SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KLOROFORM
TUMBUHAN GOWOK (Syzygium polycephalum)
PHYTOCHEMICAL SCREENING AND ANTIOXIDANT ACTIVITIES OF
CHLOROFORM EXTRACT OF GOWOK (Syzygium polycephalum)
Andika Pramudya Wardana dan Tukiran Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761
Email : andikapw83@yahoo.com
Abstrak. Gowok (Syzygium polycephalum) yang merupakan tumbuhan berkayu dan termasuk dalam suku
jambu-jambuan (Myrtaceae). Uji fitokimia ekstrak kloroform kulit batang gowok diketahui mengandung
senyawa metabolit sekunder golongan fenolik dan alkaloid. Aktivitas antioksidan ekstrak kloroform kulit
batang gowok dengan metode DPPH diperoleh nilai IC
50163,566 ppm dan tergolong antioksidan lemah.
Kata kunci: Antioksidan, Fitokimia, Gowok, Syzygium polycephalum.
Abstract. Gowok (Syzygium polycephalum) is woody plant and included in tribe syzygium (Myrtaceae).
Phytochemical test on chloroform extract of steam bark gowok was known containing phenolic and
alkaloidal substances. Antioxidant activity chloroform extract of steam bark gowok with DPPH method
was obtained IC
50values of 163,566 ppm with relative weak category
Keywords: Antioxidant, Gowok, Phytochemical, Syzygium polycephalum
PENDAHULUAN
Gowok merupakan salah satu spesies dari
suku jambu-jambuan (myrtaceae) dengan nama
ilmiah Syzygium polycephalum. Gowok tumbuh
di hutan-hutan sekunder, dengan ketinggian
200-1800 m dpl, tetapi sering dibudidayakan di
kebun pekarangan rumah (Lim, 2012). Buah
gowok dijual di pasar untuk dimakan dalam
keadaan segar, sebagai bahan rujak atau untuk
bahan pembuatan setup. Kayu gowok berwarna
kemerahan,
dimanfaatkan
sebagai
bahan
bangunan atau mebel, tanaman ini diperbanyak
dengan biji (Anonim, 2013).
Wardana, dkk (2015) melaporkan uji
fitokimia kulit batang tumbuhan gowok dari
ekstrak metanol diketahui mengandung senyawa
metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
fenolik, saponin, dan tanin. Pengetahuan dan
penelitan tentang tumbuhan gowok masih sangat
sedikit baik dari komponen-komponen kimia
maupun biokativitasnya.
Antioksidan dapat mengikat radikal bebas
serta molekul sangat reaktif sehingga dapat
menghambat
reaksi
oksidasi.
Senyawa
Antioksidan
dapat
menginaktivasi
reaksi
oksidasi serta menghambat terbentuknya radikal
bebas walaupun senyawa antioksidan memiliki
berat
molekul
kecil
(Winarsi,
2007).
Antioksidan dapat melindungi tubuh berbagai
penyakit degeneratif dan kanker serta dapat
berfungsi sebagai antiaging (Tapan, 2005).
Dalam makalah ini akan dilaporkan hasil
uji fitokimia dari ekstrak kloroform kulit batang
tumbuhan
gowok
dan
uji
aktivitas
antioksidannya dengan menggunakan metode
DPPH.
BAHAN DAN METODE
Alat
Penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai
berikut: vaccum rotary evaporator, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, spatula, neraca
analitik, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes,
corong kaca, corong Buchner, kompor listrik,
penjepit tabung reaksi, micropipet, labu ukur
dan spektrometer UV-Vis (Shimadzu UV-1800).
Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan-bahan
sebagai berikut: kulit batang tumbuhan gowok,
metanol teknis, metanol p.a (Merck), aquades,
kloroform p.a (QreC Grade AR), n-heksana,
HgCl
2, KI, aquades, Bi(NO
3)
2, HNO
3, I
2, kertas
saring, HCl 2N, asetat anhidrat, H
2SO
4pekat,
FeCl
31%, gelatin 1%, NaCl 10%, pita Mg,
etanol 70%, HCl pekat, HCl 1N, dan DPPH.
