• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan. Kata Pengantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan. Kata Pengantar"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat

me-nyelesaikan Laporan Akhir Kajian Pengangguran Riil Kota

Balikpapan.

Laporan Akhir ini berisikan Hasil Kajian Pengangguran

Riil Kota Balikpapan, tidak lupa ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu selesainya Laporan

A-khir ini.

Selanjutnya harapan penyusun semoga Laporan Akhir

ini dapat bermanfaat dan mendapat masukkan untuk

di-lanjutkan pengambilan kebijakan mengenai penyelesaian

masalah pengangguran di Kota Balikpapan.

Balikpapan, September 2015

Penyusun

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(3)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR GAMBAR ...iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan dan Sasaran...2

1.2.1 Tujuan...2

1.2.2 Sasaran...2

1.3 Landasan Hukum ...3

1.4 Ruang Lingkup...3

1.5 Metodologi dan Konsep ...3

1.5.1 Konsep Pekerjaan...4

1.5.2 Tahapan Pekerjaan...4

1.5.3 Data Studi...5

1.6 Sistematika Penulisan...6

BAB II LITERATUR DAN KEBIJAKAN...7

2.1 Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional...7

2.2 Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 08 Tahun 2004...7

2.3 Pengertian Pengangguran...7

2.4 Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya...8

2.5 Faktor Penyebab Pengangguran...9

2.6 Dampak Pengangguran ... 11

BAB III GAMBARAN WILAYAH STUDI...12

3.1 Gambaran Umum Wilayah... 12

3.1.1 Kondisi Geografis ... 12

3.1.2 Kondisi Fisik ... 14

3.1.3 Tata Guna Lahan... 16

3.1.4 Demografi... 18

3.1.5 Ekonomi... 21

3.2 Gambaran Pengangguran di Kota Balikpapan ... 22

3.2.1 Ketenagakerjaan ... 22

3.2.2 Pengangguran ... 23

3.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran di Kota Balikpapan... 28

3.2.4 Upaya Pemerintah Kota Balikpapan untuk Mengatasi Pengangguran ... 28

BAB IV ANALISIS PENGANGGURAN RIIL KOTA BALIKPAPAN ...29

4.1 Analisis Kependudukan ... 29

4.1.1 Analisis Pertumbuhan Penduduk... 29

4.1.2 Analisis Proyeksi Penduduk ... 29

4.1.3 Analisis Distribusi dan Kepadatan Penduduk... 30

4.1.4 Analisis Struktur dan Piramida Penduduk... 33

4.1.5 Analisis Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 34

4.1.6 Analisis Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 35

4.1.7 Analisis Penduduk Berdasarkan Tingkat Perekonomian... 36

4.1.8 Analisis Penduduk dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan ... 38 Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(4)

4.1.9 Analisis Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja... 39

4.1.10 Analisis Jumlah Pengangguran... 40

4.1.11 Analisis Jumlah Pengangguran Lulusan SMA... 41

4.1.12 Analisis Jumlah Pengangguran Lulusan S1 ... 41

4.2 Analisis Kompetensi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan ... 42

4.2.1 Analisis Kompetensi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Berdasarkan PDRB ... 42

4.2.2 Analisis Kompetensi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 43

4.2.3 Analisis Kompetensi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Berdasarkan Sektor yang Kurang Berkembang dan Membutuhkan SDM ... 44

4.2.4 Analisis Penguatan Bidang yang Menyerap Tenaga Kerja... 45

4.2.5 Analisis Penguatan SDM untuk Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja ... ... 46

4.2.6 Analisis Kompetensi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Berdasarkan Industri dan UMKM ... 47

4.3 Analisis Fluktuasi Pengangguran Kota Balikpapan... 53

4.3.1 Analisis Fluktuasi Berdasarkan Kelompok Umur... 53

4.3.2 Analisis Fluktuasi Pengangguran Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 62

4.4 Analisis Bonus Demografi ... 64

4.5 Analisis Sample Kondisi Riil Pengangguran ... 66

4.6 Analisis Potensi dan Permasalahan... 69

4.7 Analisis SWOT... 71

BAB V HASIL STUDI & INDIKASI PROGRAM...73

5.1 Hasil Studi ... 73

5.2 Indikasi Program ... 74

BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI ...76

6.1 Kesimpulan ... 77

6.2 Rekomendasi ... 77 Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(5)

Daftar Gambar

Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Balikpapan ...13

Gambar 3.2 Peta Topografi Kota Balikpapan ...15

Gambar 3.3 Peta Tata Guna Lahan Kota Balikpapan...17

Gambar 3.4 Peta Kepadatan Penduduk Kota Balikpapan ...20

Gambar 3.5 Diagram Perbandingan Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar...26

Gambar 3.6 Peta Tingkat Pengangguran Kota Balikpapan ...27

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Penduduk Tahun 2011 – 2014...29

Gambar 4.2 Proyeksi Penduduk Kota Balikpapan ...30

Gambar 4.3 Diagram Persebaran Penduduk di Kota Balikpapan ...30

Gambar 4.4 Grafik Kepadatan Penduduk Setiap Kecamatan ...31

Gambar 4.5 Peta Kepadatan Penduduk Kota Balikpapan ...32

Gambar 4.6 Piramida Penduduk Kota Balikpapan ...33

Gambar 4.7 Peta Tingkat Penduduk Tenaga Kerja Kota Balikpapan...37

Gambar 4.8 Proyeksi Jumlah Pengangguran Kota Balikpapan Tahun 2000-2021 ...40

Gambar 4.9 Grafik Fluktuasi Jumlah Pencari Kerja Tertinggi Berdasarkan Kelompok Umur ...61

Gambar 4.10 Grafik Jumlah Pencari Kerja dan Lowongan Kerja Bulan Desember 2014 – Juni 2015 ...62

Gambar 4.11 Grafik Fluktuasi Persentase Pencari Kerja Tebesar Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir...64

Gambar 4.12 Grafik Jumlah Tahun Mulai Menganggur ...66

Gambar 4.13 Grafik Asal Daerah Pengangguran ...67

Gambar 4.14 Grafik Alasan Menganggur...67

Gambar 4.15 Grafik Pekerjaan Sebelum Menganggur ...68

Gambar 4.16 Grafik Pendidikan Terakhir Pengangguran ...68

Gambar 4.17 Grafik Rata-data Usia Menganggur ...69 Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(6)

Daftar Tabel

Tabel I.1. Data Studi...18

Tabel III.1. Karakteristik Penduduk Masing-Masing Kecamatan di Balikpapan ...19

Tabel III.2. Kepadatan Penduduk Balikpapan Tiap Kecamatan/Kelurahan 2014 ...19

Tabel III.3. Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Berdasar Jenis Kelamin...21

Tabel III.4. PDRB Kota Balikpapan Tahun 2010-2014...21

Tabel III.5. Banyaknya UMKM dan Jumlah Tenaga Kerja di Kota Balikpapan...22

Tabel III.6. Jumlah Proporsi Tenaga Kerja Kota Balikpapan Tahun 2014 ...23

Tabel III.7. Jumlah dan Proporsi Penduduk Bekerja dan Menganggur Kota Balikpapan Tahun 2014...23

Tabel III.8. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar 2014...24

Tabel III.9. Banyaknya Pencari Kerja yang belum ditempatkan ...24

Tabel III.10. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Pendidikan...25

Tabel III.11. Banyaknya Pencari Kerja Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar ...25

Tabel III.12. Banyaknya Pencari Kerja Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan, Status dan Jenis Kelamin (orang)...26

Tabel IV.1 Pertumbuhan Penduduk Kota Balikpapan tahun 2011-2014...29

Tabel IV.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...34

Tabel IV.3 Penduduk Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan ...34

Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...35

Tabel IV.5 Jumlah Keluarga Sejahtera di Kota Balikpapan ...36

Tabel IV.6 Banyaknya Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar...38

Tabel IV.7 Banyaknya Pencari Kerja Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar ...38

