• Tidak ada hasil yang ditemukan

CALK Pemda 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CALK Pemda 2008"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

TAHUN ANGGARAN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaataanya terhadap peraturan perundang-undangan.

Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :

1) menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

2) menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai.

3) menyediakan informasi mengenai upaya Pemerintah Daerah dalam mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas.

4) menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

5) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah, mengenai kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

(2)

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai Representasi Gubernur :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

3. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

4. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008;

5. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008;

6. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 17.1 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

7. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008;

8. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2008 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008;

dengan memperhatikan :

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ;

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ;

(3)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan

1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Bab II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD

2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan

2.3. Pencapaian Target Kinerja APBD Bab III. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan Bab IV. Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan Bab V. Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan 5.1.1. Pendapatan

5.1.2. Belanja 5.1.3. Pembiayaan 5.1.4. Aset

5.1.5. Kewajiban 5.1.6. Ekuitas Dana

5.1.7. Komponen-komponen Arus Kas

(4)

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1. Ekonomi Makro

Kondisi makro ekonomi DIY pada tahun 2006 kurang kondusif. Walaupun demikian perekonomian DIY masih dapat tumbuh positif sebesar 3,71% lebih lambat dari laju pertumbuhan tahun 2004 dan 2005 yang masing-masing tercatat sebesar 5,12% dan 4,74% serta lebih rendah dari pertumbunan ekonomi nasional sebesar 5,5% pada tahun 2006. Nilai PDRB DIY dengan menggunakan harga konstan tahun 2000 tercatat Rp.17.539 Milyar pada tahun 2006, lebih tinggi dari nilai PDRB tahun 2005 sebesar Rp. 16.911 milyar.

Angka pertumbuhan ekonomi DIY tersebut jauh lebih rendah dari proyeksi awal tahun dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 4,40%-4,80%. Kondisi ini disebabkan masih rendahnya daya beli masyarakat DIY walaupun kecenderungan suku bunga domestik mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 2006. Namun demikian pengaruh kenaikan harga BBM pada 1 Oktober 2005 dan terjadinya gempa tektonik tahun 2006 serta kenaikan harga beras pada akhir tahun 2006 sebagai akibat kemarau panjang yang mengakibatkan tertundanya musim tanam.

Perkembangan ekonomi pada tahun 2006 terutama terkait dengan membaiknya kinerja di 3 (tiga) sektor unggulan dalam perekonomian DIY yaitu sektor perdagangan, hotel dan restauran, sektor jasa-jasa dan sektor bangunan, yang masing-masing memberikan andil positif sebesar 1,14%, 1,14% dan 1,10%. Sementara itu sektor pertanian masih menjadi sektor dominan di DIY, pada tahun 2006 merupakan kontributor terbesat keempat terhadap perekonomian dengan andil positip sebesar 0.74%. Jika dilihat dari angka pertumbuhannya, pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor bangunan sebesar 13,28%. Pertumbuhan tinggi yang dialami oleh sektor bangunan berkaitan dengan aktifitas kegiatan rekonstruksi tempat tinggal, tempat usaha maupun bangunan publik yang rusak akibat gempa tektonik, yang ditunjang dengan bantuan baik dari pemerintah maupun swasta.

(5)

juta perkapita pertahun. Faktor inflasi yang mencapai 2 digit pada tahun 2006 (10,41%) cukup berperan pada kenaikan nominal PDRB perkapita.

Dibidang ketenagakerjaan persoalan pengangguran masih menjadi permasalahan yang harus diatasi karena kecenderungan makin tinggi tingkat pengangguran terbuka. Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2006 sebesar 6.25% lebih rendah jika dibandingkan denga tahun 2004 dan 2005 yang masing-masing tercatat sebesar 6,26% dan 7,59%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 tercatat sebesar Rp. 29.780,54 juta atau meningkat 17,16% dibandingkan tahun 2005 sebesar Rp 25.419,08 juta. Kontribusi empat sektor terbesar, berturut-turut dari yang terbesar adalah sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan industri pengolahan.

1. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Propinsi DIY dari tahun 2004 – 2006 mengalami penurunan setiap tahunnya (rata-rata 0,71%) seperti tercermin pada diagram berikut ini.

Keterangan: * angka sementara

Sumber: Evaluasi Perekonomian DIY 2006 dan Prospeknya 2007 (BI 2006), diolah

(6)

sektor pertanian dan sektor bangunan yang diperkirakan tumbuh pesat. Sektor pertanian produktivitasnya akan membaik setelah menghadapi kondisi cuaca yang kurang kondusif, sedangkan sektor bangunan disebabkan berlangsungnya proses rekonstruksi bangunan dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa. Selain itu, industri pariwisata diperkirakan juga akan kembali menggeliat yang selanjutnya akan mendorong kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Dengan melihat prospek ekonomi tahun 2007 tersebut diatas, pada tahun 2008 kondisi ekonomi DIY juga akan semakin baik dan stabil. Pertumbuhan ekonomi akan mengalami kenaikan tidak jauh dari tahun 2007, yaitu sekitar 4,5 – 5%.

2. Peranan Sektoral

Peranan sektoral terhadap pembentukan PDRB pada tahun 2006 menunjukkan sektor perdagangan hotel dan restoran memberikan kontribusi terbesar (20,74%). Peranan sektor berturut-turut dari yang tinggi ke rendah adalah sektor perdagangan hotel dan restoran (20,74%), sektor pertanian (18,87%), sektor jasa-jasa (17,35%), sektor industri pengolahan (13,87%), sektor pengangkutan dan komunikasi (9,98%), sektor bangunan (9,01%), sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan (8,62%), sektor listrik gas dan air bersih (0,86), dan sektor pertambangan dan penggalian (0,70%), seperti tergambar dalam diagram di bawah ini.

Keterangan: 2006 angka sementara, 2007 angka proyeksi

(7)

3. Inflasi

Inflasi Propinsi DIY tahun 2001 – 2006 menunjukkan angka yang fluktuatif tergantung kestabilan kondisi ekonomi pada saat itu. Tingkat inflasi tahun 2005 cukup tinggi hal ini terpengaruh oleh naiknya biaya produksi, merosotnya nilai tukar rupiah dan naiknya suku bunga perbankan. Tingkat inflasi ini diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2006 dan 2007.

Selama tahun 2006 laju inflasi DIY menembus dua digit yakni 10,42% diatas inflasi nasional sebesar 6,60%. Angka inflasi DIY merupakan angka inflasi tertinggi diantara kota-kota di pulau Jawa dan peringkat ke lima di Indonesia, setelah Lhokseumawe (11,47%, Banjarmasin (11,03%), Jambi (10,66%) dan Kendari (10,57%). Kebijakan pemerintah terhadap harga komoditas barang strategis (kenaikan harga dan kelangkaan BBM), dampak gempa dan kemarau panjang yang melonjakkan harga kelompok bahan makanan terutama beras.

