• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Desember Volume V - No.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Desember Volume V - No."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BULETIN

BMKG

Volume V - No. 12

Desember 2017

METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098

email : met_bjm@yahoo.com website : http://stametsyamsudinnoor.com/

STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II

(2)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

I. PENGERTIAN………. 2

II. RINGKASAN……….. 3

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN DESEMBER 2017 .…………..…... 4

A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……….. 4

1. El Nino – La Nina………... 4

2. Dipole Mode………... 5

3. Madden Julian Oscillation (MJO)……….. 5

4. Suhu Muka Laut……….. 7

5. Monsun……… 8

6. Gradien Angin Lapisan Atas………... 10

7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM ……….. 13

B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………... 14

1. Angin………... 14

2. Kelembaban Udara………. 15

3. Suhu Udara………. 16

4. Jarak Pandang Mendatar……… 17

5. Curah Hujan……… 18

6. Keadaan Cuaca………... 20

7. Kalender Cuaca………... 21

III. KEJADIAN CUACA EKSTREM ………. 22

IV. PRAKIRAAN ………. 24

A. PRAKIRAAN HUJAN ………. 24

1. Prakiraan Sifat Hujan Januari 2018…..…… ……….. 24

2. Prakiraan Curah Hujan Januari 2018…..……… 25

B. Informasi Kelautan ……….. 26

1. Gelombang ..………... 26

2. Pasang Surut ………. 27

(3)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

I. PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

B. NORMAL CURAH HUJAN

Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala. C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN

Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Januari 1981 s/d Januari 2010, Februari 1981 s/d Februari 2010, Maret 1981 s/d Maret 2010, dan seterusnya.

D. INTENSITAS CURAH HUJAN

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

E. CUACA EKSTRIM

Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah: a. Angin kencang diatas 25 knots

b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots

c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam

d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus

e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter

(4)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

II. RINGKASAN

Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Desember 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 280C. Suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara -0.7 0C s.d -0.8 0C yang menunjukkan suhu lebih rendah dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI pada bulan Desember 2017 sebesar 0.5 – 12 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern

Oscillation) pada awal bulan Desember masih berada pada kondisi netral dan pada

pertengahan bulan Desember dari hasil pantauan menunjukan peluang untuk terjadinya La Nina dengan intensitas lemah. Nilai OLR rata-rata bulan Desember 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 240 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 180 - 200 W/m2. Hal ini menunjukan tutupan awan di wilayah

Kalimantan Selatan pada bulan Desember masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada bulan Desember berada di Bumi bagian Selatan.Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi utara dan beberapa terdapat di Belahan Bumi Selatan, sementara daerah bertekanan rendah berada di wilayah ekuator. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan dan utara bergerak menuju ke daerah ekuator yang menyebabkan menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian Utara termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Desember 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 150 – 500 mm.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan Desember 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Barat Daya (247.5° – 292.5°), kecepatan angin terbanyak adalah 4 – 7 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 94 – 100% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 55 - 85%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.4 – 34.00 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 22.8 – 25.60C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 8 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Desember 2017 adalah sebesar 401.5 mm bersifat Normal dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 26 kali, petir sebanyak 13 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 5 kali kejadian.

(5)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN DESEMBER 2017

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL

1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI)

Pada bulan Desember 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara -0.7 0C s.d -0.8 0C yang menunjukkan suhu lebih

rendah dibandingkan keadaan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Desember sebesar -0.80C. Indeks SOI pada bulan Desember 2017 sebesar 0.5 – 12 yang

menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada awal bulan Desember masih berada pada kondisi netral dan pada pertengahan bulan Desember dari hasil pantauan menunjukan peluang untuk terjadinya La Nina dengan intensitas lemah.

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)

(6)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 2. Dipole Mode Index (DMI)

Nilai DMI bulan Desember 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada dasarian I (0.05 s/d -0.44), dasarian II (-0.48 s/d -0.34), dan pada dasarian III (-0.34 s/d -0.41). Pada bulan Desember 2017 dominan bernilai negatif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Barat menuju Samudera Hindia bagian Timur. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Barat

Tabel 1. Nilai DMI Bulan Desember 2017

No. Tanggal DMI

1 1-3 Desember 0.05

2 4-10 Desember -0.44

3 11-17 Desember -0.48

4 18-24 Desember -0.34

5 25-31 Desember -0.41

Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au)

3. Madden Julian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut

Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang

terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.