Prosedur Penelitian
Tahap Preparasi Sampel
Sebanyak 1 kg serbuk kulit batang gowok
kering dimaserasi dengan menggunakan metanol
selama 1x24 jam kemudian disaring. Ekstrak
metanol yang diperoleh selanjutnya dipekatkan
dengan vaccum rotary evaporator. Ekstrak
kental metanol selanjutnya dipartisi dengan
n-heksana dengan perbandingan 1:1. Kemudian
ekstrak metanol yang telah dipartisi dengan
n-heksana berikutnya dipartisi dengan kloroform
dengan perbandingan 1:1. Ekstrak kloroform
selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan
vaccum rotary evaporator dan selanjutnya diuji
skrining fitokimia dan antioksidannya.
Tahap Uji Fitokimia
Ekstrak
kental
kloroform
selanjutnya
diambil sedikit dan dilarutkan dalam 10 mL
kloroform selanjutnya diuji fitokimianya.
1. Fenolik
Ekstrak kloroform sebanyak 1 mL ditambah
10 tetes FeCl
31%. Uji positif adanya
senyawa fenolik adalah terbentuknya warna
merah, biru, ungu, hitam atau hijau
(Harborne, 1987).
2. Flavonoid
Ekstrak kloroform sebanyak 1 mL ditambah
3 mL etanol 70%, dan dikocok, selanjutnya
dipanaskan dalam penangas air, dan dikocok
lagi
kemudian
disaring.
Filtrat
hasil
penyaringan ditambah pita Mg sebanyak 0,1
g dan 2 tetes HCl pekat. Uji positif
mengandung senyawa flavonoid ditandai
dengan adanya warna merah (Harborne,
1987).
3. Saponin
Ekstrak kloroform sebanyak 1 mL dicampur
dengan 2 mL aquades dan dikocok selama 1
menit, kemudian ditambah 2 tetes HCl 1N.
Uji positif adanya senyawa saponin jika
terbentuk busa yang stabil ± 7 menit
(Harborne, 1987).
4. Tanin
Ekstrak kloroform sebanyak 1 mL ditetesi
dengan 5 tetes NaCl 10% dan disaring. Filtrat
yang diperoleh ditambah dengan gelatin 1%
dan NaCl 10%. Uji positif adanya senyawa
tanin ditandai dengan adanya endapan putih
(Tiwari et al., 2011).
5. Steroid dan Triterpenoid
Ekstrak kloroform sebanyak 1 mL ditambah
(CH
3CHO)
2O dan H
2SO
4pekat. Adanya
senyawa
steroid
ditunjukkan
dengan
terbentuknya warna hijau atau biru. Adanya
senyawa triterpenoid ditunjukkan dengan
terbentuknya
warna
kuning
keemasan,
kuning, atau ungu (Harborne, 1987).
6. Alkaloid
Ekstrak kloroform sebanyak 1 mL ditambah
2 mL HCl 2N dan dikocok. Campuran
selanjutnya dibagi dalam 3 tabung berbeda.
Masing-masing tabung ditetesi 1 tetes reagen
Mayer pada tabung pertama, pada tabung
kedua ditetesi 1 tetes reagen Dragendorff,
dan 1 tetes reagen Wagner pada tabung
ketiga. Adanya senyawa alkaloid jika pada
penambahan
reagen
Mayer
terbentuk
endapan kuning, pada penambahan reagen
Dragendorff terbentuk endapan merah dan
pada penambahan reagen Wagner terbentuk
endapan coklat atau merah (Tiwari et al.,
2011).