Disamping itu pengaruh faktor musiman seperti tahun ajaran baru dan musim liburan juga mempunyai peran dalam mendorong inflasi DIY. Faktor lain yang juga ikut mendukung adalah pencairan dana bantuan gempa yang terealisasi pada tahun 2006.

Sumber: Evaluasi Perekonomian DIY 2006 dan Prospeknya 2007 (BI 2006), diolah.

4. Investasi

Perkembangan realisasi investasi PMA/PMDN di Propinsi DIY secara komulatif dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan seperti tercermin pada tabel sebagai berikut:

(8)

∑ Rp ∑ Proyek ∑ US$ ∑ Proyek

Nilai Investasi (dalam juta rupiah) menurut jenisnya adalah sebagai berikut:

Jenis 2000 2001 2002 2003 2004

PMDN/PMA 445.231 576.783 265.543 755.605 173.987

Rumahtangga 582.667 1.366.120 1.516.760 1.735.355 2.318.447 Pemerintah 940.918 844.085 932.463 1.077.575 1.180.709 Non Fasilitas 1.808.381 1.472.034 2.917.798 2.420.751 3.630.217 TOTAL 3.777.198 4.259.022 5.110.478 5.989.266 7.303.360 Pencapaian investasi tahun 2006 untuk PMDN 2,14 trilyun mengalami penurunan sebesar 4,75 %, sedangkan PMA 208.865.309 US$ mengalami kenaikan sebesar 1,96 % dibandingkan dari tahun 2005.

2.2. Kebijakan Keuangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa Kebijakan Umum APBD (KUA) disusun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Sebagai dokumen rencana kerja tahunan daerah, RKPD disusun dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(9)

sehingga penyusunan RKPD dan KUA mengacu kepada Renstrada Propinsi DIY Tahun 2004-2008.

RKPD Propinsi DIY sebagai dokumen rencana kerja daerah tahun 2008 dihasilkan melalui proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi yang merupakan forum para pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan daerah dan forum kelanjutan dari musyawarah-musyawarah di tingkat Kabupaten/Kota. KUA yang merupakan dokumen kebijakan daerah dalam satu tahun anggaran yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman penyusunan RAPBD, memuat sasaran dan target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasari. Asumsi yang dimaksud adalah mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditetapkan pemerintah.

(10)

tersebut selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan rencana kerja anggaran (RKA) pada masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa Perubahan APBD dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Perubahan APBD. Perubahan APBD dilakukan setelah Perhitungan APBD tahun sebelumnya selesai ditetapkan. KUA Perubahan APBD Provinsi DIY Tahun 2008 disusun dengan mendasarkan hal-hal sebagai berikut:

 Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak pada bulan Mei tahun 2008  Asumsi makroekonomi tidak mengalami perubahan

 Kewajiban terhadap Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota, berupa bagi hasil pajak daerah.

 Kewajiban terhadap belanja langsung yang ada di setiap SKPD (kekurangan pembayaran beban belanja listrik, telepon, internet, air minum dan lain-lain).  Pergeseran anggaran antar Rincian Obyek Belanja dan pergeseran antar Obyek

Belanja dalam Jenis Belanja.

 Pembetulan penulisan dan penempatan kode rekening yang masih kurang tepat di masing-masing SKPD.

 Penataan kembali belanja gaji pegawai berdasarkan realisasi gaji bulan Agustus 2008 dan adanya penyesuaian kenaikan tunjangan jabatan.

 Kewajiban belanja terhadap pendampingan dana dari pusat yang ada di SKPD.  Penambahan pendapatan dan belanja daerah, sehubungan dengan terlampauinya

target penerimaan pendapatan  Sisa Lebih Anggaran Tahun 2007

(11)

Hal ini ditandai dengan pulihnya proses produksi barang dan jasa serta meningkatnya daya beli di masyarakat. Pada tahun 2008 diperkirakan PDRB DIY naik berkisar 4,5% s/d 5,0%. Demikian juga dengan aset-aset masyarakat dan pemerintah yang sudah banyak direnovasi, pada tahun 2008 sudah dapat dipergunakan lagi untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Adanya kenaikan pendapatan tahun 2008 dari target semula, diantaranya disebabkan adanya perubahan anggaran pendapatan naik sebesar 6,63% atau sebesar Rp 75 milyar, dari Rp 1,086 trilyun menjadi Rp 1,161 trilyun. Kenaikan pendapatan ini antara lain didukung kenaikan retribusi dan pajak daerah yang meliputi PKB, BBNKB dan PBB-KB. Rincian sumber pendanaan APBD tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PAD sebesar Rp632.872.311.654,13, dengan perincian Pajak Daerah sebesar Rp525.185.354.193,35, Retribusi Daerah sebesarRp29.259.898.275,50; Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar Rp12.481.050.738,67 dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp65.946.008.446,61. 2. Dana Perimbangan dan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya

Dana Perimbangan sebesar Rp601.802.167.488,00, dengan perincian Bagi Hasil Pajak sebesar Rp70.549.425.301,00, Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp11.347.787,00, Dana Alokasi Umum sebesar Rp511.773.394.400,00 dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp19.468.000.000,00.

Sedangkan Dana Transfer Pemerintah Pusat Lainnya adalah sebesar Rp314.880.000,00 yang merupakan Dana Penyesuaian.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp23.620.587.265,26 yang merupakan dana hibah/sumbangan pihak ketiga

(12)

Kinerja SKPD Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Keuangan. Realisasi Keuangan 80,66%, realisasi fisik 100%.

- Program Pendidikan Anak Usia Dini. Realisasi keuangan 78,70%, realisasi fisik 100%.

- Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Realisasi keuangan 87,62%, realisasi fisik 100%.

- Program Pendidikan Menengah. Realisasi keuangan 92,12%, realisasi fisik 100%.

- Program Pendidikan Non Formal. Realisasi keuangan 80,34%, realisasi fisik 100%.

- Program Pendidikan Tinggi. Realisasi keuangan 94,01%, realisasi fisik 100%. Pemuda dan Olah Raga:

- Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. Realisasi keuangan 97,34%, realisasi fisik 100%.

- Proram Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda. Realisasi keuangan 94,25%, realisasi fisik 100%.

(13)

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga. Realisasi keuangan 86,02%, realisasi fisik 100%.