(7)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Desember 2017

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)

Nilai OLR rata-rata bulan Desember 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 240 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di wilayah Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, seluruh pulau Kalimantan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan wilayah Utara Papua. Nilai rata-rata OLR tertinggi 220 - 240 W/m2 terdapat di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Dapat dikatakan bahwa secara

umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif banyak terutama di Indonesia bagian Barat. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 180 – 200 W/m2

.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama

bulan Desember 2017.

b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)

Pada awal bulan Desember 2017 fase MJO aktif di fase 4 (Maritime Continent). Pada dasarian I fase MJO aktif di fase 4 (Maritime Continent) dan menjalar sampai fase 7 (Western Pasific). Pada dasarian II fase MJO aktif di fase 7 (Western Pasific). Pada dasarian III MJO berada pada fase 8 (Western Hemisphere & Africa) dan menjalar sampai fase 2

(8)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

(Indian Ocean). Selama dasarian I bulan Desember 2017 MJO mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia.

Gambar 5.Fase MJO Desember 2017

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)

4. Suhu Muka Laut

Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Desember 2017 di perairan Indonesia dengan nilai ≥ 280C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada

di Samudra Pasifik utara Papua dan Laut Arafuru. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.

(9)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Desember 2017

(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)

Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Desember 2017

(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)

Anomali suhu muka laut bulan Desember 2017 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara -2.0 s/d 1.50C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bagian Timur bernilai positif atau lebih tinggi dari normalnya dan wilayah Indonesia bagian Selatan bernilai Negatif atau lebih rendah dari normalnya. Daerah perairan Samudra Hindia dan Laut Jawa umumnya bernilai negatif, sementara daerah perairan Laut Banda, Perairan Maluku, Laut Arafuru dan Samudra Pasifik utara Papua umumnya bernilai positif. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Sementara wilayah bernilai negatif memberikan dampak terhadap berkurangnya uap air di wilayah tersebut.

5. Monsun

Posisi gerak semu matahari pada bulan Desember berada di Bumi bagian Selatan. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi utara dan beberapa terdapat di Belahan Bumi Selatan, sementara daerah bertekanan rendah berada di wilayah ekuator. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan dan utara bergerak menuju ke daerah ekuator yang menyebabkan menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian Utara termasuk sebagian Kalimantan Selatan.

(10)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Desember 2017

(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)

Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Daratan Benua Asia (1031.6 hPa). Daerah tekanan rendah berada di Samudera Pasifik bagian Tengah (1007.5 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar 1010.0 hPa.

Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Desember di wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Selatan hingga Barat. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Timur Laut hingga Barat. Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Maluku. Belokan angin atau shearline terjadi di Aceh, Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Di sekitar wilayah Indonesia tidak terdapat daerah netral. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Desember, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.

(11)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Desember 2017

(Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)

6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama

Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Desember 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 3 s/d 7 sel tekanan rendah yaitu di DI Aceh – Teluk Benggala, Filipina, Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Australia. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di Samudera Hindia yakni badai tropis “Ockhi” dan siklon tropis “Dahlia”. Badai tropis Ockhi aktif mulai dari 30 November s/d 6 Desember 2017 dengan tekanan minimum 978 mb dan kecepatan maksimum 85 knot, siklon ini aktif di Perairan Sri Lanka dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Laut Arab. Siklon tropis Dahlia aktif mulai dari 29 November s/d 4 Desember 2017 dengan tekanan minimum 985 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, badai

(12)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

ini aktif di Samudera Hindia bagian Barat Daya Lampung dan bergerak ke Tenggara, dan punah di Samudera Hindia bagian Barat Australia.

Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Desember 2017

Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Timur Laut dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator dari arah Tenggara – Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 0 – 45 knot.Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Lampung, Laut Jawa, Sulawesi tengah, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 6 hari hujan dengan intensitas ringan, 1 hari hujan dengan intensitas Sedang, dan 2 hari hujan dengan intensitas Lebat.

b. Dasarian Kedua

Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Desember 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 5 s/d 9 sel tekanan rendah yaitu di Laut Cina Selatan, Samudera Pasifik (Utara Papua, dan Timur Australia), Samudera Hindia, dan Australia. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 badai tropis yang aktif di Samudera Pasifik (Timur Filipina) yakni badai tropis “Kal-tak”. Badai tropis Kai-tak aktif pada tanggal 14 s/d 21 Desember 2017 dengan tekanan minimum 996 mb dan kecepatan

(13)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

maksimum 40 knot, badai ini aktif di Timur Filipina dan bergerak ke Barat, dan punah di Teluk Thailand.

Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Desember 2017

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Barat – Timur Laut, dengan kecepatan angin 0 – 45 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin bertiup dari arah Tenggara – Barat Laut dengan kecepatan 0 – 30 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di bagian Sumatera Selatan, Laut Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara Maluku, dan Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Aceh, Riau, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas Sedang.

c. Dasarian Ketiga

Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Desember 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar selatan equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 3 s/d 8 sel tekanan rendah yaitu di Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Filipina, Perairan Selatan Jawa, Nusa Tenggara Timur, Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 5 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2sistem tekanan rendah yang aktif di bagian Timur Filipina yakni badai tropis “Tembin” dan di perairan Barat Laut Australia yakni Siklon Tropis “Hilda”. Badai tropis Tembin aktif mulai dari 21 s/d 25 Desember 2017 dengan tekanan minimum 970 mb dan kecepatan maksimum 70 knot, siklon ini aktif di bagian Timur Filipina dan bergerak ke Barat, hingga punah di

(14)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Vietnam. Siklon Tropis Hilda aktif mulai dari 27 s/d 28 Desember 2017 dengan tekanan minimum 980 mb dan kecepatan maksimum 45 knot, siklon ini aktif di bagian perairan Barat Laut Australia dan tidak bergerak sehingga punah di lokasi yang sama.

Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Desember 2017

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah Barat – Timur Laut dengan kecepatan angin 0 – 45 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara – Barat Laut dengan kecepatan 0 – 45 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah bagian Barat Sumatera, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Laut Arafuru, Laut Flores, dan Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku, Laut Banda, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 7 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas Sedang .

7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring

Mission)

Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Desember 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 150 – 500 mm. Akumulasi curah hujan ≤ 250 mm terjadi di wilayah Kalimantan Selatan bagian Selatan dan Timur yang meliputi sebagian Kab. Kotabaru, sebagian Kab. Tanah Bumbu, sebagian Kab. Tanah Laut dan sebagian Kab. Banjar. Akumulasi curah hujan bulan Desember 2017 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13.

(15)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Desember 2017

(Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/Giovanni/tovas/realtime.3B42RT.shtml)

B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin

Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Desember 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Barat Daya (247.5° – 292.5°) dengan persentase sebesar 15.6%. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 – 7 knot dengan persentase 33.1% sedangkan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot. Distribusi angin pada bulan Desember 2017 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.

(16)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 2. Kelembaban Udara

Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Desember 2017 berkisar antara 80 - 93%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 94 – 100%, dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 55 - 85%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 26 sebesar 55% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 14 sebesar 100%. Profil kelembaban harian bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Desember 2017

Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Desember 2017

Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 02.00 – 09.00 WITA dengan nilai berkisar antara 98 – 100 %, sedangkan kelembaban

(17)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

udara minimum terjadi antara jam 13.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 55 - 60%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 16.

3. Suhu Udara

Profil suhu udara rata-rata harian bulan Desember 2017 berkisar antara 25.3 – 29.00C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.4 – 34.00 C, dan suhu udara minimum harian berkisar antara 22.8 – 25.60C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 34.00C terjadi pada tanggal 26. Sedangkan suhu minimum 22.80C terjadi pada tanggal 27. Profil suhu udara harian bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Desember 2017

Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00 WITA. Rata-rata suhu udara maksimum berkisar antara 33.6 – 34.0 0C terjadi antara pukul 13.00 – 16.00 WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 02.00 – 05.00 WITA dengan suhu berkisar 22.8 – 23.20C.

(18)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Desember 2017

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)

Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan Desember 2017 umumnya > 8 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 21.00 WITA. Visibility mulai

menurun (< 9 km) antara pukul 22.00 - 08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (fog) atau karena hujan. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 19.

(19)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Desember 2017

Selama bulan Desember 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 5 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 500 meter pada tanggal 17. Kondisi ini terjadi akibat adanya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 20.

5. Curah Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Desember 2017 adalah sebesar 401.5 mm dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan kumulatif sebesar 208.1 mm dengan 9 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 97.4.8 mm dengan 9 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 96.0 mm dengan 8 hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 111.8 mm terjadi pada tanggal 10 Desember 2017. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Desember sebesar 373.0 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Desember 2017 bersifat Normal. Grafik curah hujan harian bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 21.

(20)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Desember 2017

Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Desember 2017 menyatakan bahwa total curah hujan maksimum perjam sebesar 36.6 mm terjadi antara pukul 21.00 – 22.00 WITA dan jumlah curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 33.1 mm yang terjadi pada tanggal 10 Desember 2017. Grafik kejadian hujan harian bulan Desember 2017 dapat dilihat pada Gambar 22.

(21)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 6. Keadaan Cuaca

Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Desember 2017 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 26 kali, petir sebanyak 13 kali dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 5 kali kejadian.

(22)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 7. Kalender Cuaca

(23)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

IV.

KEJADIAN CUACA EKSTREM

DASARIAN I

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat

Hujan lebat tercatat sebesar 50.4 mm pada tanggal 4 Desember 2017 Adanya konvergensi terbentuk memanjang di samudra Hindia Barat Bengkulu, Lampung, Selat Karimata dan khususnya Laut Jawa sehingga membentuk awan hujan yang cukup besar dan berdampak ke wilayah Kalimantan Selatan. Dan pada 10 Desember 2017 tercatat curah hujan sebesar 111.8 mm karena adanya konvergensi yang terbentuk memanjang dari Laut Jawa hingga Gorontalo dan dari Maluku hingga Papua termasuk wilayah Kalimantan Selatan yang terjadi pertemuan angin sehingga membentuk awan hujan yang signifikan.

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrim NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 6 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 1000 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang.

DASARIAN II

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrim NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar.

Pada tanggal 17 dan 19 dengan jarak pandang mendatar minimum masing-masing mencapai 500 dan 600 m yang dikarenakan hujan dengan intensitas sedang.

DASARIAN III

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

(24)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 NIHIL

c. Suhu Ekstrim NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar.

Pada tanggal 22 dan 29 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 1000 m dikarenakan hujan dengan intensitas sedang.

(25)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 V. PRAKIRAAN A. PRAKIRAAN HUJAN

1. Prakiraan Sifat Hujan Januari 2018

Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Januari 2018 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

Prakiraan sifat hujan Desember 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi normal. Sifat hujan bawah normal (51–85%) diperkirakan di Kab. Tanah Bumbu (Kr. Bintang/ Manunggal, Sei Loban/ Marga Mulya). Sifat hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Kab. Tanah Laut (Kurau / Maluka Baulin, Panyipatan/ Batu Mulia, Takisung/ Gn. Makmur, Tambang Ulang/ Pulau Sari), Kab. Banjar (Pengaron, Sungai Pinang/ Rantau Nangka, Martapura Kota, Danau Salak/ Lawa Baru, Danau Salak/ C.Kantor, Danau Salak/ Atayo , Danau Salak/ Atanik, Danau Salak/ Gn.Sari), Kab. Barito Kuala (Wanaraya/ Kolam Kiri, Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Mandastana/Karang Indah), Kab. Tapin (Bungur, Candi Laras Selatan/ Baringin, Lok Paikat, Tapin Utara/ Rantau Kiwa), Kab. Hulu Sungai Selatan (Telaga Langsat/ Mandala, SMPK Sungai Raya, Simpur/ Wasah Hulu, Padang Batung/ Durian Rabung, Angkinang/ Bamban Selatan, Kandangan/ Tibung Raya), Kab. Hulu Sungai Tengah (Labuan Amas Utara/ Kasarangan, Barabai/ Mandingin, Batang Alai Utara/ Ilung, Batu Benawa/ Pagat, Hantakan), Kab. Hulu Sungai Utara (Banjang, Amuntai Utara/ T. Daun), Kab. Tabalong (Murung Pudak/ Maburai, Muara Harus/ Tantaringin, Kelua/ Kel Pulau, Upau/ Masingai I, Haruai/ Kembang Kng), Kab. Balangan (Juai/

(26)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

Mungkur Uyam), Kota Banjarmasin (Banjarmasin Utara/ Surgi Mufti). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal. Prakiraan sifat hujan Januari 2018 dapat dilihat pada Gambar 25.

