• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL BIDANG IMUNOSEROLOGI (APLIKASI WASTGARD)-1 D4 TLM UHAMKA. Hurip Budi Riyanti dan Tim 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAPAN MUTU INTERNAL BIDANG IMUNOSEROLOGI (APLIKASI WASTGARD)-1 D4 TLM UHAMKA. Hurip Budi Riyanti dan Tim 2021"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL BIDANG

IMUNOSEROLOGI

(APLIKASI WASTGARD)-1

(2)

Kompetensi yang dicapai :

• Mahasiswa diharapkan dapat melakukan PMI bidang imunoserologi, yaitu :

1. Menjelaskan PMI dibidang imunoserologi 2. Melakukan uji kualitas antigen-antibodi

3. Melakukan PMI pemeriksaan imunoserologi kualitatif 4. Melakukan PMI pemeriksaan imunoserologi kuantitatif

(3)

Bab ini dibagi menjadi 2 topik berikut:

1. Topik 1: Pengenalan PMI bidang imunoserologi 2. Topik 2: Penerapan PMI bidang imunoserologi

(4)

Pengenalan Pemantapan Mutu Internal

Bidang Imunoserologi

• Pemeriksaan imunoserologis merupakan pengujian untuk mendeteksi antigen atau antibodi spesifik pada serum spesimen.

• Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya antibodi atau antigen

spesifik dalam satu spesimen yang dapat mengindikasikan adanya infeksi atau penyakit dan peningkatan titer antibodi menunjukkan

adanya infeksi progresif.

• Pemeriksaan ini penting dilakukan dalam studi epidemiologi untuk memastikan respon penduduk terhadap vaksinasi.

(5)

• Reaksi serologis dapat mendeteksi antigen spesifik dari

mikroorganisme atau respon imun spesifik tubuh manusia terhadap infeksi mikroorganisme.

• Pemeriksaan imunoserologis dapat mendeteksi antigen saja, antibodi saja atau antigen dan antibodi secara bersamaan.

• Berbagai metode imunoserologi telah dikembangkan, sehingga

antibody yang telah diketahui identitasnya dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen.

(6)

• Manfaat yang diperoleh dari imunoserologi yaitu: .

1. Dapat menentukan jenis mikroorgaisme yang diisolasi dari penderita penyakit infeksi

2. Menentukan golongan darah

3. Memilih donor yang tepat pada transplatasi jaringan 4. Medeteksi organisme pada jaringan tubuh

(7)

• Keuntungan dengan metode imunoserologis, yaitu : - cepat mengidentifikasi agen penyakit,

- spesifisitas deteksi antigen yang tinggi, dan - kesederhanaan kinerja prosedur yang aman.

- Saat ini pemeriksaan imunoserologi banyak tersedia dalam bentuk rapid tes

(8)
(9)

A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IMUNOSEROLOGI

• mencakup instruksi untuk :

- mengumpulan, transport dan penyimpanan spesimen - menyiapkan, menyimpanan reagen dan melakukan tes

• petunjuk untuk penggunaan bahan kontrol atau kalibrator dan intruksi perbaikan jika terjadi hasil out of control.

(10)

B. PEMILIHAN PROSEDUR IMUNOSEROLOGI

Dalam pemeilihan metode imunoserologi setiap laboratorium harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya :

- akurasi, - spesifisitas, - sensitivitas, - presisi, - biaya dan - kemudahan prosedur

(11)

• Metode baru harus dibandingkan dengan metode lain yang dapat diandalkan, sebaiknya dengan metode standar atau data klinis. Spesimen yang sama harus diujikan dengan kedua metode di laboratorium yang sama dan hasilnya dibandingkan.

• Spesifisitas klinis metode imunoserologi dapat dievaluasi dengan menguji sampel negatif dan sampel yang mengandung zat yang mungkin menyebabkan gangguan.

• Sensitivitas klinis metode imunoserologi dievaluasi dengan

(12)

• Akurasi pemeriksaan imunoserologi kuantitatif atau semikuantitatif harus dievaluasi berdasarkan akurasi yang dibutuhkan untuk aplikasi klinis.

• Banyak faktor yang mempengaruhi presisi, yang sering diabaikan pada pemeriksaan imunoserologi adalah penambahan pengenceran.

Jika semua variabel lainnya konstan, uji ini cenderung menjadi kurang tepat karena ukuran kenaikan pengenceran meningkat. Misalnya,

pengenceran empat kali lipat akan kurang tepat apabila dibandingkan dengan pengenceran dua kali lipat.

(13)

C. PENGUMPULAN SPESIMEN

• Darah yang lisis tidak cocok untuk pemeriksaan imunoserologi.

• Spesimen mengandung yang presipitat harus disentrifugasi sebelum pengujian. • Penyebab hemolisis yang dapat dihindari :

1. Pengambilan sampel darah melalui jarum suntik yang terlalu kecil 2. Memaksakan pengisapan darah di spuit selama pengumpulan darah 3. Guncangan darah yang kuat dari spuit, terutama melalui jarum

4. Sentrifugasi spesimen darah dengan kecepatan tinggi sebelum pembekuan 5. Pembekuan dan pencairan darah

(14)

D. BAHAN KONTROL

• Kinerja pemeriksaan dipantau dengan bahan kontrol.

