• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL D"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL

DAN HARAM DALAM ISLAM

DOSEN PEMBIMBING : JUNAIDI ABDILLAH M.SI.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 11

1.ANGGA HANDIKA

(1411010255)

2.ARIS MUNANDAR

(1411010263)

3.RIAN SAPUTRA

(1411010381)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN

(2)

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Halal dan Haram ... 3

B. Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram ... 4

C. Jenis-jenis Makanan Halal ... 5

D. Jenis-jenis Makanan Haram ... 6

E. Dampak Negatif Mengkonsumsi Makanan Haram ... 12

F. Sebab-sebab Haramnya Makanan ... 12

BAB III PENUTUP ... 13

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(4)

B. Rumusan Masalah

Dari

uraian

latar

belakang

dapat

di

tarik

rumusan

masalahnya,diantaranya :

a. Apakah pengertian Halal dan Haram ?.

b.

Hadist atau Qur‟an Surah apa yang menerangkan tentang halal dan

haram?.

c. Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan halal ?.

d. Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan haram ?.

e. Dalil apa yang menerangkan makanan halal dan makanan haram?

f. Apa saja manfaat mengkomsumsi makanan halal ?.

g. Apa dampak negatif dari mengkomsumsi makanan haram ?.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni :

a. Mengetahui pengertian dari halal dan haram.

b. M

engetahui dalil ( hadist atau Qur‟an Surah) yang menerangkan

tentang halal dan haram.

c. Mengetahui jenis-jenis makanan halal.

d. Mengetahui jenis-jenis makanan haram.

e. Mengetahui dalil yang menerangkan mengenai makanan halal dan

haram.

f. Mengetahui manfaat mengkomsumsi makanan halal.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Halal dan Haram

1.

Pengertian Halal

Kata halal berasal dari bahasa Arab (ﻞﻼﺣ)yang berarti disahkan,diizinkan,dan diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia

ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu

yang terdapat dalam Al Qur‟an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad

SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal kecuali

kalau ada larangan secara syar‟i. Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW pernah

ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit

binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk.

2.

Pengertian Haram

Kata haram berasal dari bahasa Arab (ݦݛﺣ)yang berarti larangan (dilarang oleh

agama). Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari‟at Islam, Allah

-Subhanahu wa Ta‟ala- menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat

dan manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada

individu maupun masyarakat. Demikian pula sebaliknya Allah mengharamkan

semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada

manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh,

dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan

-setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia

yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun

(6)

B.

Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram

Adapun dalil yang menerangkan halal dan haram:

1.“… Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu

yang tidak dilarang-Nya, mak barang itu termasuk yang diafkan-Nya, sebagai

kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh

Sulaiman Ar Rasyid).

2)“Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah

berikan rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada

-Nya.”(QS. Al Maidah : 88).

3). “Dia telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi

minuman dan sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada

(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.”(QS.An Nahl : 10)

4). “Wahai orang beriman sesungguhnya arak (khimar), berjudi, qurban untuk

berhala, undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka

juhilah agar kamu mendapat keberuntungan (QS.Al Maidah :90)

5)“Sesungguhnya Sa‟ad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar

didoakan kepada Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda

kepadanya : “Perbaiki makanan, niscaya diterima doa-doamu “(HR. Tabrani)

6)“Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada

kamu…”(QS. An Nahl :114)

7).Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- pernah bersabda:

اُ َ ا َ ْ َ اُ َل َ اِا َ َ ْ ا َ ِ ا َ َ َ اٍ ْ َ ا َ ُ َ

“Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.

8).اِ َيُ ْ َل ا َ ِ اْ ُي ِ ْ َ ِ ا ُ ْ ُ اَ َ

(7)

C.

Jenis-jenis Makanan Halal

Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi

makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak

halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan

haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.

Makanan halal dari segi jenis ada tiga :

(1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam,

kambing, sapi, burung, ikan.

(2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan

lain-lain.

(3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.

Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :

1). Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti

bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.

2). Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan

itu halal , tetapi dibenci Allah seperti pengamen.

3). Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah,

warisan, wasiat, dll.

4). Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam

peperangan (ghoniyah).

Binatang yang berkehidupan didarat, ada yang halal dan ada pula yang haram.

Binatang yang halal diantaranya : Unta,Sapi,Kerbau, Kambing, Kuda, Ayam,

(8)

D.

Jenis-jenis Makanan Haram

Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis:

1. Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut

memang sudah haram, seperti :

A. Bangkai

Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar‟iy

dan juga bukan hasil perburuan.

Allah -Subhanahu wa Ta‟ala- menyatakan dalam firman-Nya:

ا َ َ اُ َ يِطَل َ اُ َ ِ َ َلُ ْ َ اُةَ ُقْ َ ْ َ اُ َ ِلَ ْلُ ْ َ اِ ِ اِ ََاِ ْيَغِ اَلِهُ ا َ َ اِ ِ ْلِ ْ اُ ْ َ َ اُاَ َ اُ َلْيَ ْ اُ ُيْيَ َعا ْ َ ِ ُح اْ ُلْيَ َ ا َ ا َ ِ اُ ُ َل اَلَ َ

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,

yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu

menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3)

Dan juga dalam firmannya:

اٌ ْلِ َ اُ َ ِ َ اِ ْيَ َعاِ ََاُ ْا اِ َ ْ ُ اْ َ ا َ ِ ا ُ ُ ْ َ اَ َ

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu

kefasikan”. (QS. Al-An‟am: 121)

Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:

1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.

2. Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.

3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.

4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.

5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.

6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.

7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.

8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca

(9)

9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini

berdasarkan hadits Abu Waqid secara marfu‟:

اٌ َلْيَ اَ ُ َ ا ٌ َيَحاَ ِهَ اِ َ ْيِ َ ْ ا َ ِ اَ ِطُقا َ

“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka potongan itu adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzy dan

dishohihkan olehnya)

Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:

1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua

hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.

2. Belalang. Berdasarkan hadits Ibnu „Umar secara marfu‟:

اِا َلَلْيَ ْ ا َ َ َ ا ِا َ َ َ اِا َلَلْيَ ا َلَ اَلِحُ : اُ َ َ ْ َ اُ َ َل َ , اِا َ َ ا َ َ َ : اُا َ ِط َ اُ ِ َيْ َ

Nasa`iy, bahwa Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- bersabda:

اِ ِ ُ اُة َ َ اِ ْيِلَ ْ اُة َ َ

“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.

Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam

perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.

B. Darah

Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah

Al-An‟am ayat 145:

ا ًح ُ ْلَ ا ً َ اْ َ “Atau darah yang mengalir”.

Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu

„Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam

(10)

C. Daging babi

Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang

diinginkan dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya

termasuk lemaknya.

D. Khamar

Allah -Subhanahu wa Ta‟ala- berfirman:

اَا ُ ِ ْ ُ اْ ُيَ َ َ اُو ُ ِلَلْا َ اِا َطْيَل اِلَ َعا ْ ِ اٌ ْاِ اُا َ ْ َ ْا َ اُا َ ْ َ ْا َ اُ ِلْيَ ْ َ اُ ْ َ ْ ا َ َ ِ ا ُلَ َ ا َ ِ َ ا َ ُ َ َ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan.”. (QS. Al-Ma`idah: 90

Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma-

secara marfu‟:

dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- secara

marfu‟:

اٌا َ َحاٍ ْ َ اُلُ َ ا ٌا َ َحاٍ ِيْلُ اُلُ

“Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram”.

Dikiaskan dengannya semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan

hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya.

E. Semua hewan buas yang bertaring

Sahabat Abu Tsa‟labah Al-Khusyany -radhiallahu „anhu- berkata:

اِا َ ِل اَ ِ اٍا َ اْ ِ اِلُ ا ْ َعا َ َ ا ا ا ي عاَا اَاا ا اَاَ

“Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- melarang dari (mengkonsumsi) semua hewan buas yang bertaring”. (HR. Al-Bukhary dan

Muslim)

Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buas

yang bertaring maka memakannya adalah haram”.

Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang bertaring dan

menggunakan taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan

(11)

Jumhur ulama berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan

hadits-hadits lain yang semakna dengannya.

F. Semua burung yang memiliki cakar

Yang diinginkan dengannya adalah semua burung yang memiliki cakar

yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur

ulama dari kalangan Imam Empat -kecuali Imam Malik- dan selainnya menyatakan

pengharamannya berdasarkan hadits Ibnu „Abbas -radhiallahu „anhuma-:

اِ ْيَط ا َ ِ اٍ َ ْ َ اْ ِ اُلُ َ ا ِا َ ِل اَ ِ اٍا َ اْ ِ اِلُ ا ْ َعا َ َ

“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua burung yang memiliki cakar”. (HR. Muslim)

G. Jallalah

Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik

berupa onta, sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda,

angsa (yang memakan feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Lihat

Nailul Author (8/128).

Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad -dalam

satu riwayat- dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafi‟iyah, mereka

berdalilkan dengan hadits Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- beliau berkata:

َ ِ َ ْ َ َ اِ َ َاَ ْ اِلْ َ ا ْ َعا ا ا ي عاَا اَاا ا ا َ َ

“Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- melarang dari memakan al-jallalah dan dari meminum susunya (HR. Imam Lima kecuali An-Nasa`iy (3787))

Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah:

1. Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang

diharamkan, akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan

makanannya adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga

semua hewan air pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air

adalah halal dimakan.