Tahap Uji Aktivitas Antioksidan
Aktivitas antioksidan ekstrak kloroform
kulit batang tumbuhan gowok menggunakan
metode DPPH dimana ekstrak kloroform kulit
batang tumbuhan gowok dibuat pada konsentrasi
10, 15, 25, 50, dan 100 ppm. Selanjutnya
masing-masing konsentrasi direaksikan dengan
larutan DPPH dan ukur absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-Vis. Absorbansi yang
diperoleh dipergunakan untuk menghitung
persen inhibisi (%I) dengan menggunakan
persamaan
% =
−
100%
selanjutnya antara %I dan konsentrasi sampel
diplotkan untuk memperoleh persamaan regresi
yang berfungsi mencari nilai IC
50dari ekstrak
kloroform kulit batang gowok. Kontrol positif
antioksidan dalam penelitian ini digunakan
vitamin C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Skrining Fitokimia
Hasil uji fitokimia dari ekstrak kloroform
kulit batang gowok disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak
Kloroform Kulit Batang Gowok
Uji Fitokimia Hasil Kesimpulan (+/-)
Fenolik
Terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna hitam kehijauan, dan lapisan bawah berwarna kuning pucat
+
Uji Fitokimia Hasil Kesimpulan (+/-)
Flavonoid Larutan berwarna kuning
keputihan
-
Saponin
Tidak terbentuk busa, larutan berwarna putih keruh
-
Tanin Larutan kuning dan sedikit
keruh
-
Steroid Ekstrak tidak berubah
warna (kuning pucat)
-
Terpenoid Ekstrak tidak berubah
warna (kuning pucat)
-
Alkaloid
- Mayer Terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning, dan lapisan bawah tidak berwarna, ada sedikit endapan kuning pada antar lapisan
+
- Dragendorff Terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning, dan lapisan bawah berwarna merah muda, ada sedikit endapan merah pada antar lapisan
+
- Wagner Terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning kecoklatan, dan lapisan bawah berwarna coklat, ada sedikit endapan coklat pada lapisan bawah
+
Berdasarkan uji fitokimia dari ekstrak
kloroform kulit batang tumbuhan gowok
diketahui bahwa didalam ekstrak kloroform
terdapat senyawa metabolit sekunder yaitu
golongan
senyawa
fenolik
dan
alkaloid.
Kloroform merupakan pelarut yang bersifat
semipolar
sehingga
mampu
mengekstrak
senyawa-senyawa yang bersifat semi polar
seperti fenolik dan alkaloid.
Uji positif terhadap golongan senyawa
fenolik dikarenakan ekstrak kloroform kulit
batang gowok berubah warna menjadi kehijauan
hal ini dikarenakan gugus fenol pada senyawa
fenolik membentuk kompleks dengan ion Fe
3+dari FeCl
3. Senyawa fenolik adalah senyawa
yang yang terdiri dari cincin aromatik dan gugus
hidroksi (-OH) satu atau lebih.
Gambar 1. Reaksi Uji Fitokimia Fenolik
(Nafisah dkk, 2014)
Pengujian terhadap senyawa flavonoid
menunjukkan hasil negatif ini menunjukkan
bahwa di dalam ekstrak kloroform kulit batang
gowok tidak mengandung senyawa flavonoid.
Prinsip reaksi uji flavonoid adalah reaksi
oksidasi reduksi, dimana senyawa flavonoid
akan direduksi oleh gas hidrogen hasil reaksi
antara pita Mg dan HCl. Selanjutnya senyawa
hasil reduksi akan membentuk senyawa komplek
dengan
Mg
2+yang
merupakan
senyawa
berwarna merah.
Gambar 2. Reaksi Uji Fitokimia Flavonoid
(Andersen et al., 2006)
Saponin merupakan salah satu senyawa
glikosida terpenoid atau glikosida steroid. Uji
saponin menunjukkan hasil negatif hal ini
diduga kloroform telah memutus ikatan glikosil
dari senyawa saponin. Prinsip uji saponin adalah
reaksi hidrolisis senyawa saponin menjadi
aglikon dan glikonnya yang ditandai dengan
terbentuknya busa yang stabil.
Gambar 3. Reaksi Uji Fitokimia Saponin
(Marliana, 2005)
Hasil uji tanin dalam ekstrak kloroform
kulit batang gowok adalah negatif. Senyawa
tanin adalah suatu senyawa polifenol dimana
senyawa tanin dapat membentuk suatu garam
berwarna putih jika direaksikan dengan NaCl
dan gelatin.
