• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERILAKU MEROKO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERILAKU MEROKO (1)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Di mana-mana, mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin tidak ada terkecuali. Betapa merokok sudah merupakan bagian hidup masyarakat. Dari segi kesehatan, merokok berpotensi membahayakan kesehatan, namun tidak mudah untuk menurunkan terlebih menghilangkannya. Oleh sebab itu gaya hidup merokok ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai macam penyakit. Penyakit-penyakit dimana rokok di anggap sebagai faktor risiko penting yaitu batuk menahun, penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), bronchitis dan empesima, ulkus peptikum, infertility, gangguan kehamilan, bisa berupa keguguran, kehamilan luar rahim, artherosklerosis sampai penyakit jantung koroner. Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker sistem pernapasan lainnya. Juga kanker kandung kemih, pankreas atau ginjal. Juga bisa dicetuskan dari tahun mendatang (Istiqomah U. 2000).

(2)

tahun), Rusia = 61 juta perokok atau 43% per penduduk, Amerika Serikat = 58 juta perokok atau 19 % per penduduk, Jepang = 49 juta perokok atau 38% per penduduk, Brazil = 24 juta perokok atau 12.5% per penduduk, Bangladesh = 23.3 juta perokok atau 23.5% per penduduk, Jerman = 22.3 juta perokok atau 27%, Turki = 21.5 juta perokok atau 30.5%.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar disalah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dihirup melalui mulut pada ujung lain.

Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 3.000 bahan kimiawi. Unsur–unsur yang penting antara lain; tar, nikotin, benzorin, metil–kloride, asepyton, amonia, dan karbon monoksida (CO). Di antara sekian banyak zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya dalam hal kanker, yakni: tar, nikotin dan karbon monoksida (CO) Sitopoe (2000).

Pada orang normal carboxihaemoglobin hanya sekitar 0,5-2 persen. Selain itu senyewa CO merusak dinding arteri yang pada akhir dapat menyebabkan atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. Senyawa CO juga menganggu kesehatan bayi dalam kandungan.

(3)

kesimpulan tentang berbagai penyakit yang berkaitan dengan rokok. Penelitian ini juga menunjukan ada 10 tipe kanker yang di sebabkan oleh rokok. Para peneliti juga menemukan, pria merokok akan meninggal 13, 2 tahun lebih muda dibandingkan dengan bukan perokok. Sedangkan wanita perokok meninggal 14.5 tahun lebih mudah (Istiqomah U. 2000).

Permasalahan rokok erat kaitannya dengan masalah perilaku sosial yang akhirnya berdampak negatifnya yang besar, lebih-lebih semakin meningkatnya perokok dikalagan usia remaja yang berdampak negatif bagi kesehatan remaja. Hal ini mengigatkan bahwa remaja adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan mempunyai tingkat kesehatan yang baik untuk di kemudian hari dapat menunjang kemajuan suatu bangsa dan negara.

Menurut Sari, dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komasari & Helmi, 2000).

(4)

yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif.

Organisasi kesehatan Dunia (OKD) atau World Health Organisation (WHO) menyatakan, tembakau membunuh lebih dari Lima juta orang per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah itu, 70 persen korban berasal dari negara berkembang. Lembaga demografi Universitas Indonesia mencatat, angka kematian akibat penyakit yang disebabkan rokok, tahun 2004 adalah 427.948 jiwa, berarti 1.127 jiwa per hari atau sekitar 22,5 persen dari total kematian disebabkan oleh penyakit yang ditimbulkan oleh rokok (Istiqomah U. 2000).

Merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan sosialnya. Menurut mahasiswa merokok merupakan lambang pergaulan bagi mereka. Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan yaitu rasa manis pada ujung rokok dan pada saat diisap. Dalam pikiran remaja, rokok merupakan lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat dewasa.

(5)

adalah golongan usia di bawah 20 tahun. Di Timor-Leste kepulan asap bukanlah hal yang langka ditemukan disekolah menegah. Dan ternyata makin awal seorang perokok makin sulit untuk berhenti merokok kelak. Rokok juga punya dose response effect, artinya makin muda usia rokok, akan makin besar pengaruhnya. Ancaman khusus rokok terhadap kelompok usia anak merupakan suatu yang tidak bisa disepelekan. Hal ini telah mencemaskan semua pihak, terutama kelompok perlindungan anak. Rokok mengancam masa depan kesehatan dan keperibadian anak. Rokok harus dilihat juga sebagai bahan adiktif buat anak (WHO 2004).

(6)

(9.230), media luar ruangan (3.239), dan media cetak (1.780). Hingga kini tanpa kendala, iklan rokok terus mempromosikan bahan yang sarat pelanggaran hak anak, baik hak hidup, hak tumbuh dan berkembang maupun hak untuk memperoleh perlindungan.

Perilaku tidak merokok penduduk usia 15 tahun ke atas selama 3 tahun (2004-2007) memang mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,0 persen. Apabila peningkatan perilaku tidak merokok ini konsisten, maka pada tahun 2010 akan meningkat sebesar sekitar 70.0 persen. Artinya tinggal sekitar 30,0 persen saja penduduk umur 15 tahun ke atas yang masih merokok. Perilaku tidak merokok pada perempuan jelas lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (WHO 2004).

(7)

semestinya orang yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui bahaya-bahaya merokok bagi kesehatan, sehingga lebih menghindari rokok.

Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan perilaku merokok seharusnya di hentikan karena dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sejak dini mungkin.

Menurut data GYTS (Global younth tobacco survey 2012) prevalensi merokok antara pria perokok dan wanita perokok di Timor Leste dengan beberapa negara Asia dan Asia Tenggara pada tahun 2012. Angka tertinggi untuk pria perokok ada di Timor Leste di mana menempat 61 persen dan disusul 57 persen untuk Indonesia, Laos sebanyak 51,3 persen, China 45,1 persen, Kamboja 42,1 persen, Vietnam 40,9 persen, Filipina 39,8 persen, Malaysia 37,9 persen, Thailand 37,2 persen, dan Myanmar 30,6 persen. Sementara untuk perokok wanita ditempati Laos 11,4 persen, Filipina 8,1 persen, Myanmar 6,6 persen, Timor Leste 4,3 persen, Kamboja 4 persen, Indonesia 3,6 persen, Thailand 2,2 persen, China 2,1 persen, Vietnam 1,5 persen, dan Malaysia 1,3 persen.

