• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong | Hesrin | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3955 12612 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong | Hesrin | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3955 12612 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

20

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan

Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar

di SDN Inpres Saiyong

Hesrin

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pembelajaran menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA di SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Desain penelitian yang digunakan adalah Kurt Lewin yang terdiri 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SDN Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil tes akhir siklus I hanya mencapai 39,28% meningkatkan pada siklus II menjadi 100%. Sehingga secara umum peningkatan rata-rata yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 60,72%. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I hanya mencapai 55% kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 95% kategori sangat baik. Sehingga rata-rata peningkatan hasil observasi guru dari siklus I kesiklus II adalah sebesar 40%. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I hanya mencapai 50% kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 92,5% kategori sangat baik. Sehingga rata-rata peningkatan hasil observasi guru dari siklus I kesiklus II adalah sebesar 42,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Saiyong dalam pembelajaran IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Gambar

I. PENDAHULUAN

Pelaksanaan proses pendidikan, khususnya dalam pelajaran IPA tidak sedikit

masalah atau hambatan yang dihadapi oleh seorang guru Sekolah Dasar (SD). Misalnya,

penerapan pendekatan atau metode mengajar yang baik, penggunaan media yang tepat,

agar situasinya benar-benar memberi dampak yang berarti bagi pencapaian hasil belajar

siswa. Kemampuan melibatkan siswa berpartisifasi aktif agar siswa tidak menjadi

pendengar yang pasif, kemampuam membuat suasana belajar yang menyenangkan

tentunya dilakukan dengan situasi yang menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

21 Pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Guru adalah

orang menciptakan belajar bagi kepentingan siswa, sedangkan siswa adalah yang

digiring ke dalam lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru. Dalam hal ini, bukan

hanya guru yang aktif, tetapi harus lebih melakukan aktivitas secara mandiri dalam

mengenal dan memahami setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung yang dilakukan oleh

peneliti dengan guru yang mengajarkan IPA kelas III SDN Inpres Saiyong, bahwa

umumnya siswa kesulitan dalam memahami materi penggolongan makhluk hidup. Hal

ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya faktor

kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, dan faktor eksternal diantaranya adalah

penggunaan media dan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Media yang digunakan

guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kemampuan siswa.

Guru cenderung hanya menjelaskan dan bercerita sehingga siswa lebih banyak

menghayal, tanpa memperlihatkan gambar atau model apa yang dijelaskan tersebut.

Siswa kurang tertarik pada materi yang diajarkan oleh guru, dapat mengakibatkan siswa

merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi seperti ini cukup

menyulitkan dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang produktif dan

dinamis pada gilirannya akan mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan masalah di atas

adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Menurut

Budiyono dkk, (2007:34), “Media gambar merupakan penyeruan dari benda-benda dan

pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukuran relatif terhadap lingkungan”.

Pemilihan media ini didasarkan atas fakta mengenai rendahnya kemampuan siswa

dalam mengekspresikan kemampuan pikiran tentang materi pelajaran penggolongan

makhluk hidup, lewat media yang praktis, efesien dan menitik beratkan langsung pada

kemampuan siswa, diharapkan stimulasi dan motivasi untuk mengeluarkan potensi yang

ada pada diri setiap siswa. Hal tersebut nantinya dapat ditentukan melalui proses

pembelajaran dalam pengamatan teks, seberapa besar keaktifan dan tingkat kemampuan

siswa dalam mengekspresikan pikiran serta gagasan, tentang penggolongan makhluk

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

22 Selama ini yang terjadi di SDN Inpres Saiyong di kelas III penggunaan media

gambar tidak pernah dilakukan, sehingga hasil belajar siswa rendah dan kurang

memuaskan. Sesuai data yang diperoleh selama ini pencapaian setiap siswa hanya

mencapai 65%. Sementara KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 70%.

Penggunaan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan media

gambar setidaknya siswa dapat menghubungkan gambar yang dilihatnya dengan

keadaan yang terjadi disekitar mereka.

Hamalik (1983:28) belajar adalah “Suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang, yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkahlaku yang berlaku berkat

pengalaman dan latihan. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan

siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang

diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun hasil diperoleh

karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan.

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Sementara menurut S. Nasution (1996:17) hasil belajar adalah “kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,

merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek

yakni kognitif, efektif dan psikomotor, sebaliknya hasil kurang memuaskan jika

seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

II. METODE PENELITIAN

Desain atau model penelitian ini mengacu pada model Kurt Lewin, bahwa dalam

satu siklus terdapat 4 langkah yaitu perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan

refleksi. Keempat langkah yang dikenal dengan istilah model Kurt Lewin.

Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Inpres Saiyong Kecamatan

Tinangkung. Subjek penelitian berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang

siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN

Inpres Saiyong Kecamatan Tinangkung, karena peneliti mengajar di sekolah SDN

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

23 Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitif. Data kualitatif adalah data yang berupa lembar observasi aktifitas

guru/peneliti, angket penilaian peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

dengan menggunakan media gambar dan lembar observasi aktifitas siswa dalam

pembelajaran. Lembar pengamatan aktifitas siswa untuk mengetahui kegiatan belajar

siswa dalam penggunaan media gambar, angket penilaian tentang peningkatan hasil

pembelajaran IPA digunakan untuk menilai kemampuan dalam pembelajaran di kelas.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi berupa penilaian terhadap

peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar.

Rencana tindakan pembelajaran pada siswa kelas III SDN Inpres Saiyong ini

dilakukan secara bersiklus atau melalui tahapan-tahapan kegiatan perencanaan. Setiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran

2) Menyusun skenario pembelajaran

3) Menyiapkan bahan/materi pelajaran

4) Menetapkan guru mitra sebagai pengamat

5) Membuat lembar observasi

6) Menyiapkan tes akhir tindakan

7) Menyiapkan instrumen penelitian

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang direncanakan. Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara

bersiklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan.

1) Kegiatan Awal

a. Memberikan motifasi pada siswa

b. Menuliskan judul konsep materi IPA yang akan dipelajari

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dimiliki siswa setelah

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

24 d. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran

yakni penggunaan media gambar.

2) Kegiatan Inti

a) Kegiatan Guru:

- (Secara klasikal menjelaskan materi yang akan diajarkan)

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan hal-hal yang

belum dipahami.

b) Kegiatan Siswa:

- Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru

- Menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA sesuai petunjuk

yang disampaikan oleh guru.

c) Kegiatan Akhir

d) Memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

pembelajaran IPA yang menggunakan media gambar.

Observasi

Pada saat observasi tindakan, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Observasi tindakan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis

yaitu observasi dengan menggunakan penilaian pembelajaran IPA yang

menggunakan media gambar dan observasi terhadap perilaku siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran dan menggunakan lembar observasi.

2) Observasi dengan penilaian pembelajaran IPA dan dilakukan pada akhir

pelaksanaan penilaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan alokasi waktu 2

x 35 menit.

3) Hasil analisis penilaian siswa sekaligus menggambarkan tingkat yang dicapai

dalam penelitian melalui media gambar dalam pelaksanaan tindakan.

4) Sedangkan observasi terhadap perilaku siswa dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi untuk mengetahui perhatian dan motivasi siswa terhadap

pengajaran yang diberikan.

Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

25 kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat pembelajaran diterapkan. Kekurangan

dan kelebihan ini dijadikan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Hasil belajar

siswa setelah menggunakan media gambar dikatakan tuntas apabila siswa

memperoleh nilai lebih atau sama dengan 70 (N  70). Sedangkan indikator

keberhasilan penelitian tindakan kelas dikatakan tuntas apabila persentase

ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari atau sama dengan 75% (P  75%) yang

dihitung dengan menggunakan rumus:

tentang kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal (KBKM).

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9

Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas

Persentase Ketuntasan belajar klasikal = �� �� � � � �� �

�� � � � ℎ�� � %

=

8 � %

= 39,28%

Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus II

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

28

25 WU 10 20 10 20 20 80 T

26 PR 20 10 10 20 10 70 T

27 SA 20 20 20 20 10 90 T

28 TR 20 20 10 20 10 80 T

Skor yang Diperoleh 510 530 430 420 370 2310 Skor Maksimal 560 560 560 560 560 2800 % Daya Serap 91,07 94,64 76,78 75 66,07 82,5 Keterangan: T = Tuntas; BT = Belum Tuntas

Persentase Ketuntasan belajar klasikal = �� �� � � � �� �

�� � � � ℎ�� � %

= 8

8 � % = 100%

Pembahasan

Pada hari Senin 15 September 2014 peneliti menemui kepala sekolah dan rekan

sejawat. Pada pertemuan tersebut, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian

serta mendiskusikan rencana kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian. Dari pertemuan

tersebut kepala sekolah menyetujui dan memberi izin untuk melaksanakan penelitian di

kelas III. Selanjutnya pada hari Rabu, 17 September 2014, peneliti memberikan tes awal

pada seluruh siswa kelas III semester I yang berjumlah 28 siswa.

