• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Elemen Kunci dalam Kelembagaan Rantai Pasok Minuman Sari Apel dengan Pendekatan Interpretive Structural Modelling ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Elemen Kunci dalam Kelembagaan Rantai Pasok Minuman Sari Apel dengan Pendekatan Interpretive Structural Modelling ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Elemen Kunci dalam Kelembagaan Rantai Pasok

Minuman Sari Apel dengan Pendekatan Interpretive Structural Modelling

Siti Asmaul Mustaniroh1), Mas’ud Effendi1) Ika Ayu Purnama Putri2)*

1)

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya 2)

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Brawijaya Jl. Veteran No 1 Malang 65145;

Email: asmaul_m@yahoo.com1)

ABSTRAK

Kelompok Tani Makmur Abadi merupakan salah satu UKM yang mengolah apel menjadi minuman sari apel. Kelancaran kegiatan rantai pasok minuman sari apel dipengaruhi oleh lembaga rantai pasok yang menanganinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan elemen kunci dalam kelembagaan rantai pasok minuman sari apel Metode yang digunakan adalah Interpretive Structural Modelling (ISM) dengan 3 elemen yaitu kebutuhan, kendala dan lembaga yang telibat. Hasil analisis ISM, menunjukkan bahwa kelembagaan rantai pasok yang digunakan yaitu petani, kelompok tani, UKM, dan pemerintah. Jumlah level elemen kebutuhan ada 2, dengan sub-elemen kunci hasil produksi apel yang bagus, bahan baku yang berkualitas, ketersediaan modal untuk produksi, sumber daya manusia yang berkualitas, dan strategi pemasaran produk yang sesuai. Jumlah level elemen kendala ada 6, dengan sub-elemen kunci sumber modal masih sulit didapatkan. Jumlah level elemen lembaga yang terlibat ada 4, dengan sub-elemen kunci pemerintah. Masing-masing sub-elemen kunci berada di sektor Independent, dikarenakan sub-elemen tersebut mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sub-elemen lain.

Kata Kunci: Elemen Kunci; Rantai Pasok; Minuman Sari Apel

ABSTRACT

The group of farmers “Makmur Abadi” is the one of SMEs that process apple into apple beverages. The fluency operation of the supply chain apple beverages influenced by institutions that handle supply chain. The aims of this study is to determine of key elements fot the supply chain institutional of apple beverages,. The method used is Interpretive Structural Modelling (ISM) with 3 elements namely the necessity element, constraints, and institutions involved. Results of ISM analysis, indicated that the supply chain institutional used are farmer, farmers group, SMEs, and government. Total level of necessity element are 2, with key sub-element results of good apple production, quality raw materials, the availability of capital for production, quality human resources, and product marketing strategies accordingly. Total level of constraints element are 6, with key sub-element source of capital is still difficult to obtain. Total level of institutions involved element are 4, with key sub-element government. Each of the key sub-element is in the Independent sector, due to the sub-elements have a strong influence on other sub-elements.

Keywords: Key Elements; Supply Chain; Apple Beverage

PENDAHULUAN

Data BPS Kota Batu (2014) menunjukkan bahwa produksi buah apel pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 590,004 ton menjadi 838,915 ton. Banyaknya buah apel yang dihasilkan mendorong semakin banyak sentra riteria atau UKM yang berkembang di Kota Batu untuk mengolah buah apel tersebut. Buah apel yang diolah menjadi produk lain memiliki nilai jual lebih tinggi jika dibandingkan dengan buah apel yang tidak diolah dan langsung dijual kepada konsumen. Sentra industi makanan dan minuman yang ada di Kota Batu lebih dari 95% didominasi oleh riteria kecil.

(2)

Salah satu produk olahan apel yang ada di Kota Batu yang cukup banyak dan terkenal yaitu minuman sari apel. Minuman sari apel yang dihasilkan tersebut memiliki rasa masam dikarenakan adanya penambahan asam sitrat dalam proses pengolahannya dan memiliki kenampakan jernih. Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA) merupakan salah satu UKM di Kota Batu yang mengolah apel menjadi minuman sari buah. KTMA didirikan atas kemitraan dari beberapa orang petani buah apel. Jenis apel yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari apel yaitu apel romebeauty dengan kapasitas produksi sebesar 100 Liter/hari. Selain memproduksi minuman sari apel, KTMA juga mengelola wisata petik apel yang berada di wilayah Kecamatan Bumiaji. Di tempat wisata petik apel tersebut, minuman sari apel dari UKM KTMA dipasarkan.

