BA’I AL INAH
BA’I AL INAH
Nama : Nama : 1.
1. Bayu Bayu Sulaiman Sulaiman Aji Aji (1500011009)(1500011009) 2.
2. Lyeda Lyeda Prasetya Prasetya (15000110(15000110 3.
3. Yukha Yukha Ardi Ardi (15000110(15000110 4.
4. Danni Danni Haryanto Haryanto (15000110(15000110
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2016 2016
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Rasulullah SAW yang telah menuntun umat manusia ke jalan kebenaran dan keselamatan.
Rasulullah SAW yang telah menuntun umat manusia ke jalan kebenaran dan keselamatan. Penyusunan makalah yang berjudul “ Ba’I Al
Penyusunan makalah yang berjudul “ Ba’I Al--Inah “Inah “ disusun untuk menyelesaikan tugasdisusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Studi Islam 4.
mata kuliah Studi Islam 4.
Penyusun banyak mendapat kesulitan baik karena keterbatasan kemampuan, sempitnya Penyusun banyak mendapat kesulitan baik karena keterbatasan kemampuan, sempitnya waktu yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan penyusunan makalah ini dan waktu yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan penyusunan makalah ini dan kurangnya sumber atau buku rujukan yang dipergunakan. Akan tetapi, berkat bantuan dan kurangnya sumber atau buku rujukan yang dipergunakan. Akan tetapi, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak serta usaha penulis akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Atas dorongan dari berbagai pihak serta usaha penulis akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Atas bantuan
bantuan dan dan arahan arahan yang yang telah telah diberikan diberikan kepada kepada penulis, penulis, maka maka penyusun penyusun mengucapkan mengucapkan banyakbanyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah ini penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhirnya penulis dengan penuh harapan agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi Akhirnya penulis dengan penuh harapan agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, bagi para pembaca pada umumn
penyusun khususnya, bagi para pembaca pada umumn ya.ya.
Yogyakarta, 19 September 2016 Yogyakarta, 19 September 2016 Penyusun, Penyusun, KELOMPOK KELOMPOK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATAPENGANTAR... i KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR ISI... ii A. P A. PENDAHULUAN...ENDAHULUAN... ... ... 11 B. PEMBAHASAN B. PEMBAHASAN A. Pengertian... 2 A. Pengertian... 2 B. Dasar Hukum... 3 B. Dasar Hukum... 3 C. Syarat-Syarat C. Syarat-Syarat………... 5... 5 D. D. Contoh Ba’I Al IContoh Ba’I Al Inah... 6nah... 6
C. PENUTUP... C. PENUTUP... .. 77 DAFTAR PUSTAKA... iii
A. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN B. PEMBAHASAN
A.
A. Pengertian Bai’ InahPengertian Bai’ Inah
Bai al-Inah adalah akad jual beli ketika penjual menjual asetnya kepada pembeli Bai al-Inah adalah akad jual beli ketika penjual menjual asetnya kepada pembeli dengan janji untuk dibeli kembali (
dengan janji untuk dibeli kembali ( sale sale and and buy buy back back ) dengan pihak yang sama. Bai al-Inah) dengan pihak yang sama. Bai al-Inah adalah penjualan tunai (
adalah penjualan tunai (cash salecash sale) dilanjutkan dengan pembelian kembali dengan tangguh) dilanjutkan dengan pembelian kembali dengan tangguh ((deferred payment sale / BBAdeferred payment sale / BBA).).