Tabel IV.8 Jumlah Penduduk Usia di Kota Balikpapan Tahun 2012-2014...39

Tabel IV.9 Jumlah Pengangguran...40

Tabel IV.10 Jumlah Pengangguran Usia SMA/SMK...41

Tabel IV.11 Banyaknya Pencari Kerja Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar ...41

Tabel IV.12 PDRB Kota Balikpapan 2013-2014...42

Tabel IV.13 Jumlah Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 – 2015 ...44

Tabel IV.14 PDRB Kota Balikpapan ADHK dan AHB Tahun 2013 – 2014...44

Tabel IV.15 Jumlah Industri Di Kota Balikpapan 2005 – 2014...47

Tabel IV.16 Jenis Industri Kecil Menengah di Kota Balikpapan Tahun 2014...47

Tabel IV.17 Kelompok Jenis – jenis Industri di Kota Balikpapan ...49

Tabel IV.18 Jumlah Sektor Perhotelan di Kota Balikpapan...52

Tabel IV.19 Jumlah UMKM Di Kota Balikpapan...53

Tabel IV.20 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan Desember 2014...53

Tabel IV.21 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan Januari 2015 ...54

Tabel IV.22 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan Februari 2015...55

Tabel IV.23 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan Maret 2015...56

Tabel IV.24 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan April 2015...57

Tabel IV.25 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan Mei 2015...59

Tabel IV.26 Jumlah Pencari Kerja Kota Balikpapan Berdasarkan Kelompok Umur Per Bulan Juni 2015...60

(7)

Tabel IV.27 Jumlah Pencari Kerja Terbesar Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir di Kota

Balikpapan...62

Tabel IV.28 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Kota Balikpapan...65

Tabel IV.29 Jumlah Penduduk Umur Kota Balikpapan Menurut Status Pekerjaan...65

Tabel IV.30 Tabel Analisis SWOT ...71

Tabel V.1. Indikasi Program ...74 Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(8)
(9)

BABI

PENDAHULUAN

(10)

1.1 Latar Belakang

P

erekonomian Indonesia adalah pereko-nomian terbuka sehingga perkembangan ekonomi dunia sangat berpengaruh terhadap kinerja pere-konomian terbuka. Demikian juga dengan pere-konomian di Kota Balikpapan. Dengan semakin tumbuhnya perekonomian sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga peme-rintah kota memberlakukan operasi kependudu-kan berupa operasi KTP di pintu masuk kota, ja-lan raya, permukiman, bandara serta pelabuhan.

Di awal Juni 2014 jumlah penduduk 684.339 jiwa dengan jumlah pendatang selama tahun 2012 sebanyak 21.486 jiwa yang merupakan jumlah ter-tinggi selama tiga tahun terakhir. Jumlah pendatang tersebut mampu melampaui jumlah pendatang yang masuk di Singapura yakni pada tahun yang sama sebanyak 20.693 jiwa dan para pendatang tersebut memenuhi persyaratan dan menjadi warga tetap, se-dang sisa dipulangkan atau pindah sendiri. Pening-katan jumlah penduduk terjadi akibat tingginya arus migrasi pendatang serta pertumbuhan alamiah se-hingga Balikpapan mulai tahun 2005 se-hingga saat ini menjadi kota terpadat penduduk di Kalimantan Timur.

Pertumbuhan pendatang dua kali lipat diban-dingkan pertumbuhan kelahiran. Jumlah pendatang yang tinggi tidak diimbangi dengan kompetensi yang memadai dan tidak sesuai dengan sektor yang dibu-tuhkan. Tercatat sekitar 9 ribuan pendatang dengan pendidikan lulusan SD sempat mencari kerja di kota ini, namun tidak ada permintaan tenaga kerja lulusan SD. Daya tampung Balikpapan terhadap tenaga ker-ja sudah sangat minim, jumlah pencari kerker-ja selalu ker-jauh lebih tinggi dibandingkan permintaan tenaga kerja.

Jumlah pendatang pencari kerja melonjak drastis, sementara permintaan tenaga kerja yang rendah hanya mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran dan pekerja sektor informal menjadi penyebab masalah penataan kota yang mewajibkan seluruh pendatang untuk membayar dana jaminan serta memenuhi per-syaratan hingga setengah tahun.

Dengan pertumbuhan pendatang

yang sangat tinggi, pada tahun 2015

jum-lah penduduk diprediksi meningkat

menja-di 825.275 jiwa yang mengakibatkan 5,1%

(42.502 jiwa) penduduk Balikpapan saat

ini tidak dapat menikmati air bersih dan

jumlah penduduk di tahun 2033 diprediksi

mencapai angka 1.102.366 jiwa dengan

kepadatan penduduk sebesar 2.190 jiwa/

km

3

.

Faktor lain yang menyebabkan tingginya ang-ka pengangguran di Kota Balikpapan yaitu adanya dampak dari kabupaten tetangga sebagian berpin-dah/beralih mencari kerja di Kota Balikpapan karena penurunan industri batu bara di Kalimantan Timur menyebabkan perusahaan melakukan efisiensi di se-gala bidang termasuk karyawan, karena itu apabila tidak disikapi dengan serius angka pengangguran akan meningkat yang akan menjadi penyebab turun-nya kualitas hidup.

Berdasarkan data Disnakersos Kota Balikpapan angka pencari kerja yang terdaftar mencapai 5.300 pada tahun 2013. Angka-angka ini tidak mencer-minkan angka pengangguran sesungguhnya karena masih ada pencari kerja yang tidak terdaftar oleh Disnakersos Kota Balikpapan.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(11)

Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat berin-teraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah un-tuk dipahami. Apabila pengangguran tersebut tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan kerawanan sosial dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan.

Keterkaitan ketenagakerjaan dan kemiskinan didekati dengan melihat hubungan antara kemiski-nan dan pengangguran. Definisi pengangguran den-gan pendekatan angkatan kerja dan pendekatan pe-manfaatan tenaga kerja. Pendekatan Angkatan Kerja

(Labour Utilization Approach) yaitu angkatan kerja

dibedakan menjadi tiga kelompok;

1. Menganggur, yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

2. Setengah menganggur, yaitu mereka yang be-kerja tetapi belum dimanfaatkan secara penuh da-lan seminggu kurang dari 35 jam.

3. Bekerja penuh, yaitu mereka yang bekerja penuh atau jam kerjanya dalam seminggu mencapai 35 jam.

Besarnya angka pengangguran merupakan salah satu faktor indikator untuk menunjukkan ting-kat kesejahteraan akibat dari pembangunan ekono-mi. Jumlah penduduk yang semakin meningkat diikuti pula dengan jumlah angkatan kerja yang me-ningkat akan meme-ningkatkan jumlah pengangguran apabila tidak diimbangi dengan peningkatan kesem-patan kerja. Dengan melihat berbagai permasalahan dan dampak yang ditimbulkan yang dari pengang-guran, maka dipandang perlu membuat kajian ten-tang pengangguran di Kota Balikpapan sehingga ada alternatif solusi untuk mengatasi masalah pengang-guran di Kota Balikpapan.

1.2.1 Tujuan

Tujuan dilakukannya kajian penganggu-ran ini adalah sebagai bahan untuk menyusun peraturan berkaitan dengan Pengangguran di Kota Balikpapan.

1.2.1 Sasaran

Sasaran dari pekerjaan ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi jumlah pengang-guran yang ada di Kota Balikpapan baik pengguran dan setengah pengangguran. 2. Melakukan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya pengangguran di Kota Balikpapan dari berbagai aspek. 3. Mengetahui pihak-pihak terkait dalam

penanganan masalah pengangguran di Kota Balikpapan.

4. Mengetahui seberapa besar penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Ba-likpapan untuk mengatasi pengangguran. 5. Memberikan rekomendasi dan saran

un-tuk menyelesaikan masalah Pengangguran di Kota Balikpapan untuk mencegah ter-jadinya berbagai masalah yang ditimbul-kannya.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

2 2

(12)

Beberapa peraturan perundangan yang dijadi-kan landasan bagi penyusunan kajian ini adalah se-bagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial.

