• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN PELAPORAN KINERJA ORGANISAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGUKURAN PELAPORAN KINERJA ORGANISAS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK –

PELAPORAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

Disusun Oleh :

MUHAMMAD IRFAN 1302110907

FISTARI ERTANIDA

1302121034

DWI SRI JUWITA

1302121279

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

(2)

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS EKONOMI

Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa RMK/makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk mendeteksi adanya plagiarisme .

Mata kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Judul RMK/makalah/Tugas : Regulasi Keuangan Sektor Publik Tanggal : 31 Oktober 2015

Dosen : Nurazlina,SE,M.si,Ak,AAP.,CA Nama : Muhammad Irfan

Fistari Ertanida Dwi Sri Juwita

NIM : 1302110907

1302121034 1302121279

(3)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat taufiq dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik – Pelaporan Kinerja Sektor Publik.”

Makalah ini disusun berdasarkan hasil diskusi dari tim penulis. Tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Nurazlina, M.SI. Ak,AAP., CA selaku dosen Akuntansi Sektor Publik. Semoga Makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini belumlah sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 31 Oktober 2015

Penulis

(4)

Halaman

SURAT PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Maslaah...1

1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Indikator Kinerja...3

2.2 Sistem Pengukuran Kinerja...8

2.3 Praktik Penilaian Kinerja di Luar Negeri – BALDRIGE AWARD sebagai Pengukur Prestasi (Mutu) di Amerika...14

2.4 Pengukur Kinerja Sektor Publik di Indonesia – Pemberian Penghargaan Wahana Tata Nugraha Bagi Pelaksanaan Tertib Lalu Lintas...16

2.5 Pelaporan Kinerja Organisasi Sektor Publik...17

2.6 Format Pelaporan Kinerja Organisasi Sektor Publik...21

2.7 Analisis Informasi Laporan Kinerja...24

2.8 Perbandingan Pengukuran Kinerja...27

BAB III PENUTUP...34

3.1 Kesimpulan...34

DAFTAR PUSTAKA...35

(5)

1.1 Latar Belakang

Menurut mahsun 2009 bahwa sektor publik dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang dan jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan Negara lainya yang diatur dengan hukum.

Dalam kerangka pemahaman sektor publik maka barang publik yang dimaksud tidak hanya berupa dalam bentukbarang secara fisik namun juga mengandung non fisik yaitu pelayanan publik.

Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan tetapi meliputi kemampuan menujukkan bahwauang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomi, efisensi dan efektif.

Pusat pertanggungjawaban berperan untuk menciptakan indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja. Dipergunakannya system pengukuran kinerja yang handal merupakan salah satu faktor kunci sukses organisasi.

Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Dalam memenuhi akuntabilitas publik, pemerintah melaporkan kinerja secara detail. Berbagai fakta lapangan yang pentingharus dipilah sebelum pelaporan disusun, karena banyak hal yang penting seringmengaburkan fokus pelaporan. Pelaporan Kinerja seyogyanya mengandung penjelasan tentang tujuan dan sasaran yang dihubungkan dengan hasil yang telah dicapai. Risiko penyusunan pelaporan kinerja sangat menentukan tujuan instansi dan cara pencapaian tujuan organisasi sektor publik tersebut.

1.2Rumusan masalah

(6)

 Apa manfaat dari pengukuran kinerja ?

 Informasi apa yang digunakan untuk pengukuran kinerja ?

 Bagaimana peranan indikator kinerja dalam pengukuran kinerja ?

 Apa pengertian dari pelaporan kinerja?  Apa fungsi pelaporan kinerja?

 Bagaimana analisis informasi laporan kinerja?

 Bagaimana perbandingan dengan pengukuran kinerja?

1.3Tujuan

 Untuk memahami konsep pengukuran kinerja organisasi sektor

publik.

 Untuk memahami dan menjelaskan informasi sebagai pengukuran kinerja.

 Untuk memahami dan menjelaskan indikator kinerja dan pengukuran value for money.

 Untuk memahami dan menjelaskan langkah-langkah pengukuran

value for money

 Mengetahui pengertian dari pelaporan kinerja.

 Mengetahui Fungsi Pelaporan Kinerja

(7)

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

1. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. 2. Indikator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai

dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau nonfisik.

3. Indiktor hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah.

4. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

5. Indikator dampak adalah pengaruh yang timbul baik positif maupun negativ terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Syarat-Syarat Indikator Kinerja

Syarat-syarat yang berlaku untuk semua kelompok kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan interpretasi.

2. Dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih yang mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.

3. Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek objektif yang relevan.

(8)

5. Harus cukup fleksibel dan sensitiv terhadap perubahan/peneyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan.

6. Efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.

Berikut ini adalah beberapa contoh indikator kinerja:

 Tingkat kecepatan pelayanan

 Tingkat ketepatan pelayanan

 Tingkat kenyamanan

 Tingkat kemurahan

Peran dan Manfaat Indikator Kinerja Peran Indikator Kinerja

Stewart(1984) menyarankan pertanggungjawaban dapat dijaga dengan hanya dua kondisi:

1. Agen harus memberikan perhitungan kinerja pelaku.

2. Pelaku harus mampu menangani agen dalam perhitungan.

Teori agency Baiman(1990) yang mengidentifikasi pelaku(pemilik) dan agen atau manajer saling terbuka. Dalam contoh kasus departemen perumahan pemerintah daerah, dimana pihak yang berkepentingan dapat dirinci menjadi pimpinan dari pemerintah lokal; penyewa departemen perumahan; masyarakat luas, termasuk penyewa potensial; dan auditor yang berpartisipasi sebagian atau lebih dari kepentingan ini.

Manfaat indikator kinerja

Manfaat skema indikator kinerja dapat dipertimbangkan menjadi enam: 1. Kejelasan tujuan organisasi

(9)

5. Tersedia fasilitas setting of target untuk penilaian organisasi dan individual manager sebagai bagian dari pertanggungjawaban organisasi kepada pemilik saham

Smith( 1990) memberikan 5 alasan mengapa variasi pengukuran kinerja bisa diamati didalam organisasi:

1. Organisasi bisa mengikuti tujuan yang berbeda 2. Organisasi bisa mempunyai linkungan yang berbeda

3. Organisasi bisa menghadapi sumber-sumber biaya yang berbeda 4. Organisasi bisa melapor kinerja yang berbeda

5. Organisasi bisa mempunyai level efisiensi yang berbeda

Tujuan dari pemodelan kinerja ini adalah untuk mengurai masalah melalui langkah pemodelan yang sangat krusial, dimana analisis kinerja diterapkan melalui proses penilaian kinerja sektor publik.