Bai’ al
Bai’ al-inah secara -inah secara umum dapat digambarkan sebagai umum dapat digambarkan sebagai berikut berikut : seorang pedagang: seorang pedagang menjual barang dagangannya dengan diangsur sampai batas waktu yang telah disepakati. menjual barang dagangannya dengan diangsur sampai batas waktu yang telah disepakati. Setelah itu, ia membelinya kembali pada majlis yang sama secara kontan dengan harga yang Setelah itu, ia membelinya kembali pada majlis yang sama secara kontan dengan harga yang lebih rendah dari harga jual pertama.
lebih rendah dari harga jual pertama. Bai ‘Inah Bai ‘Inah secara konsepnya berarti menjual barang dan secara konsepnya berarti menjual barang dan
kemudian membeli kembali barang tersebut pada harga yang berbeda, dengan harga kemudian membeli kembali barang tersebut pada harga yang berbeda, dengan harga tertangguh yang lebih tinggi dari harga tunai.
tertangguh yang lebih tinggi dari harga tunai. Definisi
Definisi bai` inahbai` inah menurut para ulama adalah sep menurut para ulama adalah seperti berikut:erti berikut: 1.
1. Imam Syafi'i: "Membeli sesuatu dari seseorang secara hutang, kemudian setelah barangImam Syafi'i: "Membeli sesuatu dari seseorang secara hutang, kemudian setelah barang tersebut diterima olehnya
tersebut diterima olehnya (Qabdh),(Qabdh), barang tersebut dijual kembali kepada pemilik asal atau barang tersebut dijual kembali kepada pemilik asal atau ke pihak ketiga baik dengan harga tunai yang lebih rendah atau lebih tinggi, atau secara ke pihak ketiga baik dengan harga tunai yang lebih rendah atau lebih tinggi, atau secara hutang atau dengan penukaran barang. "
hutang atau dengan penukaran barang. " 2.
2. Al-Haskafi: "Menjual sesuatu secara ditangguhkan untuk mendapat keuntungan. PihakAl-Haskafi: "Menjual sesuatu secara ditangguhkan untuk mendapat keuntungan. Pihak yang berhutang akan menjualnya kembali pada harga yang lebih rendah untuk menjelaskan yang berhutang akan menjualnya kembali pada harga yang lebih rendah untuk menjelaskan utangnya."
utangnya." 3.
3. Al-Zaila `i:" Menjual barang secara ditangguhkan, dan membelinya kembali denganAl-Zaila `i:" Menjual barang secara ditangguhkan, dan membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah secara tunai. "
harga yang lebih rendah secara tunai. " 4.
4. Al-Dardir: "Penjualan yang dilakukan oleh seseorang yang diminta darinya sesuatu yangAl-Dardir: "Penjualan yang dilakukan oleh seseorang yang diminta darinya sesuatu yang tidak dalam pemilikannya."
tidak dalam pemilikannya." 5.
5. Al-Rafi `i:" Menjual sesuatu kepada orang lain dengan harga tangguh. Barang tersebutAl-Rafi `i:" Menjual sesuatu kepada orang lain dengan harga tangguh. Barang tersebut diserahkan kepada pembeli, dan sebelum menerima pembayaran penjualan (pertama), dia diserahkan kepada pembeli, dan sebelum menerima pembayaran penjualan (pertama), dia membelinya kembali secara tunai dengan harga yang lebih rendah. "
membelinya kembali secara tunai dengan harga yang lebih rendah. " 6.
6. Ibnu Qudamah: "Menjual sesuatu kepada orang lain dengan harga tangguh, danIbnu Qudamah: "Menjual sesuatu kepada orang lain dengan harga tangguh, dan membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah."
B.
B.Dasar HukumDasar Hukum 1.
