PENDAHULUAN
▪ Masyarakat merupakan narasi besar, dengan struktur besar dan fenomena empiris didalamnya.
Mengeksplorasi narasi besar diperlukan untuk menjelaskan kesalingterkaitan didalamnya. Jangan sampai lahir otoritarianisme politik dan penyederhanaan berlebihan.
▪ Teori Sosiologi sebagai satu standar pemikiran yang berbeda termasuk karya Comte, Durkheim, Weber, Marx, Parson tetap memberikan jalan bagi teori sosial. Teori sosial merupakan proyek interdisipliner yang luas.
Misalnya istilah diskursus, hegemoni dan posisi subjek (Lacloue dan Mouffe).
▪ Dalam memandang ilmu, ada proses monodisipliner dan interdisipliner, Teori Sosial Kritis (TSK) merupakan interdispliner
▪ Teori Sosial dikawinkan dengan keilmuan lain dengan tradisi teoritis ▪ Sintesis beberapa teori, baik teori sosial maupun teori kritis
▪ Perspektif teoritis disini dapat diterapkan dalam penelitian sosial empiris. ▪ Masyarakat sebagai struktur aturan, ada makro, meso, dan mikro.
TEORI
SOSIAL
TEORI
KRITIS
TEORI
SOSIAL
KRITIS
Cara
pandang
Terhadap
Ilmu
Monodisiplin Interdisiplin MultidisiplinerCIRI-CIRI TEORI SOSIAL KRITIS
1. Teori Sosial Kritis (TSK) berlawanan dengan positivisme. Pengetahuan bukan semata-mata refleksi atas dunia statis di luar sana. TSK adalah konstruksi aktif dan teori yang membuat asumsi tertentu tentang dunia yang mereka pelajari sehingga tidak sepenuhnya bebas nilai. TSK juga bertentangan dengan paham Positivis yang sains harus menjelaskan hukum alam masyarakat. TSK memandang masyarakat ditandai dengan historisitas atau terus mengalami perubahan.
2. TSK membedakan masa lalu dan masa kini yang secara umum ditandai dengan dominasi, eksploitasi, dan penindasan. TSK mendorong kemajuan dan perubahan sosial, namun tidak bersifat agitatif. Terserah masyarakat dalam mendorong dan mengalami perubahan sosial.
3. TSK berpandangan dominasi bersifat struktural. Kehidupan masyarakat sehari-hari dipengaruhi oleh institusi sosial yang lebih besar seperti politik, ekonomi, budaya, diskursus, jender, dan ras. TSK mengungkap fakta struktur ini membantu masyarakat dalam memahami akar global dan rasional penindasan yang mereka alami
Lanjutan
4. TSK berkeyakinan bahwa struktur dominasi diproduksi melalui kesadaran palsu manusia, dilanggengkan oleh ideologi (marx) reifikasi (G. Lucas), hegemoni (Gramsci), pemikiran satu dimensi (Marcuse), dan metafisika keberadaan (Derrida). Contoh: masyarakat sebagai entitas yang dikendalikan oleh hukum yang kaku sehingga masyarakat harus beradaptasi dengan
pola keajegan. TSK mematahkan kesadaran palsu dengan meyakini kuasa manusia baik secara pribadi maupun secara kolektif dapat mengubah masyarakat.
5. TSK berkeyakinan bahwa perubahan sosial dimulai dari rumah, pada kehidupan sehari-hari manusia misalnya seksualitas, peran keluarga, dan tempat kerja. TSK menghindari
determinasi dan mendukung volunterisme.
6. Mengikuti Marx, TSK menggambarkan hubungan manusia dengan struktur dialektis. Struktur mengkondisikan pengalaman sehari-hari, pengetahuan tentang struktur membantu
Lanjutan
7.
TSK menempatkan kehidupan sehari-hari dengan struktur sosial
skala besar, TSK berlawanan dengan pernyataan bahwa
kemajuan akhir terletak pada ujung jalan panjang yang hanya
dapat dilewati dengan mengorbankan kebebasan dan hidup
manusia. Dengan fokus pada hubungan dialektis antara
kehidupan sehari-hari dengan struktur, TSK berkeyakinan
bahwa manusia bertanggung jawab penuh terhadap
kebebasan mereka sendiri, mencegah mereka agar tidak
tertindas sesamanya atas nama kebebasan jangka panjang.