(8)

Kita sering melihat dijalan atau tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat “nongkrong” remaja tingkat sekolah menengah banyak siswa yang merokok. Pada saat remaja pria duduk disekolah menengah atas atau dibangku kuliah.

Kebiasaan merokok di Timor-Leste sangat memperihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat merokok dari berbagai usia, termasuk mahasiswa. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukkan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila dihirup oleh orang-orang yang berada disekitarnya (perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para perokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif. Kami menyadari bahwa informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para mahasiswa.

(9)

Hal ini yang mendorong peneliti untuk menyusun skripsi tentang Analisis pengetahuan dan perilaku merokok terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI di Fakultas Kesehatan Masyarakat UNPAZ 2014. 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latarbelakang diatas maka penulis merumuskan bahwa :

1.2.1Apakah pengetahuan mahasiswa memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswa?

1.2.2Apakah perilaku merokok memiliki pengaruh terhadap kesehatan mahasiswa?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui analisis pengetahuan dan perilaku merokok terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade Da Paz (UNPAZ) 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

(10)

2. Untuk mengetahui pengaruh perilaku (terbuka) merokok terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan (tahu, memahami, aplikasi) dan perilaku (terbuka) terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat.

4. Untuk mengetahui jumlah besarnya responden yang menjawab. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana kesehatan masyarakat.

b.Bagi Fakultas

Sebagai suatu referensi bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) guna mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai perilaku merokok bagi kesehatan remaja. Terutama bagi remaja Timor-Leste zaman sekarang.

c. Bagi Penelitian lanjut

(11)

melanjutkan penelitian yang lebih luas di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade Da Paz (UNPAZ).

1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah

Skripsi ini sangat bermanfaat bagi pemerintah agar pemerintah memberikan penanganan atau perhatian yang serius untuk memperoleh pajak pemasukan rokok yang tidak sedikit jumlahnya, agar mengurangi rokok didalam kalangan para remaja Timor-Leste.

b.Bagi Lokasi Penelitian

Bagi lokasi penelitian yang dilakukan di Universidade Da Paz yang khususnya fakultas kesehatan masyarakat dan fokusnya pada mahasiswa, sebagai referensi baru untuk masa depan.

c. Bagi Universitas

Penulisan skripsi ini sangat bermanfaat bagi Universidade da Paz sebagai suatu karya tulis dan juga sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang perilaku merokok terutama pada remaja Timor-Leste.

1.5 Ruang Lingkup

(12)

Analisis pengetahuan dan perilaku merokok terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI di Fakultas Kesehatan Masyarakat UNPAZ 2014. 1.6 Keaslian Penelitian

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Kepustakaan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor pengetahuan seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dari data diri sendiri atau orang lain. 2. Pendidikan secara formal dan nonformal tingkat pendidikan

seseorang menggambarkan pengetahuan yang di miliki orang tersebut. Hal ini disebabkan oleh semua karena semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan mempermudah dalam menerima informasi yang ada.

(14)

di peroleh dari fakta atau kenyataan dengan melihat dan mendengar radio, TV dan sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan dari pikiran kritis. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu:

a. Tahu (know)

Mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima “ tahu “ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprenhension)

Kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application)

(15)

d. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek penelitian atau respon.

2.1.4 Pengertian Perilaku

(16)

Menurut Notoatmodjo (1993) perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.

Menurut Blum yang di kutip oleh notoatmodjo (2007), perilaku diartikan sebagai suatu reaksi-aksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo 2007).

Menurut Robert yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

Secara umum, perilaku manusia timbul karena dorongan dalam rangka pemenuhan berbagai macam kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan (Purwanto1999).

Menurut Sunaryo (2004) perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

(17)

dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2009).

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka. Perilaku yang didasari pengetahuan umumya bersifat langgeng.

b. Sikap

(18)

secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap stimulus tertentu.

c. Kepercayaan

Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Keyakinan

Keyakinan merupakan kepercayaan seseorang terhadap sesuatu hal tanpa ada yang mempengaruhi.

e. Nilai

Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.

f. Tradisi

Tradisi adalah suatu kebiasaan yang diyakini oleh masyarakat dan menjadi suatu kebiasaan.

2. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

(19)

terwujudnya perilaku kesehatan adalah tersedianya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. 3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor pendorong perilaku kesehatan terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau orang lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Menurut Jalaludin (2007) faktor-faktor situasional mempengaruhi perilaku manusia sebagai berikut.

1. Faktor Ekologis

Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku.

2. Faktor Rancangan dan Arsiktektual

Peraturan ruangan juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola perilaku yang terjadinya ditempat itu.

3. Faktor Temporal

(20)

4. Suasana Perilaku

Lingkungan dibaginya kedalam beberapa satuan yang terpisah, yang disebut suasana perilaku. Pesta, ruang kelas, toko, rumah ibadat, pemandian, bioskop adalah contoh-contoh suasana perilaku. Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orang-orang didalamnya.

5. Teknologi

Pengaruh teknologi sudah sering dibicarakan orang. Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial.

6. Faktor-Faktor Sosial

Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.

7. Lingkungan Psikososial

Studi penelitian tentang komunikasi organisasional menunjukkan bagaimana iklim organisasi mempengaruhi hubungan komunikasi antara bawahan dengan atasan, atau diantara orang-orang yang menduduki diposisi yang sama.

(21)

1. Keturunan

Keturunan diartikan pembawaan yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Keturunan juga sering disebut pula dengan pembawaan.