3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 ten-tang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiski-nan.

4. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 08 Ta-hun 2004 tentang Penanggulangan Kemiskinan Kota Balikpapan.

1.3 Landasan Hukum

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi pekerjaan kajian ten-tang pengangguran di Kota Balikpapan meliputi:

1. Regulasi terkait penanganan masalah pengang-guran di Kota Balikpapan.

2. Identifikasi jumlah pengangguran di Kota Balik-papan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pengangguran di Kota Balikpapan.

4. Pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan masalah pengangguran di Kota Balikpapan

5. Perencanaan penanganan masalah Penganggu-ran di Kota Balikpapan;

6. Permasalahan Pengangguran di Kota Balikpapan yang dihadapi di lapangan.

1.5 Metodologi dan Konsep

Metodologi pelaksanaan kegiatan ini ini terdiri dari konsep pekerjaan, tahapan pengerjaan, dan ke-butuhan data.

1.5.1 Konsep Pekerjaan

Konsep pekerjaan dilakukan dengan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan Kualitatif pent-ing untuk dilakukan guna menganalisis hal-hal yang harus dipenuhi dan dalam perencanaan yang bersifat tidak terukur (pendekaan sosial, pendekatan partisi-patif), sedangkan pendekatan kuantitatif berupa stu-di antisipasi dan pendayagunaan bonus demografi adalah studi yang membutuhkan standar-standar dan kriteria tertentu yang harus dipenuhi dengan melakukan beberapa perhitungan secara kuantitatif seperti menghitung angka ketergantungan, melaku-kan proyeksi, dan beberapa perhitungan dalam men-ganalisis pengangguran riil.

Metode yang dipakai dalam studi ini adalah

Content Analysis, observasi lapangan, studi literatur

dan wawancara melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Pekerjaan penyusunan dokumen pada dasar-nya meliputi beberapa tahap yaitu;

a. Persiapan;

b. Survei dan pengumpulan data; c. Pengolahan data;

d. Analisis data;

e. Kesimpulan kelayakan; dan

f. Perumusan saran atau rekomendasi. Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(13)

1.5.2 Tahapan Pekerjaan

Terdapat 5 (lima) tahap dari pentahapan pekerjaan penyusunan Studi Pengangguran Riil di Kota Balik-papan

1. Tahap Persiapan

a. Mempersiapkan metodologi untuk survei dan analisis, yaitu perencanaan dan pene-tapan metodologi yang akan dipergunakan dalam pembahasan/analisis nantinya. b. Mempersiapkan jadwal pelaksanaan

peker-jaan, yaitu ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan tenggang waktu yang di-berikan kepada konsultan serta penetapan keterlibatan tenaga ahli dalam penetapan waktu tersebut;

c. Mempersiapkan tenaga ahli, yaitu mem-persiapkan semua komponen tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan persyara-tan yang diminta agar terdapat kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya

2. Tahap Pengumpulan Data Dan Studi

a. Pengumpulan Data Primer

Yang dimaksud data primer adalah data yang dapat diambil dari sumber langsung. b. Pengumpulan Data Sekunder

Yang dimaksud data sekunder adalah data yang diperoleh dan sumber luar atau tidak langsung.

3. Tahap Studi Literatur

Studi ini dimaksudkan untuk menganalisa jum-lah pengangguran dan tenaga kerja di Kota Ba-likpapan, ditinjau dari aspek kebijakan, kebutu-han dunia usaha dan standar literatur lainnya.

4. Tahap analisis

Merupakan bagian intisari dari studi kela- yakan yang memuat semua data dasar ter-masuk penilaian dan analisis serta asumsi yang digunakan yang terdiri dari:

• Kependudukan;

Analisis dalam kependudukan menggu-nakan teknik proyeksi dari jumlah pen-gangguran lulusan SMA dan S1 saat ini sehingga akan diketahui trend jumlah pengangguran di Kota Balikpapan dari tahun ke tahun. Hasil dari trend ini akan memberikan masukan terhadap upaya mengatasi jumlah pengangguran yang ada.

• Analisis Kebijakan;

Kebijakan yang dianalisis adalah kebija-kan mengenai link and match antara ke-beradaan sekolah atau pendidikan saat ini dengan dunia kerja dan kebijakan terhadap progam pelatihan tenaga kerja untuk siap kerja. Sudahkan kebijakan link

and match di-terapkan? Dan bagaimana

kebijakan eksisting yang berlaku dalam upaya pengelolaan sekolah kejuruan di Kota Balikpapan. Selain itu bagaimana program pelatihan tenaga kerja untuk siap kerja, sudahkan kebijakan pelatihan tenaga kerja untuk siap kerja diterapkan? Sehingga dari kedua data tersebut dapat diketahui bagaimana keterpaduan antara pendidikan dan dunia kerja, serta pelati-han tenaga kerja yang dilakukan untuk siap kerja.

• Analisis Kompetensi;

Analisis kompetensi lebih melihat bagaimana kompeyensi/kemampuan tenaga kerja yang sebenarnya dibutuh-kan alam dunia usaha.

• Analisis Permasalahan

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui permasalahan pengembangan SDM yang dilakukan melalui Focus Group Discussion

(FGD).

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

4 4

(14)

5.

Tahap Penyusunan Kesimpulan Kelayakan dan Rekomendasi

Dari hasil analisa beberapa faktor di atas maka tahap selanjutnya adalah penyusunan

kesimpulan dan rekomendasi.

1.5.3 Data Studi

Sebagai penunjang pekerjaan, berikut kebutuhan data yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan:

Tabel I.1. Data Studi

No Jenis Data Tahun data Institusi PengambilanProses

1 Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin 3 TahunTerakhir Disdukcapil Sekunder 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan KelompokUmur/Usia 3 TahunTerakhir Disdukcapil Sekunder 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan TingkatanPendidikan 3 TahunTerakhir Disdukcapil Sekunder 4 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan di KotaBalikpapan 3 TahunTerakhir  BPS,

 Disnakersos Sekunder

5 Jumlah Pengangguran Lulusan SMA 3 TahunTerakhir  BPS,

 Dinas Pendidikan Sekunder 6 Jumlah Pengangguran Lulusan S1 3 TahunTerakhir BPS,Dinas Pendidikan Sekunder

7

Program pendukung link and match yang pernah dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan dunia usaha/dunia industri (Program Keahlian)

3 Tahun Terakhir

 Dinas Pendidikan Kota Balikpapan,

 Bappeda Kota Balikpapan Sekunder 8 Program Pelatihan Tenaga Kerja untuk Siap Kerja 3 TahunTerakhir Disnakersos Sekunder 9 Kompetensi Tenaga Kerja yang dibutuhkan DuniaUsaha Terbaru Tiap Badan Usaha Primer

10 Permasalahan Pengembangan SDM - Disnakersos Sekunder

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(15)

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi menjadi beberapa bab yaitu pendahuluan, kebijakan terkait kegiatan, gambaran wilayah studi, analisis kependudukan, analisis kebija-kan, analisis kompetensi, dan analisis permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan, tujuan dan sasaran, landasan hukum, ruang lingkup, metodologi dan konsep, sis-tematika penulisan.

BAB II LITERATUR DAN KEBIJAKAN

Berisi literatur dan kebijakan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB III GAMBARAN WILAYAH STUDI

Berisi gambaran umum wilayah studi dan gambaran wilayah terkait substansi kajian riil pengangguran di Kota Balikpapan.

BAB IV ANALISIS PENGANGGURAN RIIL

Berisi analisis kependudukan yang meliputi pi-ramida penduduk, proyeksi penduduk, serta ana-lisis penduduk berdasarkan kelompok usia, tingkat pendidikan, ketersediaan lapangan pekerjaan, ana-lisis pertumbuhan penduduk usia kerja, jumlah pen-gangguran lulusan SMA dan jumlah penpen-gangguran lulusan S1, analisis kompetensi terkait dengan kom-petensi tenaga kerja yang dibutuhkan dunia usaha, analisis permasalahan terkait pengembangan SDM di Kota Balikpapan.