2. Badan Perpustakaan Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 89,00%.. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Program 99,24%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Program

- Program Obat dan Perbekalan Kesehatan. Realisasi Program 100,00%. - Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Realisasi Program 87,23%. - Program Pengawasan Obat dan Makanan. Realisasi Program 100,00%.

- Program Promosi dan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Realisasi Program 100,00%.

- Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Realisasi Program 100,00%. - Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Realisasi Program 93,75%. - Program Pencegahan Penyakit Menular. Realisasi Program 81,16%. - Program Standardisasi Pelayanan Kesehatan. Realisasi Program 100,00%. - Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin. Realisasi Program 100,00%. - Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS

Paru-paru/RS Mata. Realisasi Program 91,67%.

(14)

- Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita. Realisasi Program 77,94%.

- Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia. Realisasi Program 95,56%. - Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan. Realisasi Program 52,34%. 4. Rumah Sakit Grhasia.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Target Capaian

100,00%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Target Capaian 100%.

- Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Target Capaian 32,00%. - Program Standardisasi Pelayanan Kesehatan. Target Capaian 50,00%.

- Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata. Target Capaian 100,00%.

- Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata. Target Capaian 100,00%.

5. Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Target Capaian

100,00%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.Target Capaian 100%.

- Program Pembangunan Jalan dan Jembatan. Target Capaian 100%.

- Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong. Target capaian 100%. - Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong. Target capaian 100%.

- Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. Target capaian 100%. - Program Inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan. Target capaian 100%.

- Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainya. Target capaian 100%.

(15)

- Program Pengembangan dan Pengelolaan konservasi sungai, danau, dan SDA lainya. Target capaian 100%.

- Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum, dan air limbah. Target capaian 100%.

- Program Pengendalian Banjir. Target capaian 100%.

- Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh. Target capaian 100%.

- Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. Target capaian 100%.

- Program Pengembangan dan Pengelolaan Data dan Informasi SDA. Target capaian 100%.

- Program Pelayanan Jasa Pengujian. Target capaian 100%. - Program Pengaturan Jasa Konstruksi. Target capaian 100%. - Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi. Target capaian 100%. - Program Pengawasan Jasa Konstruksi. Target capaian 100%. - Program Pengembangan Perumahan. Target capaian 100%. - Program Lingkungan sehat Perumahan. Target capaian 100%. - Program Perencanaan Tata Ruang. Target capaian 100%.

- Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Target capaian 100%. 6. Badan Perencanaan Pembangunan (BAPEDA).

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Target Capaian

100,00%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.Target Capaian 100%.

- Program Perencanaan Tata Ruang. Target Capaian 100%.

- Program Pengembangan Data/ Informasi. Target Capaian 100%. - Program Kerjasama Pembangunan. Target Capaian 100%. - Program Penanganan Daerah Tertinggal. Target Capaian 100%.

- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan Besar. Target Capaian 100%.

(16)

- Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Target Capaian 100%. - Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. Target Capaian 100%. - Program Perencanaan Sosial Budaya. Target Capaian 100%.

- Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam. Target Capaian

100%.

- Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana. Target Capaian 100%.

- Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Target Capaian 100%. - Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi. Target Capaian 100%. 7. Dinas Perhubungan.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 89,38%, realisasi fisik 97,14%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 82,03%, realisasi fisik 100,00%.

- Program Peningkatan Kapasitas Disiplin Aparatur. Realisasi keuangan 99,33%, realisasi fisik 100,00%.

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 73,59%, realisasi fisik 100,00%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi keuangan 90,13%, realisasi fisik 100,00%.

- Program Pembangunan Prasarana dan fasilitas Perhubungan. Realisasi keuangan 89,03%, realisasi fisik 91,50%.

- Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan. Realisasi keuangan 97,18%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Pelayanan Angkutan. Realisasi keuangan 85,23%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan. Realisasi keuangan 46,07%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Realisasi keuangan 96,41%, realisasi fisik 100%.

(17)

8. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Target Capaian 100,00%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Target Capaian

100,00%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.Target Capaian 100%.

- Program Pengembangan Pengelolaan Persampahan. Target Capaian 100%. - Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Target

Capaian 100%.

- Program Peningkatan Pengendalian Polusi. Target Capaian 100%. - Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Target Capaian 100%. 9. Kantor Pemberdayaan Perempuan.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Target Capaian 96,05%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Target Capaian 95,54%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Target Capaian 27,00%. - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

- Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. Target capaian 92,72%..

(18)

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 98,29%, Keuangan. Realisasi keuangan 99,99%, realisasi fisik 100%.

- Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang salah Kesj Sosial (PMKS) Lainya. Realisasi keuangan 97,63%, realisasi fisik 100%.

- Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Realisasi keuangan 96,16%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan Anak Terlantar. Realisasi keuangan 98,48%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Trauma. Realisasi keuangan 99,85%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan Panti Asuhan/Jompo. Realisasi keuangan 95,52%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial. Realisasi keuangan 91,92%, realisasi fisik 100%.

- Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. Realisasi keuangan 92,71%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengembangan Kehidupan Beragama. Realisasi keuangan 97,85%, realisasi fisik 100%.

11.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Target Kinerja 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Target Kinerja 100%. - Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Target Kinerja 100%.

(19)

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Target Kinerja 100%.

- Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Target Kinerja 9,53%.

- Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Target Kinerja 48,97%.

- Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Target Kinerja 15,61%.

Transmigrasi:

- Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi. Target Kinerja 48,00%. - Program Tansmigrasi Lokal. Target Kinerja 22,5%.

- Program Tansmigrasi Regional. Target Kinerja 48%. 12.Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi. Keuangan. Realisasi keuangan 98,67%, realisasi fisik 100%.

- Program Penciptaan Iklim UKM yang Kondusif. Realisasi keuangan 93,45%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Realisasi keuangan 99,73%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan. Realisasi keuangan 94,64%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang berpotensi Merusak Lingkungan . Realisasi keuangan 84,11%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan. Realisasi keuangan 97,28%, realisasi fisik 100%.

(20)

- Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. Realisasi keuangan 96,64%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional. Realisasi keuangan 100%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor. Realisasi keuangan 99,85%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri. Realisasi keuangan 85,67%, realisasi fisik 100%.

- Program Persaingan Usaha. Realisasi keuangan 92,86%, realisasi fisik 100%. - Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Realisasi keuangan

90,57%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. Realisasi keuangan 93,88%, realisasi fisik 100%.

- Program Pembinaan Industri Rumah Tangga , Industri Kecil dan Menengah. Realisasi keuangan 98,86%, realisasi fisik 100%. Keuangan. Realisasi keuangan 0,73%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengembangan Nilai Budaya. Realisasi keuangan 0,94%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. Realisasi keuangan 0,95%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengelolaan Keragaman Budaya. Realisasi keuangan 0,81%, realisasi fisik 100%.

