• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

Keselamatan dan

Keamanan

Laboratorium

Kimia

(2)

THE NATIONAL ACADEMIES PRESS 500 Fifth Street, NW Washington, DC 20001 Kegiatan ini didukung oleh Kontrak/Hibah No. S-ISNCT-14-CA-1013 antara National Academy of Sciences dan Departemen Luar Negeri. Setiap pendapat, temuan, kesimpulan, atau saran yang dinyatakan dalam penerbitan ini tidak serta-merta mewakili pandangan setiap organisasi atau lembaga yang

mendukung proyek.

ISBN-13: 978-0-309-39220-4 ISBN-10: 0-309-39220-9

Pengidentifikasi Objek Digital: 10.1726/21918

Salinan laporan ini dapat dibeli dari National Academies Press, 500 Fifth Street, NW, Keck 360, Washington, DC 20001; (800) 624-6242 atau (202) 334-3313; http://www.nap.edu.

Hak cipta 2016 oleh National Academy of Sciences. Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dicetak di Amerika Serikat

Kutipan yang disarankan: National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2016). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Komite Pengembangan Kelengkapan Pengelolaan Zat Kimia: Prosedur Operasi Standar. Washington, DC: National Academies Press. Identitas objek digital: 10.1726/21918.

(3)

National Academy of Sciences didirikan pada tahun 1863 berdasarkan Undang-undang Kongres, ditandatangani oleh Presiden

Lincoln, sebagai lembaga swasta non-pemerintah untuk memberikan saran kepada negara menyangkut masalah-masalah keilmuan dan teknologi. Anggota lembaga ini dipilih oleh sesama sejawat berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap penelitian. Selaku presiden adalah Dr. Ralph J. Cicerone.

(4)
(5)

KOMITE PENGEMBANGAN KELENGKAPAN PENGELOLAAN ZAT KIMIA:

PROSEDUR OPERASI STANDAR

Anggota

NED D. HEINDEL (Ketua), Lehigh University

MONTGOMERY ALGER, Pennsylvania State University WILLIAM BULLOCK, Bristol-Myers Squibb

(6)

DEWAN ILMU DAN TEKNOLOGI KIMIA

Anggota

DAVID BEM (Ketua Pendamping), PPG Industries DAVID WALT (Ketua Pendamping), Tufts University HÉCTOR D. ABRUÑA, Cornell University JOEL C. BARRISH, Achillion Pharmaceuticals, Inc. MARK A. BARTEAU, University of Michigan JOAN BRENNECKE, University of Notre Dame

MICHELLE V. BUCHANAN, Oak Ridge National Laboratory DAVID W. CHRISTIANSON, University of Pennsylvania JENNIFER S. CURTIS, University of California, Davis RICHARD EISENBERG, University of Rochester

SAMUEL H. GELLMAN, University of Wisconsin-Madison SHARON C. GLOTZER, University of Michigan

MIRIAM E. JOHN, Sandia National Laboratories (Pensiun)

FRANCES S. LIGLER, University of North Carolina, Chapel Hill and North Carolina State University SANDER G. MILLS, Merck Research Laboratories (Pensiun)

JOSEPH B. POWELL, Shell, Houston PETER J. ROSSKY, Rice University

TIMOTHY SWAGER, Massachusetts Institute of Technology

Staf

TERESA FRYBERGER, Direktur

DOUGLAS FRIEDMAN, Pejabat Program Senior CAMLY TRAN, Pejabat Program Madya

(7)

Laporan ini telah ditelaah dalam bentuk draf oleh individu-individu yang dipilih karena berbagai perspektif dan keahlian teknis yang dimilikinya. Tujuan telaahan independen ini adalah memberikan tanggapan terbuka dan kritis guna membantu lembaga dalam membuat laporan yang sekuat mungkin, dan untuk memastikan bahwa laporan tersebut memenuhi standar institusional dalam hal objektivitas, bukti, dan responsivitas terhadap tanggung jawab penelitian. Tanggapan telaahan dan manuskrip draf tetap dijaga kerahasiaannya untuk melindungi integritas proses. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini atas tinjauan terhadap laporan ini:

UCAPAN TERIMA KASIH

KEPADA PARA PENELAAH

(8)
(9)
(10)
(11)

1 PROSEDUR OPERASI STANDAR UNTUK KESELAMATAN KIMIA

1

Pendahuluan, 3

Apa yang Dimaksud dengan Prosedur Operasi Standar?, 3

Siapakah yang Bertanggung Jawab Menyusun Prosedur Operasi Standar?, 4 Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar, 4

2 BAGAN ALIR PENGKAJIAN RISIKO

7

Pendahuluan, 9

Pengelolaan dan Penyimpanan, 9 Mitigasi Risiko Proses, 9

Pengkajian Zat Kimia, 9 Pengkajian Kondisi Proses, 9

3 MATRIKS PENYIMPANAN ZAT KIMIA

13

Pendahuluan, 15

Persyaratan Penyimpanan Primer, 15 Persyaratan Penyimpanan Sekunder, 16 Pemberian Label, 16

Inventori Zat Kimia, 17

DAFTAR ISI

(12)

[ xii ]

5

PENERAPAN

PANDUAN DALAM PENYUSUNAN PROSEDUR

OPERASI STANDAR

37

Skenario 1: Penetralan Karbonat dengan Asam, 40

Skenario 2: Penggunaan dan Filtrasi Katalis Piroforik, 45

Skenario 3: Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya, 56

Skenario 4: Penyimpanan Reagen, 65

6 FORMULIR

69

Bagan Alir Pengkajian Risiko, 71 Matriks Penyimpanan Zat Kimia, 73

Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang, 75 Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi, 79

LAMPIRAN

A

Tanggung Jawab Komite 91

B

Sumber Daya yang Dapat Dimanfaatkan 93

C

Daftar Pemisahan 95

D

Daftar Zat Mudah Terbakar 97

E

Daftar Keamanan 99

(13)

1

PROSEDUR OPERASI

STANDAR UNTUK

KESELAMATAN

KIMIA

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Untuk menciptakan program keselamatan dan keamanan yang efektif, diperlukan komitmen setiap hari dari semua individu dalam suatu lembaga. Individu di semua tingkat harus bekerja sama untuk menghilangkan risiko paparan bahan dan kondisi berbahaya di laboratorium. Pada tahun 2008, Kementerian Luar Negeri AS bekerja sama dengan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine1 untuk menyusun materi informasi yang mencakup dasar praktik penanganan, penyimpanan,

dan penggunaan zat kimia pada skala laboratorium, yang diperlukan untuk mendorong keselamatan dan keamanan di era yang sedang berkembang. Untuk menyelesaikan tugas ini, dibentuklah sebuah komite ahli, lalu dikeluarkanlah panduan acuan pada 2010, yang berjudul Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan kelengkapan yang menyertainya. Kelengkapan ini berisi panduan cepat untuk pengelola laboratorium, rangkuman manajemen untuk disampaikan kepada jajaran pimpinan lembaga, panduan pengajar, formulir dan tanda untuk disalin dan dibagikan, kartu acuan praperencanaan untuk dibagikan kepada personel laboratorium, dan tanda pengingat penting untuk dipajang di laboratorium. Semua produk ini, termasuk panduan acuan 2010, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Indonesia, dan Prancis, dan telah disebarluaskan. Bersama-sama, panduan acuan 2010 dan kelengkapan yang menyertainya menjadi acuan praktik laboratorium terbaik bagi para peneliti untuk memperbaiki pengelolaan zat kimia dan meningkatkan keselamatan dan keamanan di laboratorium. Tetapi, di dalam kelengkapan 2010, tidak terdapat panduan terperinci menyangkut cara penyusunan prosedur operasi standar (SOP); Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar2 ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan tersebut dan berfungsi sebagai produk tambahan

dalam kelengkapan tersebut.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PROSEDUR OPERASI STANDAR?