BAB V HASIL STUDI DAN INDIKASI PROGRAM

Berisi program, waktu pelaksanaan, pihak Pelaksana, penanggung jawab, sumber dana.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

6 6

(16)
(17)

BAB

II

lITERATUR DAN KEBIJAKAN

(18)

2.1 Undang – Undang Nomor 40

Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional

Pasal 1 Ayat 1

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindun-gan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Pasal 1 Ayat 2

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial.

Pasal 2

Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan ber-dasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasal 3

Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau ang-gota keluarganya.

Pasal 47 Ayat 1

Dana Jaminan Sosial wajib dikelola dan dikembang-kan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial secara optimal dengan mempertimbangkan aspek likuidi-tas, solvabililikuidi-tas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai.

2.2 Peraturan Daerah Kota

Balikpapan Nomor 08 Tahun

2004

Pasal 1 Ayat 6

Kemiskinan adalah suatu kondisi keterbatasan, ker-entanan, ketidakmampuan serta ketidakberdayaan yang diderita oleh seseorang atau sekelompok ang-gota masyarakat di Kota Balikpapan.

Pasal 1 Ayat 9

Program Penanggulangan Kemiskinan merupa-kan suatu upaya yang dilakumerupa-kan oleh Pemerintah Kota Balikpapan untuk mengatasi/menanggulangi masyarakat dan keluarga dari kemiskinan.

Pasal 2

Penanggulangan kemiskinan berdasarkan azas adil dan merata, partisipatif, demokratis, mekanisme pasar, tertib hukum, dan saling percaya yang men-ciptakan rasa aman.

Pasal 6 Ayat 1

Program Penanggulangan Kemiskinan diarahkan un-tuk dapat meningkatkan kemampuan diri secara so-sial dan ekonomi yang diderita secara struktural oleh keluarga miskin.

2.3 Pengertian Pengangguran

Pengangguran menurut International Labor

Organi-zation (ILO), yaitu:

1. Pengangguran terbuka

adalah seseorang yang termasuk kelompok pen-duduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.

2. Setengah pengangguran terpaksa

adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia men-cari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).

Berikut ini adalah definisi pengangguran menurut para ahli:

1. Sadono Sukirno

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana se-seorang yang tergolong dalam angkatan kerja in-gin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

2. Ida Bagoes Mantra

Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan se-bagai keadaan pengangguran terbuka.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(19)

3. Dumairy

Pengangguran adalah orang yang tidak mempu-nyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak berkerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

4. Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

5. Menakertrans

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan pengertiaannya penggangguran dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)

Penganggguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha se-cara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.

2. Pengangguran Terselubung (Disguessed

Unem-ployment)

Pengangguran terselubung yaitu penganggu-ran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi ka-rena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.

3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)

Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah men-ganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangu-nan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.

Pengangguran terbuka (Open Unemployment) atau secara umum disebut dengan penganggu-ran, adalah penduduk usia kerja yang tidak mem-punyai pekerjaan apapun, yang secara aktif men-cari pekerjaan. Pengangguran di negara-negara berkembang bisa dipilah ke dalam dua kelompok, yaitu pengangguran perkotaan dan pedesaan.

2.4 Jenis Pengangguran Berdasarkan

Penyebabnya

Menurut Sadono Sukirno (2000), jika dilihat dari sebab-sebab timbulnya, pengangguran dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis sebagai berikut : Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) Yaitu pengangguran yang timbul akibat perpindahan orang atau sekelompok orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.

1. Pengangguran Struktural (Structural

Unemploy-ment)

Pengangguran ini terjadi karena adanya peru-bahan dalam struktur perekonomian yang me-nyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.

2. Pengangguran Siklus (Cyclical Unemployment)

Pengangguran ini terjadi karena adanya gelom-bang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemun-duran dalam kegiatan ekonomi.

3. Pengangguran teknologi

Pengangguran ini terjadi karena adanya penggu-naan alat–alat teknologi yang semakin modern.

4. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

8 8

(20)

Beberapa faktor yang menjadi penyebab pengang-guran di negara-negara berkembang, antara lain se-bagai berikut:

Kebijakan Pemerintah yang Tidak Tepat

Perekonomian di negara berkembang pada um-umnya dikategorikan ke dalam dua sektor, yaitu sektor subsisten yang diasumsikan dan dicirikan sebagai sektor yang lamban, tradisional, terbela-kang, dan mempunyai pengangguran tidak kentara dan sektor modern berupa pertambangan, perke-bunan, dan industri. Pada akhirnya pembangunan disusun dengan strategi perluasan sektor modern melalui akumulasi kapital, dimana pertumbuhan sektor modern akan menyerap angkatan kerja dari sektor tradisional sampai pada akhirnya tidak ada lagi yang tersisa.

Pada kenyataannya, tidak semua negara berkem-bang dapat mengikuti perkemberkem-bangan dan ke-majuan industri. Yang berakibat kepada mening-katnya penggunaan teknologi yang padat kapital. Yang mendorong meningkatnya investasi. Selain itu juga, kepercayaan yang salah yang mengang-gap bahwasanya dengan tingginya investasi maka kesempatan kerja pun akan meningkat. Namun, pada kenyataannya, penggunaan teknologi yang kurang tepat, menyebabkan penyerapan kesem-patan pun menjadi kecil. Di lain pihak, kurangnya upaya pelatihan tenaga kerja, menyebabkan lang-kanya angkatan kerja yang memliki skill. Yang pada Secara umum, jenis pengangguran terbagi

men-jadi 4, yaitu:

Pengangguran Friksional

Pengangguran yang sifatnya sementara yang dis-ebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar pekerja dengan pembuka pelamar pekerjaan.

Pengangguran Struktural

Merupakan keadaan dimana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu me-menuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pembuka lapangan pekerjaan.

Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah keadaan dimana adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seorang harus menganggur.

Pengangguran Siklikal

Pengangguran yang menganggur karena imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran pekerjaan.

Pengangguran juga dapat dibedakan atas pen-gangguran sukarela (volluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pen-gangguran sukarela adalah penPen-gangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedang-kan pengangguran dukalara adalah penganggu-ran yang mengganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil

men-2.5 Faktor Penyebab Pengangguran

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(21)

Distorsi Harga Faktor Produksi

Tingginya Upah di Sektor Modern

Upah yang berlaku untuk tenaga kerja tak berskill di sektor modern di negara-negara berkembang seringkali melebihi tingkat upah keseimbangan pasar karena adanya kebijakan upah minimum dari pemerintah, tekanan serikat pekerja, dan pe-rusahaan asing yang beroperasi di negara tersebut yang biasanya menentukan upah lebih tinggi dari tingkat upah domestik. Pemerintah sering berinisi-atif memberlakukan kebijakan upah minimum den-gan argumentasi untuk membantu para pekerja miskin.

Sering pula kebijakan pemerintah tersebut meru-pakan pengaruh dari tekanan serikat buruh. Se-mentara itu, perusahaan asing yang berlokasi di negara tersebut biasanya memberikan upah yang meskipun di bawah standar negara mereka, tetapi lebih tinggi dari standar domestik untuk memas-tikan mendapatkan tenaga kerja berkualitas dan akhirnya mendorong tingkat upah domestik untuk ikut meningkat. Jika dihitung secara kasar di selu-ruh negara berkembang, Pendapatan per pekerja dari upah minimum resmi ternyata beberapa kali lebih tinggi daripada pendapatan per kapita nega-ra tersebut. Hal ini akan menyebabkan pengang-guran yang lebih tinggi karena beberapa studi menunjukkan tingkat upah yang tinggi akan men-gurangi penyerapan tenaga kerja.