TSK menolak pragmatisme revolusioner yang menyatakan kaum
diktator proletar akan dengan cepat menjadi diktator atas kaum
proletar. Kebebasan tidak dapat diraih dengan pragmatisme.
PERBANDINGAN POSITIVIS & KRITIS
▪Ilmuuntukilmu
▪Faktaobjektif
▪Ilmumengarahkepadakepastian
▪Marxisme, Strukturalisme
PO SITIV IS • Post Positivis• Ilmu untuk Praktis • Metode reflektif
• Membangkitkan kesadaran emansipasi, partisipasi, lepas dari ketertindasan, dan mau bergerak membebaskan diri • Mengkritik: hubungan manusia terlihat
hubungan antar benda (reifikasi) • Neo Marxist, post Strukturalisme
PO
ST P
OS
ITIV
KOMPARASI EMPIRIS ANALITIS, HISTORIS HERMENEUTIS,
ILMU KRITIS
Medium Kerja Dimensi Kerja Medium Bahasa Dimensi Komunikasi Medium Kekuasaan Dimensi KekuasaanKepentingan Teknis Praktis Emansipatoris
Pengetahuan Informasi Interpretatif Analisis
Tindakan Tindakan rasional
bertujuan
Tindakan komunikatif Tindakan revolusioner emansipatoris Ungkapan Linguistik Metodologi Metodologis Proposisi deduktif monologal Empiris Analitis
Bahasa sehari-hari, language game, ungkapan dialogal Historis Hermeunitis
Pembicaraan Emansipatoris Refleksi diri
Sistematika Metodis Ilmu-ilmu empiris analitis (Ilmu Pengetahuan Alam)
Ilmu-ilmu historis hermeneutis (Ilmu Pengetahuan Sosial)
CATATAN
▪
Reifikasi (G. Lucas): Reifikasi adalah terreduksinya hubungan antar manusia
karena menjadi relasi alat produksi. Dalil dasar reifikasi adalah “penurunan” nilai
relasi manusia yang seharusnya hangat menjadi hubungan antar “manusia”
karena kepentingan ekonomi. Di dalam masyarakat modern persoalan ini
menjadi sedemikan akut sehingga kita merasa terasing dengan manusia yang
lain.
▪
Hegemoni (Gramsci): Titik awal gramschi bahwa suatu kelas dan anggotanya
menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan cara
kekerasan dan persuasi
▪
Hegemoni bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan,
melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik
dan ideologis. Hegemoni adalah suatu organisasi konsensus.
Lanjutan
▪ Pemikiran satu dimensi (Marcuse)
▪ Dewasa ini yang terjadi bukanlah manusia menindas manusia lainnya, golongan tertentu menindas golongan lainnya. Tak ada lagi orang atau golongan yang ditunjuk sebagai penindas. Melainkan
terdapat suatu sistem totaliter yang menguasai semua orang, seluruh realitas alamiah dan sosial. Tak ada orang yang dapat memengaruhi sistem anonim itu. Sistem yang tampak dalam segala bidang ini, menonjolkan diri baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang.
▪ Metafisika keberadaan (Derrida)
▪ Derrida menolak dikotomi konseptual antara “kehadiran” (presence) dan “absensi” (absence). Ini berarti,kehadiran suatu subjek terjadi karena ketiadaan subjek lainnya. Dengan menolak dikotomi tersebut berarti memberikan peluang masuknya subjek-subjek yang selama ini ditiadakan secara sistematis oleh filsafat Barat. Adanya tatanan hierarki dalam sebuah dikotomi membuat seakan-akan istilah kedua atau absence menjadi negatif, korup, dan menjadi versi yang tidak diinginkan. Derrida meneliti ini dalam hubungannya dengan konseptualisasi “berbicara” lebih unggul daripada
“menulis”. Derrida mengklaim, “berbicara” dipandang sebagai sesuatu yang autentik dan primer, sedangkan “menulis” dilihat sebagai yang sekunder dan sudah terbiaskan.
