M IN IS T E R F O R T R A N S P O R T A T IO N R E P U B L IC O F IN D O N E S IA
S T A N D A R , TAT A C A R A P E N G U J IA N D A N S E R T IF IK A S I K E L A IK A N G E R B O N G
D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A
a. bahw a Peraturan Pem erintah N om or 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian telah m engatur ketentuan
m engenai Standar, Tata C ara Pengujian dan Sertifikasi Sarana
Kereta Api;
b. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud
dalam huruf a, perlu m enetapkan Peraturan M enteri
Perhubungan tentang Standar, Tata C ara Pengujian dan
Sertifikasi Kelaikan G erbong;
1. U ndang-U ndang N om or 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
(Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 2007 N om or 65,
Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N o. 4722);
2. Peraturan Pem erintah N om or 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 2009 N om or 129, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 5048);
3. Peraturan Pem erintah N om or 72 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lem baran N egara R epublik
Indonesia Tahun 2009 N om or 176, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 5086);
4. Peraturan Presiden N om or 47 Tahun 2009 tentang
5. Peraturan Presiden N om or 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Kem enterian N egara serta Susunan
O rganisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kem enterian N egara
sebagaim ana telah diubah dengan Peraturan Presiden
N om or 67 Tahun 2010;
6. Peraturan M enteri Perhubungan N om or KM . 60 Tahun 2010
tentang O rganisasi dan Tata Kerja Kem enterian Perhubungan.
PER ATU R AN M EN TER I PER H U BU N G AN TEN TAN G STAN D AR ,
TATA C AR A PEN G U JIAN D AN SER TIFIKASI KELAIKAN
G ER BO N G .
1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
prasarana, sarana, dan sum ber daya m anusia, serta norm a,
kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api.
2. Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri m aupun dirangkaikan dengan sarana
perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di
jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api.
3. Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak
di jalan reI.
4. G erbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokom otif
yang digunakan untuk m engangkut barang.
5. Pengujian Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang
dilakukan untuk m engetahui kesesuaian antara persyaratan
teknis dan kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian.
6. Sertifikasi Pengujian Sarana Perkeretaapian adalah proses
pem eriksaan dan pengujian untuk m enetapkan kelaikan operasi
sarana perkeretaapian.
7. Sertifikat U ji Pertam a adalah tanda bukti ditetapkannya kelaikan
operasi sarana perkeretaapian.
8. Sertifikat U ji Berkala adalah tanda bukti ditetapkannya kelaikan
operasi sarana perkeretaapian setelah m em iliki Sertifikat U ji
Pertam a.
9. Tanda Lulus U ji adalah bukti lulus pengujian yang ditem patkan
10. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pengakuan form al yang
m enyatakan bahw a suatu lem baga atau badan hukum telah
m em enuhi persyaratan untuk m elakukan kegiatan sertifikasi
tertentu.
11. Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian adalah petugas yang
m em enuhi kualifikasi keahlian dan diberi kew enangan untuk
m elaksanakan pengujian sarana perkeretaapian.
12. Penyelenggara Sarana Perkeretaapian adalah badan usaha
yang m engusahakan sarana perkeretaapian.
13. Persyaratan Teknis adalah ketentuan teknis yang m enjadi
standar spesifikasi teknis sarana perkeretaapian.
14. Spesifikasi Teknis adalah persyaratan um um , ukuran, kinerja,
dan gam bar teknis sarana perkeretaapian.
15. M enteri adalah M enteri yang tugas dan tanggung jaw abnya di
bidang perkeretaapian.
16. D irektur Jenderal adalah D irektur Jenderal yang tugas dan
tanggung jaw abnya di bidang perkeretaapian.
G erbong sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 1 angka (4),
terdiri atas:
a. G erbong datar;
b. G erbong terbuka;
c. G erbong tertutup; dan
d. G erbong tangki.
(1) G erbong datar sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 huruf a
m erupakan gerbong tanpa badan dan atap untuk m engangkut
barang.
(2) G erbong terbuka sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2
huruf b m erupakan gerbong yang m em iliki badan tanpa atap
untuk m engangkut barang.