Kualitas produk minuman sari buah yang dihasilkan tidak lepas dari bahan baku yang diperoleh dan digunakan dalam pemrosesan sari buah. Menurut Maflahah (2010), salah satu aspek yang penting dalam kelancaran rantai pasokan suatu barang adalah aspek kelembagaan. Kelembagaan adalah suatu riter organisasi dan riteri terhadap sumberdaya dan sekaligus mengatur hubungannya (Nasution, 2002). Kelembagaan rantai pasok merupakan hubungan antara dua atau lebih lembaga dalam kegiatan rantai pasok.

Pada UKM KTMA, terdapat beberapa lembaga yang terlibat dalam kegiatan rantai pasok. Kinerja dari lembaga tersebut yang nantinya akan mempengaruhi kinerja rantai pasok pada UKM KTMA. Akan tetapi, pada UKM KTMA belum terlihat dengan jelas hubungan keterkaitan antar lembaga tersebut, sehingga koordinasi antar lembaga rantai pasok masih lemah dan menyebabkan kinerjanya menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kelembagaan rantai pasok yang ada pada UKM KTMA, dengan metode deskriptif kualitatif untuk mengembangkan kelembagaan rantai pasok agar kinerja rantai pasoknya dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Metode deskriptif kualitatif yang digunakan pada analisis ini yaitu Interpretive Structural Modelling (ISM). ISM adalah metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara komponen dalam riter (Gorvett dan Liu, 2006). Menurut Mahajan, et al. (2013), metodologi ISM mengusulkan penggunaan pendapat ahli berdasarkan berbagai teknik manajemen seperti brainstorming dan teknik diskusi kelompok nominal dalam mengembangkan hubungan kontekstual antara isu-isu yang menantang. Metode ini mengintepretasikan apakah dan bagaimanakah hubungan keterkaitan antar elemen. Menurut Jitesh, et al. (2014), teknik ISM memiliki beberapa kelebihan utama, yaitu menangkap kompleksitas kehidupan nyata, menetapkan “arah” hubungan antar kriteria, dan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi untuk menangkap kompleksitas yang dinamis.

METODE

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam penelitian untuk menentukan input penelitian. Input yang digunakan adalah elemen-elemen yang berhubungan dengan rantai pasok minuman sari apel. Elemen dan sub-elemen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Langkah-langkah dalam analisis ISM, yaitu: 1. Mengidentifikasi elemen

2. Menetapkan hubungan kontekstual antar elemen

3. Menyusun Structural Self Interaction Matrix (SSIM), dengan simbol: V= hubungan dari i ke j, tidak sebaliknya

A= hubungan dari j ke i, tidak sebaliknya X= hubungan dari i ke j, dan sebaliknya O= tidak ada hubungan antara i dan j.

4. Menyusun Reachability Matrix (RM), dengan mengubah simbol SSIM menjadi bilangan biner. Simbol V: jika eij=1 maka eji=0, A: jika eij=0 maka eji=1, X: jika eij=1 maka eji=1, O: jika eij=0 maka eji=0.

5. Menguji RM dengan aturan transitivity

(3)

Tabel 1. Elemen dan Sub-elemen Kelembagaan Rantai Pasok 1. Elemen kebutuhan

a. Hasil produksi apel yang bagus b. Bahan baku yang berkualitas

c. Dukungan pemerintah dalam penyediaan alat d. Ketersediaan modal untuk produksi

e. Sumber daya manusia yang berkualitas f. Strategi pemasaran produk yang sesuai 2. Elemen kendala

a. Hasil produksi apel yang tidak menentu b. Kualitas bahan baku yang tidak stabil c. Alat yang digunakan masih manual d. Sumber modal masih sulit didapatkan e. Sumber daya manusia kurang terampil f. Jangkauan pemasaran masih kurang 3. Elemen lembaga yang terlibat

a. Petani

b. Kelompok tani

c. UKM minuman sari apel d. Pemerintah

Sumber : Data Primer (2015) HASIL DAN PEMBAHASAN

Elemen Kebutuhan

Hasil analisis ISM pada elemen kebutuhan terlihat pada diagram model struktural dan matriks DP-D dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

c a b d Level 2 Level 1 e f Gambar 1. Diagram Model Struktural Elemen Kebutuhan

Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa sub-elemen kunci dari elemen kebutuhan yaitu hasil produksi apel yang bagus (a), bahan baku yang berkualitas (b), ketersediaan modal untuk produksi (d), sumber daya manusia yang berkualitas (e) dan strategi pemasaran produk yang sesuai (f), yang berada pada level 2. Kelima sub-elemen tersebut mempengaruhi keberhasilan suatu usaha yang dijalankan. UKM KTMA membutuhkan apel yang bagus yaitu yang masak dipohon dan tidak cacat untuk dijadikan bahan baku, dengan adanya bahan baku, modal, SDM dan strategi pemsaran produk maka UKM KTMA dapat menjalankan dan mengembangkan usahanya untuk mendapatkan profit. Menurut Rosmiati (2012), ector-faktor pokok yang menyebabkan suatu ector e dapat berkembang dengan baik, yaitu modal, tenaga kerja, bahan baku, transportasi, sumber ector, dan pemasaran. Kelima sub-elemen kunci tersebut akan mempengaruhi sub-elemen dukungan pemerintah dalam penyediaan alat (c). Apabila kelima sub-elemen terpenuhi maka UKM KTMA akan mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mendapatkan bantuan karena adanya jaminan dari UKM KTMA bahwa usahanya berhasil dengan adanya laporan keuangan yang telah dibuat oleh UKM KTMA.

(4)

INDEPENDENT IV LINKAGE III DEPENDENT II AUTONOMOUS I D R IV E R P O W E R DEPENDENCE 0 0 1 2 5 c 1 3 4 4 2 5 6 6 a, b, d,e,f

Gambar 2. Matriks DP-D Elemen Kebutuhan

Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa sub-elemen hasil produksi apel yang bagus (a), bahan baku yang berkualitas (b), ketersediaan modal untuk produksi (d), sumber daya manusia yang berkualitas (e) dan strategi pemasaran produk yang sesuai (f), berada di ector IV Independent (sub-elemen memiliki pengaruh kuat), yang berarti kelima sub-elemen tersebut sangat dibutuhkan kelembagaan rantai pasok dalam menjalankan sebuah ector e. Hasil produksi apel yang bagus digunakan untuk dijadikan bahan baku, modal, dan SDM berpengaruh terhadap kegiatan produksi UKM KTMA, selanjutnya strategi pemasaran dapat digunakan untuk menawarkan produk agar UKM KTMA mendapatkan laba dari hasil penjualan produk sehingga UKM KTMA dapat melanjutkan usahanya. Menurut Ardiana, dkk. (2010), ketersediaan bahan baku ecto bagi ector e kecil dan menengah merupakan keunggulan tersendiri yang memungkinkan dapat beroperasi secara efisien. Pada sisi lain modal kerja yang dibutuhkan ector e kecil, sehingga ector peluang kepada masyarakat yang memiliki jiwa wirausaha untuk mendirikan unit-unit usaha dengan kadar kecanggihan teknik produksi yang terjangkau. Pengembangan UKM harus disertai dengan pengembangan SDM dalam berbagai aspek. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki SDM yaitu pengetahuan manajemen bisnis, pengetahuan produk atau jasa, pengetahuan tentang konsumen, promosi dan strategi pemasaran. Sub-elemen dukungan pemerintah dalam penyediaan alat (c) berada di ector II Dependent (sub-elemen tidak bebas), karena dukungan pemerintah tidak berkaitan secara langsung dengan rantai pasok produk minuman sari apel.

Elemen Kendala

Hasil analisis ISM pada elemen kendala program terlihat pada diagram model struktural dan matriks DP-D dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

f Level 2 Level 1 Level 3 Level 4 Level 5 Level 6 c b a e d

(5)

Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa sub-elemen kunci dari elemen kendala adalah sumber modal masih sulit didapatkan (d), yang berada pada level 6. Hal ini menunjukkan bahwa modal merupakan sebagian penyebab dari kendala yang lain dalam rantai pasok. Sumber modal pada UKM KTMA sangat berpengaruh dalam kegiatan usahanya. Modal UKM KTMA diperoleh dari iuran anggota dan bantuan pemerintah. Modal tersebut mempengaruhi UKM untuk mendapatkan SDM, bahan baku, dan alat produksi. Menurut Purnama (2014), peran modal dalam suatu usaha sangat penting karena sebagai alat produksi suatu barang dan jasa. Suatu usaha tanpa adanya modal sebagai salah satu ector produksinya tidak akan dapat berjalan.

