• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUTORIAL SAKIT PADA SENDI. KETUA : Maria Priskila Sitorus ( ) ANGGOTA : Andre Hotmartahan ( ) Fernando Siregar ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUTORIAL SAKIT PADA SENDI. KETUA : Maria Priskila Sitorus ( ) ANGGOTA : Andre Hotmartahan ( ) Fernando Siregar ( )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL

“SAKIT PADA SENDI”

KELOMPOK II

KETUA : Maria Priskila Sitorus (11000011)

SEKRETARIS: Helda Inggriawita (11000026)

ANGGOTA : Andre Hotmartahan (11000014)

Fernando Siregar (11000019)

Ervina Pratiwi Simangunsong (11000020) Mona Lita Sinambela (11000025)

Gregorious Purba (11000027)

Rolas Boy Siburian (11000030) Lorentina Panjaitan (11000037)

Endang Monasanti (11000046)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

2013

(2)

PEMICU

Lembar 1

B, laki-laki 17 tahun dengan tinggi badan 167 cm, berat badan 60 kg datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut sejak 4 bulan ini. Kedua sendi makin lama makin sulit digerakkan. Riwayat trauma sebelumnya tidak ada.

Lembar 2

Dari anamnesa diketahui bahwa dalam sebulan ini sering mengalami demam dan untuk mengatasinya diberi obat penurun demam dan mudah letih. Pada pemeriksaan di dapat, sensorium: compos mentis, TD: 100/70 mmHg, pols/frekuensi nadi 88x/menit, Respiration Rate/frekuensi nafas 20x/ menit, temperatur 38oC. Anemia(-), ikterus(-),cyanose(-)

Pemeriksaan fisik:

Kepala, mata : anemia(-), ikterus(-). Leher: TVJ R-2cmH2O, Thoraks : fusiform, simetris; suara pernafasan vesikuler, suara tambahan(-). Abdomen: Hepar/Lien/Ren tidak teraba, Ekstremitas superior dalam batas nomal. Ekstremitas inferior pada sendi lutut teraba panas, hyperemis. Ketika dicoba digerakkan oleh pemeriksa pasien tampak meringis kesakitan. Lembar 3

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan

Test Hasil Hemoglobin 12,8 gr%, LED 40 mm/jam, leukosit 4.800/mm3, Trombosit 180.000/mm3, Hematokrit 36%

Antibodi antinuklear (ANA) (+)

CRP (+)

Faktor Rematoid (-)

Pencitraan kedua sendi lutut pembengkakan soft tissue

(3)

UNFAMILIAR TERMS

-MASALAH

- Laki-laki 17 tahun mengeluh bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut sejak 4 bulan ini.

- Kedua sendi makin lama makin sulit digerakkan.

ANALISA MASALAH

Bengkak pada sendi terjadi karena:

- Infeksi - Autoimun - Neoplasma - Obat-obatan

HIPOTESA

Reumatoid Artritis

LEARNING ISSUE

1. Diagnosa Banding Bengkak Dan Nyeri Pada Sendi

2. Mekanisme Bengkak Dan Nyeri Sendi, Sendi Sulit Digerakkan, Dan Demam 3. Definisi, Epidemiologi, Etiologi Dan Faktor Resiko Rheumatoid Arthritis 4. Klasifikasi Dan Gejalan Klinis Rheumatoid Arthritis

5. Patogenesis Rheumatoid Arthritis

6. Penegakan Diagnosis Rheumatoid Arthritis 7. Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis

8. Komplikasi, Prognosis, Dan Indikasi Rheumatoid Arthritis

PEMBAHASAN LEARNING ISSUE

(4)

By : Endang Monasanti dan Lorentina Panjaitan

 Rheumatoid arthritis

Merupakan penyakit autoimun (tubuh diserang system kekebalan tubuh sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.

 SLE ( Ssistemik Lupus Eritematous)

Merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh produksi antibody terhadap komponen inti sel yang berhubungan dengan manifestasi klinis.

 Osteoartritis

Merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi . yang sering terkena vertebra, lutut, pergelangan kaki.

 Gout Artritis

Kondisi dimana tubuh tidak mampu mengontrol asam urat sehingga Krista asam urat menumpuk di dalam jaringan tubuh terutama di persendian,

Reumatoid artritis

SLE (Sistemik Lupus Eritematous)

Osteoartritis Gout Artritis

Nyeri sendi (atralgia)

+ + + +

Tanda inflamasi + + + + (tiba-tiba)

Demam + + + +

Anemia + + (A.hemolitik) -

-Kekakuan + (pagi hari) + + (setelah

imobilitas) + Krepitasi - - + -Deformitas + - + + Mialgia - + - + Ruam discoid - + - -Hepatomegali - + - -Proteinuria - + - -Pneumonitis - + -

-CRP Meningkat Meningkat / normal Meningkat Meningkat

ANA + + Normal

-Raktor rheumatoid +/- +/- Normal +

Kadar asam urat Normal Normal Normal Meningkat

Fotosensitivitas - - -

-X-ray Erosi dan

dekalsifikasi tulana

- Pembesaran

tulang

Bengkak jaringan lunak dan erosi

tulang

-2. MEKANISME BENGKAK DAN NYERI SENDI, SENDI SULIT DIGERAKKAN, DAN DEMAM

(5)

By : Andre Hotmartahan Nyeri Hipotalamus Bradikinin Panus TNF-α Inflamasi Faktor Pencetus seperti

Autoimun/infeksi

Kerusakan kartilago dan sendi Aktivasi Kondrosit di Matriks

Destruksi Kartilago

Pengeluaran Matrix Metalloproteinase/MMPS

Bengkak Pertumbuhan Irregular

Pembuluh darah di sendi mengalami oklusi oleh sel-sel inflamasi Neovaskularisasi

Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskuler dan terjadi proliferasi sel-sel endotel

Proliferasi makrofag dan Fibroblas sinovial

Mediator-mediator inflamasi (Bradikinin, TNF- α,Sitokin <IL-1,IL-6>)

Menstimulasi Osteoclastogenesis TNF- α Demam Set Point Tubuh PGE2 IL-1

Erosi Tulang RANKL

TNF- α di Bone Marrow membantu perubahan Monosit menjadi Osteoklas

Sendi Susah Digerakkan Fungsio Laesa

Semua Gangguan Sistemik dan Pembentukan Panus

Autoimun/infeksi

Proliferasi makrofag dan fibroblast sinovial

(6)

3. DEFINISI, EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO RHEUMATOID ARTHRITIS

By : Helda Inggriawita

 Definisi

Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama.

 Epidemiologi

- Prevalensi RA relatif konstan yaitu berkisar 0,5-1 %

- Prevalensi di India dan di negara barat kurang lebih sama yaitu sekitar 0,75% Limfosit menginfiltrasi daerah perifaskular

dan terjadi proliferasi sel-sel endotel

Pembuluh darah pada sendi mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel inflamasi

Terjadi pertumbuhan ireguler sehingga membentuk

jaringan pannus Pannus menginvasi dan merusak rawan sendi dan

tulang.

Terjadi pelepasan berbagai enzim (sitokin, proteinase,

interleukin) Destruksi pada sendi

Nyeri sendi dan kekakuan pada sendi

(7)

Sedangkan di China, Indonesia, dan Philipina prevalensi kurang dari 0,4 % - Prevalensi RA lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan dengan

laki-laki dengan rasio 3 : 1  Etiologi

- Autoimun - Faktor genetik - Hormon sex

Perempuan dengan hormon estrogennya lebih berpeluang terserang RA di bandingkan pria. Hormon estrogen sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan hormon estrogen mengakibatkan lebih banyak penghancuran tulang dari pada pembentukan tulang. Keadaan ini mempercepat dan memperberat penyakit RA.

- Faktor infeksi

Infeksi dibagian persendian akibat infeksi bakteri, mikoplasma atau koloni jamur dan virus bisa menimbulkan sakit yang secara mendadak. Biasanya disertai juga dengan tanda-tanda peradangan, seperti : panas, nyeri, bengkak, dan gangguan fungsi. Infeksi dan peradangan merupakan gejala yang khas sebagai tanda timbulnya RA

 Faktor Resiko

- Jenis kelamin (perempuan)

- Riwayat keluarga yang menderita RA - Usia (usia lebih tua)

- Paparan salisilat dan merokok

4. KLASIFIKASI DAN GEJALAN KLINIS RHEUMATOID ARTHRITIS

By : Rolas Boy Siburian

 Klasifikasi

 Rheumatoid arthritis klasik

Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

 Rheumatoid arthritis deficit

Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

 Probable rheumatoid arthritis

Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.

(8)

 Possible rheumatoid arthritis

Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :  Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.

 Stadium destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

 Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

 Gejala Klinis

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang artritis reumatoid

1) Gejala-gejala konstitusional Misalnya lelah, anoreksia,berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.

2) Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer termasuk sendi-sendi ditangan. 3) Kekakuan sendi dipagi hari selama lebih dari 1 jam dapat bersifat generalisata tapi

terutama menyerang sendi-sendi. Dan adanya nyeri bengkak dan kemerahan pada sendi .

4) Artritis erosif Merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi kronik yang mengakibatkan erosi tepi tulang.

5) Deformitas Kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan perjalanan penyakit Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam gerakan ekstensi.

6) Adanya Nodul-nodul reumatoid yaiitu massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa pasien artritis rheumatoid.

7) Manisfestasi extra-articular Reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi

(9)

5. PATOGENESIS RHEUMATOID ARTHRITIS

(10)

6. PENEGAKAN DIAGNOSIS RHEUMATOID ARTHRITIS

(11)

1) Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang - Keluhan pasien ?

- Sudah berapa lama ? - Bagaimana sifat nyerinya ?

- Apakah nyerinya bertambah saat beraktivitas ? Apakah berkurang setelah beristirahat ?

- Apakah nyerinya disertai kekakuan sendi di pagi hari? dan berapa lama durasinya? - Apakah disertai demam ?

- Apakah ada bengkak dan kemerahan ?

- Apakah nyerinya dirasakan terus - menerus atau hilang timbul ?

b. Riwayat penyakit dahulu

- Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma ? - Apakah sebelumnya pernah menjalanin operasi ? - Apakah sebelumnya pernah memiliki riwayat tumor ?

- Apakah ada riwayat penyakit lain ( misalnya diabetes, gagal ginjal kronik,

hiperparatiroid, dll ) ?

c. Riwayat penyakit keluarga

- Adakah keluarga yang menderita suatu penyakit tertentu misalnya rheumatoid

arthritis ? 2) Pemeriksaan Fisik - Nodul – nodul - Hiperemis 3) Pemeriksaan Penunjang - C - reactive protein ( CRP )

Umunya meningkat sampai > 0,7 picogram/mL, bisa digunakan untuk monitor perjalanan penyakit.

- Laju endap darah ( LED )

Sering meningkat . 30 mm/jam, bisa digunakan untuk monitor perjalanan penyakit.

- Hemoglobin / hematokrit

Sedikit menurun, Hb rata - rata 10 g/dL, anemia normokromik, mungkin juga mikrositik. - Jumlah lekosit Mungkin meningkat. - Jumlah trombosit Biasanya meningkat. - Faktor reumatoid (RF)

Hasilnya negatif pada 30%, penderita reumatoid artritis dini. - Fungsi hati

(12)

Normal atau fosfatase alkali sedikit meningkat - Antinuclear antibody (ANA)

Tidak terlalu bermakna untuk penilaian reumatoid artritis. - Foto polos sendi

Mungkin normal atau tampak adanya osteopenia atau erosi dekat celah sendi pada stadium dini penyakit.

- MRI

Mampu mendeteksi adanya erosi sendi lebih awal dibandingkan dengan foto polos, tampilan struktur lebih rinci. Gambaran : erosi tulang, edema tulang, sinovitis.

7. PENATALAKSANAAN RHEUMATOID ARTHRITIS

By : Gregorius Purba

1. NSAID

mengurangi rasa sakit dan inflamasi tetapi tidak memperlambat kemajuan RA cth :

Aspirin dimulai dengan dosis 3-4 x 1 gr/hari

dan golongan NSAID lain seperti: ibuprofen, proksicam

2. DMARDs

Membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan RA cth:

 garam emas 10-20 mg/minggu

efek samping : stomatitis,proteinuria, trombositopenia, aplasia sumsum tulang  metotreksat 5-7,5 mg/minggu

efek samping : jarang ditemukan 3. TNF Bloker

Membantu mengurangi rasa sakit dan kerusakan sendi dengan memblokir sebuah protein inflamasi yang disebut Tumor Nekrosis Faktor.

Akan semakin bermanfaat apabila digabungkan dengan metotreksat. Cth:

 Enbrel 2 x 25 mg/minggu  Remicade 3- 10 mg/kg infus

4. Pembedahan

Jika berbagai pengobatan tidak berhasil maka dilakukan sinovektomi dan total hip replacement.

(13)

By : Fernando Siregar  Komplikasi - Anemia - Kanker - Komplikasi kardiak - Pembentukan fistula

- Peningkatan infeksi dan deformitas sendi lainnya  Prognosis

Prediktor prognosis buruk pada stadium dini AR antara lain : skor funsional yang rendah dan status sosial ekonomi

 Indikasi Merujuk

Sebagai dokter umum kita memiliki SKDI 3A :

Mampu menegakkan diagnosa, pemeriksaan tambahan, dan terapi awal. Selanjutnya pasien dapat kita rujuk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil anamnesis, gejala klinis oleh pasien dengan keluhan bengkak dan sakit berdenyut pada kedua sendi lutut maka pasien menderita Artritis Reumatoid.

Pengobatan yang dapat diberikan ke pada pasien adalah aspirin 3 - 4 x 1g/hari.

(14)

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2012). PATOFISIOLOGI, Ed. 6, Vol. 2. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.

W.Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., & Setiati, S. (2009). Buku Ajar Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Dorayaki Pisang with Fla Selai Ceria merupakan olahan siap saji berbentuk cembung yang didalamnya diisi dengan selai yang bervarian diantaranya

Peningkatan P-tersedia pada kebun kelapa sawit usia 6 tahun diduga hanya karena perlakuan pemupukan P dan belum di pengaruhi oleh aktifitas mikro organisme penambat P,

Kalimat berikut lebih disarankan dalam menjawab pertanyaan tentang prognosis: ―Sekitar sepertiga pasien dengan kasus seperti ini dapat bertahan hidup sampai satu tahun,

Sedangkan minat membaca pada usia prasekolah umumnya baik (di sekolah yang penulis observasi) anak-anak sangat senang, antusias apabila berkunjung/bermain

Daftar Peserta Mini Quiz CBT 2 Block 1.6 Basic Medical Practice. No

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa memiliki pemahaman tentang hubungan antara aktivitas fisik dalam Pembelajaran pendidikan jasmani dengan pengembangan konsep diri siswa

Setiap masyarakat, selama hidupnya pasti pernah mengalami perubahan-perubahan. Di dalam proses perubahan tersebut, biasanya ada suatu kekuatan yang menjadi pelopor

Berdasarkan hasil pengamatan secara sensus, jumlah pohon yang ada di Kompleks Fakultas Pertanian Unila lebih dari 30 jenis, yang didominasi oleh Bungur Lilin, Angsana dan