Penyusunan Indikator Kinerja

Langkah-Langkah Dalam Menyusun Indikator Kinerja

Ada beberapa langkah yang diperlukan untuk penyusunan dan penetepan indikator kinerja pemerintahan yaitu sebagai berikut:

1. Susun dan tetapkan rencana startegis lebih dahulu. Rencana srategis meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, dan cara mencapai tujuan/sasaran.

2. Identifikasi data/informasi yang dapat dikembangkan menjadi indikator kinerja. Dalam hal ini data/informasi yang relevan, lengkap, akurat, dan kemampuan pengetahuan tentang bidang akan dibahas untuk menyusun dan menetapkan indikator kinerja yang tepat dan relevan.

3. Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang palin relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakasanaan.

Contoh Indikator Kinerja di Departemen Kesehatan

(10)

pelayanan

Praktik indikator kinerja dan manfaat telah ditulis oleh banyak praktisi dan akademisi. Akibatnya, banyak organisasi sektor publik menerapkan filosofi pengukuran kinerja tanpa pertimbangan biaya yang diperlukan. Wujud dari penerapan filosofi indikator kinerja adalah skema indikator kinerja. Saat tim audit eksternal melakukan audit kinerja, skema indikator kinerja organisasi sektor publik akan diminta untuk dikirim. Biaya

Kemungkinan disfungsi kensekuensi timbul dari 2 alasan yang mendasar: 1. Sangat sulit untuk mengimplemetasi prinsip indikator kinerja di

(11)

2. Pengendali mempunyai kemampuan terbatas untuk memproses skema indicator kinerja, sehingga strategi penerapan indikator kinerja justru menyesatkan.

Menurut Smith (1993), konsekuensi dalam penilaian kinerja diperiksa menurut 8 bagian:

1. Tunnel Vision 2. Suboptimisasion 3. Myopia

4. Measure fixation 5. Misrepresentation 6. Misinterpresentation 7. Gaming

8. Ossification

Tunnel Vision, suboptimisasion dan myopa merefleksikan perbedaan aspek yang tidak lengkap dalam skema penilaian kinerja. Suboptimisasion

adalah keterbatasan sumber daya sebagai batasan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Myopa adalah fenomena pengabaian tujuan jangka panjang yang terdapat pada skema indicator kinerja.

Measure fixation yakni kebanyakan pengukuran kinerja gagal merefleksikan semua aktivitas dan semua usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika manajer menangani laporan kinerja dengan data yang tidak lengkap, maka konsekuensi disfungsional hasil mudah terjadi(Kerr1975).

Kreatifitas pelaporan memerlukan kehati-hatian dalam penyusunan logika berbagai peristiwa yang terjadi dan juga persepsi atas berbagai aktivitas tersebut (Ronan dan Sadan, 1981). Namun demikian, kreatifitas tersebut dapat diancap fraud, dimana manipulasi data yang tidak sah dan berbahaya (Misrepresentation) mungkin telah dilakukan. Masalah

(12)

contoh, penurunan kinerja manajer mungkin disebabkan oleh factor eksternal, sehingga pengendalian internal tidak punya peranan dalam memperlambat penurunan kinerja itu. Dilain pihak insentif gamming tidak perlu dilakukan , karena peningkatan kinerja manajer disebakan oleh faktor eksternal.

Mengurangi Konsekuensi Disfungsional

Terdapat banyak startegi yang bisah ditempuh untuk menghindari disfungsional yang tidak diharapkan, yang beberapa di antaranya disebut dibawah ini:

1. Melibatkan seluruh karyawan dalam seluruh pengembangan dan implementasi skema indikator kinerja

2. Memelihara fleksibilitas dalam penggunaan pengukuran kinerja dan pengendalian secara ekskusif

3. Menjaga system indicator kinerja dan review yang konstan 4. Mencari ukuran setiap tujuan

5. Mengukur ketertarikan klien

6. Mencari interpretasi para ahlitentang skema indicator kinerja 7. Menympan data yang diperiksa

8. Mengembangkan perspektif karir jangka panjang diantara staf 9. Meminimalkan jumlah indicator

10. Mengembangkan kinerja pembanding independen dari aktivitas yang lalu

SISTEM PENGUKURAN KINERJA Pengertian Pengukuran Kinerja

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Secara umum kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

(13)

ini tidak hanya dilakukan pada input program, tetapi juga pada keluaran-manfaat dari program tersebut.

Tujuan atau Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan manajemen pencapaian kinerja. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan sceara terus menerus akan mencapai keberhasilan dimasa mendatang. Ini berarti bahwa pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk:

1. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja.

2. Memastikan tercapainya skema kinerja yang disepakati.

3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan skema kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.

4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja yang dicapai setelah dibandingkan dengan skema indicator kinerja yang telah disepakati.

5. Menjadikan alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.

6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Membantu memehami proses kegiatan instansi pemerintah.

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. 10. Mengungkap permasalahan yang terjadi.

Prinsip-Prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja Evaluasi kembali

ukuran yang ada

(14)

disebabkan ketidakcocokan logika ilmu dengan interpretasi riilnya.

Mengukur kegiatan yang penting, tidak hanya hasil

Kinerja selalu berorientasi hasil. Ukuran hasil,sering diformulasikan dalam rasio keuangan. Pencapaian hasil akan menujukkan adanya permasalahan. Hasil tersebut tidak dapat menunjukkan diagnosis hasil

menciptakan lingkungan tim kerja yang

aktivitasnya diarahakan pada

pencapaiantujuan organisasi, dalam hal ini adalah baik. Suatu organisasi yang modern terlalu komplek untuk ditangani secara menyeluruh oleh seorang atau suatu departemen. Agar hal ini dapat terealisasi, sebuah tim

Agar efektif, system pengukuran harus

dicipatakan sebagai perangkat

terintegrasi yang diperoleh dari strategi perusahaan. Sebagian besar

perusahaan berupaya untuk

meminimalkan biaya, meningkatkan

kualitas dan menciptakan tahun. Suatu perbandingan tertentu dapat dilakukan ke tingkat mikro : divisi, departemen, kelompok

(15)

Setiap organisasi biasanya tertarik pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut:

1. Aspek finansial

Aspek financial meliputi anggaran atau cash flow. Aspek financial ini sangat penting diperhatikan dalam pengukuran kinerja, sehingga kondisi keuangan dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh.

2. Kepuasan pelanggan

Dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi perusahaan. Untuk itu manajemen perlu memperoleh informasu yang relevan mengenai tingkat kepuasan.

