MENGHIBAHKAN HARTA YANG TELAH
DIWASIATKAN
( Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 443 K/AG/2010 )
TESIS
Oleh
WINA DEVIANTI RAMBE
137011056/ MKn
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
MENGHIBAHKAN HARTA YANG TELAH
DIWASIATKAN
( Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 443 K/AG/2010 )
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan ( MKN ) Pada Program Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
WINA DEVIANTI RAMBE
137011056/ MKn
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal : 26 Agustus 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD
Anggota : Dr. H. Syahril Sofyan, SH, Mkn
Dr. Utary Maharani Barus SH, Mhum
Prof. Dr. Muhammad Yamin SH,MS, CN
ABSTRAK
Wasiat merupakan pesan dari seseorang berupa pernyataan baik dibuat secara lisan maupun tulisan yang berisi tentang sesuatu apakah berupa pemberian barang atau hak kepada orang lain atau sesuatu badan yang berlaku setelah yang memberi pesan atau orang yang membuat pernyataan itu meninggal dunia. Apabila dilihat dari pandangan ilmu hukum, wasiat merupakan perbuatan hukum sepihak atau merupakan pernyataan sepihak dengan kata lain tidak ada kontrak prestasi dari pihak penerima yang juga bisa dilakukan tanpa dihadiri oleh penerima wasiat dan dapat dilakukan dalam bentuk tertulis dan agar sah pesan terakhir itu sebaiknya disusun dan ditulis dihadapan dua orang saksi yang adil. Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pandangan dan pelaksanaan fiqh Islam dan Kompilasi Hukum Islam mengenai hibah harta yang sudah diwasiatkan, serta pertimbangan hukum hakim dalam perkara putusan Mahkamah Agung Nomor 443 K/AG/2010.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif yang bersifat deskriptif analitis dan data yang digunakan merupakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori keadilan atau al ‘Adl dan Maqashid Al Syariah menurut hukum Islam. Pertimbangan hukum hakim dalam putusan Mahkamah Agung No.443/K/AG/ 2010 tentang menghibahkan harta yang telah diwasiatkan adalah bahwa Mahkamah Agung sependapat dengan putusan Pengadilan Tinggi Agama Semarang bahwa wasiat itu sah dan mengikat, walaupun wasiat merupakan perbuatan hukum sepihak, akan tetapi dalam pelaksanaannya apabila seseorang yang telah mewasiatkan harta miliknya kepada seseorang, kemudian ia hendak menghibahkan kembali harta miliknya itu kepada orang yang lainnya, maka hendaknya pencabutan ataupun pembatalan wasiat harus dinyatakan secara tegas dan terang.
Kata kunci hibah, wasiat, harta
ABSTRACT
A will is a message from someone in the form of statement orally or n written form with an object or rights to another person or an institution which is valid after the giver who makes the statements dies. From the judicial viewpoint, a will is one-sided legal action or one-one-sided statement. In other words, there is no achievement contract from the receiver side which can be done without the presence of receiver and it can be done in oral or written form in front of two fair witnesses. Although the testator can revoke his will as long as he is still alive, the revocation and accomplishment should be based on the prevailing regulations. The problems are how about the views of Islamic fiqh and the Compilation of Islamic Law on hibah
which has been given, the judge’s legal consideration in the case of the Ruling of the
Supreme Court No. 443 K/AG/2010, and how about the complaint about the revocation of the will in a secret manner. .
The research uses judicial normative and descriptive analytic approaches. The data are secondary data which consist of primary, secondary, and tertiary legal materials. The theory used is justice theory or al’Adl and Maqashid Al Syariah based on the Islamic law.
The judge’s legal consideration in the Ruling of the Supreme Court No. 443
K/AG/2010 on the property which has been given is that the Supreme Court agrees with the Ruling of the Religious High Court, Semarang, that the will is valid and binding. Although a will is one-sided legal action, in the accomplishment when someone has given his property to someone, and he wants to give it back to another person, the revocation of the will should be firmly and clearly stated.
Keywords: Hibah, Will, Property
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas karuniaNyalah tesis yang berjudul Menghibahkan Harta Yang Telah Diwasiatkan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 443K/AG/2010 ) sebagai suatu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dapat selesai. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, akan tetapi penulis terus berusaha untuk menuntaskan penulisan ini dalam keterbatasan yang ada.