Setelah dilaksanakan tes awal, hasil pekerjaan siswa dikoreksi, selanjutkan

disusun dari skor tinggi sampai skor rendah. Hal ini untuk mengetahui kemampuan awal

siswa tentang materi yang diujikan. Hasil tes awal dapat dilihat dari lampiran 2. Pada

hari Senin, 22 September 2014 peneliti membicrakan hasil tes awal dengan seorang

rekan sejawat untuk menjadikan 7 siswa yang akan dijadiakan subjek penelitian.

Penentuan 7 siswa sebagai subyek penelitian berdasarkan skor hasil tes yang rendah.

Siswa ini dipiih untuk ditempatkan pada setiap kelompok yang berbeda yang nantinya

agar dapat amati dengan teliti dan seksama.

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru. Pembelajaran

dilaksanakan kepada seluruh siswa kelas III SDN Inpres Saiyong sebanyak 28 siswa,

tetapi pengamat berfokus kepada subyek penelitian (yang terpilih dengan kemampuan

rendah). Langkah-langkah pembelajaran dari setiap tindakan disesuaikan dengan

pembelajaran.

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

29 Kegiatan awal dilaksanakan dengan mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa

serta memberitahukan dan menjelaskan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kemudian dilanjutkan dengan tahap persepsi, untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa dengan memberi pertanyaan. Dilanjutkan dengan penyampaian dengan TPK

semua kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.

Peneliti menyajikan materi yaitu subpokok penggolongan makhluk hidup.

Setelah penyajian materi, kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan

nama-nama hewan berdasarkan tempat hidupnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk

membacakan nama-nama hewan berdasarkan tempat hidupnya yang telah mereka

tuliskan. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok, di mana

masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan

kepada tiap kelompok untuk mengerjakan LKS kelompok yang membuat permasalahan

sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu penggolongan makhluk

hidup. Pada saat siswa menyelesaikan LKS, guru bersama pengamat berkeliling dalam

kelas mengamati dan membimbing masing-masing kelompok. Selain itu juga

mengamati keempat subyek penlitian dan memberi motivasi kepada seluruh kelompok

agar aktif dalam berdiskusi.

Setelah kelompok selesai mengerjakan LKS, tiap ketua dari masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kelompok lain diberi

kesempatan untuk menanggapi kelompok yang yang sedang mempresentasikan jawaban

anggota kelompoknya. Diskusi antar kelompok berjalan sangat baik hal ini terlihat dari

antusiasnya setiap kelompok untuk menanggapi jawaban kelompok lain. LKS yang

dikerjakan oleh tiap kelompok dikumpul dan bagi kelompok yang mendapat nilai

tertinggi diberi berupa kata-kata penguatan. Semua kegiatan di atas berlangsung 45

menit. Kemudian pada akhir tindakan, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat

kesimpulan mengenai penggolongan makhluk hidup, dilanjutkan dengan evaluasi secara

individu dan juga guru melanjutkan dengan pemberian PR.

Dengan demikian pembelajaran siklus 1 belum mencapai persentase ketuntasan

belajar klasikal yang telah ditentukan sebesar 75%. Sedangkan hasil tes akhir siswa

siklus I hanya mencapai 39,28%. Oleh karena itu guru memutuskan untuk melakukan

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

30 observasi untuk mengamati bagaimana siswa merespon ketika peneliti memasuki fase

pertama sampai selesai. Kegiatan pembelajaran, yaitu memberi informasi tentang tujuan

pembelajaran, menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan

bagaimana suasana kelas saat tes berlangsung. Hasil observasi dilakukan oleh 2 orang

rekan sejawat sebagai pengamat terhadap aktivitas guru sebagai peneliti (pengajar) dan

juga mengamati aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Siklus II

Seperti halnya siklus I, pada siklus II kegiatan awal dilaksanakan dengan

mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa serta memberitahukan dan menjelaskan

cara pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap

persepsi, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dengan memberi pertanyaan.

