PROPOSAL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DANA BOPTN 2015
Perancangan Alat Bantu Angkut Belerang
Dengan Pendekatan Sustainable Design
Tim Peneliti :
Ketua : Anny Maryani, S.T., M.T (Teknik Industri/FTI) Anggota 1 : Putu Dana Karningsih, ST, Meng,Sc, Ph.D. (Teknik Industri/FTI) Anggota 2 : Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng (Teknik Industri/FTI) Anggota 3 : Dyah Santhi Dewi, S.T., M.Eng.Sc., PhD. (Teknik Industri/FTI)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... ii
DAFTAR ISI ... iii
Ringkasan... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan... 3
1.2.1 Perumusan Konsep ... 3
1.2.2 Strategi Kegiatan ... 4
1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan ... 5
1.3.1 Tujuan ... 5
1.3.2 Manfaat ... 5
1.3.3 Dampak yang diharapkan ... 6
1.4 Target Luaran ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Tahap Perancangan Produk ... 7
2.2 Analisa Kemanfaatan Produk ... 8
2.2.1 Sustainable Design ... 9
2.2.2 Analisa Ergonomi ... 9
2.2.3 Analisa Finansial ... 11
2.2.4 Analisa Pasar ... 12
2.3 Spesifikasi Produk ... 12
2.4 Kegunaan dan Tingkat Inovasi ... 14
BAB III STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN ... 15
3.1 Strategi Kegiatan ... 15
3.2 Rencana Kegiatan... 16
4 BAB IV ORGANISASI TIM, JADWAL, DAN ANGGARAN BIAYA ... 18
4.1 Organisasi Tim Pengabdian Masyarakat ... 18
4.2 Jadwal ... 19
4.3 Anggaran Biaya... 19
DAFTAR PUSTAKA ... 21
Ringkasan
Menambang belerang adalah pekerajaan yang tidak mudah dan memiliki resiko yang tinggi. Selain menghadapi lingkungan yang keras, juga tidak ada jaminan keselamatan. Berdasarkan laporan resmi Hesperian, sebuah organisasi nirlaba non-pemerintah yang bergerak dalam penambangan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, penambangan belerang tradisional dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang serius seperti tergelincir dari tempat yang tinggi, luka lebam, dan gangguan kesehatan lainnya (hesperian.org). Debu tambang, asap-asap hasil sublimasi belerang, dapat meracuni penambang belerang dan dapat memacu terjangkitnya penyakit. Inhalasi uap belerang dapat menyebabkan iritasi pada mukosa hidung dan paru-paru. Pada kasus yang berat, dapat menyebabkan penyakit edema paru. Sedangkan mouth breathing dapat mengakibatkan gangguan jaringan mulut yang menyebabkan erosi gigi dan gingivitis.
Mengangkat peralatan berat dengan rentang 80 kg-100 kg secara kontinyu dengan posisi yang kurang nyaman dan tidak ergonomis dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, punggung, dan leher. Bekerja dalam kondisi lingkungan dengan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan stres karena kepanasan maupun kedinginan. Gejala stres dapat mengakibatkan pusing-pusing, lemah, detak jantung yang tidak konstan, kehausan, dan jatuh pingsan. Bahaya paparan senyawa belerang bagi tubuh ditentukan oleh jumlah senyawa yang masuk, lamanya kontak langsung, dan cara masuk senyawa.
Berdasarkan uraian kondisi di atas, maka perlu dilakukan suatu alat bantu kerja yang dapat mendukung pekerjaan penambang belerang. Salah satunya adalah alat bantu angkut yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan ergonomis yang dapat menunjang produktivitas, serta memperhatikan keselamatan dan kesehatan penambang. Saat ini perancangan awal alat telah dilakukan dengan nama Sulfuraction (Sufur Man in Action), namun masih memerlukan penyempurnaan agar dapat secara langsung diimplementasikan pada penambang belerang. Harapannya alat bantu angkut yang dirancang dapat meringankan risiko pekerjaan penambangan belerang dan meningkatkan produktivitas.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang beserta perumusan konsep dan strategi kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu juga dijelaskan mengenai tujuan, manfaat, dampak dari kegiatan sampai dengan target luaran yang ingin dicapai.
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada kawasan garis lingkaran api atau biasa dikenal dengan sebutan ring of fire yang membujur sepanjang pulau-pulaunya. Sebagai wilayah aktif terbesar di dunia, negara kita memiliki kurang lebih 147 gunung berapi yang masih aktif, 13 diantaranya terletak di tanah pulau Jawa Timur (volcanodiscovery.com).
Masyarakat sekitar gunung memanfaaatkan penambangan belerang sebagai mata pencaharian karena melimpahnya sumber daya alam ini. Berdasarkan jumlah belerang yang ditambang dalam sehari mencapai 2-3 ton, dan jumlah warga yang terlibat sebagai penambang mencapai 500 orang (ekspedisi.kompas.com).
Menambang belerang adalah pekerajaan yang tidak mudah dan memiliki resiko yang tinggi. Selain menghadapi lingkungan yang keras, juga tidak ada jaminan keselamatan. Bagi orang awam, berada dalam lokasi sublimasi belerang akan merasakan pusing dan mual. Penambang belerang mengambil belerang dari dasar kawah dengan bibir kawah dengan jarak sekitar 300 meter dan menyusuri jalan setapak di tepik caldera menuruni Lembah Paltuding menuju tempat penampungan sekitar 3 kilometer.
Kehidupan kesejahteraan para penambang belerang tergolong minim. Dinaikkannya harga belerang menjadi Rp 800 per kilogramnya pada tahun 2014 (tribunnews.com) tidak banyak membantu penambang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, terlebih jika memiliki jumlah keluarga yang relatif banyak. Sementara itu kebutuhan hidup yang dipenuhi semakin tinggi. Hal ini kontras dengan biaya dan resiko keselamatan dan kesehatan yang harus ditanggung oleh penambang belerang. Kondisi eksternal yang ekstrim berdampak pada gangguan kesehatan akibat aktivitas penambangan.
Gambar 1.1 Kegiatan penambangan belerang tradisional di Kawah Ijen Sumber : www.kaskus.co.id
Berdasarkan laporan resmi Hesperian, sebuah organisasi nirlaba non-pemerintah yang bergerak dalam penambangan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat, penambangan belerang tradisional dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang serius seperti tergelincir dari tempat yang tinggi, luka lebam, dan gangguan kesehatan lainnya (hesperian.org). Debu tambang, asap-asap hasil sublimasi belerang, dapat meracuni penambang belerang dan dapat memacu terjangkitnya penyakit. Inhalasi uap belerang dapat menyebabkan iritasi pada mukosa hidung dan paru-paru. Pada kasus yang berat, dapat menyebabkan penyakit edema paru. Sedangkan mouth breathing dapat mengakibatkan gangguan jaringan mulut yang menyebabkan erosi gigi dan gingivitis.