Dalam konteks keselamatan dan pengelolaan zat kimia, Prosedur Operasi Standar (SOP) adalah serangkaian prosedur terperinci dan tertulis yang menjelaskan cara pemanfaatan dan pengelolaan zat kimia, proses, dan prosedur berbahaya untuk mencegah atau meminimalkan masalah kesehatan dan keselamatan. Penyusunan dan penggunaan SOP merupakan bagian padu dari suatu program keselamatan yang berhasil. SOP yang disusun kurang baik akan memberikan nilai guna yang terbatas. Oleh karena itu, SOP harus jelas, ringkas, dan rinci tetapi tidak terlampau rumit. SOP harus memberikan perincian yang cukup dan spesifik terhadap lembaga atau fasilitas sehingga individu yang kurang pengalaman atau pengetahuan terhadap prosedur tersebut dapat berhasil dan selamat dalam mengikutinya. Biasanya, SOP menitikberatkan pada

• proses,

• kisaran dan kondisi operasional, • masing-masing zat kimia berbahaya, • kelas-kelas zat kimia berbahaya,

(16)

[ 4 ]

berbahaya. Tujuan utama standar laboratorium adalah menyampaikan prinsip-prinsip keselamatan dasar yang mengatur kegiatan laboratorium. Standar laboratorium disusun bersama dengan dan disetujui oleh lembaga, dan sesuai dengan praktik terbaik sebagaimana dijelaskan dalam Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, Praktik Cermat di Laboratorium: Penanganan dan Pengelolaan Bahaya Kimia, Versi Terbaru, dan (jika sesuai), Standar Laboratorium

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) Amerika Serikat (atau yang setara dengannya), di antaranya. Perincian lain mengenai standar laboratorium dapat dilihat di Bagian 2B, halaman 14-15, Praktik Cermat di Laboratorium (Lampiran B).

SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB MENYUSUN PROSEDUR OPERASI STANDAR?

Personel laboratorium yang mengawasi atau mengarahkan operasi-operasi berbahaya bertanggung jawab menyusun SOP, selain juga pihak-pihak yang melaksanakan operasi berbahaya tersebut. Mahasiswa dan karyawan baru wajib mempelajari dan membiasakan diri dengan SOP. SOP harus disesuaikan dengan zat kimia atau proses spesifik dan pengaturan laboratorium. SOP yang sudah ada dari sumber-sumber daya terpercaya dapat memberikan pengetahuan dasar, tetapi tidak boleh serta-merta diterapkan karena bisa saja berbeda dalam hal lingkungan dan lokasi laboratorium, pengalaman pengguna, dan peralatan. SOP diperlukan meskipun sudah ada metode yang diterbitkan.

Setelah SOP disusun, penyelidik utama (Principal Investigator, PI) atau yang setara dengannya, yang akan bertanggung jawab menegakkan SOP, harus menelaah keakuratan dan kelengkapan dokumen. Jika ada, manajer keselamatan juga harus meninjau SOP yang sudah selesai.

PANDUAN PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASI STANDAR

Tujuan Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini adalah memberikan kerangka kerja bagi personel laboratorium yang diserahi tugas menyusun SOP. Panduan ini disusun berdasarkan laporan tahun 2010 Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat dan dapat ditambahkan pada kelengkapan terkait. Panduan ini terdiri atas

• Bagan Alir Pengkajian Risiko • Matriks Penyimpanan Zat Kimia

• Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang • Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi • Skenario

1. Penetralan Karbonat dengan Asam

2. Penggunaan dan Penyaringan Katalis Piroforik

3. Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya 4. Penyimpanan Reagen

Bagan Alir Pengkajian Risiko (Bab 2) dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya SOP untuk pekerjaan terkait, dan (jika ya), jenis SOP manakah yang diperlukan. Matriks Penyimpanan Zat Kimia (Bab 3) mencantumkan metode paling aman untuk menyimpan dan mengelola zat kimia berbahaya. Jika zat kimia (1) digunakan dalam proses spesifik yang mengandung tingkat risiko tertentu, (2) zat kimia perhatian (chemical of concern, COC)3 atau zat kimia pemakaian ganda, atau (3) senyawa hasil sintesis baru,

3 Lihat Lampiran A di bagian Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat untuk

(17)

yang sifat-sifatnya belum diketahui sepenuhnya, maka personel laboratorium harus menyusun SOP. Jika standar laboratorium tidak memadai melihat lingkup pekerjaan yang ada, personel laboratorium akan menggunakan Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang (Bab 4) atau Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi (Bab 4). Empat contoh hipotetis (Bab 5) telah diberikan untuk menunjukkan penerapan Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar. Sebaiknya setiap lembaga mempertimbangkan aspek ekonomi, budaya, regulasi, pengalaman, dan skala operasi spesifiknya pada waktu menerapkan praktik terbaik yang ada dalam panduan ini. Sebagai misal, laboratorium kimia di area yang berpenduduk padat atau memiliki tingkat kejahatan atau pencurian yang tinggi, atau yang terdapat konflik atau kekacauan, dapat menerapkan tingkat keamanan tinggi di fasilitasnya (lihat Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, hal. 59–70). Formulir untuk keperluan pelatihan atau untuk penyusunan SOP disediakan di Bab 6.

Pengguna bahan-bahan ini diharapkan memiliki gelar sekurang-kurangnya Sarjana Sains di bidang kimia, teknik kimia, atau bidang ilmu sejenis seperti biokimia atau ilmu bahan, atau memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai teknisi/teknolog kimia. Teknisi laboratorium atau mahasiswa strata satu, yang belum memiliki gelar Sarjana Sains di salah satu bidang tersebut, dapat berkontribusi dalam penyusunan SOP dengan arahan dari staf berpengalaman yang memiliki gelar Sarjana Sains di bidang kimia, teknik kimia, atau bidang ilmu sejenis.

Bab-bab berikut memberikan petunjuk yang berlaku bagi masing-masing produk dalam panduan. Lampiran B berisi sumber-sumber daya lainnya.

(18)
(19)

2

BAGAN ALIR

(20)
(21)

PENDAHULUAN

Bagan Alir Pengkajian Risiko dibuat untuk memudahkan pengkajian risiko terkait proses dan zat kimia tertentu. Bagan alir dibagi menjadi dua jalur: (1) Mitigasi Risiko Proses dan (2) Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia. Penyusunan prosedur operasi standar (SOP; lihat Bab 3 untuk keterangan lengkap) Penyimpanan Zat Kimia, yang merupakan ujung jalur Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia, dapat diterapkan ke semua zat kimia berbahaya.

PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN

Pekerja laboratorium akan menggunakan kriteria ruang lingkup untuk menentukan apakah risiko melekat dalam pemrosesan zat kimia ataukah dalam pengelolaan dan penyimpanan zat kimia untuk menyimpulkan apakah SOP diperlukan untuk Mitigasi Risiko Proses ataukah untuk Pengelolaan dan Penyimpanan Zat Kimia (Gambar 2-1). Jika prosedur penanganan dan penyimpanan zat kimia yang tepat tidak jelas, maka pekerja akan memilih jalur Pengelolaan dan Penyimpanan sebagai standarnya. Penyimpanan yang tepat merupakan perhatian bagi semua zat kimia berbahaya, bahkan untuk zat kimia yang akan digunakan dalam eksperimen mendatang. Matriks Penyimpanan Zat Kimia, yang akan membantu penyusunan SOP Pengelolaan dan Penyimpanan, disajikan di Bab 3.

MITIGASI RISIKO PROSES

Pekerja akan memilih jalur Mitigasi Risiko Proses untuk semua proses. Jika sudah di jalur ini, pekerja akan mengkaji karakteristik setiap zat kimia dan proses yang akan digunakan.

Pengkajian Zat Kimia

Pekerja akan mengkaji karakteristik keselamatan setiap zat kimia yang digunakan dalam eksperimen atau operasi untuk menentukan apakah risikonya tinggi, sedang, atau rendah. Karakteristik keselamatan yang dimaksud meliputi toksisitas dan bahaya bagi kesehatan (akut dan kronis), kemudahan terbakar, kereaktifan, dan apakah zat kimia tersebut termasuk pengoksidasi atau pembentuk peroksida. Informasi ini dapat diperoleh dari pelabelan menurut Sistem Harmonis Global (Globally Harmonized System, GHS), Lembar Data Keselamatan, dan sumber-sumber literatur lain yang ada di Lampiran B.

Pekerja juga akan mempertimbangkan skala eksperimen atau operasi. Misalnya, standar laboratorium mungkin memerlukan SOP Risiko Sedang jika yang akan digunakan hanyalah pelarut sangat mudah terbakar dan bertoksisitas sedang dalam jumlah kecil (dalam mililiter), tetapi memerlukan SOP Risiko Tinggi jika skala pelarut jauh lebih besar. Zat kimia tertentu, tanpa memerhatikan jumlahnya, dapat menimbulkan risiko tinggi dalam kondisi cuaca parah seperti kelembapan dan/atau suhu tinggi, sehingga menuntut adanya SOP Risiko Tinggi.

(22)

[ 10 ]

Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Jenis SOP Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Mitigasi risiko proses Pengelolaan dan penyimpanan SOP Penyimpanan Standar laboratorium sudah mencukupi

SOP Risiko Sedang

SOP Risiko Tinggi

Penilaian jenis risiko melalui Matriks

Penyimpanan Penilaian zat kimia

dan kondisi proses

(23)

TABEL 2-1 Jenis Risiko

Jenis Risiko Keterangan

Risiko Rendah Tidak memerlukan kontrol tambahan.