(3) G erbong tertutup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2
huruf c m erupakan gerbong yang m em iliki badan dan atap
(4) G erbong tangki sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 huruf d
m erupakan gerbong yang m em iliki tangki untuk m engangkut
barang.
Bagian Kesatu Jenis Pengujian G erbong
(1) Setiap G erbong yang dioperasikan w ajib m em enuhi kelaikan
operasi yang dibuktikan m elalui pengujian.
(2) Pengujian G erbong sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilakukan untuk m engetahui kesesuaian antara kondisi dan
fungsi dengan persyaratan teknis dan spesifikasi teknis.
Pengujian G erbong sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4,
terdiri dari :
a. U ji Pertam a; dan
b. U ji Berkala.
(1) U ji Pertam a sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 huruf a,
w ajib dilakukan terhadap G erbong baru atau G erbong yang
m engalam i perubahan Spesifikasi Teknis.
a. U ji R ancang Bangun D an R ekayasa;
b. U ji Statis; dan
c. U ji D inam is.
(3) U ji Pertam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) harus
m em iliki dokum en :
a. H asil uji prod uk;
b. Asal negara; dan
(1) U ji Berkala sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat 1
huruf b, w ajib dilakukan terhadap setiap G erbong yang telah
dioperasikan.
a. U ji Statis; dan
b. U ji D inam is.
(3) U ji Berkala sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2) harus
m em iliki dokum en peraw atan dan pem eriksaan.
Bagian Kedua
U ji R ancang Bangun dan R ekayasa G erbong
(1) U ji R ancang Bangun dan R ekayasa sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a m erupakan kegiatan pengujian
yang dilakukan untuk m engetahui ketepatan atau kesesuaian
antara rancang bangun dan rekayasa dengan fisik G erbong
yang m eliputi :
a. rangka dasar;
b. badan;
c. bogie;
d. peralatan pengerem an;
e. peralatan perangkai;
f. peralatan keselam atan.
(2) U ji R ancang Bangun dan R ekayasa sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) terdiri atas :
a. U ji Kekuatan;
b. U ji Ketahanan; dan
c. U ji Kerusakan.
(3) U ji R ancang Bangun dan R ekayasa sebagaim ana dim aksud
pad a ayat (2), dilakukan untuk prototipe G erbong.
(1) U ji Kekuatan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 ayat (2)
huruf a, dilakukan untuk m engetahui kem am puan G erbong
m enerim a beban m aksim um sesuai dengan spesifikasi teknis
(2) U ji Kekuatan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilakukan
dengan cara m enjalankan G erbong dan m em berikan beban
m aksim um sesuai dengan desain.
(1) U ji Ketahanan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 ayat (2)
huruf b, dilakukan untuk m engetahui kem am puan G erbong
m enerim a beban operasional sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah disetujui.
(2) U ji Ketahanan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1),
dilakukan dengan cara m enjalankan G erbong pad a jarak dan
kecepatan tertentu.
(1) U ji Kerusakan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 ayat (2)
huruf c, dilakukan untuk m engetahui kerusakan struktur
G erbong jika terjadi kecelakaan.
(2) U ji Kerusakan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1), dapat
dilakukan m elalui sim ulasi kom puter dengan izin M enteri.
Bagian Ketiga U ji Statis G erbong
(1) U ji Statis sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf b, m erupakan kegiatan pengujian untuk m engetahui
kondisi peralatan dan kem am puan kerja G erbong pada
keadaan tidak bergerak.
(2) U ji Statis G erbong sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
m eliputi:
a. dim ensi;
b. ruang batas sarana;
c. berat;
d. pengerem an;
e. keretakan;
f. pem bebanan;
g. sirkulasi udara;
(1) U ji D im ensi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat (2)
huruf a, dilakukan untuk m engetahui dim ensi G erbong.
(2) U ji D im ensi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilakukan
dengan cara m engukur dim ensi G erbong dengan
m engunakan peralatan ukur dim ensi.
(3) Lem bar U ji D im ensi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2),
sesuai dengan Lam piran 1a Peraturan ini.