- Program Pengembangan Kerjasama Pengelola Kekayaan Budaya. Realisasi keuangan 0,61%, realisasi fisik 100%.

(21)

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 97,20%, Keuangan. Realisasi keuangan 99,80%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. Realisasi keuangan 99,73%, realisasi fisik 100%.

- Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal. Realisasi keuangan 99,71%, realisasi fisik 100%.

- Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan. Realisasi keuangan 99,26%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat. Realisasi keuangan 99,57%, realisasi fisik 100%.

- Program Pencegahan Dini Dalam Penanggulangan Korban Bencana Alam. Realisasi keuangan 99,16%, realisasi fisik 100%.

- Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kep Da dan Wa Kep Da. Realisasi keuangan 99,84%, realisasi fisik 100%.

15.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

- Belanja Pegawai: Gaji dan Tunjangan . Realisasi Keuangan 100%. 16.Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

- Belanja Pegawai: Gaji dan Tunjangan . Realisasi Keuangan 100%. 17.Sekretariat Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 88,03%

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 92,062% - Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Dengan Capaian 96,46%

- Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS. Dengan Capaian 89,35%

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dengan Capaian 75,63%

(22)

- Program Pengembangan Wilayah Perbatasan. Dengan Capaian 99,54%

- Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh. Dengan Capaian 99,84%

- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar. Dengan Capaian 99,26%

- Program Penataan Penguasaan , Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah. Dengan Capaian 98,88%

- Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan. Dengan Capaian 100% - Program Penataan Administrasi Kependudukan . Dengan Capaian 33,13% - Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan. Dengan Capaian

99,05%.

- Program Pendidikan Politik Masyarakat. Dengan Capaian 98,98%

- Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan KepDa dan WakepDa. Dengan Capaian 81,85%

- Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Dengan Capaian 90,37%

- Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah. Dengan Capaian 94,05%

- Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. Dengan Capaian 96,44% - Program Penataan Daerah Otonomi Baru. Dengan Capaian 99,47%

- Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah. Dengan Capaian 98,04% - Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan. Dengan Capaian 96,60% - Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. Dengan Capaian 88,83% - Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan. Dengan Capaian

99,33%

- Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. Dengan Capaian 95,90%

- Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa. Dengan Capaian 99,62%.

- Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. Dengan Capaian 94,19% 18. Sekretariat DPRD

(23)

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 83,99%, realisasi fisik 102,88%.

- Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi keuangan 95,20%, realisasi fisik 101,22%.

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 37,26%, realisasi fisik 42,24%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi keuangan 85,52%, realisasi fisik 104,30%.

- Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah. Realisasi keuangan 66%, realisasi fisik 92,80%.

19.Badan Pengelolaan Keuangan Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 81,44%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 91,63%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dengan Capaian

- Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota. Dengan Capaian 74,73%.

- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah. Dengan Capaian 82,27%.

20.Badan Pengawasan Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 100%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dengan Capaian

100%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Dengan Capaian 100%.

(24)

- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Dengan Capaian 100%.

- Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan. Dengan Capaian 100%.

- Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Dengan Capaian 100%.

21.Kantor Perwakilan Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 95,7%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 95,1%. - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Keuangan. Dengan Capaian 97,4%.

- Program Peningkatan Kerjasama Antar PemDa. Dengan Capaian 98,9%. - Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media. Dengan Capaian 97,7%. - Program Pengembangan Nilai Budaya. Dengan Capaian 99,8%.

- Program Pengelolaaan Kekayaan Budaya. Dengan Capaian 95,5%. 22.Badan Pendidikan dan Pelatihan.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 100%. - program Peningkatan Pengembangan Sistem. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Dengan Capaian 100%.

- Program Pendidikan Kedinasan. Dengan Capaian 100%.

- program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Dengan Capaian 100%. 23.Kantor Arsip Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 100%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dengan Capaian

100%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Dengan Capaian 100%.

(25)

- Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. Dengan Capaian 100%.

- Program Pemeliharaan rutin/Berkala sarana dan prasarana Kearsipan. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi. Dengan Capaian 100%. 24.Badan Informasi Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 100%. - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Keuangan. Dengan Capaian 100%.

- Program Pengembangan Komunikasi, informasi dan media masa. Dengan Capaian 100%.

- Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi. Dengan Capaian 100%.

- Program Fasilitas Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi. Dengan Capaian 100%.

- Program Kerjasama Informasi dengan Mas Media. Dengan Capaian 100%. 25.Dinas Pertanian.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 100%. - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dengan Capaian

100%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Dengan Capaian 20%.

- Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dengan Capaian 20%. - Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Dengan Capaian 20%.

- Program Peningkatan Pemasaran Hasil Petanian/Perkebunan. Dengan Capaian 20%.

- Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan. Dengan Capaian 20%.

(26)

- Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Dengan Capaian 20%.

- Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. Dengan Capaian 20%. 26.Dinas Kehutanan dan Perkebunan

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Realisasi keuangan 92,86%.

- Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dengan Capaian 96,22%. - Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Dengan Capaian 98,56%.

- Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan. Dengan Capaian 92,07%.

- Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan. Dengan Capaian 95,59%.

- Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan. Dengan Capaian 95,40%. - Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Dengan Capaian 97,03%.

- Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan. Dengan Capaian 86,98%.

- Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan. Dengan Capaian 99,24%.

- Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan. Dengan Capaian 93,80%. 27.Badan Pariwisata Daerah.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Capaian 100%.

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Capaian 100%. - Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Keuangan. Dengan Capaian 100%.

(27)

28.Dinas Kelautan dan Perikanan.

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Dengan Realisasi Fisik 100%. - Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Dengan Realisasi Fisik

100%.

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Dengan Realisasi Fisik 100%.

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Peningkatan Mitigasi Bencana alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Peningkatan Kegiatan Budidaya Kelautan dan Wawasan Maritim kepada Masyarakat. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Pengembangan Budidaya perikanan. Dengan Capaian fisik 100%. - Program engembangan Perikanan tangkap. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan. Dengan Capaian fisik 100%.

- Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, air payau, dan air tawar. Dengan Capaian fisik 100%.

BAB III

(28)

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

1.01 02 BADAN PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI DIY

PENDAPATAN BADAN PERPUSTAKAAN DAERAH 25.000.000,00 22.091.000,00 (2.909.000,00) (11,64)

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

1. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Entitas pelaporan adalah Pemerintah Daerah atau suatu organisasi dilingkungan Pemerintah Daerah atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

2. Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana dimaksud diatas dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). 3. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna

barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

1. Pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan menggunakan basis kas. 2. Pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana menggunakan basis akrual.