Sumber modal yang masih sulit didapatkan oleh UKM KTMA membuat UKM KTMA tidak mampu mendapatkan tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja yang kurang terampil pada UKM KTMA menyebabkan hasil produksi apel yang didapatkan kualitas dan kuantitasnya tidak menentu, sehingga bahan baku yang akan digunakan juga tidak menentu. Kualitas dan kuantitas bahan baku mempengaruhi penggunaan alat produksi pada UKM KTMA, sehingga UKM KTMA menggunakan alat produksi yang masih manual. Kapasitas produksi dari UKM KTMA masih kecil dikarenakan alat yang digunakan masih manual, sehingga jangkauan pemasaran produknya menjadi kurang luas yaitu hanya dipasarkan di sekitar tempat produksi dan wisata petik apel.

INDEPENDENT IV LINKAGE III DEPENDENT II AUTONOMOUS I D R IV E R P O W E R DEPENDENCE 0 0 1 2 5 a 1 3 4 4 2 5 6 6 b c d e f

Gambar 4. Matriks DP-D Elemen Kendala

Berdasarkan Gambar 4, menunjukkan bahwa sub-elemen sumber modal masih sulit didapatkan (d) dan sumber daya manusia kurang terampil (e) berada di ector IV Independent (sub-elemen memiliki pengaruh kuat), berarti sub-elemen tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam rantai pasok karena modal dan SDM merupakan ector penentu dalam keberhasilan kegiatan rantai pasok. Sumber modal yang masih sulit dan SDM yang kurang terampil menyebabkan UKM KTMA memiliki kapasitas produksinya kecil yaitu 100L/hari. Berdasarkan pendapat Yusriati, dkk. (2012), modal yang cukup juga dapat menjamin persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. Pinjaman modal kerja akan mampu meningkatkan laba perusahaan. Perolehan laba UKM juga sangat ditentukan oleh ector SDM. Oleh sebab itu, usaha peningkatan perolehan laba UKM juga harus disertai dengan pengembangan SDM dalam berbagai aspek.

Sub-elemen hasil produksi apel yang tidak menentu (a) dan kualitas bahan baku yang tidak stabil (b) berada di ector III Linkage (sub-elemen harus dikaji hati-hati karena peubah tidak stabil), berarti sub-elemen tersebut dipengaruhi oleh sub-elemen yang berada di ector Independent. Sumber modal dan SDM yang kurang pada petani dan UKM KTMA, akan mempengaruhi hasil produksi apel petani yang selanjutnya akan dijadikan bahan baku pengolahan. Sub-elemen lain yang berada di ector II Dependent (sub-elemen tidak bebas), yaitu alat yang digunakan masih manual (c) dan jangkauan pemasaran masih kurang (f), dimana sub-elemen ini dipengaruhi oleh sub-elemen yang berada di ector Linkage.

Elemen Lembaga yang terlibat

Hasil analisis ISM pada elemen lembaga rantai pasok yang terlibat terlihat pada diagram model struktural dan matriks DP-D dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

(6)

