• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DASAR. II.1 Pengertian Warehouse

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DASAR. II.1 Pengertian Warehouse"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TEORI DASAR

Kemampuan sistem produksi tidak dapat berfungsi optimal jika sistem penunjang dari sistem produksi tersebut tidak berfungsi optimal juga. Gudang spare part merupakan sistem penunjang dalam kasus ini. Sebgai contoh jika tidak ada gudang spare part maka saat spare part yang rusak maka harus menunggu waktu yang sangat lama dan akan merugikan perusahaan. Namun di dalam gudang spare part ini juga harus diperhatikan cara penyusunan dan maintenance spare part. Cara yang terhandal adalah 5S dan diperkuat dengan prinsip 3S.

II.1 Pengertian Warehouse

Warehouse (gudang) merupakan suatu tempat, ruangan, atau bangunan yang memiliki peranan penting dalam suatu sistem produksi, sehingga diperlukan pengaturan yang tepat terhadap tempat, ruangan atau bangunan tersebut sehingga dapat berfungsi secara maksimal. Pengertian lain dari warehouse adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk (unit-unit penyimpanan persediaan) yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produksi dihasilkan oleh pabrik (penjual) daan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi. Sedangkan pergudangan tidak hanya merupakan kegiatan penyimpanan barang saja, melainkan proses penanganan barang mulai dari penerimaan barang, pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, pelabelan sampai dengan proses pengiriman barang. Kondisi dan pengaturan yang baik dalam warehouse (gudang) diharapkan dapat menghindari kerugian perusahaan, meminimalkan biaya serta mempercepat operasional dan pelayanan pada warehouse. Oleh karena itu warehouse (gudang) harus dirancang agar material atau barang agar dapat mengisi

(2)

kapasitas ruang secara maksimal baik secara vertical maupun horizontal. Pemanfaatan kapasitas ruang yang tidak maksimal akan menyebabkan banyaknya produk-produk yang tidak tertampung dalam warehouse sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, terutama dalam biaya inventory, penyewaan warehouse dan biaya transport.

II.2 Fungsi Warehouse

Beberapa fungsi utama warehouse (gudang) adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan tempat penampungan sementara barang

2. Mengumpulkan permintaan konsumen

3. Sebagai fasilitas pelayanan bagi konsumen

4. Melindungi barang

5. Memisahkan barang yang mudah terkontaminasi dan berbahaya

Sedangkan pergudangan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang, melankan dapat dibedakan menjadi beberapa fungsi dasar, yaitu (Purnomo, 2004) :

a. Movement (pemindahan) material yang terdiri dari :

1. Receiving (penerimaan)

2. Transfer (perpindahan)

3. Order selection (penyeleksian barang-barang)

4. Shipping (pengiriman)

b. Storage (penyimpanan)

1. Temporare (sementara)

2. Semi permanen

(3)

II.2.1 Tata letak warehouse

Perancangan tata letak warehouse merupakan salah satu metode untuk mengatur seluruh aktifitas yang ada di warehouse. Beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi dalam perancangan tata letak gudang, yaitu :

1. Karakteristik barang yang akan disimpan (padat, car, gas) 2. Sumber barang tersebut diterima dan bagaimana supplier-nya 3. Aktivitas yang terjadi pada barang tersebut di dalam warehouse Dalam perancangan tata letak warehouse diperlukan hal-hal berikut :

1. Memaksimalkan pengguanaan ruang

Perencanaan penggunaan ruangan berhubungan dengan planning produksi, jadwal penerimaan dan pengiriman barang

2. Memaksimalkan pengguanaan peralatan

Perencanaan untuk memaksimalkan penggunaan peralatan membutuhkan proses pemeliharaan yang tepat

3. Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material

Perencanaan untuk memaksimalkan kemudahan dalam proses penerimaan dan pengiriman seluruh material adalah persoalan tata letak

4. Memaksimalkan perlindungan terhadap barang

Perencanaan untuk memaksimalkan perlindungan terhadap barang mengikuti penyimpanan barang di dalam ruang yang cukup dengan peralatan yang sesuai

Tata letak warehouse yang baik adalah yang mampu memanfaatkan ruang untuk penyimpanan secara efektif sehingga meningkatkan utilitas ruang dan meminimalisasi biaya material handling (Heragu, 1997).