4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

a. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah menggunakan perolehan historis.

b. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.

c. Kas dan Setara Kas dicatat sebesar nilai nominal. d. Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan. e. Piutang dicatat sebesar nilai nominal.

f. Persediaaan dicatat sebesar :

1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri 3) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

(39)

g. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.

h. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

i. Aset tetap yang diperoleh Tahun anggaran 2001 dan sebelumnya dinilai sebesar harga pasar, harga pengganti, harga menurut Keputusan Gubernur tentang standarisasi harga.

j. Aset tetap yang diperoleh Tahun Anggaran 2002 dan seterusnya dinilai sebesar harga perolehan, dan apabila tidak diketahui harga perolehan maka dinilai berdasarkan harga pengganti atau harga pasar.

k. Terhadap aset tetap yang tidak diketahui harga perolehan, harga pasar, harga pengganti, harga menurut Keputusan Gubernur tentang

standarisasi dinilai sebesar

Rp. 1,00 (satu rupiah) untuk menyatakan bahwa aset tersebut tercatat dalam daftar aset tetap.

l. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal (initial delivery), biaya simpan dan bongkar muat (handling cost), biaya pemasangan (instalation cost), biaya profesional seperti arsitek dan insinyur, dan biaya konstruksi dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

m. Tanah dicatat sebesar biaya perolehan.

n. Peralatan dan mesin dicatat sebesar biaya perolehan. o. Gedung dan bangunan dicatat sebesar biaya perolehan. p. Jalan, irigasi, dan jaringan dicatat sebesar biaya perolehan. q. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan.

r. Nilai konstruksi dalam pengerjaan dicatat sebesar tingkat penyelesaian pekerjaan.

(40)

1) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;

2) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan;

3) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. t. Biaya Studi, Penelitian, dan Pengembangan yang

dikapitalisasi kedalam aset dicatat sebesar harga perolehan.

u. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

v. Kewajiban dicatat berdasar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. w. Ekuitas dicatat sebesar nominal selisih antara aset dan

kewajiban pemerintah.

x. Pendapatan dicatat sebesar nominal penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

y. Belanja dicatat sebesar nominal pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran, dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.

(41)

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. Rincian dan Penjelasan masing-masing Pos-pos Pelaporan Keuangan

2008 2007

5.1.1 Pendapatan Rp. 1.258.609.946.407,39 Rp.1.306.701.212.809,97

Pendapatan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 dianggarkan sebesar Rp. 1.161.986.630.223,00 realisasi sebesar Rp1.258.609.946.407,39 (108,32%), sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp96.623.316.184,39, dengan rincian sebagai berikut:

a. Pendapatan Asli Daerah Rp632.872.311.654,13 Rp. 488.890.620.405,97 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 yang diakui secara kas sebesar Rp632.872.311.654,13, dengan rincian sebagai berikut:

No Uraian 2008 (Rp) 2007 (Rp)

Anggaran Realisasi % Realisasi

I PENDAPATAN ASLI DAERAH 547.887.175.315,00 632.872.311.654,13 115,51 488.890.620.405,97

1 PAJAK DAERAH 486.168.175.841,00 525.185.354.193,35 108,03 434.898.894.141,00

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 208.414.628.000,00 222.136.390.300,00 106,58 199.659.041.270,00 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 169.530.376.000,00 190.932.195.150,00 112,62 142.987.677.700,00 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 106.023.171.841,00 109.829.732.718,35 103,59 89.940.087.066,00 Pajak Air Permukaan dan Air Bawah Tanah 2.200.000.000,00 2.287.036.025,00 103,96 2.312.088.105,00

2 RETRIBUSI DAERAH 33.144.872.640,00 29.259.898.275,50 88,28 16.979.699.787,00

(42)

Retrebusi Perijinan Tertentu 2.757.546.500,00 2.812.034.050,00 101,98 2.749.173.375,00

3

HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

YG DIPISAHKAN 12.768.526.834,00 12.481.050.738,67 97,75 11.927.611.593,02

Bag Laba atas Penyertaan Mdl pd Perush mlk

Daerah 11.636.379.810,00 11.041.195.941,43 94,89 11.176.146.014,56 Bag Laba atas Penyertaan Mdl pd Perus Patungan 418.855.620,00 409.916.443,00 97,87 180.000.000,00 Bag Laba pada Lembg Keuangan Non Bank 713.291.404,00 1.029.938.354,24 144,39 571.465.578,46

4 LAIN-LAIN PAD YANG SAH 15.805.600.000,00 65.946.008.446,61 417,29 25.084.414.884,95

Jasa Giro 8.500.000.000,00 14.148.501.478,60 166,45 10.720.182.541,43 Bunga Deposito 6.500.000.000,00 9.397.146.114,81 144,57 4.041.609.589,05 Hasil Penjualan Aset Daerah Yng tdk Dipisahkan 15.000.000,00 140.700.000,00 938,00 1.011.728.000,00 Penyelenggaraan Diklat dan Pelatihan 789.600.000,00 789.600.000,00 100,00 8.120.400,00 Perijinan Tertentu 1.000.000,00 1.400.000,00 140,00

Pendapatan yang tidak dianggarkan 41.468.660.853,20 - 9.302.774.354,47

Realisasi Pendapatan yang tidak dianggarkan sebesar Rp41.468.660.853,20 adalah realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tidak dianggarkan yang berada pada beberapa SKPD dengan data sebagai berikut:

No SKPD REALISASI (Rp)

1 - Setoran Ganti Rugi Hilangnya LCD Proyektor 5.472.000,00

2 - Denda Sewa Tanah dan Bangunan di Kawasan Pantai Glagah K P 24.200,00

3 - Denda STB di desa Glugo, Sewon, bantul 320.000,00

4 - Denda PT YIS 17.755.000,00

5 - Sewa Tanah di Karang Jati Wetan, Sinduadi, Mlati, Sleman 6.000.000,00

6 - Sewa Gudang Pangan Jl Abubakar Ali (sblh Barat) 5.000.000,00

7 - Sewa Aula PSAA Unit Bhakti GK 750.000,00

8 - Sewa Rumah (Toko Sinar) Jl B Katamso 93 Yk (Kimpraswil) 120.000,00

9 - Pengembalian belanja 9.020.032.167,57

10 - Temuan Bawasda 208.915.224,00

11 - Denda Keterlambatan Pekerjaan 150.194.100,00

12 - Dana Pengembangan Program JAMKESOS 23.997.273.519,63

13 - Dana Sisa Penanganan Bencana Tahap II 7.500.000.000,00

14 - Pengembalian Gaji dan Tunjangan 173.417.323,00

15 - Cicilan Kendaraan 787.500,00

16 - TPTGR 70.440.000,00

17 - APC Tipiring 11.738.000,00

18 - Bantuan Langganan Internet 4.200.000,00

19 - Sewa Lahan BLPT (Dinas Pendidikan) 25.000.000,00

20 - Denda Keterlambatan Pengembalian Buku (Badan Perpustakaan) 2.934.000,00

21 - Penerimaan Lain-lain (BLK, Dinas Kesehatan) 6.639.100,00

22 - Penerimaan Lain-lain (R.S. Grhasia) 23.548.000,00

23 - Penerimaan Lain-lain (Dinas Perhubungan) 178.374.600,00

24 - Perijinan Tertentu (Disperindagkop) 375.000,00

(43)