Risiko Sedang Pertimbangkan apakah risiko dapat diturunkan (jika sesuai) ke level yang dapat ditoleransi atau lebih baik lagi ke level yang bisa diterima, dengan tetap memperhitungkan biaya dari tindakan penurunan risiko tersebut. Proses berisiko sedang dapat meliputi penetralan karbonat.

Risiko Tinggi Memerlukan banyak upaya untuk meminimalkan risiko. Tindakan penurunan risiko harus segera diimplementasikan. Proses berisiko tinggi dapat meliputi penggunaan piroforik, bahan mudah meledak, atau pelarut mudah terbakar dalam volume tinggi, kegiatan yang jarang dilakukan dan memiliki potensi tinggi untuk gagal, dan/atau kegiatan kali pertama yang belum banyak ada pengalaman.

Jika kondisi proses mengandung level risiko yang rendah, maka standar laboratorium yang ada1 sudah

cukup untuk meminimalkan kekhawatiran tentang kesehatan dan keselamatan personel laboratorium dan orang lain di area sekitar. Setidak-tidaknya, standar laboratorium yang mencukupi akan menjelaskan pakaian dan peralatan pelindung diri, tertib lingkungan laboratorium, rencana tindakan darurat, peralatan keselamatan seperti pencuci mata, pancuran air, dan pemadam api, serta penanganan limbah kimia.

Jika kondisi proses mengandung level risiko yang sedang, maka pekerja akan menyusun SOP Risiko Sedang. Contoh proses berisiko sedang antara lain penetralan karbonat dengan asam dalam suatu langkah sintesis kimia (lihat Bab 5, Skenario 1).

Terakhir, jika kondisi proses mengandung level risiko yang tinggi, maka pekerja akan menyusun SOP Risiko Tinggi. Contoh proses berisiko tinggi antara lain penggunaan dan penyaringan paladium piroforik pada katalis karbon dari reaksi hidrogenasi dalam pelarut metanol (lihat Bab 5, Skenario 2) atau penanganan diazometana (lihat Bab 5, Skenario 3). Pada waktu memutuskan antara SOP Risiko Sedang dan Risiko Tinggi, pekerja harus mempertimbangkan level pengalaman personel laboratorium dalam menjalankan proses terkait.

(24)
(25)

3

MATRIKS

PENYIMPANAN

ZAT KIMIA

(26)
(27)

PENDAHULUAN

Penyimpanan zat kimia yang aman dan selamat merupakan komponen inti dalam prosedur operasi standar (SOP) yang diperlukan dalam program keselamatan dan keamanan zat kimia. Jika tersedia lembar keselamatan data terkait, maka Matriks Penyimpanan Zat Kimia dapat diterapkan dalam penyusunan SOP sebelum diterimanya semua zat kimia berbahaya. SOP Penyimpanan Zat Kimia terdiri dari empat komponen dasar:

1. Prosedur dan kondisi penyimpanan berdasarkan karakteristik intrinsik zat kimia; 2. Strategi pemisahan dan keamanan;

3. Proses pemberian label zat kimia untuk menjamin ketepatan penyimpanan; dan 4. Proses inventori

Pendekatan empat bagian terhadap pengelolaan zat kimia ini akan membuat personel laboratorium memiliki lingkungan kerja yang aman, manajer laboratorium memiliki inventori yang dimanfaatkan secara maksimal, dan penanggap darurat mendapatkan informasi penting untuk bereaksi dengan benar apabila terjadi suatu insiden. Contoh Matriks Penyimpanan Zat Kimia dan cara penggunaannya dapat dilihat di Bab 5.

PERSYARATAN PENYIMPANAN PRIMER

Hampir semua lembaga yang menggunakan zat kimia memiliki serangkaian area penyimpanan untuk zat kimia atau zat yang mengandung risiko. Lokasi ini mencakup penyimpanan berventilasi dan tidak berventilasi, serta penyimpanan dalam suhu sekitar, suhu lemari pendingin, dan suhu beku. Peralatan tahan ledakan untuk segala senyawa organik volatil yang disimpan dalam lemari pendingin atau lemari beku juga penting.Komponen penting dari SOP Penyimpanan Zat Kimia adalah spesifikasi jenis penyimpanan yang memberikan tingkat keselamatan dan keamanan maksimal untuk setiap zat kimia (lihat Tabel 3-1 untuk mengetahui pilihan dan pertimbangan-pertimbangannya). Laboratorium kimia yang berada di wilayah konflik, tempat berpenduduk padat, tempat yang tingkat kejahatannya tinggi, atau yang menangani zat kimia perhatian atau zat kimia pemakaian ganda dapat menerapkan langkah keamanan yang lebih ketat atau tinggi (lihat Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, hal. 59-70 dan Lampiran E). Langkah-langkah tersebut dapat berupa kunci berkeamanan tinggi, sistem kontrol akses, verifikasi biometrik, sistem alarm penyusup, kamera CCTV, sistem inventori, zona intervensi, dan program keamanan menyeluruh. Fasilitas di wilayah perkotaan padat juga harus benar-benar mematuhi regulasi pemerintah (misalnya terkait persyaratan bangunan).

(28)

[ 16 ]

PERSYARATAN PENYIMPANAN SEKUNDER

Setelah menentukan jenis lokasi penyimpanan yang tersedia, pekerja akan menentukan persyaratan penyimpanan sekunder. Dalam hal ini, pekerja harus menentukan perlu tidaknya pemisahan zat kimia, seperti oksidator dan reduktor atau asam dan basa, dan keamanan kimia dengan akses terbatas dan pemantauan. Zat-zat kimia tertentu mungkin tidak kompatibel jika berada di satu ruangan (misalnya asam dan basa), memerlukan keamanan dan pemantauan ketat (misalnya zat kimia yang bisa digunakan untuk mensintesis obat ilegal atau senjata kimia atau prekursornya), atau tidak stabil secara termal sehingga memerlukan interlock dan alarm, yang oleh karenanya memerlukan penentuan penyimpanan sekunder. Penyimpanan zat kimia dan peralatan kimia dibahas secara rinci di panduan acuan kelengkapan 2010, yakni di Bab 8, Bagian 5. Bersama-sama, persyaratan penyimpanan primer dan sekunder menentukan jumlah dan jenis tempat penyimpanan yang diperlukan di fasilitas.

PEMBERIAN LABEL

Jika Matriks Penyimpanan Zat Kimia sudah ditentukan, pekerja akan menyusun prosedur pemberian label zat kimia untuk memastikan penggunaannya sesuai peruntukan dan dikembalikan ke lokasi

penyimpanan yang benar, sehingga membantu melindungi personel laboratorium. Pelabelan yang benar harus menjelaskan lokasi penyimpanan yang benar untuk suatu zat kimia yang mengandung beberapa bahaya sekaligus (misalnya, asam asetat merupakan asam dan sekaligus zat mudah terbakar; banyak sekali zat kimia yang sangat beracun juga bersifat mudah terbakar), termasuk toleransi jumlah maksimal bahan sesuai ketentuan regulasi (misalnya peraturan bangunan, peraturan perlindungan kebakaran). Selain itu, label harus mencantumkan nama pemilik zat kimia dan tanggal penerimaan.

Jika sudah ada label yang jelas dari produsen, label tambahan bisa cukup berupa kode warna yang menyatakan lokasi penyimpanan yang benar, yang juga akan diberi label agar sesuai dengan kode warna untuk zat kimia yang benar. Banyak laboratorium menentukan lokasi standar atau lokasi default zat kimia (seringnya berventilasi, bersuhu kamar). Dalam konteks ini, pekerja akan menyusun sistem kode warna untuk zat kimia yang tidak disimpan di lokasi standar: mudah terbakar, senyawa sangat beracun, zat kimia perhatian (COC) atau zat kimia pemakaian ganda, asam dan basa, dan senyawa yang memerlukan pendinginan dengan peralatan tahan ledakan yang aman atau penyimpanan dingin lainnya.

TABEL 3-1 Persyaratan Penyimpanan Primer

Pilihan Penyimpanan dan Pertimbangannya Karakteristik Zat Kimia Lemari penyimpanan berventilasi

(Biasanya lokasi penyimpanan standar dan dalam ukuran yang cukup untuk memisahkan senyawa yang berpotensi bereaksi silang. Lihat Persyaratan Penyimpanan Sekunder.)

Toksisitas, volalitilas, bau

Lemari penyimpanan mudah terbakar (Umumnya tidak berventilasi. Peraturan kebakaran mungkin mengatur jumlah atau mewajibkan penghambatan api.)

Cairan mudah terbakar

Penyimpanan desikan dan penyimpanan atmosfer iner Zat kimia peka udara dan/atau air Penyimpanan di bawah suhu sekitar: lemari pendingin atau lemari

beku Kestabilan terhadap suhu

(29)

INVENTORI ZAT KIMIA

Program penyimpanan zat kimia harus memelihara inventori zat kimia yang akurat, yang akan menginformasikan kepada pengguna mengenai bahaya di ruangan tersebut, dan diperlukan bagi penanggap darurat (misalnya jika terjadi kebakaran, kebocoran zat kimia, atau potensi ledakan) untuk bereaksi dengan benar. Inventori yang akurat juga menghindarkan masalah terkait pemesanan ulang zat kimia yang sebenarnya sudah dimiliki laboratorium, sehingga tidak ada penyusutan kapasitas penyimpanan, pemborosan, dan biaya tidak perlu. Inventori dapat didokumentasikan dalam berbagai format, misalnya cetak, elektronik, atau perangkat lunak komersial. Apapun format dokumentasinya, SOP harus mencantumkan proses untuk memastikan inventori sudah mencerminkan kondisi aktual terkini dan sudah ada cadangannya. Misalnya, jika setiap pekan laboratorium menerima zat kimia baru, maka inventori harus disinkronkan setiap enam bulan. Sebaliknya, untuk laboratorium yang inventorinya lebih statis, pemeriksaan tahunan sudah cukup. Proses inventori juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat kimia yang kedaluwarsa, terdegradasi, atau tidak diperlukan sehingga dapat dibuang dengan benar.

(30)
(31)

4

FORMULIR

PROSEDUR OPERASI

STANDAR

(32)
(33)

PENDAHULUAN

Pelaksanaan eksperimen yang aman dan selamat akan meminimalkan risiko kesehatan dan keselamatan bagi personel laboratorium dan orang-orang di area sekitar. Apabila standar laboratorium lembaga tidak cukup untuk memitigasi risiko, personel laboratorium dapat menggunakan Prosedur Operasi Standar (SOP) Risiko Sedang atau SOP Risiko Tinggi untuk proses spesifik.

PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO SEDANG

SOP Risiko Sedang disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko sedang dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. Formulir SOP Risiko Sedang merupakan SOP Risiko Tinggi dalam versi yang ringkas.

Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang

Penerapan SOP Risiko Sedang disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko sedang dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi potensi cedera, kerusakan peralatan, atau dampak lingkungan.

1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: 2. PENYUSUN:

3. LOKASI:

4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA:

b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR:

c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian):

(34)

[ 22 ]

6. URAIKAN SEMUA PERSYARATAN KHUSUS TERKAIT BUTIR-BUTIR TERTENTU YANG MEMERLUKAN TINGKAT KESELAMATAN LEBIH TINGGI

Zat kimia yang rencananya digunakan

Peralatan pelindung diri

Kendali teknik dan lingkungan

Kisaran dan kondisi operasional

Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus

Prosedur tumpahan dan kecelakaan sebagaimana diperlukan

Penanganan dan pembuangan limbah

7. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Pelatihan tertentu yang diwajibkan

Pengguna yang membutuhkan pelatihan

Tanggal selesai

8. VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP.

Nama PI (cetak) Tanda tangan PI

Nama staf keselamatan (cetak) Tanda tangan staf keselamatan Tanggal sekarang

Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun)

(35)

9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)

(36)

[ 24 ]

Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak …

Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Pertama-tama, pekerja akan mencatat informasi dasar di formulir SOP Risiko Sedang, termasuk judul eksperimen atau operasi, nama orang yang menyusun SOP, di mana eksperimen atau prosedur akan dilakukan, dan nama personel berwenang.

Potensi bahaya yang dapat dikenali (Langkah 5) adalah potensi bahaya yang diketahui personel laboratorium sebelum melakukan eksperimen atau prosedur. Bahaya dapat dikandung oleh setiap zat kimia perhatian, terutama jika ditangani oleh pekerja yang belum berpengalaman, termasuk setiap hasil-reaksi yang dapat terbentuk entah in situ atau sebagai hasil-reaksi yang diharapkan atau hasil-samping.

Butir terpenting dalam SOP Risiko Sedang adalah Langkah 6: “Uraikan semua persyaratan khusus terkait butir-butir tertentu yang memerlukan tingkat keselamatan lebih tinggi.” Personel laboratorium disarankan meninjau semua sumber daya yang dapat dimanfaatkan (lihat Lampiran B), seperti literatur, SOP yang sudah ada, Lembar Data Keselamatan (LDK), dan berdiskusi dengan rekan-rekan di lembaga untuk menyelesaikan Langkah 6 serinci mungkin.

A. Peralatan Pelindung Diri (PPE) mencakup sarung tangan, goggle, kacamata keselamatan, tameng wajah, jas lab, sepatu khusus (yang dilengkapi pelindung jari), respirator, dan benda-benda lain yang diperlukan untuk eksperimen atau prosedur.

(37)

B. Kendali teknik dan lingkungan mengacu pada ruang dan lingkungan tempat dilakukannya eksperimen atau prosedur, seperti lemari asam atau atmosfer lembam.

C. Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus dijelaskan secara rinci untuk mencegah tumpahan atau kecelakaan. Prosedur penanganan dan penyimpanan misalnya mencakup penggunaan alat gelas tertentu (misal wadah terbuka, tabung Schlenk) atau teknik yang dapat meminimalkan tumpahan dan kecelakaan.

D. Prosedur tumpahan dan kecelakaan harus dicantumkan untuk antisipasi apabila ada kecelakaan. E. Prosedur penanganan dan pembuangan limbah akan membantu pekerja laboratorium dalam

membuang reagen kimia, pelarut, dan hasil-samping serta setiap peralatan sekali pakai seperti tisu dan pipet, secara benar dan aman.

Setelah formulir dilengkapi, staf senior akan menilai SOP dari sisi kelengkapan dan keakuratannya. Catatan perubahan ada di akhir formulir untuk personel laboratorium yang melakukan proses yang sama tetapi mengubah atau memperbarui sebagian informasi yang ada pada formulir. Setiap fasilitas bertanggung jawab menentukan hal apa yang mengharuskan perubahan terhadap SOP. Penyelia,

profesor, dan pejabat kesehatan kimia, semuanya dapat menjadi penilai dan pemberi persetujuan terhadap perubahan dan pembaruan.

PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

Jika setelah menyelesaikan Bagan Alir Pengkajian Risiko, pekerja laboratorium menyimpulkan bahwa zat kimia atau kondisi yang ada mengandung risiko bahaya yang tinggi, maka ia harus menyusun SOP Risiko Tinggi. SOP Risiko Tinggi dapat diterapkan ke proses, eksperimen, atau manipulasi yang tidak dicakup oleh standar laboratorium lembaga dan dipandang memiliki risiko tinggi bagi pekerja laboratorium yang belum berpengalaman dan yang sudah berpengalaman.

Seperti SOP Risiko Sedang, formulir SOP Risiko Tinggi dimulai dengan informasi dasar (judul eksperimen, nama orang yang menyusun SOP, lokasi eksperimen, dan nama personel berwenang). Poin kedua merupakan keterangan teknik dan manipulasi yang akan digunakan serta segala pelatihan spesifik yang diharuskan guna menyelesaikan eksperimen atau prosedur dengan selamat, misalnya penggunaan gas bertekanan yang benar atau manipulasi pada manifold gas vakum (Schlenk line).

Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi

Penerapan SOP Risiko Tinggi disarankan untuk proses, eksperimen, atau manipulasi yang mengandung risiko tinggi dan yang memerlukan langkah-langkah perlindungan selain yang sudah disebutkan oleh standar laboratorium yang diterima. SOP ini dimaksudkan untuk membatasi potensi

(38)

[ 26 ]

4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA:

b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR:

c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian):

5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Teknik eksperimen

Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan

Tanggal selesai

6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu:

Tekanan: Kekentalan:

Kemudahan terbakar: Lainnya:

Sebutkan kisaran dan kondisi operasi

Bahan yang akan digunakan Zat kimia:

Peralatan:

PROSEDUR RINCI:

Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal, termasuk pemindahan zat kimia antar atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan limbah.

Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat dikurangi (menjaga kerapian,

(39)

Kolom A: Langkah-langkah Proses Kolom B: Catatan Keselamatan

1.0 misalnya persyaratan peralatan pelindung diri tertentu

1.1 1.2 2.0 2.1 2.2 3.0 3.1

(40)

[ 28 ]

4.0

4.1

4.2

7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci) Pengendalian Keteknikan Centang kotak jika sesuai Keterangan

Misal Kotak sarung tangan ; Pakai udara lembam (N

2 atau Ar)

Lemari asam atau kotak sarung tangan

…

Ventilasi khusus …

Jalur vakum berfilter-HEPA …

Wadah nonreaktif …

Alat pembebas tekanan …

Kendali suhu …

Bench paper, bantalan, kertas berlapik plastik

…

Tanda khusus …

Alat tajam yang aman …

Alat keselamatan lain yang digunakan:

(41)

8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai)

Peralatan Pelindung Diri Centang kotak jika sesuai Keterangan

Sarung tangan …

Jas lab …

Setelan …

Apron …

Celana panjang …

Sepatu berpelindung jari …

Baju lengan panjang …

Kacamata keselamatan …

Goggle …

Tameng wajah …

Respirator (cantumkan jenis kartrid dan jadwal penggantian kartrid)

… Pelindung telinga (cantumkan level

perlindungan yang diperlukan)

… Peralatan khusus (misalnya tameng

ledakan, penutup khusus)

…

(42)

[ 30 ]

9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA

Pengendalian Keterangan

Area yang ditetapkan

Prosedur permintaan bantuan darurat

Nomor telepon darurat

Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb.

Penanggap darurat

Pekerja berbasis shift

Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik eksperimennya

Pembatasan akses; kunci

Kerumahtanggaan

Rencana prosedur lockout/tagouta

Prosedur setelah jam kerja

Pemeliharaan preventif

a Lockout/tagout adalah prosedur spesifik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau

(43)

10. PEMANTAUAN

Pemantauan Keterangan

Pemantauan paparan personel Misalnya sensor racun yang dapat dikenakan, emblem radiasi

Pemeriksaan kebocoran

Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan

Suhu dan tekanan

Alarm

11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN

Keterangan dan Lokasi Penahan sekunder

Kit tumpahan

Prosedur pemadaman darurat

Penghentian proses

(44)

[ 32 ]

13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penutup berventilasi …

Lemari pendingin … Lemari gas …

Kepatuhan terhadap regulasi … Tanggal kedaluwarsa:

Inventori: Lainnya:

14. PROSEDUR PENGANGKUTAN:

(Misalnya wadah sekunder untuk mengangkut antara dan lintas laboratorium; penahan sekunder untuk alat eksperimen) 15. ULASAN SEJAWAT Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan Nama (cetak) Tanda tangan Tanggal Catatan

(45)

16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP.

Nama PI (cetak) Tanda tangan PI

Nama staf keselamatan (cetak) Tanda tangan staf keselamatan Tanggal Sekarang

Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun)

17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)

(46)

[ 34 ]

Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak …

Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Personel laboratorium sangat disarankan meninjau sumber-sumber daya lain seteliti mungkin untuk menyelesaikan Langkah 6 SOP Risiko Tinggi. Sifat-sifat fisik zat kimia yang dapat berubah selama eksperimen (misalnya suhu, tekanan, kekentalan) harus dicantumkan dengan jelas, termasuk kisaran nilai yang dapat diterima. Zat kimia dan peralatan yang akan digunakan selama eksperimen, termasuk skala eksperimen (ukuran peralatan dan banyaknya zat kimia), juga harus diterangkan.

Prosedur operasi normal (Langkah 6 SOP Risiko Tinggi) harus diperinci langkah demi langkah di kolom A, “Langkah-langkah Proses.” Untuk sebagian besar proses, langkah-langkah harus diikuti dalam urutan yang persis sama. Langkah-langkah proses dapat meliputi hal berikut:

• pemindahan zat kimia antara laboratorium • penutupan dan pembukaan katup

• pengerjaan produk • persiapan limbah

• prediksi bahaya dari hasil suatu prosedur kimia

(47)

• mengendalikan zat mudah terbakar • mengamankan tabung gas

• memastikan sabuk pompa vakum dalam kondisi baik • menjaga kerapian

Langkah 7 dan 8 menjelaskan pengendalian keteknikan dan PPE yang harus digunakan selama eksperimen atau prosedur. Keterangan suatu butir yang memerlukan informasi lebih rinci harus

ditambahkan di sebelah kotak centang. Misalnya, jenis sarung tangan bisa disebutkan (nitril, vinil, butil) atau (jika digunakan beberapa sarung tangan) urutan pemakaiannya dapat disebutkan.

Langkah 9-13 berkaitan dengan pengaturan laboratorium. Bagian ini berisi informasi untuk membantu pekerja yang melakukan eksperimen dan orang-orang di sekitar apabila terjadi kecelakaan. Meskipun tidak disarankan, jika seorang pekerja melakukan eksperimen sendirian, maka staf keamanan dan personel laboratorium di-tempat harus memeriksa pekerja tersebut secara rutin. Apabila ada keadaan darurat, pekerja harus melapor kepada staf darurat. Terakhir, di Langkah 14, meskipun prosedur pengangkutan telah dijelaskan dalam Langkah 6, cantumkan lagi di sini, dengan rincian butir-butir seperti wadah sekunder untuk mengangkut zat kimia antar laboratorium jika diperlukan.

Staf senior akan menilai kelengkapan dan ketepatan SOP. Setiap lembaga akan menetapkan hal apa saja yang mengharuskan perubahan, dan akan dicatat dalam catatan perubahan. Penyelia, profesor, dan pejabat kesehatan kimia, semuanya dapat menjadi peninjau dan pemberi persetujuan terhadap perubahan dan pembaruan.

(48)
(49)

5

PENERAPAN

PANDUAN DALAM

PENYUSUNAN

PROSEDUR OPERASI

STANDAR

(50)
(51)

Berikut adalah empat skenario rekaan yang menunjukkan cara penggunaan alat-alat yang dijelaskan dalam Panduan Penyusunan Prosedur Operasi Standar ini. Isian-isian dalam keempat formulir ini dilakukan oleh komite ahli dan hanya untuk keperluan ilustrasi; situasi konkret akan memerlukan prosedur yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan personel laboratorium spesifik.

(52)

[ 40 ]

SKENARIO 1: PENETRALAN KARBONAT DENGAN ASAM

Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika mahasiswa yang kurang

berpengalaman melakukan prosedur rutin untuk menetralkan karbonat dengan asam di suatu laboratorium kimia universitas.

SKENARIO:

Mahasiswa ini ingin menghidrolisis ester. Reaksi kimia dilakukan dalam medium akuatik-organik dengan basa natrium karbonat atau bikarbonat. Produk yang diinginkan adalah zat yang dapat larut dalam basa akuatik lebihan. Untuk mendapatkan produk ini, medium dinetralkan dengan asam klorida. Penggunaan asam pekat membantu menjaga volume cairan reaksi total tetap rendah, sehingga mengoptimalkan pengendapan atau ekstraksi hasil-reaksi. Namun, pelepasan gas karbon dioksida yang kuat menjadi kekhawatiran bagi mahasiswa ini. Apa yang harus dilakukannya?

Solusi yang disarankan:

Untuk menjalankan reaksi dengan aman, mahasiswa tersebut menggunakan Bagan Alir Pengkajian Risiko untuk menyimpulkan apakah standar laboratorium sudah mencukupi ataukah diperlukan prosedur operasi standar.

(53)

Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Jenis SOP Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Mitigasi risiko proses Pengelolaan dan penyimpanan SOP Penyimpanan Standar laboratorium sudah mencukupi

SOP Risiko Sedang

SOP Risiko Tinggi

Penilaian jenis risiko melalui Matriks

Penyimpanan Penilaian zat kimia

dan kondisi proses

X

Risiko Sedang: Penetralan karbonat dengan asam

menyebabkan evolusi CO2

X

X

(54)

[ 42 ]

Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang

1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Pengerjaan medium reaksi memerlukan penetralan karbonat menggunakan asam klorida terkonsentrasi

2. PENYUSUN: [nama]

3. LOKASI: Laboratorium

4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: [nama] (555) 343-1515

b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: [nama] (555) 321-5762

c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): [nama] (555) 724-8921

5. POTENSI BAHAYA: Asam klorida terkonsentrasi (HCl, 37%). Asam klorida bersifat korosif dan menyebabkan luka lepuh pada mata, kulit, dan saluran cerna dan pernapasan. Zat ini bisa fatal apabila terhirup atau tertelan. Paparan berulang-ulang dapat menyebabkan pengikisan gigi yang tidak terlindung.

6. URAIKAN SEMUA PERSYARATAN KHUSUS TERKAIT BUTIR-BUTIR TERTENTU YANG MEMERLUKAN TINGKAT KESELAMATAN LEBIH TINGGI

Zat kimia yang rencananya digunakan

Asam klorida terkonsentrasi (HCl, 37%)

Peralatan pelindung diri Jas lab, celana panjang, sepatu berpelindung jari, sarung tangan rangkap (sarung tangan vinil setelah sarung tangan nitril), goggle keselamatan

Kendali teknik dan lingkungan Segala penanganan asam klorida terkonsentrasi di luar sungkup asap dibatasi dan hanya dilakukan di dalam wadah tertutup.