• Serum antigenik yang diketahui jumlah antibodinya tersedia dan digunakan secara rutin.

• Beberapa bahan kontrol tersedia secara komersial.

• Serum yang bisa digunakan sebagai bahan kontrol harus dalam keadaan tetap steril untuk menghindari stabilitas

• Secara umum setiap prosedur pemeriksaan harus memiliki : serum kontrol normal (negatif), serum kontrol positif kuat, dan

(15)

• Bahan kontrol dengan konsentrasi analit yang rendah harus disertakan. • Bahan kontrol yang direkomendasikan oleh produsen tes tertentu harus

selalu digunakan.

• Serum yang digunakan sebagai bahan kontrol harus distandarisasi oleh standar internasional.

• Bahan kontrol yang termasuk dalam kit komersial tidak dikalibrasi satu sama lain dan seringkali tidak boleh saling dipertukarkan

(16)

E. REAGEN IMUNOSEROLOGI

• Mutu reagen diperlukan untuk kualitas pemeriksaan. • Perubahan reagen harus dicatat.

• Sebelum reagen baru digunakan untuk pengujian spesimen maka harus diuji secara parallel dengan reagen sebelumnya, bahan kontrol untuk memastikan bahwa

diperoleh reaksi yang konsisten.

• Hasil yang didapat mencerminkan sensitivitas dan spesifisitas reagennya dan

rekomendasi penggunaan, penyimpanan, dan preparasi dan tanggal kedaluwarsa dicatat.

• Kualitas reagen yang benar ditunjukan dengan adanya reaksi yang diharapkan pada tabung.

(17)

• Berikut validasi prosedur dan reagen imunoserologi yang dapat dilakukan dengan :

1. Harus memiliki proses verifikasi kinerja prosedur yang tepat.

2. Harus memiliki proses verifikasi bahwa reagen akan bereaksi positif dengan zat yang diuji.

3. Harus memiliki proses verifikasi bahwa reagen tidak akan bereaksi jika tidak ada zat yang diuji.

(18)

F. ALAT GELAS DAN INSTRUMEN

• Semua alat gelas yang digunakan dalam tes imunoserologi harus bersih dan bebas dari deterjen.

• Alat gelas dikalibrasi harus diperiksa ketepatannya.

• Akurasi dan presisi harus terpenuhi saat peralatan digunakan. • Spesifikasi pabrikan harus diperiksa dan memenuhi kriteria.

• Instrumen dan peralatan harus dipantau secara rutin. Seperti suhu wahterbath, inkubator, lemari es, dan freezer harus diperiksa secara berkala dan terawat.

• Pemeliharaan harus dilakukan dan catatan disimpan secara teratur oleh individu yang terlatih dan sudah familiar dengan peralatan

(19)

G. PERFORMEN PEMERIKSAAN

• Bahan kontrol harus disertakan dalam semua tes yang dilakukan di laboratorium dan dapat digunakan untuk memvalidasi prosedur, instrumen dan peralatan pemeriksaan

• Kebanyakan kit serologi sekarang ini sudah disertai bahan kontrol, pengguna harus mematuhi petunjuk dari pabriknya.

• Namun, penggunaan bahan kontrol independen juga didorong dalam ISO 15189: 2012 untuk memberikan penilaian independen terhadap kinerja sistem.

(20)

Prosedur umum PMI imunoserologi dilakukan sebagai berikut: 1. Pemilihan bahan kontrol yang sesuai

2. Uji bahan kontrol dalam 20 pengujian dicoba terpisah

3. Tentukan mean (nilai target) dan standar deviasi (SD) dari bahan kontrol

4. Buat diagram kontrol Shewart dengan mean dan ±1SD, ±2SD dan ±3SD sertakan bahan kontrol di setiap uji coba berikutnya dan plot hasilnya pada diagram

control

(21)

H. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

• Ketidakpastian pengukuran merupakan indikasi kuantitatif dari

kualitas suatu hasil, yang dapat didefinisikan sebagai "parameter yang terkait dengan hasil pengukuran yang dicirikan dengan dispersi nilai yang dapat dikaitkan dengan pengukuran".

• Penting untuk interpretasi hasil yang benar dan menjadi penting saat hasil uji mendekati batas yang ditentukan.

• Baik ISO 17025: 2005 dan ISO 15189: 2012

menguraikan persyaratan khusus untuk laboratorium untuk mengevaluasi dan melaporkan ketidakpastian pengukuran.

(22)

• Beberapa sumber ketidakpastian meliputi: - sampel itu sendiri;

- kondisi penyimpanannya; - metode uji;

- pereaksi dan

- media yang digunakan;

- peralatan yang digunakan; dan s - taf.

(23)

Referensi :

(24)

Referensi

Dokumen terkait