3. Operasi dan bisnis internal

Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi tercantum dalam skema strategis.

4. Kepuasan pegawai

Dalam perusahaan yang banyak melakukan inovasi, peran strategis pegawai sungguh nyata. Apabila pegawai tidak dikelola dengan baik, maka kehancuran perusahaan sulit untuk dihindari.

5. Kepuasan komunitas dan stakeholder

Pengukuran kinerja perlu desain untuk mengakomodasikan kepuasan dari para stakeholder.

6. Waktu

Ukuran waktu juga merupakan variable yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja.

Agar pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan baik, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a. Membuat komitmen untuk mengukur kinerja dan memulainya dengan segera.

b. Perlakukan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan.

(16)

Skala Pengukuran

Skala pengukuran hanya dapat dibedakan menjadi empat: 1. Skala nominal

Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatnya karena dengan skala ini objek pengukuran hanya dapat dikelompokkan berdasarkan cirri-ciri yang sama, yang berbeda dengan kelompok lain.

2. Skala ordinal

Skala ini lebih tinggi tingkatnya atau lebih baik daripada skala nominal karena selain mempunyai ciri-ciri yang sama dengan skala nominal yaitu dapat menggolongkan objek dalam golongan-golongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai kelebihan dari skala nominal yaitu bahwa golongan-golongan klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan tingkatnya.

3. Skala interval

Skala ini selain memiliki cirri yang sama dengan skala nominal, yaitu dapat membedakan objek ke dalam golongan-golongan yang berjenjang, juga memiliki kelebihan seperti mempunyai unit pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain dapat diketahui. Akan tetapi, skala interval tidak memiliki titik nol dari skala interval. Ini tidak berarti bahwa gejala atau sifat yang diukur tidak ada sama. Contohnya, dengan skala thermometer, es yang menurut thermometer berada pada titik nol derajat celcius tidak berarti bahwa es tersebut tidak mempunyai kadar panas sama sekali.

4. Skala rasio

(17)

Contoh skala rasio adalah tingkat kematian ibu hamil dengan jumlah dokter kandungan

Teknologi Pengukuran Kinerja

Teknologi balance score card (BSC)

Ada beberapa alat dalam pengukuran kinerja, dimana salah satunya adalah menggunakan balanve score card. Didalam BSC terdapat 4 perspektif yang dinilai.

Perspektif keuangan

Memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya

Perspektif konsumen

Memberikan penilaian terhadap segmen pasar yang dituju dan tuntutan customer

Memberikan penilaian gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani

Memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana system informasi, dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan target keuangan, customer dan proses bisnis internal

Penilaian dengan 3E (Ekonomi, Efisiensi, Efektifitas)

(18)

sektor publikagar dapat memberikan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal.

Indicator kinerja yang dalam suatu organisasi yang menggunakan

value for money harus menggambarkan pencapaian tingkat pelayanan pada biaya ekonomis yang terbaik(economical cost). Ini berarti unit biaya yang rendah tidak selalu menggambarkan value for moneyyang terbaik, karena dengan biaya yang termurah tidak selalu merupakan yang terbaik. Untuk lebih jelas efisiensi, efektifitas dan ekonomi akan diuraikan sebagai berikut:

 Efisiensi adalah hubungan anatar input dan output dimana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai

 Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa dibeli pada kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang dimungkinkan.

Siklus Pengukuran Kinerja

Terdapat 5 tahap untuk melakukan pengukuran kinerja, yaitu penskemaan startegi, penciptaan indicator, pengembangan sistem pengukuran data, penyempurnaan ukuran kinerja dan pengintegrasian dengan proses sasaran, kebijakan, program operasional dan kegiatan

Penciptaan indicator kinerja

(19)

beberapa jenis program yang dilaksanakan dalam proses ini untuk mengahsilkan indikator kinerja berupa input, process, output, outcomes, benefit atau impact. Indicator yang mudah adalah untuk aktivitas yang dapat dihitung, misalnya jumlah klaim diperlukan dalam siklus pengukuran kinerja. 2, mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data yang dikumpulkan. 3, penggunaan data pengukuran kinerja dihimpun, harus dipresentasikan dalam cara-cara yang dapat dimengerti dan bermanfaat Penyempurnaa

n ukuran

Pada tahap ini, pemikiran kembali atas indicator hasil dan indicator dampak menjadi lebih penting dibandingkan pemikiran kembali atas indicator masukan dan keluaran Pengintegrasia

n dengan

proses manajemen

Bagaimana menggunakan ukuran kinerja tersedia secara efektif merupakan tantangan selanjutnya. Penggunaan data organisasi dapat dijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi

PRAKTEK PENILAIAN KINERJA DI LUAR NEGRI – BALDRIGE AWARD SEBAGAI PENGUKUR PRESTASI (MUTU) DI AMERIKA

Sejak tahun 1988, di amerika serikat ada lembaga yang memberikan penghargaan kepada perusahaan yang unggul dalam hal mutu yaitu

(20)

a. Kesadaran akan pentingnya mutu sebagai salah satu elemen untuk kemampuan bersaing

b. Pengertian akan pentingnya keunggulan mutu

c. Berbagai informasi tentang strategi mutu dan manfaat dari pelaksanaan strategi yang sukses

Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan dengan tiga tahap jenis bidang usaha yaitu pabrik, jasa, dan perusahaan kecil dengan pemenang maksimum dua perusahaan untuk tiap jenisnya, walaupun tidak mutlak akan ada dua pemenang pada tiap jenis dalam setipa tahunnya. Penilaian baldrige award memiliki tiga dimensi yaitu penilaian atas pendekatan, pelaksanaan, dan hasil. Ketiga dimensi ini diterapkan ke dalam 7 kategori yang memiliki 28 bagian penilaian dengan 92 bagian yang harus dijawab. Adapun ketujuh kategori tersebut adalah:

1. Leadership sebagai pendorong dalam sIstem ini. Tanpa kepemimpinan yang kuat dan mendukung, seluruh usaha peningkatan mutu akan sia-sia karena tidak adanya tujuan dan komitmen membuat bagian-bagian berikut dari sIstem ini tidak akan berfungsi

2. Melihat bagaimana perusahaan mengumpulkan dan menganalisis data

3. Melihat sIstem yang digunakan dalam penskemaan jangka pendek dan jangka panjang

4. Melihat segala hal mengenai sIstem dalam sumber daya manusia dan bagaimana mereka mendukung peningkatan mutu dan kepuasan pelanggan

