• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2019 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP

PERKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN

Pipit Kusuma Dewi1,Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns.,M.Kep,2 1

Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2

Dosen Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK

Tahap perkembangan keluarga usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Tugas tahap perkembangan keluarga yaitu mempertahankan kesehatan. Salah satu perhatian pelayanan kesehatan untuk memenuhi tugas perkembangan adalah dengan praktik kesehatan yang baik. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan usia pertengahan yang mengalami hipertensi. Diagnosa yang muncul adalah resiko ketidakstabilan tekanan darah. Intervensi yang diberikan yaitu terapi rendam kaki dengan air hangat. Hasil pengelolaan asuhan keperawatan selama 4 kali kunjungan rumah menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg turun menjadi 120/80 mmHg. Pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat bisa dijadikan salah satu intervensi pada asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.

Kata kunci : Tahap perkembangan keluarga usia pertengahan, asuhan keperawatan keluarga, terapi rendam kaki air hangat

(2)

D3 Nursing Study Program STIKes Kusuma Husada Surakarta 2019 FAMILY NURSING CARE IN THE DEVELOPMENT STAGE OF

MIDDLE-AGED FAMILY

Pipit Kusuma Dewi1,Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns.,M.Kep,2

1

Student of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta

2

Lecturer of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRACT

The middle age family development stage begins when the last child leaves home and ends at retirement or one of the spouses dies. The task of the stage of family development is to maintain health. One concern of health services to fulfill developmental tasks is good health practice. This case study aimed to provide family nursing care at a stage of development in middle age with hypertension. The diagnosis that arises is the risk of blood pressure instability. The intervention provided was foot-bathing therapy with warm water. The result of managing nursing care for 4 times home visits showed a reduction in blood pressure from 150/100 mmHg to 120/80 mmHg. Foot-bathing therapy with warm water can be applied as an intervention in family nursing care with hypertension health problems.

Keywords: The middle age family development, family nursing care, foot-bath therapy with warm water

(3)

PENDAHULUAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008). Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman et.al (2010) dibagi menjadi 8, yaitu : tahap keluarga pemula (BeginningFamily), tahap keluarga

sedang mengasuh anak

(ChildBearing), tahap keluarga dengan anak usia pra-sekolah (Families with preschool children), tahap keluarga dengan anak usia sekolah (Families with School children), tahap keluarga dengan anak remaja (Families with Teenagers), tahap keluarga dengan anak dewasa (Families launching young adult), tahap keluarga usia pertengahan (Middle aged parent), dan tahap keluarga usia lanjut (Agingfamily members).

Tahap ketujuh dari kehidupan keluarga merupakan tahap keluarga usia pertengahan, dimulai ketika anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Penyakit yang sering terjadi pada pra lansia yaitu masalah penglihatan dan pendengaran, obesitas, hipertensi, rheumatik, paru-paru, seksualitas,

gangguan tidur dan lain sebagainya (Triyanto, 2014).

Hipertensi telah menjadi penyakit yang umum diderita oleh banyak masyarakat Indonesia. Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah tinggi diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Triyanto, 2014). Hipertensi dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit atau menjadi penyerta dari suatu penyakit. Tekanan darah yang meningkat secara persisten dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah, ginjal, jantung, otak dan mata (Sari, 2017). Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi (WHO, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi usia 18 tahun keatas (Rikesdas, 2013). Dari hasil data di

Puskesmas Gondangrejo

Karanganyar, prevalensi hipertensi pada tahun 2018 tercatat sebanyak 816 klien mengalami hipertensi ( Puskesmas Gondangrejo, 2018).

Pengobatan hipertensi non farmakologis dapat dilakukan dengan terapi rendam kaki dengan air hangat. Air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang memengaruhi sendi tubuh (Lalage, 2015).

Tujuan dari studi kasus ini adalah penulis mampu melakukan pengkajian, menentukan diagnosa,

(4)

menyusun rencana asuhan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, serta melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia pertengahan di Puskesmas Gondangrejo.

METODE

Studi kasus ini adalah rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pernyataan penelitian ( Setiadi, 2013). Studi kasus dalam penelitian ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan usia pertengahan di

Puskesmas Gondangrejo

Karanganyar.

Subjek studi kasus penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian (Arikunto, 2008). Subjek studi yang digunakan dalam kasus ini adalah pasien dengan tahap perkembangan keluarga usia pertengahan yang mengalami hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Gondangrejo

Karanganyar.

Fokus studi merupakan kasus utama dari permasalahan yang akan dijadikan titik acuan studi kasus yang identik dengan variabel penelitian atau karakteristik (Nursalam, 2011). Fokus studi pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah pada tahap perkembangan keluarga usia pertengahan yang mengalami hipertensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis didapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif antara lain klien mengatakan sering merasa pusing dan tengkuknya sakit, klien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Data obyektif antara lain TD 150/100 mmHg, N: 84 kali/menit, RR: 22 kali/menit.

Menurut Friedman, (2010) mengenai masalah pelayanan kesehatan yang perlu diperhatikan keluarga dengan tahap perkembangan usia pertengahan salah satunya adalah penyesuaian terhadap perubahan fisiologis pada penuaan.

Perubahan fisiologis pada penuaan salah satunya ditandai dengan klien sering merasa pusing dan tengkuknya sakit akibat hipertensi yang diderita sejak 3 tahun yang lalu. Berdasarkan pengkajian dan teori pada kasus ditemukan adanya kesesuaian antara teori dan pengkajian. 2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data fokus yang mengangkat masalah kesehatan dengan data subyektif: klien mengatakan sering merasa pusing dan tengkuknya sakit, klien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Data obyektif: TD 150/100 mmHg, N: 84 kali/menit, RR: 22 kali/menit.

Berdasarkan data tersebut dirumuskan diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah (00267). Resiko ketidakstabilan tekanan darah yaitu rentan mengalami fluktuasi dorongan

(5)

aliran darah dalam pembuluh arteri, yang dapat mengganggu kesehatan, dengan faktor resiko tidak konsisten dengan program pengobatan (NANDA, 2018). Diagnosa ini menjadi prioritas utama dari dua diagnosa karena berdasarkan total skor tertinggi dengan sifat masalah: resiko dengan nilai 2/3, kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian dengan nilai 1, kemungkinan masalah dapat dicegah: cukup dengan nilai 2/3, menonjolnya masalah: masalah dirasakan dan harus segera ditangani dengan nilai 1, jumlah total nilai untuk diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah adalah 3 1/3.

3. Intervensi keperawatan

Berdasarkan perumusan masalah dan skoring maka penulis menentukan rencana keperawatan sesuai dengan yang telah ditentukan dengan diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah. Setelah dilakukan pertemuan 4 kali kunjungan rumah, keluarga mampu mengenal masalah hipertensi dengan kriteria hasil NOC: Pengetahuan: proses penyakit: karakter spesifik penyakit dari 2 (pengetahuan terbatas) ditingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak), faktor resiko dari 2 (pengetahuan terbatas) ditingkatkan ke 4 (pengetahuan banyak), tanda dan gejala dari 2 (pengetahuan terbatas) ditingkatkan ke 4 ( pengetahuan banyak), NOC: tanda-tanda vital: tekanan darah sistolik dari 2 (deviasi yang cukup besar dari kisaran normal) ditingkatkan menjadi 4

(deviasi ringan dari kisaran normal), tekanan darah diastolik dari 2 (deviasi yang cukup besar dari kisaran normal) ditingkatkan menjadi 4 (deviasi ringan dari kisaran normal), NOC: Manajemen diri: Hipertensi: menggunakan teknik relaksasi dari 2 (jarang menunjukkan) ditingkatkan ke 4 (sering menunjukkan).

Adapun intervensi yang dilakukan yaitu NIC: pengajaran: proses penyakit: jelaskan mengenai proses penyakit hipertensi, jelaskan tanda dan gejala penyakit hipertensi. NIC: monitor tanda-tanda vital: monitor tekanan darah. NIC: terapi keluarga: berikan terapi rendam kaki air hangat untuk menurunkan tekanan darah.

Berdasarkan diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah, maka salah satu intervensi yang diambil oleh penulis adalah terapi rendam kaki dengan air hangat. Secara ilmiah air hangat membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang memengaruhi sendi tubuh (Lalage, 2015).

4. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan hari pertama dilakukan pada tanggal 20 Februari 2019, pada diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah (00267) menjelaskan proses penyakit hipertensi, menjelaskan tanda dan gejala hipertensi, klien mengatakan paham dengan penjelasan yang diberikan.

(6)

Kemudian memonitor tekanan darah sebelum dan sesudah terapi rendam kaki air hangat, klien mengatakan bersedia. Selanjutnya adalah memberikan terapi rendam kaki dengan air hangat untuk menurunkan tekanan darah.

Pada tanggal 22 Februari 2019, memberikan terapi rendam kaki air hangat. sebelum dilakukan terapi rendam kaki, dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil 140/90 mmHg untuk membandingkan apakah ada perbedaan tekanan darah sebelum terapi rendam kaki dan setelah dilakukan terapi rendam kaki. Klien mengatakan bersedia untuk dilakukan terapi rendam kaki air hangat selama 15 menit, kemudian setelah selesai dilakukan pengukuran tekanan darah kembali dengan hasil 130/90 mmHg.

Pada tanggal 25 Februari 2019, memberikan terapi rendam kaki air hangat. Klien mengatakan bersedia dilakukan terapi rendam kaki, penulis mengukur tekanan darah pre test dengan hasil 140/90 mmHg, kemudian memberikan terapi dendam kaki 15 menit. Kemudian dilakukan kembali pengukuran tekanan darah post test dengan hasil 130/90 mmHg. Pada tanggal 26 Februari 2019, memberikan terapi rendam kaki air hangat. Penulis mengukur tekanan darah pre test dengan hasil 130/90 mmHg, kemudian klien melakukan terapi rendam kaki air hangat, klien mampu melakukan terapi air hangat secara mandiri. Setelah selesai dilakukan kembali pengukuran

tekanan darah dengan hasil 120/80 mmHg.

Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengukuran tekanan darah pre test dan post test untuk mengetahui apakah ada perbandingan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki. Sebelum diberikan terapi rendam kaki, didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 4 kali kunjungan, kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah di akhir pertemuan diperoleh TD 120/80 mmHg.

1. Tabel pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat. HARI KE PRE POST 1 140/90 mmHg 130/90 mmHg 2 140/90 mmHg 130/90 mmHg 3 130/90 mmHg 120/80 mmHg 5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dilakukan pada tanggal 26 Februari 2019 untuk diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah (00267) diperoleh data subyektif: klien mengatakan sudah mengetahui hipertensi, tanda dan gejala serta cara mengontrol, obyektif: klien mampu menyebutkan definisi hipertensi, faktor resiko, serta tanda dan gejala hipertensi, TD 120/80 mmHg, klien mampu melakukan terapi rendam kaki air hangat secara mandiri, assessment: keluarga

(7)

mampu mengenal masalah, planning: hentikan intervensi (intervensi dilanjutkan oleh klien secara mandiri).

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan usia pertegahan di Wilayah Kerja Puskesmas

Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar yang meliputi pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, implementasi dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian terhadap masalah

keperawatan resiko

ketidakstabilan tekanan darah telah dilakukan secara komprehensif dan diperoleh hasil yaitu klien sering merasa pusing dan tengkuknya sakit, klien menderita penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Dari pengkajian Ny.S dan keluarga tampak masih bingung tentang hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, serta cara mengontrol hipertensi.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul pada asuhan keperawatan keluarga

Tn.A adalah resiko

ketidakstabilan tekanan darah (00267). Diagnosa tersebut menjadi prioritas pertama dari dua diagnosa karena berdasarkan skoring diperoleh total nilai 3 1/3 3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa resiko ketidakstabilan tekanandarah

menggunakan NOC:

Pengetahuan: Proses

Penyakit(1803), NOC:

Tanda-tanda Vital(0802), NOC:

Manajemen Diri:

Hipertensi(3107) dan NIC:

Pengajaran: Proses

Penyakit(5602), NIC: Monitor Tanda-tanda Vital(6680), NIC: Terapi Keluarga(7150).

4. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa resiko ketidakstabilan tekanan darah (00267) yaitu menggunakan NIC:

Pengajaran: Proses

Penyakit(5620), NIC: Monitor Tanda-tanda Vital(6680), NIC: Terapi Keluarga(7150).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada klien setelah dilakukan tindakan terapi rendam kaki air hangat didapatkan data subjektif yaitu keluarga Tn.A sudah mengerti tentang terapi rendam kaki dengan air hangat dan Ny.S mampu melakukan terapi rendam kaki air hangat secara mandiri, dengan data objektif yang diperoleh klien mampu melakukan terapi rendam kaki air hangat secara mandiri dan terjadi penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg menjadi 120/80 mmHg,keluarga mampu mengenal masalah dengan klien dan keluarga mampu menjelaskan penyakit hipertensi dan menyebutkan tanda gejalanya. SARAN

Bagi Puskesmas, dapat meningkatkan pemberian pelayanan kesehatandengan menggunakan alternatif pengobatan selain pengobatan farmakologi yaitu dengan terapi rendam kaki air hangat untuk menurunkan tekanan darah.

(8)

Bagi Insitusi Pendidikan, dapat memberikan bahan referensi khususnya Keperawatan Keluarga dalam penanganan hipertensi sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai tindakan pendidikan kesehatan dalam meningkatkan status kesehatan keluarga.

Bagi Klien dan Keluarga, klien dan keluarga dapat mengaplikasikan terapi rendam kaki air hangat sebagai pengobatan alternatif untuk menurunkan tekanan darah.

Bagi Penulis, dapat memahami tentang asuhan keperawatan keluarga secara mendalam supaya lebih baik lagi dalam mengelola kasus dalam keluarga. REFERENSI Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Karya

Bakri, MH. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Mahardika

Dion, Y & Yasinta B. (2015). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah. (2013). Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang: Dinkes

Friedman, MM, Bowden,V.R.,& Jones,E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Belajar Hidayat, A.A. (2014). Pengantar

Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC Jhonson L & Leny R. (2010).

Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Lalage, Z. (2015). Hidup Sehat

Dengan Terapi Air. Klaten: Abata Press Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Karya

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

(9)

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

World Health Organization. A Global Brief On Hypertension: Silent Killer, Global Public Health Crises (World Health Day 2013). Gevena: WHO.2013

Padila. (2015). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Padila. (2015). Buku Ajar

Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Riasmini, NM. (2017). Panduan

Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok dan Komunitas Dengan Modifikasi Nanda, ICNP, NOC, NIC, di Puskesmas dan Masyarakat/ penyusun. Jakarta: UI Press Sari, YNI. (2017). Berdamai Dengan

Hipertensi. Jakarta: Bumi Medika

Saryono. Anggraeni, MD. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Setiadi. (2008). Konsep dan Proses

Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha ilmu Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek

Penulisan Riset Keperawatan

(Ed.2). Yogyakarta: Graha Ilmu

Solechah, N. (2017). Pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di puskesmas bahu manado. e-journal Keperawatan (e-Kp). 5(1): 1-8

Suharsono. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Sujarweni, VW. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Suprajitno. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. Jakarta: EGC

Supriyati. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Labkat Press

Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Awal dengan Media Papan Flannel Siswa Kelas , ³ 3DSDQ flannel adalah adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan

Tingkat kesempatan kerja menunjukkan bahwa 63 orang responden atau setara 67,74 persen menjawab “Ya”. Responden yang menjawab bahwa program tidak dapat meningkatkan

Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Garam Hangat Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Pada Lansia Di Panti Jompo.. Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Terhadap Insomnia

interpersonal yang tidak stabil atau ambivalen (sayang dan benci pada orangtua), gangguan identitas diri (berganti agama, pekerjaan, teman, terapis, kamar), impulsivitas

= working memory, proses penyimpanan memori sementara Informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi itu masih dibutuhkan.. Memori

Sistem Transportasi Perkotaan Tersusunnya 100% rencana dan program sistem transportasi dan evaluasi pelaksanaan program Jumlah rencana Induk Angkutan Perkotaan, Rencana Induk

Untuk perbandingan infrastruktur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Provinsi Kepulauan Riau menggunakan T- test didapatkan hasil bahwa nilai t hitung

.menurut pengetahuan saya SDM dalam pengimplementasian pengelolaan terumbu karang masi kurang tapi memang ada tapi tidak banyak dari mereka yang peduli sehingga sangat sulit untuk