1. HaditsHadits
))
ArtinyaArtinya : Dari Ibnu ‘Umar r.a., dia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda”:: Dari Ibnu ‘Umar r.a., dia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda”: Apabila kamu sekalian
berjual-Apabila kamu sekalian berjual-beli dengan cara ‘inah, mengambil ekorbeli dengan cara ‘inah, mengambil ekor-ekor sapi (sibuk-ekor sapi (sibuk
mengurus ternak peliharaan), senang dengan tanaman (puas dengan hasil pertanian) dan mengurus ternak peliharaan), senang dengan tanaman (puas dengan hasil pertanian) dan meninggalkan jihad (tugas keagamaan dalam rangka menegakkan agama Allah), niscaya Allah meninggalkan jihad (tugas keagamaan dalam rangka menegakkan agama Allah), niscaya Allah akan menjadikan kehinanaan menguasaimu, dan tidak akan pernah mencabutnya (kehinaan) akan menjadikan kehinanaan menguasaimu, dan tidak akan pernah mencabutnya (kehinaan)
sehingga kamu sekalian kembali
sehingga kamu sekalian kembali kepada agamamukepada agamamu ( HR. Ahmad, Abu Daud, Thobroni dan Ibnul( HR. Ahmad, Abu Daud, Thobroni dan Ibnul Qothon dan dia menshohihkan hadits ini )
Qothon dan dia menshohihkan hadits ini )
2.
2. Atsar sahabat:Atsar sahabat:
""
(
( ""
Artinya:
Artinya: Dari Ibnu Ishaq Al-Sabi`iy dari istrinya; bahwa aku masuk kerumah Aisyah bersama Dari Ibnu Ishaq Al-Sabi`iy dari istrinya; bahwa aku masuk kerumah Aisyah bersama Ummu Walad Zaid bin Arqom,lalu bertanya pada Aisyah: Wahai Ummul Mu`minin Ummu Walad Zaid bin Arqom,lalu bertanya pada Aisyah: Wahai Ummul Mu`minin
sesungguhnya aku telah menjual seorang budak pada Zaid bin
sesungguhnya aku telah menjual seorang budak pada Zaid bin Arqom dengan harga 800 dirhamArqom dengan harga 800 dirham secara kredit dan aku membelinya lagi
secara kredit dan aku membelinya lagi dengan harga 600 dirham secara tunai. Kemudian Aisyahdengan harga 600 dirham secara tunai. Kemudian Aisyah
berkata:” jelek sekali jual beli kamu, jelek sekali jual beli kamu sesungguhnya jihadnya bersama berkata:” jelek sekali jual beli kamu, jelek sekali jual beli kamu sesungguhnya jihadnya bersama Rosululloh saw benar-benar telah sia-sia
Rosululloh saw benar-benar telah sia-sia kecuali dia mau bertaubat”.kecuali dia mau bertaubat”. ( HR.Malik dan Daru( HR.Malik dan Daru Quthni ) Quthni ) Hukumnya Hukumnya
::
(
(
))
Para ulama` berselisih pendapat mengenai hukum transaksi jual beli seperti inah. Sebagian Para ulama` berselisih pendapat mengenai hukum transaksi jual beli seperti inah. Sebagian ulama` menghukumi haram dan sebagian lainnya membolehkannya dan ada yang memakruhkan. ulama` menghukumi haram dan sebagian lainnya membolehkannya dan ada yang memakruhkan.
1)
1) HaramHaram;;
Ulama` yang bependapat seperti ini adalah
Ulama` yang bependapat seperti ini adalah Imam Ahmad, Imam MImam Ahmad, Imam Malik dan Imam Abu Hanifahalik dan Imam Abu Hanifah dan l
dan lainya ainya sebagaimana sebagaimana di di nukil Inukil Imam mam Ibnu Ibnu Taimiyah Taimiyah dalam dalam Al Al majmu` majmu` fatawa:fatawa:
...
...
.
.