5. Melihat sIstem rekayasa produk/jasa, manajemen proses utama, dan pendek

6. Hasil ini bukan hanya peningkatan mutu, tetapi juga keberhasilan dalam bidang keuangan, operasional, pendukung, dan kinerja pemasok

(21)

agar dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan dan bagiamana penanganan pengaduan pelanggan

Tujuh kategori dalam bidang Baldrige Award katego

ri

uraian bobot

1 Pimpinan eksekutif senior 9,5%

2 Informasi dan analisis 7,5%

3 Perencanaan kualitas srategi 6,0%

4 Pengembangan SDM&

manajemen

15,0%

5 Kualitas manajemen proses 14,0%

6 Hasil operasional dan kulitas 18,0%

7 Factor kepuasan konsumen 30,%

Bobot penilaian dalam bidang Baldrige Award

Bobot Uraian

0%Informasi buatan, tidak ada system

Tidak ada data atau datanya buatan

Tidak ada jawaban terhadap apa yang

Terlihat hasil peningkatan atau kinerja yang

baik atas hasil analisis dan siklus perbaikan

Hasil yang diperlihatkan baika atau sangat

(22)

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA-PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA BAGI PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS

Pemberian penghargaan Wahana Tata Nugraha merupakan sarana pemerintah dalam mewujudkan tertib lalu lintas dan angkutan jalan. Setiap pemerintah daerah mendambakan untuk mendapatkan prestasi tertib lalu lintas, karena keberhasilan dalam mendapatkan penghargaan ini merupakan kebanggaan suatu kota/kabupaten

Persiapan dan upaya-upaya yang mendesak untuk segera dilakukan adalah:

1. Penataan/pengaturan arus lalu lintas

2. Pembenahan prasarana jalan yang meliputi rambu-rambu lalu lintas, papan petunjuk arah, papan nama jalan, lampu pengatur lalu lintas, dan tempat penyeberangan

3. Pembinaan terhadap petugas parker 4. Penataan terminal

5. Pembinaan angkutan kota

Aspek yang dinilai berkenaan dengan criteria penilaian Wahana Tata Nugraha adalah:

1. Aspek sarana

Penilaian terhadap ketersediaan angkutan umum meliputi jumlah angkutan umum dan ketersediaan jaringan trayek.

2. Aspek prasarana

Penilaian terhadap pembenahan di lingkungan seperti penerangan jalan dan pengecatan batas trotoar.

3. Aspek sumber daya

Penilaian terhadap pencatatan/pendataan pengemudi, data kecelakaan lalu lintas, data pelanggaran lalu lintas dan masyarakat dalam mengidentifikasi pelaku pada saat kecelakaan lalu lintas

4. Aspek manajemen

 Penilaian terhadap penskemaan

 Organisasi

(23)

 Pengawasan

5. Aspek penilaian lapangan

Tujuan dari penilaian lapangan ini adalah untuk melihat pelaksanaan tertib lalu lintas disuatu daerah, dan mencocokkan jawaban dari daftar isian dengan keadaan yang sungguh

1. Pelaporan Kinerja Organisasi Sektor Publik 1.1 Pengertian Pelaporan Kinerja

Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua ktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Entitas yang mempunyai kewajiban membuat Pelaporan Kinerja Organisasi Sektor Publik dapat diidentifikasi sebagai berikut: pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintah dan unit pelaksana teknis. Pelaksanaan tersebut diserahkan ke masyarakat secara umum dan DPR, sehingga masyarakat dan anggota DPR (user) bisa menerima informasi yang lengkap dan tajam tentang kinerja program pemerintah serta unitnya.

1.2 Karakteristik Pelaporan Kinerja Organisasi Sektor Publik yang Berkualitas

Fokus Pada Hal – Hal yang Penting

Kriteria kualitas informasi pelaporan yang dipercaya dan hanya menyajikan hal – hal yang penting dapat dipilah menjadi 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

 Mengetahui Apa yang DIanggap Penting oleh Users.

Pelaporan kinerja yang baik dicerminkan dengan pemahaman pemakainya tentang: (1) hal – hal yang penting diketahui; (2) apa yang dapat dilakukan dengan laporan kinerja tersebut; dan (3) bagaimana menggunakan laporan tersebut.

(24)

kinerja merupakan tanda kualitas laporan yang terkait dengan tujuan pokok dan komitmen – komitmennya pada pencapaian hasil.

 Memuat informasi yang dinilai paling penting oleh organisasi sektor publik dari aspek kinerja.

Kualitas pelaporan kinerja dapat ditandai dengan kesimpulan tentang kegagalan atau kesuksesan organisasi tersebut dalam melakukan pelayanan publik.

Menghubungkan tujuan dengan Hasil

Pelaporan kinerja harus memuat :

a. Kerangka informasi mengenai hal – hal yang sedang dilakukan organisasi sektor publik dan apa yang telah dicapai.

b. Penghargaan kesuksesan dan budaya belajar secara berkelanjutan untuk melakukan perbaikan.

c. Diskusi publik, partisipasi kebijakan publik, dan proses pengalokasian sumber daya, membantu manajemen sektor publik untuk mengetahui apa dan bagaimana mengkomunikasikan program yang dicoba untuk dilakukan.

d. Membangun pemahaman publik atas Pelaporan Kinerja yang dibuat. kepercayaan publik perlu dimunculkan atas arah kebijakan dan harapan yang akan diraih.

Penyajian hubungan antara realisasi dan rencana kegiatan/program organisasi sektor publik sangat penting, karena :

a. Menciptakan aspek akuntabilitas dari pelaporan kerja, yakni memaparkan apa yang telah dicapai dibandingkan dengan yang direncanakan dan menjelaskan jika terjadi deviasi di antara keduanya.

b. Memberikan dorongan kepada manajemen sektor publik untuk lebih focus pada usaha merealisasikan tujuan.

(25)

Menyajikan Hasil Sesuai dengan Konteksnya

Pelaporan kinerja harus menyajikan faktor kontekstual dari institusi atau program yang dilaporkan, termasuk lingkungan dimana organisasi itu beroperasi, faktor krusial keputusan yang dibuat, arah kebijakan, saran-saran, strategi pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai.

Faktor kontekstual harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan, strategi, investasi dan kinerja yang diharapkan. Besarnya kapasitas sangat ditentukan oleh akurasi instrument kebijakan, aransemen – aransemen kolaboratif, atau penentuan sumber daya manusia, keuangan, intelektual, dan sumber daya fisik. Dalam kondisi awal, pembangunan kapasitas merupakan hasil yang penting. Pemahaman yang baik tentang kinerja harus diletakkan menurut isu output, dimana pencapaian tujuan jangka pendek merupakan cerminan dari kemampuan pencapaian hasil dimasa depan.