Rendahnya Biaya Kapital

Beberapa kebijakan pemerintah telah membuat bi-aya kapital di negara-negara berkembang menjadi rendah, misalnya kebijakan mendorong investasi dengan mengenakan subsidi tingkat bunga dan potongan pajak, atau kebijkan menjaga tingkat kurs lebih rendah dari keseimbangan pasar. Kurs yang rendah membuat harga barang impor, ter-masuk barang-barang kapital menjadi murah. Kebijakan ini ditunjang pula dengan kebijakan pemerintah di negara-negara berkembang untuk memprioritaskan impor barang-barang kapital (supaya impornya tidak berupa barang konsumsi, tetapi barang-barang produktif), sehingga sem-purna mendorong pengusaha untuk mengimpor barang-barang kapital bagi perusahaannya, dan akhirnya mengadopsi teknologi padat kapital yang akan menyerap sedikit tenaga kerja.

Pengangguran Penduduk Berpendidikan Tinggi

Pengangguran tenaga kerja berpendidikan di negara-negara berkembang tersebut disebabkan karena lapangan kerja tidak sesuai dengan kuriku-lum yang diajarkan di bangku sekolah. Salah satu sebabnya adalah karena kurikulum yang disusun di negara-negara berkembang tersebut lebih con-dong ke ilmu sosial yang lebih mudah diselengga-rakan dari pada ilmu-ilmu alam dan teknik yang se-benarnya lebih dibutuhkan dibanyak perusahaan. Di sisi lain para lulusan tersebut lebih suka memilih untuk pekerjaan yang mereka rasakan lebih cocok dengan pendidikan mereka yang menolak untuk bekerja di bidang lain, terutama jika bayarannya di bawah standar yang mereka inginkan. Penganggu-ran jenis ini mempunyai kompleksitasnya sendiri. Pada umumnya pengangguran ada karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Namun terdapat pula faktor lain yang menyebab-kan terjadinya pengangguran, yaitu:

a. Banyaknya penduduk yang kesulitan mencari pekerjaan, baik karena kurangnya lapangan pekerjaan maupun kurangnya informasi me-ngenai lapangan pekerjaan tersebut.

b. Tingkat pendidikan yang kurang. Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

10 10

(22)

2.6 Dampak Pengangguran

Dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh pengangguran terhadap perekonomian, antara lain: Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapainya. Pengangguran menyebab-kan pendapatan nasional yang sebenarnya (actual

output) dicapai lebih rendah dari pada pendapatan

nasional potensial (potential output). Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dica-pai lebih rendah dari pada tingkat yang mungkin di-capainya.

Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah berkurang. Penganggu-ran yang diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah, pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan yang diperoleh pemerintah akan se-makin sedikit. Dengan demikian, pengangguran yang tinggi akan mengurangi kemampuan pemerin-tah dalam menjalankan berbagai kegiatan pemban-gunan.

Pengangguran tidak menggalakkan pertumbu-han ekonomi. Pengangguran menimbulkan dua akibat buruk kepada sektor swasta. Pertama, pen-gangguran tenaga kerja biasanya akan diikuti pula dengan kelebihan kapasitas mesin-mesin perusa-haan. Keadaan ini jelas tidak akan mendorong peru-sahaan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang. Kedua, pengangguran yang diakibatkan ke-lesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntun-gan berkurang. Keuntunkeuntun-gan yang rendah menguran-gi keinmenguran-ginan perusahaan untuk melakukan investasi. Kedua hal tersebut jelas tidak akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.

Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pen-caharian dan pendapatan.

Di negara-negara maju, para penganggur mem-peroleh tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguran, dan oleh sebab itu, mere-ka masih mempunyai pendapatan untuk membi-ayai kehidupan dan keluarganya. Di negara sedang berkembang tidak terdapat program asuransi pem-bangunan, dan karenanya kehidupan penganggur harus dibiayai oleh tabungan masa lalu atau pinja-man (bantuan keluarga dan tepinja-man-tepinja-man). Keadaan ini potensial bisa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan keluarga yang tidak harmonis.

Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan ke-terampilan.

Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktek. Pengangguran dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan pekerjaan menjadi semakin merosot.

Selain hal-hal tersebut pengangguran dapat pula menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah yang berkuasa. Kegiatan-kegiatan kriminal seperti pencurian dan perampokan dan lain sebagainya pun akan semakin meningkat.

Timbulnya kemiskinan

Dengan menganggur tentunya seseorang tidak akan bisa memperoleh penghasilan.

Makin beragamnya tindak pidana kriminal

Seorang pengguran dalam keadaan terdesak dapat melakukan tindakan kriminal karena tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya.

Terjadinya kekacauan sosial dan politik, seperti ter-jadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.

Dampak Pengangguran terhadap Individu dan Masyarakat

(23)
(24)
(25)

BAB

III

GAMBARAN WILAYAH STUDI

(26)

3.1. Gambaran Umum Wilayah

Kota Balikpapan merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang berfunsi sebagai gerbang masuk ke Kalimantan Timur. Letak strategis Balikpapan pada posisi silang jalur perhubungan nasional dan internasional memberikan dampak pada perkembangan kota sebagai pusat jasa, perdagangan, dan industri untuk skala Kalimantan Timur hingga Wilayah Indonesia Tengah.

3.1.1 Kondisi Geografis

Kota Balikpapan secara geografis berada antara 1,00LS-1,50 LS dan 116,50 BT-117,50BT dengan luas

wilayah sekitar 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km². Wilayah administrasi Kota Balikpapan setelah pemekaran wilayah pada tahun 2012 terdiri dari 6 kecamatan dan 34 kelurahan. Berikut ini adalah luas wilayah masing-masing kecamatan di Kota Balikpapan:

Kecamatan Balikpapan Timur : 137,158 km2;

Kecamatan Balikpapan Selatan : 37,818 km2;

Kecamatan Balikpapan Tengah : 11,07 km2;

Kecamatan Balikpapan Utara : 132,16 km2;

Kecamatan Balikpapan Barat : 179,95 km2; dan

Kecamatan Balikpapan Kota : 10,218 km2.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(27)

Gambar4.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

13 13

(28)

3.1.2 Kondisi Fisik

Kondisi fisik Kota Balikpapan yang akan dibahas adalah mengenai topografi, litologi/jenis tanah dan klimatologi.

a. Topografi

Wilayah Kota Balikpapan sebagian besar (42%) memiliki kelerengan agak curam (15-40%), 37% berkelerengan curam (>40%), dan sisanya merupakan daerah datar dan landai.

b. Litologi

Jenis tanah di Kota Balikpapan dapat dibagi menjadi 5 jenis tanah yaitu alluvial, marin, fluviomarin, volkan, dan tektonik/struktural. Jenis tanah yang sedemikian rupa menyebabkan Kota Balikpapan cocok sebagai kawasan pengembangan pertanian.

c. Klimatologi

Curah hujan Kota Balikpapan sangat beragam menurut data per bulan. Pada tahun 2013 curah hujan per bulan terendah adalah 36,8 mm dan curah hujan tertinggi adalah 519,9 mm. Suhu udara rata-rata Kota Balikpapan tahun 2013 adalah 27,4°C. Kelembaban udara Kota Balikpapan rata-rata berkisar antara 82-87% yang merupakan kategori kelembaban udara tinggi.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(29)

Gambar 4.2 Peta Topografi Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

15 15

(30)

3.1.3 Tata Guna Lahan

Kondisi guna lahan di Kota Balikpapan masih didominasi oleh hutan rimba dan permukiman. Pada tahun 2014, keberadan hutan rimba di Kota Balikpapan mencapai 11.602 Ha, Sedangkan guna lahan untuk permukiman mencapai 9.10,24 Ha atau sekitar 19,49 % dari seluruh luas lahan Kota Balikpapan, yang sebagian besar permukiman ini terletak di daerah perkotaannya.