Kisaran dan kondisi operasional Lihat bagian penanganan khusus.

Persyaratan penanganan dan penyimpanan khusus

Penetralan harus dilakukan dalam bejana terbuka berlubang besar (gelas kimia, bukan tabung Erlenmeyer) dalam sebuah sungkup. Sebaiknya dinginkan campuran karbonat dalam rendaman garam-es dan aduk campuran secara sempurna selagi asam ditambahkan. Jika produk mengeluarkan presipitasi pada saat netral, bersihkan dengan filtrasi. Jika diperlukan ekstraksi untuk memperoleh produk, pastikan betul bahwa evolusi gas sudah berhenti sebelum isinya dipindahkan ke corong pemisah. Pengocokan corong pemisah yang berisi larutan yang membentuk gas akan merusak stopper dan membuang isinya. Zat kimia yang tidak terpakai disimpan dalam wadah kaca 2,5 L dalam lemari penyimpanan asam yang dirancang khusus sesuai yang telah ditetapkan. Selain itu, asam klorida dalam jumlah kecil (40 mL) dapat disimpan dalam gelas kimia yang dilengkapi tutup gelas dan diletakkan dalam sungkup asap. Limbah akuatik disimpan dalam botol penyimpanan High-Density Polyethylene (HDPE) berkapasitas 4 L dalam sungkup asap atau dalam lemari asam yang sudah ditetapkan. Tidak ada asam yang disimpan di luar lemari atau sungkup asap ini, meskipun untuk sementara.

(55)

Prosedur tumpahan dan kecelakaan sebagaimana diperlukan

Kit pembersihan tumpahan asam basa hanya boleh digunakan untuk tumpahan yang sangat sedikit (maks 50 mL), dengan mengikuti petunjuk yang diberikan pada kit. Jika tidak, penahan sekunder harus digunakan, yang akan menampung seluruh tumpahan. Apabila tumpahan sedikit, segera bersihkan. Apabila tumpahan banyak, isolasilah area, jangan biarkan orang masuk, tinggalkan ruangan, dan hubungi petugas tanggap darurat. Jika terpapar, lepaskan pakaian dan gunakan pancuran air darurat yang ada persis di luar ruangan. Jika ada yang tidak dapat bergerak, hubungi nomor darurat dan beri pertolongan pertama jika memungkinkan.

Penanganan dan pembuangan limbah

Untuk tumpahan: taruh absorben yang telah terpakai dalam botol penyimpanan HDPE 4 L untuk diambil. Untuk limbah akuatik yang tertinggal setelah penyingkiran produk, pasanglah Label Limbah Berbahaya, kumpulkan limbah tersebut sesuai ketentuan laboratorium, dan hubungi operator pengambil limbah.

7. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN Tidak ada persyaratan pelatihan khusus

Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan

Tanggal selesai

9. VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP.

Nama PI (cetak) Profesor [nama]

Tanda tangan PI Profesor

Nama staf keselamatan (cetak) [nama]

Tanda tangan staf keselamatan tanda tangan

Tanggal sekarang 29/01/2016

Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun)

29/01/2017

9. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)

(56)

[ 44 ]

Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Sedang

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak …

Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

(57)

SKENARIO 2: PENGGUNAAN DAN PENYARINGAN KATALIS

PIROFORIK

Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika peneliti belum berpengalaman

ingin menjalankan suatu reaksi menggunakan katalis heterogen piroforik, disusul dengan pengerjaan filtrasi.

SKENARIO:

Seorang peneliti baru di sebuah laboratorium industri menggunakan katalis heterogen piroforik untuk menjalankan reaksi hidrogenasi. Setelah membaca bagian 9.7.4 laporan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, Panduan Pengelolaan Zat Kimia yang Cermat, peneliti ini menemukan bahaya khusus yang mungkin dihadapi ketika memfiltrasi katalis tersaturasi hidrogen dari reaktan organik yang mudah terbakar.

Solusi yang disarankan:

Untuk meminimalkan kebakaran dan ledakan selama prosedur filtrasi, peneliti membaca daftar periksa pengkajian bahaya. Setelah mengisi daftar periksa pengkajian, peneliti menyimpulkan bahwa ia memerlukan SOP Risiko Tinggi.

(58)

[ 46 ]

Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Jenis SOP Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Mitigasi risiko proses Pengelolaan dan penyimpanan SOP Penyimpanan Standar laboratorium sudah mencukupi

SOP Risiko Sedang

SOP Risiko Tinggi

Penilaian jenis risiko melalui Matriks

Penyimpanan Penilaian zat kimia

dan kondisi proses

X

X

X

Risiko Tinggi: Manipulasi katalis piroforik ketika ada pelarut mudah terbakar

(59)

Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi

1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Katalis piroforik/mudah nyala: Prosedur penambahan ke bejana reaksi dan pemisahan dari campuran reaksi dengan cara filtrasi

2. PENYUSUN: [nama]

3. LOKASI: laboratorium industri

4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: [nama] (555) 123-4567

b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: [nama] (555) 401-6333

c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): [nama] (555) 202-3333

5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN

Teknik eksperimen Teknik filtrasi, perangkap vakum untuk pelarut

Pelatihan tertentu yang diwajibkan Lihat #12 Pembuangan limbah

Pengguna yang membutuhkan pelatihan

Tanggal selesai 15/12/2015

6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI

SOP ini mencakup penggunaan beragam katalis piroforik. Katalis dapat menjadi piroforik setelah terkena paparan bahan pereduksi (misalnya pelarut organik, hidrogen), atau memang sudah piroforik sewaktu diperoleh dari vendor.

Penting untuk diperhatikan, katalis yang teraktivasi tidak boleh kering atau terpapar udara, terutama ketika ada uap pelarut. Jika tidak, dapat terpicu kebakaran. Katalis logam Raney bersifat piroforik sewaktu diperoleh dari vendor, dan biasanya disediakan dalam bentuk bubur air untuk mencegah terpicunya api. Katalis-katalis ini harus dibasahi selama semua manipulasi.

(60)

[ 48 ]

Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: sekitar

Tekanan: n/a

Kekentalan: n/a

Kemudahan terbakar: pelarut reaksi bersifat mudah terbakar; katalis bisa bersifat piroforik

Lainnya: Daftar kisaran dan kondisi

operasional

Bahan yang akan digunakan Zat kimia: katalis piroforik, pelarut reaksi, Celite

Peralatan: bejana reaksi, tabung filter, filter, sumber gas lembam

PROSEDUR RINCI:

Kolom A: Langkah-langkah Proses menjelaskan langkah demi langkah prosedur operasi normal secara rinci, termasuk pemindahan zat kimia antara atau lintas laboratorium, produksi gas, pengerjaan produk, dan persiapan limbah.

Kolom B: Catatan Keselamatan menjelaskan bagaimana risiko dapat diringankan (menjaga kerapian, mengendalikan zat mudah terbakar, mengamankan tabung gas, memastikan kondisi sabuk pompa yang baik).

Kolom A: Langkah-langkah Proses Kolom B: Catatan Keselamatan

1.0 Memasukkan katalis piroforik ke bejana. Kendali teknik: Operasi berikut ini dilakukan dalam sungkup asap aktif yang dilengkapi daun jendela.

Persyaratan PPE: Jas lab tahan api, tameng wajah, sarung tangan khusus untuk pelarut yang digunakan (baca panduan pemilihan sarung tangan).

1.1 Amankan sungkup yang akan digunakan untuk

menjalankan prosedur; singkirkan bahan mudah terbakar, botol yang bisa menyembur (aseton, metanol, dsb.), dan benda-benda berantakan dari area kerja.

Sediakan bahan pemadam Metal-X dan botol semprot air di dekat area kerja. Meskipun bahan pemadam Metal-X ideal untuk keperluan ini, masih ada alternatif lain yakni ember pasir dan/atau butiran halus NaCl. Pastikan pemadam api sudah ada di tempat yang semestinya dan dalam kondisi terisi penuh.

1.2 Bersihkan bejana dengan gas lembam selama minimal 5 menit.

(61)

1.3 Timbang katalis dan tambahkan ke bejana, lalu bersihkan bejana dengan gas lembam.

Hampir semua katalis logam tak teraktivasi (misalnya Pd/C, Ru/C, PtO2, Ni/Kieselguhr) tidak bersifat piroforik ketika diperoleh dari vendor, tetapi akan menjadi piroforik ketika terpapar pelarut tertentu (terutama alkohol) dan hidrogen.

Katalis logam Raney (misal Nikel Raney) biasanya disediakan dan ditimbang/

dimanipulasi dalam bentuk bubur air. Katalis-katalis ini akan tersulut ketika terpapar udara dan akan mengering jika dibiarkan.