Senyawa steroid dan triterpenoid pada
ekstrak
kloroform
kulit
batang
gowok
menunjukkan hasil negatif hal ini dikarenakan
sifat dari senyawa steroid dan triterpenoid
adalah nonpolar sedangkan kloroform bersifat
semipolar sehingga senyawa steroid dan
triterpenoid tidak dapat terekstrak dalam pelarut
kloroform. Pengujian dengan menggunakan
reagen
Liebermann-Burchard
menunjukkan
tidak adanya perubahan warna hijau atau biru
pada steroid dan kuning keemasan atau ungu
pada triterpenoid dalam ekstrak kloroform kulit
batang gowok.
Gambar 4. Reaksi Uji Fitokimia Steroid dan
Triterpenoid (Burke et al, 1974)
Alkaloid merupakan suatu senyawa yang
bersifat basa karena mengandung atom nitrogen.
Pengujian alkaloid dengan reagen Mayer, reagen
Dragendorff, dan reagen Wagner menunjukkan
hasil
positif
hal
ini
ditandai
dengan
terbentukknya endapan berwarna kuning, merah,
dan coklat pada masing-masing reagen. Endapan
yang terbentuk
karena senyawa
alkaloid
berikatan koordinasi dengan iok K
+dari
reagen-reagen tersebut. Perbedaan warna endapan pada
setiap penambahan setiap reagen dikarenakan
adanya ligan berupa logam golongan transisi
didalam reagen Mayer, Dragendorff, dan
Wagner yang berbeda-beda.
N + K2[HgI4] (aq) NK+ + K[HgI4] Endapan kuning (aq) ( s) N + K[BiI4] NK+ + BiI4 (aq) ( s) Endapan merah N + KI + I2 NK+ + I3 -( aq) ( s) Endapan coklat
Gambar 5. Reaksi Uji Fitokimia Alkaloid
(Nafisah dkk, 2014)
Uji Aktivitas Antioksidan
Hasil pengukuran absorbansi sampel pada
panjang gelombang optimum yaitu pada 515 nm
seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Absorbansi dan %I Ekstrak
Kloroform Kulit Batang Gowok
Sampel Konsentrasi (ppm) Absorbansi (nm) % I Blanko Sampel Ekstrak Kloroform 10 0,932 0,816 12,446 15 0,802 13,948 25 0,772 17,167 50 0,737 20,887 100 0,606 34,979 Vitamin C 1 0,932 0,619 33,512 5 0,558 40,057 10 0,487 47,675 15 0,420 54,936 20 0,337 63,805
Selanjutnya konsentrasi sampel diplotkan
dengan %I sehingga diperoleh kurva regresi
sebagai berikut
Berdasarkan kurva diatas dapat diketahui
persamaan regresinya dan setelah dihitung nilai
IC
50dari ekstrak kloroform kulit batang gowok
adalah 163,566 ppm. Ini menunjukkan bahwa
ekstrak kloroform kulit batang gowok memiliki
aktivitas antioksidan kategori lemah, sedangkan
vitamin C dengan nilai IC
5011,474 merupakan
antioksidan sangat kuat (Molyneux, 2004).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ekstrak kloroform kulit batang gowok
mengandung senyawa metabolit sekunder
golongan fenolik dan alkaloid.
2. Aktivitas antioksidan ekstrak kloroform kulit
batang gowok ditunjukkan dengan nilai IC
50sebesar 163,566 ppm
yang tergolong
antioksidan lemah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andersen, Oyvind., and Merkham, Kenneth
R. 2006. Flavonoids Chemistry, Biochemistry
and Applications. New York: CRC Press
Taylor and Francis Group
y = 0,2437x + 10,139 R² = 0,9902 0 10 20 30 40 0 50 100 150 % In h ib is i
Konsentrasi Ekstrak Kloroform (ppm)
y = 1,5721x + 31,962 R² = 0,999 0 20 40 60 80 0 5 10 15 20 25 % I nh ib is i Konsentrasi vit. C (ppm)