Mengaitkan Sumber Daya dengan Hasil

Saat ini, beberapa pemerintah berusaha mensinerjikan hasil, strategi, aktivitas, dan sumber daya yang digunakan dengan beberapa cara seperti :

a. Memubuat perencanaan bisnis yang menghubungkan sumber daya dengan hasil pada semua level organisasi sektor publik.

b. Memfokuskan pertanggungjawaban manajemen secara langsung dengan dukungan informasi kinerja.

c. Merekayasa ulang dan mengintegrasi proses internal perencanaan bisnis dan proses pelaporan.

Menyajikan Informasi yang Bersifat Komparatif

Selain pembandingan realisasi dan anggaran, ada dua faktor pembanding yang dapat dipertimbangkan yaitu :

(26)

Penyajian informasi pembandingan yang telah dihasilkan dalam periode sebelumnya, akan dapat membantu analisis tujuan jangka panjang, seperti konsistensi dan stabilitas kinerja yang dilaporkan b. Hasil Kegiatan dari Organisasi Sejenis

Penyusun Pelaporan Kinerja dapat membandingkan kinerjanya dengan organisasi sejenis yang dianggap terbaik di bidangnya (proses benchmarking), atau membandingkannya dengan sekelompok organisasi sejenis (industry). Proses benchmarking hanya dapat melibatkan aktivitas utama (core activities) organisasi sektor publik untuk mengidentifikasi strategi peningkatan kinerja.

Mempertimbangkan Faktor Keandalan/Reliabilitas

Faktor yang menentukan reliabilitas Pelaporan Kinerja adalah kinerja organisasi pelayanan publik, pilihan metode pengukuran kinerja yang dipakai, dan analisis cost effectiveness dari pendekatan alternative yang tersedia. Pelaporan kinerja hendaknya menyajikan pembahasan atas ukuran yang dipakai, sehingga tingkat reliabilitas laporan tetap tinggi.

1.3 Fungsi Pelaporan Kinerja

Unit kerja organisasi sektor publik menghadapi beberapa persaingan peningkatan hasil dan penyediaan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Pertama, kekurangan kompetensi yang sebenarnya. Kedua, sulit mengukur, mengkomunikasikan, dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan program pelayanan publik. Ketiga, organisasi sektor publik membatasi substansi pelayanan untuk mencapai hasil yang lebis optimum.

Pelaporan Kinerja sebagai Motivator untuk Meningkatkan Kinerja

(27)

pembandingan pengukuran kinerja, kemampuan barang-barang sektor perseorangan dan publik akan mendapatkan tekanan persaingan.

Pelaporan kinerja juga dapat disediakan untuk memotivasi kinerja seseorang. Faktanya, perbandingan antara kinerja unit kerja organisasi dengan unit kerja organisasi lainnya dapat dijadikan sebagai dasar pemahaman karakter unit kerja organisasi tersebut.

Pelaporan Kinerja sebagai Alat Akuntabilitas

Secara tidak langsung, akuntabilitas sektor publik adalah baik. Pelaporan kinerja yang diterbitkan secara regular akan menjadi langkah maju dalam mendemonstrasikan proses akuntabilitas. Perbandingan pengukuran kinerja dapat dibangun atas pengukuran kinerja dan menambah dimensi lainnya untuk akuntabilitas perbandingan dengan unit kerja organisasi lain yang serupa.

Dengan berfokus pada hasil, pelporan kinerja dapat membantu mengomunikasikan kepada publik tentang tingkat penyelesaian unit kerja organisasi dan perbandingan kinerja dengan unit kerja organisasi yang serupa lainnya. Lebih jauh lagi, melalui pengembangan pertanyaan umum kepada pengguna layanan dan kelngkapannya. Perbandingan pengukuran kinerja dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kepuasan warga atau pengguna layanan atas pelayanan yang diberikan oleh beberapa unit kerja organisasi.

Pelaporan Kinerja sebagai Alat untuk Menentukan Latihan Terbaik

(28)

kinerja antar unit kerja organisasi yang sama, praktik terbaik dan terefektif dapat diidentifikasi.

2. Format Pelaporan Kinerja

Tabel 10.1 Contoh Format Laporan 1: Hasil Aktual Vs Target

Indikator Hasil

Periode yang Lalu Periode Saat Ini Targe

Tabel 10.2 Contoh Format Laporan 2: Nilai Aktual Vs Target

Indikator Hasil

Periode Saat Ini Kumulatif dalam

Setahun TargetTahun peningkatan sumber daya

(29)

orang tua local

Persentase laporan orang tua bahwa pusat sumber

Contoh Format 3: Nilai Hasil Berdasarkan Lokasi Geografis

Indikator Hasil

(30)

Menyediakan hal - hal yang penting, termasuk informasi penjelas dalam membuat laporan

Informasi penjelas memberikan penjelasan hasil program secara signifikan. Seperti nilai indikator yang lebih buruk atau lebih baik dari yang diharapkan. Berikut ini adalah ringkasan saran :

1. Informasi dapat menajadi kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi dari keduanya.

2. Penjelasan tentang nilai hasil kinerja yang tidak diharapkan.

3. Penjelasan faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal mempengaruhi hasil.

4. Ringkasan hal - hal penting membantu pemakai laporan dalam mencari hal yang sesuai dengan kepentingannya.

5. Laporan harus diidentifikasi sebagai laporan hasil.

6. Informasi di dalam laporan kinerja harus jelas, langsung dan ringkas.

Diseminasi Laporan Kerja

Laporan kinerja mencakup hal - hal seperti data, penjelasan informasi dan titik berat atau catatan, seharusnya untuk kalangan luar program. Data yang detail berguna untuk mempermudah pemahaman pembaca di luar program. Selain itu, pemilihan indikator juga akan lebih menarik pihak diluar kalangan program.

Laporan pengukuran kinerja eksternal merupakan apresiasi laporan kinerja ditampilkan pada media massa, dimana tujuannya adalah menyediakan makna maupun batasan data. Setelah selang waktu penerbitan laporan kinerja, media pemakai laporan kinerja dapat menganalisis data. Hasil analisis data itu merupakan pertaruhan kredibilitas organisasi.

