• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82

Jakarta Selatan ( 12070 )

Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Tromol Pos. 7019 / Jks KL Website : http://www.staklimpondoketung.net email : staklim.pondok.betung@gmail.com

TANGERANG, 07 OKTOBER 2010

B M K G

(2)

ANALISIS CUACA EKSTRIM WILAYAH JABODETABEK TANGGAL 06 OKTOBER 2010

Oleh :

Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang

1 PENDAHULUAN

Pada Tanggal 06 Oktober 2010 telah terjadi hujan yang cukup lebat serta merata disertai petir dan angin kencang di wilayah Jabodetabek. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang tersebut dilaporkan menyebabkan berbagai genangan air berupa banjir dibeberapa wilayah serta merobohkan pohon dan papan reklame, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas yang cukup parah. Seperti diwilayah Jakarta Barat terpantau kemacetan terjadi di wilayah Jalan S Parman sepanjang 15 km, Kemacetan sekitar 15 kilometer juga tampak di ruas jalan Tol dalam Kota, mulai dari pintu Tol Pancoran, Jakarta Selatan, hingga pintu Tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Media Indonesia). Sejumlah pohon di Jalan Raya Kalimalang tumbang. Sementara satu papan reklame roboh, dan satu tiang listrik tumbang menimpa satu unit mobil. (Metrotvnews/OL-9).

Selain kemacetan dan pohon tumbang hujan juga menyebabkan berbagai genangan di beberapa tempat, berikut berbagai data kejadian genangan, kemacetan dan pohon tumbang sebagai berikut :

Tabel 1. Laporan berbagai kejadian akibat hujan wilayah Jabodetabek 06 Oktober 2010 Banjir/Genangan Air Kemacetan Pohon Tumbang 1. Pulo Raya 80 cm

2. Di depan Gandaria City 40 cm 3. Jln. Perjuangan Bekasi Timur 50 cm 4. Seberang Ratu Plaza 40 cm

5. Sudirman 40 cm

6. Kantor Bulog Gatot Subroto 40 cm 7. Depan Mal FX Sudirman 15 cm 8. Permata Hijau 20 cm

9. Depan Mal Citraland 20 cm

1. Jalan Senopati menuju Tendean dan Cawang 2. Jalan Gatot Subroto 3. Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin 1. Depan Mal Gandaria City 2. Seputaran Kalimalang 3. Bintaro 4. Cempaka Putih

(3)

Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis kejadian cuaca ekstrim di wilayah Jabodetabek yang terjadi pada tanggal 06 Oktober 2010 yang terjadi antara pukul 14.00 s/d 17.00 WIB. Pada akhirnya akan diuraikan prospek cuaca untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta untuk tiga hari kedepan.

2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Satelit Cuaca dan Radar Cuaca

Gambar 1. Analisis Satelit Cuaca Tanggal 06 Oktober 2010 Sumber : www.bmkg.go.id dan www.bom.gov.au

Berdasarkan gambar satelit cuaca di atas pada tanggal 06 Oktober 2010 pada pukul 16.00 WIB terlihat bahwa sebaran awan-awan hujan hampir menutupi wilayah jawa bagian barat, khususnya Jabodetabek. Awan-awan tersebut merupakan awan-awan hujan seperti Cumulus, Cumulunimbus (Cb) serta Alto Stratus (As), sehingga hujan yang terjadi berasal dari pertumbuhan awan yang cepat sehingga memiliki durasi hujan yang cukup pendek (±1 Jam). Hasil analisis gambar streamline terlihat terdapat pusaran angin di wilayah barat daya Sumatera Barat sehingga akibat dari hal tersbut mengindikasikan bahwa sebaran atau kumpulan uap air pembentuk terjadinya hujan akan berada pada area-area tersebut.