2. Prakiraan Curah Hujan Januari 2018

Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Januari 2018 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

Prakiraan akumulasi curah hujan Januari 2018 di wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar dalam kategori tinggi antara 301 - 500 mm. Untuk curah hujan 151 -300 mm diprakirakan di Kab. Tanah Laut (Kintap/ Kebun Raya), Kab. Kotabaru (Stamet Stagen, PL Utara / Gunung Ulin, PL Timur / Langkang Lama), Kab. Barito Kuala (Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah), Kab. Tapin (Lok Paikat), Kab. Hulu Sungai Tengah (Batang Alai Selatan/ Kapar, Pandawan), Kab. Hulu Sungai Utara (Sei Pandan/ BT. Pangkalan, Babirik/Babirik Hilir), Kab. Tabalong (Murung Pudak/ Maburai, Murung Pudak/ Tanjung Selatan, Upau/ Masingai I, Haruai/ Kembang Kng), Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hulu/ Sungai Rukam, Kusan Hilir/ Mudalang, Sei Loban/ Marga Mulya, Angsana/Kr.Indah, Kr. Bintang/ Manunggal), Kab. Balangan (Batu Mandi/ Hamparaya). Untuk curah hujan > 500 mm diprakirakan di Kab. Barito Kuala (Tabunganen/ Sei Jingah Besar). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 300 - 400 mm. Prakiraan curah hujan bulan Januari 2018 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 26.

(27)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 B. INFORMASI KELAUTAN

1. Tinggi Gelombang Signifikan

Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Januari

Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Januari di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.2 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Barat. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Januari antara 0.6 hingga 2.6 meter dari arah Barat dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.

(28)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 2. Pasang Surut

Informasi prakiraan pasang surut bulan Desember 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

(29)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017

TIM REDAKSI

Pelindung : Irman Sonjaya, M. Si

Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling

Kepala Seksi Observasi Dan Informasi Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan

2. Rianita Sekar Utami 3. Uli Mahanani 4. Herin Hutri Istyarini 5. Rezky Yunita

6. Rizqi Nur Fitriani 7. Utari Randiana 8. Bayu Kencana Putra

(30)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 Lampiran 1

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Buletin Meteorologi Edisi Desember 2017 Lampiran 2

Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG

www.bmkg.go.id

- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor

http://stametsyamsudinnoor.com

- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan

http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan

- Informasi Meteorologi Penerbangan

http://aviation.bmkg.go.id

- Informasi Meteorologi Kelautan

http://maritim.bmkg.go.id

- Informasi Titik Panas (hotspot)

http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31

- Informasi Potensi Kebakaran Lahan

(37)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II

BANJARMASIN

Gambar

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)
Tabel 1. Nilai DMI Bulan Desember 2017
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Desember 2017  (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Gambar 5.Fase MJO Desember 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prakiraan Hujan Bulan September 2009 peluang terjadinya hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta masih ada, tet api curah hujan yang terjadi bersifat ringan dan

Prakiraan Hujan Bulan Agustus 2009 peluang terjadinya hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta masih ada, t etapi curah hujan yang terjadi bersifat ringan dan

Berdasarkan gambar distribusi curah hujan tanggal 20 dan 24 Nopember 2014 diwilayah Jabodetabek diatas dapat terlihat pada tanggal umumnya curah hujan kategori

Berdasarkan hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut yang ditunjukkan Gambar 18 terlihat bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah perairan barat

Hujan lebat disertai petir yang terjadi pada tanggal 23 September 2010 adalah akibat adanya pola tekanan yang disebut sebagai palung tekanan rendah (Through) yang memanjang

Apabila hanya diurutkan berdasarkan kejadian curah hujan maksimum bulan Juni saja, maka curah hujan yang terjadi pada saat terjadi bencana tanggal 8 Juni 2017

Gambar 4. Nilai rata-rata OLR terendah berkisar 180 – 200 W/m 2 terdapat di sekitar wilayah Aceh, Pesisir Barat Sumatera dan Papua. Sedangkan untuk nilai rata-rata OLR

Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Februari 2021, seperti yang ditunjukkan pada peta analisis angin gradien (gambar 11), terlihat wilayah Indonesia di