• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

58

timur, kecamatan air pura, kabupaten pesisir selatan.

Luqathah secara Etimologi berarti “barang temuan”. Kata barang ini bersifat umum, bukan dikhususkan pada barang tertentu saja. Al-Luqathah juga berarti sesuatu yang diperoleh setelah diusahakan, atau sesuatu yang dipungut. (Haroen 2000, 260)

Dalam konsep Islam, pihak penemu luqathah, secara otomatis ditimpakan amanat (tanggung jawab) terhadap luqathah yang ditemukan tadi, diantaranya: si penemu tidak boleh manfaatkannya, dan si penemu harus menyiarkan atau mengumumkan barang luqathah tadi selama satu tahun. Proses yang dapat dilakukan untuk mengumumkan barang hilang tersebut bisa dilakukan dengan membuat pengumuman di tempat ramai maupun di tempat-tempat yang banyak dilalui khalayak ramai, serta dapat juga dilakukan dengan membuat pengumuman di media, baik media cetak maupun media elektronik. Ini merupakan alternatif yang diberikan oleh Wahbah az-Zuhaili, seorang ahli fiqh di Universitas Damascus (Suriah). (Dahlan, 1997, 1022)

Lain hal di desa Koto Pandan, Kenagarian Inderapura timur, Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan, pada umumnya masyarakat berprofesi sebagai petani karena daerahnya terletak diantara peguangan dan dibatasi dengan air laut, dan ditengah-tengah terdapat aliran-aliran sungai yang berasal dari air gunung dan mengalir sampai ke laut. Akan tetapi, masyarakat di Desa Koto Pandan lahan pertaniannya terletak diseberang sungai, karena antara perumahan warga di Desa Koto Pandan dengan lahan pertaniannya dibatasi oleh aliran air sungai tersebut, sehingga untuk

(2)

pergi ke lahan pertanian tersebut, masyarakat harus melintasi air sungai terlebih dahulu.

Pada saat-saat tertentu adakalanya air sungai tersebut membesar disebabkan musim hujan, sehingga arus air tersebut mengenai lahan-lahan pertanian milik warga di Desa Koto Pandan. Akan tetapi pada saat air tersebut membesar banyak benda yang terseret dibawa oleh arus air seperti, ranting-ranting kayu, kelapa sawit yang berada ditepi sungai, dan tanaman-tanaman pertanian seperti jagung, cabe, dan yang lainnya.

Ada suatu ketika saat air sungai membesar, air tersebut ada menyeret kayu balok, sehingga ditemui oleh warga di Nagari Inderapura Timur, dan setelah penulis melakukan penelitian di Kenagarian Inderapura Timur penulis menemukan fakta-fakta yang terjadi, bahwa penemuan kayu balok yang terdapat di Nagari Inderapura Timur terjadi pada dua peristiwa. Peristiwa yang pertama penemuan kayu balok tersebut ditemukan oleh masyarakat tanpa adanya unsur kesengajaan, seperti wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada beberapa masyarakat Nagari Inderapura Timur dibawah ini:

Menurut AsmaNovi sebagai orang yang menemukan balok ia menyatakan: “bahwa ia bersama teman-temannya menemukan balok disaat ia pergi melihat lahan pertanian di seberang sungai dan ia tidak mengetahui siapa pemilik balok tersebut”. (AsmaNovi 2017)

Menurut Ahmat sebagai tokoh masyarakat ia menyatakan: “Ketika arus sungai membesar sebagian masyarakat pergi ketepi sungai untuk melihat apakah lahan pertanian mereka terkena arus atau tidak, dikarenakan lahan pertanian tersebut dekat dengan sungai. Pada saat itu, mereka melihat ada kayu balok yang hanyut terbawah arus, sehingga mereka mengambil balok tersebut”. (Ahmat 2017)

(3)

Menurut Candra Mardinata sebagai orang yang menemukan balok ia menyatakan: “bahwa pada saat setelah air sungai itu membesar ia sedang pergi ke lahan pertaniannya untuk melihat apakah sudah habis semua tanamannya yang ada dilahan tersebut dibawa arus sungai atau tidak, namun pada saat itu di tepi lahan pertaniannya, ia menemukan balok dua potong yang tersangkut di antara ranting-ranting kayu disekitar sana, maka pada saat itu ia mengambilnya dan membawa pulang dan ia gunakan untuk diri sendiri”. (Candra Mardinata 2017)