2. Lingkungan

Lingkungan sebagai faktor yang sangat berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu yang mulai mengalami dan mengecap alam dan sekitarnya.

3. Pengaruh Keturunan dan Lingkungan

Kedua aliran ada benarnya, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan, keduanya ada pengaruhnya terhadap perkembangan manusia. Yang tidak dapat diterima adalah pembawaan atau faktor lingkungan jadi salah satu mutlak menentukan perkembangan hidup manusia.

2.1.6Domain Perilaku

(22)

2.1.7 Pengertian Rokok

Menurut Tendra (2003) rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga menyebutkan bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang di hasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

1. Bahan Baku Rokok

Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana tabacum. Tembakau di pergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Timor– Leste, tembakau di tambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk di buat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa.

2. Kandungan Dalam Rokok

(23)

Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi partikel. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel.

Menurut Sitepoe (2000) asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, dan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke menyebabkan seseorang menjadi perokok pasif. Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai mekanisme kerja terhadap tubuh. Dibedakan atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri dari pada nikotin, nitrosamine, nitrosonorktokin, poliskiklik hidro karbon, logam berat dan karsinogenik amin. Fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah karbon monoksida (CO), benzena, amonia, formaldehid, hidrosianiada dan lain-lain.

(24)

yang di hisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa menyebabkan seseorang menghisap rokok secara terus-menerus. sebagai contoh, seseorang yang menghisap rokok sebanyak sepuluh kali isapan dan menghabiskan 20 batang rokok sehari, berarti jumlah hisapan rokok per tahun mencapai 70.000 kali. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Denyut jantung bertambah kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh darah koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolestrol LDL (low density lipoprotein) dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah.

Menurut Sitepoe (2000) tar mempunyai bahan kimia yang beracun yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Rokok juga mengandung gas karbon monoksida (CO) yang bisa membuat berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen. Gas ini bersifat toksis yang bertentangan dengan gas oksigen dalam transport hemoglobin.

3 Efek Merokok

(25)

menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai dari penyakit dikepala sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah seperti sakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus dan lain-lain (Sitepoe 2000).

Faktor yang mempengaruhi tinggi risiko terkena kanker paru adalah usia perokok, usia perokok itu mulai merokok dan jumlah rokok yang diisap dalam satu hari. Risiko terkena kanker paru meningkat 3.62 kali lipat dengan peningkatan usia perokok sebanyak 10 tahun. Risiko terkena kanker paru meningkat 2.82 kali lipat dengan peningkatan jumlah rokok yang diisap dalam sehari. Risiko terkena kanker paru menurun 0.332 kali lipat dengan peningkatan usia sebanyak 10 tahun perokok mulai merokok.

(26)

parunya jauh lebih jelek dibandingkan dengan bukan perokok (Sitepoe 2000).

Rokok merupakan faktor risiko penyakit paru obstruktif menahun yang utama. Asap rokok dapat menganggu aktifitas saluran pernapasan dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Mekanisme kerusakan paru akibat merokok melalui dua tahap yaitu peradangan yang disertai kerusakan pada matriks ekstrasel dan menghambat proses perbaikan matriks ekstrasel. Mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah melalui radikal bebas yang dikeluarkan oleh asap rokok.

Pada wanita hamil yang perokok, akan terjadi efek pada janin dalam kandungannya. Merokok pada wanita hamil memberi risiko yang tinggi untuk terjadinya keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir dan kematian mendadak pada bayi (Sitepoe 2000).

Menurut Chanoine yang di kutip Sitepoe (2000) mengatakan wanita hamil perokok juga akan mengganggu perkembangan kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh.

(27)

2.1.8 Pandemi Merokok

Selain Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) maka rokok boleh di katakan sudah mencapai tingkat pandemitas.

a. Merokok sudah menjalari seluruh penduduk dunia. b.Prevalensi yang cukup tinggi.

c. Kecenderungan peningkatan penanggulangannya, terutama di negara-negara berkembang.

(28)

2020 kematian yang di sebabkan oleh rokok akan meningkatkan sampai 10 juta, di mana 70 persen terjadi di negara-negara berkembang.

2.1.9 Faktor Alasan Seseorang Mulai Merokok

Alasan seorang mulai pertama kali merokok dari berbagai penelitian antara lain rasa ingin coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu enaknya rokok, sekedar ingin merasakan, agar terlihat macho, meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, kebiasaan saja untuk pergaulan, lambang kedewasaan, mencari ispirasi. Dan alasan lainya adalah sebagai penghilang stress, penghilang jenuh, sukar melepaskan diri, pengaruh lingkungan, iseng, anti mulut asam, pencuci mulut, kenikmatan.

(29)

2.1.10 Ciri-Ciri Seorang Perokok 1. Bibir dan gusih menjadi hitam 2. Kulit jadi hitam

3. Mata merah 4. Kuku membiru

5. Pipih perokok terlihat kempot 6. Mudah terserang penyakit batuk 7. Nafas bau

8. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok 2.1.11 Efek dari Rokok

1. Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin 2. Mengganggu penciuman

3. Mengganggu pengecapan 4. Infeksi pada tenggorokan 5. Kanker paru-paru

6. Borok pada usus 7. Impotensi

8. Gangguan kehamilan dan janin 2.1.12 Pengertian Kesehatan

(30)

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaann penyakit atau kelemahan”.

Pada tahun WHO 1986 dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.

(31)

Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi suka rela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Dari data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen dari masyarakat Asia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan seperti: Akses, Taspen, dan, Jamsostek.

(32)

beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

2.1.13 Aspek-Aspek Kesehatan

Pada dasarnya kesehatan itu meliputi dua aspek, antara lain: Kesehatan jasmani dan rohani yang terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak.

2.1.14 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan

(33)

Gambar 2.1 Skema faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan:

Blum yang di kutip Suyono dan Budiman (2010) a. Faktor Genetik

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan terutama pada kesehatan masyarakat dibandingkan dengan ketiga faktor lain, namun meskipun pengaruhnya kecil tetapi pengaruhnya terhadap status kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar dideteksi, untuk kepentingan kesehatan per orang, faktor genetik perlu mendapat perhatian di bidang pencegahan penyakit.

b. Faktor pelayanan kesehatan

(34)

c. Faktor perilaku kesehatan

Faktor ini dinegara berkembang perilaku masyarakat umumnya belum mendukung ke arah perilaku hidup yang sehat, dan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap masalah kesehatan muncul dimasyarakat. Kalau di negara-negara maju, dimana perilaku masyarakatnya sangat menunjang terhadap hidup sehat sehingga masyarakat lebih proaktif untuk mencegah dan mengulangi permasalahan kesehatan masyarakat.

d. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan disini yang dimaksud adalah yang memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap individu maupun masyarakat seperti lingkungan fisik dan lingkungan kimia, dan lingkungan biologi.

2.1.15 Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock 1992).

(35)

a. Dimensi Perkembangan Remaja

Untuk memahami remaja maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi tersebut.

b.Dimensi Biologis

(36)

mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormone testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

c. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.

Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

(37)

rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang termasuk (Timor-Leste) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi.

Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di negara berkembang (Timor-Leste) yang tidak banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya.

(38)

d.Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi dilingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka.

Menurut Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial dsb.

Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

(39)

berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru.

(40)

jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orang tua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orang tua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orang tua. Konflik dengan orang tua mungkin akan mulai menajam.

e. Dimensi Psikologis

(41)

dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

(42)

tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga sering kali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi perhatian atau kesempatan untuk mempertangungjawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan.

Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “orang yang baru” berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk di cobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.

2.2 Kerangka Teori

(43)

Gambar 2.2.Kerangka Teori

Sumber: Green di kutip Notoatmodjo 2003 2.3 Kerangka Konsep dan Defenisi Operasional Variabel

2.3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep digunakan untuk melihat pola berpikir penelitian tentang variabel-variabel yang ada dalam obyek penelitian, seperti tampak dalam gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Menurut Raffi (1985) variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Masih dilanjutkan dengan Raffi, Variabel adalah konsep dari berbagai level dari abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran suatu penelitian.

Menurut Rayadi (1990) variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh kelompok lain. Dengan demikian secara sederhana variabel

Faktor pendorong -Petugas kesehatan sebagai referensi

Perilaku (X2) Pengetahuan

(X1)

(44)

diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi. Dalam penelitian ini penulis memiliki dua variabel yaitu:

Variabel Bebas atau Independen atau X adalah tipe variabel yang dijelaskan atau mempengaruhi variabel lain yaitu pengetahuan dan perilaku.

Variabel tergantung atau Dependent atau Y adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi yaitu: kesehatan mahasiswa.

2.3.2 Defenisi Opersional Variabel Tabel 2.3 : Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Ukur

(45)

Pengetahuan

(x1) Pengetahuan adalah suatu hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

(46)

Hasan 2001 mengatakan bahwa hipotesis dapat diuraikan sebagai suatu pernyataan yang masih diragukan kebenaranya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara, berdasarkan kerangka konsep diatas maka hipotesisnya adalah

1. Ha : Ada pengaruh pengetahuan (tahu, memehami, aplikasi) terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Ho : Tidak ada pengaruh merokok.

2. Ha : pengaruh perilaku (terbuka) merokok terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Ho : Tidak ada pengaruh merokok

3. Ha : Ada pengaruh pengetahuan (tahu, memehami, aplikasi) dan perilaku (terbuka) terhadap kesehatan remaja pada mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat. Ho : Tidak ada pengaruh merokok.

BAB III

(47)

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini rancagan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional (potong-lintang) yaitu penelitian melakukan observasi atau pengukuran variabel pada saat waktu yang sama dan di lakukan satu kali saja.

Menurut Sugiyono (2012) penelitian merupakan suatu penelitian yang memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti, mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betul-betul masalah, mampu mengumpulkan data dengan kuesioner maupun dengan wawancara dan observasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian yang dilakukan adalah di kampus Universidade Da Paz (UNPAZ) Dili Timor Leste.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 4 juli – 4 juni 2014. 3.3 Populasi dan Sampel

(48)

Dalam sebuah penelitian kuantitatif sangatlah dibutuhkan adanya populasi karena populasi yang menjadi awal mula data penelitian kuantitatif berasal.

Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang didalamnya terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan sendiri oleh peneliti untuk nantinya dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade da Paz adalah 101 orang yang diangap sebagai populasi dalam penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Menurut Riduwan (2013) menyatakan bahwa Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil dari sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi yaitu para mahasiswa semester VI dari kelas A-G. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%.

(49)

Besarnya populasi dari penelitian ini adalah 101 mahasiswa dari kelas A sampai F semester VI di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang dianggap sebagai responden, maka penarikan sampel dalam penelitian ini mengunakan sampel secara acak (Random Sampling).

Dengan ini peneliti mengunakan Rumus dari Taro Yamane dikutip Riduwan (2013) sebagai berikut:

Gambar 3.3 Rumus dari Taro Yamane dikutip Riduwan (2013) n =N

N . d2+1

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 15% dengan tingkat kepercayaan)

(50)

populasinya homogen atau terdiri atas kelompok-kelompok sejenis dengan proporsional maka di sebut proportional Stratified random Sampling. Proportional Stratified random Sampling yaitu sampel yang di hitung berdasarkan perbandingan (Usman 2000).

Dari data yang di dapat dari Administrasi Fakultas Kesehatan Masyarakat bahwa kelas A berjumlah 44 mahasiswa, kelas B berjumlah 50 mahasiswa, kelas C berjumlah 49 mahasiswa, kelas D berjumlah 47 mahasiswa, kelas E berjumlah 52 mahasiswa, kelas F berjumlah 50 mahasiswa dan kelas G berjumlah 45 mahasiswa. Maka dari data ini peneliti menentukan proporsi pengambilan sampel yaitu sebanyak 4 orang dari 7 kelas yang ada, sbb:

Proporsi = Sampel=31

Jumlah kelas = 7 = 4 orang dalam satu kelas

3.4 Sumber Data

Menurut Nagabiru (2009) jenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang menjadi pertimbangan yang menentukan metode pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pada kelompoknya yaitu:

3.4.1 Data Primer

(51)

penelitian Dalam penelitian ini data diambil berdasarkan kuesioner yang diwawancarakan kepada responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak di publikasikan. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari Administrasi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade da Paz Dili Timor-Leste.

3.5 Jenis Data

Menurut Sugiyono (2012) jenis data dibagi menjadi dua bagian antara lain:

3.5.1 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar, data kualitatif juga dinyatakan dalam bentuk angka atau data-data kualitatif yang diangkakan.

3.5.2 Data Kuantitatif

(52)

jenis data kuantitatif untuk mengumpulkan informasi dari variabel-variabel yang di teliti.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012) teknik pengumpulan data dapat di bagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

3.6.1 Observasi

Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang keadaan lapangan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap Mahasiswa yang senantiasa bersifat obyektif faktual. Tujuannya untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai keadaan lokasi penelitian.

3.6.2Interview

Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap mengenai pengetahuan dan perilaku merokok maka dilakukan wawancara terhadap nara sumber dan responden yaitu : mahasiswa. 3.6.3 Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dan sebagai teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

(53)

Sarwono (2006) instrument atau alat-alat yang digunakan untuk membantu dalam proses penelitian ini berupa kuesioner, komputer, digital (camera), rekaman, kalkulator dan alat tulis lainnya.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007) teknik pengolahan data dalam penelitian dapat dibagi menjadi:

3.8.1 Editing

Editing yaitu mengkaji data yang telah di kumpulkan pada kuesioner.

3.8.2 Coding

Coding yaitu memberikan kode pada data untuk mudah dalam memasukan data ke program komputer.

3.8.3 Entry

Entry yaitu memasukan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjutan.

3.9 Teknik Analisis Data

(54)

makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui.

Menurut Sugiyono (2013) teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh dan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap Y. Analisis ini untuk mengetahui Pengetahuan (X1) dan Perilaku (X2) secara bersama-sama terhadap kesehatan Mahasiswa (Y) di Kampus Universidade da Paz (UNPAZ) tahun 2014.

(55)

Gambar 3.9 Rumus korelasi ganda.

R.x1x2.y = koefisien korelasi linear ganda antara variable X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

rx1y = koefisien korelasi variabel X1 dan Y rx2y = koefisien korelasi variabel X2 dan Y rx1x2 = koefiesen korelasi variabel X1 dan X2

Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi Kolerasi Ganda dicari dulu Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

Gambar 3.9 Rumus Fhitung danFtabel.

Fhitung=

(56)

a. Mencari nilai kolerasi X1 terhadap Y b. Mencari nilai kolerasi X2 terhadap Y c. Mencari nilai kolerasi X1 dengan X2

4. Mencari nilai kolerasi antar variabel dan Kolerasi Ganda (RX1.X2.Y). Tabel 3.9 tabel penolong

Simbol Statistik Nilai Statistik r x1.Y

r x2.Y r x1.x2

Dari hasil kolerasi kemudian dimasukkan pada Rumus Kolerasi Ganda. R

5. Menguji signifikansi dengan rumus Fhitung

Fhitung=

R = Nilai Koefisien Kolerasi Ganda

K = Jumlah Variabel Bebas (Independen) n = Jumlah Sampel

(57)

Jika Fhitung≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan Fhitung≤ Ftabel terima H0 artinya tidak signifikan.

Carilah nilai Ftabel mengunakan Tabel F dengan Rumus: Taraf signifikan: α = 0, 01

Ftabel = F {( 1 – α ) ( dk = k), (dk – n - k – 1)}

Cara mencari interpolasi pada tabel F Gambar 3.9 Rumus Interpolasi

C=C0+

(

C1−C0

)

(

B1B0

)

(

B−B0

)

Dimana: B = nilai dk yang dicari

B0= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada B1= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada C = nilai Ftabel yang dicari

C0= nilai Ftabel pada awal nilai yang sudah ada C1= nilai Ftabel pada akhir nilai yang sudah ada 6. Membuat kesimpulan

(58)

Etika atau kriteria yang digunakan dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.10.1 Inform Consent

Pada saat pengambilan data, terlebih dahulu peneliti meminta ijin dari responden secara lisan atas kesediaannya menjadi responden bagi suatu penelitian.

3.10.2 Anonimity

Pada lembar persetujuan maupun lembar pertayaan wawancara tidak menulis nama responden tetapi hanya member nomor urutan saja. 3.10.3 Confidentiality

Pemberian informasi oleh responden, dari semua data yang terkumpul akan menjadi koleksi pribadi dan tidak akan disebarkan kepada orang lain tanpa seijin dari responden.

(59)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universidade Da Paz (UNPAZ) merupakan suatu universitas swasta di Timor-Leste. Yang didirikan pada tanggal 9 Maret 2004 oleh Fundasaun Neon Metin (FNM). FNM sendiri terbentuk dari sejumlah kaum intelek muda yang pada saat itu menjadi tenaga pengajar di Universidade Dili (UNDIL). Pembentukan FNM muncul dari desakan sekitar 1.500 orang mahasisiwa dan sekitar 70 orang Dosen yang memutuskan untuk berpisah dengan Universidade Dili (UNDIL), karena adanya perpecahan di dalam tubuh (UNDIL) sendiri. UNPAZ hampir kehilangan semangat untuk menhidupi eksistensi yang baru di awali, kalau saja dari pihak Gereja Protestan Hosana di Bebora, Dili, tidak mengulurkan dukungan tak ternilai dengan mengijinkan keluarga besar UNPAZ untuk menenpati komples Gereja tersebut sebagai kampus sementara guna melanjutkan proses akademik.

(60)

kalangan akademis serta alienasi terhadap kalangan masyarakat alam telah menempati UNPAZ dalam kondisi yang labil dan pada situasi yang sangat sulit disaat-saat kelahiran dan pemeliharannya. Masih belum pulih dari kesemberautan yang berasal dan menyertai krisis yang melahirkannya, gelombang krisis baru yaitu krisis politik–militer yang melanda seluruh negeri datang dan menyelimuti UNPAZ serta menporak-porandakan hasil dari sedikit usaha yang telah di tempuh untuk menbangun sistem, prosedur dan aturan yang memadai dan layak bagi suatu institusi pendidikan tinggi.

Saat ini Universidade Da Paz telah memiliki enam (6) fakultas yaitu: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Hukum, ISH (Ilmu Sosial dan Humaniora), Pertanian, Teknik dan Ekonomi. Unpaz juga membuka cabang di sembilan (9) distrik yaitu Oe-Cusse, Maliana, Suai, Ermera, Ainaro, Same, Baucau, Aileu Dan Liquisa sebagai upaya untuk mempermudah akses terhadap pendidikan bagi masyarakat. Pada tahun 2012 Unpaz mendapatkan penghargaan European Award for best practices 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat sendiri sudah di buka sejak berdirinya UNPAZ pada tahun 2004. Sampai saat ini belum menbuka jurusan secara spesifik.

(61)

1. Visi : Faculdade de Saude Publica – Universidade da Paz memiliki visi sebagai pusat pendidikan dan kajian yang mampu menghasilkan tenaga-tenaga profesional di bidang Kesehatan masyarakat dan dapat memberikan kontribusi terhadap pembagunan kesehatan masyarakat di Timor Leste.

2. Misi program :

a. Sebagai bagian dari pusat pembangunan kesehatan nasional dengan penekanan utama pada upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan melalui pendidikan, dan pelatihan-pelatihan profesional.

b. Sebagai motor perubahan dan pengbagunan kesehatan masyarakat.

c. Sebagai pusat pengembagan ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat.

d. Menghasilkan penelitian-penelitian kesehatan yang berkualitas akademis.

e. Menghasilkan ahli-ahli kesehatan masyarakat yang memiliki kemampuan dan ketrampilan profesional.

(62)

Fakultas Kesehatan Masyarakat terletak di kampus Universidade Da Paz (UNPAZ) di Dili Timor-Leste. Dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Bagian Timur Berbatasan : dengan Bairo Surikmas 2. Bagian Utara Berbatasan : dengan Campus induk DIT 3. Bagian Selatan Berbatasan : dengan Bairo Aimutin 4. Bagian Barat Berbatasan : dengan Bairo Delta Tiga (3)

Luas wilayah Universidade Da Paz 2.736.000 km2. 4.1.3 Keadaan Demografi

Pada umumnya jumlah sumber daya manusia (profesi) yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat serta jumlah Dosen dan seluruh mahasiswa yang ada adalah sebagai berikut:

Daftar Dosen menurut jenjang pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Table 4.1Komposisi Dosen Berdasarkan jenjang Pendidikan No Status Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 S1 17 59

2 S2 11 38

3 S3 1 3

Total 29 100

Sumber data: Data Sekunder Secretariat

(63)

pendidikan S-3 sebanyak 1 orang 3%. Dengan demikian Dosen kontrak sebanyak 4 orang sedangkan Dosen tetap atau permanen sebanyak 25 orang.

Tabel 4.1 Data mahasiswa/I FKM dari tahun 2010-2013

No Angkatan Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%) Pria (%) Wanita (%)

1 2007 39 12 50 13,7 89 13

2 2008 19 6 28 7,6 47 7

3 2009 7 2,1 18 4,9 25 4

4 2010 14 4,2 24 6,5 38 5

5 2011 147 44,4 88 24.1 235 34

6 2012 27 8,1 50 13,7 77 11

7 2013 78 23,4 106 29,1 184 26

Total 331 100 364 100 695 100

Sumber data: Data Sekunder Secretariat

Bedasarkan tabel diatas jumlah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang menyelesaikan Strata-1 di Universidade Da Paz dari tahun 2010-2013 sebanyak 695 jiwa baik laki-laki maupun perempuan. Dengan sex rasio sebanyak 48% adalah pria dan wanita 52%.

4.1.4Karakteristik Responden

Dari 358 mahasiswa Fakultas Kesehatan Mahasiswa peneliti mengambil 31 mahasiswa sebagai responden.

(64)

No Umur Jumlah Persentase (%)

1 15-19 1 3,22

2 20-24 28 90,3

3 25-29 2 6,45

Total 31 100

Sumber data: Data primer penelitian

Berdasarkan tabel di atas dari 31 responden diantaranya 15-19 tahun sebanyak 1 orang dengan tingkat persentasenya 3,22%, 20-24 tahun sebanyak 28 orang dengan tingkat persentasenya 90,3% dan 25-29 tahun 2 dengan tingkat persentase 6,45%. Berdasarkan data primer penelitian ini maka di dapatkan umur terendah dari responden yaitu 17 tahun dan tertinggi yaitu 27 tahun.

4.2 Hasil Penelitian

Tabel 4.2 Distribusi Data Berdasarkan Jawaban Responden

No Variabel Jumlah Persentase (%) Total (%)

Ya Tidak Ya Tidak

1 X1 113 42 72,9 27,0 100

2 X2 112 43 72,25 27,75 100

3 Y 91 64 58,7 41,2 100

Sumber data: Data primer penelitian

(65)

Koefisien korelasi Derajat hubungan

0 - 0,25 Tak ada / lemah

0,25 - 0,50 Cukup

0,50 – 0,75 Kuat

0,75 – 1,00 Sangat kuat

Sumber data: Ridwan 2004

Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Pengetahuan Dan Perilaku Merokok Terhadap Kesehatan Remaja Pada Mahasiswa Semester VI Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade Da Paz 2014.

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pengetahuan dan Perilaku Merokok Terhadap Kesehatan Remaja Pada Mahasiswa Semester VI Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade Da Paz 2014.

Membuat H0 dan Ha dalam bentuk statistik Ha : r ≠ 0.

H0 : r = 0.

Membuat tabel penolong dapat di uraikan sebagai berikut: Table 4.2 Tabel Penolong

Simbol

Statistik ΣX1 ΣX2 ΣY ΣX12 ΣX22 ΣY2 ΣX1Y ΣX2Y ΣX1X2

Total 113 112 91 419 412 277 336 333 415

(66)

4.2.1 Menghitung Korelasi Antara Pengetahuan (X1) terhadap Kesehatan Mahasiswa (Y)

Ada pengaruh Pengetahuan terhadap Kesehatan Mahasiswa. Tabel 4.2 Ringkasan Statistik X1 Terhadap Y

Simbol Statistik Nilai Statistik

N 31

ΣX1 113

ΣY 91

ΣX12 419

ΣY2 277

(67)

X1Y

(68)

kecilnya kontribusi (Sumbangan) Variabel X1 terhadap Y atau koefesien

determinan = r2x100% atau 0,512x100% = 26.01 % sedangkan sisanya

73.99% dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya untuk mengetahui

signifikasi X1 dengan Y dihitung dengan rumus uji-fhitung sebagai

berikut:

f hitung=r

n−2 1−r2 =

0,51

31−2 1−0,512 =

0,51

29 1−0,2601=

0.51.5,38 0,7399 =

2,7438

0,7399=3,708

Kriteria pengujian:

Jika fhitung> ftabel, maka korelasi X1 dengan Y adalah

signifikan. Dengan ketentuan α = 0,05 dk = n – 2 = 31 – 2 – 1 = 28

F

tabel = F(1-α){(dk = k),(dk = n – k – 1)}

(69)

= F{(0,95) (2; 28)} Ftabel = 3,34

Sehingga didapatkan ftabel 3,148 ternyata fhitung> ftabel atau

3,708> 3,34 maka signifikan artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara Pengetahuan (X1) terhadap kesehatan mahasiswa (Y).

4.2.2 Menghitung korelasi antara perilaku (X2) terhadap kesehatan mahasiswa (Y) dengan rumus:

Ada pengaruh perilaku terhadap kesehatan mahasiswa. Tabel 4.2 Ringkasan Statistik X2 Terhadap Y

Simbol

Statistik Nilai Statistik

N 31

ΣX2 112

ΣY 91

ΣX22 412

ΣY2 277

(70)
(71)

determinan = r2x100% atau 0,492x100% = 24,01% sedangkan sisanya

75,99% dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya untuk mengetahui

signifikasi X2 dengan Y di hitung dengan rumus uji-fhitung sebagai

berikut:

f hitung=r

n−2 1−r2 =

0.49

31−2 1−(0,49)2 =

0.49

29 1−0,2401=

0.49.5,38 0.7599 =

2,6362

0,7599=3,469

Kriteria pengujian:

Jika fhitung> ftabel, maka korelasi X2 dengan Y adalah

signifikan. Dengan ketentuan α = 5% dk = n – 2 = 31 – 2 = 29

Ftabel

= F(1-α){(dk = k),(dk = n – k – 1)}

F

tabel = F{(1-0,05)(dk=2),(dk=31-2-1)}

= F

(72)

Ftabel = 3,34

Pengaruh antara variabel perilaku (X2) terhadap Kesehatan Mahasiswa (Y) tergolong cukup karena di lihat berdasarkan koefisien korelasi yang menyatakan bahwa nilai 0,25-0,50 adalah cukup. Sehingga didapatkan ftabel 3,148 ternyata fhitung> ftabel atau 3,469> 3,34 maka ada signifikan artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku (X2) terhadap kesehatan mahasiswa (Y).

4.2.3 Menghitung korelasi antara pengetahuan (X1) terhadap perilaku (X2)

Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku. Tabel 4.2 Ringkasan Statistik X1 dengan X₂

Simbol Statistik Nilai Statistik

N 31

ΣX₁ 113

ΣX₂ 112

ΣX₁² 419

ΣX₂² 412

(73)

X1X2 X2

¿ ¿ ¿ ¿

X1¿2

X2

¿2 ¿

n .

X22

−¿ ¿

X12−¿.¿

n .

¿ ¿

¿−

(

X1

)

.¿

n.¿

rX1.X2=¿

Pengaruh antara variabel pengetahuan (X1) dengan perilaku (X2)

tergolong sangat kuat. Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya

kontribusi Variabel X1 terhadap X2 atau koefesien determinan =

r2x100% atau 0,932x100% = 86,49% sedangkan sisanya 13,51%

(74)

f hitung=r

n−2 1−r2 =

0,93

31−2 1−0,932 =

0,93

29 1−0,8649=

0,93.5,38 0,1351 =

5,0034

0,1351=37,03

Kriteria pengujian :

Jika thitung> ttabel, maka korelasi X1 dengan X2 adalah signifikan.

Dengan ketentuan α = 5% dk = n – 2 = 31 – 2 = 29

Ftabel = F(1-α){(dk = k),(dk = n – k – 1)}

Ftabel = F{(1-0,05)(dk=2),(dk=31-2-1)} = F{(0,95) (2; 28)}

Ftabel = 3,34

Sehingga di dapatkan ftabel 3,148 ternyata fhitung ≥ ftabel atau 37,03 ≥ 3,34 maka signifikan artinya ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan (X1) terhadap perilaku (X2).

4.2.4 Menghitung korelasi antara variabel pengetahuan (X1) dan Perilaku (X2) terhadap kesehatan mahasiswa (Y)

Ada pengaruh pengetahuan dan perilaku secara bersama-sama terhadap kesehatan mahasiswa.

(75)

Simbol Statistik Nilai Statistik

berpengaruh terhadap kesehatan mahasiswa, tergolong kuat kontribusi

secara simultan r2x100% = 0,512x100% = 26.01%. Sedangkan sisanya

73,99% di pengaruhi oleh variabel lain.

Menguji Signifikansi dengan rumus Fhitung : F

Jika Fhitung> Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Fhitung< Ftabel maka terima Ho artinya tidak signifikan.

Dengan Taraf signifikansinya (α) = 0,05

(76)

Ftabel = F{(1-0,05)(dk=2),(dk=31-2-1)} = F{(0,95) (2; 28)}

Ftabel = 3,34

Mencari Ftabel : angka 2 sebagai angka pembilang. : angka 28 sebagai angka penyebut. Mencari interpolasi pada ftabel.

Dimana:

B = nilai dk yang dicari

B0= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada B1= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada C = nilai Ftabel yang dicari

C0= nilai Ftabel pada awal nilai yang sudah ada C1= nilai Ftabel pada akhir nilai yang sudah ada C (¿¿1−C0)

(B1−Bo) .

(

B−B0

)

=3,34+

(3,34−3,35)

(32−27) .(28−27)=3,34+

(−0,01)

5 .(1)=3,34−0.002=3.338 C=Co+¿

Ternyata Fhitung ≥ Ftabel atau 4,92≥ 3,34 maka tolak Ho dan terima Ha artinya, ada pengaruh yang signifikan dari pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa.

(77)

Setelah dihitung ternyata Fhitung≥ Ftabel atau 4,92≥ 3,34 maka tolak Ho terima Ha artinya, ada pengaruh yang signifikan dari pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa.

4.2.5 Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terbukti bahwa adanya pengaruh pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade da Paz tahun 2014. Dengan demikian dapat diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan adanya pengaruh dari variabel pengetahuan (X1) terhadap kesehatan mahasiswa (Y). Pernyataan ini terlihat pada hasil pengujian statistik bahwa Fhitung≥ Ftabel 3,708≥ 3,34 maka tolak Ho, terima Ha artinya ada pengaruh.

Variabel perilaku (X2) terhadap kesehatan mahasiswa (Y) hasil yang menujukkan fhitung≥ ftabel atau 3,469≥ 3,34 maka ada signifikan artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel perilaku terhadap kesehatan mahasiswa Y.

(78)

mahasiswa. Pernyataan ini terlihat pada hasil statistik bahwa thitung> ttabel 37,03> 3,34.

Dari hasil perhitungan di atas ternyata Fhitung≥ Ftabel atau 4,92≥ 3,34 maka tolak HO dan terima Ha artinya, ada pengaruh yang signifikan dari pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade da Paz 2014.

4.3 Pembahasan

Interpretasi hasil berdasarkan Metode Penelitian kuantitatif merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan teknik statistik. Maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade da Paz 2014. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X1 dengan Y, sebagaimana digunakan dalam analisis korelasi ganda untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.

(79)

4.3.1 Ada Pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap kesehatan mahasiswa

(80)

tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra pengelihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya usia, pengalaman, dan pendidikan. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di peroleh.

(81)

4.3.2 Ada Pengaruh yang signifikan antara perilaku terhadap kesehatan mahasiswa

(82)

Menurut Notoatmodjo (2003) dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di peroleh. Sedangkan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar mahasiswa yang berpendidikan tinggi namun mempunyai perilaku merokok yang tidak baik.

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, selain kesadaran, orang yang dianggap penting, pengalaman juga berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, lingkungan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Senada dengan Green (1991) yang mengatakan bahwa perilaku/praktek itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari pengetahuan yang terdapat di faktor predisposisi.

(83)

Maka harus ada yang memotivasikan semua mahasiswa untuk tidak merokok, di kalagan mahasiswa, Dosen maupun orang lain. Dan mengajak mahasiswa untuk berpatisipasi dalam prosedur atau aturan-aturan tentang larangan merokok di tempat-tempat umum.

4.3.3 Ada Pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa.

Berdasarkan tabel 4.2 setelah mencari korelasi ganda antara variabel nilainya adalah 0, 51 atau (RX1X2Y = 0, 51) dan kontribusi secara simultan atara variabel X1X2Y dengan rumus r2x100% = 26,01% dan 73,99% ditentukan oleh variabel lain. Setelah menguji nilai signifikansi dengan rumus uji Fhitung dengan nilai 4,92 dan nilai interpolasi untuk Ftabel adalah 3,34. Setelah dihitung ternyata Fhitung≥ Ftabel atau 4, 92≥ 3,34. Maka tolak Ho dan terima Ha artinya ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku terhadap kesehatan mahasiswa.

(84)
(85)

faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pendorong ialah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya (Notoatmodjo 2003). Responden kurang mengetahui atau kurang paham tentang masalah rokok atau tindakan yang harus dilakukan agar mahasiswa tidak merokok, namun ada juga responden yang pengetahuannya cukup tetapi perilaku yang sudah terbiasa dengan perilaku merokok yang susah diubah.

4.4 Kelebihan Dan Kekurangan 4.4.1 Kelebihan

Gambar

Gambar 2.1 Skema faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
Gambar  3.9:  Paradigma  penelitian  (Sumber  data:  Riduwan  2013)
Tabel 3.9 tabel penolong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan dalam pemberian gaji dan bonus yang layak kepada karyawan, kondisi lingkungan kerja yang baik dalam perusahaan yang kesemuanya diduga mempunyai hubungan dan pengaruh

Adapun yang menjadi tujuan dari penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaji dan bonus terhadap presensi karyawan sopir bus koridor Blok M –

Pantai Sembilangan masih kurang memadai untuk daerah tujuan wisata, yaitu kurangnya prasarana seperti lampu jalan yang masih minim bahkan dibeberapa jalan tidak ada penerangan

[r]

This second advertisement of cosmetic product also constructs the concept of white skin which related to the concept of healthy, smart, and scientific woman to

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek dalam novel Tan karya Hendri Teja yang sesuai dengan empat konsep realisme sosialis Georg Lukacs

[r]

Dari hasil penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti/penulis diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan yang lebih mendalam bagi mahasiswa-mahasiswa atau