b Level 3 Level 2 Level 1 c a d Level 4

Gambar 5. Diagram Model Struktural Elemen Lembaga yang terlibat

Berdasarkan Gambar 5, sub-elemen kunci pada elemen lembaga yang terlibat yaitu pemerintah (d), yang berada pada level 4. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah merupakan lembaga yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap lembaga yang lainnya, karena pemerintah memberikan penyuluhan kepada petani untuk meningkatkan keterampilannya serta memberikan bantuan berupa modal dan alat produksi bagi UKM KTMA untuk menjalankan kegiatan produksinya. Berdasarkan pendapat Putra (2015), pemerintah daerah memiliki peran yang sangat strategis dalam menumbuh-kembangkan UMKM di daerah. UMKM yang banyak tumbuh di berbagai daerah harus kembangkan oleh pemda, karena ect menjadi salah satu kunci bagi peningkatan ekonomi daerah terutama dengan meningkatkan produk unggulan daerah. Segi permodalan, pemerintah memberikan fasilitas kredit lunak yang bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan UMKM yang belum terlayani oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Pemerintah mempengaruhi petani dalam pengembangan hasil pertanian dengan mengadakan penyuluhan yang dapat meningkatkan keterampilan petani. Petani berpengaruh terhadap kelompok tani dikarenakan petani merupakan supplier utama untuk kelompok tani memperoleh apel yang akan disalurkan kembali. Apel yang diperoleh kelompok tani selanjutnya dibeli oleh UKM KTMA untuk diolah menjadi minuman sari apel dan dipasarkan kepada konsumen. Oleh karena itu, kelompok tani mempengaruhi keberlangsungan usaha UKM KTMA.

INDEPENDENT IV LINKAGE III DEPENDENT II AUTONOMOUS I D R IV E R P O W E R DEPENDENCE 0 0 1 2 a 1 3 4 4 c 3 d b

Gambar 6. Matriks DP-D Elemen Lembaga yang terlibat

Berdasarkan Gambar 6, sub-elemen pemerintah (d), berada di ector IV Independent (sub-elemen memiliki pengaruh kuat) karena pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap lembaga yang lain dalam rantai pasok. Pemerintah daerah Kota Batu sangat berperan penting dalam pengembangan usaha untuk meningkatkan minat konsumen terhadap produk unggulannya yaitu apel. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah memberikan bantuan kepada UKM KTMA berupa modal dan alat produksi untuk kegiatan produksi minuman sari apel. Menurut Kristiyanti (2012), pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Petani (a) dan kelompok tani (b) berada di ector III Linkage (sub-elemen harus dikaji hati-hati karena peubah tidak stabil), karena lembaga tersebut dipengaruhi oleh pemerintah dan mempengaruhi penyediaan pasokan bahan baku yang diterima oleh UKM KTMA.

(7)

UKM minuman sari apel (c) berada di ector II Dependent (sub-elemen tidak bebas), yang berarti rantai pasok dalam UKM KTMA sangat dipengaruhi oleh lembaga lain yang terlibat dan tidak mempengaruhi lembaga yang lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis ISM yang dilakukan, diketahui bahwa:

1. Kelembagaan rantai pasok yang digunakan oleh Kelompok Tani Makmur Abadi, yaitu petani, kelompok tani, UKM minuman sari apel, dan pemerintah.

2. Elemen kebutuhan memiliki 2 level, dengan sub-elemen kunci, yaitu hasil produksi apel yang bagus, bahan baku yang berkualitas, ketersediaan modal untuk produksi, sumber daya manusia yang berkualitas, dan strategi pemasaran produk yang sesuai. Kelima sub-elemen tersebut berada di sektor Independent yang mempengaruhi dukungan pemerintah dalam penyediaan alat, yang berada di sektor Dependent.

3. Elemen kendala memiliki 6 level, dengan sub-elemen kunci sumber modal masih sulit didapatkan. Sub-elemen sumber modal masih sulit didapatkan dan sumber daya manusia yang kurang terampil berada di sektor Independent, yang mempengaruhi hasil produksi apel yang tidak menentu, dan kualitas bahan baku yang tidak stabil yang berada di sektor Linkage. Sub-elemen yang berada di Linkage juga mempengaruhi sub-elemen lain, yaitu alat yang digunakan masih manual pada sektor Dependent.

4. Elemen lembaga yang terlibat memiliki 4 level, dengan sub-elemen kunci pemerintah. Sub-elemen tersebut berada pada sektor Independent, yang mempengaruhi petani dan kelompok tani yang berada di sektor Linkage. UKM minuman sari apel yang berada di sektor Dependent, dipengaruhi sektor Linkage.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

a. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Addendum Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Program Direktorat

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Nomor

:007/Add/SP2H/PL/DIT.LITABMAS/V/2015, tanggal 12 Mei 2015 yang telah membiayai pelaksanaan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi.

b. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya yang telah bekerjasama dalam mengkoordinasi dan memotivasi peneliti untuk aktif dalam penelitian ini.

c.