26 - Penerimaan Lain-lain (DisHutbun) 31.453.719,00

27 - Penerimaan Lain-lain (Bandiklat) 10.147.400,00

JUMLAH 41.468.660.853,20

b. Pendapatan Transfer Rp. 602.117.047.488,00 Rp.481.409.913.704,00 Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 yang diterima secara kas sebesar Rp. 602.117.047.488,00, dengan rincian sebagai berikut :

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Rp. 23.620.587.265,26 Rp.336.400.678.700,00

Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 yang diakui secara kas sebesar Rp.23.620.587.265,26. dengan rincian sebagai berikut:

(44)

Belanja Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 dianggarkan sebesar Rp. 1.629.069.250.562,00 dengan realisasi sebesar Rp1.453.286.281.874,00 (89,26%) sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp175.782.968.688,00

Rincian realisasi belanja terdiri dari :

a. Belanja Operasi Rp. 1.058.651.528.685,00 Rp. 676.008.044.279,00 Realisasi Belanja Operasi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp. 1.058.651.528.685,00 , dengan rincian sebagai berikut:

Belanja Pegawai pada Dinas Pendidikan didalamnya termasuk pemberian beasiswa retrieval dan beasiswa untuk mahasiswa untuk keluarga tidak mampu dan hadiah untuk lomba inovasi teknologi mahasiswa sebesar Rp4.100.000.000,00.

Belanja Barang dan Jasa pada Dinas Kesehatan terdapat kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin bagi balita yang dilaksanakan oleh puskesmas kabupaten/kota sebesar Rp2.647.598.600,00.

(45)

c. Belanja Tak Terduga Rp. 1.059.868.665,00 Rp. 36.362.999.422,00 Realisasi Belanja Tak Terduga Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2008 adalah sebesar Rp1.059.868.665,00, dengan rincian sebagai berikut:

d. Belanja Transfer Rp.201.741.158.800,00 Rp161.429.339.700,00 Realisasi Belanja Transfer Tahun Anggaran 2008 adalah sebesar Rp.201.741.158.800,00, dengan rincian sebagai berikut:

e. Surplus/Defisit (Rp. 194.676.335.466,61) (Rp. 328.706.977.419,97) Surplus/Defisit sebesar (Rp194.676.335.466,61). Jumlah tersebut merupakan selisih antara total realisasi pendapatan dan total realisasi belanja Tahun Anggaran 2008.

5.1.3 Pembiayaan Netto Rp. 474.175.978.653,00 Rp. 201.250.914.262,58 Realisasi Pembiayaan Netto Pemerintah Provinsi DIY Tahun Anggaran 2008 adalah sebesar Rp474.175.978.653,00, yang terdiri atas:

a. Pembiayaan Penerimaan Daerah

(46)

Realisasi pembiayaan penerimaan daerah Tahun Anggaran 2008 adalah sebesar Rp537.060.364.185,00 yang berasal dari penggunaan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA), penerimaan piutang daerah, dan penerimaan dari biaya penyusutan kendaraan.

b. Pembiayaan Pengeluaran Daerah

Rp. 62.884.385.532,00 Rp. 9.618.859.000,00

Realisasi pembiayaan pengeluaran daerah Tahun Anggaran 2008 adalah sebesar Rp62.884.385.532,00, yang berasal dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal Pemda, pembayaran pokok utang, penyelesaian kegiatan DPA-L,dan pembayaran kewajiban tahun lalu yang belum terselesaikan, dengan rincian sebagai berikut:

5.1.4 Sisa Lebih Pembiayaan

(47)
(48)

5.1.5 Aset Lancar Rp.338.604.638.302,03 Rp.594.337.519.957,38 1. Kas di Rekening Kas Daerah Rp.248.313.017.042,39 Rp503.350.872.083,55

Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2008 sebesar Rp.248.313.017.042,39 merupakan kas yang berada di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu Yogyakarta Diponegoro dan Bank Tabungan Negara, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia yang berupa:

1) Rekening giro

2) Deposito Berjangka

2. Kas di Bendahara Pengeluaran

Rp. 31.618.759.454,00 Rp. 27.583.038.654,00

(49)

Sisa Kas sebesar Rp31.618.759.454,00 tersebut terdiri dari:

No Nama SKPD Neraca UM BUD(Rp) Utang PFK(Rp) Jasa Giro(Rp) Kas di BendaharaPengeluaran (Rp)

1 Dinas Pendidikan 1.201.492.139,00 - - 1.201.492.139,00

17 Badan Pengelola Keuangan Daerah 3.111.079.090,00 - 6.525.569,00 3.117.604.659,00

(50)

kelebihan pembayaran. Kelebihan tersebut baru di setor ke Kas Daerah tanggal 5 Januari 2009.

3. Kas di Bendahara Penerimaan

Rp. 12.231.931,00 Rp. 547.100.496,00

Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 12.231.931,00 merupakan Kas yang masih berada di Bendahara Penerimaan R.S. Grhasia , sampai tanggal 31 Desember 2008 belum di setor ke Kas Daerah.

4. Kas di Rekening Penampungan Rp. 10.108.547.769,00 Rp0,00 Kas yang berada di Kas Daerah (Bank Pembangunan Daerah) sebagai rekening Gubernur per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 10.108.547.769,00, yang terdiri dari:

Rekening Penjaminan UMKM sebesar Rp10.000.000.000,00 ditempatkan pada Bank BPD DIY untuk kepentingan Penjaminan Kredit UMKM yang diharapkan dapat mengatasi permodalan yang dihadapi oleh UMKM dalam membiaya usaha yang dikembangkan.

Rekening Gubernur DIY sebesar Rp36.291.817,26 merupakan rekening untuk penerimaan Dana Perimbangan (Iuran Pertambangan) dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah Provinsi DIY.