Jangan membersihkan bejana terlalu berlebihan; pembersih dapat meniup katalis halus ke dalam sungkup.

1.4 Perlahan-lahan, tambahkan pelarut yang diinginkan ke bejana sambil tetap menjaga pembersih gas lembam.

1.5 Tambahkan reagen-reagen lain ke bejana sambil tetap menjaga pembersih gas lembam.

Untuk Langkah 1.3, 1.4, dan 1.5, pastikan katalis dan pelarut hanya bersentuhan ketika dalam atmosfer iner, sehingga tidak ada kemungkinan terpicu api dan kebakaran.

2.0 Menyaring katalis heterogen piroforik dari larutan reaksi. Kendali teknik: Operasi berikut ini dilakukan dalam sungkup asap yang dilengkapi daun jendela.

Persyaratan PPE: Jas lab tahan api, tameng wajah, sarung tangan khusus untuk pelarut yang digunakan (baca panduan pemilihan sarung tangan).

2.1 Amankan sungkup dari benda-benda berantakan dan bahan mudah terbakar.

Singkirkan sumber bahan bakar tambahan untuk mengantisipasi kebakaran.

2.2 Pastikan pemadam api sudah ada di tempat yang semestinya dan siap digunakan.

Sediakan bahan pemadam Metal-X dan botol semprot air di dekat area kerja. Meskipun bahan pemadam Metal-X ideal untuk keperluan ini, masih ada alternatif lain yakni ember pasir dan/atau butiran halus NaCl.

2.3 Pilih filter dan tabung filter yang tepat dan kencangkan di posisinya ke rangka fleksi. Sediakan sarana untuk menyelimuti ruang kosong di atas filter dengan gas

Filter tinggi lebih disarankan karena

memungkinkan volume pelarut yang cukup di atas katalis padat untuk menyelimuti katalis

(62)

[ 50 ]

2.6 Dengan gas lembam membersihkan bejana dan filter, tuangkan campuran reaksi ke Celite bed secara hati-hati. Terapkan sedikit vakum ke tabung penerima untuk memulai filtrasi. Jangan saring semua pelarut; sisakan sedikit pelarut di atas padatan katalis.

JANGAN BIARKAN KATALIS DI ATAS CELITE BED TERKENA UDARA.

JIKA TERKENA UDARA, KATALIS AKAN MEMICU API.

Sesuaikan vakum sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan laju filtrasi yang memadai. Jaga selimut nitrogen di atas bed Celite/katalis.

2.7 Bilas bejana dengan pelarut dan tambahkan ke filter seperti dijelaskan di Langkah 2.6. Jika bejana sudah dibilas dengan baik, tambahkan air menggunakan botol semprot dan sisihkan.

2.8 Cuci padatan katalis dengan pelarut sebagaimana diperlukan. Ketika menyaring cucian akhir, biarkan ketinggian pelarut turun hingga persis di atas ketinggian padatan lalu hentikan filtrasi. Lepaskan filter dari tabung penerima dan tambahkan air ke filter untuk membasahi katalis. Pindahkan tabung penerima ke area lain pada sungkup.

JANGAN BIARKAN KATALIS DI ATAS CELITE BED TERKENA UDARA—AKAN MENIMBULKAN KEBAKARAN.

Pindahkan tabung penerima ke area lain pada sungkup sehingga tidak akan memicu api selama pembuangan katalis.

2.9 Tambahkan air ke botol atau wadah limbah. Bersihkan wadah ini dengan gas lembam. Segera pindahkan isi filter ke botol limbah menggunakan spatula dan air. Pertahankan padatan katalis di bawah gas lembam semaksimal mungkin selama pemindahan. Bilas filter dengan air sampai semua katalis dipindahkan ke wadah.

Jangan campur jenis limbah lain dalam wadah ini.

2.10 Setelah membersihkan wadah limbah dengan gas lembam, tutup rapat wadah dan beri label.

Beri label botol limbah dengan benar, dan gunakan tanda peringatan yang benar.

7. KENDALI TEKNIK (centang semua yang sesuai dan beri keterangan rinci) Kendali teknik Centang kotak jika sesuai Keterangan

Misal Kotak sarung tangan ; Pakai udara lembam (N

2 atau Ar) Lemari asam atau kotak sarung tangan ;

Ventilasi khusus …

Jalur vakum berfilter-HEPA …

Wadah nonreaktif …

Alat pembebas tekanan …

Kendali suhu …

Bench paper, bantalan, kertas berlapik plastik

…

Tanda khusus …

Alat tajam yang aman …

(63)

8. PERALATAN PELINDUNG DIRI (centang semua yang sesuai)

Peralatan Pelindung Diri Centang kotak jika sesuai Keterangan

Sarung tangan ; Sesuai untuk pelarut

yang digunakan. (baca panduan pemilihan sarung tangan)

Jas lab ; Tahan api

Setelan …

Apron …

Celana panjang ;

Sepatu berpelindung jari ;

Baju lengan panjang …

Kacamata keselamatan …

Goggle ;

Tameng wajah ;

Respirator (cantumkan jenis kartrid dan jadwal penggantian kartrid)

… Pelindung telinga (cantumkan level

perlindungan yang diperlukan)

… Peralatan khusus (misalnya tameng

ledakan, penutup khusus)

…

(64)

[ 52 ]

9. PENGENDALIAN PRAKTIK KERJA

Pengendalian Keterangan

Area yang ditetapkan Jangan bekerja sendirian—carilah pendamping

Prosedur permintaan bantuan darurat Patuhi prosedur kedaruratan laboratorium

Nomor telepon darurat 119

Nomor EHS

Lokasi alarm kebakaran, pemadam kebakaran, selimut api, pencuci mata, pancuran air, dsb.

Pencuci mata dan pancuran air terletak di Ruang 101. Selimut api terletak di dinding barat pintu masuk lab.

Penanggap darurat

Pekerja berbasis shift ya

Pelatihan tentang semua eksperimen dan teknik eksperimennya

ya

Pembatasan akses; kunci ya

Tertib lingkungan Singkirkan benda berserakan dan segala sumber bahan bakar lain dari area kerja langsung.

Rencana prosedur lockout/tagouta n/a

Prosedur setelah jam kerja Dilarang ada pekerjaan setelah jam kantor.

Pemeliharaan preventif n/a

a Lockout/tagout adalah prosedur spesifik untuk mengamankan peneliti dari penyalaan mesin dan peralatan secara tidak terduga, atau

kebocoran energi membahayakan selama kegiatan operasional atau pemeliharaan.

10. PEMANTAUAN

Tidak diperlukan untuk prosedur ini

Pemantauan Keterangan

Pemantauan paparan personel n/a

Pemeriksaan kebocoran n/a

Pemantauan pelepasan gas dan tumpahan n/a

Suhu dan tekanan n/a

Alarm n/a

11. PROSEDUR TUMPAHAN DAN KECELAKAAN

Kenakan jas lab tahan api, pelindung mata, dan sarung tangan, segera tutupi katalis piroforik yang tumpah dengan air (botol semprot) atau Metal-X. Kemudian, basahi kertas tisu dengan air. Gunakan kertas tisu yang telah dibasahi tersebut untuk mengelap katalis yang tumpah. Segera masukkan kertas tisu yang sudah dipakai dalam wadah limbah yang dikhususkan untuk katalis piroforik—jangan biarkan kertas tisu yang terkontaminasi mengering oleh udara. Bersihkan wadah limbah dengan gas lembam, lalu tutup rapat.

(65)

Keterangan dan Lokasi Penahan sekunder

Kit tumpahan

Prosedur pemadaman darurat Penghentian proses

Pihak yang harus dilapori

12. PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH (termasuk pemisahan asam, basa, senyawa berhalogen, PPE, prosedur pengumpulan dan pengangkutan, dokumentasi yang benar, regulasi, dsb.)

Sebaiknya wadah limbah yang berisi katalis piroforik memuat air yang banyak agar padatan tetap basah. Wadah akan dibersihkan dengan gas lembam lalu ditutup rapat. Wadah dikhususkan untuk katalis piroforik, dan tidak boleh ada limbah lain yang dimasukkan ke dalamnya. Katalis piroforik yang sudah terpakai umumnya ditetapkan sebagai limbah reaktif dan ditangani sesuai kategori tersebut.

13. PENYIMPANAN (centang semua yang sesuai) Penutup berventilasi …

Lemari pendingin … Lemari gas …

Kepatuhan terhadap regulasi ; Tanggal kedaluwarsa:

Inventori: Lainnya:

Hampir semua katalis logam yang disediakan vendor tidak disediakan dalam kondisi teraktivasi dan tidak bersifat piroforik sebelum diaktifkan. Prosedur penyimpanan normal bisa diterapkan. Katalis

logam Raney disediakan dalam bentuk bubur air untuk mencegah terpicunya api. Sampel-sampel ini disimpan dalam wadah tertutup rapat agar tidak mengering. Periksalah secara rutin dan pisahkan dari bahan yang mudah terbakar.