(1) U ji R uang Batas Sarana sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf b, dilakukan untuk m engetahui
kesesuaian G erbong dengan ruang batas sarana, dengan
m engunakan alat ukur ruang batas sarana.
(2) U ji R uang Batas Sarana sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), dilakukan dengan cara m enjalankan G erbong m elalui
lo a d in g g a u g e untuk jalan rei lurus dan jalan rei lengkung.
(3) Lem bar U ji R uang Batas Sarana sebagaim ana pada ayat (2),
sesuai dengan Lam piran 1 b Peraturan ini.
(1) U ji Berat sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat (2)
huruf c, dilakukan untuk m engetahui total berat dan distribusi
berat pada setiap roda G erbong, dengan m engunakan alat
ukur berat.
(2) U ji Berat sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilakukan
dengan cara:
a. m enghitung total berat G erbong;
b. distribusi berat pada m asing-m asing roda dengan cara
m enim bang beban yang diterim a pad a setiap roda.
(3) Lem bar U ji Berat sebagaim ana dim aksud pada ayat (2),
(1) U ji Pengerem an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat
(2) huruf d, dilakukan untuk m engetahui kinerja sistem
pengerem an G erbong yang terdiri dari:
a. rem pelayanan; dan
b. rem parkir.
(2) U ji Pengerem an sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1),
dilakukan dengan cara:
a. untuk rem pelayanan dilakukan dengan m engukur
tekanan udara pada tangki udara dan m engoperasikan
rem pelayanan, dengan m enggunakan alat ukur tekanan
udara dan secara visual; dan
b. untuk rem parkir dilakukan dengan m engoperasikan rem
parkir pad a kelandaian tertentu, dengan cara visual.
(3) Lem bar U ji Pengerem an sebagaim ana dim aksud pad a
ayat (2), sesuai dengan Lam piran 1 d Peraturan ini.
(1) U ji Keretakan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal12 ayat (2)
huruf e, dilakukan untuk m engetahui retak pad a kom ponen
G erbong dengan m engunakan alat pendeteksi keretakan atau
secara visual.
(2) U ji Keretakan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan pada:
a. gandar;
b. keping roda;
c. c o u p le r , dan
d. rangka bogie.
(3) U ji Keretakan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), pada uji
berkala dapat m enggunakan data peraw atan dan/atau
pem eriksaan.
(4) Lem bar U ji Keretakan sebagaim ana pada ayat (3), sesuai
dengan Lam piran 1e Peraturan ini.
(1) U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf f, dilakukan untuk m engetahui kem am puan
(2) U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan dengan m em beri beban pada bogie sesuai dengan
beban m aksim um yang diterim a.
(3) U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), pada
uji berkala dapat m enggunakan data peraw atan d a n / a t a u
pem eriksaan.
(4) Lem bar U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud pad a
ayat (3), sesuai dengan Lam piran 1 f Peraturan ini.
(1) U ji Sirkulasi U dara sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf g, dilakukan untuk m engetahui kecepatan aliran
udara di dalam ruang G erbong, dengan m enggunakan alat
ukur kecepatan aliran udara.
(2) U ji Sirkulasi U dara sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan pad a gerbong tertutup untuk m engangkut barang
yang m em butuhkan sirkulasi udara dengan cara m engukur
kecepatan aliran udara pada ruang.
(3) Lem bar U ji Sirkulasi U dara sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2), sesuai dengan Lam piran 1 9 Peraturan ini.
(1) U ji Tem peratur sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf h, dilakukan untuk m engetahui tem peratur udara
di dalam ruang G erbong, dengan m enggunakan alat ukur
tem peratur.
(2) U ji Tem peratur sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan dengan cara m engukur tem peratur udara di dalam
ruang gerbong.
(3) Lem bar U ji Tem peratur sebagaim ana dim aksud pada ayat (2),
sesuai dengan Lam piran 1 h Peraturan ini.
Bagian Keem pat U ji D inam is G erbong
(1) U ji D inam is sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf c, m erupakan kegiatan pengujian untuk m engetahui
kondisi peralatan dan kem am puan kerja G erbong pad a
(2) U ji D inam is sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1), m eliputi
(1) U ji Pengerem an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat
(2) huruf a, dilakukan untuk m engetahui kinerja sistem
pengerem an.
(2) U ji Pengerem an sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan dengan m enggunakan alat ukur jarak, dengan
m engoperasikan peralatan pengerem an G erbong pada
kecepatan tertentu dari lokom otif sam pai G erbong berhenti
dan ukur jarak tem puh.
(3) Lem bar U ji Pengerem an sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2), sesuai dengan Lam piran 2 a Peraturan ini.
(1) U ji Tem peratur sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat
(2) huruf b, dilakukan untuk m engetahui tem peratur bantalan
( b e a r in g ) pada as roda, dengan m enggunakan alat ukur
tem peratur.
(2) U ji Tem peratur sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan dengan cara m engoperasikan G erbong sam pai
jarak dan kecepatan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi
teknis, kem udian diukur tem peratur bantalan ( b e a r in g ) pada
bagian tutup bantalan ( e n d c u p b e a r in g ) .
(3) Lem bar U ji Tem peratur sebagaim ana dim aksud pada ayat (2),
sesuai dengan Lam piran 2 b Peraturan ini.
(1) U ji G etaran sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf c, dilakukan untuk m engetahui getaran yang terjadi,
dengan m engunakan alat ukur getaran.
(2) U ji G etaran sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilakukan
dengan cara m engukur getaran yang terjadi pada kecepatan
(3) Lem bar U ji G etaran sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), sesuai dengan Lam piran 2 c Peraturan ini.
(1) U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat
(2) huruf d dilakukan untuk m engetahui kem am puan gerbong
m enerim a beban.
(2) U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan dengan m em beri beban pada bogie sesuai dengan
beban m aksim um yang diterim a.
(3) U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), pada
U ji Berkala dapat m enggunakan data peraw atan dan/atau
pem eri ksaan.
(4) Lem bar U ji Pem bebanan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2), sesuai dengan Lam piran 2 d Peraturan ini.
(1) U ji Sirkulasi U dara sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21
ayat (2) huruf e, dilakukan untuk m engetahui kecepatan aliran
udara di dalam ruang G erbong, dengan m enggunakan alat
ukur kecepatan aliran udara.
(2) U ji Sirkulasi U dara sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilakukan pad a gerbong tertutup untuk m engangkut barang
yang m em butuhkan sirkulasi udara dengan cara m engukur
kecepatan aliran udara pada ruang.
(3) Lem bar U ji Sirkulasi U dara sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2), sesuai dengan Lam piran 2 e Peraturan ini.
(1) Pengujian G erbong sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4,
dilakukan oleh:
a. D irektorat Jenderal Perkeretaapian; atau
b. Badan hukum atau lem baga yang m endapat akreditasi
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang akreditasi badan hukum atau
lem baga pengujian sarana perkeretaapian diatur tersendiri
dengan Peraturan M enteri.
(1) Perm ohonan untuk pengujian G erbong sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 27, diajukan oleh penyelenggara
sarana kepada D irektur Jenderal dengan m elam pirkan:
a. data Spesifikasi Teknis;
b. data peraw atan;
c. data pem eriksaan;
d. fotokopi tanda bukti kepem ilikan atau penguasaan (untuk
perm ohonan baru); atau
e. fotokopi Sertifikat yang dim iliki (untuk pem ohon
perpanjangan); atau
f. surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian (untuk
penggantian yang hilang); atau
g. sertifikat yang rusak (untuk penggantian yang rusak).
(2) Setelah perm ohonan diterim a secara lengkap sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), paling lam a 30 (tiga puluh) hari kerja
dilakukan pengujian.
(1) G erbong yang telah dilakukan pengujian sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 28 dan dinyatakan lulus uji, paling
lam a 14 (em pat belas) hari kerja diberikan :
a. Sertifikat U ji; dan
b. Tanda Lulus U ji.