2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari feses

(12)

H. Keledai jinak (bukan yang liar)

Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian

riwayat darinya. Dari Anas bin Malik -radhiallahu „anhu, bahwasanya Rasulullah

-Shallallahu „alaihi wasallam- bersabda:

اِ َيِ ْهَ ْا اِ ُ ُ ْ ِاِاْ ُ ُ ا ْ َعاْ ُ َيَ ْلَ ا ا اَاَاِ , اٌ ْاِ ا َ َ ِ َ

“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian untuk memakan daging-daging keledai yang jinak, karena dia adalah najis”. (HR. Al-Bukhary dan

Muslim)

Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir -radhiallahu „anhu-

berkata:

اْ ِ ْهَ ْا اِ َ ِ ْ اِ َعا ا ا ي عاَا ا ل ا َ َ َ َ ا اِ ْحَ ْ اَ ُ ُحَ اَلْيَ ْ َ اٍ َ ْيَ ا َ َ َ ا َلْ َ َ

“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi

-Shallallahu „alaihi wasallam- melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)

Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu „Abdil Barr

menyatakan, “Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang

pengharamannya”. Lihat Al-Mughny beserta Asy-Syarhul Kabir (11/65). [Al-Bada`i' (5/37), Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni' (3/525), dan Al-Bidayah

(1/344].

I. Kuda

Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat

perang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr -radhiallahu

„anhuma-:

اُو َلْ َ َ َ ا ا ا ي عاَا اَاا ا اِ ْ َعا َ َعا ًاَ َ ا َ ْ َ َ

“Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- lalu kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi -Shallallahu

„alaihi wasallam-.

Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi‟iyyah, Al

-Hanabilah, salah satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan

(13)

J. Anjing

Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang

menunjukkan hal ini

adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu

pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- bahwa

beliau bersabda:

اُ َلَ َ اَاَ َحا ً ْيَ اَاَ َحا َ ِ اَاَاِ

“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya [12]“.

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

1). Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

2). Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,

3). Mendapat perlindungan dari Allah SWT,

4). Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,

5). Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,

6). Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

7). Manusia dapat bertahan hidup di dunia sampai batas yang di tentukan Allah

SWT.

8). Manusia dapat mencapai ridha Allah SWT. dalam hidup karena dapat memilih

jenis makanan maupun minuman yang baik sesuai petunjuk Allah SWT.

9). Manusia dapat memiliki akhlak karimah karena makanan dan minuman yang

halal memengaruhi watak dan perangai manusia menjadi seperti sabar, tenang, dan

qanaah.

10). Manusia dapat terhindar dari akhlak mazmumah karena tidak mengkomsumsi

makanan dan minuman yang haram. Makanan dan minuman yang haram akan

mempengaruhi sikap mental menjadi tidak terpuji seperti mudah marah, kasar

(14)

E.

Dampak Negatif Mengkomsumsi Makanan Haram

Dampak negatifnya adalah :

A). Merusak Jiwa

B). Berbahaya Dan Merusak Hak Orang Lain

C). Memubazirkan Dan Membahayakan Kesehatan

D). Menimbulkan Permusuhan Dan Kebencian

E). Menghalangi Mengingat Allah

F.

Sebab-Sebab Haramnya Makanan

Sebab-sebab pokok haramnya makanan ada lima: 1.Sebab ada nash al-quran atau al-hadist

2.sebab disusuruh membunuhnya

3.sebab dilarang membunuhnya,seperti kodok(katak)

4.sebab keji (kotor menjijikan)

(15)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pengertian Halal

Kata halal berasal dari bahasa Arab (ﻞﻼﺣ)yang berarti disahkan,diizinkan,dan diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia

ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu

yang terdapat dalam Al Qur‟an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad

SAW.

Pengertian Haram

Kata haram berasal dari bahasa Arab (ݦݛﺣ)yang berarti larangan (dilarang oleh

Referensi

Dokumen terkait

Dibawah bimbingan guru, peserta didik mengajukan pertanyaan tentang manfaat mengonsumsi makanan/minuman yang halal dan bahaya mengonsumsi jenis makanan yang diharamkan...

Allah SWT telah memerintahkan manusia supaya mengkonsumsi makanan dan minuman yang baik, Sebaliknyya manusia diharuskan menjauhi makanan dan minuman yang haram. Makanan yang

Apabila kita melakukan perbuatan haram atau dosa, maka membuat hati kita jadi hitam, sehingga hati kita jadi keras, mati, sehingga cahaya dari Allah tidak bisa masuk ke dalam

(Riwayat al-Tirmizi, al-Baihaqi dan Ibn Majah) Secara khusus, makanan halal merujuk kepada, "Makanan apa pun yang bukan dari atau tidak mengandungi bahagian haiwan yang

Makanan yang baik ddan halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syari’at untuk dikonsumsi kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW,

Syarat dan Rukun Penyembelihan Menurut Madzhab Syafi’i No Rukun Syarat Hukum Menurut Madzhab Syafii 1 Hewan yang disembelih Hewan Halal Wajib 2 Hewan harus hidup Wajib 3

MAKANAN HALAL DI LIHAT DARI KETENTUAN: • Wujud dan jenisnya halal • Cara mendapatkannya halal • Proses mengolahnya halal • Tidak kotor dan menjijikkan • Tidak mendatangkan

Rencana Operasional serta DPA tahun lalu DPA dan SPD yang Berlaku Segala bentuk bukti pembayaran sah sesuai ketentuan yang berlaku amprah dan kwitansi Beban kerja Intruksi pimpinan