Gambar 2. Radar Cuaca Tanggal 06 Oktober 2010 Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(4)

Berdasarkan gambar radar cuaca dengan menggunakan PPI (Plan Position

Indicator) pada elevasi 0,48 derajat memperlihatkan sebaran konsentrasi hujan > 8 mm/jam

mulai bergerak dari arah barat daya Jakarta mulai pukul 14.30 WIB kemudian pada pukul 15.30 kosentrasinya mulai mengumpul di wilayah Jabodetabek, sebarannya mulai merata pada pukul 16.00 dengan range konsentrasi hujan antara 10 – 50 mm/jam. Pada pukul 16.30 hingga 17.30 WIB konsentrasi hujan mulai terpecah dan di prakirakan berakhir pada pukul 18.30 WIB.

B. Data Curah Hujan B.1 Intensitas Curah Hujan

Intensitas curah hujan tertinggi yang diolah dari pias hujan Hillman yang dicatat Stasiun Pondok Betung tanggal 06 Oktober 2010 untuk periode waktu sangat signifikan terdapat pada periode 30 menit sebesar 34.5 mm, termasuk kategori sangat lebat. (Tabel 2) Tabel 2. Curah Hujan Periode Waktu Staklim Pondok Betung 06 Oktober 2010

Periode Waktu 5 Menit 10 Menit 15 Menit 30 Menit 45 Menit 60 Menit 120 Menit 3 Jam 6 Jam 12 Jam CH (mm) 12.0 18.0 22.0 34.5 41.5 43.5 45.2 47.0 48.8 48.8

Sumber : Staklim Pondok Betung, 2010

Sedangkan berdasarkan pengolahan hujan jam-jam an, hujan terjadi antara pukul 15.00-16.00 WIB dengan intensitas 42.7 mm, kemudian berturut-turut pukul 16-17 sebesar 2.5 mm, pukul 17-18 sebesar 1.8 mm, pukul 18-19 1.0 mm, pukul 19-20 sebesar 0.6 mm dan pukul 20-21 sebesar 0.2 mm. Sehingga jumlah total 24 jam menurut pias hujan Hillman menjadi 48.8 mm/hari (Tabel 3)

Tabel 3. Curah Hujan periode Jam-Jam an Tanggal 06 Oktober 2010

Periode Jam 07- 08 ... ... 15 - 16 16 - 17 17 - 18 18 - 19 19 - 20 20 - 21 ... ... 06 - 07 Jumlah 24 Jam CH (mm) 0 0 42.7 2.5 1.8 1.0 0.6 0.2 0 0 48.8

(5)

B.2 Sebaran Curah Hujan

Berdasarkan pengukuran curah hujan menggunakan penakar hujan obs yang tersebar diwilayah DKI Jakarta dan sebagian Tangerang baik yang ada di Stasiun BMKG wilayah Banten dan DKI dan pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 4, sebagai berikut :

Tabel 4. Data Curah Hujan Stasiun BMKG dan Pos Hujan Tanggal 06 Oktober 2010

No Pos Hujan Curah Hujan (mm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Staklim Pondok Betung Stamet Serang

Stamar Tanjung Priuk Stamet Kemayoran Stamet Cengkareng Balai II Ciputat Pos Pakubuwono Pos Kapuk Pos Lebak Bulus Pos Manggarai Pos Pasar Minggu Pos Pulo Gadung Pos Ragunan Pos Setiabudi Pos Tomang Barat Pos Waduk Melati

47.4 29.0 37.0 66.0 14.0 18.0 73.0 16.0 20.0 42.0 6.0 70.0 7.0 49.0 15.0 78.0 Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Berdasarkan data diatas maka curah hujan tanggal 6 Okrober 2010 yang paling besar (50-100 mm/hari) yaitu yang tercatat di wilayah Kemayoran (66 mm/hari), Pakubuwono (73 mm/hari), Pulo Gadung (70 mm/hari) dan Waduk Melati (78 mm/hari). Sedangkan yang memiliki kategori sedang (20-50 mm/hari) terjadi diwilayah Pondok Betung (47.4 mm/hari), Serang (29.0 mm/hari), Tanjung Priuk (37.0 mm/hari), Lebak Bulus (20.0 mm/hari), Manggarai (42.0 mm/hari) dan Setiabudi (49.0 mm/hari).

(6)

Gambar 3. Sebaran Spasial Curah Hujan Wilayah DKI Jakarta

Sumber : Staklim Pondok Betung

Berdasarkan sebaran spasial dari gambaran distribusi curah hujan wilayah DKI

Jakarta tanggal 06 Oktober 2010 terlihat wilayah yang terjadi hujan cukup lebat (> 40 mm/hari) berada diwilayah Jakarta bagian tengah, timur dan utara. Dan wilayah

Jakarta selatan pada umumnya sebaran curah hujan memiliki curah hujan yang ringan hingga sedang (0 – 40 mm/hari)

3 PROSPEK CUACA BANTEN DAN DKI JAKARTA HINGGA 10 OKTOBER 2010 A. Pertimbangan Dinamika Secara Umum

Posisi Matahari per tanggal 04 Oktober 2010 berada pada posisi 04°18’ LS dan posisinya sudah berada pada wilayah selatan ekuator, dan posisi semunya akan terus bergerak ke arat Selatan sampai posisi maksimumnya di 23,5 °LS. Wi layah yang dilewatinya saat ini berada disekitar perairan Indonesia, sehingga pemanasan maksimum masih berada di sekitar wilayah Indonesia. Konsekuensi dari hal tersebut adalah sehingga masih dimungkinkan pada terjadinya penguapan yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang cepat yang mengakibatkan terjadinya hujan. Berbagai bentuk vortek berupa pusat tekanan rendah mulai terbentuk di perairan Indonesia yang disebabkan akibat dari suhu muka laut yang menghangat di wilayah tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penumpukkan massa udara basah yang menyebabkan konsentrasi awan banyak tersebar di sepanjang wilayah Indonesia. Pusat tekanan rendah pada minggu ini diprakirakan akan

(7)

tumbuh di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera hingga perairan utara Australia seiring masih menghangatnya suhu muka laut di wilayah tersebut.

B. Pertimbangan Dinamika Atmosfer Global

Wilayah letak terjadinya penguapan maksimum yang dilihat dari Phase MJO (Madden Julian Oscillation) diprakirakan berada pada phase 3 (Perairan Samudera Hindia). Suhu muka laut per tanggal 03 Oktober 2010 mengalami anomali yang positif secara signifikan di wilayah perairan Indonesia, khususnya di perairan Laut Jawa serta perairan selatan Jawa bagian barat dan dampaknya secara langsung banyaknya uap air disekitar wilayah-wilayah tersebut. Perairan Samudera Pasifik Tengah yang diindikasikan dengan nilai pada indek nino3.4 masih mengalami pendinginan suhu (Nino 3.4), dimana memiliki nilai anomali yang negatif mencapai -3.0 °C, disatu sisi nila i Dipole Mode juga memiliki nilai yang negatif dan cenderung bergerak konstan ke arah negatifnya.

C. Prospek cuaca

Melalui kedua pertimbangan dinamika atmosfer diatas maka wilayah Banten dan DKI Jakarta dalam satu minggu ke depan secara umum didominasi oleh potensi terjadinya cuaca dengan keadaan berawan serta hujan seiring mulai masuknya musim hujan yang diprakirakan pada bulan ini dan berangsur-angsur akan masuk musim hujan ke wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober-Nopember dengan sifat musim rata-rata di Atas Normal (AN), kondisi berawan mendominasi mulai pagi hingga menjelang siang hari dan berubah menjadi hujan pada siang hari, terkadang akan terjadi hujan sampai sore/malam hari. Sesekali dimungkinkan terjadi hujan dengan intensitas sedang kadang lebat dalam waktu yang singkat, tetapi masih dimungkinkan terdapat potensi pemanasan maksimum pada pagi hingga siang hari menyebabkan cuaca berubah cepat dari kondisi cerah berawan menjadi hujan.

