• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah strategi pembelajaran langsung i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah strategi pembelajaran langsung i"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

M A K A L A H

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Strategi Pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Afiful Ikhwan M.Pd I

Oleh :

Risma Riszki Amelia (2013471951)

Feni Prasetiya (2013471924)

PAI-SMT V/SAWO

(Kelompok: 3)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

(STAIM) TULUNGAGUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INTRUCTION), STRATEGI PEMBELAJARAN

INKUIRI & STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH” dalam

bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam hingga sampai kepada kita.

Adapun sesudah itu, kami menyadari bahwa mulai dari perencanaan sampai penyusunan makalah ini,kami telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag

2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak Afiful Ikhwan M.Pd I

3. Orang tua, teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.

(PENYUSUN)

(3)

Daftar Isi ………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1 B. Rumusan Masalah ……… 2 C. Tujuan Masalah ……… 2

BAB II PEMBAHASAN

STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT

INTRUCTION), STRATEGI PEMBELAJARAN

INKUIRI & STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

A.Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) ... 3 B. Strategi Pembelajaran Inkuiri ...……… 7 C. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah……… 13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ……….. 18

DAFTAR PUSTAKA ………... 19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maju tidaknya dunia pendidikan tentu tidak bisa dilepaskan dari peran para guru. Namun, peran guru disini bukan sekedar aktifitas mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa. Perlu diperhatikan juga bagaimana cara mengajar yang efektif dan baik, di samping pengelolaan kelas yang memadai. Antara kemampuan mengajar dan kemampuan memanajemen kelas yang baik, keduanya merupakan dua faktor yang tidak bisa dipisahkan. Keberhasilan seorang siswa dalam menangkap dan memahami mata pelajaran yang mereka pelajari sungguh sangat ditentukan oleh suasana kelas yang kondusif, dimana hal ini membutuhkan kecakapan para guru dalam mengelola dan menatanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi para guru untuk memahami strategi pembelajaran dan manajemen kelas dengan baik.

Sampai saat ini, kita dapat merasakan betapa sudah sedemikian majunya dunia pendidikan kita. Berbeda dengan zaman dahulu, apalagi pada masa-masa penjajahan, dimana bisa bersekolah pun sudah menjadi kemewahan tersendiri. Sekarang ini, siswa telah dibebaskan untuk mempelajari bidang-bidang pelajaran, sehingga mereka dapat mengetahui berbagai informasi. Dengan banyaknya informasi yang didapat, maka tentu saja para siswa akan lebih siap dalam menapaki masa depan dan mengisinya dengan berbagai hal yang bermanfaat.

Namun, mengingat masih banyak dari para pelajar yang minim prestasi namu sering terjatuh dalam pengaruh negatif, maka muncul satu pertanyaan “apakah banyaknya bidang pelajaran itu tidak memiliki korelasi dengan terbentuknya kepribadian siswa sehingga diibaratkan siswa pintar tapi emosi dan perilaku tidak terkendali?”.

Kemampuan setiap guru dalam membangun strategi pembelajaran yang efektif serta manajemen yang baik merupakan faktor yang tak boleh diabaikan jika kita ingin memajukan dunia pendidikan Indonesia. Tanpa strategi

(5)

pembelajaran yang efektif dan manajemen kelas yang baik, suasana belajar mengajar tak ubahnya seperti sebuah forum yang pasif. Siswa datang ke sekolah hanya untuk mendengarkan penjelasan guru mengenai mata pelajaran yang sudah lengkap tertera di dalam buku panduan. Padahal, siswa seharusnya mendapatkan sesuatu yang lebih dari itu semua.

Mengingat masih minimnya kemampuan sebagian para guru dalam membangun strategi pembelajaran yang efektif dan manajemen kelas yang baik, maka tidak ada salahnya jika kita sebagai pendidik dan calon pendidik mencoba mempelajari kembali apa saja strategi pembelajaran yang bisa dilakukan oleh seorang guru agar dapat membangun suasana kelas yang baik.

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang masalah di atas, penulis merasa pentingnya bagi seorang pendidik maupun calon pendidik untuk mempelajari berbagai strategi pembelajaran dan manajemen kelas yang baik. Untuk itulah penulis akan memaparkan beberapa hal tentang strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran berbasis masalah, dengan harapan agar pendidikan kita menjadi jauh lebih baik. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca umumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakan strategi pembelajaran langsung itu ? 2. Bagaimanakan strategi pembelajaran inkuiri itu ?

3. Bagaimanakan strategi pembelajaran berbasis masalah itu ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran langsung (direct intruction)

2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran inkuiri

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)

1. Definisi dan karakteristik Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) a) Definisi Strategi Pembelajaran Langsung

Direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran langsung. Akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran dengan pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung. Penggunaan kata ‘pembelajaran’ lebih disukai karena terkesan bahwa dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap kata ‘pengajaran’ lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan belajar, sementara siswa pasif.1

Menurut Arends Strategi pembelajaran langsung (direct intruction) adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.2

1 Muhammad faiq, strategi pembelajaran langsung. Dalam...

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/04/09/direct-instruction-model-pembelajaran-langsung.html. Diunggah pada tanggal 04 september 2013.