Mengangkat peralatan berat dengan rentang 80 kg-100 kg secara kontinyu dengan posisi yang kurang nyaman dan tidak ergonomis dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, punggung, dan leher. Bekerja dalam kondisi lingkungan dengan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan stres karena kepanasan maupun kedinginan. Gejala stres dapat mengakibatkan pusing-pusing, lemah, detak jantung yang tidak konstan, kehausan, dan jatuh pingsan. Bahaya paparan senyawa belerang bagi tubuh ditentukan oleh jumlah senyawa yang masuk, lamanya kontak langsung, dan cara masuk senyawa.
Gambar 1.2 Pengangkutan manual dengan alat yang tidak ergonomis Sumber : www.kaskus.co.id
Berdasarkan uraian kondisi di atas, maka perlu dilakukan suatu alat bantu kerja yang dapat mendukung pekerjaan penambang belerang. Salah satunya adalah alat bantu angkut yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan ergonomis yang dapat menunjang produktivitas, serta
memperhatikan keselamatan dan kesehatan penambang. Saat ini perancangan awal alat telah dilakukan dengan nama Sulfuraction (Sufur Man in Action), namun masih memerlukan penyempurnaan agar dapat secara langsung diimplementasikan pada penambang belerang. Harapannya alat bantu angkut yang dirancang dapat meringankan risiko pekerjaan penambangan belerang dan meningkatkan produktivitas.
1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan 1.2.1 Perumusan Konsep
Problematika yang dihadapi oleh negara berkembang adalah seberapa besar dana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan research and development (R&D) untuk menunjang adanya inovasi dalam sebuah industri. Dengan pendekatan eco-innovation, proses inovasi dan penyusunan konsep dalam pengabdian masyarakat ini menitiberatkan pada prinsip pelestarian sumber daya alam dan pengurangan energi yang digunakan untuk menunjang desain yang merujuk pada pembangunan berkelanjutan. Diharapkan perancangan alat bantu ini dapat menghasilkan teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi penambang belerang.
Gambar 1.3 Sisi permintaan dalam model inovasi
Sumber : Birkeland, Janis. Design for Sustainability : a Sourcebook of Integrated Ecological Solutions
Penyusunan ide dan seleksi konsep dalam mendesain Sulfuraction menggunakan pendekatan metode etnografi. Etnografi merupakan pendekatan riset yang menggunakan observasi langsung terhadap kegiatan manusia dalam konteks sosial dan budaya sehari-hari. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pengamatan pada proses penambangan belerang berdasarkan video-video yang diunggah pada situs online youtube. Dari video youtube ditemukan beberapa fenomena dalam sistem kerja yang kurang ergonomis.
Sulfuraction adalah alat angkut dorong multifungsi sebagai solusi dari ketidaknyamanan yang dialami oleh penambang belerang. Produk ini terdiri atas dua bagian, yaitu frame utama dan tongkat pikul belerang. Tongkat pikul belerang digunakan untuk mengangkut dari kawah gunung menuju pos sementara, dan frame utama digunakan untuk mengangkut belerang dari pos sementara menuju pos pendakian di lembah.
Research &
Development
Eco-innovations
Eco-solution - Jangka panjang - Risiko kecelakaan rendah - Peningkatan kualitas hidup
Frame utama dapat dibawa dengan dua cara, yaitu dengan backpack seperti tas carrier
yang digunakan pada saat pendakian, dan dengan mekanisme trolley yang digunakan pada saat mengangkut belerang menuruni gunung. Frame utama didesain memiliki pegangan yang
adjustable mengikuti dimensi tubuh pengguna. Dalam frame utama ada base frame untuk
pengangkutan belerang dengan kapasitas 80 kg - 100 kg. Untuk menghindari jatuhnya belerang, Sulfuraction dilengkapi dengan karet penyangga. Dengan desain roda yang bergerigi, akan memudahkan mobilitas di medan yang tidak rata. Sulfuraction dilengkapi dengan strap ransel untuk mengurangi beban yang harus dibawa oleh penambang belerang dalam perjalanan menuju kawah. Terdapat fitur tambahan dalam bagian ransel yaitu adanya saku untuk masker, jas hujan, dan tempat botol minum untuk menghindari dehidrasi. Untuk menahan beban dan mengurangi momen gaya punggung penambang belerang, produk ini dilengkapi dengan 2 tali pengikat beban. Hal ini juga meningkatkan keamanan pekerja karena akan menyeimbangkan beban yang dibawa.
Fungsi lain yang dimiliki Sulfuraction adalah adanya tongkat pikul yang dapat diubah panjangnya mengikuti dimensi panjang bahu manusia, dan dilengkapi dengan bantalan spons untuk mengurangi kelelahan pada leher pengguna. Untuk memudahkan penggunaan produk Sulfuraction untuk masyarakat awam, produk ini dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan. Kelengkapan buku panduan ini bertujuan untuk mereduksi tingkat error dalam penggunaannya.
1.2.2 Strategi Kegiatan
Strategi kegiatan pengabdian masyarakat dibuat menjadi tiga tahap kegiatan. Yang pertama adalah kegiatan merancang alat bantu angut belerang yang diberi nama Sulfuraction. Perancangan dilakukan mulai tahap permusuan ide sampai dengan dihasilkan rancangan final beserta ukuran dan meterial yang digunakan.
Strategi kedua adalah pembuatan prototipe produk. Prototipe produk direncanakan dibuat sebanyak 5 sampai 7 buah. Prototipe dibuat dengan menggunakan desain rancangan dan material yang telah ditetapkan.
Selanjutnya strategi ketiga adalah penerapan atau penggunaan alat bantu angkut belerang. Prototipe yang telah dibuat akan diberikan kepada penambang belerang untuk dapay digunakan. Penggunaan ditargetkan selama satu bulan. Pada saat penggunaan akan dicatat berbagai hal yang dirasakan oleh penambang belerang, termasuk keluhan maupun keunggulan terhadap produk Sulfuraction.
Gambar 1.4 Strategi kegiatan pengabdian masyarakat
1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan 1.3.1 Tujuan
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mendesain Sulfuraction adalah : 1. Mendesain dimensi alat angkut sesuai dengan kaidah antropometri manusia sehingga
penambang belerang menemukan posisi nyaman untuk bekerja. Dengan penyesuaian kapasitas angkut sesuai dengan grip strength manusia pada umumnya, dan memberikan alternatif kepada penambang belerang mengenai kaidah manual material handling yang aman dan nyaman.
2. Membuat terobosan baru dengan pendekatan eco-innovations dan sustainable design yang memiliki prinsip pengurangan energi dan pelestarian alam untuk menunjang pembangunan berkelanjutan.
3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas khususnya penambang belerang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja serta dampaknya pada produktivitas.
1.3.2 Manfaat
Pengabdian masyarakat yang dilakukan memiliki tujuan untuk memperbaiki tingkat keselamatan dan kesehatan penambang belerang dengan mendesain alat angkut sebagai sarana mitigasi kecelakaan kerja bernama Sulfuraction (Sulfuric Man in Action), dengan pendekatan
sustainable design. Adapun manfaat yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah :
1. Mendapatkan alternatif alat angkut belerang yang ergonomis dan memenuhi kaedah ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat, efisien) saat digunakan.
Perancangan alat angkut belerang Pembuatan prototipe Penggunaan alat angkut belerang
2. Memperbaiki cara angkat penambang belerang untuk menurunkan risiko pada keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mendapatkan peningkatan produktivitas dari pengguaan alat angkut yang lebih baik.
1.3.3 Dampak yang diharapkan
Dampak yang diharapkan dari pengabdian masyarakat perancangan alat angkut belerang beserta penerapannya adalah penambang belerang dapat memperbaiki postur saat bekerja. Perbaikan postur ini akan memberikan dampak yang besar pada peningkatan keselamatan dan kesehatan pekerja.
Melalui penggunaan alat angkut Sulfuraction ini diharapkan kecelakaan kerja dapat dikurangi seminimal mungkin, termasuk kecelakaan kerja ringan. Selain itu diharapkan kesehatan penambang belerang dapat terjaga. Salah satu indikatornya adalah berkurangnya keluhan kesehatan dari penambang serta peningkatan durasi kerja.
1.4 Target Luaran
Target luaran dari pengabdian masyarakat perancangan dan penerapan alat angkut Sulfurcation ini adalah :
1. Prototipe produk Sulfuraction
Pembuatan produk berupa prototipe alat angkut belerang yang diberi nama Sulfuraction. Prototipe akan dibuat dengan menggunakan desain dan meterial sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan.
2. Seminar Nasional
Seminar Nasional pada Bidang Desain Produk maupun Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Melalui seminar nasional ini dapat diinformasikan mengenai alternatif alat angkut belerang yang ergonomis dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan penambang.
3. Program Kreatif Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM)
PKMM sebanyak satu proposal yang berisi analisa mengenai penerapan Sulfuraction pada penambang belerang. Melalui analisa ini akan didapatkan perbandingan antara alat angkut yang sudah ada dengan Sulfuraction.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang mendukung kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai perancangan awal alat bantu angkut belerang yang diberi nama Sulfuraction.
2.1 Tahap Perancangan Produk
Aktivitas pengembangan produk merupakan pengembangan pengembangna bisnis baru di sekitar produk yang sudah ada (existing product). Pengembangan produk memiliki berbagai alasan yang melatarbelakangi, diantaranya adalah tujuan finansial, kebutuhan peningkatan penjualan, respon terhadap pesaing, kelebihan kapasitas, siklus hidup produk, respon terhadap perubahan lingkungan dan program penurunan biaya (Ulrich dan Eppinger, 2000).
Pada proses pengembangan produk terdiri dari dua fase yaitu : 1. Perencanaan produk
Berupa rangkaian kegiatan mulai dari penggalian ide/gagasan tentang fungsi produk (bisa didasarkan pada persepsi pasar atau inovasi teknologi) dan berakhir dengan aktivitas produksi, penjualan/distribusi barang.
2. Perancangan produk
Berupa penyusunan konsep yang lebih jelas, detail dan sistematis daripada gagasan produk baru ataupun modifikasi produk lama dalam bentuk gambar teknis (engineering drawing) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (market pull) atau memanfaatkan inovasi teknologi (market/technology push).
Rancangan produk sendiri dapat diartikan sebagai perencanaan dan penerapan geometri, bentuk, bahan dan teknologi produksi dari sebuah produk. Peranangna dapat dibuat dalam bentuk perancangan teknis/rekayasa (engineering design) dan perancangan industri (industrial
design).
Ulrich dan Eppinger, 2000 menjelaskan bahwa guna kesuksesan proses perancangan dan pengembangan produk, maka perlu disusun tahap-tahap yang secara sistemastis harus dilalui. Tahapan ini membantu perancang (engineer) dalam proses perancangan dan pengembangan produk agar efektif dan efisien serta didapatkan desain yang sesuai dengan tujuan perancangan. Adapun tahapan perancangan dan pengembangan produk akan melalui 6 fase yaitu fase 0, fase 1, fase 2, fase 3, fase 4 dan fase 5 kemudian diproduksi secara masal. Gambar 2.1 menunjukkan tahap dalam perancangan dan pengembangan produk.
Gambar 2.1 Tahap perancangan dan pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2000)
Fase 0 pembuatan misi (perencanaan) merupakan tahap pertama yang harus dilalui. Pada tahap ini misi disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen, target pasar, tujuan obyektif produk maupun tujuan usaha. Selanjutnya Fase 1 penyusunan konsep, merupakan kelanjutan fase 0. Pada tahap ini berisi penyusunan bentuk awal, fungsi produk, spesifikasi dan analisa ekonomi.
Fase 2 perancangan tingkat sistem, berisi kegiatan perancangan arsitektur produk, skema peraitan dan identifikasi subsistem/komponen. Selanjutnya Fase 3 detail perancangan
(detail design) berisi kegiatan yang lebih teknis. Diantara kegiatan tersebut adalah spesifikasi
teknis, penyusunan material, penetapan standar, penentuan alat dan permesian serta DFA dan DFM (Design for Assembly dan Design for Manufacturing).
Fase 4 kegiatan pengetesan/pengujian. Pada fase ini terdiri dari berbagai proses pengujian, diantaranya adalah pengujian fungsi dan pengujian pasar yang didahului dengan pembuatan prototipe produk. Pengujian fungsi dilakukan untuk menetahui apakah fungsi yang dirancang pada produk dapat dimunculkan sesuai dengan rencana. Sedangkan pengujian pasar bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap produk baru yang diluncurkan. Fase 5 adalah produksi rump-up, yaitu fase produksi regular dan pelatihan pada tenaga kerja yang akan membuat produk. Setelah itu masuk tahap akhir yaitu peluncuran produk.
2.2 Analisa Kemanfaatan Produk
Analisa kemanfaatan produk dilakukan untuk mengetahui keunggulan dari produk yang dirancang. Hal ini perlu dilakukan untuk memberi masukan apakah produk secara teknis layak untuk diproduksi. Fase 0 : Mission Statement (Planning) : • Marketing Target • Customer Needs & Satisfactions •Functional Objectives •Business Goals Fase 1 : Concept Development : •Form •Function •Feature •Specification •Economic Analysis, etc. Fase 2 : System Level Design : •Product Architecture • Final Assembly – Scheme •Subsystem/ Components Fase 3 : Detail Design : •Specification •Geometry •Materials •Tolerances •Standards •Process plan •Tool Design •DFM/DFA Fase 4 : Testing & Refinement : •Prototype •Functional Tests • Marketing Tests Fase 5 : Production Ramp-Up : • Regular Production • Train the Workers Product Launch
2.2.1 Sustainable Design
Sustainable design merupakan desain untuk mengatasi kondisi-kondisi yang terjadi
dewasa ini terkait dengan krisis lingkungan global, pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, depresi sumber daya alam, kerusakan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati (Priyoga, 2010). Dalam perancangan produk Sulfuraction, aspek yang menjadi sorotan dalam sustainable design adalah material dan proses produksi beserta dampaknya terhadap lingkungan.
Material
Material dari produk ini adalah material reuse yaitu besi bekas. Jadi produk ini mampu memanfaatkan bagian-bagian yang tidak terpakai tanpa menggunakan bahan yang benarbenar baru. Hal ini merupakan salah satu langkah untuk menghemat sumber daya alam sehingga mampu mendukung sustainable design.
Proses produksi
Proses produksi dari produk ini adalah berupa assembly permanen (yaitu las) dan
assembly non permanen (yaitu dengan mur dan baut). Proses produksi tidak
menghasilkan limbah sehingga mampu mendukung sustainable design.
2.2.2 Analisa Ergonomi
Aspek ergonomi yang diterapkan dalam produk ini yaitu antropometri, grip strength,
manual material handling, biomekanika dan usability.
Antropometri
Antropometri merupakan salah satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia (Wingnjosoebroto, 1995). Produk Sulfuraction merupakan produk yang ditujukan untuk laki-laki dewasa dengan usia sekitar 25-47 tahun. Perancangan produk menggunakan prinsip antropometri dengan menggunakan acuan 36 dimensi tubuh. Dimensi diambil dari data kompilasi pada website antropometri Indonesia yaitu untuk data laki-laki usia 25-47 tahun suku Jawa. Dimensi tubuh yang digunakan adalah tinggi siku atau D4 (untuk adjustable frame posisi maksimal) persentil 95th, tinggi bahu dalam posisi duduk atau D10 (untuk tali bahu dan tinggi frame utama) persentil 95th, tinggi dalam posisi duduk atau D8 (untuk tinggi frame utama) persentil 50th, lebar sisi bahu atau D17 (untuk lebar frame, tongkat pikul, bantalan punggung) persentil 50th, lebar bahu bagian atas atau D18 (untuk dimensi bantalan dari tongkat pikul) persentil 50th, lebar pinggul atau D19 (untuk bantalan punggung dan tali pinggang) persentil 5th, panjang tangan atau D28 (untuk jarak antara frame utama dengan adjustable frame) persentil 50th dan tebal perut atau D21 (untuk tali pinggang) persentil 5th.
Grip strength
Grip strength merupakan kekuatan genggaman yang biasanya digunakan sebagai salah
satu parameter dalam desain produk yang membutuhkan kekuatan tangan dalam pengoperasiannya. Produk Sulfuraction merupakan alat yang membutuhkan kekuatan tangan dalam penggunaannya, yaitu pada saat produk digunakan untuk mengangkut belerang. Berdasarkan hasil praktikum dari mahasiswa Teknik Industri (usia 21 tahun), diameter optimum ada pada 5 cm. diameter optimum merupakan diameter saat dihasilkan kekuatan genggam terbesar.
Manual material handling
Manual material handling dalam aspek ergonomi di sini lebih membahas mengenai
posisi penambang saat menambang belerang. Jika penambang menggunakan tongkat pikul, maka posisi yang benar adalah penambang memposisikan diri dengan berjongkok terlebih dahulu lalu menempatkan bantalan pemikul di pundak, kemudian berdiri agar beban terangkat secara pelan-pelan dan tidak menimbulkan tekanan yang signifikan.
Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material, dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktivitas kerja dapat meningkat. Desain pada produk ini dibuat untuk mengurangi momen gaya supaya mengurangi resiko back injury pada penambang. Pengurangan momen dilakukan dengan penambahan bantalan pada tongkat pikul, penambahan roda pada frame dorong dan pemberian adjustable frame handle untuk memperkecil sudut antara lengan atas dengan punggung dan supaya posisi penambang tidak terlalu membungkuk.
Usability
Usability adalah salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan penggunaan
produk dalam penggunaan langsung oleh pengguna. Beberapa parameter yang digunakan dalam usability evaluation pada produk Sulfuraction adalah;
1. Learnability = merujuk kepada seberapa mudah dan berapa lama waktu yang dibutuhkan penambang belerang untuk mempelajari sistem kerja yang digunakan. Konsep kerja Sulfuraction mudah dipahami dan digunakan karena menggunakan mekanisme adjustable dan cara kerja yang sederhana.
2. Memorability = merujuk kepada seberapa mudah sistem untuk diingat setelah pertama kali dipelajari. Penambang belerang akan mudah untuk mengingat sistem kerja Sulfuraction karena inovasi produk menggunakan pendekatan prinsip kerja yang sama dengan kondisi eksisting.
3. Error = merujuk kepada kemungkinan tingkat error yang dilakukan oleh penambang belerang setelah penggunaan Sulfuraction. Dengan meningkatkan kenyamanan dan keamanan posisi penambangan belerang, akan berujung kepada peningkatan motivasi bekerja dan mengurangi stres. Hal ini akan mengurangi tingkat error yang dapat terjadi.
4. Satisfaction = merujuk kepada kepuasan penambang belerang dengan penggunaan Sulfuraction. Dengan fungsinya sebagai backpack dan trolley untuk mengangkut belerang, dapat mengurangi beban dan momen gaya yang tertumpu pada punggung dan kaki sehingga mengurangi tingkat stres dari penambang belerang.
2.2.3 Analisa Finansial
Analisa finansial merupakan tahapan realisasi kemungkinan dari desain produk. Berikut adalah perhitungan harga jual per produk (HPP) dari Sulfuraction. HPP diperoleh dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur.
Tabel 2.1 Perhitungan HPP dan harga jual
Biaya Bahan Baku Langsung
No Nama Satuan Unit Harga Satuan Total Biaya
1 Besi 4 Kg Rp25.000 Rp100.000
2 Mur dan baut 4 Pasang Rp250 Rp1.000
3 Karet ban 5 Helai Rp3.000 Rp15.000
4 Spons 1 Bongkah Rp14.000 Rp14.000
5 Kain Perca 5 Helai Rp3.000 Rp15.000
6 Kardus 1 Unit Rp3.000 Rp3.000
7 Kertas 4 Lembar Rp1.000 Rp4.000
8 Roda Karet 2 Buah Rp15.000 Rp30.000
Total biaya bahan baku langsung Rp182.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah tenaga kerja/bulan 2000000
Jumlah jam kerja 160 jam/bulan
Jumlah hari kerja/bulan 20 hari/bulan Jumlah produk yang dihasilkan 80 produk/bulan Total biaya tenaga kerja langsung Rp25.000
Biaya Overhead Manufaktur
Mesin Daya Mesin Energi (kwh) Listrik Biaya Listrik
Gerinda Listrik 600 watt 4,8 Rp1.168 Rp5.606
Mesin Las 220 watt 12,7 Rp1.168 Rp14.834
Total biaya overhead manufaktur Rp20.440 Total biaya produksi Rp227.440
Profit 30% Rp68.232
Berdasarkan perhitungan biaya yang telah dibuat, maka direncanakan harga jual produk Sulfuraction adalah Rp 295.672,00 atau sekitar Rp 300.000,00.
2.2.4 Analisa Pasar
Berikut adalah analisa kemanfaatan produk Sulfuraction berdasarkan metode pemasaran 4P (price, place, promotion, and product).
1. Product : Fitur dari Sulfuraction telah mencakup segala kebutuhan dari penambang belerang tradisional. Penamaan Sulfuraction yang merupakan kepanjangan dari Sulfuric in Actionmerupakan strategi branding dengan penamaan yang mudah diingat. Selain untuk penambangan belerang, produk ini juga dapat digunakan untuk pekerja penambangan gamping, emas, dan besi secara tradisional.
2. Place : Sulfuraction dapat ditemukan di toko industrial households, kerjasama dengan perusahaan penambangan, dan penjualan online.
3. Price : Harga dari produk ini tergolong murah karena proses produksi yang mudah dan menggunakan sedikit proses manufaktur yaitu menggunakan las dan mesin gerinda. Penggunaan mesin yang efisien berperan penting dalam proses manufaktur yang
sustainable.
4. Promotion : Untuk menunjang branding produk promosi Sulfuraction dilakukan melalui surat kabar, iklan televisi, majalah pertambangan dan industri tradisional, dan bisnis
online.
2.3 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk Sulfuraction dibuat berdasarkan pemecahan komponen menggunakan Bill of Material (BOM) tree. Bagian utama produk dibagi menjadi dua yaitu
frame dorong dan tongkat pikul belerang. Frame dorong terdiri dari empat bagian yaitu base frame, frame utama, strap ransel, dan tali pinggang. Frame dorong dapat disandang dengan
menggunakan backpack. Ketinggian frame dapat diatur sesuai dimensi tubuh manusia. Dalam
strap ransel dilengkapi dengan dua buah saku untuk tempat masker dan jas hujan. Dengan
tujuan untuk meningkatkan keselamatan, alat ini dilengkapi dengan karet pengaman belerang. Dalam strap ransel dilengkapi dengan tali pinggang untuk mengurangi resiko low
backpain pada punggung penambang belerang. Tongkat pikul didesain khusus dapat diatur
Gambar 2.2 Komponen penyusun Sulfuraction dalam BOM Tree
Setelah didapatkan susunan komponen dalan BOM Tree, selanjutnya adalah melakukan penyusunan detail komponen. Dalam detail komponen ini dilengkapi dengan kebutuhan jumlah, jenis bahan, dimensi dan keterangan membuat atau membeli.
Sebagian besar material yang digunakan pada Sulfuraction adalah besi karena lebih kuat dan memiliki ketahanan yang baik dalam kondisi lingkungan ekstrim. Selain itu harga besi sebagai faktor utama penyusun harga per produk relatif murah. Warna yang digunakan pada produk Sulfuraction adalah hitam. Esensi pemilihan warna hitam adalah hitam adalah warna yang gampang dicari tidak mudah kotor, selain itu pelapisan warna hitam cat rust bullet mampu membuat besi menjadi tahan karat jika terkena senyawa belerang.
2.4 Kegunaan dan Tingkat Inovasi
Kegunaan dari produk “Sulfuraction“ ini adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan ringan seperti back injury pada penambang belerang, lalu alat ini juga mampu mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja yang lebih berat seperti terjatuh dari tebing karena beban yang terlalu berat, serta meminimalisir resiko keracunan gas belerang saat penambangan. Tingkat inovasi dari produk Sulfuraction adalah dari segi desain dan fitur. Produk ini merupakan sebuah rancangan perbaikan dari alat yang saat ini biasa digunakan oleh penambang belerang area pegunungan belerang.
(a) (b)
Gambar 2.3 Gerobak dan pikulan (a) dan desain Sulfuraction (b)
Tabel 2.3 Tingkat inovasi produk Sulfuraction
Aspek Tingkat Inovasi
Desain - Melibatkan prinsip antropometri, manual material handling, biomekanika, human
factor dan usability aspect.
- Desain frame dorong lebih ringan dan nyaman.
- Mekanisme pembawaan (carrying) untuk gerobak yang awalnya dipikul menjadi bersistem ransel atau tas carrier.
- Mudah dirakit sendiri.
Fitur - Desain handle adjustable dengan mekanisme seperti handle pada produk koper. - Material adalah logam (aluminium) yang ringan dan kuat.
- Bantalan pada pundak dan punggung untuk ransel. - Tempat untuk masker, jas hujan dan minum. - Roda lipat pada frame utama.
3
BAB III
STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN
Pada bagian ini akan dijelaskan lebih detail mengenai strategi, rencana kegiatan serta keberlanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat perancangan alat angkut belerang yang diberi nama Sulfuraction.
3.1 Strategi Kegiatan
Dalam bagain ini dijelaskan mengenai ilustrasi dan mekanisme kerja produk. Hal ini penting untuk mendukung kegiatan pengabdian masyarakat yang terdiri dari tahap perancangan alat angkut belerang, pembuatan prototipe alat angkut belerang dan penggunaan alat angku belerang Sulfuraction. Gambar 3.1 menunjukkan ilustrasi dan mekanisme kerja Sulfuraction.
Gambar 3.1 Ilusrasi dan mekanisme kerja Sulfuraction
Penambang membawa Sulfuraction dengan memakainya seperti memakai tas. Setelah sampai di pos, penambang bisa memilih untuk tetap membawa Sulfuraction ke lokasi penambangan atau meletakkannya di pos. Jika penambang ingin membawa pikulan saja, maka penambang hanya perlu mengambil tongkat pikul dan karung yang sudah terakit pada frame utama. Lalu setelah penambang mengisi karung dengan belerang, karung bisa langsung diletakkan di frame utama. Base yang ada pada dasar frame utama digunakan sebagai alas peletakan keranjang. Belt pada gerobak digunakan untuk menahan gerobak supaya tetap pada tempatnya. Untuk pengangkutan ke bawah atau ke titik awal, Sulfuraction akan didorong oleh penambang. Untuk mengantisipasi jalan yang terjal dan bergelombang, gerobak dilengkapi fitur
roda bergerigi sehingga mudah dikendalikan. Jika penambang menggunakan pikulan, maka penambang tetap akan memikul dari lokasi penambangan sampai titik awal, perbedaannya adalah desain pikulan yang memiliki penyangga pada bagian bahu.
3.2 Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan disusun berdasarkan strategi kegiatan yang telah disusun. Adapun secara lebih detail rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Perancangan alat bantu angkut belerang
Perancangan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yaitu dosen dan mahasiswa. Fase yang dilakukan merujuk pada fase perancangan dan pengembangan yang dikembangkan oleh Ulrich dan Eppinger, 2000. Kegiatan perancangan dimulai dengan mengumpulkan informasi terkait proses pengangkutan belerang saat ini beserta peralatan yang digunakan. Kemudian dilakukan perancangan awal sampai dengan perancangan final mencakup spesifikasi teknis, dimensi, material dan proses produksi. 2. Pembuatan prototipe alat bantu angkut belerang
Selanjutnya dibuat prototipe sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Diupayakan agar proses produksi prototipe mengutamakan tercapainya fungsi yang diinginkan dari produk Sulfuraction. Direncanakan prototipe dibuat sebanyak 5 sampai 7 buah.
3. Penggunaan alat bantu angkut belerang
Setelah dibuat prototipe, selanjutnya prototipe tersebut diberikan kepada penambang belerang untuk dapat digunakan. Penerapan penggunaan direncanakan selama 4 minggu. Pada saat penggunaan ini akan dicatat hal-hal menarik dari produk, baik keunggulan maupun kekurangannya.
3.3 Keberlanjutan
Pengabdian masyarakat yang disusun ini sesuai dengan road map penelitian dari Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja (Lab EPSK). Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendukung road map penelitian tahun 2015 terkait safety, health and
environment pada kegiatan rancang ulang berbasis ergo-safety performance. Sulfuraction yang
bertujuan untuk mitigasi risiko pada keselamatan dan kesehatan penambang belerang dapat dilanjutkan dikembangkan ke depan dengan memperluas jumlah penambang yang menggunakan produk tersebut.
Tabel 3.1 Road map penelitian Lab EPSK
Topik Penelitian Capaian sampai 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017-2020
Fasilitas/alat/mesin untuk mendukung industri manufaktur
dan Jasa Fasilitas/alat/mesin untuk
consumer goods
Kajian preferensi karakteristik produk/alat rumah tangga Pengukuran waktu kerja, beban
kerja dan alokasi sumber daya manusia
Implementasi model pada beberapa sektor industri
Pemodelan alokasi sumber daya dengan menggunakan simulasi
Pengukuran beban kerja pada beberapa industri
Pembuatan model alokasi sumber daya berdasarkan beban kerja
Makroergonomi Perancangan produk untuk penguatan klaster industri
Perancangan sistem kerja pada lantai
produksi untuk pemenuhan standar
lingkungan bersih
Perancangan sistem kerja pada lantai produksi untuk pemenuhan
standar HACCP
Perancangan sistem kerja lantai produksi untuk pemenuhan standar
ISO14001
Pemodelan sistem kerja yang memenuhi green and clean
production
Safety Engineering (Ergonomic Asessment & Hazard Analysis)
Perancangan PPE untuk pekerja area Peleburan Baja dengan mempertimbangkan perilaku
unsafe
Rancang Ulang Dasboard dan Design Control pada Mobil dengan mempertimbangkan
perilaku unsafe
Integrasi Alert System dengan Sleep Detector untuk Mencegah
Kecelakaan saat Berkendara
Rancang Ulang Stasiun Kerja berbasis Ergo-Safety Performance
Safety and Environment Management (Risk Asessment)
Safety and Environment Management (Risk Asessment)
Integrasi Risk Safety Assessment dalam Kerangka Ukuran Kinerja
Organisasi Pembangunan Sistem
Penanggulangan Bahaya Kebakaran dengan Notifikasi Langsung menggunakan SMS Gateway Pengembangan Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran dengan mempertimbangkan permasalahan
rute tercepat dan alokasi terbaik.
Analisa Lokasi-Alokasi Unit Pemadam Kebakaran dan Sumber
Bahan Pemadam dengan pendekatan Metaheuristics
Permodelan sebaran api dalam suatu bencana kebakaran dengan
pendekatan fractal optimization
Permodelan keandalan petugas pemadam kebakaran dengan mempertimbangkan stressor dan
resiko kerja
Pembangunan Building Evacuation Management System (BEMS) untuk Gedung Bertingkat dengan sistem notifikasi SMS dan deteksi
penghuni berbasis RFID
Permodelan 3 Dimensi pergerakan penghuni dalam proses evakuasi
gedung bertingkat dengan permodelan agent behavior
Permodelan perilaku non-adaptive pada proses evakuasi gedung bertingkat dengan pendekatan
multi-agent system
Permodelan perilaku unsafe pekerja pada proyek konstruksi dengan pedekatan agent system
Permodelan perilaku berbahaya pengendara mobil pada keselamatan dijalan raya dengan
pendekatan agent-system
Permodelan tingkat partisipatif karyawan dan evaluasi reward system dalam program Gugus Kendali Mutu dengan pendekatan
agent-system
Pengembangan model avatar 3D berbasis agent-system untuk operator layanan front desk di
rumah sakit
Pengembangan model avatar 3D berbasis agent-system untuk operator Information Centre di
Universitas
Pengembangan model avat 3D untuk Guru Sekolah Bidang Studi
Matematika Dasar Validasi sistem rancangan sistem kerja untuk pemenuhan standar
HACCP
Perancangan sistem kerja pada lantai produksi untuk pemenuhan standar ISO9001
Perancangan dan Pengembangan Produk/Fasilitas Kerja
yang Ergonomis
Perancangan alat/mesin untuk membantu meningkatkan produktivitas IKM Makanan dan Minuman serta IKM Pengolahan Hasil Pertanian
Rancangan Perbaikan alat/mesin untuk melalui peningkatan fungsi untuk produktivitas dengan memperhatikan aspek ergonomis
Perancangan alat/fasilitas kerja/produk yang dengan
memperhatikan aspek komersialisasi Perancangan aneka produk rumah tangga sistem manual berbasis
ethnografi
Perancangan aneka produk rumah tangga semi/ otomatis untuk meningkatkan kualitas hasil kerja
Pembangunan Sistem Informasi Pemetaan Safety & Environment Performance di Indonesia berbasis Geographical Information System
Manajemen Bencana
Pemetaan resiko bahaya kebakaran kota Surabaya dengan mempertimbangkan faktor lingkungan dan budaya hidup masyarakat
Perancangan disaster assessment framework untuk gedung bertingkat untuk mengukur efektifitas manajemen tanggap darurat (studi kasus: Kota Surabaya)
Pengembangan algoritma rute teraman dengan mempertimbangkan pola sebaran api dan perilaku non-adaptive penghuni pada proses
evakuasi gedung bertingkat Job/Method Design
and Workload Analysis
Pemodelan matematis waktu baku pada industri job order
Perbaikan sistem kerja (metode kerja, tata cara kerja, tata letak
fasilitas kerja)
Perbaikan sistem kerja (metode kerja, tata cara kerja, tata letak fasilitas kerja) pada berbagai perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja
Optimalisasi Klaster Industri Unggulan Regional Jawa Timur dan Nasional dengan pendekatan Makroergonomi
Pengembangan instrumen assessment sistem kerja berbasis teknologi informasi
Pengembangan instrumen assessment sistem kerja yang
dilengkapi dengan database (repository)
Pengembangan instrumen assessment sistem kerja yang dilengkapi dengan model continuous improvement.
Rancang bangun instrumen assessment generik sistem kerja berbasis software (online/ standalone) dengan mengedepankan faktor usability.
Rancang Bangun Instrument Ergonomic Assessment pada Industri Mining berbasis software Pengembangan instrumen assessment sistem kerja yang dilengkapi
dengan database (repository) untuk menampung hasil assessment dari berbagai sistem kerja yang telah dinilai
Safety, Health and Environment
Studi Keandalan Nahkoda Kapal dan Engineering Crew dengan pendekatan Cognitive Realiability Method
Analisa Faktor-Faktor Berpengaruh dalam Peningkatan Safety Culture di Indonesia
4
BAB IV
ORGANISASI TIM, JADWAL, DAN ANGGARAN BIAYA
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai organisasi tim, jadwal serta anggaran biaya untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
4.1 Organisasi Tim Pengabdian Masyarakat
Organisasi tim dibuat dengan tujuan untuk menyusun personil yang terlibat dalam kegiatan pengambdian masyarakat. Anggota tim terdiri dari dosen yang berada di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja (Lab EPSK), Laboratorium Sistem Manufaktur (Lab Sisman) dan mahasiswa yang memiiki latar belakang sesuai dengan kebutuhan yaitu bidang perancangan produk.
Tabel 4.1 Organisasi Tim Pengabdian Masyarakat
No Nama Kompetensi Alokasi waktu/ minggu Uraian Tugas 1 Anny Maryani, S.T., M.T - Ergonomi - Teknik Tata Cara - Keselamatan &
Kesehatan Kerja - Perancangan
Produk
6 - Mengkoordinir seluruh kegiatan baik dengan tim maupun dengan mitra - Memastikan jadwal kegiatan
pengabdian masyarakat - Melakukan perancangan produk - Melakukan penyusunan laporan 2 Putu Dana Karningsih, ST, Meng,Sc, Ph.D - Sistem Manufaktur - Concurrent Engineering
4 - Melakukan analisa terhadap perancangan produk - Memberikan masukan atas
pelaksanaan kegiatan - Melakukan penyusunan laporan 3 Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng - Proses Manufaktur - Sistem Manufaktur - Otomasi Industri - Teknik Pengendalian Kualitas 4 - Melakukan perancangan produk
- Melakukan analisa terhadap rancangan produk - Melakukan penyusunan laporan 4 Dyah Santhi Dewi, S.T., M.Eng.Sc., PhD. - Ergonomi - Teknik Tata Cara - Keselamatan & Kesehatan Kerja - Perancangan Produk 4 - Melakukan perancangan produk
- Melakukan analisa terhadap rancangan produk
- Melakukan penyusunan laporan
5 Aulia Fikriati Mahasiswa S1 NRP 2511100014
3 - Melakukan pengambilan data promer dan sekunder untuk perancangan dan penerapan produk - Melakukan penyusunan PKMM 6 Elsa Camelia Harmadi Mahasiswa S1 NRP 2511100047 3 7 Pamungkas Dwi Admaja Mahasiswa S1 NRP 2511100080 3 4.2 Jadwal
Jadwal disusun sebagai acuan pelaksanaan rencana kegiatan pengabdian masyarakat selama 18 minggu. Tabel
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat
No Rencana Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 Pengumpulan voice of customer x x x 2 Studi lapanan x x 3 Fase 0 x x 4 Fase 1 x x 5 Fase 2 x x 6 Fase 3 x x 7 Fase 4 x x 8 Fase 5 x x x 9 Penggunan produk x x x x 10 Pembuatan laporan x x x x x x x x x 4.3 Anggaran Biaya
Anggaran biaya disusun untuk memenuhi keperluan pengabdian masyarakat pada penambang belerang.
Tabel 4.3 Anggaran Biaya Pengabdian Masyarakat
1. Honor Honor Uraian Honor/jam (Rp) Waktu (jam/ming gu) Minggu Jumlah Personil Jumlah Ketua Tim Rp40.000 5 16 1 Rp 3.200.000 Anggota Dosen Rp25.000 4 10 3 Rp 3.000.000 Anggota Mahasiswa Rp20.000 3 7 3 Rp 1.260.000 SUB TOTAL (Rp) Rp7.460.000
2. Bahan habis pakai untuk perancanan alat Material
Uraian Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga Satuan
(Rp) Jumlah
Pembuatan alat untuk
Pengujian alat Pembuatan alat 1 Paket Rp400.000 Rp400.000 Pembuatan alat
prototipe Pembuatan alat 7 Paket Rp300.000 Rp2.100.000
Tinta printer Dokumen 1 Buah Rp91.000 Rp91.000
Kertas untuk
administrasi Dokumen 1 Rim Rp50.000 Rp50.000
Pembuatan video
dokumentasi Dokumen 1 Paket Rp1.500.000 Rp1.500.000
Pembelian fashdisk Alat tulis 1 Buah Rp149.000 Rp149.000
Alat Tulis administrasi Alat tulis 1 Paket Rp200.000 Rp200.000
SUB TOTAL (Rp) Rp5.290.000
3. Biaya Perjalanan & Kegiatan Material
Uraian Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga Satuan (Rp) Jumlah Transportasi ke tempat penamabangan belerang PP Transportasi 8 Kali Rp500.000 Rp4.000.000 Penginapan selama di tempat penambangan belerang Penginapan 4 Hari Rp400.000 Rp1.600.000
DSA selama di tempat penambangan belerang Transportasi lokal & konsumsi 8 Kali Rp300.000 Rp2.400.000 Monitoring pemakaian
alat Monitoring 7 Alat Rp250.000 Rp1.750.000
SUB TOTAL (Rp) Rp9.750.000
4. Lain-Lain Kegiatan
Uraian Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga Satuan
(Rp) Jumlah
Pencetakan laporan Biaya cetak
laporan 1 Paket Rp500.000 Rp500.000 Presentasi Seminar Nasional Biaya presentasi, perjalanan 1 Seminar Rp2.000.000 Rp2.000.000 SUB TOTAL (Rp) Rp2.500.000
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Tinjauan Historis Dan Dinamika Sosial Ekonomi Penambang Belerang di Gunung Ijen Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi Tahun 1968-2010. Belum dipublikasikan. Artikel online. Diakses pada 11th November 2014
Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability: a Sourcebook of Integrated Ecological Solutions. Earthscan. London, United Kingdom.
Fuller, Colin W dan Vassie, Luise H. 2004. Health and Safety Management. Prentice Hall. Glasgow, United Kingdom.
Goetsch, David L. 2000. The Safety and Health Handbook. Prentice Hall. United States of America.
Mojo, Ikko. 2011. Film Dokumenter “Perjuangan Penambang Belerang”. Diakses pada 3 November 2014. www.youtube.com/watch?v=Jm1G2ZnsX1o
Lastri, Isyana Dyah.2013. Identifikasi Hazard dan Perbaikan Sistem Penambangan Belerang
di Kawah Ijen dengan Menggunakan Value Engineering dengan Pendekatan Ergonomi. Tugas
Akhir. Surabaya : ITS Surabaya.
Park, Richard J. 1998. Value Engineering: a Plan for Invention. CRC Press. United States of America.
Ulrich, K.T. and Eppinger, S.D. Product Design and Development. New York: McGraw-Hill, Inc., 2000.
Urban, Glen L. and John R. Hauser. Design and Marketing of New Products. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall Inc., 1993.
Wignjosoebroto, Sritomo, 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta : PT. Guna Widya Wright, Ian. Design Methods in Engineering and Product Design. London: McGraw-Hill Co., 1998.
Lampiran 1
Biodata Tim Pengabdi
1. Ketua
a. Nama Lengkap : Anny Maryani, S.T., M.T.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 198110122014042001
d. Fungsional / Pangkat / Golongan : Penata Muda / III B e. Jabatan Struktural : Asisten Ahli
f. Bidang Keahlian : Ergonomi, Keselamatan & Kesehatan Kerja g. Fakultas / Jurusan : FTI / Teknik Industri
h. Perguruan Tinggi : ITS Surabaya
i. Alamat Rumah dan No. Telp : Perum ITS Jl. Ilmu Pasti Alam Blok F No 4 j. Riwayat Penelitian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
No. Tahun Judul Penelitian Ketua / Anggota
Sumber Pendanaan 1 2014
Strategi Pengembangan Daya Saing Industri Agro (IKM) Dalam Mendukung Pengembangan SIDa di Kabupaten Bondowoso (Anggota)
Anggota SIDa (DIKTI)
2 2013
Perancangan Strategi Bisnis Dalam Peningkatan Skala Industri Makanan Minuman Di Mojokerto Melalui Inovasi Dengan Pendekatan Klaster (Anggota)
Anggota SIDa (DIKTI)
k. Riwayat Pengabdian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Pendanaan 1 2014 Survey K3 untuk Peningkatan Produktivitas UKM
Klien Bank UMKM Jawa Timur ILO
l. Publikasi ilmiah :
(2 terkahir dalam bentuk makalah atau buku)
No Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat A Seminar Internasional 1 6th International Conference on
Operations and Supply Chain Management
Designing Early Warning System and Spread Handling of Dengue Demorrhagic Fever (DBD) Using System Dynamics Approach and Knowledge Sharing (Anny Maryani, Arief Rahman, Nurul Hudaningsih) Bali, 10 – 12 Desember 2014 2 International Seminar on Industrial Engineering and Management
Designing Business Strategy to Improve The Scale of Food adn Beverages Industry in Mojokerto Through Innovation With Cluster Approach Best Paper
Bali, 12 – 13 Maret 2014
(Sri Gunani Partiwi, Anny Maryani, Agung Subyakto) B Seminar Nasional 1 Seminar Nasional Teknik dan Manajemen Industri
Strategi Bisnis Inisiasi Klaster Bambu di Kabupaten Bondowoso dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
(Elly Agustiani, Anny Maryani, Sri Gunani Partiwi) Malang, 12 Februari 2015 2 Seminar Nasional Teknik dan Manajemen Industri
Strategi Pengembangan Klaster Pertanian Organik di Kabupaten Bondowoso dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
(Elly Agustiani, Anny Maryani, Sri Gunani Partiwi)
Malang, 12 Februari 2015
3 Seminar Nasional Pascasarjana XII – ITS
Pemodelan Kecelakaan Kerja yang Komprehensif untuk Mengendalikan Biaya K3
(Anny Maryani, Sritomo Wignjosoebroto, Sri Gunani Partiwi)
Surabaya, 12 Juli 2012
m. Paten : -
2. Anggota
a. Nama Lengkap : Putu Dana Karningsih, ST, Meng,Sc, Ph.D
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 197405081999032001
d. Fungsional / Pangkat / Golongan : Penata Muda Tingkat I / IIIB e. Jabatan Struktural : Sekretaris Jurusan Teknik Industri
f. Bidang Keahlian : Sistem Manufaktur / Concurrent Engineering g. Fakultas / Jurusan : FTI / Teknik Industri
h. Perguruan Tinggi : ITS
i. Alamat Rumah dan No. Telp : Rungkut Menanggal Harapan Blok P/30 Sby j. Riwayat Penelitian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
No Tahun Judul Ketua/anggota Pendanaan
1 2012-2013
Model Peningkatan Produktivitas Usaha Kecil Dan Menengah Berbasis Technology Content Untuk Mendukung Pelaksanaan Masterpan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
Anggota TPM DIKTI
2 2013 Analisis Perbaikan Produktivitas Sistem Manufaktur dengan Pendekatan Overall Throughput Effectiveness (OTE), Lean Manufacturing, dan Simulasi
Anggota DIKTI
k. Riwayat Pengabdian : -
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
l. Publikasi ilmiah :
(2 terkahir dalam bentuk makalah atau buku)
System Tool for Assisting Manufacturing Organizations in Identifying Supply Chain Risks, Journal of Manufacturing Technology Management, Vol. 23, No.
7, pp. 834-852.
Putu Dana Karningsih, Berman Kayis, Sami Kara (2007), “Development of an
Interactive KBS for Supply Chain Risk Identification in Multisite & Multi-Partners Global Manufacturing Supply Chain”, 13th Asia Pacific
Management Conference, Monash University, Melbourne, Australia, 18-20 November, 2007.
m. Paten : -
3. Anggota
a. Nama Lengkap : Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 197705232000031002
d. Fungsional / Pangkat / Golongan : Lektor e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian : Proses Manufaktur, Sistem Manufaktur,
Otomasi Industri, Teknik Pengendalian Kualitas, g. Fakultas / Jurusan : FTI / Teknik Industri
h. Perguruan Tinggi : ITS i. Alamat Rumah dan No. Telp : j. Riwayat Penelitian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
1 2009 Studi Pemetaan dan Identifikasi Potensi Industri Makanan Tradisional di Jawa Timur
PHKI ITS
(Jurusan Teknik Industri) 2 2011 Perancangan Inspeksi dan Grading untuk Telur
Ayam Ras Petelur DIPA ITS – LPPM
3 2011 Perancangan Inspeksi Visual Multi-View dan Grading untuk Udang
PHKI ITS
(Jurusan Teknik Industri)
k. Riwayat Pengabdian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
l. Publikasi ilmiah :
(2 terkahir dalam bentuk makalah atau buku)
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Design and Optimization of Microvessels for
Vascular(s) Application using Computer Aided Engineering
Jurnal Optima Volume 1, Nomor 1, 2008
2 Perancangan Penentuan Lokasi Halte Busway Surabaya Koridor Timur-Barat
Jurnal Optima Volume 2, Nomor 2, 2008
4. Anggota
a. Nama Lengkap : Dyah santhi Dewi, S.T., M.EngSc., Ph.D
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 197208251998022001
d. Fungsional / Pangkat / Golongan : Lektor
e. Jabatan Struktural : Penata Tingkat 1/III D
f. Bidang Keahlian : Ergonomi, Perancangan Metode Kerja g. Fakultas / Jurusan : FTI / Teknik Industri
h. Perguruan Tinggi : ITS
i. Alamat Rumah dan No. Telp : Jln Manyar Sambongan No.64 B Surabaya j. Riwayat Penelitian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
1 1999 Pengaruh Pencahayaan dan Kebisingan Pada
Waktu Respon Karyawan Starter Grand ADB
k. Riwayat Pengabdian :
(2 terakhir yang didanai ITS atau nasional, sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
No Tahun Kegiatan
1 2014 Perbaikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Industri Kecil Menengah (UKM) di Jawa Timur
2 2014 Trainer dalam Training for Trainer Microfinance-OSH untuk Account Officer Bank UMKM Jatim
3 2015 Tim Tenaga Ahli pendampingan Training K3 for Client (ToC) UKM
l. Publikasi ilmiah :
(2 terkahir dalam bentuk makalah atau buku)
No. Tahun Judul Publikasi Jurnal/Seminar
1 2014
Workforce Scheduling Considering Human Factor, Environmental Limitation, and Job Characteristic
The 6th International Conference on Operations and Supply Chain Management (OSCM) 2 2012 Proactive Service Design for
Industrial Equipment
the Asia Pacific Industrial
Engineering & Management Systems (APIEMS) Conference
3 2012
Application of Time Driven Activity Based Costing to an Industrial Service Provider,
the Asia Pacific Industrial
Engineering & Management Systems (APIEMS) Conference
4 2011
Service System: Is It a Viable Innovative Service Strategy For The Heavy Equipment Industry?
The 2nd International Research Symposium in Service Management (IRSSM-2)
5 2010 Service Development in Heavy Equipment Industry
The 11th Asia Pacific Industrial Engineering & Management Systems (APIEMS) Conference
m. Paten