Dengan kerendahan hati pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya secara khusus kepada
1. Bapak Prof. Subhilhar, PhD sebagai Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Runtung Sitepu,SH, M.hum sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr.Muhammad Yamin Lubis SH,MS,CN sebagai Ketua Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen penguji.
4. Ibu Dr. T.Keizerina Devi Azwar SH,CN,Mhum sebagai Sekretaris Program Magister Kenotariatan sekaligus sebagai dosen penguji.
5. Bapak Prof.H.M.Hasballah Thaib, MA, Phd sebagai Pembimbing I yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberi bimbingan, arahan, petunjuk, hingga selesainya penulisan tesis ini.
6. Bapak Dr. H. Syahril Sofyan, SH, Mkn sebagai Pembimbing II yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberi bimbingan, arahan, petunjuk, hingga selesainya penulisan tesis ini.
7. Ibu Dr. Utary Maharany Barus SH,MHum sebagai Pembimbing III yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberi bimbingan, arahan, petunjuk, hingga selesainya penulisan tesis ini.
8. Para Bapak/Ibu Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti pendidikan. 9. Seluruh Staf Biro Pendidikan Magister Kenotariatan yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis selama ini.
10.Kepada keluarga tercinta terutama ayahanda Drs.H.M.Rambe dan ibunda Hj. N. Siregar tercinta yang tiada hentinya memberikan doa dan kasih sayang kepada penulis semoga selalu dilindungi Allah SWT.
11.Special buat suamiku Y.S.S.Suwandhy yang tiada hentinya memberikan perhatian, doa, semangat dan dorongan selama perkuliahan dan penulisan tesis ini, serta anak-anak tersayang Moh. Alhadiansyah Suwandhy, Isra Nur Madinah Suwandhy, Adhira Alhuda Nugraha Suwandhy dan Rania Novazka Suwandhy yang selalu menjadi penyemangat hidupku.
12.Sahabat tercinta dan juga teman-teman Mkn grup A 2013 terima kasih banyak atas dukungan motivasi dan persahabatannya.
13.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini yang telah memberikan referensi buku dan sumber pustaka sehingga tesis ini selesai. Hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan yang telah diberikan mereka semua. Dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atas segala kekurangan yang terdapat dalam tesis ini, sekali lagi terima kasih dan alhamdulillahhirobbil’alamin.
Medan, 30 Agustus 2015
( WINA DEVIANTI RAMBE )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. SD Negeri ‘ 82 Helvetia Medan Lulus Tahun 1984
2. SMP Negeri 16 Helvetia Medan Lulus Tahun 1987 3. SMA Negeri 11 Helvetia Medan Lulus Tahun 1990
4. S1 Fakultas Hukum UISU Lulus Tahun 1995
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR ISTILAH... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Keaslian Penelitian ... 11
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 13
1. Kerangka Teori ... 13
2. Konsepsi ... 16
G. Metode Penelitian ... 17
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 18
2. Sumber Data / Bahan Hukum ... 18
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 20
a. Teknik Pengumpulan Data ... 20 b. Alat Pengumpul Data ... 20 4. Analisis Data ... 21
BAB II PANDANGAN FIQH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM MENGENAI HIBAH HARTA YANG SUDAH DIWASIATKAN...22
A. Pandangan Fiqh Islam dan Kompilasi Hukum Islam
Mengenai Wasiat... 22 1. Pengertian Dan Dasar Hukum Wasiat... 22 2. Hukum Melakukan Wasiat... 27 3. Rukun Dan Syarat Wasiat Menurut Fiqh Dan Kompilasi Hukum Islam... 31
B. Pandangan Fiqh Islam dan Kompilasi Hukum Islam
Mengenai Hibah... 39 1. Pengertian Dan Dasar Hukum Hibah... 39 2. Rukun dan Syarat Hibah... 42 C. Menghibahkan Harta Yang Telah Diwasiatkan Menurut Fiqh
Islam Dan Kompilasi Hukum Islam... 45
BAB III PELAKSANAAN HIBAH HARTA YANG SUDAH DIWASIATKAN MENURUT KETENTUAN FIQH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM... 51
A. Tata Cara Pelaksanaan Menghibahkan Harta Menurut Ketentuan
Fiqh Islam Dan Kompilasi Hukum Islam... 51 1. Batasan Menghibahkan Harta Dan Akibat Hukum Hibah ... 53 2. Menarik Kembali Sesuatu Yang Telah Dihibahkan... 58 B. Pelaksanaan Mewasiatkan Harta Menurut Fiqh Islam Dan
Kompilasi Hukum Islam... 59
1. Batasan Jumlah Harta Yang Boleh Diwasiatkan... 69
2. Akibat Hukum Terhadap Harta Yang Telah Diwasiatkan... 75
C. Pelaksanaan Hibah Harta Yang Telah Diwasiatkan Menurut Ketentuan Fiqh Islam Dan Kompilasi Hukum Islam... 76
BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR. 443 K/AG/2010...85
A. Tentang Duduk Perkara Putusan Mahkamah Agung Nomor 443K/AK/2010... 85
1. Putusan Pengadilan Agama Purbalingga Nomor 0312/Pdt.G/2009/PA.Pbg tanggal 8 Oktober 2009... 87
2. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Semarang Nomor 231 / Pdt. G / 2009/ PTA. Smg. tanggal 29 Maret 2010... 90
3. Putusan Mahkamah Agung Nomor 443K/AG/2010... 94
Daftar Istilah
A quo : perkara tersebut
Al Adil : diartikan lurus
Al-washiyah : pesan, perintah atau janji
Al Mushii : orang yang berwasiat
Al birr : kebaktian
Al Mushaa Lahu : orang yang menerima wasiat Al Mushaa Bihi : barang yang diwasiatkan
Al wahib : pemberi hibah
Al mauhublah : orang yang menerima hibah
Al hibah : objek hibah atau sesuatu yang dihibahkan
Ahliyah : memiliki kecakapan
Asrar Al Syariah : yaitu rahasia yang terdapat dibalik suatu
hukum yang ditetapkan oleh syarak berupa kebaikan bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat
Ahl al fusuq : keluarga yang tidak taat pada Allah Conservatoir beslaag : sita jaminan
Curatele : dibawah pengampuan
Diyat : dalam terminologi fiqih jinayah adalah denda yang diwajibkan kepada pelaku
pembunuhan yang tidak dikenakan hukuman qishash dengan membayarkan
sejumlah harta (baik uang maupun barang) sebagai pengganti hukuman qishash, akibat adanya permaafan
oleh anggota keluarga korban.
Eksepsi : jawaban / bantahan
Fuqaha : pakar hukum Islam
Ijma’ : kesepakatan pakar hukum Islam
Illat : kejadian yang timbul tanpa harus menungu adanya syarat
Ibraa : menghibahkan hutang kepada orang lain
yang berhutang atau sama dengan menghibahkan
Ihsan : perbuatan baik
Ijab : adalah kata-kata atau pernyataan yang
diucapkan atau dinyatakan oleh orang yang berwasiat
Incaso : surat tagihan
Iktiyariyah : suatu tindakan yang dilakukan atas kemauan sendiri
Jaiz : diperbolehkan
Judex factie : Pengadilan Tinggi Agama
Kifarat : berarti suatu tebusan atau menutup.
Menurut terminologi fiqih jinayah, kiffarat berarti suatu tebusan yg dibayarkan akibat tindakan kesalahan atau pelanggaran yg diharamkan Allah SWT, dengan menjalankan amal perbuatan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT
Karahah tahrim : perkara yang dilarang oleh syariah dengan larangan yang pasti haram
Lafaz kutiba : arti yang menyatakan wajib
Maqashid Al Syariah : makna dan tujuan yang dikehendaki syarak
dalam mensyariatkan suatu hukum bagi kemaslahatan umat manusia
Mandub : dianjurkan
Makruf : kebaikan
Mustahabbah : hukumnya dianjurkan
Mudorat : tidak bermanfaat
Muqaranah : komparitif
Mumayyiz : batas dimana seorang anak telah wajib
mengerjakan shalat lima waktu sebelum memasuki masa akhir Baligh.
Qabul : adalah kata-kata atau pernyataan yang
diucapkan atau dinyatakan oleh orang yang menerima wasiat
Qarinah : petunjuk
Rajih : yang benar
Safih : gila, bodoh
Sunat muakkad : sunat yang dianjurkan Safih : orang yang IQ sangat rendah
Sedekah jariyah : sedekah yang pahalanya terus mengalir
Sighat : redaksi wasiat
Tajhiz : biaya pengurusan jenazah
Tafsil : jelas
Tabarru’ : tanpa menuntut imbalan
Tamlik : menjadikan milik
Tasharruf : pendayagunaan
Ta’liq : menggantungkan
Wahaba : hibah