14. PROSEDUR PENGANGKUTAN:

(Misalnya wadah sekunder untuk mengangkut antara dan lintas laboratorium; penahan sekunder untuk alat eksperimen)

(66)

[ 54 ]

15. ULASAN SEJAWAT

Nama (cetak) [nama]

Tanda tangan tanda tangan

Tanggal 31/01/2016

Catatan

Nama (cetak) [nama]

Tanda tangan tanda tangan

Tanggal 03/02/2016

Catatan

16. VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Dengan mencantumkan tanda tangan di bawah ini, Anda menyatakan telah membaca, memahami, dan menyetujui SOP.

Nama PI (cetak) [nama]

Tanda tangan PI tanda tangan Nama staf keselamatan (cetak) [nama]

Tanda tangan staf keselamatan tanda tangan

Tanggal sekarang 10/02/2016

Tanggal masa berakhir SOP (misalnya 1 tahun)

10/02/2017

17. DAFTAR RUJUKAN (meliputi Lembar Data Keselamatan, Sistem Harmonis Global, setiap personel luar yang dimintai konsultasi dalam penyusunan dokumen, ulasan sejawat, dsb.)

(67)

Catatan Penilaian dan Perubahan Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak …

Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

Jika ya, sebutkan dan jelaskan perubahan dimaksud

Apakah ada perubahan terhadap SOP yang sekarang? Ya … Tidak … Jika tidak, sebutkan tanggal persetujuan

Terakhir dinilai oleh (cetak)

(68)

[ 56 ]

SKENARIO 3: GAS BERACUN DAN MUDAH MELEDAK:

MENANGANI DIAZOMETANA DAN ALTERNATIFNYA

Gambaran Umum: Skenario ini menggambarkan suatu situasi ketika seorang mahasiswa sarjana ingin

menjalankan reaksi yang memerlukan diazometana. Setelah melengkapi daftar periksa pengkajian bahaya, ia menyusun SOP Risiko Tinggi. Pembimbingnya, yang memeriksa SOP tersebut, tidak menyetujui penggunaan diazometana dan menyarankan senyawa alternatif (trimetilsilil)diazometana (TMSD).

SKENARIO:

Mahasiswa berpengalaman ingin menggunakan diazometana sebagai agen alkilasi dalam reaksi yang ingin dijalankannya. Diazometana telah ditetapkan sebagai zat yang sangat berbahaya karena mudah terbakar, berpotensi meledak, dan beracun sebagaimana disebutkan di bagian 7 dan 9 dalam laporan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Mahasiswa tersebut segera tahu bahwa ia akan perlu menyusun SOP Risiko Tinggi. Ia meminta pembimbingnya untuk memeriksa SOP yang disusunnya. Pembimbing tidak menyetujui SOP tersebut, meskipun mahasiswa tersebut sudah mengikuti dan menyelesaikan langkah-langkah dengan benar.

Solusi yang disarankan:

Pembimbing mengetahui bahwa diazometana dapat digantikan dengan (trimetilsilil)diazometana (TMSD) karena lebih tidak mudah meledak lantaran menghasilkan diazometana in situ dan dapat digunakan untuk reaksi tersebut. TMSD dijual dalam bentuk heksana anhidrat atau dietil eter, dan masing-masing Lembar Data Keselamatannya dapat dilihat secara online. Meskipun kecelakaan ledakan belum pernah terjadi dengan TMSD, TMSD tidak dapat dikatakan sebagai pengganti sempurna. Toksisitas TMSD masih terbilang tinggi, setidaknya ada dua catatan korban jiwa akibat menghirupnya.

(69)

Kriteria lingkup penyertaan dan penyisihan Jenis SOP Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Mitigasi risiko proses Pengelolaan dan penyimpanan SOP Penyimpanan Standar laboratorium sudah mencukupi

SOP Risiko Sedang

SOP Risiko Tinggi

Penilaian jenis risiko melalui Matriks

Penyimpanan Penilaian zat kimia

dan kondisi proses

X

X

X

Risiko Tinggi: Diazometana sangat beracun apabila terhirup

(70)

[ 58 ]

Formulir Prosedur Operasi Standar Risiko Tinggi

1. JUDUL DAN KETERANGAN MENGENAI EKSPERIMEN ATAU PROSES: Gas Beracun dan Mudah Meledak: Menangani Diazometana dan Alternatifnya Dengan Aman

2. PENYUSUN: [nama]

3. LOKASI: Gedung Kimia Ruang 101

4. PERSONEL YANG BERWENANG (BESERTA INFORMASI KONTAK) a. PENYELIDIK UTAMA (PI)/PENYELIA: [nama] (555) 854-9654

b. MAHASISWA/TEKNISI/OPERATOR: [nama] (555) 202-2020

c. LAINNYA, HARUS DIBERITAHU (misalnya pekerja lain di satu laboratorium, atau anggota lain dalam kelompok penelitian): [nama] (555) 333-4444

5. SEBUTKAN KEBUTUHAN PELATIHAN: Tidak ada ketentuan pelatihan khusus

Teknik eksperimen

Pelatihan tertentu yang diwajibkan Pengguna yang membutuhkan pelatihan

Tanggal selesai

6. KETERANGAN PROSES SECARA RINCI Lihat LDK untuk Nomor Registrasi CAS 18107-18-1

Sebutkan kisaran untuk variabel Suhu: Tekanan: Kekentalan:

Kemudahan terbakar: Lainnya:

Daftar kisaran dan kondisi operasional

Bahan yang akan digunakan Zat kimia: (trimetilsilil)diazometana

Peralatan: Diazometana akan dihasilkan in situ dari TMSD. Diazometana diketahui meledak pada permukaan kaca atau logam tajam. Gunakan tabung diazometana khusus yang dilengkapi sambungan Clear-Seal™ fire-polishing.

Gambar

GAMBAR 2-1  Bagan Alir Pengkajian Risiko.
TABEL 3-1   Persyaratan Penyimpanan Primer

Referensi

Dokumen terkait

Toba Pulp Lestari, Porsea, pekerjaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi harus memiliki ijin kerja (work permit) dan prosedur pemberian ijin tersebut telah ditetapkan di

Jika tindakan medik yang direncanakan mengandung risiko tinggi (operasi atau tindakan invasif lainnya) maka persetujuan harus diberikan secara tersurat dengan cara menandatangani

Pengadaan laboratorium kimia dan biokimia yang sehat dan aman di FIK-UI memerlukan: prosedur pengoperasian laboratorium yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

Pihak rumah sakit juga tidak dapat dipersalahkan jika tindakan invasif atau tindakan yang mengandung risiko yang tinggi yang seharusnya memerlukan persetujuan tertulis

Hasil kuesioner aplikasi pembelajaran “Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia” lanjutan Pernyataan SS S TS STS Penjelasan dari materi yang terdapat dalam aplikasi mudah

Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) adalah bidang yang penting dalam manajemen perusahaan yang bertujuan untuk melindungi dan memastikan kesejahteraan karyawan serta menjaga kelestarian lingkungan tempat kerja. Konsep K3L mencakup serangkaian praktik dan kebijakan yang dirancang untuk mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan. Keamanan: Fokus pada upaya perlindungan terhadap karyawan dari potensi bahaya fisik dan kejahatan di tempat kerja. Ini meliputi penerapan sistem keamanan, pelatihan untuk tindakan darurat, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan aturan keselamatan di tempat kerja. Kesehatan: Berkaitan dengan upaya menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan. Ini meliputi pencegahan penyakit akibat kerja, akses terhadap layanan kesehatan, program kesehatan dan kesejahteraan, serta promosi gaya hidup sehat. Keselamatan Kerja: Berfokus pada identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko di tempat kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera. Ini termasuk pembangunan budaya keselamatan, pelatihan keselamatan, audit keselamatan, dan penerapan prosedur kerja yang aman. Lingkungan: Melibatkan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan tempat kerja dan mencegah polusi serta kerusakan lingkungan. Ini termasuk pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, penggunaan energi yang efisien, dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Dengan menerapkan praktik K3L yang baik, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya akibat cedera dan penyakit, serta membangun citra perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Selain itu, pemenuhan kriteria K3L juga seringkali menjadi persyaratan hukum dan regulasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan untuk menjaga keberlanjutan operasional

Termasuk bekerja di laboratorium kimia karena berpotensi menimbulkan bahaya, bahan yang digunakan di laboratorium kimia mengandung bahan yang bersifat korosif, bahan yang mudah