2 Arends Richard I, Learning to Teach Fifth Edition(Singapore: McGraw-Hill Higher Education, 2001), hlm. 41.

(7)

Menurut Hamzah model pembelajaran langsung adalah program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep diri sendiri.3

Jadi strategi pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa sehingga bisa menjadi motivasi tersendiri bagi siswa untuk mengikuti pelajaran.

b) Karakteristik atau ciri-ciri strategi pembelajaran langsung

Strategi pembelajaran langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur hasil belajar

Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Sistem pengolahan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran.

Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.

(8)

5

Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:

1) Fase Orientasi

Pada tahap ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:

 Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

 Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

 Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

 Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran

 Menginformasikan kerangka pelajaran

 Memotivasi siswa

2) Fase Presentasi/Demonstrasi

Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:

 Penyajian materi

 Pemberian contoh konsep

 Pemodelan/peragaan keterampilan

 Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

3) Fase Latihan Terstruktur

Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah

4) Fase Latihan Terbimbing

Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

(9)

Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.4

2. Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran langsung a. Kelebihan

1) Dengan strategi pembelajaran langsung ini guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian dia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan

2) Strategi pengajaran langsung dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

3) Melalui strategi pengajaran langsung selain siswa dapat mendengar melalui (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat melihat (melalui pelaksanaan demonstrasi)

4) Keuntungan lain adalah model pengajaran langsung bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas besar. 5

b. Kelemahan

Menurut Wina Sanjaya ada tiga hal kelemahan strategi pengajaran langsung yaitu :

1) hanya untuk kemampuan mendengar dan menyimak yang baik

Maksudnya model pengajaran langsung hanya dapat berlangsung dengan baik apabila siswa memiliki kemampuan menyimak dan mendengar yang baik.

2) Tidak dapat melayani perbedaan kemampuan siswa

Maksudnya tidak mungkin dapat melayani perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat serta perbedaan gaya belajar.

3) Hanya menekankan pada komunikasi satu arah (one-way communication). Maksudnya komunikasi model pengajaran langsung lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat terbatas pula disamping itu, komunikasi satu arah

4 Joyce, Bruce, Weil, Marsha & Showers B, Models of Teaching Fourth Edition(Boston: Allyn & Bacon, 1992), hlm. 57.

(10)

7

bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan.6

B. Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Definisi Strategi Pembelajaran inkuiri

Inkuiri secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry

(penyelidikan) yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya.7 Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Secara istilah strategi pembelajaran inkuiri menurut Syaiful Sagala, Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.8

Sanjaya berpendapat bahwa “strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.9

2. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran inkuiri

Menurut Sanjaya bahwa pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri utama, yaitu:

a) Inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari danmenemukan, artinya inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalamproses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

6Ibid

7 John Echols, kamus inggris indonesia cetakan ke 23(Jakarta: PT Gramedia, 1996), hlm. 323.

8 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran(Bandung: ALFABETA, 2011), hlm. 196.

(11)

b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari danmenemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudahdipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri.

c) Dalam pembelajaran inkuiri, guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagaifasilitator dan motivator belajar siswa.

d) Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkankemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.10 3. Kelebihan dan kelemahan Strategi Pembelajaran inkuiri

a. kelebihan

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

 Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.

 Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

 Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

 Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. b. kelemahan

 Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

 Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

(12)

9

 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.11

4. Langkah-langkah dalam strategi pembelajaran inkuiri

Secara umum Sanjaya mengemukakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa tiap menerima pelajaran , pada langkah orientasi dalam SPI , guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkan orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan stratgi pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: 1). Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa.

2). Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakuakn oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

3). Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

11 Akhmad sudrajat, strategi pembelajaran inkuiri, dalam...

(13)

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu. Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri.

Beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam merumuskan masalah, diantaranya:

1) Masalah hendaknya dirumusakn sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.

2) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka teki yang jawabannya pasti. Artinya guru dapat mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. 3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah

diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakalaia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah. c. Merumuskan Hipotesis

(14)

11

kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat berpengaruh oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis

yang rasional dan logis. d. Mengumpulkan Data

(15)

menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga meraka terangsang untuk berpikir.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.12

C. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

1. DefinisiStrategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Menurut Suherman pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Menurut Arends Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang

(16)

13

otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.13

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut.

2. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Menurut Arends ciri-ciri model Pembelajaran Berbasis Masalah terdiri dari: a. Pertanyaan atau masalah perangsang. Alih-alih mengorganisasikan pelajaran

di seputar prinsip akademis atau keterampilan tertentu, Pembelajaran Berbasis Masalah mengorganisasikan pengajaran di seputar pertanyaan dan masalah yang penting secara sosial dan bermakna secara personal bagi siswa. Mereka menghadapi berbagai situasi kehidupan nyata yang tidak dapat diberi jawaban-jawaban sederhana dan ada berbagai solusi yang competing untuk menyelesaikannya.

b. Fokus interdisipliner. Meskipun Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dipusatkan pada subjek tertentu (sains, matematika, sejarah), tetapi masalah yang diinvestigasi dipilih karena solusinya menuntut siswa untuk menggali banyak subjek. Sebagai contoh, masalah polusi yang muncul menyangkut beberapa subjek akademik maupun terapan yang meliputi biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata, dan pemerintahan.

c. Investigasi autentik. Pembelajaran Berbasis Masalah mengharuskan siswa untuk melakukan investigasi autentik yang berusaha menemukan solusi riil untuk masalah riil. Mereka harus menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, malaksanakan eksperimen (bilamana mungkin), membuat inferensi, dan menarik kesimpulan. Metode-metode investigatif yang digunakan tentu bergantung pada sifat masalah yang diteliti.

d. Produksi artefak dan exhibit. Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut siswa untuk mengonstruksikan produk dalam bentuk artefak dan exhibit

yang menjelaskan atau mempresentasikan solusi mereka. Bentuk itu bisa

(17)

berbentuk debat bohong-bohongan, seperti dalam pelajaran “Roots and Wings”; bisa berbentuk laporan, model fisik, video, atau program komputer.

Artefak dan exhibit yang nanti akan dideskripsikan, dirancang oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada orang lain apa yang telah mereka pelajari dan memberikan alternatif yang menyegarkan untuk makalah wajib atau ujian tradisional.

e. Kolaborasi. Pembelajaran Berbasis Masalah ditandai oleh siswa-siswa yang bekerja bersama siswa-siswa lain, paling sering secara berpasangan atau dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Bekerja bersama-sama memberikan motivasi untuk keterlibatan secara berkelanjutan dalam tugas-tugas kompleks dan meningkatkan kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan dialog bersama, dan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial.

Jadi berdasarkan uraian di atas, ciri utama Pembelajaran Berbasis Masalah meliputi pengajuan pertanyaan-pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya serta peragaan14

3. kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) a) Keunggulan

 Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat menentang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

(18)

15

 Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran.

 Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

 Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

 Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang dibarengi dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif akan tumbuh dan berkembang.

 Dengan strategi pembelajaran berbasis masalah, kemandirian siswa dalam belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemuinya dalam aktivitas kehidupan nyata sehari-hari ditengah-tengah masyarakat. b) Kelemahan

o Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

o Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan dan pelaksanaannya.

o Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.15

4. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

15 Arfiyadi ahsan, strategi pembelajaran berbasis masalah, dalam..

(19)

Arends mengemukakan bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut.

Indikator Tingkah laku guru

1. Orientasi siswa pada situasi masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan tugas, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3. Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pelaksanaan tugas, misalnya berupa laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka tempuh atau gunakan16

(20)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

1. Strategi pembelajaran langsung (direct intruction) sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa sehingga bisa menjadi motivasi tersendiri bagi siswa untuk mengikuti pelajaran.

2. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut.

(21)

Echols, John. 1996. kamus inggris indonesia cetakan ke 23. Jakarta; PT Gramedia Hamzah, Uno B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta; Bumi Aksara

Joyce, Bruce, Weil, Marsha & Showers B. 1992. Models of Teaching Fourth Edition. Boston; Allyn & Bacon

Faiq, Muhammad, strategi pembelajaran langsung. Dalam... http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/04/09/direct-instruction-model-pembelajaran-langsung.html. Diunggah pada 04 september 2013. Richard, Arends I. 2001. Learning to Teach Fifth Edition. Singapore;

McGraw-Hill Higher Education

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; ALFABETA Sanjaya,Wina. 2007. strategi pembelajaran berorientasi proses pendidikan

cetakan kedua. Jakarta; kencana

Sudrajat, Akhmad, strategi pembelajaran inkuiri, dalam... https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri/. Diunggah pada 09 Desember 2011.

Referensi

Dokumen terkait

2. Pada saat pembelajaran akuntansi banyak guru yang kurang memperhatikan apakah siswanya dapat menerima pembelajaran yang dilakukan pada pelajaran akuntansi.

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS melalui strategi pembelajaran everyone

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (a) Strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional memberi pengaruh yang berbeda secara signifikan

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam proses pelajaran Akuntansi melalui penerapan strategi pembelajaran Teams

Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN PELAKSANAAN IBADAH SISWA PADA. MATA PELAJARAN FIKIH DI MTs AL-ANSOR

strategi guru pendidikan agama Islam untuk meningkatkan mutu pelajaran. agama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa/merumuskan masalah Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya Menyampaikan materi /langkah-langkah/strategi Menjelaskan materi yang