DARWIN, MARX, &
FREUD
DARWIN
Berani keluar dari model stagnasi ilmu pengetahuan
Dari hanya manusia purba menuju evolusi manusia. Spesies pada generasi yang sama merupakan keturunan linear dari spesies tertentu lainnya yang biasanya sudah punah. Penciptaan spesies baru melalui evolusi.
Bicara evolusi dianggap ancaman bagi kaum Kristen ortodoks, hal inilah upaya membalik dan mengkritik dogma dan ideologi
Darwinisme sosial menggarisbawahi perjuangan untuk bertahan diantara kelompok sosial. Selain itu mengedepankan studi empiris di lapangan dan bukan “spekulasi dari belakang meja”. Tidak hanya berdampak soal biologi, tetapi teori evolusi Darwin berimpak pada filsosofi, teologi, juga politik
SIGMUND FREUD
▪ Kecenderungan teori kritis multidisipliner
▪ Sociologycal Social Psychology: Pengalaman sosial yang berakar pada partisipasi individu, interaksi dengan orang lain, dampak lingkungan kultural terhadap pengalaman sosial yang berakar pada partisipasi individual dalam kelompok, munculnya struktur-struktur sosial dari interaksi tersebut.
▪ Pschological Soscial Psychology
▪ Psikoanalisis Freud dibawa oleh Erich Fromm setelah 9 tahun Frankfurt School berdiri, dengan menulis buku berjudul The Development of The Dogma of Christ (1931). Isinya merupakan perpaduan pertama antara analisis Marx dengan psikoanalisis Freud.
▪ Subyek dari psikoanalisis Freud adalah manusia yang menipu diri tentang dirinya sendiri, karena adanya mekanisme-mekanisme tak sadar dalam dirinya yang berupa tekanan-tekanan psikis. Dengan menciptakan gambaran palsu, ilusi, delusi, dan melakukan mekanisme pertahanan diri tetapi sesungguhnya semua itu hanyalah penipuan diri oleh diri dan penindasan diri oleh dirinya sendiri.
▪ Dengan demikian subyek psikoanalisis Freud berada dalam situasi ketidakbebasan (sama dengan kaum proletar Marx), hanya pasien Freud ketidakbebasannya adalah ketidakbebasan psikis
▪ Psikoanalisis dpt dipakai untuk mempertajam kritik Marx terhadap masyarakat modern yang penindasannya bersifat samar. Psikoanalisis memberikan jalan kebuntuan analisis antara basis bawah dan bangun atas yang sering dipakai Marx
Psikoanalisis dpt dipakai untuk memahami alasan golongan proletar sudah tidak mempunyai jiwa revolusioner lagi.
▪ Pertama, dalam soal materi. Kehidupan kelas proletar lumayan membaik, sehingga akan sulit membedakan cara berpakaian, tontonan hiburan dari kelas proletar dengan borjuis
▪ Kedua, mengenai ide pemikiran mereka hampir sama dengan pemikiran dari golongan borjuis. Sehingga tujuan mereka saat ini adalah bagaimana menjadi borjuis atau seakan-akan borjuis dan mereka meyakini bahwa sistem kapitalisme yang ada saat ini dipahami menindas lagi
▪ Analisis Freud dipakai Marcuse ketika mengalami kebuntuan untuk memecahkan masalah manusia yang sekarang telah menjadi satu dimensi
▪ Ketika kaum proletar sudah tidak dipakai sebagai kelompok pengembang kebebasan, maka yang bisa dilakukan untuk menciptakan perubahan hanyalah dekonstruksi psikis, untuk membuka tabir kepalsuan
▪ Dalam analisisnya Freud mengenai ide atau prinsip kesenangan ego atau prinsip realitas (organisasi sosial), menjelaskan bahwa sebenarnya telah terjadi antagonisme atau kontradiksi antara dua
▪ Kondisi yang terjadi menggambarkan prinsip realitas selalu menekankan dorongan kesenangan, sehingga untuk dapat hidup sesuai dengan realitas sosial dalam masyarakat individu harus rela menunda atau menekan
kesenangannya
▪ Penundaan akan kesenangan itu kemudian akan muncul dalam aktivitas yang tak sadar
▪ Prinsip realitas tidak lain adalah prinsip produktivitas, prinsip ini tidak menjami akan terpenuhinya dorongan instingtif, tetapi untuk mengejar produktivitas yait pertumbuhan ekonomi.