3. Analisis Informasi Laporan Kinerja

(31)

Analisis data dari sistem pengukuran kinerja yang baik dapat membantu organisasi dalam:

a. Mengidentifikasi kondisi pelaksanaan program yang mendorong perbaikan program.

b. Membantu pengembangan dan peningkatan strategi pelayanan. c. Menyediakan petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan

dalam meningkatkan hasil.

d. Membantu penilaian tindakan perbaikan yang telah dilakukan

3.2Analisis Data Laporan Kinerja

Berikut ini adalah beberapa prosedur yang disarankan untuk pengujian secara sistematis :

1. Pengujian perubahan sepanjang waktu.

Setelah informasi kinerja tersedia lebih dari satu periode pelaporan, berbagai analisis temuan antarperiode dapat diperbandingkan. Jadi berbagai kecendrungan dan perubahan lainnya yang signifikan dapat dideteksi. Apabila data menunjukkan kemunduran, manajemen sebaiknya mengidentifikasi penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan bantuan untuk mengidentifikasi perubahan:

a. Apakah faktor elsternal mempengaruhi hasil secara signigikan?

b. Apakah selama periode pelaporan terdapat peristiwa khusus yang mempengaruhi hasil secara signifikan?

c. Apakah sumber daya yang mempengaruhi hasil mengalami penurunan atau peningkatan?

d. Apakah terjadi perubahan keputusan legislatif dalam penentuan kualitas dan hasil program?

e. Apakah staf melakukan perubahan strategi pencapaian hasil?

(32)

2. Pengujian breakout hasil bagi setiap indikator hasil perlu dilakukan untuk menilai di mana kinerja dilakukan secara baik dan adil, atau buruk.

Pembandingan breakout lintas unit organisasi menunjukkan kebutuhan akan pelatihan dan pemdamlingan bagi unit yang mempunyai hasil lemah. Agar perbandingan tersebut membawa banyak arti dan adil bagi unit organisasi, analisis seharusnya menguji penyebaran hasil setiap unit dengan berbagai karakteristik breakout yang relevan, seperti karakteristik demografi pengguna layanan dan kesulitan beban kerja. Analisis statistik dapat dapat membantu pengujian dengan (a) memprakirakan kemungkinan perbedaan dalam pengamatan peluang dan (b) memprakirakan lebih lanjut hasil pelayanan khusus.

Perbedaan pengamatan dapat terjadi sebagai perbedaan hasil pengamatan dan realisasi sesungguhnya. Apabila penilaian perbedaan dilakukan pada jumlah unit yang besar, maka perbedaan pengamatan sangat sulit dilakukan. Apabila jumlah pengamatan diturunkan, maka perbedaan peluang yang diamati dapat memberikan ukuran perbedaan yang sesungguhnya.

3. Membandingkan hasil program dengan hasil - hasil program serupa di organisasi yang berbeda.

Data pembandingan indikator kinerja dengan program lain, organisasi lain, jurisdiksi lain, atau sektor swasta harus di review. Apabila hasil yang lebih baik dapat dihasilkan ditempat yang lain, maka staf program perlu menilai alasannya dan memberikan alasan mengenai kinerja organisasinya yang rendah serta sasaran kinerjanya. Identifikasi pelaksanaan yang berhasil dapat ditandai dengan kesuksesan produk menurut proses pengukuran kinerja.

4. Menggunakan prinsip pengecualian, yaitu toleransi melalui penjelasan hasil indikator kinerja di luar jangkauan target.

(33)

cakupan batas pengendalian. Pendekatan seperti ini ditetapkan melalui rentang pengendalian kualitas statistik lapangan di organisasi manufaktur. Pendekatan tersebut memiliki manfaat, yaitu fokus analisis ditujukan pada dampak kinerja dalam mereview data pada masing – masing indikator dan setiap orang yang terlibat.

5. Mendapatkan dan menguji penjelasan informasi

Penjelasan informasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk. Pertama, penilaian kualitatif merupakan penjelasan atas hasil analisis statistik yang ada. Kedua, beberapa penilaian lainnya, seperti interpretif dan kuantitatif, sering dijerumuskan sebagai rasionalisasi hasil.

Identifikasi pemecahan masalah :

a. Perubahan staf dan/atau keuanagan, misalnya, rasionalisasi karyawan.

b. Kebutuhan regulasi yang telah berubah atau sudah usang.

c. Pelaksanaan yang lemah, akibat pelatihan yang kurang memadai, pengalaman yang minimal, atau kurangnya motivasi staf.

d. Faktor eksternal diluar batas atau kendali program, misalnya, peningkatan kesulitan beban kerja, perubahan lingkungan internasional, nasional, negara atau pemerintah daerah, kondisi cuaca yang tidak biasanya, tekanan dan kompetisi baru internasional.

e. Permasalahan pelaksanaan dan kebijakan program.

6. Menentukan apakah data pada banyak tipe indikator kinerja adalah konsisten.

7. Fokuskan pada setiap individu yang berbeda direntang indikator hasil.

8. Menguji hasil gnda bersama untuk mendapatkan perspektif yang lebih menyeluruh atas kinerja atas keseluruhan.

9. Kegunaan data kinerja yang lalu untuk tindakan yang cepatbagi prosedur baru untuk membantu mengevalasi keberhasilan program.

(34)

Setiap laporan kinerja akan menampilkan hasil yang diharapkan secara signifikan, Sementara itu setiap sistem pengurkuran kinerja bermaksud menelusuri permasalahan hasil. Sehingga manajemen dapat menilai ‘apakah tindakan koreksi dapat dilakukan untuk meraih hasil yang diinginkan.

 Analisis masalah khusus untuk program yang memerlukan kombinasi data hasil dari banyak sumber

Organisasi dapat mengambil data untuk beberapa indikator hasil dari berbagai organisasi lain. Seperti beberapa perwakilam pemerintah.

Permasalahan data yang disediakan beberapa dengan prosedur pengumpulannya. Proses pengembangan data dapat digambarkan seperti berikut ini :

a. Data harus didapat dari setiap tempat desentralisasi.

b. Prosedur mendapatkan data dan spesifikasi definisi yang digunakan harus diuji untuk memastikan apakah cakupan data dari setiap tempat dapat diperbandingkan.

c. Pengumpulan harus dalam beberapa bentuk, termasuk dibawah ini :

 Perhitungan persentase pelajar yang mempunyai nilai pada atau dibawah X. Jumlah ini harus diperhitungkan dari jumlah pelajar yang mengambil setiap ujian negara.

 Jumlah negara dimana setidaknya X persen dari pelajar mempunyai nilai sekitar Y persen atau dibawahnya.

d. Laporan yang menampilkan data ini harus menunjukkan secara jelas batasan prosedur.

 Rekomendasi analisis data laporan kinerja

Analisis harus bisa merekomendasikan satu atau lebih tipe-tipe tindakan berikut :

(35)

b. Sebuah evaluasi yang mendalam untuk mengidentifikasi penyebab dan tindakan perbaikan apa yang harus dilakukan. c. Pengujian atas aktifitas program yang menjelaskan informasi,

akan menunjukkan penyebab permasalahan.

d. Sebuah pengalaman untuk menguji prosedur baru sedang berlangsung.

4. Perbandingan Pengukuran Kinerja

a. Pengertian dan pentingnya perbandingan pengukuran kinerja

Perbandingan pengukuran kinerja dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan operasi dari unit kerja organisasi khusus, atau fungsinya untuk meningkatkan hasil kebijakan dan alokasi pusat keputusan dan mengkomunikasikannya kepada publik apa yang telah diselesaikan dan apa yang masyarakat butuhkan, harus menjadi tujuan. Perbandingan pengukuran kinerja meliputi :

a. Mengukur kinerja dari perwakilan, hak-hak hukum, atau wilayah yang menjadi perhatian.

b. Memperoleh informasi tentang kinerja dari perwakilan lain atau hak-hak hukum.

c. Membandingkan kinerja parawakil, operasi atau hak-hak hukum. d. Mengidentifikasi perbedaan kinerja dan alasan perbedaannya. e. Belajar dari perbedaan mengapa kinerja dapat ditingkatkan, dan f. Menerapkan apa yang telah dipelajari.

b. Pencarian benchmark pembandingan dalam menilai laporan kinerja

Benchmark merupakan pengukuran yang diharapkan. Kebanyakan tipe Benchmark digunakan untuk menilai kinerja laporan periode khusus, seperti :

a. Kinerja pada periode sebelumnya.

b. Kinerja dari unit dari organisasi atau area geografis serupa.

(36)

d. Standar umum yang dikenal.

e. Kinerja dari jurisdiksi lain atau sektor private. f. Perbedaan pelaksanaan penyediaan pelayanan. g. Sasaran yang ditentukan pada awal periode kinerja.

 Kineja dalam periode yang lalu

Perbandingan kinerja sebelumnya dengan kinerja saat ini adalah tipe yang paling umum yang dapat diaplikasikan kepada seluruh program dengan baik. Pelaporan data pada setiap indikator yaitu, :

a. Frekuensi, kebanyakan organisasi mempersiapkan program laporan internal pada dasar proses dan indikator output secara triwulan, jika tidak setiap bulan.

b. Periode perbandingan, membandingkan periode 12 bulan yang khusus dengan periode 12 bulan sebelumnya.

 Kinerja unit organisasi terkait atau area geografi

Manfaat penting breakout adalah pembandingan hasil untuk menyediakan pelayanan yang sesuai dengan berbagai tipe pemakai layanan. Unit yang mungkin diperbandingkan adalah :

a. Kantor

b. Distrik layanan

c. Fasilitas ( seperti perpustakaan, sekolah, taman, rumah sakit, dll )

d. Wilayah/region

 Hasil untuk beban kerja atau kelompok pengguna layanan yang berbeda

Pembandingan dapat mengindikasikan apakah program lebih sukses atau tidak, sesui kategori pemakai layanan dan beban kerja unit pelayanan.

 Pengenalan standar umum

(37)

a. Pemerintah pusat secara periodik membuat standar kualitas air minum dan emisi dari tempat penampungan air kotor. Beberapa dapat dipercaya sementara beberapa yang lainnya tidak. Jurisdiksi individual dapat menggunakan standar ini untuk pembandingan.

b. Proses pengukuran kinerja yang dilakukan oleh departemen pekerja amerika serikat untuk job training partnership act (JTPA) yang menghitung dan menyebarkan standar kinerja nasional tahunan.program individual di area lokal dan regional ini telah menggunakan standar nasional untuk menilai kinerja mereka sendiri.

 Kinerja hukum atau sektor swasta yang berbeda

Perbandingan data hasil dapat tersedia dari bidang hukum atau dari sektor swasta lainnya. Tipe perbandingan ini dapat digunakan sepanjang :

a. Aktifitas dari bidang hukum atau perusahaan swasta serupa dengan program yang sedang dievaluasi.

b. Data yang sesuai dengan indikator tersedia tepat pada waktunya.

Nilai hasil perlu di “normal” kan untuk menghasilkan beragam arti dan penilaian yang seimbang. Dalam pembuatan perbandingan ini terdapat beberapa keuntungan tambahan dari :

a. Penunjukantingkat kinerja yang realistik dengan sasaran.

b. Pengidentifikasian praktik kinerja organisasi yang dapat diadaptasi untuk peningkatan kinerja organisasi lainnya.

Pembandingan data indikator hasil yang sesuai dengan yurisdiksi daerah maupun nasional dalam beberapa tahun :

a. Kecelakaaan lalu lintas, luka-luka dan kematian b. Tingkat kejahatan

(38)

f. Standarnisasi nilai ujian sekolah kabupaten, pengumpulan, dan pelaporan dilakukan oleh kabupaten dan departemen pendidikan pusat.

 Perbedaan praktik penyediaan layanan

Proses pengukuran hasil dapat digunakan untuk membantu program penilaian hasil,seperti :

a. Prosedur operasi yang berbeda b. Perbedaan teknologi

c. Perbedaan penyusunan staf

d. Perbedaan jumlah atau tingkat penyedia layanan untuk pengguna layanan individu

e. Perbedaan penyedia layanan seperti kontraktor swasta

Prinsip pendekatan yang digunakan dalam proses pengukuran hasil dapat diperbandingkan dengan kebijakan alternatif, proses, atau prosedur yang sedang berjalan :

a. Memperkenalkan praktik baru lintas dewan untuk mengganti praktik lama

b. Memperkenalkan praktik baru kedalam sebuah atau bagian dari operasi, praktik yang sedan berjalan dan praktik baru sedikit demi sedikit dalam periode waktu tertentu.

 Penentuan saasaran pada awal periode kinerja

Sasaran setiap indikator hasil untuk kinerja periode mendatang merupakan alat manajemen. Pengalaman dengan indikator adalah penting untuk mengatur target perusahaan. Jadi data pelaksanaan program dapat dijadikan sebagai area simulasi dari indikator baru. Kriteria pemilihan pemilihan tujuan adalah sebagai berikut :

a. Sebuah tujuan tidak mempunyai nilai tunggal. b. Petimbangkan kinerja sebelumnnya

c. Pertimbangkan benchmarking

(39)

e. Pertimbangan hasil yang dicapai dalam menggunakan layanan atau kategori beban kerja yang berbeda

f. Pertimbangan pencapaian level kinerja oleh perusahaan swasta dengan aktivitas yang serupa atau komposisi pengguna layanan yang sama.

g. Pastikan tujuan yang dipilih dicapai sesuai dengan anggaran dan perencanaan program dalam satu tahun

h. Indetifikasi pengembangan caru-baik internal maupun eksternal-akan memberikan hasil yang diinginkan

c. Batasan Potensial Perbandingan Pengukuran Kinerja

Pengukuran perbandingan kinerja mempunyai batasannya sendiri, yaitu :

1. Fakta mengidentifikasi bahwa tidak ada juridiksi atau organisasi yang dapat dibandingkan secara keseluruhan.

2. Bahwa perbandingan pengukuran kinerja, seperti alat lain, dapat disalahgunakan.

3. Indikator proses penentuan perbandingan kinerja yang dilakukan dengan mengidentifikasi unit kerja organisasi yang dapat dibandingkan, mengumpulkan dan memeriksa informasi kinerja, dan menganalisis serta melaporkan perbandingangan informasi yang memerlukan waktu yang substantif, usaha, dan biaya.

4. Data perbandingan pengukuran kinerja, seperti pengukuran data kinerja, tidak menjelaskan, mengapa terjadi perbedaan dalam kinerja, mengapa hasilnya bisa tinggi atau rendah, baik atau buruk, dan mengapa tergantung pada organisasi lainnya. Sebelum asumsi kinerja itu dibuat, alasan tingkat kinerja dapat ditentukan, yaitu :

(40)

pusat, perubahan besar dalam sumber daya, perbedaan daya, perbedaan wilayah atau demografi, dan perubahan dalam pelayanan pengguna layanan.

b. Variasi definisi data yang digunkan oleh unit kerja organisasi dalam perbandingan pengukuran kinerja tidak dapat dielakkan.

5. Kinerja buruk unit kerja organisasi yang diidentifikasi dan dilaporkan, akan mendorong keengganan berbagai organisasi serupa untuk mengukur dan melaporkan kinerja.

d. Konsorsium Perbandingan Pengukuran Kinerja Pemerintah Setempat ICMA

Pengembanagan perbandingan yang sah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi elemen pelayanan yang dibutuhkan dan praktik pelayanan yang efektif. Terdapat 44 kota dan daerah yang berpartisipasi.dimana setiap daerah mengirimkan perwakilan untuk memusatkan pada 4 wilayah yang digunakan oleh semua partisipan-polisi, pemadam kebakaran, tetangga, dan pelayanan pendukung.

Dalam rangka mengembangkan indikator kinerja untuk perbandingan, empat komite pengawas teknik dibentuk, yaitu satu untuk setiap pelayanan. Termasuk tiga tipe indikator kinerja diantaranya :

a. Indikator hasil, meakili beberapa aspek kualitas atau hasil dari pelayanan.

b. Indikator efesiensi, melaporkan rasio hasil atau output yang dihasilkan oleh, atau waktu kerja dari pelayanan dari sekitar input yang diterapkan pemerintah untuk menghasilkan output.

c. Indikator input, menggambarkan jumlah suber daya (pengeluaran dollar atau jumlah jam kerja) digunakan untuk menghasilkan output.

e. North Carolina Institute Of Gonverment (IOG): Proyek Perbandingan Pengukuran Kinerja

(41)

Commisioners mengadakan proyek perbandingan pengukuran kinerja (Coc 1999; few and Vogt 1997; North Carolina Local Gonverment Performance Measurement Project 1997). Kelompok ini membentuk komite pengawas dan memperkerjakan koordinator proyek. Komite itu kemudian menyeleksi kota dan daerah mana yang termasuk dalam usaa, dengan menggunakan tiga kriteria ini :

1. Kepentingan pelayanan untuk tujuan jurisdiksi 2. Jumlah warga yang perlu dilayani

3. Pelayanan yang menjadi keutamaan dalam swastanisasi

Pelayanan terpilih adalah :

1. Pelayanan polisi termasuk patroli, investigasi, dan komunikasi gawat darurat

2. Pengumpulan sampah baku termasuk pengumpulan perumahan, daur ulang, dan sampah halaman

3. Perawatan jalan termasuk perawatan dan perbaikan jalan

IOG mengembangkan model akuntansi untuk memfasilitasi pengumpulan informasi biaya yang dapat diperbandingkan. Dengan menggunakan model ini, biaya dapat dikelompokan dalam empat kategori :

1. Pelayanan personal langsung dan pengeluaran operasi 2. Biaya pusat / tidak langsung

(42)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Secara umum kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua ktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Analisis data dari sistem pengukuran kinerja yang baik dapat membantu organisasi dalam:

e. Mengidentifikasi kondisi pelaksanaan program yang mendorong perbaikan program.

f. Membantu pengembangan dan peningkatan strategi pelayanan. g. Menyediakan petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan

dalam meningkatkan hasil.

(43)

Perbandingan pengukuran kinerja dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan operasi dari unit kerja organisasi khusus, atau fungsinya untuk meningkatkan hasil kebijakan dan alokasi pusat keputusan dan mengkomunikasikannya kepada publik apa yang telah diselesaikan dan apa yang masyarakat butuhkan, harus menjadi tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik Edisi ke Dua. Jakarta: Erlangga

Tanggal : 31 Oktober 2015, Jam: 16.31

http://www.google.co.id/url?

q=https://www.scribd.com/mobile/doc/61926509/pelaporan-kinerja-organisasi- sektor-publik&sa=U&ved=0CAsQFjAAahUKEwiV0M_vxe7IAhXErKGKHcQ0C-

Gambar

Tabel 10.2 Contoh Format Laporan 2: Nilai Aktual Vs Target

Referensi

Dokumen terkait

Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH,kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat saja

Saya membutuhkan waktu yang lama dalam memilih barang karena saya sangat selektif dengan merek dan harga. Saya membeli barang kebutuhan sehari hari

Berkat kepakarannya pada bidang tersebut, ia merupakan salah satu doktor hukum kepailitan dan hukum tenaga kerja di Indonesia yang bisa dijadikan rujukan. Dari

Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam

melaksanakan perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan verifikasi kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan

kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja dan pengukuran kinerja yang sesungguhnya, sedangkan tahap pengukuran terdiri dari perbandingan kinerja yang sesungguhnya

Menurut Rinaldi Munir (2004:41-42), operasi titik yang dikenal dengan nama operasi pointwise terdiri dari pengaksesan pixel pada lokasi yang diberikan,

Menurut Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan/kegagalan