5. Kas di Tim Penanganan Bencana Gempa Bumi

Rp. 0,00 Rp. 21.831.705.923,26

(51)

Kas pada Neraca per 31 Desember 2008 tersebut belum termasuk: a. RS Grhasia

No Rekening Nama 31 Desember 2008 (Rp)Saldo per

041.211.000815 (BPD) RS Grhasia 8.231.671,00

00000029-01-001040-30-2 (BRI) RS Grhasia 549.753.290,50 b. Rekening Bencana Alam Gunung Merapi Yogyakarta

Rekening tersebut untuk menampung dana partisipasi yang diperuntukkan bagi korban bencana alam Gunung Merapi yang diserahkan kepada Gubernur DIY untuk dipergunakan merehabilitasi cacat fisik tubuh korban maupun untuk sarana prasarana permukiman korban.

Dana tersebut didepositokan di BPD DIY dalam 2 tahap, yaitu:

Nomor Tanggal Nominal (Rp)

DA 076397 14 Februari 1997 1.000.000.000,00

DA 096613 8 Maret 1999 1.300.000.000,00

Pendapatan Bunga atas deposito tersebut ditampung dalam rekening:

No Rekening Nama 31 Desember 2008 (Rp)Saldo per

20.02.9.00024-1 Gubernur DIY untuk Bencana Merapi-KR 294.334,00 20.02.9.00021-9 Gubernur DIY untuk Bencana Merapi 600.494.862,20 20.05.9.00036-2 Bendahara Bencana Alam Merapi Yk 184.037.354,00

6. Piutang Pendapatan Daerah Rp. 41.001.161.708,14 Rp. 30.191.696.925,50 Piutang Pendapatan Daerah per 31 Desember 2008 sebesar Rp.41.001.161.708,14 yang terdiri dari :

(52)

 Tagihan PKB sebesar Rp.18.447.208.200,00 adalah Pajak Kendaraan Bermotor yang sudah jatuh tempo dan seharusnya sudah diterima oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi sampai dengan 31 Desember 2008 belum dibayar oleh Wajib Pajak.

 Tagihan BBNKB sebesar Rp. 3.006.000,00 adalah Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang seharusnya sudah diterima Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi sampai dengan 31 Desember 2008 belum dibayar oleh Wajib Pajak.

 Tagihan PABT sebesar Rp. 289.658.900,00 adalah Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang seharusnya sudah diterima Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi sampai dengan 31 Desember 2008 belum dibayar oleh Wajib Pajak.

 Bagian PBBKB sebesar Rp. 9.973.756.564,00 adalah bagian Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang sudah menjadi hak Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi sampai dengan 31 Desember 2008 belum diterima.

b. Piutang Retribusi Rp42.110.935,00 Rp. 1.327.100.422,92 Piutang Retribusi per 31 Desember 2008 sebesar Rp42.110.9350,00, yang terdiri dari :

c. Piutang Pendapatan Daerah Lainnya

(53)

Piutang Pendapatan Daerah Lainnya per 31 Desember 2008 Rp. 12.245.421.109,14 terdiri dari:

 Setoran Yang Masih Harus Diterima sebesar Rp. 10.256.800.703,00 merupakan hasil temuan dari BPK RI, Inspektorat Depdagri dan Bawasda yang belum disetor ke Kas Daerah. Hasil temuan ini diantaranya terdapat Piutang Pasien RS Ghrasia yang belum disetor ke Kas Daerah

 Deviden PT. Anindya Mitra Indonesia sebesar Rp. 459.423.806,14 merupakan deviden PT. Anindya Mitra Indonesia yang belum disetor ke Kas Daerah per 31 Desember 2008.

 Deviden PD. Tarumartani sebesar Rp. 700.803.000,00 merupakan deviden PD. Tarumartani yang belum disetor ke Kas Daerah per 31 Desember 2008.  Deviden PT JEC merupakan kekurangan deviden Rp828.393.600,00 yang

belum diterima per 31 Desember 2008.

7. Piutang Lain-Lain Rp. 335.000.000,00 Rp. 4.208.535.191,57 Piutang Lain-lain per 31 Desember 2008 sebesar Rp335.000.000,00 yang

terdiri dari :

a. Bagian Lancar Tagihan Kemitraan Rp335.000.000,00 Rp0,00

Bagian Lancar Tagihan Kemitraan merupakan hak pemerintah atas kontrak kemitraan dengan PT Yogya Indah Sejahtera, yang besarannya per tahun telah ditetapkan dalam Akte Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan Nomor 53 Tanggal 12 September 1992 dan Addendum ke II tanggal 14 Agustus 1998, dimana kontrak kemitraan ini mencapai lebih dari 30 tahun.

(54)

Ganti Kerugian Daerah

Piutang Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah per 31 Desember 2008 Rp. 0,00 terdiri dari :

c. Piutang Dana Bagi Hasil Rp. 0,00 Rp. 4.127.144.967,57 Piutang Dana Bagi Hasil per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 0,00 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, yang terdiri dari :

8. Biaya dibayar dimuka Rp 0,00 Rp 0,00 Biaya Dibayar Dimuka per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp.0,00.

9. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Rp 0,00 Rp 0,00

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 0,00 merupakan tagihan angsuran atas penjualan rumah dinas milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang jatuh tempo dalam tahun 2008 (lihat butir I. 6).

(55)

Persediaan Barang Lainnya tersebut termasuk persediaan bibit, pakan, dan ikan. Penilaian Persediaan didasarkan atas hasil inventarisasi persediaan pada akhir Tahun Anggaran 2008 yang dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada TA 2008, persediaan obat masuk dalam klasifikasi Persediaan Barang Lainnya.

11. Aset Lancar Lainnya Rp 0,00 Rp 0,00 Aset Lancar Lainnya per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 0,00 .

5.1.6 Investasi Jangka Panjang Rp.156.358.502.481,16 Rp. 97.474.791.020,16 Investasi Non Permanen

12. Dana Bergulir Rp. 29.666.583.461,00 Rp.16.606.600.000,00

Investasi Non Permanen sebesar Rp. 29.666.583.461,00 merupakan dana bergulir yang disalurkan melalui Dinas Pertanian, dengan jumlah guliran per 31 Desember 2008 yaitu:

URAIAN TAHUN 2008 (Rp) 2007 (Rp)

DPM LUEP 2006 4.182.410.000,00 4.100.000.000,00 DPM LUEP 2007 5.918.600.000,00 5.860.000.000,00 DPM LUEP 2008 6.130.500.000,00

(56)

Sedangkan dana yang tersimpan dalam rekening BPD a.n. Pokja Perguliran DPM LUEP dengan Nomor Rekening 22.02.1.21497-8 posisi per 31 Desember 2008 dengan saldo sebesar Rp13.435.073.461,00, sehingga total DPM LUEP adalah sebesar Rp29.666.583.461,00 (Rp16.231.510.000,00 + Rp13.435.073.461,00).