4 KESIMPULAN DAN PENUTUP

Hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada tanggal 06 Oktober 2010 adalah akibat adanya beberapa faktor yaitu berkaitan dengan suhu muka laut yang saat ini di perairan Indonesia masih hangat, kemudian di wilayah samudera hindia sebelah barat Sumatera hingga Afrika (wilayah Dipole Mode) juga masih hangat, kemudian di satu sisi di wilayah pasifik (Nino 3.4) mengidikasikan adanya penurunan suhu muka laut yang sangat signifikan. Anomali iklim yang terjadi merupakan dampak dari Lanina yang

(8)

Kuat), sehingga menyebabkan kumpulan uap air yang menumbuhkan awan-awan hujan yang sifatnya konvektif diwilayah Indonesia pada umumnya.

Intensitas curah hujan harian menunjukkan curah hujan tidak terlalu signifikan masih < 80 mm/hari, tetapi apabila dilihat berdasarkan intensitas jam-jam an yang di olah di Stasiun Klimatologi Pondok Betung menunjukkan curah hujan periode 30 menit sebesar 34,5 mm menunjukkan hujan yang terjadi pada 06 Oktober 2010 memiliki durasi yang cukup singkat dengan intensitas yang masuk dalam kategori Sangat Lebat , sehingga dapat dimungkinkan menjadi salah satu faktor, selain daya dukung lingkungan yang kurang, sebagai penyebab terjadinya kemacetan, pohon tumbang serta genangan dan banjir di wilayah Jabodetabek.

Demikianlah Analisis Keadaan Cuaca Wilayah DKI Jakarta ini kami buat berdasarkan kejadian hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada tanggal 06 Oktober 2010.

Tangerang, 07 Oktober 2010 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang

Ir. Zubaidah Sri Handayani NIP.195710191979102001

Gambar

Tabel 1. Laporan berbagai kejadian akibat hujan wilayah Jabodetabek 06 Oktober 2010
Tabel 3. Curah Hujan periode Jam-Jam an Tanggal 06 Oktober 2010  Periode  Jam  07- 08  ....
Gambar 3. Sebaran Spasial Curah Hujan Wilayah DKI Jakarta                                Sumber : Staklim Pondok Betung

Referensi

Dokumen terkait

Peneilitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.. Copyright ©2018 Ilmu Keolahragaan, Universitas PGRI Madiun. Variabel penelitian dalam penelitian ini

1) Penerapan algoritma Affine cipher dan Vigeere cipher pada aplikasi secret messages ini belum sempurna, ada beberapa karakter yang tidak bisa di dekripsi kembali

Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kepedulian, dan keterampilan masyarakat tentang pemilihan obat secara tepat dan rasional dalam melakukan swamedikasi melalui

Kembangkan aplikasi menjadi lebih lengkap, yaitu dengan menambahkan image bangun yang secara otomatis akan muncul, beserta data yang diinputkan saat

*Rangkuman Materi Penjas Kelas 7 SMP/MTs Semester 1/2* - Pelajaran olahraga di sekolah bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani setiap siswa karena di dalam tubuh yang

Berdasarkan permasalahan tersebut, pada penelitian tugas akhir kali ini, peneliti akan membuat aplikasi pengiriman pesan dengan menggunakan algoritma AES dengan panjang

Solusi  Lakukan pendaftaran ulang dengan ID/ PIN yang sama, bila tidak memungkinkan dengan tangan kanan maka daftarkan dengan tangan kiri dengan posisi tangan terbalik.. Solusi

Sebagai Wajib Pajak yang memiliki rekening Saham, dipastikan bahwa pengisian formulir adalah menggunakan Formulir 1770 atau Formulir 1770 S, karena memiliki data penghasilan