawa, bagian Utara Kalimantan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Laut Sulawesi, bagian Utara Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut China Selatan, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Laut Jawa, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua Barat. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan 3 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang.

b. Dasarian Kedua

Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Juli 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 6 sel tekanan rendah yaitu di India, Samudera Hindia, Laut China Selatan, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 5 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Laut China Selatan yakni siklon tropis “Talas”. Siklon tropis Talas aktif mulai dari 15 s/d 17 Juli 2017 dengan tekanan minimum 990 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat, dan punah di Benua Asia.

(13)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Juli 2017

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur – Barat, dengan kecepatan angin 0 – 45 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 0 - 30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Laut China Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Laut Sulawesi, bagian Utara Papua, dan Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan 6 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas lebat.

c. Dasarian Ketiga

Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Juli 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s/d 7 sel tekanan rendah yaitu di India, Benua Asia, Samudera Hindia, Laut China Selatan, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 6 siklon tropis yang aktif di Samudera Pasifik dan Laut China Selatan yaitu siklon tropis “Noru”, “Kulap”, “Roke”, “Sonca”, “Nesat”, dan “Haitang”.

Siklon tropis Noru aktif mulai dari 21 Juli hingga sekarang (07 Agustus 2017) dengan tekanan minimum 930 mb dan kecepatan maksimum 100 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat hingga Barat Laut. Siklon tropis Kulap aktif mulai dari 21 s/d 25 Juli 2017 dengan tekanan minimum 1002 mb dan kecepatan maksimum 40 knot, siklon

(14)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat, dan punah di tempat yang sama. Siklon tropis Roke aktif dalam waktu satu hari yaitu pada 22 Juli 2017 dengan tekanan minimum 1002 mb dan kecepatan maksimum 35 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di tempat yang sama. Siklon tropis Sonca aktif mulai dari 23 s/d 25 Juli 2017 dengan tekanan minimum 994 mb dan kecepatan maksimum 35 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat, dan punah di Benua Asia. Siklon tropis Nesat aktif mulai dari 26 s/d 30 Juli 2017 dengan tekanan minimum 960 mb dan kecepatan maksimum 80 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Benua Asia. Siklon tropis Haitang aktif mulai dari 29 s/d 31 Juli 2017 dengan tekanan minimum 980 mb dan kecepatan maksimum 60 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Timur Laut hingga Utara, dan punah di Benua Asia.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah Selatan – Barat Daya dengan kecepatan angin 0 – 45 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 0 – 30 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut China Selatan, Bangka Belitung, bagian Utara Kalimantan, dan bagian Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 3 hari hujan yaitu dengan intensitas ringan.

(15)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring

Mission)

Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juli 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 120 – 400 mm. Akumulasi curah hujan ≤ 200 mm terjadi di wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Balangan dan Kab. Tabalong. Sedangkan akumulasi curah hujan ≥ 200 mm terjadi di wilayah Kab. Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu, dan Kab. Tanah Laut. Akumulasi curah hujan bulan Juli 2017 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Juli 2017

(Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/Giovanni/tovas/realtime.3B42RT.shtml)

B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin

Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Juli 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5° – 202.5°) dengan persentase sebesar 16.3 %. Kecepatan angin terbanyak adalah 1-4 knot dengan persentase 34.9% sedangkan kecepatan

(16)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

angin maksimum mencapai 16 knot. Distribusi angin pada bulan Juli 2017 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Juli 2017

2. Kelembaban Udara

Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Juli 2017 berkisar antara 73 - 93%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 89 - 99% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 42 - 83%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 24 sebesar 42% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 20 dan 25 sebesar 99%. Profil kelembaban harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 15.

(17)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Juli 2017

Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 94 – 95 %, sedangkan kelembaban udara minimum terjadi antara jam 13.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 65 - 68 %. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 16.

3. Suhu Udara

Profil suhu udara rata-rata harian bulan Juli 2017 berkisar antara 25.1 – 28.40C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.3– 33.60 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 21.4 – 25.40C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 33.60C terjadi pada tanggal 30. Sedangkan suhu minimum 21.40C terjadi pada tanggal 23. Profil suhu udara harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada gambar 17.

(18)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Juli 2017

Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Juli 2017 dapat dilihat pada gambar 18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA. Rata-rata suhu udara maksimum berkisar antara 30.1 – 30.9 0C terjadi antara pukul 12.00 - 14.00

WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 05.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 23.9 – 24.10C.

(19)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)

Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan Juli 2017 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km) terjadi pada pagi hingga dini hari antara pukul 09.00 – 03.00 WITA. Visibility mulai

menurun (< 9 km) antara pukul 03.00 - 08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (halimun) atau hujan. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Juli 2017

(20)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Selama bulan Juli 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 3 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 100 meter pada tanggal 7. Kondisi ini terjadi akibat adanya kabut tebal di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 20.

5. Curah Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Juli 2017 adalah sebesar 138.7 mm dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan kumulatif sebesar 66.5 mm dengan 5 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 66.0 mm dengan 7 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 6.2 mm dengan 3 hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 57.6 mm terjadi pada tanggal 13 Juli 2017. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Juli sebesar 121.0 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Juli 2017 bersifat Normal. Grafik curah hujan harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Juli 2017

Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Juli 2017 menyatakan bahwa total curah hujan maksimum perjam sebesar 32.0 mm terjadi antara pukul 13.00 – 14.00 WITA dan curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 25.2 mm yang terjadi pada tanggal 01 Juli 2017. Grafik kejadian hujan harian bulan Juli 2017 dapat dilihat pada Gambar 22.