–
–
--29
29
\\
245
245
))
Adapun dia ( jual beli inah ) itu tidak di perbolehkan menurut kebanyakan Ulama` seperti Abu Adapun dia ( jual beli inah ) itu tidak di perbolehkan menurut kebanyakan Ulama` seperti Abu Hanifah, Malik,Ahmad dan lainya yang ma`tsur dari para sahabat seperti Aisyah, Ibnu Abbas , Hanifah, Malik,Ahmad dan lainya yang ma`tsur dari para sahabat seperti Aisyah, Ibnu Abbas , Anas bin Malik. Ssengguhnya Ibnu Abbas pernah di tanya tentang
Anas bin Malik. Ssengguhnya Ibnu Abbas pernah di tanya tentang harirohhariroh yang di jual secara yang di jual secara kredit lalu di beli lagi dengan harga yang lebih rendah, maka beliau menjawab: sutra jadi kredit lalu di beli lagi dengan harga yang lebih rendah, maka beliau menjawab: sutra jadi perantara dirham dengan dirham
perantara dirham dengan dirham
Adapun asal pokok bab ini adalah bahwasanya semua amal itu tergantung niatnya dan semua Adapun asal pokok bab ini adalah bahwasanya semua amal itu tergantung niatnya dan semua orang tergantung niatnya, maka jika dia berniat pada yang dihalalkan oleh Alloh maka tidak orang tergantung niatnya, maka jika dia berniat pada yang dihalalkan oleh Alloh maka tidak mengapa, namun jika berniat pada yang diharamkan oleh Alloh dan sampai padanya dengan mengapa, namun jika berniat pada yang diharamkan oleh Alloh dan sampai padanya dengan mengelah maka baginya apa yang di niatkan.
mengelah maka baginya apa yang di niatkan.
(
( M
Ma
ajm
jmu`
u` FF a
atta
aw
wa
a
– –ba
bab
b R
Riib
ba 29/
a 29/245 )
245 )
2)
2) BolehBoleh
Ini adalah pendapat Imam Syafi`I dan pengikutnya, sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab Ini adalah pendapat Imam Syafi`I dan pengikutnya, sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab mereka.
mereka.
Imam Nawawi dalam kitab Rhoudlotu Tholibin berkata Imam Nawawi dalam kitab Rhoudlotu Tholibin berkata::
..
..
(
(
((
--3
3
//
417
417
))
(tidak termasuk jual beli yang dilarang) adalah jual beli `inah yaitu jika seseorang menjual (tidak termasuk jual beli yang dilarang) adalah jual beli `inah yaitu jika seseorang menjual sesuatu pada orang
sesuatu pada orang lain dengan harga lain dengan harga tempo seraya menyerahkannya kemudian tempo seraya menyerahkannya kemudian sebelum disebelum di lunasi , barang tersebut
lunasi , barang tersebut di beli lagi ,dengan harga yang lebih rdi beli lagi ,dengan harga yang lebih rendah secara tunai.endah secara tunai. Begitu juga boleh menjual barang
Begitu juga boleh menjual barang dengan harga tunai kemudian dengan harga tunai kemudian di beli lagi dengan harga ldi beli lagi dengan harga lebihebih tinggi secara tempo ( kredit ) sama saja penjual pertama sudah menerima harganya atau belum tinggi secara tempo ( kredit ) sama saja penjual pertama sudah menerima harganya atau belum dan sama halnya transaksi inah itu menjadi adat di suatu daerah maupun tidak.
dan sama halnya transaksi inah itu menjadi adat di suatu daerah maupun tidak. Pendapat inilah yang benar lagi terkenal di kitab-kitab para sahabat kami. Pendapat inilah yang benar lagi terkenal di kitab-kitab para sahabat kami.
((
R
Roud
oudlot
lotu T
u Tholi
holib
biin w
n wa
a U
Um
md
dat
atul M
ul Muf
uftin
tin b
bab
ab L
La
aiisal
sal m
mana
anahi
hi ba
ba``I I al
al iinah
nah 3/
3/417 )
417 )
C.
C. Syarat-Syarat-syarat Bai’ Inahsyarat Bai’ Inah
1.
1. Pembiayaan bay‘ alPembiayaan bay‘ al--‘inah perlu mempunyai dua kontrak yang jelas yaitu kontrak penjualan‘inah perlu mempunyai dua kontrak yang jelas yaitu kontrak penjualan harta oleh penjual/pemilik kepada pembeli dan dan penjualan semula harta tersebut kepada harta oleh penjual/pemilik kepada pembeli dan dan penjualan semula harta tersebut kepada pemilik asal.
pemilik asal. 2.
