IMPLEMENTASI MODEL
KEBERLANJUTAN
UNTUK EVALUASI SISTEM
PENYEDIAAN AIR BERSIH
PERDESAAN
DI KABUPATEN NGANJUK
DAN PENYUSUNAN STRATEGI
KEBERLANJUTANNYA
Oleh:
ITSNA SHOFIANI
3108207004
Pembimbing:
1
. Prof. Joni Hermana,M.Sc.,ES.,PhD
BAB 1- PENDAHULUAN
KONDISI SAAT INI
− Kondisi pelayanan air
bersih belum memenuhi
kebutuhan masyarakat.
− Beberapa proyek
pembangunan air bersih
telah dilaksanakan di
Kabupaten Nganjuk, baik
dikelola oleh PDAM atau
oleh masyarakat.
− Proyek pembangunan air
bersih perdesaan yang
dikelola oleh
masyarakat(2003 – 2009),
telah menghabiskan dana
sekitar Rp 13 Milyar.
− Investasi yang ditanamkan,
di beberapa daerah tidak
berkelanjutan.
LATAR BELAKANG
KONDISI IDEAL
− Pembangunan Sistem
penyediaan air bersih
perdesaan mampu
mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
− Investasi yang sudah
ditanamkan untuk
pembangunan sistem
penyediaan air minum dapat
memberikan manfaat bagi
masyarakat pengguna secara
berkelanjutan.
− Hingga saat ini belum
dilakukan evaluasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan
keberhasilan dari sistem
penyediaan air bersih
perdesaan di Kab.Nganjuk.
PERUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana tingkat
keberlanjutan sistem
penyediaan air bersih
perdesaan di
Kabupaten Nganjuk
berdasarkan model
keberlanjutan?
2.
Upaya apa yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
keberlanjutan sistem
penyediaan air bersih
perdesaan di
Kabupaten Nganjuk?
TUJUAN
PENELITIAN
1. Mengetahui tingkat
keberlanjutan sistem
peyediaan air bersih
perdesaan di
Kabupaten Nganjuk .
2. Merumuskan strategi
untuk mewujudkan
keberlanjutan sistem
penyediaan air bersih
perdesaan di
MANFAAT PENELITIAN
Memperoleh faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan
dan kegagalan sistem penyediaan air bersih perdesaan.
Sebagai bahan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembangunan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk.
Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kabupaten dalam
mengambil keputusan dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan.
Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
sifatnya lebih mendalam.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Sistem penyediaan air bersih perdesaan adalah sistem
penyediaan air bersih yang dibangun dengan dana dari
pemerintah dan dikelola oleh masyarakat.
Obyek penelitian mencakup keberlanjutan sarana dan
prasarana, operasional, pemeliharaan, pengelolaan, dan
pengembangan pelayanan air minum
Obyek penelitian dibatasi pada daerah-daerah yang sistem
penyediaan air bersihnya didukung oleh pompa listrik dan telah
berjalan paling tidak selama satu tahun.
BAB 2- TINJAUAN PUSTAKA
1.
MANAJEMEN ASET (Leong, 2004)
Tujuan utama dari investasi pemerintah adalah agar aset yang telah dibangun dapat
berguna memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercipta kualitas hidup
masyarakat yang baik. Diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjamin semua
aset agar berlanjut sehingga memberikan pelayanan kepada masyarakat secara handal.
2.
MODEL KEBERLANJUTAN (Masduqi, 2009)
Data yang menjadi input model keberlanjutan Masduqi terdiri dari 9 variabel ,
yaitu:
Sumber air (X
1
)
Pemilihan teknologi (X
2
)
Biaya investasi (X
3
)
Teknik pengoperasian (X
4
)
Pengelolaan lembaga (X
5
)
Pengelola/operator (X
6
)
Suku cadang (X
7
)
Biaya operasional (X
8
)
Partisipasi masyarakat (X
9
)
3. ANALISIS SWOT
Adalah identifikasi faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi.
Analisis diasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan peluang , namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
BAB 3 - METODA PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada wilayah yang mendapatkan proyek air bersih
perdesaan di Kabupaten Nganjuk yang menggunakan listrik PLN yang
dibangun Tahun 2005-2008.
POPULASI
−
Populasi yang diteliti :
◦
Pemakai air bersih di 17 lokasi : 2216 KK
◦
Pengelola air bersih
: 17 orang
•
SAMPEL
◦
Pelanggan pemakai air : 100 KK
JENIS DAN SUMBER DATA
Kode
Variabel
Data yang diperlukan
Sumber data / metoda
X
1Sumber Air
Jumlah dan kontinyuitas air:
Observasi, pengukuran, wawancara
dengan pemakai air.
Kualitas air di sumber air
Observasi, pengukuran sampel air
X
2Pemilihan Teknologi
Kriteria perencanaan teknis:
Observasi
X
3Biaya Investasi
Sumber dana
Dokumentasi
Biaya tersedia dibandingkan biaya yg diperlukan
Observasi
X
4Teknik Pengoperasian
Kemungkinan frekuensi kerusakan prasarana dan
upaya perbaikan
Informasi pengelola (wawancara)
X
5Pengelolaan Lembaga
Pelatihan kelembagaan
Informasi pengelola (wawancara)
Penunjukan pengelola oleh
Informasi pengelola (wawancara)
X
6Pengelola/ Operator
Jumlah tenaga pengelola air bersih dari warga
setempat
Informasi pengelola (wawancara)
Pelatihan pengelolaan air bersih
Informasi pengelola (wawancara)
X
7Suku Cadang
Kemudahan dan kecepatan mendapatkan suku
cadang
Informasi pengelola (wawancara)
X
8Biaya operasi
Sumber dana
Informasi pengelola (wawancara)
Biaya tersedia dibandingkan biaya yg diperlukan
Informasi pengelola (wawancara)
X
9Partisipasi Masyarakat
Besarnya partisipasi masyarakat
Informasi pemakai air (wawancara)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan:
◦
Wawancara
◦
Kuisioner
◦
Dokumentasi
◦
Observasi
TEKNIK EVALUASI DAN ANALISIS DATA
◦
Data yang bersifat kuantitatif (kebutuhan air, debit sumur, dan
kualitas air), dilakukan perhitungan dan komparasi.
◦
Data yang bersifat deskriptif dan dokumentasi, dilakukan
analisis deskriptif.
◦
Data dari kuisioner dianalisis untuk mendapatkan persepsi
pelanggan dan pengelola tentang penyediaan air bersih.
TEKNIK ANALISIS MERUMUSKAN STRATEGI SWOT
◦
Pengumpulan data: mengelompokkan faktor SWOT
◦
Penentuan bobot dan rating
◦
Membuat Matriks EFI dan EFE
◦
Strategi SWOT
Metode evaluasi dan pemberian skor
Variabel
Evaluasi
Scoring
Sumber Air
Jumlah dan kontinyuitas air:
•
Dilakukan pengukuran debit air di sumber air
•
Dilakukan penelusuran historis sumber air
•
Dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk
warga desa
Score yang digunakan
−
Kapasitas sumber air melebihi kebutuhan = 1
−
Kap. sumber air sebanding dg. kebutuhan = 0,75
−
Kapasitas air mencukupi, kurang kontinyu = 0,5
−
Kapasitas air kurang dari kebutuhan = 0,25
−
tidak ada sumber air = 0
Kualitas air di sumber air:
•
Dilakukan pemeriksaan kualitas air
Score yang digunakan
−
Baik, layak konsumsi = 1
−
1 - 3 parameter tidak memenuhi BM = 0,6
−
Lebih dari 3 parameter tidak memenuhi BM = 0,3
−
Tidak layak, mengandung zat berbahaya = 0
Score rata-rata
Pemilihan
Teknologi
Berdasarkan kriteria perencanaan teknis:
•
Dilakukan evaluasi terhadap kemungkinan
penerapan teknologi di desa
•
Dilakukan evaluasi secara teknis terhadap
rancangan sistem yang dibangun
Score yang digunakan
−
Sesuai = 1
−
Sedikit tidak sesuai = 0,75
−
Banyak tidak sesuai = 0,25
−
Tidak ada yang sesuai = 0
Biaya Investasi
Sumber dana:
Dilakukan evaluasi terhadap sumber biaya yang
digunakan untuk membangun fasilitas air
bersih
Score yang digunakan
−
Masyarakat = 1
−
Masyarakat, pemerintah, dan donor = 0,75
−
Pemerintah dan donor = 0,5
−
Donor = 0,25
Biaya
tersedia
dibandingkan
biaya
yg
diperlukan:
•
Dilakukan perhitungan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan
•
Dilakukan
evaluasi
potensi
biaya
yang
tersedia
Score yang digunakan
−
Tersedia, lebih = 1
−
Tersedia, cukup = 0,75
−
Tersedia, belum cukup = 0,5
−
Tersedia, masih menunggu = 0,25
−
Belum pasti = 0
Score rata-rata= scor biaya investasi
Teknik
Pengoperasi
an
Kemungkinan
frekuensi
kerusakan
prasarana
dan upaya perbaikan:
•
Dilakukan
pendataan
terhadap
kesulitan yang
dihadapi oleh pengelola
dan
masyarakat
dalam
mengoperasikan
dan
memelihara fasilitas air
bersih
Score yang digunakan
−
Tidak pernah = 1
−
Pernah, perbaikan cepat = 0,75
−
Pernah, perbaikan lambat = 0,5
−
Tidak bisa diperbaiki = 0
−
Sering, dapat perbaikan = 0,25
Pengelolaan
Lembaga
Pelatihan kelembagaan:
•
Dilakukan evaluasi
terhadap pengelola dalam
mengikuti pelatihan
Score yang digunakan
−
Dilaksanakan,, banyak peserta = 1
−
Dilaksanakan, sedikit peserta = 0,75
−
Dilaksanakan, tidak ada peserta = 0,5
−
Tidak ada = 0
Penunjukan pengelola oleh:
•
Dilakukan evaluasi
terhadap lembaga yang
mengelola fasilitas air
bersih
Score yang digunakan
−
Masyarakat = 1
−
Pemerintah Desa = 0,75
−
Keinginan pengelola = 0,5
−
Tidak ada = 0
Pengelola/
Operator
Jumlah tenaga pengelola air
bersih
dari
warga
setempat:
•
Dilakukan
evaluasi
terhadap
kemampuan
warga desa secara teknis
dan
potensi
untuk
menjadi operator
Score yang digunakan
−
Banyak, sesuai kebutuhan = 1
−
Terbatas, bersedia ikut pelatihan =
0,75
−
Terbatas = 0,5
−
Tidak ada = 0
Suku Cadang
Kemudahan
dan
kecepatan
mendapatkan suku cadang:
•
Dilakukan
analisis
terhadap
teknologi
yang
direncanakan
berkaitan dengan ketersediaan suku
cadang bila terjadi kerusakan atau
penggantian
Score yang digunakan
−
Mudah, cepat = 1
−
Tersedia, agak lambat = 0,75
−
Tersedia di daerah lain = 0,5
−
Menunggu waktu yang lama = 0,25
Biaya Operasi
Sumber dana:
•
Dilakukan
analisis
terhadap
kemungkinan sumber biaya yang
akan digunakan untuk membangun
fasilitas air bersih
Score yang digunakan
−
Masyarakat = 1
−
Masyarakat, pemerintah, dan donor = 0,75
−
Pemerintah dan donor = 0,5
−
Donor = 0,25
Biaya tersedia dibandingkan biaya yg
diperlukan:
•
Dilakukan perhitungan besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk
operasional
•
Dilakukan analisis potensi biaya
yang tersedia
Score yang digunakan
−
Tersedia, lebih = 1
−
Tersedia, cukup = 0,75
−
Tersedia, belum cukup = 0,5
−
Tersedia, masih menunggu = 0,25
−
Belum pasti = 0
Score rata-rata= Score untuk variabel biaya operasi
Partisipasi
Masyarakat
Besarnya partisipasi masyarakat:
•
Dilakukan evaluasi terhadap
kesanggupan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengoperasian
Score yang digunakan
−
Berpartisipasi pada semua tahap = 1
−
Berpartisipasi pada sebagian tahap= 0,75
−
Partisipasi kecil = 0,5
Topik Penelitian:
Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan
STUDI PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA Kuisioner I
Scoring Input Data ke dalam model Running
HASIL
Indek Keberlanjutan ANALISIS SWOT PERUMUSAN STRATEGI KESIMPULAN DAN SARANSelesai
Kuisioner II
NO.
DUSUN/DESA
KONDISI UMUM
1
Sbr. Botak / Pinggir
Beroperasi
2
Jatigreges
Beroperasi
3
Jampes
Beroperasi
4
Genjeng
Tidak beroperasi
5
Pilangbango/Sendangbumen
Beroperasi
6
Tlogorejo/Sendangbumen
Beroperasi
7
Ngepeh
Beroperasi
8
Pinggir
Beroperasi
9
Pule
Tidak beroperasi
10
Losari
Tidak beroperasi
11
Joho
Beroperasi
12
Jaan
Beroperasi
13
Oro-oro Ombo
Tidak beroperasi
14
Balonggebang
Beroperasi
15
Balongrejo
Beroperasi
16
Ngujung
Beroperasi
17
Sambikerep
Tidak beroperasi
Kondisi Umum Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan
BAB 5 HASIL EVALUASI
No. Dusun/Desa Kapasitas Kontinyuitas Skor
1 Sbr. Botak/ Pinggir
Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75
2 Jatigreges
Kurang Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,625 3 Jampes
Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75 4 Genjeng
Tidak ada air
-0
5 Pilangbango/Sendangbumen Cukup Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75
6 Tlogorejo /Sendangbumen Lebih
Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75
7 Ngepeh Lebih Kontinyu Baik, Layak konsumsi
1
8 Pinggir Lebih
Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,625
9 Pule
Tidak ada air - 0
10 Losari
Ada sumber, tidak beroperasi Baik, Layak konsumsi 0.5
11 Joho
Kurang Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,625 12 Jaan
Kurang Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,625 13 Oro-Oro Ombo
Tidak ada air - 0
14 Balonggebang
Kurang Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,625
15 Balongrejo Lebih
Kontinyu Baik, Layak konsumsi 1
16 Ngujung Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi
0,75 17 Sambikerep
Ada sumber, tidak beroperasi Baik, Layak konsumsi 0.5
1. SUMBER AIR
NO. DUSUN/DESA HASIL EVALUASI SKOR KETERANGAN
1 Sbr. Botak/ Pinggir Tidak Sesuai 0 Tidak ada jaringan listrik
2 Jatigreges Sesuai
1
3 Jampes Sesuai
1
4 Genjeng Kurang Sesuai 0.75 Dapat menggunakan mata air dengan
sistem grafitasi
5 Pilangbango/Sendangbumen Sesuai 1
6 Tlogorejo /Sendangbumen Sesuai 1
7 Ngepeh Sesuai 1 8 Pinggir Sesuai 1 9 Pule Sesuai 1 10 Losari Sesuai 1 11 Joho Sesuai 1 12 Jaan Sesuai 1
13 Oro-Oro Ombo Kurang Sesuai 0.75 Dapat menggunakan mata air dengan
sistem grafitasi 14 Balonggebang Sesuai 1 15 Balongrejo Sesuai 1 16 Ngujung Sesuai 1 17 Sambikerep Sesuai 1
2. PEMILIHAN TEKNOLOGI
NO. DUSUN/ DESA
HASIL EVALUASI
SKOR SKOR RATA-RATA
1
Sbr. Botak
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.52
Jatigreges
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.53
Jampes
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.54
Genjeng
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup 0.25 + 0,75 0.55
Pilangbango
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.56
Tlogorejo
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.57
Ngepeh
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.58
Pinggir
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.59
Pule
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup 0.25 + 0,75 0.510
Losari
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup 0.25 + 0,75 0.511
Joho
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup 0.25 + 0,75 0.512
Jaan
Sumber dana pemerintah,tersedia kurang. 0.25 + 0,5 0, 37513
Oro-oro Ombo
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup 0.25 + 0,75 0, 514
Balonggebang
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.515
Balongrejo
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.516
Ngujung
Sumber dana pemerintah, tersedia cukup. 0.25 + 0,75 0.517
Sambikerep
Sumber dana pemerintah, tersedia lebih 0.25 + 1 0.6253. BIAYA INVESTASI
NO. DUSUN/DESA FREKUENSI
KERUSAKAN JANGKA WAKTU PERBAIKAN
SKOR
1 Sbr. Botak Pernah Cepat 0,75
2 Jatigreges Pernah Lambat 0,5
3 Jampes Belum Pernah - 1
4 Genjeng Pernah Cepat 0,75
5 Pilangbango Pernah Cepat 0,75
6 Tlogorejo Sering Lambat 0,25
7 Ngepeh Pernah Lambat 0,5
8 Pinggir Pernah Cepat 0,75
9 Pule Belum Pernah - 1
10 Losari Pernah Cepat 0,75
11 Joho
Tidak Dapat Diperbaiki Belum Diperbaiki Sejak Maret 2010
0
12 Jaan
Tidak Dapat Diperbaiki Belum Diperbaiki Sejak Sept. 2009
0
13 Oro-Oro Ombo Pernah Lambat 0,5
14 Balonggebang Pernah Lambat 0,5
15 Balongrejo Pernah Lambat 0,5
16 Ngujung Pernah Cepat 0.75
17 Sambikerep Belum Pernah - 1
4. TEKNIK PENGOPERASIAN
No. Dusun/Desa Pelatihan Penunjukan Pengelola Skor Total Rata-Rata 1 Sbr. Botak Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5
2 Jatigreges Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 3 Jampes Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 4 Genjeng Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 5 Pilangbango Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 6 Tlogorejo Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 7 Ngepeh Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 8 Pinggir Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5
9 Pule Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5
10 Losari Tidak Ada Pemerintah 0 + 75 0,375 11 Joho Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 12 Jaan Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 13 Oro-Oro Ombo Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 14 Balonggebang Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 15 Balongrejo Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 16 Ngujung Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5 17 Sambikerep Tidak Ada Masyarakat 0 + 1 0,5
5. PENGELOLAAN LEMBAGA
No. Dusun/Desa Jumlah Tenaga Pengelola/ Operator Pelatihan Pengelola
Skor Total Rata-Rata
1 Sbr. Botak Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 2 Jatigreges Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 3 Jampes Terbatas Dilaksanaka,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 4 Genjeng Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 5 Pilangbango Sesuai Kebutuhan Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,75 + 0,75 0,75 6 Tlogorejo Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 7 Ngepeh Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 8 Pinggir Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 9 Pule Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 10 Losari Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 11 Joho Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 12 Jaan Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 13 Oro-Oro Ombo Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 14 Balonggebang Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 15 Balongrejo Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 16 Ngujung Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625 17 Sambikerep Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 0,5 + 0,75 0,625
Tabel 9 Skor Untuk Pengelola/Operator
NO. DUSUN/DESA Kemudahan Dan Kecepatan Mendapatkan Suku Cadang Skor Total
1 Sbr. Botak Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 2 Jatigreges
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 3 Jampes
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 4 Genjeng
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 5 Pilangbango Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 6 Tlogorejo
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 7 Ngepeh
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 8 Pinggir
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 9 Pule
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 10 Losari
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 11 Joho
Menunggu waktu yang lama 0,25 12 Jaan
Menunggu waktu yang lama 0,25 13 Oro-Oro Ombo
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 14 Balonggebang
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 15 Balongrejo
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 16 Ngujung
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5 17 Sambikerep
Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,5
Tabel 10: Skor Untuk Suku Cadang
NO. DUSUN/
DESA Sumber Dana
Perbandingan Dana Dengan
Kebutuhan Skor Total Rata-Rata 1 Sbr. Botak Masyarakat Tersedia, Kurang 1 + 0,5 0,75
2 Jatigreges Kas Dusun Tersedia, Kurang 0,5 + 0,5 0,5 3 Jampes Masyarakat Tersedia, Kurang 1 + 0,5 0,75 4 Genjeng Masyarakat, Donor Belum Pasti 0,75 + 0 0,375 5 Pilangbango Masyarakat Tersedia, Kurang 1 + 0,5 0,75 6 Tlogorejo Masyarakat Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0,875 7 Ngepeh Masyarakat Donor Tersedia, Cukup 0,75 + 0,75 0,75 8 Pinggir Masyarakat Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0,875 9 Pule Pemerintah Desa Tidak Tersedia 0,5 + 0 0,25 10 Losari Pemerintah Desa Tersedia, Cukup 0,5 + 0,75 0,625 11 Joho
Masyarakat Tersedia, Kurang 1 + 0,5 0,75 12 Jaan Masyarakat Tersedia, Kurang 1 + 0,5 0,75 13 Oro-Oro Ombo Pemerintah Desa Tidak Tersedia 0,5 + 0 0,25 14 Balonggebang Masyarakat Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0,875 15 Balongrejo Masyarakat Tersedia, Lebih 1 + 1 1 16 Ngujung Masyarakat Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0,875 17 Sambikerep Pemerintah Desa Tersedia, Cukup 0,5 + 0,75 0,625
8. BIAYA OPERASIONAL
No. Dusun/Desa Partisipasi Dalam Hal Skor 1 Sbr. Botak/ Pinggir Operasional 0,5
2 Jatigreges - 0
3 Jampes Operasional 0,5
4 Genjeng Operasional (porsi kecil) 0,5 5 Pilangbango/ Sendangbumen Operasional 0,5 6 Tlogorejo/ Sendangbumen Operasional, pemeliharaan 0,75 7 Ngepeh Operasional, pemeliharaan 0,75
8 Pinggir Operasional 0,75 9 Pule - 0 10 Losari - 0 11 Joho Operasional 0,5 12 Jaan Operasional 0,5 13 Oro-oro Ombo - 0 14 Balonggebang Operasional,pemeliharaan, pengembangan jaringan 0,75 15 Balongrejo Operasional,pemeliharaan, pengembangan jaringan. 0,75
16 Ngujung Operasional pemeliharaan, pengembangan jaringan.
0,75
17 Sambikerep - 0
Tabel 12: Skor Partisipasi masyarakat
No DUSUN/DESA VARIABEL Indek keberlanjutan Tingkat Keberlanj utan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 1 Sbr. Botak 0,75 0 0.5 0,75 0,5 0,625 0,5 0,75 0,5 1,1829 Rendah 2 Jatigreges 0,625 1 0.5 0,5 0,5 0,625 0,5 0,5 0 1,6187 Sedang 3 Jampes 0,75 1 0.5 1 0,5 0,625 0,5 0,75 0,5 1,8978 Sedang 4 Genjeng 0 0,75 0.5 0,75 0,5 0,625 0,5 0,375 0,5 1,2194 Rendah 5 Pilangbango 0,75 1 0.5 0,75 0,5 0,75 0,5 0,75 0,5 1, 8734 Sedang 6 Tlogorejo 0,75 1 0.5 0,25 0,5 0,625 0,5 0,875 0,75 1,8183 Sedang 7 Ngepeh 1 1 0.5 0,5 0,5 0,625 0,5 0,75 0,75 1,9894 Tinggi 8 Pinggir 0,625 1 0.5 0,75 0,5 0,625 0,5 0,875 0,75 1,8522 Sedang 9 Pule 0 1 0.5 1 0,5 0,625 0,5 0,25 0 1,1466 Rendah 10 Losari 0,5 1 0.5 0,75 0,375 0,625 0,5 0,625 0 1,5451 Sedang 11 Joho 0,625 1 0.5 0 0,5 0,625 0,25 0,75 0,5 1,6106 Sedang 12 Jaan 0,625 1 0.375 0 0,5 0,625 0,25 0,75 0,5 1,5748 Sedang
13 Oro-oro Ombo 0 0,75 0,5 0,5 0,5 0,625 0,5 0,25 0 1,0713 Rendah
14 Balonggebang 0,625 1 0.5 0,5 0,5 0,625 0,5 0,875 0,75 1,7943 Sedang
15 Balongrejo 1 1 0.5 0,5 0,5 0,625 0,5 1 0,75 2,0194 Tinggi
16 Ngujung 0,75 1 0.5 0.75 0,5 0,625 0,5 0,875 0,75 1,9103 Sedang
17 Sambikerep 0,5 1 0,625 1 0,5 0,625 0,5 0,625 0 1,6463 Sedang