Dilanjutkan dengan penyampaian dengan TPK semua kegiatan ini berlangsung selama

10 menit.

Peneliti menyajikan materi yaitu subpokok penggolongan makhluk hidup.

Setelah penyajian materi, kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan

nama-nama hewan berdasarkan tempat hidupnya. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk

membacakan nama-penggolongan hewan berdasarkan cara bergerak dan cara

berkembangbiaknya. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok, di mana

masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peneliti memberikan

kesempatan kepada tiap kelompok untuk mengerjakan LKS kelompok yang membuat

permasalahan sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu penggolongan

makhluk hidup. Pada saat siswa menyelesaikan LKS, guru bersama pengamat

berkeliling dalam kelas mengamati dan membimbing masing-masing kelompok. Selain

itu juga mengamati keempat subyek penlitian dan memberi motivasi kepada seluruh

kelompok agar aktif dalam berdiskusi.

Setelah kelompok selesai mengerjakan LKS, tiap ketua dari masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kelompok lain diberi

kesempatan untuk menanggapi kelompok yang yang sedang mempresentasikan jawaban

anggota kelompoknya. Diskusi antar kelompok berjalan sangat baik hal ini terlihat dari

antusiasnya setiap kelompok untuk menanggapi jawaban kelompok lain. LKS yang

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

31 tertinggi diberi berupa kata-kata penguatan. Semua kegiatan berlangsung 45 menit.

Kemudian pada akhir tindakan, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai penggolongan makhluk hidup, dilanjutkan dengan evaluasi secara individu

dan juga guru melanjutkan dengan pemberian PR.

Dengan demikian demikian pembelajaran siklus 1 belum mencapai persentase

ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan sebesar 75%. Sedangkan hasil tes akhir

siswa siklus II telah mencapai 100%. Oleh karena itu, guru memutuskan untuk tidak

melakukan perbaikan pada tindakan siklus III.

Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan observasi untuk mengamati

bagaimana siswa merespon ketika peneliti memasuki fase pertama sampai selesai.

Kegiatan pembelajaran, yaitu memberi informasi tentang tujuan pembelajaran,

menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan bagaimana suasana

kelas saat tes berlangsung. Hasil observasi dilakukan oleh 2 orang rekan sejawat sebagai

pengamat terhadap aktivitas guru sebagai peneliti (pengajar) dan juga mengamati

aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi guru pada

siklus I mencapai 95% masuk dalam kategori sangat baik.Hal ini karena guru telah

memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya.

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dengan sumber

informasi siswa kelas III SDN Inpres Saiyong, maka penulis menarik beberapa

kesimpulan, yaitu bahwa hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Saiyong dalam

pembelajaran IPA dapat ditingkatkan menggunakan media gambar. Selain itu hasil

observasi juga menunjukkan adanya peningkatan dalam aktifitas guru dan siswa.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka peneliti

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Hendaknya dalam penyampaian materi IPA di kelas III SDN Inpres Saiyong, guru

dapat meggunakan media gambar karena dapat meningkatkan hasil belajar anak

tentang penggolongan makhluk hidup, hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

32 2. Hendaknya guru menggunakan media gambar pada materi IPA dan mata pelajaran

lainnya karena dapat memotivasi serta dapat meningkatkan percaya diri siswa dan

juga keaktifan siswa dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. (2007). Media Gambar Secara Visual. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. (1983). Media Pendidikan, Alumni: Bandung

S. Nasution. (1996). Pengerttian Prestasi Belajar, PT. Remaja Rosdakarya Jakarta

Gambar

Tabel 1. Hasil Tes Awal
Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I
Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa status gizi berdasarkan kondisi fisik seseorang yang dinilai dengan SGA mempunyai hubungan yang signifikan dengan

Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan diet normal tanpa tepung daun kelor pada tikus KEP tidak cukup baik untuk meningkatkan kadar transferin darah tikus bila

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Tujuan perancangan ini adalah mendesain eksterior mobil Suzuki Grand Vitara dengan kesan maskulin yang sesuai dengan keinginan konsumen pada styling mobil Suzuki

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

dengan judul “Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada Beberapa Industri Konveksi di Kota