▪ Prinsip realitas akan sangat bersifat represi untuk mewujudkannya. Sifat ini muncul karena adanya kelangkaan alat pemuas kebutuhan, sehingga dalam pemikiran manusia hanya ada keinginan bagaimana meningkatkan produksi, hal ini menjadikan buruh melakukan kerja, kerja dan kerja
▪ Kondisi ini mengkonstruksi dalam pemikiran masyarakat modern sehingga menjadi dorongan instingtif. Hal-hal mengenai kesadaran palsu tersebut yang sulit untuk diterangkan dengan ajaran Marx sehingga perlu bantuan psikoanalisis
▪ Psikonalisis dalam model kritis dipakai untuk melihat kondisi terhegemoni atau mengritik rasionalitas yang tidak bebas. Untuk melihat penindasan, Fromn menganjurkan untuk melihat bagaimana manusia dalam kehidupan modern secara tidak sadar seringkali lari dari kebebasan. Perilaku ini sering tidak disadari namun perilaku ini merupakan perilaku yang tidak sehat
MARX
Teori Kritis memiliki hubungan dengan pemikiran Marx. Seperti diketahui, Marx
adalah seorang filsuf yang amat menaruh perhatian pada perubahan keadaaan
produksi kapitalisme yang bukan saja eksploitatif, tetapi juga membuat manusia
teralienasi, baik dengan dirinya sendiri mau pun dengan sesamanya. Dan pada
saat itu Bagi Marx, satu-satunya cara untuk mengubah situasi ini adalah melalui
perjuangan kelas. Kelas buruh harus bersatu untuk melawan kaum borjuis.
Tetapi hal itu justru membuat penindasan baru. Dan teori kritis justru tidak
membuat orang berpikir kritis. Konsep itulah yang mulai di ubah oleh habermas.
Dimana parxis tidak lagi di artikan sebagai kerja tetapi lebih melihat ke dalam
Marx melakukan kritik terhadap Hegel, ide adalah penentu kenyataan, sehingga Hegel menyebut yang rasional itu nyata dan yang nyata itu rasional. dengan berpatok pada asumsi tersebut maka untuk melakukan perubahan ide & kesadaran manusia harus diubah.
• Menurut Marx, gagasan akan menjadi kuat dan dpt terjadi dalam dunia, apabila situasi materialnya mendukung. Kegiatan kesadaran manusia itu mengalir langsung sebagai akibat kegiatan material, yaitu proses hidup manusia.
• Ide dalam suatu kelas pasti akan menguntungkan kelas yang menguasai alat produksi,
sehingga teori yang dibuat kelas penguasa mau tidak mau, sadar tidak sadar pasti akan membela kelas penguasa. Jadi ideologi berasal dari ide yang telah dianggap benar, meski tujuan dari
▪ Tradisi kritis berusaha untuk memahami sistem, struktur kekuasaan dan keyakinan atau ideologi yang selama ini dianggap sebagai taken for granted– dan telah mendominasi masyarakat, dengan sebuah pandangan khusus untuk kepentingan “melayani” siapakah struktur-struktur kekuasaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seperti, misalkan, “who does and does not get to speak”; “what does and does not get said”; dan “who stands to benefit from a particular system”, merupakan pertanyaan-pertanyaan khas yang diajukan oleh tradisi kritis dalam setiap kajian-kajian yang dilakukan
▪ Teori-teori dalam tradisi ini sangat tertarik untuk mengungkapkan kondisi-kondisi sosial yang menindas dan penggunaan kekuasaan dalam rangka untuk meningkatkan emansipasi, atau menciptakan masyarakat yang bebas dari dominasi dan penindasan. Teori ini, salah satunya, memang diarahkan untuk mengetahui terjadinya penindasan oleh satu kelompok dominan terhadap kelompok lain yang subordinat. Sebab, dalam pandangan tradisi ini, hanya dengan memahami dan mengetahui penindasan yang terjadi, kita dapat menghilangkan apa yang disebut dengan ilusi ideologi serta untuk mengambil tindakan dalam mengatasi kekuasaan yang menindas untuk membebaskan masyarakat.