Adapun peristiwa penemuan kayu balok untuk kedua kalinya yang terjadi di Kenagarian Inderapura Timur, setelah penulis melakukan penelitian, maka penulis menemukan bahwa penemuan balok yang terjadi di lapangan tersebut disebabkan adanya niat untuk mencari dan memiliki balok tersebut dengan cara mengintai balok yang hanyut di sungai. Seperti wawancara yang telah penulis lakukan dibawah ini:

Menurut Syamsul Nasri sebagai orang yang menemukan balok menyatakan: “bahwa pada saat arus sungai membesar ia memang sengaja pergi ke sungai untuk mencari balok yang terbawah arus, kadang-kadang ia menemukan balok dan terkadang tidak. Apabila ia mencari balok, maka ia mengajak beberapa temannya untuk membentuk sebuah kelompok untuk mengambil balok, karena ia tidak mampu untuk mengambilnya sendiri, kemudian setelah balok tersebut didapatkan, lalu mereka menjualnya ketoke balok dan membagi-bagi hasil penjualan balok tersebut kepada teman-temannya”. (Syamsul Nasri 2017)

Menurut Adam Malik sebagai tokoh masyarakat ia menyatakan: “bahwa balok yang hanyut tersebut merupakan kayu yang sudah jadi dan sudah dipetak-petakkan, dan setiap kali air sungai (air bah) itu besar, balok tersebut hanyut kira-kira sekitar

(4)

5-10 potong dan balok itu berasal dari daerah pegunungan yang ada di hulu air sungai yang ada di kampung Lubuk Pandan. Balok tersebut kemungkinan terletak di tepi air sungai dan tiba-tiba air sungai tersebut membesar dan membawa balok yang ada di tepi sungai tersebut”. (Adam Malik 2017)

Menurut Muasri sebagai orang yang mengambil balok ia menyatakan bahwa: “Pada saat itu ia pernah mendapat balok disungai dengan cara berenang bersama temannya, balok itu mereka bagi-bagi, setelah balok tersebut di potong untuk dijadikan papan atau kayu rumah. ia dan teman-temannya yang lain tidak mengetahui kayu (balok) tersebut milik siapa karena balok tersebut juga tidak pernah di cari oleh pemiliknya, akan tetapi di balok tersebut terdapat adanya tanda seperti abjad M, N, ataupun O”. (Muasri 2017)

Menurut Rozi sebagai orang yang mengambil balok ia menyatakan: “Adapun harga kayu (balok) tersebut tergantung jenis kayu yang didapatkan, apabila kayunya bagus maka mahal harganya. Satu (1) batang balok yang didapatkan tersebut ada yang panjangnya sekitar 2-5 meter dengan lebar 20-30 cm, tinggi 40 cm. Dan biasa harganya sekitar 1.000.000 – 1.200.000 per kubiknya tergantung jenis dan ukuran kayunya. Kayu tersebut akan dijualkan kepada toke (pembeli) kayu dan dijemput oleh toke tersebut ke tepi sungai dimana tempat kayu tersebut. Biasanya mereka mengambil balok itu dengan membuat kelompok antara 3-4 orang karna kayu tersebut untuk mengambilnya dari air sungai tidak bisa dilakukan sendiri karena juga menghadang arus air sungai yang deras dan dalam, dan hasilnya dibagilah antara kelompok tersebut. Apabila kayu tersebut tidak diambil akan mengakibatkan resiko bagi nelayan nantinya, karena air sungai (air bah) tersebut arusnya akan pergi kelaut dan apabila balok sudah sampai ke laut akan mengakibatkan rusaknya kapal nelayan yang ada disana”. (Rozi 2017)

(5)

Menurut Adam Malik sebagai tokoh masyarakat tokoh masyarakat ia menyatakan: “Balok yang didapatkan oleh orang-orang yang mengambilnya tadi tidak ada mengumumkan balok tersebut, malahan orang-orang yang menemukan tadi langsung untuk menjual atau memilikinya, dengan alasan karena dari dulunya waktu balok yang hanyut juga di ambil oleh orang-orang yang menemukannya, dan sampai saat inipun juga tidak ada orang yang datang atau mencari balok tersebut, jadi orang-orang yang mengambil tersebut beranggapan bahwa balok tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi oleh si pemiliknya”. (Adam Malik 2017)

Menurut M. Ayur sebagai tokoh masyarakat ia mengatakan: “Balok tersebut memang memiliki ciri-ciri atau tanda seperti tanda abjad, akan tetapi tanda abjad di balok tersebut tidak jelas miliknya siapa”. (M. Ayur 2017)

Adapun pemilik balok yang kehilangan baloknya disebabkan karena adanya faktor alam yang terjadi, seperti wawancara yang telah penulis lakukan kepada pemilik balok dibawah ini:

Bapak Hendrizal sebagai orang yang mempunyai balok mengatakan bahwa ia dan teman-temannya membawah balok dengan menggunakan arus sungai sebagai jalan untuk membawah Balok tersebut ke rumah, dikarenakan lahan untuk mengambil balok itu sangat jauh dari rumahnya dan jalan yang termudah untuk ditempuh adalah dengan jalur air sungai saat arus sungai itu tidak dalam keadaan besar, akan tetapi karena waktunya lumayan jauh, maka saat menghanyutkan balok tersebut, kadang-kadang waktu sudah larut malam, maka saat itu balok tersebut mereka letakkan ditepi sungai dan akan berancana dilanjutkan kembali pada keesokan harinya. Ia dan teman-temannya pulang. Namun tidak ada yang tahu bahwa pada malam harinya terjadi hujan yang menyebabkan arus sungai tersebut membesar dan membawa balok

(6)

tadi yang ada ditepi sungai tersebut terbawah arus. (Hendrizal 2017)

Menurut Syafriadi sebagai rekan yang mempunyai balok menyatakan: “ bahwa saat mereka kehilangan balok, mereka pernah mencari baloknya dan mengumumkan bahwa mereka kehilangan balok serta menyampaikan bahwa balok tersebut memiliki ciri-ciri tanda abjad, namun usahanya tersebut tidak membuahkan hasil, jadi mereka beranggapan bahwa balok tersebut sudah hanyut terlalu jauh dan mungkin sudah sampai kedaerah lain, yang tidak mereka ketahui”. (Syafriadi 2017)

Dari beberapa wawancara diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

4.1.1. Alasan-alasan penemu mengambil balok

4.1.1.1. Peristiwa pertama, penemu mengambil balok karena tidak sengaja melihat balok yang hanyut terbawa arus sungai dan balok tersebut tersangkut di lahan pertaniannya dan ia tidak mengetahui siapa pemilik balok tersebut, sehingga penemu menjualnya dan menggunakannya untuk keperluan diri mereka sendiri.

4.1.1.2. Peristiwa kedua, penemu mengambil balok dikarenakan adanya penemuan balok yang pertama, sehingga penemuan kedua tersebut di lakukan dengan cara mengintai balok yang hanyut pada saat air sungai tersebut membesar dengan cara membentuk tim atau kelompok untuk mengambil balok tersebut. 4.1.1.3. Menemu tidak mengumumkan balok tersebut

(7)

balok, dengan alasan tandanya kurang jelas dan mereka juga sudah bersusah payah untuk mengambilnya, dan dari awal penemu mengambilnya memang untuk mendapatkan keuntungan sendiri.

4.1.2. Alasan-alasan pemilik kehilangan balok

4.1.2.1. Pemilik balok membawa balok tersebut ke rumah dengan cara jalur arus sungai, namun pada saat itu hari sudah mulai larut malam sehingga balok tersebut dibawa ke tepi sungai dan ditinggal disana dengan alasan akan dilanjutkan keesokan harinya, akan tetapi pada malam hari itu cuaca hujan, dan

menyebabkan arus sungai membesar

sehingga arus air membawa balok yang ditepi sungai tadi.

4.2. Analisis Status Kepemilikan Kayu Balok Menurut Hukum Islam Luqathah ialah harta yang hilang dari tangan pemiliknya, yang kemudian ditemukan orang lain. (Bassam 2002) Luqathah berarti sesuatu yang dipungut. Demikian bacaan yang masyhur di kalangan ahli bahasa dan hadits. (Asqalani 2005)

Luqathah secara Etimologi berarti “barang temuan”. Kata barang ini bersifat umum, bukan dikhususkan pada barang tertentu saja. Al-Luqathah juga berarti sesuatu yang diperoleh setelah diusahakan, atau sesuatu yang dipungut. (Haroen 2000, 260)

Mengambil barang temuan hukumnya sunnah. Ada yang mengatakan wajib dan ada yag mengatakan bahwa apabila barang tersebut berada di tempat yang dianggap aman oleh penemuannya

(8)

mengambilnya. Akan tetapi, apabila barang tersebut berada ditempat yang tidak dianggapnya aman ketika ditinggalkannya maka ia wajib mengambilnya. Dan, apabila dia mengetahui adanya ketamakan dalam dirinya terhadap barang tersebut maka haram baginya untuk mengambilnya.

Disamping itu, Rasulullah SAW. dalam hadis lain menyatakan bahwa seseorang dilarang menyia-nyiakan harta (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah)

Oleh sebab itu, lebih baik barang itu dipungut dan harta itu menjadi amanah di tangannya, dan harus pelihara sampai diserahkan kepada pemiliknya. ( Haroen 2007, 261)

Pada dasarnya memungut barang temuan itu boleh apabila penemu tersebut berniat untuk memelihara dan menjaga barang temuan yang ia dapatkan, dan akan mengembalikannya apabila pemilikinya datang untuk mencarinya, akan tetapi yang dilarang adalah untuk memanfatan dan memiliki barang temuan itu, karena barang temuan tersebut bukan kepemilikannya. Akan tetapi yang terjadi di Nagari Inderapura Timur, Kecamatan Air Pura, Kabupaten Pesisir Selatan, yang mana penulis telah melakukan wawancara ke beberapa masyarakat, bahwa masyarakat di Nagari Inderapura Timur pernah menemukan kayu balok yang terbawa arus oleh air bah. Peristiwa penemuan balok tersebut terjadi dua kali, yang mana peristiwa pertama balok itu ditemukan tanpa sengaja oleh beberapa orang, dan mereka menemukan balok di tempat lahan pertanian mereka yang berada di semberag sungai, dan mereka awalnya berniat untuk melihat lahan pertaniannya, apakah lahan pertaniannya terbawa arus sungai atau tidak, dan pada saat itulah mereka menemukan balok tersebut yang tersangkut antara ranting-ranting kayu yang berada di lahan pertaniannya. Pada saat itu mereka mengambil balok tersebut dan dibawa pulang kerumah, ada

(9)

diantara yang menemukan itu menjual balok tersebut dan ada juga digunakan untuk keperluan dirinya sendiri, dan penemu tersebut tidak mengumumkan kepada orang-orang atau masyarakat luas bahwa ia telah menemukan balok tersebut.

Adapun peristiwa penemuan untuk kedua kalinya dikarenakan setelah melihat peristiwa penemuan balok yang pertama, sehingga beberapa masyarakat di Nagari Inderapura Timur berniat untuk mencari dan mengintai balok yang hanyut pada saat musim hujan, karena pada saat itu arus sungai tersebut akan membesar. Untuk mengambil balok tersebut mereka membuat beberapa kelompok, karena untuk mengambil balok yang terbawa arus sungai tersebut diambil dengan cara berenang dan ada juga dengan bantuan pelampung. Penemuan yang kedua juga tidak mengumumkan balok yang mereka temukan itu, dengan alasan bahwa mereka tidak mengetahui siapa pemilik balok tersebut, meskipun balok tersebut memiliki adanya tanda-tanda, akan tetapi menurut mereka tanda tersebut tidak jelas, dan mereka beranggapan bahwa mereka telah bersusah payah untuk menemukan dan mengambil balok tersebut karena melawan arus air sungai yang deras.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, baik peristiwa penemuan balok yang pertama dan peristiwa penemuan balok yang kedua, penemuan balok tersebut, status kepemilikannya sama-sama termasuk luqathah. Akan tetapi kedua peristiwa tersebut sama-sama tidak mengumumkan balok yang ia temukan, padahal mereka mengetahui bahwa balok tersebut adalah milik orang lain, dan mereka menjual dan memanfaatkan balok tersebut untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka telah melanggar ketentuan pada hukum luqathah itu sendiri yaitu mengumumkan barang dan benda apa saja yang ditemukan, sebagaimana yang telah di jelaskan dalam hadist Nabi SAW:

