• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kak - Fs Potensi Rumput Laut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kak - Fs Potensi Rumput Laut"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FEASIBILITY STUDY

FEASIBILITY STUDY

POTENSI RUMPUT LAUT

POTENSI RUMPUT LAUT

Tahun Anggaran 2017

Tahun Anggaran 2017

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

FEASIBILITY STUDY POTENSI RUMPUT LAUT

Pendahuluan

1. Latar Belakang Rumput laut merupakan komoditas unggulan ekspor produk perikanan budidaya di Indonesia. Data statistik FAO (FAO Fisheries and Aquaculture Department, 2010) menunjukkan bahwa produksi rumput laut di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari sekitar 205 ribu ton pada tahun 2000 menjadi sekitar 2 juta ton tahun 2008. Peningkatan produksi rumput laut tersebut masih terus diupayakan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan dicanangkannya program nasional minapolitan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan dapat menggali dan memanfaatkan potensi perairan yang ada di masing-masing wilayah pengelolaan minapolitan guna mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.

Peningkatan aktivitas budidaya laut belakangan ini menjadi perhatian berbagai pihak khususnya masalah dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan perairan (Costa-Pierce, 2008). Dampak kegiatan budidaya harus diminimalkan atau bahkan dapat dihilangkan. Oleh sebab itu, segala kegiatan budidaya perikanan harus berwawasan lingkungan sehingga aktivitas budidaya perikanan tersebut dapat berkelanjutan (FAO, 2010). Pemilihan lokasi yang sesuai untuk budidaya laut merupakan salah satu tahapan awal yang harus dilakukan sehingga dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan sekitarnya.

Secara komprehensif beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budidaya di antaranya faktor lingkungan (ekologi dan biologi), sosial ekonomi, dan fasilitas pendukung lainnya. Budidaya rumput laut, jika dilihat dari dampaknya terhadap penurunan mutu lingkungan, diyakini memiliki dampak yang sangat kecil dibandingkan dengan budidaya ikan (Zang et al., 2009).

Bahkan belakangan ini rumput laut banyak dibudidayakan bersama dengan ikan guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh budidaya ikan tersebut atau

(3)

dihasilkan mempunyai kegunaan yang beragam.

Salah satu provinsi di wilayah Indonesia adalah Provinsi Kepulauan Riau. Luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau mencapai 425.214,6679 km2, terdiri dari perairan 417,005,0594 km2 (98,0%) dan daratan 8.209,6 08 km2 (2,0 %) dan panjang garis pantai diperkirakan 2.367,6 km. Sebagai wilayah provinsi kepulauan dan berada dilaluan internasional, daerah ini memiliki potensi kelautan dan perikanan yang dapat diandalkan.

Potensi terumbu karang yang tersebar dihampir seluruh kabupaten/kota di Kepri dengan luas sekitar 50.718,3 hektare, hutan bakau 57,849,2 hektare, padang lamun 11.489,6 hektare dan rumput laut 37.634,8 hektare (meliputi jenis kelompok alga merah, alga hijau dan alga coklat). Luasan ini merepresentasikan bahwa di Provinsi Kepulauan Riau khususnya sangat kaya akan potensi sumberdaya pesisir. Sumberdaya ini dapat dimanfaatkan sebagai basis kegiatan perikanan, industri dan pariwisata.

Di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, potensi komoditi rumput laut tersebar di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Batam, dan Kabupaten Lingga.

Potensi yang ada tersebut tentunya harus dikaji secara baik guna memberikan data dan informasi yang bermanfaat bagi pengembangan budidaya laut khususnya budidaya rumput laut.

Berdasarkan uraian tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun Anggaran 2017 akan melakukan Feasibility Study   atau Studi Kelayakan Potensi Rumput Laut di Kecamatan Moro untuk memberikan gambaran bagi Pemerintah Daerah dalam pengambilan keputusan dan penyusunan rencana pengembangan potensi Budidaya Rumput Laut di kecamatan tersebut.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah melakukan kajian kelayakan terhadap potensi budidaya rumput laut di Kecamatan Moro, untuk memberikan gambaran bagi Pemerintah Daerah dalam pengambilan keputusan dan penyusunan rencana pengembangan potensi Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Moro.