UKM Kelompok Tani Makmur Abadi di Bumiaji yang telah bersedia kerjasama dan partisipasi

sebagai mitra dalam penelitian kelembagaan rantai pasok untuk produk minuman sari apel sehingga sesuai dengan target capaian keberhasilan kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, I.D.K.R., I.A. Brahmayanti, dan Subaedi. 2010. Kempetensi SDM UKM dan

Pengaruhnya terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. 2(1): 42-55

BPS Kota Batu. 2014. Statistik Daerah Kota Batu 2014. Dilihat 25 Januari 2015.

http://batukota.bps.go.id/data/publikasi/file/PB-201400035

Gorvett, R. dan N. Liu. 2006. Interpretive Structural Modelling of Interactive Risks,

Enterprise Risk Management Symposium. Society of Actuaries. Chicago

Jitesh, T., K. Arun dan S.G. Deshmukh. 2008. Interpretive Structural Modeling (ISM) of

IT enablers for Indian Manufacturing SMEs. Information Management and

(8)

Kristiyanti, M. 2012. Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam Pembangunan

Nasional. Majalah Ilmiah Informatika. 3(1): 63-89

Maflahah, I. 2010. Model Sistem Kelembagaan Pengembangan Industri Talas. Agrointek.

4(2):87-99

Mahajan, V.B., J.R. Jadhav, V.R. Kalamkar, dan B.E. Narkhede. 2013.

Interpretive Structural Modelling for Challenging Issues in JIT Supply Chain: Product Variety Perspective. International Journal Supply Chain Management. 2(4): 50-63

Nasution, M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri.

IPB Press. Bogor

Purnama, R.P.A. 2014. Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan

Teknologi Proses Produksi terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe di Kota

Blitar. Dilihat 17 Juni 2015.

http://jimfeb.ub.ac.id

Putra, T.G. 2015. Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi Pelaku Usaha dalam

Pengembangan UMKM Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang. Jurnal

Kebijakan dan Manajemen Publik. 3(1): 1-10

Setyowati, D.L. 2015. Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Kualitas Produk terhadap

Efisiensi Biaya pada PT Warnatama Cemerlang. Skripsi. UPN “Veteran”.

Surabaya

Widodo, R. 2012. Teknik Pengelolaan Bahan Baku Peleburan Aluminium. Jurnal

Foundry. 2(1): 1-8

Yusriati, C., M. Arfan, dan M.R. Yahya. 2012. Pengaruh Pinjaman Modal Kerja dan

Profesionalisme Sumber Daya Manusia terhadap Laba Usaha Kecil Menengah

Kota Banda Aceh. Jurnal Akuntansi. 1(1): 28-40.

Gambar

Tabel 1. Elemen dan Sub-elemen Kelembagaan Rantai Pasok  1.  Elemen kebutuhan
Gambar 2. Matriks DP-D Elemen Kebutuhan
Gambar 4. Matriks DP-D Elemen Kendala
Gambar 6. Matriks DP-D Elemen Lembaga yang terlibat

Referensi

Dokumen terkait

Mineral mikro mempunyai peranan penting untuk kehidupan, kesehatan, dan rerproduksi (Muchtadi et al. Kandungan mikro mineral yang terdapat pada daun dan tanaman kangkung

Berdasarkan pengamatan penulis di kelas X Jurusan Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Padang pada semester I tahun ajaran 2016/2017 dalam mata diklat Menggambar Teknik tampak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika pada siswa kelas VIIIC dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).. Subyek penelitian

Streptomycetes yang diisolasi dari daerah non rhizosfer yang memiliki kemampuan menghambat EC adalah strain TA NR 2 dengan zona hambat 23 mm.. Sedangkan strain dari daerah

Tiga asumsi penting harus diperhatikan orang Kristen (Yarnell III, 2012, p. Pertama, budaya adalah berkat Allah, tapi juga dipengaruhi dosa. Kedua, sinkretisme atau

menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Pemegang saham, atas nama perseroan jika mempunyai paling sedikit 1/10 bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara

Metode yang umumnya digunakan dalam pengamanan situs dari akses klien yang tidak terotentikasi adalah dengan sistem password, yaitu suatu cara dimana klien yang ingin mengakses

27 Nur Faridah Latifah SMPN 2 Kebomas Gresik 0 Tidak Hadir. 28 Izzatul