(10)

Artinya: Dari Zaid bin Khalid Al-Juhanny Radhiyallahu Anhu, dia bekrkata, ‘Rasulullah SAW pernah ditanya tentang menemukan emas atau perak yang tercecer. Maka beliau menjawab, ‘ umumkanlah berserta wadah dan talinya, kemudian umumkan selama setahun, jika tidak ada yag mengambilnya, maka gunakanlah ia dan hendaklah dianggap sebagai barang titipan. Jika pada saat tertentu orang mencarinya datang, maka serahkanlah ia kepadanya’. Beliau juga ditanya tentang unta yang tersesat. Maka beliau bertanya, ‘Apa urusanmu denga unta itu? Biarkan ia, karena ia mempunyai sepatu dan kantong air, dan ia dapat menghampiri sumber air dan memakan pepohonan, hingga pemiliknya menemukannya’. Beliau juga ditanya tentang kambing. Maka beliau menjawab, ‘Ambilah ia, karena ia menjadi milikmu atau milik saudaramu atau milik serigala’.” (Ali Bassam 2002, 713)

Hadis di atas menjelaskan bahwa adanya keharusan untuk mengumumkan barang temuan yang ditemukan, dan apabila sipemilik barang temuan tersebut tidak datang maka hendaklah orang yang menemukan itu memelihara dan menyimpan barang tersebut sampai datangnya sipemilik barang. Setelah diumumkan, namun sipemilik barang juga tidak datang maka barang yang ditemukan tersebut bisa dimiliki atau dimanfaatkan oleh orang yang menemukannya. Orang yang menemukan barang temuan dan apabila ia memungutnya, maka ada amanah pada dirinya tersebut,

(11)

yaitu orang yang menemukan itu diwajibkan untuk mengumumkan barang atau benda yang ia temukan tadi. Setelah melihat dari hadist Nabi SAW di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum kepemilikan kayu balok yang tidak diumumkan tersebut adalah haram, dikarenakan bahwa si penemu tidak amanah dengan tanggung jawab yang ada pada dirinya sendiri untuk mengumumkan kayu balok yang telah ditemui.

Referensi

Dokumen terkait

Tema sains dan interaksinya dengan teknologi dan masyarakat muncul paling sedikit dan tidak ditekankan pada buku biologi kelas X materi kingdom animalia yang

43 Tahun 1998, tentang kewajiban penyediaan aksesibilitas bagi penyandang cacat pada prasarana dan sarana pelayanan umum di Jawa Timur, sehingga para penyandang cacat

Hubungi segera sales marketing rumah cluster Alloggio Summarecon Serpong untuk membeli rumah baru 3 lantai di Gading Serpong. Cocok untuk dibuat kos2xan

Menurut FI edisi IV krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Secara tradisional

Hak Desain Industri, yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

Penanaman dan pembiasaan nilai-nilai karakter sejatinya merupakan bagian penting yang menjadi tugas dan fungsi sekolah sebagai sebuah proses pembudayaan dan pemberdayaan

Kriteria Inklusi Ekslusi Population / Problem Jurnalnasional dan international yang berhubunganden gantopikpenelitiy akniregulasi emosi dan intensitas nyeri haid Selain

Apabila lari wanita dari rumah suaminya tidak diterima solatnya sehingga kembali ia dan menghulurkan tangannya kepada suaminya (meminta ampun). Mana-mana perempuan yang