(4)

Adapun tujuan dari pekerjaan penyusunan Feasibility Study Potensi Rumput Laut tersebut adalah :

1. Melakukan kajian terhadap kelayakan lokasi berdasarkan kebijakan tata ruang yang ada serta aksesibilitas;

2. Melakukan kajian kelayakan aspek teknis berdasarkan kondisi aspek Fisika-Kimia perairan meliputi gelombang, arus,Total Solid Suspended  (TSS), salinitas, suhu, Nitrat (NO3), Fosfat, Derajat Keasaman (pH), kedalaman, kecerahan,

pasang surut, oksigen terlarut (DO), ;

3. Melakukan kajian terhadap kelayakan berdasarkan aspek Sumber Daya Manusia (SDM);

4. Melakukan kajian kelayakan berdasarkan aspek Pemasaran;

5. Melakukan kajian kelayakan berdasarkan aspek Keuangan/Finansial; 6. Melakukan kajian kelayakan berdasarkan aspek kelembagaan;

7. Rekomendasi pengembangan budidaya rumput laut secara optimal dan berkelanjutan.

3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan Feasibility Study Potensi Rumput Laut ini adalah memberikan informasi dan masukan kepada Pemerintah Daerah, Swasta, dan Masyarakat terhadap kelayakan pengembangan Potensi Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Moro.

4. Lokasi Pekerjaan Kecamatan Moro Kabupaten Karimun. 5. Sumber

Pendanaan

Pekerjaan penyusunan Feasibility Study Potensi Rumput Laut dibiayai dari sumber pendanaan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2017 melalui DPA- SKPD No………..Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Kepulauan Riau pada Program Penguatan Daya Saing Hasil Perikanan, dan Kegiatan Sarana dan Prasarana Hasil Perikanan dengan Pagu Anggaran Rp. 40.000.000,- (Empat puluh juta rupiah) dengan HPS sebesar Rp. 39.900.000,- (Tiga ratus sembilan juta sembilan ratus ribu rupiah)

6. Nama dan Organisasi

Pejabat Pembuat Komitmen

Nama Pejabat Pembuat Komitmen :………/NIP.……….

(5)

Lingkup Pekerjaan 7. Lingkup

Pekerjaan

Melaksanakan kegiatan Penyusunan Feasibility Study Potensi Rumput Laut, yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2017.

Sedangkan lingkup tugas yang akan dilaksanakan dalam proses perencanaan ini meliputi :

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan Administrasi b. Persiapan Teknis

2. Tahap Pengumpulan Data a. Pengumpulan Data Primer b. Pengumpulan Data Sekunder 3. Tahap Analisa

a. Analisa Kelayakan Lokasi b. Analisa Kelayakan Teknis c. Analisa Kelayakan SDM

d. Analisa Kelayakan Pemasaran

e. Analisa Kelayakan Keuangan/Finansial f. Analisa Kelayakan Kelembagaan

4. Kesimpulan dan Rekomendasi a. Kesimpulan

b. Rekomendasi

8. Keluaran Keluaran Penyusunan Feasibility Study Potensi Rumput Laut, meliputi : a. Gambaran Umum Wilayah Studi.

b. Analisa Kelayakan meliputi Analisa Kelayakan Lokasi, kelayakan teknis, kelayakan SDM, kelayakan pemasan, kelayakan keuangan/finansial, dan kelayakan kelembagaan.

c. Kesimpulan dan Rekomendasi 9. Peralatan,

Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat digunakan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

10. Peralatan dan Material dari

Akomodasi yang berupa kendaraan dan fasilitas lainnya termasuk kantor dan lain-lain harus disediakan sendiri oleh P enyedia Jasa.

(6)

Penyedia Jasa Konsultansi

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 11. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa Sesuai KAK 12. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan 2 (dua) bulan

13. Personil a. Tenaga Ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Lulusan perguruan tinggi atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di dibidang pendidikan tinggi. 2) Mempunyai pengalaman di bidangnya .

b. Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN /BUMN /BUMD dilarang menjadi penyedia barang/ jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan negara/ BI/ BHMN/ BUMN/ BUMD

c. Klarifikasi dan kualifikasi tenaga ahli :

1) Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik jumlah dan keahliannya ditinjau dari lingkup (besar) kegiatan maupun tingkat kompleksitas kegiatan.

2) Jika tenaga yang disediakan dinilai tidak mampu, maka Pemimpin kegiatan berhak minta ganti dengan tenaga ahli yang lain yang lebih mampu, disertai curriculum vitae.