Sementara itu, untuk perkebunan luas lahannya mencapai 5605,73 Ha. Penggunaan lahan Kota Balikpapan pada tahun 2014 didominasi oleh ruang terbuka non hijau seluas 30.087,61 Ha (59,78%), sedangkan ruang terbuka hijau seluas 20.242,96 Ha (40,22%).

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(31)

Gambar 4.3 Peta Tata Guna Lahan Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

17 17

(32)

3.1.4 Demografi

A. Jumlah dan Distribusi Penduduk

Penduduk pada tahun 2014 berjumlah 706.414 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 1.403,56 jiwa/km2. Jumlah kepala keluarga sebanyak 237.124 Kepala Keluarga. Menurut jenis kelamin penduduk Kota

Balikpapan berjumlah 367.966 jiwa laki-laki dan 338.448 jiwa perempuan.

Mayoritas penduduk Balikpapan mendiami pusat kota yang terletak di wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah. Penduduk kota Balikpapan cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Bahkan jumlah pendatang selama tahun 2014 sebanyak 34.450 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi selama tiga tahun terakhir.

Berdasarkan Profil Perkembangan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2014, Kota Balikpapan terdiri dari 6 kecamatan dengan 237.124 rumah tangga dengan total penduduk 706.414 jiwa. Tingkatan kepadatan rata-rata Kota Balikpapan sekitar 4.474,59 jiwa/km2. Jumlah penduduk ini telah meningkat sebesar

5,34% dari jumlah penduduk tahun 2014. Berikut karakteristik penduduk masing-masing kecamatan tahun 2014.Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan, tercatat Jumlah penduduk dan sebarannya sebagai berikut.

Tabel III.1.

Karakteristik Penduduk Masing-Masing Kecamatan di Kota Balikpapan

No Kecamatan

Jumlah Rumah Tangga

Jumlah Penduduk Tingkat Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 1 Balikpapan Timur 26.830 43.043 38.537 594,87 111,69 2 Balikpapan Barat 34.209 54.321 49.984 579,71 108,68 3 Balikpapan Utara 50.766 80.472 74.436 1.172,21 108,11 4 Balikpapan Tengah 40.959 61.931 57.870 10.841,72 107,02 5 Balikpapan Selatan 49.577 76.194 69.721 3.862,64 109,28 6 Balikpapan Kota 34.783 52.005 47.900 9.794,61 108,57 Jumah 237.124 367.966 338.448 4.474,59 108,89 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan Tahun 2014

Penduduk Kota Balikpapan tersebar secara tidak merata. Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Balikpapan Tengah yaitu sebesar 10.841,72 jiwa/km2. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada di

Kecamatan Balikpapan Barat, yaitu sebesar 597,71 jiwa/km2. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota

Balikpapan berada pada kisaran 4.474,59 jiwa/km2.

B. Jumlah dan Distribusi Penduduk

Dengan luas wilayah 503,3 Km2dan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 706.414 jiwa, maka

kepadatan penduduk Kota Balikpapan secara keseluruhan adalah 1.403,56 jiwa/Km2, artinya pada setiap

kilomater persegi wilayah Kota Balikpapan dihuni oleh 1.403 sampai 1.404 orang penduduk. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel kepadatan penduduk di setiap wilayah kecamatan/kelurahan.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(33)

Tabel III.2.

Kepadatan Penduduk Kota Balikpapan Tiap Kecamatan/Kelurahan 2014

No Kecamatan Kelurahan Jumlah

Penduduk Luas Wilayah (Km²) Kepadatan 1. Balikpapan Timur 81.580 137,14 594,87 1 Manggar 37.425 35,25 1.061,70 2 Lamaru 10.514 48,55 216,56 3 Teritip 14.843 49,51 299,80 4 Manggar Baru 18.798 3,83 4.908,09 2. Balikpapan Barat 104.305 179,93 579,71 1 Baru Ilir 22.340 0,58 38.517,24 2 Baru Tengah 24.579 0,57 43.090,81 3 Baru Ulu 23.602 0,95 24.719,31 4 Kariangau 4.984 175,32 28,43 5 Margo Mulyo 15.554 1,84 8.453,26 6 Marga Sari 13.246 0,66 20.069,70 3. Balikpapan Utara 154.908 132,15 1.172,21 1 Batu Ampar 33.128 10,55 3.139,20 2 Gunung Samarinda 23.113 2,70 8.550,87 3 Karang Joang 21.982 93,09 236,14 4 Muara Rapak 33.831 3,52 9.611,08 5 Gunung Samarinda Baru 9.902 3,03 3.267,99 6 Graha Indah 32.952 19,25 1.711,44 4. Balikpapan Tengah 119.801 11,05 10.841,72

1 Gunung Sari Ulu 16.333 1,82 8.974,18 2 Gunung Sari Ilir 25.104 1,14 22.021,05 3 Karang Rejo 27.035 1,20 22.529,17 4 Karang Jati 15.386 3,41 4.512,02 5 Mekar Sari 14.440 1,28 11.281,25 6 Sumber Rejo 21.503 2,20 9.774,09 5. Balikpapan Selatan 145.915 37,78 3.862,64 1 Sepinggan 30.449 7,81 3.897,72 2 Gunung Bahagia 22.662 3,73 6.075,60 3 Sepinggan Baru 25.977 10,61 2.448,35 4 Sepinggan Raya 17.081 6,58 2.595,90 5 Sungai Nangka 18.707 3,20 5.838,64 6 Damai Baru 9.224 2,14 4.310,28 7 Damai Bahagia 21.815 3,70 5.895,95 6. Balikpapan Kota 99.905 10,20 9.794,61 1 Prapatan 14.754 3,14 4.698,73 2 Telaga Sari 19.947 2,53 7.884,19 3 Klandasan Ulu 16.808 0,89 18.885,39 4 Klandasan Ilir 27.725 1,43 19.388,11 5 Damai 20.671 2,21 9.353,39 Total 706.414 503,30 1.403,56

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2014

Dari hasil tersebut terlihat bahwa wilayah kecamatan Balikpapan Tengah merupakan wilayah yang paling padat penduduknya yaitu 10.841,72 jiwa/km2. Dan di Kecamatan tersebut, Kelurahan Karang Rejo

adalah yang paling padat penduduknya yaitu 22.529,17 jiwa/km2. Daerah tersebut memang merupakan pusat

perdagangan dan daerah pemukiman padat penduduk.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

19 19

(34)

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(35)

C. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Balikpapan ini menggambarkan proporsi jumlah penduduk di Kota Balikpapan. Hal ini penting untuk membantu memberikan arahan dalam perencanaan, khususnya terkait dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil.

Tabel III.3.

Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Berdasar Jenis Kelamin Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah Jiwa LK + PR

LK PR 1. Balikpapan Timur 43.043 38.537 112 2. Balikpapan Barat 54.321 49.984 109 3. Balikpapan Utara 80.472 74.436 108 4. Balikpapan Tengah 61.931 57.870 107 5. Balikpapan Selatan 76.194 69.721 109 6. Balikpapan Kota 52.005 47.900 109 Total 367.966 338.448 109 Sumber: Disdukcapil, 2014

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Balikpapan masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100. Berdasarkan database Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan pada akhir tahun 2014 disebutkan bahwa jumlah penduduk laki-laki adalah sejumlah 367.966 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah sejumlah 338.448 jiwa. Dengan proporsi jumlah laki-laki yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan di seluruh kecamatan di Kota Balikpapan.

3.1.5 Ekonomi

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel III.4.