(21)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Juli 2017

6. Keadaan Cuaca

Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Juli 2017 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir sebanyak 2 kali, kabut sebanyak 3 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 3 kali kejadian.

(22)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

7. Kalender Cuaca

(23)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

IV.

KEJADIAN CUACA EKSTREM

DASARIAN I

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrim NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 1, 6, dan 7 dengan jarak pandang mendatar minimum berturut-turut mencapai 200, 800, dan 100 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang, dan Kabut Tebal.

DASARIAN II

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat

Pada tanggal 13 Juli 2017 terjadi hujan dengan intensitas 56.7 mm b. Angin Kencang

NIHIL c. Suhu Ekstrim

NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar. NIHIL

DASARIAN III

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrim NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar. NIHIL

(24)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

V. PRAKIRAAN

A. PRAKIRAAN HUJAN

1. Prakiraan Sifat Hujan Agustus 2017

Prakiraan sifat hujan Agustus 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi bawah normal hingga atas normal. Sifat hujan normal (85–115%) diperkirakan di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Sifat hujan bawah normal (51–85%) diperkirakan di Takisung, Kurau, Sungai Pinang, Anjir Muara, Tabunganen. Binuang, Tapin Utara, Kandangan, Telaga Langsat, Labuhan Amas, Murung Pudak, Tanjung, Sungai Loban, Kusan Hilir. Sifat hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Jorong, Kelumpang Selatan, Gambut, Martapura, Beruntung Baru, Padang Batung, Batang Alai, Murung Pudak, Juai, Banjarmasin, Banjarbaru dan sekitarnya. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal. Prakiraan sifat hujan bulan Agustus 2017 dapat dilihat pada gambar 25.

Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Agustus 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

(25)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

2. Prakiraan Curah Hujan Agustus 2017

Prakiraan akumulasi curah hujan Agustus 2017 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah hingga menengah antara 50-200 mm. Prakiraan curah hujan sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan dalam kategori rendah antara 50-100 mm. Untuk curah hujan < 50 mm diprakirakan di Sungai Pinang, Danau Salak, Anjir Muara, Tabunganen, Tapin Tengah, Binuang, Bakarangna Kelumpang, Labuhan Amas, Amuntai Utara dan sekitarnya. Sedangkan curah hujan dengan kategori menengah antara 100-200 mm diprakirakan di Jorong, Kotabaru, Kelumpang Selatan, Kusan Hulu, Sungai Loban, Kintap, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Utara, Kusan Hilir dan sekitarnya. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 50-100 mm. Prakiraan curah hujan bulam Agustus 2017 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada gambar 26.

Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Agustus 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

(26)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

B. INFORMASI KELAUTAN 1. Tinggi Gelombang Signifikan

Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Agustus

Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Agustus di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.2 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Agustus antara 0.4 hingga 2.0 meter dari arah Tenggara dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.

(27)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

2. Pasang Surut

Informasi prakiraan pasang surut bulan Agustus 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

(28)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017

TIM REDAKSI Pelindung : Irman Sonjaya, M. Si

Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin

Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling

Kepala Seksi Observasi Dan Informasi

Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan

2. Rianita Sekar Utami 3. Uli Mahanani 4. Herin Hutri Istyarini 5. Rezky Yunita

6. Rizqi Nur Fitriani 7. Utari Randiana

(29)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017 Lampiran 1

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Buletin Meteorologi Edisi Juli 2017 Lampiran 2

Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG

www.bmkg.go.id

- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - Informasi Meteorologi Penerbangan

aviation.bmkg.go.id

- Informasi Meteorologi Kelautan maritim.bmkg.go.id

- Informasi Titik Panas (hotspot)

http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan

(36)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR

BANJARMASIN

2017

Gambar

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)
Tabel 1. Nilai DMI Bulan  Juli  2017
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Juli 2017
Gambar 5.Fase MJO Juli 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjat puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Mu penulis dapat menyajikan skripsi yang berjudul : IMPLEMENTASI SAK-EMKM (Standart

Hasil analisis dari kegiatan bermain peran dalam pembelajaran anak- anak menjadi lebih aktif hal ini sesuai yang dikemukan oleh Suyadi &amp; Ulfah (2013) Melalui

Bila seorang ibu, karena takut akan diketahui orang bahwa ia telah melahirkan anak, menempatkan anaknya itu untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud

Karya Bakti Raya (Hilir) RW 02 Kel. Pondok Cina CV. AMITA DHARMA Jl. Karet Margonda Raya Rt. NINA ARTA PROGANDA PUTRI Jl. Arief Rachman Hakim No. INOVASI MULTI KARYA Kp. Lio

Hasil ini sejalan dengan dua penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Pratama, 2013), yang meneliti mengenai “Pengaruh Risk Based Capital, Penerimaan Premi, dan Beban

Berdasarkan hasil analisa terhadap data-data tersebut di atas, rata-rata tingkat kerusakan yang ada pada perusahaan batako “UD Nanang” untuk tahun 2009 sebesar 5%, tahun 2010

Duta Mandiri Palembang dapat dijelaskan bahwa penempatan kerja karyawan di perusahaan ini dilaksanakan berdasarkan keterampilan kerja para karyawan, tetapi keterampilan

1) Harian Merdeka Edisi 12 Oktober 1945 halaman 1, No. Sumber ini diterbitkan langsung oleh Merdeka pada tahun 1945 di Jakarta. Sumber yang didapatkan oleh penulis sudah