Investasi Permanen

13. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Rp. 126.691.919.020,16 Rp. 80.868.191.020,16

Penyertaan Modal per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 126.691.919.020,16 merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terdiri dari :

 Penyertaan Modal pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp. 96.482.147.933,16 adalah modal disetor ke Bank BPD Provinsi DIY per 31 Desember 2008.

Penyertaan Modal yang berupa Modal Disetor tersebut adalah sebesar 36,82% dari seluruh modal BPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp.347.455.000.000,00

Modal Dasar BPD Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2005 sebesar Rp250.000.000.000,00.

(57)

Sesuai Laporan Keuangan BPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dalam hal ini porsi Ekuitas untuk Pemerintah Provinsi DIY adalah sebesar Rp249.448.650.000,00

 Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada

PT. “ANINDYA” MITRA INTERNASIONAL” Yogyakarta sebesar Rp15.636.728.000,00 adalah modal disetor Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang didirikan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan PD. Aneka Industri dan Jasa “ANINDYA”, dengan modal dasar sebesar Rp20.000.000,00 dengan kepemilikan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp10.000.000,00 dan PD. Aneka Industri dan Jasa “ANINDYA” sebesar Rp10.000.000,00

Sesuai Laporan Keuangan PT.“ANINDYA MITRA

INTERNASIONAL” , jumlah Ekuitas per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp. 9.285.663.245,00 yang terdiri dari:

- Pemerintah Provinsi DIY Rp 15.636.728.000,00

(58)

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1995, dengan Modal Dasar sebesar Rp10.000.000.000,00. Sesuai Laporan Keuangan Perusahaan Daerah “TARU MARTANI” Yogyakarta, jumlah Ekuitas per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp. 6.619.379.152,57

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2004, bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah “TARU MARTANI” berubah menjadi Perseroan Terbatas PT. Taru Martani dan berlaku setelah ada pengesahan Akta Perseroan oleh Menteri Kehakiman, dan sampai dengan 31 Desember 2008 belum terbit pengesahannya.

 Penyertaan Modal pada Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp11.600.459.723,00 yang terdiri dari modal disetor ( uang tunai ) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp10.935.485.723,00 dan modal donasi berupa peralatan sebesar Rp. 664.974.000,00

Sesuai Laporan Keuangan (konsolidasi) Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah Ekuitas per 31 Desember 2008 seluruhnya sebesar Rp17.518.157.622,00 sehingga porsi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar Rp13.991.083.374,00 atau 79,87% dari seluruh modal BUKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang didasarkan atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1989 dengan Modal Dasar sebesar Rp. 3.750.000.000,00.

 Penyertaan Modal pada PT. Asuransi Bangun Askrida sebesar Rp140.000.000,00 adalah modal disetor sebesar 0,10 % dari seluruh Modal PT. Asuransi Bangun Askrida.

(59)

5.1.7 Aset Tetap Rp2.999.047.613.090,00 Rp.3.299.489.366.264,70

Aset Tetap per 31 Desember 2008 merupakan hasil sensus barang daerah yang dilakukan pada oleh Tim Sensus yang dibentuk dg Keputusan Sekreatris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 85/SEKDA/VII/2008 tanggal 26 Juli 2008 tentang Pembentukan Panitia Sensus Barang Milik Daerah ke IV Provinsi DIY TA 2008.

Aset Tetap per 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebesar Rp2.999.047.613.090,00 dan Rp. 3.299.489.366.264,70 dengan rincian sebagai berikut :

Penjelasan masing-masing akun aset tetap adalah sebagai berikut :

(60)

Tanah per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 725.200.078.222,00 merupakan tanah milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta setelah diadakan penyesuaian, dan merupakan hasil sensus barang daerah yang ke VI.

15. Peralatan dan Mesin Rp.192.354.400.269,00 Rp.142.982.429.261,00 Peralatan dan mesin per 31 Desember 2008 sebesar Rp.192.354.400.269,00 merupakan peralatan dan mesin milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, setelah diadakan penyesuaian, dan merupakan hasil sensus barang daerah yang ke VI, yang terdiri dari:

a. Alat-Alat Berat Rp. 5.017.069.156,00 Rp. 3.869.846.975,00 Alat-alat Berat per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 5.017.069.156,00 merupakan kendaraan roda dua, roda empat dan roda enam milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta setelah diadakan penyesuaian dan merupakan hasil sensus barang daerah yang ke VI

(61)

diketahui harga pasar maka dinilai berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut diatas

c. Alat-Alat Bengkel Rp. 18.146.450.616,00 Rp.15.743.164.582,00 Alat-alat Bengkel per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 18.146.450.616,00 merupakan alat-alat bengkel milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan hasil sensus barang daerah yang ke VI.

Penilaian atas Alat-alat Bengkel yang diperoleh tahun

Alat Pertanian per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 724.148.487,00 merupakan alat-alat pertanian milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan merupakan hasil sensus barang daerah yang ke VI.

Penilaian atas Alat-alat Pertanian yang diperoleh tahun 2001 dan sebelumnya didasarkan atas harga pasar,

Referensi

Dokumen terkait

Uji lanjut kontras orthogonal taraf 5% menunjukkan bahwa rerata pengaruh penambahan pupuk organik cair dan limbah cair tahu terhadap bobot kering tanaman tidak

TOKSISITAS EKSTRAK DAUN KIPAIT (Tithonia diversifolia), DAUN SIRSAK (Annona muricata), DAN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP MORTALITAS LARVA ULAT GRAYAK

Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode ini, maka dapat digunakan program komputer kuadrat terkecil.... Agung memperkirakan pemakaian maksimum bahan-bahan

1) Biaya produksi dikelompokkan menurut besarnya pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain – lain, namun pada perusahaan membebankan

Animasi ini adalah penggabungan antara berbagai tipe animasi. Tidak jarang film-film menggunakan teknik animasi ini untuk membangun cerita atau sebagai peran pengganti. Film

Gambar 4.5 Grafik Nilai Rata – Rata Degradation Rate Sebelum dan Setelah Coating dengan Variasi Konsentrasi PCL Untuk permukaan paduan Mg - 5%Zn yang dilapisi dengan PCL,

Aplikasi Sistem Informasi Geografi dapat dimanfaatkan untuk analisis potensi lahan padi sawah yaitu dalam pengolahan data parameter-parameter indeks potensi lahan

Perusahaan yang high- IC intensive industries akan memberikan pengungkapan modal intelektual lebih banyak karena sumber daya pengetahuan dalam bentuk teknologi yang