2. Pembayaran harga dalam salah satu urusniaga atau kontrak harus dilakukan secara tunaiPembayaran harga dalam salah satu urusniaga atau kontrak harus dilakukan secara tunai untuk mengelakkan penjualan/pembelian hutang dengan hutang.
untuk mengelakkan penjualan/pembelian hutang dengan hutang. 3.
3. Barang yang digunakan dalam urusniaga jual dan beli kembali bukan barangan ribawi.Barang yang digunakan dalam urusniaga jual dan beli kembali bukan barangan ribawi. 4.
4. Kedua-dua urusniaga ini harus melibatkan penyerahan hakmilik yang sah dari sudut syarakKedua-dua urusniaga ini harus melibatkan penyerahan hakmilik yang sah dari sudut syarak dan diterima pakai berdasarkan adat perniagaan semasa (‘uruf tijari).
dan diterima pakai berdasarkan adat perniagaan semasa (‘uruf tijari). 5.
5. Pembiayaan bay‘ alPembiayaan bay‘ al--‘inah yang dij‘inah yang dijalankan ini harus memenuhi syarat-alankan ini harus memenuhi syarat-syarat bay‘ alsyarat bay‘ al--‘inah‘inah yang diterima oleh Mazhab Syafie.
yang diterima oleh Mazhab Syafie. 6.
6. Penentuan harga Penentuan harga dan harta yang dan harta yang terlibat dalam terlibat dalam kontrak juga kontrak juga harus harus dengan sebenar dandengan sebenar dan berdasarkan harga yang munasabah atau berdasarkan pasaran.
berdasarkan harga yang munasabah atau berdasarkan pasaran. 7.
7. Kontrak pertama harus diselesaikan terlebih dahulu (ditandatangani oleh kedua-dua belahKontrak pertama harus diselesaikan terlebih dahulu (ditandatangani oleh kedua-dua belah pihak)
pihak) sebelum sebelum memasuki memasuki kontrak kontrak yang yang kedua. kedua. Ini Ini bertujuan bertujuan mengelakkan mengelakkan isu isu penjualanpenjualan harta yang belum dimiliki dalam kontrak kedua.
harta yang belum dimiliki dalam kontrak kedua.
D. Contoh
D. Contoh
B
B
a’I a’IA
All
‘inah‘inah
–
–
Hasan membutuhkan uang kas sebanyak Rp 20 juta untuk membiayai kegiatan operasional Hasan membutuhkan uang kas sebanyak Rp 20 juta untuk membiayai kegiatan operasional usahanya. Hasan kemudian meminta bantuan kepada pihak bank syariah. Kemudian bank usahanya. Hasan kemudian meminta bantuan kepada pihak bank syariah. Kemudian bank syariah tersebut akan menjual aset seharga Rp 25 juta pada Hasan dengan pembayaran yang syariah tersebut akan menjual aset seharga Rp 25 juta pada Hasan dengan pembayaran yang ditangguhkan (installment basis). Setelah itu, Hasan segera membuat perjanjian deng
ditangguhkan (installment basis). Setelah itu, Hasan segera membuat perjanjian deng an bankan bank untuk menjual kembali aset tersebut pada pihak bank secara tunai seharga Rp 20 juta (sesuai untuk menjual kembali aset tersebut pada pihak bank secara tunai seharga Rp 20 juta (sesuai dengan kebutuhan kegiatan operasional). Dalam hal ini kedua-duanya sama-sama diuntungkan; dengan kebutuhan kegiatan operasional). Dalam hal ini kedua-duanya sama-sama diuntungkan; Hasan memperoleh pinjaman sebanyak Rp 20 juta dan bank mendapatkan keuntungan sebesar Hasan memperoleh pinjaman sebanyak Rp 20 juta dan bank mendapatkan keuntungan sebesar Rp5 juta (Rp 25 juta-Rp 20 juta).