(2) Sertifikat U ji G erbong sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1)
terdiri atas :
a. Sertifikat U ji Pertam a; dan
b. Sertifikat U ji Berkala.
(1) Sertifikat U ji Pertam a sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 29
ayat (2) huruf a berlaku selam a G erbong dioperasikan, kecuali
(2) Sertifikat U ji Berkala sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf b berlaku setiap 1 (satu) tahun sejak diterbitkan.
(1) Sertifikat U ji G erbong sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 29
ayat (2) diterbitkanoleh:
a. D irektorat Jenderal Perkeretaapian;
b. Badan hukum atau lem baga yang m endapat akreditasi
dari M enteri.
(2) Sertifikat U ji G erbong yang diberikan oleh badan hukum atau
lem baga sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf b harus
dilakukan verifikasi oleh M enteri.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang akreditasi badan hukum atau
lem baga pengujian sarana perkeretaapian diatur tersendiri
dengan Peraturan M enteri.
Pem egang Sertifikat U ji G erbong dalam m engoperasikan sarana
w ajib:
a. m engoperasikan G erbong sesuai standar operasi;
b. m elakukan peraw atan G erbong sesuai standar peraw atan;
c. m elakukan pem eriksaan G erbong sesuai standar pem eriksaan;
d. m elaporkan apabila terjadi perbaikan beraU besar atau
m odifikasi.
(1) Sertifikat U ji G erbong dapat dicabut apabila pem egang
sertifikat uji G erbong m elanggar Pasal 32.
(2) Pencabutan Sertifikat U ji G erbong sebagaim ana dim aksud
dalam ayat (1) dilakukan m elalui peringatan tertulis sebanyak
3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang w aktu 7 (tujuh)
hari kerja.
(3) Apabila peringatan sebagaim ana dim aksud dalam ayat (2)
tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pem bekuan Sertifikat U ji
(4) Apabila selam a pem bekuan sebagaim ana dim aksud dalam
ayat (3) tidak ada upaya perbaikan, m aka Sertifikat U ji
G erbong dicabut.
a. rusak berat disebabkan oleh kecelakaan;
b. m odifikasi.
Peringatan, pem bekuan atau pencabutan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 33 dan Pasal 34 dilakukan oleh D irektur Jenderal.
(1) Sertifikat U ji G erbong sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 29
ayat (2) paling sedikit m em uat :
a. data um um sarana perkeretaapian;
b. nom or uji sarana; dan
c. m asa.
(2) Tanda Lulus U ji sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 29 ayat
(1) huruf b, paling sedikit m em uat m asa berlaku.
(3) Tanda Lulus U ji sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
ditem patkan pada sarana perkeretaapian.
Bentuk, form at, isi dan w arna Sertifikat U ji G erbong dan Tanda
Lulus U ji G erbong sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 36, sesuai
dengan contoh lam piran 3 Peraturan ini.
D alam w aktu paling lam a 1 (satu) tahun sejak Peraturan ini
berlaku, Standar, Tata C ara Pengujian dan Sertifikasi Kelaikan
G erbong w ajib m enyesuaikan dengan ketentuan sebagaim ana
Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan
Peraturan ini dengan penem patannya dalam Berita N egara
R epublik Indonesia.
D itetapkan di Jakarta
padatanggal
17 Februari
2011
MENTERIPERHUBUNGAN,
ttd
SALINAN
Peraturan ini disam paikan kepada:1. Ketua Badan Pem eriksa Keuangan;
2. M enteri Keuangan;
3. M enteri Perencanaan Pem bangunan N asional;
4. M enteri BU M N ;
5. W akil M enteri Perhubungan;
6. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, D irektur Jenderal Perkeretaapian,
para Kepala Badan, dan para Stat Ahli di lingkungan Kem enterian Perhubungan.
SALIN AN sesuai d KEPALA BI
U M AR R IS, SH . M M . M H
L a m p ir a n 1 P e r a tu r a n M e n te r i P e r h u b u n g a n N o m o r : P M . 1 7 T a h u n 2 0 1 1
T a n g g a l : 1 7 F e b r u a r i 2 0 1 1
Lem bar uji (1/2)
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
la
Tata cara pengujian:
1. Panjang diukur dari ujung kesatu c o u p le r sam pai ujung kedua c o u p le r
2. Lebar lebar dari balok sam ping kesatu sam pai balok sam ping kedua pada
m asing-m asing balok ujung
3. Tinggi a. tinggi gerbong dari kepala rei sam pai ujung atap;
b. tinggi lantai gerbong sendiri dari kepala rei;
Lem bar uji (2/2)
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
la
a. Selisih diam eter roda dalam satu gandar
b. Selisih diam eter roda dalam satu b o g ie
c. Selisih diam eter roda antar b o g ie
d. Jari-jari f le n s (keausan)
e. lebar dan tinggi f le n s (keausan)
8 6 4 2
CD__
rn
m aksim um = 0 m m
m aksim um
=
1 m mm aksim um = 4 m m
m aksim um = 8 m m
K e t e r a n g a n :
a lebar antara dua keping roda (1000 .:t 1)
r jari-jari f le n s roda
t : tinggi f le n s roda
diam eter roda
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
D ilakukan dengan m enjalankan unit gerbong m elalui lo a d in g g a u g e untuk jalan rei
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
Ie
Standar: Beban gandar yang diijinkan sesuai peraturan M enteri/spektek;
D istribusi berat pad a roda untuk setiap gandar m aksim um 4% .
Tata cara pengujian:
a. total berat dilakukan dengan m enim bang unit gerbong;
b. distribusi berat pad a m asing-m asing roda dengan cara m enim bang beban yang diterim a
Lem bar uji Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
Id
1. Pengisian tangki pem bantu.
2. Kebocoran dalam 60 detik.
3. Kepekaan m aksim um penurunan tekanan yang diijinkan
dalam pipa dari tekanan norm al 5 kg/cm2
(rem harus sudah bekerja).
4. Penurunan tekanan dalam pipa rem untuk m encapai
tekanan m aksim um silinder rem pada pengerem an dari
tekanan norm al 5 kg/cm2
.
5. Tem po pelepasan silinder rem dari tekanan 3,5-0,4
kg/cm2 .
6. W aktu pengerem an 0-90% m aksim um tekanan silinder
rem (3,2 kg/cm2
) .
7. Ketahanan pada pelaksanaan pengerem an berulang kali
( I n e x h a u s t a b ilit y ) .
8. Kecepatan transm isi pada pengerem an cepat dari
tekanan norm al pada rangkaian.
9. Tem po pelepasan terpanjang yang diperkenankan dalam
susunan form asi rangkaian.
10. R em pelayanan
11. R em parkir
Tata cara pengujian:
a. untuk rem pelayanan dilakukan dengan m engukur tekanan udara pad a tangki udara dan
m engoperasikan rem pelayanan;
Lem bar uji Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
Ie
a. G andar
b. Keping roda
c. B o g ie
d . C o u p le r
Tidak ada retak
Tidak ada retak
Tidak ada retak
Tidak ada retak
O k/N ok
O klN ok
O klN ok
O klN ok
H asil pengujian m anufakturl lem baga uji dievaluasi
C a t a t a n :
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
If
Standar: - Selisih tinggi antar balok ujung
=
25 m m- Selisih tinggi antar balok sam ping
=
15 m m4 2
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
19
Kec udara m aks 0,5
m /d tk
C atatan:
Kecepatan aliran udara diukur dari sum ber aliran udara.
U ji tem peratur ruang dilaksanakan untuk gerbong tertutup untuk m engangkut barang
yang m em butuhkan tem peratur tertentu;
Tata cara pengujian dilakukan dengan m engukur kecepatan aliran udara pada kipas
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
Ih
N O SAR AN A JEN IS PEN G U JIAN STAN D AR H ASIL KETER AN G AN
R uang gerbong I -i Tanpa AC m aks 2°C di
1-atas tem peratur luar D ilengkapi AC tem peratur 22°-26°C
Tata cara pengujian:
D ilakukan dengan m engukur tem peratur udara di dalam ruang gerbong.
M EN TER I PER H U BU N G AN ,
ttd
SALIN AN sesuai den
KEPALA 81 U
U M AR IS SH . M M . M H
Pem bina U tam a M uda (IV/c)
L a m p ir a n 2 P e r a tu r a n M e n te r i P e r h u b u n g a n N o m o r :P M . 1 7 T a h u n 2 0 1 1
T a n g g a l : 1 7 F e b r u a r i 2 0 1 1
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
2a
Tata cara pengujian:
rem pelayanan dilakukan dengan m elaksanakan percobaan rem pelayanan pad a kecepatan
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
2b
Standar = tem peratur Iingkungan + 40°C (M ax 80°C pada penutup bantalan)
2 4 6 8
rn__
rn
M engukur tem peratur pada bantalan setelah gerbong dioperasikan dengan jarak dan
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
2c
Tata cara pengujian dilakukan dengan m engukur getaran yang terjadi pad a
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
2d
Standar: - Selisih tinggi antar balok ujung
=
25 m m- Selisih tinggi antar balok sam ping = 15 m m
4 2
0
0
3 1
Lem bar uji
Jenis sarana
D ilaksanakan pada tanggal
Tem pat pengujian
Penguji
2e
M E N T E R I P E R H U B U N G A N ,
ttd
SALIN AN sesuai dengan aslinya
KEPALA SIR K & KSLN
U M A R IS, SH . M M . M H
Pem bina U tam a M uda (IV/c)
L a m p ir a n 3 P e r a tu r a n M e n te r i P e r h u b u n g a n
D irektur Jenderal Perkerelaapian dengan ini m enyatakan bahw a sarana perkeretaapian di baw ah ini telah dilakukan
pem eriksaan dan pengujian sesuai Peraturan M enteri Perhubungan N om or. PM Tahun 2011 tentang
Standar, Tata C ara Pengujian dan Sertifikasi Kelaikan .
a. Jenis Sarana Perkeretaapian
b. N om or Badan
c. N am a Pem buat
d. Tahun Pem buatanlM ulai D inas
e. N am a Pem ilik
f. M asa Berlaku
D ikeluarkan di
D irektur Jenderal Perkeretaapian dengan ini m enyatakan bahw a sarana perkeretaapian di baw ah ini telah dilakukan
pem eriksaan dan pengujian sesuai Peraturan M enteri Perhubungan N om or. PM Tahun 2011 tentang
Standar, Tata C ara Pengujian dan Sertifikasi Kelaikan ...
Sarana Perkeretaapian di atas telah m em enuhi persyaratan teknis dan laik operasi.
D ikeluerken di J A K AR T A
Pada Tanggal
Keterangan: 1. U kuran Kertas A4.
2. W arna D asar Tam pak D epan Putih.
3. W arna Logo Kem enterian Perhubungan biru di sam ping kiri atas (huruf tim bul). 4. Latar transparan dengan tulisan D irektorat Jenderal Perkeretaapian (huruf besar).
a. Jenis Sarana Perkeretaapian
b. N om or Badan
c. N am a Pem buat
d. Tahun Pem buatanlM ulai D inas
e. N am a Pem ilik
K E M E N T E R I A N P E R H l J B U N G A N D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E R E T A A P I A N
T A N D A L U L U S JJ...U
N O . S E R T I F I K A T :
Berdasarka1 hasil penguJiansarana, dinyatakan : a. Jenis Sarana Perkeretaapian
b. N am a Pem :lik C . M asa Berlaku
Sarana Pe:kerelaapian di atas telah m em enuhi persyaratan teknis de>!'laik operasi.
D ikeluarkan di J A K AR T A Pada Tanggal 2 0 1 1
Keterangan:
1. U kuran 15x21 em .
2, W arna D asar Tam pak D epan Putih.
3. W arna Logo Kem enterian Perhubungan biru
a. Sam ping kiri atas logo tim bul;
b. Latar transparan.
SALIN AN sesuai dengan aslinya
KEPALA SIR O & KSLN
U M AR R IS, SH . M M . M H
Pem bina U tam a M uda (IV/c)