3) Tenaga Ahli yang dibutuhkan : a. 1 (satu) orang Team Leader :

- Pendidikan S1 Budidaya Perikanan

- Berpengalaman di bidangnya minimal 3 tahun

(7)

kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan.

 Bertanggung jawab untuk pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, penentuan kebutuhan survai, organisasi personil dan penyampaian serta pembahasan laporan untuk mendapatkan persetujuan pemberi tugas.

 Memberi pengarahan dan pentunjuk pelaksanaan seluruh pekerjaan kepada seluruh anggota tim kerja.

 Menyiapkan program kerja/jadwal pelaksanaan pekerjaan.

 Memimpin tim kerja dalam setiap diskusi/asistensi dan koordinasi dengan Pemimpin pelaksana kegiatan dan dinas terkait.

 Membuat dan mengkoordinir penyusunan seluruh laporan dan hasil –  hasil karya penyusunan.

 Menyerahkan bendel hasil penyusunan kepada pejabat pembuat komitmen.

 Bertanggung jawab dalam penyusunan semua laporan pekerjaan. b. 1 (satu) orang Ahli Planologi

- Pendidikan S1 Teknik Planologi

- Berpengalaman di bidangnya minimal 3 tahun - Memiliki SKA

Uraian tugas tugas dan tanggung jawab :

 Mengumpulkan dan menganalisa data-data yang diperlukan untuk pekerjaan.

 Melakukan survey dan inventarisasi data primer dan data sekunder.

 Mengkoordinasikan kegiatan survey lapangan untuk pekerjaan.

 Menyusun laporan-laporan yang menyangkut pekerjaan.

 Mempelajari dan menganalisa data hasil pengumpulan data serta mendiskusikannya dengan tenaga ahli lain untuk dijadikan dasar pertimbangan dan data penunjang dalam penyusunan FS Potensi Rumput Laut.

 Memberikan rekomendasi kesesuaian lokasi.

(8)

Tenaga Pendukung : Administrasi Dengan kualifikasi pendidikan

minimal SLTA, dengan

pengalaman minimal 1 tahun

1 orang / 2 bulan

Operator Komputer Dengan kualifikasi pendidikan minimal SLTA, dengan

pengalaman minimal 1 tahun

1 orang / 1 bulan

Laporan 14. Laporan

Pendahuluan

Masing-masing sebanyak 5 (lima) buku, yang akan diserahkan kepada pihak yang pemberi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pekerjaan dimulai

15. Laporan Akhir Masing-masing sebanyak 5 (lima) buku, yang akan diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) bulan sejak pekerjaan dimulai.

16. Softcopy Softcopy berupa CD/DVD berisi keseluruhan laporan kegiatan, diserahkan pada akhir bulan ke-2 (akhir masa studi) sejumlah 1 (satu) keping.

Hal-Hal lain 17. Produksi dalam

Negeri

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

18. Persyaratan Kerjasama

Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:

19. Pedoman 20. Pengumpulan

Data Lapangan

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut: Terlebih dahulu koordinasikan dengan PPK, sebelum melakukan pengumpulan data kepada Instansi Pemerintah / Swasta.

21. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

(9)

Penutup

Demikian Kerangka acuan Kerja (KAK) ini dibuat sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini dan keinginan Pemberi Tugas.

Tanjungpinang , Mei 2017 Pejabat Pembuat Komitmen

Referensi

Dokumen terkait

(1) Standar prosedur operasional layanan publik yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja Eselon I dan Pimpinan Unit Pelaksana Teknis atau Unit Pendidikan wajib

(dalam jutaan) LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/ CONDENSED FINANCIAL STATEM ENT (M ONTHLY).. KOM ITM EN KONTIJENSI/ OFF

Pada hari ini rabu, tanggal Dua puluh delapan bulan September tahun Dua ribu enam belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Prasarana

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan

Sampling bahan baku yang dilakukan oleh Quality Control Incoming Raw Material telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan PT.MAYORA INDAH Divisi Biskuit Jayanti.

bintang iklan yang tepat untuk menyampaikan pesan iklan bahwa Mie Sedaap White Curry adalah produk.. mi instan dengan kelezatan

Hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan konseling kontrasepsi IUD dari aspek tangible belum sesuai standar, dari jumlah bidan, fasilitas tempat maupun alat

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana dimaksud