(4)

1. Tinggi warehouse

2. Docking area

3. Ukuran aisle (gang)

4. Tata letak dalam warehouse

5. Tingkat otomasi yang digunakan

II.2.2 Kriteria Perancangan Warehouse

Beberapa permasalahan yang sering terjadi dalam perancangan tata letak warehouse antara lain adalah kesulitan dalam mengidentifikasi material, kesulitan dalam akses mengangkut material (material handling), dan kerusakan pada material. Oleh karena itu diperlukan warehouse yang optimal berfokus pada pergerakan barang, sehingga kecepatan pergerakan warehouse menjadi prioritas dalam merancang warehouse.

1. Penggunaan volume barang yang maksimal

2. Penggunaan waktu, operator, dan peralatan secara optimal

3. Kemudahan pencarian barang

4. Penggangkutan barang yang mudah dan cepat

5. Klasifikasi barang yang dibuat dengan baik

6. Pemeliharaan dan perawatan seluruh area warehouse

7. Penampilan tata letak warehouse yang rapi dan tersusun dengan baik Kriteria perancangan warehouse dibagi menjadi 4 macam, yaitu :

a. Popularity (popularitas)

Prinsip popularitas adalah memposisikan material yang popular sedekat mungkin dengan titik masuk atau keluarnya. Apabila material memasuki dan meninggalkan area gudang dari titik yang berbeda dan diterima serta dikirimkan dalam jumlah yang sama maka material yang paling popular akan diposisikan sepanjang rute secara langsung diantara titik kedatangan

(5)

pengiriman/penerimaan terbesar diposisikan dekat dengan titik penerimaan sepanjang rute yang dilewati.

b. Similarity (kesamaan)

Prinsip keduan dari pengaturan layout penyimpanan yaitu berdasarkan kesamaan dari material yang disimpan. Dengan penyimpanan komponen yang memiliki kesamaan maka jarak tempuh pengambilan dan penerimaan orderan material dapat diminimalisir.

c. Size (ukuran)

Prinsip ketiga ini adalah untuk mengurangi tindakan pemborosan di dalam warehouse. Contohnya komponen kecil yang disimpan dalam ruang yang didesain untuk komponen besar. Umumnya sering dijumpai bahwa komponen yang besar tidak dapat disimpan pada rak (sesuai dengan popularitasnya atau kesamaan) karena tidak muat. Untuk mengurangi hal ini maka variasi dari ukuran lokasi penyimpanan harus diberitakan. Apabila kendala yang dihadapi adalah ketidakpastian ukuran material yang disimpan maka rak yang di adjustable (dapat dipindahkan atau diatur sesuai dengan keinginan) dapat digunakan untuk mengatasi hal itu.

d. Characteristic (karakteristik)

Karakteristik dari komponen yang disimpan dan ditangani sering kali berlawanan dengan metode yang diindikasikan oleh popularitas, kesamaan dan ukuran mereka. Beberapa karakteristik komponen yang penting yaitu : 1. Perishable materials

2. Oddly shaped and crushable items 3. Hazardous materials

4. Security items 5. Compatibility

(6)

II.3 Pengertian 8S

8S adalah suatu metoda yang terdiri dari sorting, straightening, systematic cleaning, standardize, service, safety, security, serta satisfaction. Metode ini sangat membantu mengoptimalkan keadaan di tempat produksi dan dalam penataan gudang.

II.3.1 Sorting

Sorting dalam bahasa Indonesia berarti memilah. Dalam gudang memilah merupakan hal yang sangat diharuskan karena tidak mungkin dalam suatu wadah penyimpana atau layout penyimpanan semua spare parts. Misalnya seperti contoh sekrup dengan ukuran bermacam-macam disimpan dalam suatu wadah yang besar. Hal ini akan membuat pekerja kerepotan saat maintenance atau kerepotan saat inspeksi. Poin utama disini adalah mencari penyebab dan mencari solusi untuk menangani penyebab sebelum menimbulkan masalah.

Aktivitas pemilahan dalam prinsip sorting

Ciri khas aktivitas dari proses pemilahan adalah sebagai berikut : 1. Buang barang yang tidak diperlukan

2. Tangani penyebab kotoran dan kebocoran

3. Pembersihan ruangan

4. Tangani barang cacat dan rusak

5. Periksa tutup dan daerah bertekanan rendah untuk mencegah kebocoran dan percikan

6. Bersihkan daerah sekitar pabrik

7. Atur gudang

8. Buang kotoran dan bunyi mesin yang keras

(7)

II.3.2 Straightening / Setting in order

Straightening atau setting in order berarti menyusun. Dalam gudang menyusun juga merupakan hal yang sangat penting, karena jika barang tidak disusun secara teratur akan menimbulkan masalah saat maintenance dan dapat juga menyebabkan kecelakaan kerja. Contohnya jika penyimpanan barang pada tempat yang terlalu tinggi akan berposensi kejatuhan barang saat pengambilan. Poin penting disini adalah keteraturan penyimpanan produk sehingga dapat menghapuskan proses pencarian yang rumit, hal ini juga dapat meningkatkan mutu dan keamanan kerja serta menghasilkan tempat kerja yang teratur.

Ciri khas aktivitas penataan adalah sebagai berikut :

1. Semua barang mempunyai tempat khusus

2. Menyimapan dan mengambil barang dalam 30 detik

3. Standar pengarsipan

4. Pembagian daerah dan tanda penempatan

5. Mengeliminasi tutup dan kunci

6. Pertama masuk, pertama keluar

7. Papan pengumuman yang rapi

8. Pengumuman yang mudah dibaca

9. Garis lurus dan garis tegak lurus

10.Penempatan fungsional untuk material, suku cadang, kartu, rak, perkakas, peralatan, dan lain-lain

II.3.3 Systematic Cleaning

Systematic cleaning berarti membersihkan secara sistematis. Pembersihan yang biasa dilakukan di gudang seperti memoles benda yang mudah berkarat dengan minyak agar tidak cepat teroksidasi, membersihkan lemari agar debu tidak bertumpuk, dan membersihkan lantai yang terkena oli. Dengan adanya pembersihan

(8)

secara berkala maka produksi akan lebih optimal. Sebagai contoh jika operator produksi membutuhkan sekrup dari gudang , sedangkan sekrup yang ada di gudang tidak dirawat maka proses produksi akan terganggu karena sekrup getas dan gampang patah. Contoh lain, jika benda besar seperti spare part tunggu pengaduk berdebu, maka akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. Disini diutamakan pembersihan agar lingkungan kerja tidak memiliki cacat dan cela serta produk yang dihasilkan berkualitas bagus. Dengan perkembangan teknologi yang bisa menghasilkan produk bermutu dan proses produksi yang meningkat maka pembersihan juga harus ditingkatkan.

Ciri khas aktivitas dari proses pembersihan adalah sebgai berikut : 1. Latihan gerak cepat keterampilan 5S

2. Tanggung jawab individual

3. Membuat pembersihan dan pemeriksaan lebih mudah

4. Kampanye kebersihan di perusahaan

5. Setiap orang merupakan pembersih dan penjaga kebersihan di gudang

6. Lakukan pemeriksaan kebersihan dan koreksi masalah kecil 7. Bersihkan juga tempat yang tidak diperhatikan orang

II.3.4 Standardize

Standardize yaitu menstandarisasikan atau merawat dan mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang sudah baik. Mafaat dari menstandarisasikan adalah gudang terlihat bersih dan rapi, dan kegiatan ini harus tetap dipertahankan. Cara ini bisa dilakukan dengan cara memberikan gambar “GOOD VS BAD” hal ini bertujuan agar pekerja lebih bersemangat untuk memperbaiki area yang tidak bagus dan mempertahankan area yang sudah bagus. Cara lain yang bisa dilakukan adalah sosialisasi dampak positif dari penjagaan lingkungan kerja serta dampak negatif yang ditimbulkan karena tidak merawat area kerja. Bisa juga dengan memajang kalimat-kalimat persuasive yang membuat pekerja peduli lingkungan.

(9)

II.3.5 Service

Service berarti rajin dan membiasakan. Semua hal dalam 4S tidak berhasil tanpa service karena pembiasaan ini akan membuat perubahan lebih baik dan berkelanjutan. Perubahan kea rah yang baik ini akan memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Ciri khas dari proses pembiasaan adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan bersama

2. Waktu latihan

3. Praktek memungut barang

4. Gunakan safety shoes

5. Management ruang umum

6. Praktek penanganan keadaan darurat

7. Tanggung jawab individual

8. Menelepon dan berkomunikasi

9. Manual 5S

10.Setelah melihat baru percaya

II.4 Pengertian 3S

3S adalah prinsip baru yang dikembangkan yang berguna dalam mengoptimalkan produksi perusahaan dan layout gudang perusahaan. 3S tersebut adalah safety, security, dan satisfaction.

II.4.1 Safety

Safety yang dimaksud dalam prinsip ini adalah keselamatan. Dengan adanya safety ini maka diharapkan agar pekerja mengikuti metode yang telah ditetapkan karena jika pekerja tidak mengikutinya maka dampak negatifnya akan langsung dirasakan pekerja yang bersangkutan.

(10)

II.4.2 Security

Security yang dimaksud dalam prinsip ini adalah keamanan. Dengan adanya keamanan yang tepat maka pekerja dapat bekerja dengan nyaman. Jika pekerja bekerja dengan nyaman maka hasil yang didapat akan optimal. Maksud keamanan disini bukan sekedar penjaga atau satpam, melainkan kondisi kerja yang nyaman seperti lemari penyimpanan yang kokoh, tangga pengambilan barang yang aman, alat pemadam kebakaran, dan lain sebgainya.

II.4.3 Satisfaction

Satisfaction artinya kepuasan. Kepuasan kerja dibutuhkan dalam membenahi diri pekerja tersebut. Jika lingkungan kerja nyaman dan membuat pekerja merasa puas maka dampak positif yang didapat bisa meningkatkan produktivitas perusahaan. Pekerja dapat menjalankan semua peraturan dan standar kerja yang telah ditetapkan.

II.5 Tujuan dan manfaat

Setiap metoda tentunya memiliki tujuan serta manfaat yang sama bagi para penggunanya, yaitu untuk mencapai kondisi yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.

II.5.1 Tujuan

Karena 5S begitu penting, banyak orang membuat kesalahan dengan berkonsentrasi pada istilah individual seolah-olah hal itu merupakan daya Tarik yang menguntungkan. Tetapi harus diingat bahwa 5S sebenarnya adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu dan harus diterapkan dengan memperhatikan sasaran tertentu (Osada, 2000).

(11)

Keamanan dan 5S

Selama puluhan tahun kata pemilahan dan penataan menjadi siri khas yang mencolok pada poster-poster dan surat kabar dan diperusahaan kecil. Pemilahan dan penataan berhubungan erat dengan kemanan, maka pekerja harus tetap memperhatikan hal tersebut/

Mengutamakan tempat kerja yang tersusun rapi

5S juga penting untuk keamanan pribadi dan kesehatan setiap orang dalam aman dari segala bentuk kecelakaan kerja dan juga menjaga keamanan lingkungan disekitar perusahaan.

Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan teliti tidak perlu terus menerus membicarakan keamanan, dan kecelakaan industry yang dialaminya akan lebih sedikit. Dibandingkan dengan pabrik yang hanya mengutamakan peralatan dan prosedur yang sedemikian aman.

Efisiensi dan 5S

Pekerja yang terampil memelihara peralatan akan bekerja secara optimal, karena peralatan yang diguanakan dalam kondisi baik siap pakai. Menyediakan waktu khusus untuk 5S sangatlah penting, waktu ini bisa digunakan untuk mengecek kondisi semua benda kerja dalam kondisi layak pakai. Waktu yang disediakan ini sangat bermanfaat untuk meghasilkan produksi yang lebih efektif.

Mutu dan 5S

Elektronika modern dan mesin lain memerlukan tingkat presisi kebersihan yang sangat tinggi, hanya sedikit kotoran saja dapat mengganggu proses pengoperasian.

(12)

Serbuk kikir dan bunyi mesin yang keras menandakan sesuatu yang tidak terpasang dengan sempurna. Menjatuhkan barang pada ban yang sedang berjalan dapat berakibat terpasangnya suku cadang yang salah atu bisa berakibat salah mengirimkan produk ke pelanggan. Dengan menerapkan 5S, kualitas produksi bisa terjamin.

Macet dan 5S

Dibeberapa pabrik manufaktur umumnya terdapat “sindrom Senin pagi”, hal ini terjadi karena keadaan saluran minyak tersumbat, mesin macet, serta tekanan peralatan hidrolik dan pneumatic rendah pada Senin pagi. Hal ini terjadi karena pembentukan kotoran sepekan yang lalun telah mengeras dan melekat pada tempat-tempat yang susah dibersihkan. Semua ini terjadi Karena perusahaan tidak menerapkan 5S sepekan yang lalu.

Karyawan memiliki masalah yang sama, sering melupakan sesuatu hal yang penting setelah libur beberapa hari. Seperti karyawan lupa ke arah mana katup harus diputar atau angka berapa yang normal untuk meteran tertentu. Semua itu harus diberi tanda, tetapi sering kali perusahaan menganggap pemberian label merupakan hal yang tidak penting.

Mempraktekkan 5S memastikan bahwa karyawan memiliki tempat kerja yang rapi, segala sesuatu tersimpan pada tempatnya dan tersedia kapanpun dibutuhkan, serta menciptakan “lingkungan kerja yang nyaman”. Hal ini akan akan meningkatkan mutu produksi, efisiensi, keamanan dan safety karyawan, seta mencegah “sindrom senin pagi”.

Konsep 5S telah lama ada, namun banyak yang belum menyadari keberadaannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, 5S dapat mempermudah pekerja untuk melakukan pekerjaan dan dapat menyelesaikan masalah yang timbul.

(13)

II.5.2 Manfaat

Ada beberapa manfaat yang didapatkan dengan menggunakan metode 5S dan prinsip 3S, seperti beriku :

1. Zero breakdown yang berarti dapat meminimalisasi hal-hal yang

menghambat produksi, seperti crane yang rusak karena ada bagian yang kotor

2. Zero defect yang berarti akan meminimalisasi kecacatan pada spare part, seperti karat, penyok atau bahakan patah

3. Zero waste dengan metode dan prinsip tersebut maka akan membuat waktu

lebih efisien, karena akan mempercepar proses pengecekan barang.

4. Zero set up time saat semua produk teratur dan tersimpan dengan baik maka pekerja dapat menemukannya tanpa harus menggunakan waktu untuk mencari-cari

5. Zero late delivery yang berarti akan memudahkan pemindahan suatu spare

part ke department yang membutuhkan dalam waktu yang singkat

6. Zero injury yang bermanfaat bagi pekerja karena akan menambahkan perasaan aman dan nyaman berada di lingkungan kerja

7. Zero deficit yang berarti dengan perbaikan pada gudang menggunakan metode 5S dan prinsip 3S maka akan membantu perusahaan untuk melakukan costdown

II.6 Pengertian Display

Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana, 1979). Arti informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung maupun tidak langsung. Informasi yang dibutuhkan sebelum membuat display, diantaranya :

1. Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi

(14)

3. Ketepatan dan sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi

4. Kecepatan total dari variable yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi

5. Meminimalisasi kesalahan dalam pembacaan display

6. Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display

7. Lingkungan dimana display tersebut digunakan

Pembuatan display terdapat kriteria-kriteria tertentu. Berikut ini 3 kriteria dasar dalam pembuatan display yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Pendeteksian

Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau fungsinya. Untuk visual display harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar (seperti bel rumah).

2. Pengenalan

Setelah display dideteksi, pesan dari display tersebut harus bisa dibaca atau didengar.

3. Pemahaman

Dalam pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi dua kriteria diatas, display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Display merupakan alat peraga yang menyampaikan informasi kepada organ tubuh manusia dengan berbagai macam cara. Penyampaian informasi tersebut di dalam sistem “manusia-mesin” merupakan suatu proses yang dinamis dari presentasi visual indera penglihatan (Nurmianto, 1991).

Display juga berfungsi sebagai “sistem komunikasi” yang menghubungkan fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia, contoh dari display diantaranya adalah jarum speedometer, keadaan jalan raya memberikan informasi langsung ke

(15)

mata, peta yang menggambarkan keadaan suatu kota. Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi. Jarum petunjuk speedometer merupakan contoh display tak langsung karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer sebagai pemberi informasi. (Sutalaksana, 1979).

Display dapat menyajikan informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya, maka display harus dirancang dengan baik. Perancangan display yang baik adalah bila dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya. Menurut Sutalaksana (1996), display yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud. Berikut ini adalah ciri-ciri dalam pembuatan display dan poster yang baik dan benar adalah :

1. Dapat menyampaikan pesan

2. Bentuk/gambar menarik dan menggambarkan kejadian

3. Menggunakan warna mencolok dan menarik perhatian

4. Proporsi gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat dan dibaca

5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek

6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca

7. Realistis sesuai dengan permasalahan

8. Tidak membosankan

Poster bervariasi mulai dari sticker yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar. Tetapi biasanya poster berukuran sebesar kalender. Poster berukuran kecil biasanya dalam bentuk stiker yang mudah ditempel dimana-mana, misalnya “Dilarang Membuang Sampah Sembarangan” dapat ditempel di tempat umum seperti halte bus. Display yang berbentuk rambu-rambu berbahaya biasanya dipasang pada dinding, pintu masuk atau pada tiang-tiang. Display ini berbentuk seperti rambu-rambu lalu lintas (berbentuk bulat, segitiga, segi empat atau belah ketupat).

(16)

Peran ergonomi sangat penting dalam membuat rancangan display dan poster yang memiliki daya sambung yang tinggi dengan pembaca. Display dan poster harus mampu memberikan informasi yang jelas. Konsep “Human Centered Design” sangat kuat dalam pembuatan display dan poster karena terkait dengan sifat-sifat manusia sebagai “penglihat dan pemaham isyarat”.

II.6.1 Tipe tipe Display Berdasarkan Tujuan

Berdasarkan tujuannya display terdiri atas dua bagian. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan tujuan yaitu :

1. Display umum

Diantaranya mengenai aturan kepentingan umum, contohnya display tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan “Jagalah Kebersihan”.

2. Display Khusus

Diantaranya mengenai aturan keselamatan kerja khusus (misalnya dalam industry dan pekerja kinstruksi), contoh “Awas Tegangan Tinggi”

II.6.2 Tipe-tipe Display Berdasarkan Lingkungannya

Berdasarkan lingkungannya display terbagi dalam dua macam, yaitu : 1. Display Statis

Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap waktu, contohnya peta (informasi yang menggambarkan suatu daerah)

2. Display Dinamis

Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variable, contohnya jarum speedometer dan mikroskop.

(17)

II.6.3 Tipe-tipe Display Berdasarkan Informasi

Berdasarkan informasi, display terdiri atas tiga macam, yaitu : 1. Display Kualitatif

Display yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numeric, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem, contohnya informasi atau tanda On-Off pada generator, dingin, normal, panas pada pembacaan temperature.

2. Display Kuantitatif

Display yang memperlihatkan informasi numeric, (berupa angka, nilai dari suatu variable) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital atau analog untuk suatu visual display. Analog indicator : Posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, analog indicator dalam ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya). Digital indicator cocok untuk keperluan pencatatan dan dapat menggunakan electromecemichal courteous.

3. Display Representatif

Display representatif biasanyaberupa sebuah “Working Model” atau “Mimic Diagram” dari suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api.

II.7 Penggunaan Warna Pada Visual Display

Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitive terhadap warna biru, hijau, dan kuning, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi pencahayaan. Dalam visual display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari lima warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya. Warna merah atau hijau sebaiknya

(18)

tidak digunakan bersama, begitu pula warna kuning dan biru. Pada penggunaan warna menurut Bridger, R.S (1995) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display, dapat dilihat pada tabel II-2 dibawah ini.

Tabel II-1 Kelebihan dan Kekurangan Pengguanaan Warna Pada Pembuatan Display

Kelebihan Kekurangan

Tanda untuk data spesifik Tidak bermanfaat bagi buta warna

Informasi lebih mudah diterima Menyebabkan fatigue

Mengurangi tingkat kesalahan Membingungkan

Lebih natural Menimbulkan reaksi yang salah

Memberi dimensi lain Informal

Penggunaan warna pada pembuatan display yang harus diperhatikan adalah arti penggunaan warna berikut :

1. Merah menunjukkan larangan

2. Biru menunjukkan petunjuk

3. Kuning menunjukkan perhatian

II.8 Prinsip-prinsip Mendesain Visual Display

Menurut Bridger, R.S (1995) ada empat prinsip dalam mendesain visual display, yaitu

1. Proximity

Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan.

(19)

2. Similarity

Item-item yang sama akan dikelompokkan dalam konsep warna, bentuk dan ukuran, sebuah display tidak boleh memiliki lebih dari 3 warna.

3. Symetry

Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya dengan elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal, antara tulisan dan gambar harus seimbang.

4. Continuity

Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang utuh. Adapun rumus untuk menentukan tinggi huruf atau angka, lebar huruf, tebal huruf dan jarak antara dua kata dapat dilihat pada persamaan II-1 sampai persamaan II-7 di bawah ini.

1. Tinggi huruf besar/angka dalam mm (H) = ( ) (Pers II-1)

2. Lebar huruf besar = (Pers II-2)

3. Tebal huruf besar = (Pers II-3)

4. Jarak antara dua huruf = (Pers II-4)

5. Jarak antara dua kata = (Pers II-5)

6. Jarak antara huruf dan angka = (Pers II-6)

Gambar

Tabel  II-1  Kelebihan  dan  Kekurangan  Pengguanaan  Warna  Pada  Pembuatan  Display

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu dengan karakter yang hampir sama dapat diantisipasi bagaimana menyelesaikan masalah-masalah sederhana tersebut untuk diterapkan di rumah susun PT.

Data yang diolah melalui model menjadi informasi, penerima kemudiam menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti

RKPD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 kondisi geologi, selain kaya akan sumber daya alam wilayah selatan Jawa juga merupakan daerah dengan tingkat kerawanan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan debt default terhadap penerimaan opini audit going concern pada

Sejauh ini mengapa banyak yang mengatakan bahwa pekerjaan sebagai pegawai perbankan sangatlah sulit, itu juga didukung dengan pernyataan bahwa banyaknya kriteria

Berdasarkan pengujian dan analisis data tentang integrasi dan implikasi portofolio diversifikasi terdapat hubungan intergrasi dalam keseimbangan jangka panjang (kointegrasi)

Prinsip kerjan pompa hidram merupakan peroses perubahan energi kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulakan palu air sehingga terjadi

Dengan risiko yang lebih terbagi maka investor akan bersedia menempatkan lebih banyak dana ke dalam sistem keuangan untuk kemudian disalurkan ke dalam investasi barang modal