PDRB Kota Balikpapan Tahun 2010-2014

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014

1. PERTANIAN -1,41 1.01 1.03 0.99 0.91 0.98

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5,74 10.14 8.36 5.21 6.00 0.05 3. INDUSTRI PENGOLAHAN -9,76 -10.98 -6.16 7.87 12.38 47.94 4. PENGADAAN LISTRIK, GAS DAN AIR 2,96 7.38 8.21 -2.61 9.12 0.05

5. BANGUNAN 17,58 14.82 11.78 8.22 8.41 21.29

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5,86 17.86 7.47 6.86 5.46 7.89

7. PENGANGKUTAN 11,42 17.08 16.98 15.65 15.39 12.10

8. KEUANGAN 32,61 11.63 13.08 13.45 7.74 3.09

9. JASA 3,25 0.74 9.97 8.91 13.39 6.62

Sumber: Kota Balikpapan Dalam Angka, 2014

Berdasarkan data laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga berlaku Kota Balikpapan, seluruh sektor mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Industri pengolahan merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar.

Dalam kurun waktu lima tahun sektor ini dapat bangkit dari nilai negatif hingga pertumbuhan mencapai lebih dari sepuluh persen. Hal ini ini berbanding lurus dengan kontribusi sektor industri yang merupakan terbesar pada PDRB Kota Balikpapan. Sementara pertumbuhan sektor pertambangan dan

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

21 21

(36)

penggalian serta pengadaan listrik, gas dan air mengalami pertumbuhan terendah, yang juga berbanding lurus dengan kontribusi dua sektor tersebut yang merupakan sektor terendah.

B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Tabel III.5.

Banyaknya UMKM dan Jumlah Tenaga Kerja di Kota Balikpapan

KELURAHAN JUMLAH UMKM JUMLAH TENAGA KERJA JUMLAH

MIKRO KECIL MENENGAH MIKRO KECIL MENENGAH

KEC.BARAT 1037 12 5 1054 1339 124 23 3594 KEC. BPP UTARA 681 50 4 735 1325 323 51 3169 KEC.BPP TENGAH 1065 84 15 1164 2152 506 96 5082 KEC.BPP TIMUR 672 37 1 710 1232 145 4 2801 KEC.BPP SELATAN 734 35 4 773 1530 252 18 3346 KEC.BPP KOTA 801 176 52 1029 615 170 51 2894 JUMLAH 4990 394 81 5465 8193 1520 243 9956

Sumber: Disperindagkop Kota Balikpapan Tahun 2014

Berdasarkan data di atas, jumlah UMKM di Kota Balikpapan secara keseluruhan adalah 5465 jenis usaha dengan total tenaga kerja sebanyak 9956 orang. Jenis UMKM paling banyak adalah UMKM Mikro yang mencapai 4990 jenis usaha yang menyerap sebanyak 8193 orang tenaga kerja. UMKM paling banyak terdapat di Kecamatan Balikpapan Tengah, yaitu di Desa Karangrejo dengan jumlah 483 jenis usaha yang mampu menyerap sebesar 859 tenaga kerja. Sedangkan UMKM paling sedikit adalah di Desa Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota dengan jumlah 21 jenis usaha yang hanya menyerap tenaga kerja sebanyak 44 orang.

3.2. Gambaran Pengangguran di Kota Balikpapan

3.2.1 Ketenagakerjaan

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. Bukan Angkatan Kerja terdiri atas orang yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara maka semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif. Sehingga nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun. Namun semua ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

Pada tahun 2014, jumlah angkatan kerja Kota Balikpapan mencapai 74,45 % atau sekitar 524.390 jiwa dengan penduduk usia 15 tahun ke atas.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(37)

Tabel III.6.

Jumlah Proporsi Tenaga Kerja Kota Balikpapan Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah PendudukUsia 15 Tahun

Keatas Jumlah Penduduk % Tenaga Kerja

1 Balikpapan Timur 59.700 81.128 73,59 2 Balikpapan Barat 77.328 104.267 74,16 3 Balikpapan Utara 113.512 154.820 73,32 4 Balikpapan Tengah 90.490 119.167 75,94 5 Balikpapan Selatan 106.960 145.400 73,56 6 Balikpapan Kota 76.400 99.589 76,72 Jumlah 524.390 704.371 74,45

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa 74,45 % penduduk Kota Balikpapan adalah tenaga kerja. Artinya, dari 100 jumlah penduduk di Kota Balikpapan, 74-75 penduduk tersebut adalah tenaga kerja. Dari total tenaga kerja yang ada di Kota Balikpapan, lebih dari 80 persen umumnya telah memiliki pekerjaan di berbagai sektor dan bidang. Dari data tabel di atas, umumnya penduduk yang telah dikategorikan sebagai tenaga kerja yang sudah memiliki pekerjaan. Seluruh kecamatan di Kota Balikpapan memiliki persentase yang lebih dari 80 persen untuk jumlah tenaga kerja yang telah bekerja. Dari total 467.569 jiwa tenaga kerja yang telah bekerja di Kota Balikpapan, jenis pekerjaan terbesar yang dimasuki oleh tenaga kerja adalah sebagai pegawai swasta, diikuti dengan buruh harian lepas.

Dengan cukup tingginya jumlah tenaga kerja di Kota Balikpapan, maka lapangan kerja adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi untuk besarnya angka tenaga kerja di Kota Balikpapan. Dengan begitu lapangan pekerjaan yang dapat menampung jumlah tenaga kerja di Balikpapan sangat dibutuhkan sebagai salah satu solusi mencegah adanya pengangguran di Kota Balikpapan.

3.2.2 Pengangguran

Menurut Sukirno (2004:28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.

Tabel III.7.

Jumlah dan Proporsi Penduduk Bekerja dan Menganggur Kota Balikpapan Tahun 2014

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun

Keatas Jumlah

Penduduk

% Tenaga kerja yang Bekerja Tidak Bekerja Bekerja BekerjaTidak

1 Balikpapan Timur 49.784 9.909 81.128 61,36 12,21 2 Balikpapan Barat 66.425 10.899 104.267 63,71 10,45 3 Balikpapan Utara 102.606 10.899 154.820 66,27 7,04 4 Balikpapan Tengah 84.286 6.195 119.167 70,73 5,2 5 Balikpapan Selatan 96.128 10.828 145.400 66,11 7,45 6 Balikpapan Kota 68.340 8.058 99.589 68,62 8,09 T O T A L 467.569 56.788 704.371 66,38 8,06

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan Tahun 2014

Berdasarkan data di atas, penduduk yang tidak bekerja paling banyak dilihat dari perbandingan antara jumlah penduduk total dengan jumlah penduduk yang bekerja dan tidak bekerja terdapat di Kecamatan Balikpapan Timur, yaitu mencapai 12,21 %.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

23 23

(38)

A. Pencari Kerja

Tabel III.8.

Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar 2014 Tingkat

Pendidikan/ Educational Levels

Belum Ditempatkan Akhir Tahun

Lalu/ Unplaced Terdaftar/Registered Ditempatkan/Placed Laki-laki/

Male Perempuan/Female laki/MaleLaki- Perempuan/Female laki/MaleLaki- Perempuan/Female

SD/Primary School - - 64 37 14 -SMP/Junior High School - - 238 64 59 -Sarjana Muda D1/D2/D3 Bachelor Degree - - 7 140 11 576 204 246 Sarjana/Master Degree - - 473 316 83 69 S2 - - 15 9 - -Jumlah/Total - - 7.930 12.002 350 315

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan, 2014

Tabel III.9.

Banyaknya Pencari Kerja yang belum ditempatkan Tingkat Pendidikan/ Educational Levels

Dihapuskan/Wiped Out Belum Ditempatkan/Unplaced Laki-laki/ Male Perempuan/

Female Laki-laki/ Male Perempuan/ Female

(1) (8) (9) (10) (11)

I. SD/Primary School 246 73 58 64

Tidak Tamat SDTamat SD/ Setingkat

II. SMP/Junior High School 204 113 16 105

SMP

Madrasah DiniahYang Setingkat

III. SMU/Senior High School 395 3 915 6 586 5 309

SMA 308 3 822 6 586 4 964

STM 12 - -

- SMEA 17 26 - 211

SMAP - - -

- SLA Lain 58 67 - 134

IV. Sarjana Muda/D1/ D2/D3 Bachelor Degree 46 264 - 1 670

V. Sarjana/Master Degree 29 48 - 276

VI. S2 - - - 19

Jumlah/ Total 920 4 413 6 660 7 274

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan, 2014

Pencari kerja terbesar di Kota Balikpapan pada tahun 2013 terbesar adalah penduduk dengan tingkat pendidikan terakhir SMU dan sederat. Dari total seluruh pencari kerja yang ada di Kota Balikpapan, pencari kerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMU ini mencapai 81 persen pencari kerja di Kota Balikpapan. Dari angka tersebut, masih dapat dijabarkan lebih lanjut pencari kerja dengan tingkat pendidikan SMU atau sederajat.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(39)

Tabel III.10.

Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan Terakhir Pencari Kerja Persentase

SMA 11858 95,8

STM 12 0,1

SMEA 254 2,1

SLA Lain 259 2,1

Total 12383 100

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan, 2014

Dari total pencari kerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMU atau sederajat, penduduk pencari kerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMA adalah yang tertinggi, jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang sederejat seperti STM dan SMEA.

Tabel III.11.

Banyaknya Pencari Kerja Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar

Tingkat Pendidikan/ Educational Levels Laki-laki/ Male Perempuan/ Female Jumlah/Total

A. Pencari Kerja/Job Seekers 6.640 7.274 13.934

1. SD/Primary School 304 73 377

2. SMP/Junior High School 220 113 333

3. SMU/Senior High School 3.631 3.434 17.065

4. Sarjana Muda/Bachelor Degree 1.094 1.868 2.962

5. Sarjana/Master Degree 1.391 1.743 3.134

6. S2 20 43 63

B. Permintaan Tenaga Kerja/ Demand of

Worker 350 315 665

1. SD/Primary School - -

-2. SMP/Junior High School 4 2 6

3. SMU/Senior High School 204 175 379

4. Sarjana Muda/Bachelor Degree 122 127 249

5. Sarjana/Master Degree 20 11 31

6. S2 - -

-Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan, 2014

Banyaknya pencari kerja dan permintaan tenaga kerja yang terdaftar di Kota Balikpapan juga dibagi menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Pada tahun 2013 jumlah pencari kerja dan permintaan tenaga kerja tertinggi adalah lulusan SMA. Perbandingan jumlah permintaan tenaga kerja dan jumlah pencari kerja yang ada sangatlah tidak seimbang yaitu 1 : 20, artinya untuk permintaan 1 tenaga kerja yang ada diperebutkan oleh 20 pencari kerja.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

25 25

(40)

Tabel III.12.

Banyaknya Pencari Kerja Permintaan Tenaga Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan, Status dan Jenis Kelamin (orang)

Lapangan Usaha Utama Belum Dipenuhi Pada Akhir Tahun Terdaftar Dipenuhi 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan,

Perikanan 101 70 1

2. Pertambangan & Penggalian 36 -

-3. Industri & Pengolahan - -

-4. Listrik, Gas & Air - 22 1

5. Bangunan 7 2

-6. Perdagangan Besar, Eceran & Rumah

Makan 894 76 53

7. Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 191 5 2

8. Keuangan, Asuransi, Persewaan

Bangunan/ Tanah & Jasa Perusahaan 577 105 23

9. Jasa Kemasyarakatan 38 38 23

Jumlah/Total 1844 318 103

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan, 2014

Nilai perbandingan antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang mencapai angka 1:20 menunjukkan bahwa adanya persaingan yang cukup ketat dalam persaingan lapangan pekerjaan di Kota Balikpapan. Angka tersebut merupakan angka yang didapatkan dari pencari kerja yang ada di Kota Balikpapan. Dari data diatas diketahui bahwa perdagangan merupakan lapangan usaha dengan peluang terbesar untuk dimasuki, karena masih banyaknya lapangan kerja yang belum terpenuhi untuk jenis pekerjaan ini.

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Balikpapan, 2014

Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar Kota Balikpapan

Pada tahun 2014 jumlah migrasi masuk ke dalam Kota Balikpapan mencapai 34,500 jiwa. Jumlah ini sama dengan hampir empat kali lipat penduduk yang meninggalkan Kota Balikpapan. Rata-rata migrasi masuk menuju Kota Balikpapan adalah sebanyak 2.871 jiwa. Angka migrasi neto diperoleh sebesar 36,46, yang berarti bahwa setiap 1.000 penduduk Kota Balikpapan terdapat 36-37 jiwa migran masuk. Dengan cukup tingginya angka migrasi masuk ke dalam Kota Balikpapan, maka persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat. Dengan kata lain lapangan kesempatan untuk mendapatakan pekerjaan pun harus lebih luas lagi, untuk mengurangi angka pengangguran di Kota Balikpapan.

34.450

9.325

Masuk Keluar

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(41)

Gambar 4.6 Peta Tingkat Pengangguran Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

27 27

(42)

3.2.3 Faktor – Faktor Penyebab Pengangguran di Kota Balikpapan

Jumlah pengangguran di Kota Balikpapan yang terus mengalami peningkatan disebabkan oleh adanya berbagai faktor, di antaranya sebagai berikut:

a. Kendala Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)

Faktor SDM merupakan salah satu penyebab tingginya nagka pengangguran di Kota Balikpapan. Kualitas SDM yang rendah berpengaruh terhadap hilangnya kesempatan kerja bagi para pencari kerja, selain itu kesiapan untuk memasuki dunia kerja masih sangat kurang dan perlu ditingkatkan. b. Banyak Lowongan Pekerjaan yang Tidak Terpenuhi

Berdasarkan kondisi yang ada, proporsi untuk lowongan pekerjaan di Kota Balikpapan masih cukup banyak, akan tetapi hal tersebut juga tidak terpenuhi dengan tenaga kerja yang diinginkan. Pasalnya, jurusan yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan perkejaan tersebut tidak sesuai dengan sumber daya manusia yang ada.

c. Kompetensi Pencari Kerja Setempat Kurang

Kompetensi yang dimiliki oleh pencari kerja yang berasal dari Kota Balikpapan dianggap masih kurang mumpuni. Hal ini menyebabkan kondisi tersebut dipenuhi oleh banyaknya migran atau pendatang yang berasal dari luar daerah atau dengan kata lain pencari kerja setempat kalah bersaing dengan pencari kerja yang berasal dari luar daerah.

d. Pertimbangan Pengaruh Inflasi terhadap UMK

e. Pencari kerja tidak melapor kembali setelah mendapatkan pekerjaan 3.2.4 Upaya Pemerintah Kota Balikpapan untuk Mengatasi Pengangguran

Dalam mengatasi masalah pengangguran di Kota Balikpapan, pemerintah terus berupaya dalam menekan angka pengangguran yang semakin meningkat. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian, serta mendukung pembangunan di Kota Balikpapan. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Balikpapan:

a. Pemerintah menyelenggarakan job fair untuk pencari kerja di Kota Balikpapan setiap dua kali setahun.

b. Menjalin kerja sama antara pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan beberapa pihak dunia usaha, seperti Novotel untuk menjaring lulusan kejuruan namun belum optimal karena kebutuhan yang tenaga kerja yang terbatas.

c. Melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) menyelenggarakan program pelatihan tenaga kerja, akan tetapi minat peserta pelatihan masih kurang dan setelah pelatihan tidak ada peningkatan meskipun sudah siap untuk bekerja.

d. Memperbanyak program motivasi kerja berupa bimbingan jabatan pada tahun 2015.

e. Pemerintah melalui Disnaker berperan sebagai dewan pengupahan untuk UMK, yaitu fasilitator dan mediator.

Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan Kajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan

(43)
(44)
(45)

BABIV

ANALISIS PENGANGGURAN

Gambar

Gambar 4.2 Peta Topografi Kota BalikpapanKajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan
Gambar 4.3 Peta Tata Guna Lahan Kota BalikpapanKajian Pengangguran Riil Kota Balikpapan
Tabel III.1.
Tabel III.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait