BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi Saluran Kemih
2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dalam istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Pada kebanyakan kasus, pertumbuhan
mikroorganisme lebih dari 100.000 per mililiter sampel urin porsi tengah, yang
dikumpulkan secara benar dan bersih, menunjukkan adanya infeksi. Namun, pada
beberapa keadaan mungkin tidak didapati bakteriuria yang bermakna meskipun
benar-benar infeksi saluran kemih. Terutama pada pasien yang memberikan
gejala, sejumlah bakteri yang lebih sedikit (10000-100000 per mililiter urin porsi
tengah) sudah menunjukkan adanya infeksi (Stamm WE. 2001).
Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandain dengan adanya
bakteri dalam urin dan pada pemeriksaan biakan mikroorganisme didapatkan
jumlah bakteri sebanyak 100.000 koloni per milliliter urin atau lebih yang dapat di
sertai dengan gejala – gejala (simtomatik) atau tidak (asimtomatik). Menurut
Widayati (2004), Pada pasien dengan simtom ISK, jumlah bakteri dikatakan
signifikan jika lebih dari 100.000 per milliliter urin. Penderita wanita adalah yang
paling banyak terinfeksi dan setiap wanita diperkirakan akan mengalami gejala –
gejala ISK sebanyak 5 kali dalam siklus hidupnya, manakala pada penderita pria,
jarang dilaporkan tetapi jika berlaku bisa menyebabkan komplikasi yang serius.
Pada umumnya infeksi saluran kemih pada wanita terbatas pada saluran kemih
bagian bawah yaitu uretra dan kandungan kemih akan tetapi dapat pula menyebar
ke saluran kemih bagian atas sampai ke ginjal. Sebaliknya infeksi yang terjadi
pada saluran kemih bagian atas hampir selalu di sertai dengan infeksi saluran
2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi dua kategori umum
berdasarkan lokasi anatomi, yaitu :
a. Infeksi saluran kemih bawah
b. Infeksi saluran kemih atas
Presentasi klinis infeksi saluran kemih bawah tergantung dari gender :
a. Perempuan. Sistisis.
Sistisis adalah presentasi klinik infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna.
Sindrom uretra akut (SUA).
Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistisis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistisis bakterialis.
b. Laki-laki.
Presentasi klinis infeksi saluran kemih pada laki-laki mungkin sistitis,
prostatitis, epidimidis dan uretritis.
Infeksi saluran kemih atas terbagi menjadi 2, yaitu
a. Pielonefritis akut (PNA)
Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri.
b. Pielonefritis kronis (PNK)
Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.Obstruksi saluran kemih dan refluks
vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan
jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik
2.1.3 Etiologi Infeksi Saluran Kemih
Pada keadaan normal urin adalah steril.Umumnya ISK disebabkan oleh
kuman gram negatif.Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada
yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti
Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi
kurang dari 5 % pada anak perempuan ),Klebsiella pneumoniadanPseudomonas
aeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif seperti
Streptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan
Streptococcus viridans jarang ditemukan.Pada uropati obstruktif dan kelainan
struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukanProteus species. Pada
ISK nosokomial atau ISK kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan
Pseudomonas(Lumbanbatu, S.M., 2003)
2.1.4. Gejal Klinis
Presentasi klinis ISK bawah:
a. Sistitis
Adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna. Presentasi klinis sistitis adalah seperti sakit suprapubik, polakisuria,
nokturia, disuria, dan stranguria.
b. SUA
Sindroma uretra akut adalah presentasi klinis sisititis tanpa ditemukan
mikroorganisme(steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini
SUA disebabkan MO anaerobik. Presentasi klinisnya adalah piuria, disuria, sering
kencing, leukosituria.
Presentasi klinis ISK atas:
a. PNA
Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri. Presentasi klinisnya adalah seperti panas tinggi (39.5-40.5),
b. PNK
Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjutan dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan
vesikoureter refleks dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti
pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal (Sukandar, 2006).
2.1.5. Patogenesis dan Sumber Infeksi.
Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa
saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal.Pada sebagian besar
infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.Kemudian dapat
diikuti oleh naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur umum
kebanyakan infeksi parenkim renal (Stamm WE. 2001).
Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh
spesies-spesies difteroid, streptokokus, laktobasilus, dan stafilokokus, tapi tidak dijumpai
basil usus gram negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun,
pada perempuan yang mudah mengalami sisitis, didapatkan organisme usus gram
negatif yang biasa terdapat pada usus besar pada intortius, kulit periuretra, dan
uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi bakteriuria.
Pada keadaan normal, bakteri yang terdapat dalam kandung kemih dapat
segera hilang.Sebagian karena efek pengenceran dan pembilasan ketika buang air
kecil tapi juga akibat daya antibakteri urin dan mukosa kandung kemih.Urin
dalam kandung kemih kebanyakan orang normal dapat menghambat atau
membunuh bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas urin yang
tinggi.Sekresi prostat juga mempunyai daya antibakteri.Leukosit
polimorfonuklear dalam dinding kandung kemih tampaknya juga berperan dalam
membersihkan bakteriuria.
Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih,
yaitu :
berakhir dibawah labia.Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama hubungan
seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan hal yang
penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda.Buang air
kecil setelah hubungan seksual terbukti menurunkan resiko sistisis, mungkin
karena tindakan ini meningkatkan eradikasi bakteri yang masuk selama hubungan
seksual.
2. Kehamilan.
Kecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan
disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan
inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil.
3. Sumbatan.
Adanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau
hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan frekuensi
infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada sumbatan saluran
kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.
4. Disfungsi neurogenik kandung kemih.
Gangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas
korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit lain dapat
berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali oleh
penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh stasus urin
dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.
5. Refluks vesikoureteral.
Keadaan ini didefinisikan sebagai refluks urin dari kandung kemih
ke-ureter dan kadang sampai pelvis renal.Hal ini terjadi selama buang air kecil atau
dengan peningkatan tekanan pada kandung kemih.Refluks vesikoureteral terjadi
jika gerakan retrograd zat radio opak atau radioaktif dapat ditunjukkan melalui
sistouretrogram selama buang air kecil.Gangguan anatomis pertemuan
vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri dan karena itu terjadilah infeksi
6. Faktor virulensi bakteri.
Faktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu, begitu
dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus
urinarius. Hampir semua strainE.coliyang menyebabkan pielonefritis pada pasien
dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus tertentu yang
memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan glikosfingolipid yang ada
di uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan
penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja
bakterisidal dari serum manusia.
7. Faktor genetik.
Faktor genetik pejamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi
urinarius.Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat
menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik (Stamm WE.
2001).
2.1.6. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih
Komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari tipe yaitu infeksi
saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi
(complicated).
1. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)
Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistisis) yaitu non-obstruksi dan
bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disiase) dan
tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
2. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated) - Infeksi saluran kemih selama kehamilan
2.2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari suatu penginderaan terhadap sesuatu
objek yang terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba.Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh
melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan doman yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo, 2003).
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam
memahami alam dan sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan
(sebagai hasil tahu manusia), ilmu, dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah
hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa
air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu :
1. Faktor Umur.
Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal
pemahaman terhadap informasi yang ada dan semakin bertambah usia seseorang
maka pengetahuan juga semakin bertambah.
2. Faktor Pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin mudah untuk
seseorang menerima informasi tentang suatu objek atau terkait dengan
pengetahuan.
3. Faktor Pekerjaan.
Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi terhadap proses mengakses
informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.
4. Faktor Pengalaman.
Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin
banyak pengalaman seseorang itu tentang suatu, semakin bertambah pengetahuan
tentang hal tersebut.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.
Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode
atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang
dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka terbentuklah
disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi
ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai objek kajian
b. Mempunyai metode pendekatan
c. Bersifat universal (mendapat pendekatan secara umum) .
Perjalanan manusia menuju pengetahuan yang sempurna merupakan suatu
usaha manusia yang terus-menerus, tidak mengenal lelah, dan pantang mundur
selama berabad-abad.Ini disebabkan oleh dua dorongan manusia yang
kuat.Pertama ialah usaha manusia untuk memperbaiki hidupnya dengan
menaklukkan fenomena alam.Dorongan kedua ialah hasrat manusia untuk
mengerti dan menerangkan segala sesuatu di sekelilingnya. Dengan
mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia
menemukan jalan untuk pendekatan kebenaran,(Notoadmodjo ,2003).
2.2.1. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Dalam konferensi UNESCO di Melbourene, Australia, tahun 1998, para
ahli pendidikan mengemukakan bahwa bidang yang pertama kali dilakukan dari
empat bidang belajar yang penting adalah belajar untuk mengetahui (learning to
know). Untuk belajar, pertama-tama manusia membutuhkan persepsi yang terjadi
melalui pancaindera. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus
(rangsangan) yang diterima pancaindera, kemudian stimulus diantar ke otak yang
selanjutnya dikode dan diartikan hingga mengakibatkan pengalaman yang
disadari. Setelah manusia mengetahui dunia melalui persepsi, kemudian mereka
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dpat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
Dengan kata lain, sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.Penelitian-penelitian ini
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan