• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TENTANG HAKIKAT MANUSIA .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TENTANG HAKIKAT MANUSIA ."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TENTANG HAKIKAT MANUSIA

DISUSUN OLEH :

DICKI GRIA YUDA 1553010047

FAUZAN ABDUL ADHIM 1553010031

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 3

BAB I PENDAHULUAN... 4

1.1 LANDASAN TEORI... 4

1.2 RUMUSAN MASALAH... 5

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT... 5

BAB II ISI... 6

2.1 KONSEP MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM... 6

2.2 EKSISTENSI MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM... 6

2.3 TANGGUNG JAWAB MANUSIA... 6

BAB III PENUTUP... 9

3.1 KESIMPULAN... 9

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta segala rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’HAKIKAT MANUSIA’’ Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai perspektif Islam dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Surabaya. 11 September.2015

(4)

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini.

Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.

Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.

Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT.

Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.

Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajad manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Qur’an surat Al-A’raf ayat 179.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 APA KONSEP MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM ?  BAGAIMANA EKSISTENSI MANUSIA?

 BAGAIMANA TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas MPK agama Islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

(5)

BAB II

ISI

2.1 KONSEP MANUSIA

Berbicara tentang manusia dalam perspektif Islam, ada satu kata yang terlintas dalam benak saya “LEMAH”. manusia berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang sempurna, tapi dengan beragam macam proses kehidupan yang harus ia alami. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.

Hakekat penciptaan manusia dalam perspektif Islam dengan merujuk pada nash Alquran, selalu bertitik tolak pada term khalaqa (menciptakan) dan atau ja’ala (menjadikan). Dimana Allah lah sebagai maha pencipta dan yang menjadikan manusia ada di muka bumi ini. Kedua term ini, menginformasikan bahwa manusia itu tercipta atas dua unsur yakni materi dan immateri.

Kedua unsur yang disebutkan di atas, dapat tumbuh dan berkembang melalui proses pendidikan. Dengan demikian, manusia dapat disebut sebagai homo educandum (makhluk yang dapat didik) dan homo education (makhluk pendidik). Dari paradigma ini,

menyebabkan ke-eksistensian manusia secara fitrawi disebut sebagai makhluk pedagogik, yakni; makhluk Tuhan yang sejak diciptakannya telah membawa potensi untuk dapat didik dan dapat mendidik. Hal ini jelas, manusia sejak kecil dirawat oleh orangtuanya, sebagai manusia yang lemah. Ia diajarkan berbagai macam hal yang ia butuhkan untuk bertahan hidup, step by step bayi yg semula hanya bisa melakukan aktivitas dalam gendongan ibu akhirnya mampu melaksanakan kegiatannya dengan tumpuan kakinya sendiri, berjalan.

Dalam pandangan Islam, fitrah manusia adalah suatu potensi keagamaan yang terbawa sejak lahir dan potensi tersebut dapat bertumbuh dan berkembang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, seiring dengan proses pedagogis yang mengitarinya dengan melibatkan pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

Dalam agama Islam juga dijelaskan bahwasannya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang mana keberadaannya di bumi ini bukan karena sembarang alasan. Melainkan, karena ia dipercaya untuk menjadi khalifah di bumi ini. Sebagaimana firman Allah kepada para

malaikat ketika akan menciptakan Adam, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi''. (Al-Baqarah:30).

(6)

2.2 EKSISTENSI MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM

Sebagai makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan oleh Allah didunia, peranan manusia dalam kehidupan di bumi tentulah sangat vital. oleh karena itu dalam hidup manusia memiliki banyak sekali tujuan. Adapun tujuan – tujuan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua

 dilihat dari arahnya, dibedakan menjadi :

Tujuan Hidup vertikal : Mencari ridho Allah (QS Al- Baqoroh 207)

Tujuan hidupo horizontal :

bahagia di dunia dan akhirat

rahmat bagi semua manusia dan seluruh alam ( Al anbiya’ : 107)

 Dilihat dari segi lingkunganya :

tujuan hidup pribadi ( albaqoroh 22)

tujuan hidup anggota keluarga ( Arrum : 21)

tujuan hidup anggota lingkungan ( Al a’rof : 96 )

tujuan hidup warga negara / Bangsa ( Saba’ : 15 )

tujuan hidup warga dunia ( Al qashas : 77 )

tujuan hidup alam semesta ( al anbiya : 107)

2.3 TANGGUNG JAWAB MANUSIA

1. Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba.

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya.

(7)

“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.”

(Muttafaq ‘alaih)

Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

2. Manusia Sebagai Khalifah Allah.

Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.

Firman Allah SWT :

Artinya :

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa

bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”

(Al-Baqarah:30)

Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa.

Firman Allah SWT :

Artinya :

(8)

memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.” (Al-Ahzab: 72)

Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi manusia untuk dapat mengembangkan diri dan mengoptimalkan kemampuanya. Optimalisasi kemampuan

tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu sendiri terhadap potensi-potensi yang dimilikinya.

Dengan otak manusia diharapkan kehidupan di bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan terjaga dari kerusakan. Dengan tangan, manusia diharapkan memiliki kemampuan mencipta, dalam arti memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah. Dengan lisan manusia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Walaupun Al Quranul Karim telah memberitahu tugas dan tanggungjawab manusia di dunia ini dan diberitahu mereka yang menunaikan tanggung jawab akan masuk ke Syurga,

manakala yang tidak bertanggung jawab akan ke Neraka, namun tidak semua manusia percaya berita ini serta beriman dengannya. Bahkan yang percaya dan beriman dengannya pun, karena tidak mampu melawan nafsu serta mempunyai kepentingan-kepentingan

peribadi, ramai yang tidak dapat benar-benar memperhambakan diri kepada Allah dan gagal menjadi khalifah-Nya yang mentadbir dan mengurus dunia ini dengan syariat-Nya.

Karena itulah Allah Taala berfirman dalam surat Saba 13 :

(9)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan makhluk lain, namun dengan akal budi dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat hidup dengan lebih baik lagi.

Menurut kodratnya manusia selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang dilakoninya. Banyak mitos yang berkembang merupakan metode untuk memahami segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam jagat raya ini, berbagai pertanyaan atas ketidaktahuan atau rasa penasaran manusia atas eksistensi jagat raya ini hanya dijawab dengan mitos.

Manusia mampu menggunakan pengetahuan lama untuk dikombinasikan dengan pengetahuan baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi, selain untuk kepuasan manusia juga keperluan praktis agar hidup manusia lebih mudah dan menyenangkan.

Dalam sejarah manusia dapat berfikir bagaimana sumber keingintahuannya tidak terbatas pada keadaan diri manusia sendiri ataupun keadaan sekelilingnya.

3.2 SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun tersebut.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001

Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 200

Referensi

Dokumen terkait

Karena manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling canggih, mampu menggunakan potensi yang dimilikinya dengan baik, yaitu mengaktualisasikan potensi iman kepada Allah,

Manusia sebagai makhluk alamiah mengandung arti bahwa manusia secara individualitas dapat belajar secara langsung maupun tidak langsung belajar mempelajari

Maka jalan kehidupan didunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia yaitu jalan yang benar atau jalan

Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis,

Ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan setiap manusia. Dalam kehidupan, manusia dibenturkan dengan masalah kebutuhan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia diciptakan

Sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi, maka manusia merupakan: makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang terlahir dalam kondisi tidak

Yang mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik.Hal yang menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki

Oleh karena manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan sempurna, maka dalam karena manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan sempurna, maka dalam